• Tidak ada hasil yang ditemukan

Triterpenoid Dari Ekstrak Kulit Batang Aglaia Eximia (Meliaceae).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Triterpenoid Dari Ekstrak Kulit Batang Aglaia Eximia (Meliaceae)."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

TRITERPENOID DARI EKSTRAK KULIT BATANG AGLAIA EXIMIA (MELIACEAE) Mayshah Purnamasari, Julinton Sianturi, Desi Harneti, Unang Supratman*

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363, Sumedang, Indonesia

*email:u_supratman@unpad.ac.id Abstrak

Dua triterpenoid, damar-24-en-3α ,20,25-triol (1) dan damar-23-en-3α ,20-diol (2) telah diisolasi dari ekstrak metanol kulit batang Aglaia eximia (Meliaceae). Struktur kimia senyawa 1-2 diidentifikasi berdasarkan data spektroskopi (IR, NMR (1D dan 2D) dan MS) dan perbandingan data spektrum yang diperoleh sebelumnya.

Kata kunci: Aglaia eximia, Meliaceae, damar-23-en-3α ,20,25-triol dan damar-24-en-3α ,20-diol.

Abstract:

Two triterpenoids, dammar-24-ene-3α ,20,25-triol (1) and dammar-23-ene-3α ,20-diol (2) structures of compounds 1-2 were identified based on spectroscopes data (UV, IR, NMR (1D and 2D) and MS) and comparison with those previously reported.

Keyword: Aglaia eximia, Meliaceae, dammar-23-ene-3α ,20,25-triol and dammar-24-ene-3α ,20-diol

PENDAHULUAN

Genus Aglaia merupakan genus terbesar dari famili Meliaceae, dengan jumlah lebih dari 130 spesies (Su et al., 2006). Kandungan metabolit sekunder terbanyak pada tumbuhan ini adalah senyawa triterpenoid (Joycharat et al., 2010; Zhang et al., 2010), flavaglin (Engelmeier et al., 2000; Kim et al., 2006a; Chaidir et al., 1999), bisamida (Saifah et al., 1999; Kim, et al., 2006b), steroids (Rivero-Crus et al., 2004; Mohamad et al., 1999), limonoid (Fuzzati et al., 1996),

sesquiterpen (Joycharat et al., 2010), lignan (Brader et al., 1998), dan flavonoid (Nugroho

et al., 1999).

Secara khusus, senyawa triterpenoid yang telah diisolasi dari genus Aglaia mempunyai aktivitas biologis yang menarik, salah satunya adalah sitotoksik (Awang et al., 2012; Harneti et al., 2014). Dari skrining awal pengujian sitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388 pada ekstrak metanol kulit batang Aglaia eximia diperoleh nilai IC50 40 µg/mL (Harneti et al., 2014). Aglaia eximia secara etnobotani digunakan sebagai penurun demam, pelembab paru, dan dapat mengobati penyak kulit (Heyne, 1987). Pada penelitian berkelanjutan ini, kami mengisolasi senyawa triterpenoid, yaitu damar-24-en-3α ,20,25-triol (1) dan damar-23-en-3α ,20-diol (2) dari

ekstrak kulit batang Aglaia eximia yang mempunyai aktivtas sitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388.

Gambar 1. Struktur kimia yaitu damar-24-en-3α ,20,25-triol (1) dan damar-23-en-3α ,20-diol (2)

BAHAN DAN METODE

Bahan Tumbuhan

(2)

Bahan Kimia

Bahan kimia yang digunakan terdiri dari berbagai jenis pelarut teknis (didestilasi ulang) seperti; n-heksana, eti asetat, metanol, aseton, dan pro-analis seperti; diklorometan dan kloroform. Silika GF254 untuk KLT (kromatografi lapis tipis), Silika G60 (10-40

µm) dan luas permukaan (500 m2

/g) untuk Kromatografi cair vakum dan silika G60 (70-230 dan (70-230-400 mesh) untuk kromatografi kolom terbuka, serta pereaksi penampak noda H2SO410% dalam etanol.

Peralatan

Peralatan yang digunakan meliputi alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia organik, maserator, rotary evaporator R-200 Buchi dengan pompa vakum Vac V-500 Buchi dan penangas air B-490 Buchi, kolom kromatografi terbuka berbagai ukuran, lampu UV Vilbert Luomart (λ 254 nm dan λ 365 nm), spektrofotometer FTIR Spectrum One Perkin Elmer, Spektrometer Nuclear Magnetic Resonance (NMR) JEOL JNM ECA-500 dengan TMS sebagai standard, spektrum massa dicatat menggunakan HR-ESI-TOFMS.

Ekstraksi dan Isolasi

Sebanyak 30 g ekstrak metanol kulit batang A. eximia dipisahkan dengan kromatografi vakum cair (KVC) fase diam silika gel G60 sistem gradien 10% dengan diklorometan (MTC): metanol dihasilkan 11 fraksi (A-K). Semua fraksi dianalisi dengan KLT menggunakan eluen MTC: metanol (8:2). Fraksi D dipisahkan dengan kolom kromatografi (KK) fasa diam silika gel G60 (70-230 mesh) sistem isokratik dengan diklorometan: metanol (9:1) dihasilkan 71 fraksi, yang digabungkan berdasarkan hasil KLT (D1-D9). Fraksi D1 dipisahkan dengan KK fasa diam silika gel G60 (70-230 mesh) sistem isokratik menggunakan n-heksana: etil asetat (9:1) dihasilkan 54 fraksi, yang digabungkan berdasarkan hasil KLT (D1A-D1D). Fraksi D1A dipisahkan dengan KK fasa diam silika gel G60 (70-230 mesh) sistem gradien 2,5% menggunakan n-heksana: etil asetat (10:0-5:5) dihasilkan 21 fraksi, yang digabungkan berdasarkan hasil KLT (D1A1-D1A8). Fraksi D1A6 dipisahkan dengan KK fasa diam silika gel G60(70-230 mesh) sistem

gradien 1% menggunakan

n-heksana:aseton (10:0- 8:2) dihasilkan 21 fraksi, yang digabungkan berdasarkan hasil KLT (D1A6A-D1A6D). Fraksi D1A6C dipisahkan dengan KK fasa diam silika gel G60 (70-230 mesh) sistem gradien 2% menggunakan n-heksana: etil asetat (10:0-7:3) dihasilkan 21 fraksi, diperoleh senyawa murni dari fraksi D1A6C6 (senyawa 1 (5 mg)). Fraksi D1B dipisahkan dengan KK fasa diam silika gel G60 (70-230 mesh) sistem isokratik menggunakan n-heksana: etil asetat ((9:1) dihasilkan 140 fraksi yang digabungkan berdasarkan hasil KLT (D1B1-D1B6). Fraksi D1B3 dimurnikan menggunakan KLT preparatif dengan n-heksana: etil asetat (8:2) dan diperoleh senyawa 2 (15 mg).

HASIL DAN PEMBAHASAN

(3)

bahwa rantai samping dari triterpenoid terikat pada C-17. Berdasarkan perbandingan data spektra yang diperoleh dengan data literatur (Pakhathirathien et al., 2005), maka senyawa 1 diidentifikasi sebagai damar-23-en-3α ,20,25-triol.

Gambar 1. Korelasi HMBC senyawa 1

Tabel 1 . Data NMR senyawa 1 dan 2 dalam CDCl3 Posisi

C

Senyawa 1 Senyawa 2

13C-NMR

δ C(ppm)

1

H-NMRδ H(ppm) (Σ H, m, J)

13C-NMR

δ C(ppm)

1

H-NMRδ H(ppm) (Σ H, m, J)

1 33,8 1,25 (1H, m); 1,43 (1H, m) 33,8 1,25 (1H, m); 1,44 (1H, m)

2 24,9 1,73 (1H, m); 1,94 (1H, m) 24,9 1,53 (1H, m); 1,94 (1H, m)

3 76,4 3,39 (1H, t; 3,25) 76,4 3,39 (1H, t, 2,6)

4 37,8 - 37,8

-5 49,7 1,25(1H, m) 49,7 1,25(1H, m)

6 18,4 1,43 (2H, m) 18,4 1,44 (2H, m)

7 35,3 1,56 (2H, m) 35,3 1,53 (2H, m)

8 40,7 40,76

-9 50,6 1,43 (1H, m) 49,9 1,44 (1H, m)

10 37,4 - 37,4

-11 21,5 1,56 (2H,m) 21,5 1,56 (2H, m)

12 25,5 1,56 (1H, m); 1,94 (1H, m) 25,54 1,56 (H, m), 1,94 (1H, m)

13 42,5 1,56 (1H, m) 42,4 1,56 (1H, m)

14 40,7 50,3

-15 31,2 1,05 (2H,m); 31,3 1,25 (2H,m)

16 27,7 1,84 (2H, m); 27,7 1,76 (2H, m)

17 50,0 1,73 (1H,m); 50,6 1,76 (2H,m)

18 15,7 0,96 (3H,s) 15,6 0,95 (3H,s)

19 16,2 0,85 (3H,s) 16,2 0,85 (3H,s)

20 75,2 - 75,6

-21 25,9 1,14 (3H, s) 25,5 1,13 (3H, s)

22 43,6 2,19 (2H,m) 40,71 1,44 (2H,m)

23 122,5 5,69 (1H,m) 22,7 2,03 (2H, dd, 7,1; 14,9)

24 142,1 5,69 (1H,m) 124,9 5,11 (1H, t, 7,1)

25 70,9 - 131,7

-26 30,0 1,32 (3H, s) 25,9 1,68 (3H, s)

27 30,1 1,32 (3H,s) 17,8 1,61 (3H,s)

28 28,4 0,93 (3H, s) 28,5 0,93 (3H, s)

29 22,2 0,83 (3H, s) 22,2 0,83 (3H,s)

30 16,7 0,85 (3H, s) 16,7 0,88 (3H, s)

*Pengukuran dilakukan pada 500 MHz untuk1H dan 125 MHz untuk13C.

Senyawa 2: diperoleh sebagai kristal tidak berwarna. Spektrum HR-ESI-TOFMS (Ion positif) m/z 445,0527 [M-H]+ (sesuai dengan rumus molekul C30H52O2) dan NMR (Tabel 1) dengan derajat ketidakjenuhan (DBE) sebanyak 5. Spektrum IR senyawa 2 mempunyai pola yang sama seperti senyawa 1. Spektrum 13C-NMR dari senyawa 2 menunjukkan kehadiran 30 signal karbon, dengan 1 sampai 21 dan 28 sampai

(4)

1986), maka senyawa 2 diidentifikasi sebagai damar-24-en-3α ,20-diol.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ekstrak metanol kulit batang A. eximia diperoleh dua senyawa golongan triterpenoid yaitu dammar-23-ene-3α ,20,25-triol and dammar-24-ene-3α ,20-diol

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang telah memberikan beasiswa melalui program Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negri (BPP-DN) 2013, Staf Herbarium Bogoriense, Bogor yang membantu dalam determinasi tumbuhan, Sofa Fajriah, M.Si dan Ahmad Dermawan, M.Si, staf Pusat Penelitian Kimia, LIPI serpong yang telah membantu dalam pengukuran spektra NMR. Staf Laboratorium Pusat Pelayanan Basic Sains Universitas Padjadjaran yang telah membantu dalam pengukuran MS.

DAFTAR PUSTAKA

Awang, K., Loong, X., Leong, K, H., Supratman, U., Litaudon, M., Mukhtar, M. R., Mohamad, K. 2012. Fitoterapia. 83. 1391-1395.

Bianchini, J.P., Gaydou, E. M., Rafaralahitsimba, G., Waegell, B. and Zahra, J.P. 1988. Phytochemistry. 27. 2301-2304.

Brader, G., Vajrodaya, S., Greger, H.; Bacher, M.,Halchhauser, H., Hofer, O. 1998. J. Nat. Prod. 61. 1482-1490.

Chaidir, J. Hiort, B. N., Bohnenstengel, F., Wray, V., Witte, L., Hung, P., Proksch, P. 1999. Phytochemistry. 52. 837-842. Engelmeier, D., Hadacek, F., Pacher, T.,

Vajrodaya, S., Greger, H.2000. J. Agric. Food Chem. 48. 1400-1404.

Fuzzati, N., Dyatmiko, W., Rahman, A., Achmad, F., Hostettmann, K. 1996. Phytochemistry. 42. 1395–1398.

Harneti, D., Supriadin, A., Ulfah, M., Safari, A., Supratman, U., Awang, K., Hayashi, H. 2014. Phytochemistry. 8. 28-31. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna

Indonesia. Penerjemah: Badan Litbang Kehutanan. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan

Joycharat, N., Plodpai, P., Panthong, K.,

Yingyongnarongkul,

B.,

Voravuthikunchai, S. P.

2010.Can. J. Chem. 88. 937-944.

Kim, S., Chin, Y., Su, B., Riswan, S., Kardono, L. B., Afriastini, J. J., Chai, H., Farnsworth, N. R., Cordell, G. A., Swanson, S. M., Kinghorn, A. D. 2006. J. Nat. Prod. 69. 1769-1775.

Kim, S.,

Salim, A. A., Swanson, S. M., Kinghorn, A. D.

2006.

Anti-cancer Agents Med. Chem. 6

.

319-345.

Mohamad, K., Sevenet, T., Dumontet, V., Pais, M., Van Tri, M., Hadi, H., Awang, K., Martin, M. 1999. Phytochemistry. 51. 1031-1037

Nugroho, B., Edrada, R., Wray, V., Witte, L., Bringmann, G., Gehling, M., & Proksch, P. 1999. Phytochemistry. 51. 367-376.

Pakhathirathien, C., Karalai, C., Ponglimanony, C., Subhadhirasakul, S., Chantrapromma, K., 2005. J. Nat. Prod. 68. 1787-1789

Rivero-Cruz, J. F., Chai, H. B., Kardono, L. B. S., Setyowati, F. M., Afriastini, J. J., Riswan, S., Farnsworth, N. R., Cordell, G. A., Pezzuto, J. M., Swanson, S. M., Kinghorn, A. D. 2004. J. Nat. Prod. 67. 343–347

Saifah, E., Suttisri, R., Shamsub, S., Pengsuparp, T., & Lipipun, V. 1999 Phytochemistry. 52. 1085-1088.

Gambar

Gambar 1. Korelasi HMBC senyawa 1

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk melihat adanya perbedaan tingkat kelekatan mahasiswa yang ditinjau dari jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan serta

Hal ini ditunjukkan dengan : (1) hasil validasi modul oleh validator modul (dosen/pengajar kompetensi keahlian mesin CNC), diperoleh prosentase rata-rata sebesar 94,870.%

Teori-teori yang ada dalam arsitektur dapat juga dipahami dari sisi ilmu pengetahuan normatif, ini karena sebagian besar teori yang ada diarahkan pada penerapan proses

Tambahan Lembaran  Negara Republik Indonesia Nomor  5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah  Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan

Berdasarkan hasil amatan pada jurnal refleksi dosen maupun jurnal refleksi guru maka penerapan pembelajaran kolaboratif pada mata pelajaran matematika di SMKN 1

Pasal ini meyebutkan semua jenis limbah MARPOL 73/78 yang harus dilengkapi RF, dan membolehkan pelabuhan untuk memilih jenis limbah yang akan dikelola... Kriteria Pelabuhan RF

PESERTA NAMA ALAMAT SEKOLAH MATA PELAJARAN NAMA KELAS TANGGAL PLPG LOKASI PLPG 681 Kota Tasikmalaya 13026802010239 TRIANA DESANTY TK.. Kaliurang Km 6, Sambisari, Condongcatur,

Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan [5].Sedangkan dalam buku yang berbeda