• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus di SMK N 1 Depok.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus di SMK N 1 Depok."

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

xi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus Di SMK N 1 Depok

FX. Eka Wahyu Wibawa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (2) hubungan faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (3) hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (4) hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMK Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Populasi adalah siswa-siswi SMK Negeri 1 Depok yang berjumlah 793 siswa. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XII SMK N 1 Depok yang berjumlah 240 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2009. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan korelasi product moment dan korelasi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung = 0,459 > rtabel l = 0,143), (2) ada hubungan yang positif dan

signifikan antara hubungan faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung = 0,395 > rtabel = 0,143), (3) tidak ada hubungan

antara hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung = -0,039 < rtabel = 0,143), dan (4) ada hubungan yang positif dan

signifikan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung = 0,488 > rtabel =

(2)

xii ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION,

ENVIRONMENTAL FACTOR AND LEARNING ACHIEVEMENT WITH INTEREST TO COMMIT TO HIGHER EDUCATION

A Case Study at SMKN 1 Depok FX Eka Wahyu Wibawa Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This study aimed to know: (1) relationship between learning motivation and interest to commit to Higher Education, (2) relationship between environmental factor and interest to commit to Higher Education, (3) relationship between learning achievement and interest to commit to Higher Education, and (4) relationship between learning motivation, Environmental Factor and Learning Achievement With Interest to Commit to Higher Education.

It was a case study research at SMKN 1 Depok, Sleman Yogyakarta period 2008/2009. Population was students of SMKN 1 Depok amounted 793 students. Sample of the study was students of SMKN 1 Depok grade twelve ammounted 240 students. This research was held starting from March to April 2009. Gathering sample of the research was done by using purposive sampling method. Technique of data analysis in this research used product-moment correlation and multiple linier correlation.

Result of the study indicated that (1) there was positive, significant relationship between learning motivation and interest to commit to higher education (rtest =0.459 > r statistic = 0.143), (2) there was positive, significant

relationship between environmental factor and interest to commit to higher education (rtest =0.395 > r statistic = 0.143), (3) there was no relationship between

learning achievement and interest to commit to higher education (rtest = -0.039 < r statistic = 0.143), and (4) there was positive, significant relationship between

(3)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus Di SMK N 1 Depok SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

FX. EKA WAHYU WIBAWA 051334046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus Di SMK N 1 Depok SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

FX. EKA WAHYU WIBAWA 051334046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1.

Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya

2.

Kakek Darmo Suwito dan Alm. Nenek Darmo Suwito

tersayang yang selalu memberi dukungan dan doa

3.

Bapak Y. Pariyo Hadi Sayogo dan Ibu Pia Sri Istiyati tersayang

yang selalu memberi dukungan dan doa

4.

Adik ku tersayang Fransisca Yuni Kurnia Sari

5.

Kekasih tercinta Dik Ertyn yang selalu memberi dukungan dan

(8)

v MOTTO

“Jangan menyesali kegagalan yang sudah terjadi karena Tuhan

Yesus merencanakan keberhasilan lain yang lebih baik bagi

Umat-Nya.”

“Tuhan Yesus akan selalu memberi jalan dan kemudahan bagi

semua umat-Nya yang mau berusaha, sabar, dan berserah diri

kepada-Nya.”

“Bercita-cita tanpa berusaha tidak akan membuahkan

keberhasilan, berusaha dengan berdoa akan membuahkan

(9)
(10)
(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “HUBUNGAN

ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

ix

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

5. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. Selaku Dosen Penguji, yang telah menguji,memberikan masukan, dan mengoreksi skripsi ini. 6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas semua pelayanan dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

8. Bapak Drs. Muhammad Efendi, M.M. selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Depok yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Y. Pariyo H.S dan Ibu Pia Sri Istiyati tersayang, Adik ku tersayang Siska, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis.

10.Buat Pacar tersayang Ertyn yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan, serta semangat kepada penulis.

(13)

x

Febran, Yansen, Yanto, Itok, Budiman, Robert, Merry, Boim, Wulan, Mas Bangkit, Singgih, Mas Filip, Ferry, Arnon, Titex, Candra, Leni, Kurnia, Vivi, Eka Fansiska, Yuni, Siska, Era, Vita, Ida, Selly, Lely, Mita, Luci, Santy, Niken, Rini). Terima kasih atas bantuannya selama ini.

12.Sahabat-sahabat (Mas Bege, Lek Taryono, Mas Wahyu, Mas Cecep, Saloko, Momo, Jojok). Terima kasih atas motivasinya selama ini.

13.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 20 Agustus 2009

(14)

xi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus Di SMK N 1 Depok

FX. Eka Wahyu Wibawa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (2) hubungan faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (3) hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (4) hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMK Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Populasi adalah siswa-siswi SMK Negeri 1 Depok yang berjumlah 793 siswa. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XII SMK N 1 Depok yang berjumlah 240 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2009. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan korelasi product moment dan korelasi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung = 0,459 > rtabel l = 0,143), (2) ada hubungan yang positif dan

signifikan antara hubungan faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung = 0,395 > rtabel = 0,143), (3) tidak ada hubungan

antara hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung = -0,039 < rtabel = 0,143), dan (4) ada hubungan yang positif dan

signifikan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung = 0,488 > rtabel =

(15)

xii ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION,

ENVIRONMENTAL FACTOR AND LEARNING ACHIEVEMENT WITH INTEREST TO COMMIT TO HIGHER EDUCATION

A Case Study at SMKN 1 Depok FX Eka Wahyu Wibawa Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This study aimed to know: (1) relationship between learning motivation and interest to commit to Higher Education, (2) relationship between environmental factor and interest to commit to Higher Education, (3) relationship between learning achievement and interest to commit to Higher Education, and (4) relationship between learning motivation, Environmental Factor and Learning Achievement With Interest to Commit to Higher Education.

It was a case study research at SMKN 1 Depok, Sleman Yogyakarta period 2008/2009. Population was students of SMKN 1 Depok amounted 793 students. Sample of the study was students of SMKN 1 Depok grade twelve ammounted 240 students. This research was held starting from March to April 2009. Gathering sample of the research was done by using purposive sampling method. Technique of data analysis in this research used product-moment correlation and multiple linier correlation.

Result of the study indicated that (1) there was positive, significant relationship between learning motivation and interest to commit to higher education (rtest =0.459 > r statistic = 0.143), (2) there was positive, significant

relationship between environmental factor and interest to commit to higher education (rtest =0.395 > r statistic = 0.143), (3) there was no relationship between

learning achievement and interest to commit to higher education (rtest = -0.039 < r statistic = 0.143), and (4) there was positive, significant relationship between

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Batasan Masalah ... 2

C.Masalah Penelitian... 3

D.Tujuan Penelitian ... 3

(17)

xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi ... 5

B. Lingkungan Belajar ... 9

C. Prestasi Belajar ... 16

D. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 17

E. Kerangka Berpikir ... 19

F. Model Penelitian ... 24

G. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 26

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 26

D.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 27

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G.Teknik Pengujian Instrumen ... 33

H.Teknik Analisis Deskriptif ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A.Gambaran Umum Sekolah ... 47

B.Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan SMK N 1 Depok ... 50

C.Organisasi Sekolah SMK N 1 Depok... 51

(18)

xv

E. Sumber Daya Manusia SMK N 1 Depok ... 54

F. Siswa SMK N 1 Depok ... 56

G.Proses Belajar SMK N 1 Depok... 57

H.Fasilitas Pendidikan ... 58

I. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah... 59

J. Hubungan antara SMK N 1 Depok Dengan Instansi Lain ... 60

K.Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan... 62

BAB V DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 64

B.Pengujian Prasyarat Analisis ... 68

C.Pengujian Hipotesis ... 72

D.Pembahasan ... 83

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A.Kesimpulan ... 89

B.Keterbatasan penelitian ... 90

C.Saran ... 90

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Motivasi ... 28

Tabel 3.2 Operasionalisasi Faktor Lingkungan Belajar ... 29

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 30

Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... ... 35

Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar ... 35

Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Uji Coba Validitas Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 36

Tabel 3.7 Tingkat keterhandalan variabel penelitian ... 38

Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 39

Tabel 3.9 Koefisien tingkat hubungan antar variabel ... 43

Tabel 3.10 Koefisien tingkat hubungan antar variabel ... 45

Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah ... 54

Tabel 4.2

Data Siswa-Siswi SMK N 1 Depok Yogyakarta ... 56

Tabel 5.1 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa ... 64

Tabel 5.2 Deskripsi Lingkungan Belajar ... 65

Tabel 5.3 Deskripsi Prestasi Belajar ... 66

Tabel 5.4 Deskripsi Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 67

Tabel 5.5 Rangkuman Uji Normalitas... 68

Tabel 5.6 Tabel Uji Normalitas... 68

(20)

xvii

Tabel 5.8 Rangkuman Uji Linieritas Variabel Faktor Lingkungan Belajar ... 70

Tabel 5.9 Rangkuman Uji Linieritas Variabel Prestasi Belajar ... 70

Tabel 5.10 Rangkuman Hasil Uji Linieritas... 71

Tabel 5.11 Rangkuman Uji Hipotesis I dengan Menggunakan Korelasi Product Moment... 73

Tabel 5.12 Rangkuman Perhitungan thitung Hipotesis I ... 75

Tabel 5.13 Rangkuman Perhitungan thitung Hipotesis II ... 77

Tabel 5.14 Rangkuman Perhitungan thitung Hipotesis III... 79

Tabel 5.15 Rangkuman UjiHipotesis IV dengan Menggunakan Korelasi Ganda... 80

Tabel 5.16 Rangkuman Perhitungan Fhitung Hipotesis IV... 81

(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan kehidupan yang lebih baik. Oleh sebab itu, banyak sekali orang yang ingin memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Banyak yang berkeyakinan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka derajat atau status sosialnya juga semakin baik. Selain itu, pada bidang-bidang yang menuntut profesionalitas membutuhkan orang yang berpendidikan yang tinggi untuk jenis pekerjaan tertentu. Jadi orang yang berpendidikan tinggi akan lebih berpeluang untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan penghasilan yang tinggi. Oleh karena itu, banyak orang yang lebih berminat untuk melanjutkan belajar ke perguruan tinggi, tidak terkecuali bagi para lulusan dari SMK.

Dalam penelitian ini penulis bermaksud menyelidiki minat siswa SMK N 1 Depok melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini menarik untuk diteliti karena lulusan SMK N 1 Depok sebagian besar melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan tujuan pendidikan SMK yaitu mendidik Sumber Daya Manusia yang memiliki etos kerja bukan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(24)

siswa yang bermotivasi rendah, juga akan mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang rendah.

Faktor lingkungan belajar adalah semua keadaan yang melingkupi kehidupan siswa yang memberi pengaruh pada perkembangan individu. Dengan pengaruh lingkungan belajar yang mendukung akan mendorong pencapaian prestasi yang semakin baik pula. Di dalam sebuah lingkungan belajar yang sebagian besar masyarakatnya adalah orang yang terpelajar, maka akan mempengaruhi sebagian kecil masyarakat di lingkungan tersebut. Dengan keadaan lingkungan belajar yang sebagian besar berpendidikan tinggi akan memacu siswa tidak puas dengan pendidikan yang ditempuhnya terlebih dalam menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menandakan adanya pengaruh positif lingkungan belajar dan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berdasarkan uraian tersebut di atas penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor apa saja yang menimbulkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan studi kasus di SMK N 1 Depok dengan judul “Hubungan antara Motivasi Belajar, Faktor Lingkungan Belajar, dan Prestasi Belajar Dengan Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi”.

B. Batasan masalah

(25)

faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat, seperti status sosial ekonomi orang tua, persepsi siswa, dan pengalaman tidak termasuk dalam penelitian ini.

C. Masalah penelitian

1. Apakah motivasi belajar mempunyai hubungan positif dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?

2. Apakah faktor lingkungan belajar mempunyai hubungan positif dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?

3. Apakah prestasi belajar mempunyai hubungan positif dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?

4. Apakah motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar secara bersama sama mempunyai hubungan positif dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara prestasi

(26)

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif secara bersama-sama antara motivasi, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

2. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam membimbing siswa yang berminat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

3. Bagi Penulis

(27)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Motivasi

Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, dan mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan (Fudyartanta, 2002: 257). Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar (Esti, 2006: 329).

Menurut Winkel (987:93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu. Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia (Purwanto, 1992: 72).

Menurut Anita (1990:302), motivation is usually defined as something that energizes and directs behavior. Sedangkan menurut Santrock (2007:510) motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.

a. Macam-macam motivasi

(28)

1) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.

2) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.

Motivasi menurut Fudyartanta (2002 : 261) diklasifikasikan menjadi:

a) Motif Organis

Yang dimaksud dengan motif organis adalah motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan biologis-fisiologis; misalnya motif-motif makan, minum, seks, bergerak, istirahat.

b) Motif Obyektif

(29)

c) Motif Darurat

Yang dimaksud motif darurat adalah motif-motif yang timbul dalam keadaan darurat atau gawat, genting, kritis, dan memerlukan tindakan cepat. Misalnya: motif-motif melarikan diri, berteriak, melawan, dan sebagainya.

b. Fungsi motivasi

Motivasi menurut Fudyartanta (2002: 258-259) mempunyai fungsi:

1) Mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia, sering digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan pengorientasi tujuan.

2) Penyeleksi tingkah laku, sehingga tingkah laku manusia tidak membuyar, tanpa arah, tetapi terarah kepada tujuan yang terseleksi (terpilih), yang menyiapkan individu itu sendiri.

3) Memberi energi dan menahan tingkah laku, sebagai alasan atau predisposisi perbuatan, berarti menjadi tenaga dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadilah perbuatan yang nampak pada organisme, dan untuk mempertahankan, agar perbuatan itu atau minat berlangsung terus atau (lama).

c. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi

(30)

1. Cita-cita atau apresiasi belajar

Setiap manusia memiliki cita-cita atau apresiasi tertentu dalam hidupnya yang dikejar dan diperjuangkan. Oleh karena itu, cita-cita sangatlah mempengaruhi motivasi belajar.

2. Kemampuan belajar

Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga motivasi yang dimilikipun berbeda-beda juga.

3. Kondisi pembelajar

Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan psikologis. Kedua kondisi ini akan berpengaruh satu sama lain. 4. Kondisi lingkungan belajar

Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajar dan lingkungan sosial adalah lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.

d. Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar

Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Brown (Imron, 1996: 88) adalah sebagai berikut:

1. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh.

2. Tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan.

(31)

4. Ingin selalu bergabung dalam kelas. 5. Ingin identitas dirinya diakui orang lain.

6. Tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri. 7. Selalu mengingat pelajaran dan mengulangi pelajaran. 8. Selalu terkontrol oleh lingkungannya.

2. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah tempat anak-anak belajar, bertumbuh dan berkembang menuju kedewasaan, serta suasana belajar yang menyertai pertumbuhan dan perkembangan itu (Pakasi, 1985:24).

a. Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah tempat belajar siswa selain di sekolah. Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh (Syah, 1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

1) Cara mendidik

(32)

2) Suasana keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.

3) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. 4) Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

5) Latar belakang

(33)

ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

b. Lingkungan Sekolah

Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel, 1989:ix). Lingkungan sosial sekolah, seperti para guru, para staff administrasi, dan teman-teman sebaya dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa, (Syah, 1997:137).

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :

a. Interaksi guru dan murid.

(34)

b. Cara penyajian.

Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Hubungan antara murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.

d. Standar pelajaran di atas ukuran.

(35)

e. Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitasnya.

f. Kurikulum.

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan Gedung.

Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.

h. Waktu sekolah.

(36)

dipertanggung-jawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

j. Metode belajar.

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas rumah.

(37)

banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

c. Lingkungan Masyarakat

Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya, tetapi perlu di jaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa (Syah, 1997:137).

(38)

3. Prestasi Belajar

Prestasi merupakan bukti usaha yang dicapai (Winkel, 1989: 161). Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (tahun 1976:768) prestasi adalah hasil yang telah dicapai.

Winkel (1989:100) mendefinisikan prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Winkel (1991:39), juga menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan. Sunartana (1992), menyatakan bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu.

(39)

4. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Minat adalah salah satu kunci kemajuan dan keberhasilan seseorang. Minat adalah dorongan psikologis untuk menentukan suatu pilihan. Seseorang akan senang menjalani sesuatu apabila sudah berminat terlebih dahulu. Menurut Winkel (1991:30), minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Djaali, 2007: 121). Sedangkan menurut Slameto dalam Djaali (2007: 121), mengatakan minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiataan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Djaali, 2007:121). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976: 650), minat adalah perhatian; kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu; keinginan.

(40)

a. Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang lingkungannya bisa dikenal dengan pendidikan profesional.

b. Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan dapat berdiri dari satu atau lebih jurusan.

c. Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari satu atau lebih jurusan.

d. Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang pengetahuan, teknologi dan seni yang terdiri dari banyak fakultas dan jurusan.

(41)

B. Kerangka Berfikir

1. Hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Motivasi belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini karena motivasi belajar, akan memacu siswa untuk lebih giat belajar sehingga akan membawa pengaruh terhadap prestasinya. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan menampakkan minat yang tinggi dan perhatian yang penuh terhadap tugas–tugas belajar. Menurut Santrock (2007: 510), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah mereka akan menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindari dari kegiatan belajar. Jadi motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar, karena motivasi akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat.

(42)

arah (Esti, 2006: 329). Siswa akan bersungguh sungguh jika mempunyai suatu keinginan walaupun menghadapi berbagai rintangan.

Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau kegairahan terhadap sesuatu yang benar-benar diingini (Suhaimin, 2008: 2). Dengan adanya motivasi intrinsik atau dorongan dari dalam diri siswa yang tinggi untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi akan semakin menumbuhkan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Hubungan positif antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Lingkungan belajar sangat kuat dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan belajar siswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

(43)

Lingkungan sekolah yang mempunyai fasilitas yang lengkap akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal, sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa akan baik pula. Lingkungan sosial sekolah, seperti para guru, para staff administrasi, dan teman-teman sebaya dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa (Syah, 1997:137).

Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa (Syah, 1997:137). Siswa yang hidup di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya rajin dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk belajar.

Menurut Ewaldina (2000:19), dalam penelitiannya, menyatakan bahwa lingkungan belajar di keluarga dapat memberikan sumbangan positif terhadap prestasi belajar siswa, karena adanya dukungan orang tua dan penyediaan fasilitas belajar. Dalam penelitian tersebut juga dinyatakan bahwa lingkungan belajar di sekolah juga perpengaruh terhadap prestasi siswa, karena adanya penyediaan fasilitas belajar sekolah seperti buku-buku pelajaran, laboratorium, dan perpustakaan.

(44)

pendidikan yang lebih tinggi. Anggota masyarakat yang berpendidikan pasti juga akan memberikan bimbingan dan dorongan bagi anggota masyarakat lain termotivasi untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Dengan adanya dukungan lingkungan belajar yang mendukung akan mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar siswa nampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri, harapan, dan cita-citanya.

Menurut Roestiyah (1982:154), siswa yang prestasinya rendah tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas. Berdasarkan pendapat ini dapat disimpulkan bahwa setiap siswa yang mempunyai tujuan maka ia akan melanjutkan sekolahnya. Namun bagi siswa yang tidak memiliki tujuan maka siswa akan enggan untuk melanjutkan sekolahnya. Jika mereka tidak didorong untuk melanjutkan sekolah, maka sekolah akan menjadi beban bagi dirinya.

(45)

melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi. Dengan prestasi belajar yang tinggi siswa semakin percaya diri bisa menempuh studi dengan baik. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi dapat menumbuhkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

4. Hubungan positif antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan (Fudyartanta, 2002: 258). Banyak hal yang mempengaruhi siswa dalam mendorong atau memberi semangat dalam belajar.

(46)

berasal dari faktor lingkungan disekitarnya, sehingga prestasi siswa akan lebih baik.

Menurut W.S Winkel (1989: 31), mengatakan bahwa perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap positif. Siswa yang termotivasi ditambah lagi dengan lingkungan yang mendukung dan prestasi tinggi diduga akan menimbulkan minat yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

C. Model Penelitian

Model dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = Motivasi belajar

X2 = Lingkungan belajar

X3 = Prestasi belajar

Y = Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi Y

X3

X2

(47)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1 : Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan

studi ke perguruan tinggi.

Ha2 : Ada hubungan positif antara faktor lingkungan belajar dengan minat

melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Ha3 : Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan

studi ke perguruan tinggi.

Ha4 : Ada hubungan positif antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar

(48)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilaksanakan pada obyek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku pada obyek yang diteliti. Studi kasus adalah penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Hasan, 2004: 10). Penelitian tentang hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ini dibatasi ruang lingkupnya, yaitu mengambil kasus di SMK N 1 Depok, Sleman ,Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian : Maret – April 2009.

2. Tempat Penelitian : SMK N 1 Depok, Sleman, Yogyakarta

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

(49)

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang di teliti. Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa-siswi SMK N 1 Depok yang berjumlah 793 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1989:104). Dalam penentuan jumlah sampel ini, penulis mempertimbangkan pernyataan Sudjana (1996:168) sebagai berikut: pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Sample dari penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK N 1 Depok yang berjumlah 240.

3. Teknik Pengambilan Sampel

(50)

memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja. Dengan demikian, kondisi ini sangat relevan dengan tujuan penelitian.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

a. Motivasi

Motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Variabel motivasi belajar dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No butir

Variabel Dimensi Indikator

Positif Negatif

1.Motivasi 1.a Motivasi Intrinsik

1.a.1 Keinginan untuk berprestasi

1.a.2 Kemauan mengikuti pelajaran

1.a.3 Kesadaran

mengerjakan tugas dari guru

1.a.4 Kerelaan

menyediakan waktu untuk belajar

1.a.5 Kemauan

mengevaluasi hasil belajar yang dicapai 1.a.6 Kebutuhan terhadap

materi

1

2

6, 7, 9

10

11

3, 4

5

(51)

b. Lingkungan belajar

Lingkungan belajar merupakan keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberikan pengaruh pada perkembangan siswa. Variabel lingkungan belajar dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

No butir

Variabel Dimensi Indikator

Positif Negatif 2. Lingkungan belajar 2.b Lingkungan belajar di keluarga 2.c Lingkungan belajar di sekolah 2.d Lingkungan belajar di masyarakat

2.b.7 Perhatian keluarga 2.b.8 Fasilitas belajar di

rumah 2.b.9 Kedisiplinan

dalam belajar

2.b.10 Keadaan sosial ekonomi orang tua 2.c.11 Perhatian guru

dan teman

2.c.12 Hubungan Guru dan murid

2.c.13 Cara mengajar guru

2.c.14 Pengarahan studi lanjut

2.c.15 Fasilitas sekolah 2.d.16 Perhatian

masyarakat

2.d.17 Hubungan dengan masyarakat

2.d.18 Kegiatan di masyarakat

2.d.19 Fasilitas di masyarakat 12, 14 15 16 18, 20 21, 22 23 24 27 28 29, 30 32 13 17 19 25 26 31

(52)

Prestasi belajar adalah sejauh mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai siswa, yang tampak dari nilai rapor kelas XII semester 1.

d. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Minat studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat dari SMK. Minat yang ditandai dengan perasaan senang, tertarik, perhatian dan perasaan bahwa perguruan tinggi bersangkut paut dengan kebutuhannya. Variabel minat dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini:

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

No butir Variabel Dimensi Indikator

Positif Negatif 1. Minat

melanjutkan

studi ke Perguruan

Tinggi

1.a Ketertarikan 1.a.1 Keinginan belajar ke jenjang pendidikan lebih tinggi

1.a.2 Ketertarikan memenuhi syarat mencari kerja

33

34

No butir Variabel Dimensi Indikator

(53)

1.b Perhatian

1.c Rasa senang

1.b.1 Perhatian

terhadap iklan-iklan perguruan tinggi

1.b.2 Perhatian

terhadap seleksi masuk perguruan tinggi

1.b.3 Perhatian terhadap bimbingan belajar 1.b.4 Perhatian

terhadap karir di masa depan 1.c.1 Perasaan bangga

terhadap sesuatu 1.c.2 Perasaan senang

dari diri sendiri 1.c.3 Perasaan senang

dari teman 1.c.4 Mempelajari

buku pedoman perguruan tinggi

35

37

38

39

40

42

36

41

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk variabel motivasi belajar, lingkungan belajar, dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pengukuran dilakukan dengan kuisioner dan menggunakan Skala Likert, yang disajikan dalam lima alternatif jawaban yang diberi tanda (X) pada lembar yang telah disediakan yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah : a) Pernyataan positif

(54)

Setuju (S) diberi skor : 4 Ragu-ragu (R) diberi skor : 3 Tidak Setuju (TS) diberi skor : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor : 1 b) Pernyataan negatif

Sangat setuju (SS) diberi skor : 1 Setuju (S) diberi skor : 2 Ragu-ragu (R) diberi skor : 3 Tidak setuju (TS) diberi skor : 4 Sangat tidak setuju (STS) diberi skor : 5

Untuk variabel bebas prestasi belajar siswa, diukur berdasarkan nilai raport yang dicapai siswa pada kelas XII semester I.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

(55)

2. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan kepala sekolah dan guru untuk melengkapi data tentang gambaran umum sekolah. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2007:410).

3. Dokumentasi

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2007:422). Metode pengumpulan data dengan cara menyalin data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, khususnya mengenai minat melanjutkan ke perguruan tinggi.

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji validitas

Analisis validitas digunakan untuk menunjukan tingkat validitas atau kesahihan butir dengan menggunakan rumus koefisien product moment

(56)

menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut:

(

) (

)

(

)

(

)

∑ ∑

− − − = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item

X = skor item

n = jumlah responden

Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel, maka suatu butir instrumen mampu mengukur apa yang diinginkan (valid). Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid.

Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n = 30 dan taraf signifikansi (alpha) adalah 0,05 atau 5 % sehingga rtabel dari 0,05 ; 30 adalah 0,361. Hasil pengukuran validitas untuk variabel motivasi belajardiperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

(57)

Soal_4 0,361 0,215 Tidak valid Soal_5 0,361 0,625 Valid Soal_6 0,361 0,634 Valid Soal_7 0,361 0,665 Valid Soal_8 0,361 0,248 Tidak valid Soal_9 0,361 0,475 Valid Soal_10 0,361 0,530 Valid Soal_11 0,361 -0,014 Tidak valid

Dari hasil pengukuran 11 item soal, dapat diketahui bahwa ada 6 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 5 item soal tidak valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya, sehingga pada variabel motivasi belajar yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 11 item soal.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel lingkungan belajar diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar

No. Soal r tabel r hitung Keterangan

Soal_12 0,361 0,480 Valid

Soal_13 0,361 0,195 Tidak valid Soal_14 0,361 0,242 Tidak valid Soal_15 0,361 0,290 Tidak valid

Soal_16 0,361 0,674 Valid

Soal_17 0,361 -0,676 Tidak valid Soal_18 0,361 0,138 Tidak valid Soal_19 0,361 0,189 Tidak valid

Soal_20 0,361 0,385 Valid

Soal_21 0,361 0,549 Valid

Soal_22 0,361 0,473 Valid

Soal_23 0,361 -0,186 Tidak valid

Soal_24 0,361 0,463 Valid

(58)

Soal_26 0,361 0,424 Valid

Soal_27 0,361 0,704 Valid

Soal_28 0,361 0,599 Valid

Soal_29 0,361 0,447 Valid

Soal_30 0,361 0,315 Tidak valid Soal_31 0,361 0,316 Tidak valid

Soal_32 0,361 0,754 Valid

Dari hasil pengukuran 21 item soal, dapat diketahui bahwa ada 11 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 10 item soal tidak valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya, dan ada 1 item soal yang dibuang yaitu item soal no.19, sehingga pada variabel lingkungan yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 20 item soal.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Pengukuran Uji Coba Validitas

Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi No. Soal r tabel r hitung Keterangan Soal_33 0,361 0,227 Tidak valid

Soal_34 0,361 0,620 Valid

Soal_35 0,361 0,645 Valid

Soal_36 0,361 0,737 Valid

Soal_37 0,361 0,767 Valid

Soal_38 0,361 0,422 Valid

Soal_39 0,361 0,193 Tidak valid

Soal_40 0,361 0,606 Valid

(59)

Dari hasil pengukuran item soal, dapat diketahui bahwa ada 6 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan 4 item soal tidak valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya, sehingga pada variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 10 item soal.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2007:172). Untuk menghitung reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar, 2003:90) yaitu sebagai berikut:

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2 2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

t

σ = varian total

2

b

σ = jumlah varian butir

(60)

2

σ =

(

)

n n

X X

2

2

Keterangan :

n= jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik

Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka

instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001: 42)

Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989:167):

Tabel 3.7

Tingkat keterhandalan variabel penelitian No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan

1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup

4. 0,200-0,399 Rendah

(61)

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.8

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Koefisien

Alpha

Kriteria

Reliabilitas Status

Tingkat

Keandalan

Motivasi belajar 0,783 0,60 Andal Tinggi

Lingkungan 0,774 0,60 Andal Tinggi

Minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi 0,815 0,60 Andal

Sangat

Tinggi

H. Teknik Analisis Deskriptif 1. Deskripsi data

Analisis ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dan penelitian di lapangan yang meliputi responden, variabel motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, prestasi belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum/generalisai (Sugiyono, 2007:206). Untuk keperluan deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel.

(62)

a. Pengujian normalitas

Sebelum melangkah pada uji korelasi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

D= on

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

( )

X1

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1

Sn = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Kriteria penerimaan jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari taraf nyata (0,05) maka distribusi data normal, jika nilai probabilitas (sig.) lebih kecil dari taraf nyata (0,05) maka distribusi data tidak normal

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel X mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel Y. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332) :

e S

TC S

F 2

2

=

(63)

( )

2 2 − = k TC JK TC S

( )

2 2 − = k E JK e S Keterangan :

F = harga bilangan F untuk garis regresi STC = varian tuna cocok

Se = varian kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

Untuk menguji linieritasnya dengan mengkonsultasikan F hitung yang lebih kecil dengan F tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan k-2 dan n-k, maka kedua variabel dinyatakan mempunyai suatu regresi yang linier.

3. Pengujian Hipotesis

(64)

r = koefisien korelasi Pearson

X = variabel bebas Y = variabel terikat

X = jumlah nilai X

Y = jumlah nilai Y

n = jumlah subyek yang di teliti (Sudjana, 1996:369).

Kriteria penerimaan hipotesis jika rhitung>rtabel, dan hipotesis ditolak jika

rhitung<rtabel. Sedangkan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi

rxy dilakukan uji t dengan rumus :

2

1

2

r

n

r

t

=

Pengujian hipotesis yaitu dengan membandingkan t hitung dan t tabel. Jika t hit > t tab berarti terdapat hubungan yang signifikan dan jika t hit < t tab berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan. Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2008:250):

Tabel 3.9

Koefisien tingkat hubungan antar variabel Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

(65)

b. Untuk menguji hipotesis keempat tentang hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi digunakan teknik korelasi ganda dengan rumus (Suharsimi Arikunto 1990:500) :

( )

+

+

= 1 1 2 22 3 3 123 y y x a y x a y x a Rxy Keterangan :

Rxy : koefisien korelasi antara variabel y dengan x1, x1, x3

a1 : koefisien variabel bebas x1

a2 : koefisien variabel bebas x2

a3 : koefisien variabel bebas x3

x1y : jumlah produk antara x1 dan y

x2y : jumlah produk antara x2 dan y

x3y : jumlah produk antara x3 dan y

2

y : jumlah kuadrat kriterium y

Kriteria penerimaan hipotesis jika rhitung>rtabel, dan hipotesis ditolak jika

rhitung<rtabel. Untuk menguji signifikan atau tidaknya koefisien korelasi

ganda tersebut digunakan uji F, dengan tingkat signifikan 0,05 sebagai berikut :

F =

(

)

(

1

)

/ 1 / 2 2 − − −R n k

K R

Keterangan :

(66)

K : banyaknya faktor yang mempengaruhi n : jumlah sampel

Pengujian hipotesis yaitu dengan membandingkan Fhitung dan F0,05.

Terima hipotesis yang menyatakan positif dan signifikan jika Fhit>F0,05

dan tolak hipotesis tersebut jika Fhit < F0,05. Untuk mengetahui regresi

linier ganda digunakan model regresi sebagai berikut:

3 3 2 2 1 1

0 a X a X a X

a

Y = + + +

a0,a1,a2,a3 : koefisien berdasarkan hasil pengamatan

X1 : motivasi belajar

X2 : faktor lingkungan belajar

X3 : prestasi belajar (Sudjana 1990: 347)

Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2008:250) :

Tabel 3.10

Koefisien tingkat hubungan antar variabel Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

(67)

c. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif 1. Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel X dalam perbandingan terhadap nilai variabel Y. Atau seberapa besar prosentase masing-masing variabel yaitu, X1, X2, X3 terhadap Y.

Prosentase sumbangan relatif dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

SR (%) =

reg

JK xy

a

Keterangan :

SR (%) : sumbangan variabel X a : koefisien variabel X

xy : jumlah perkalian antara variabel X dengan variabel Y.

JKreg : jumlah kuadrat regresi (Sutrisno Hadi, 1987:42)

2. Sumbangan Efektif

(68)

variabel terlebih dahulu harus dihitung efektifitas garis dengan rumus sebagai berikut :

SE (%) = SR (%) x R2 Keterangan :

(69)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Sekolah

SMK Negeri 1 Depok didirikan pada tahun 1952 dengan SK no. 31998/Kab/52 pada tanggal 10 September 1952, pada waktu itu bernama SMEA Negeri 1 Yogyakarta. Berlokasi di Gowongan Kidul Yogyakarta. Pada tahun 1982 lokasi SMEA Negeri 1 Yogyakarta pindah ke Maguwoharjo Depok Sleman.

(70)

2. Data Sekolah

Nama Sekolah : SMK N 1 Depok

Alamat : Ringroad Utara, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282

Telp. : (0274) 88563

Tahun Berdiri : 1952

NSS : 341046004002

No. Keputusan AK : 031/O/1997 Tanggal Keputusan : 7 Maret 1997 Waktu Sekolah : Pagi dan siang

SMK Negeri 1 Depok memiliki lingkungan fisik yang cukup baik dan nyaman untuk proses belajar mengajar. Lokasi sekolah ini sendiri terletak di Jalan Ringroad Utara Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas tanah 16.210 m2, luas lahan tanpa bangunan 10351 m2 dan luas bangunan 5859 m2. Sebagian gedung sekolah ini bertingkat dua. Kondisi bangunan tergolong permanen, kondisi bangunan terawat dengan baik.

(71)

Selain ruang kelas terdapat ruang dan prasarana lainnya, antara lain sebagai berikut:

1. Ruang Kepala Sekolah

2. Ruang Ketua Program

Keahlian

3. Ruang Wakil Kepala Sekolah

4. Ruang guru /Kantor guru

5. Ruang Tata Usaha (TU)

6. Ruang layanan Bimbingan dan

Konseling (BKK)

7. Ruang Tamu

8. Ruang Komite Sekolah

9. Ruang media dan alat bantu

PBM

10. Ruang UKS

11. Ruang perpustakaan

12. Ruang Koperasi Siswa

(swalayan)

13. Ruang Alat-alat olah raga

14. Ruang gudang

15. Ruang Laboratorium

21. Ruang toolman

22. Ruang khusus sesuai program

keahliannya

23. Ruang unit produksi / tempat

kegiatan

24. Ruang bahasa

25. Ruang ketrampilan

26. Ruang Kesenian

27. Ruang Aula / Gedung serba guna

28. Ruang Kamar Mandi (Toilet)

29. Ruang Kantin

30. Ruang OSIS

31. Masjid

32. Ruang Agama Kristen & Katholik

33. Ruang Dapur

34. Ruang Pos Keamanan

35. Ruang olah raga

36. Prasarana instalasi dan jaringan

(72)

Komputer

16. Ruang Multi Media

17. Ruang Laboratorium

komputer

18. Ruang bengkel

19. Ruang studio

20. Ruang alat-alat praktik

37. Prasarana jaringan telepon

38. Prasarana internet

39. Prasarana akses jalan

B. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Depok 1. Visi SMK Negeri 1 Depok

Santun Dalam Budi Pekerti, Unggul Mengukir Prestasi, Piawai Menghadapi Kompetisi (Respectful, Achievable, Competitivable)

2. Misi SMK Negeri 1 Depok

a. Mengembangkan budaya sekolah yang berakhlak mulia. b. Mewujudkan Sekolah Bertaraf Internasional.

c. Melaksanakan PBM dengan pendekatan Competence Based Training

(CBT) yang bwerorientasi pada peningkatan mutu dan keunggulan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

d. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000

C. Organisasi Sekolah SMK N 1 Depok Gambar 4.1

(73)

D. Sistem Pendidikan SMK Negeri 1 Depok E.

Tujuan pendidikan tingkat satuan Pendidikan di SMK N 1 Depok mengacu pada tujuan umum pendidikan yaitu: tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Konsekuensi dari tujuan tersebut sekolah harus memberikan bekal keilmuan untuk studi lebih lanjut dan mempersiapkan lulusan menjadi tenaga kerja yang handal dan sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha/Industri/Kerja (DU/DI/DK), maka SMK N 1 Depok melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dua tempat yaitu di

KOMITE SEKOLAH

WAKA KESISWAAAN WAKA

KURIKULUM

WMM

KEPALA SEKOLAH

Pembina OSIS LAB WAKA SARANA

PRASARANA

SDM Operasional

Kurikulum

MR

WAKA HUMAS

Operasional Praktik Kerja Industri

Perpustakaan

KEUANGAN

TATA USAHA

Unit Produksi

PROGRAM KEAHLIAN Akuntansi, Ad. Perkantoran, dan Penjualan

GURU, BK, WALI KELAS

PERSERTA DIKLAT

(74)

sekolah dan di dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di Dunia Usaha/Industri/Kerja.

D. Kurikulum SMK Negeri 1 Depok

Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dimaksudkan untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar dan membina pengembangan program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap dan terampil sesuai dengan tuntutan kurikulum.

SMK Negeri 1 Depok saat ini sudah menggunakan Kurikulum 2006 atau yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan pengembangan kurikulum 2004 (KBK) dan merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dikembangkan di masing-masing satuan Pendidikan dan Komite Sekolah, yang berisi: Tujuan Satuan Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kalender Pendidikan, dan Silabus. KTSP ini sudah mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2006/2007 mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan KTSP:

(75)

a Kelompok mata pelajaran Agama dan akhlak mulia

b Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi d Kelompok mata pelajaran estetika

e Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan f Muatan lokal

g Pengembangan diri (diarahkan ke bimbingan karier dan pengembangan kreativitas)

2. Standar ketuntasan belajar

a Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara 0–100%. Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator 75%

b SMK N 1 Depok menggunakan kentutasan belajar minimal untuk kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif 6,00 dan untuk kelompok mata pelajaran produktif 7,00

Kurikulum Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Depok disusun berdasarkan Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang BSNP.

3. Standar kelulusan

(76)

b Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. c Lulus ujian sekolah

d Lulus ujian nasional, dengan kriteria:

1) Nilai ujian nasional untuk 3 mata pelajaran minimum 4,25 2) Nilai ujian produktif minimum 7,00

3) Rata-rata ketiga nilai tersebut ditambah nilai ujian produktif minimum 5,25.

E. Sumber Daya Manusia SMK Negeri 1 Depok

Sumber daya manusia yang ada meliputi: kepala sekolah, para guru, dan karyawan yang bekerja untuk SMK Negeri 1 Depok.

1. Kepala sekolah yang pernah memimpin sejak berdiri sampai sekarang adalah:

Tabel 4.1

Daftar Nama Kepala S

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan MVA merupakan selisih antara total nilai perusahaan dengan total modal sehingga kekayaan atau kesejahteraan pemilik akan bertambah maksimum jika MVA maksimum.Manfaat

 Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka pembeli boleh melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak..

Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih rendah daripada tingkat kupon (lihat contoh 2), harga obligasi akan lebih tinggi dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan

[r]

Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdi mendapatkan keterangan bahwa meskipun kedua UKM telah menggunakan beberapa peralatan produksi namun peralatan yang mereka

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial, dan Ukuran Perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan sektor industri

Hal ini dimaksudkan untuk menampung dinamika pemanfaatan ruang mikro dan sebagai dasar antara lain transfer of development rights (TDR) dan air right development

Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya mengenai “ PERBANDINGAN KONSISTENSI GARIS E RICKETTS DAN GARIS S