• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK KAWASAN INDUSTRI MM 2100 DI KECAMATAN CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK KAWASAN INDUSTRI MM 2100 DI KECAMATAN CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ii Dini Nuraftiani, 2015

Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Kawasan Industri Mm 2100 Di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK KAWASAN INDUSTRI MM 2100 DI KECAMATAN CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI

Dini Nuraftiani (1001670)

Kawasan Industri MM 2100 merupakan sebuah kawasan industri yang terletak di Kecamatan Cikarang Barat. Kawasan Industri MM 2100 dikelola oleh PT Megapolis Manunggal Industrial Development dan PT Fajar Industrial Estate yang didirikan secara berkelompok dan terdiri dari berbagai macam jenis industri. Sebagai sebuah Kawasan Industri, maka keberadaannya menimbulkan dampak pada lingkungan, baik dampak positif maupun negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap dampak dari keberadaan Kawasan Industri MM 2100. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan analisis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kecamatan Cikarang Barat yaitu sebanyak 14.048 kepala keluarga dan sampel respondennya berjumlah 83 kepala keluarga. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah sikap masyarakat terhadap dampak keberadaan Kawasan Industri MM 2100 dan variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah status sosial masyarakat. Instrumen penelitian berupa kuisioner, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis statistik (persentase) dan skala likert. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Kecamatan Cikarang Barat mendukung keberadaan Kawasan Industri MM 2100. Masyarakat di Kecamatan Cikarang Barat mengetahui bahwa selain membawa keuntungan Kawasan Industri MM 2100 juga mendatangkan kerugian. Namun kerugian yang dihasilkan oleh Kawasan Industri MM 2100 diperparah dengan sikap masyarakat yang membuat lingkungan semakin tercemar dan kumuh. Padahal dilihat dari karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan >50% masyarakat sudah menamatkan pendidikan hingga jenjang SMA. Dari tingkat pendapatan sendiri masyarakat sudah memiliki pendapatan penghasilan tinggi 2. Adapun dari upaya menjaga kesehatan masyarakat sudah peduli dengan kesehatan, hal ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang berolahraga, mengkonsumsi buah dan vitamin. Dapat disimpulkan bahwa sikap masyarakat di Kecamatan Cikarang Barat masih belum sepenuhnya peduli terhadap lingkungan walaupun pendidikan, tingkat pendapatan dan kesehatan mereka sudah baik. Dari hal seperti itu di ajukan rekomendasi untuk melakukan penanganan bersama dengan pihak terkait, agar Kecamatan Cikarang Barat menjadi lebih baik dan pencemaran dapat di minimalisir.

(2)

iii Dini Nuraftiani, 2015

Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Kawasan Industri Mm 2100 Di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PUBLIC ATTITUDES TOWARD THE EXISTENCE OF IMPACT MM

2100 INDUSTRIAL AREA IN WEST CIKARANG SUB-DISTRICT AND

BEKASI DISTRICT

Dini Nuraftiani (1001670)

MM 2100 Industrial Estate is an industrial area located in the subdistrict of West Cikarang. MM 2100 Industrial Estate managed by PT Megapolis Manunggal Industrial Development and PT Fajar Industrial Estate was established in groups and consists of a wide range of industries. As an Industrial Zone, then the existence impacts on the environment, in the form of positive and negative impacts. The research was conducted in the subdistrict of West Cikarang which includes five villages namely Gandasari, Gandamekar, Danauindah, Jatiwangi and Mekarwangi. The purpose of this study was to determine the attitude of the public towards the impact of the presence of Industrial MM 2100. The method used in this study is a survey method and descriptive analysis. The population in this study were all heads of families in Cikarang Barat as many as 14 048 sample households and respondents numbered 83 families. The dependent variable (Y) in this study is the attitude of the public towards the impact of the presence of MM 2100 Industrial Estate and the independent variable (X) in this study is the social status of the community. Research instruments such as questionnaires, observation and documentation. Data analysis techniques used in this research is descriptive analysis, statistical analysis (percentage) and Likert scale. The results of this study showed that most of the people in the subistrict of West Cikarang supports the existence of MM 2100 Industrial Estate. People in Cikarang Barat know that in addition to bringing the advantages of MM 2100 Industrial Estate also incur losses. But the losses generated by MM 2100 Industrial Estate compounded by the attitude of the people who make the environment more polluted and rundown. Yet seen from the characteristics of respondents by education level> 50% people have graduated to the high school level. Of his own income levels of society already has a high income 2 revenue. As of safeguarding public health care with health, it is seen from the number of people who exercise, eat fruits and vitamins. It can be concluded that public attitudes in the subistrict of West Cikarang still not fully care for the environment even though education, income level and their health is good. From things like that in the proposed recommendation for handling together with related parties, in order to subdistrict of West Cikarang become better and pollution can be minimized.

(3)

Dini Nuraftiani, 2015

Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Kawasan Industri Mm 2100 Di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini terletak di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten

Bekasi. Kecamatan Cikarang Barat merupakan satu dari Sebelas kecamatan yang

berada di Kabupaten Bekasi dengan titik koordinat yaitu 107º 01’ 21” BT - 107º

08’ 21” BT dan 06º 20’ 20” LS - 06º 15’ 40” LS.

Batas wilayah Kecamatan Cikarang Barat adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara :Berbatasan dengan Kecamatan Cibitung

Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kecamatan Setu

Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kecamatan Cibitung

Sebelah Timur :Berbatasan dengan Cikarang Utara

Tabel 3.1

Luas Wilayah Desa di Kecamatan Cikarang Barat

No Nama Desa Luas Wilayah (Ha)

1. Telajung 530,00

2. Cikedokan 480,27

3. Jatiwangi 578,00

4. Mekarwangi 602,00

5. Gandamekar 607,61

6. Danauindah 351,33

7. Gandasari 318,89

8. Sukadanau 628,30

9. Telagaasih 352,00

10. Telagamurni 437,80

11. Kalijaya 387,80

Kecamatan Cikarang Barat 5.273,83

(4)
(5)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan wilayah Kecamatan

Cikarang Barat yang meliputi sebelas desa yang merupakan lokasi adanya KI

MM 2100. Adapun jumlah populasi nya sebesar 223.742 orang dengan jumlah

laki-laki sebanyak 115.531 orang dan perempuan sebanyak 108.211 orang dan

penduduk usia kerja yang bekerja sebanyak 152. 071 orang.

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Kecamatan Cikarang Barat

No Nama Desa Luas

(Ha) Laki-laki Perempuan

Usia Kerja Bekerja

1 Telajung 530,00 10.823 11.631 14.798

2 Cikedokan 480,27 3.487 3.570 4.683

3 Jatiwangi 578,00 3.685 3.485 5.096

4 Mekarwangi 602,00 6.416 6.468 8.729

5 Gandamekar 607,61 4.160 3.228 5.585

6 Danau Indah 351,33 4.736 2.976 6.159

7 Gandasari 318,89 7.114 6.542 10.378

8 Suka Danau 628,30 18.806 16.417 24.470

9 Telaga Asih 352,00 17.383 16.174 24.179

10 Telaga Murni 437,80 24.274 23.699 29.315

11 Kali Jaya 387,63 14.647 13.961 18.679

Jumlah 5.273,83 115.53

(6)

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di

Kecamatan Cikarang Barat yang dekat dengan KI MM 2100. Dimana jumlah

populasi nya sebesar 223.742 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 115.531

orang dan perempuan sebanyak 108.211 orang. Untuk menentukan besaran

sampel yang diambil penulis menggunakan rumus Yamane dalam pengambilan

sampel.

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = batas toleransi kesalahan pengambilan sampel yang digunakan. Batas

toleransi kesalahan yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah

11%.

Dengan menggunakan rumus di atas, maka hasil yang di dapat adalah

sebagai berikut :

n

= 152.071

152.071 (0,11)2 + 1

n = 152.071 = 82.5/83

152.71 x 0,0121 + 1

Berdasarkan perhitungan rumus di atas, maka ukuran sampel yang

didapat sebanyak 83 orang sampel dari kalangan masyarakat di Kecamatan

Cikarang Barat Kabupaten Bekasi.

Setelah ukuran sampel diperoleh, selanjutnya penulis melakukan

penarikan sampel dengan cara Teknik Accidental Sampling atau Sampel

Aksidental merupakan sampel yang diambil pada waktu yang pas kebutuhan

peneliti atau memenuhi kriteria

Selanjutnya ditentukan sampel yang akan diambil dari tiap Desa tersebut

(7)

1. Desa Gandasari

= 3.859 x 83

14.048

= 22,74 dibulatkan menjadi 23

2. Desa Gandamekar

= 2.028 x 83

14.048

= 11,59 dibulatkan menjadi 12

3. Desa Danauindah

= 1.701 x 83

14.048

= 10.02 dibulatkan menjadi 10

4. Desa Jatiwangi

= 2.306 x 83

14.048

= 13,59 dibulatkan menjadi 14

5. Desa Mekarwangi

= 4.154 x 83

14.048

= 24,85 dibulatkan menjadi 24

Jumlah KK tiap desa yang dijadikan sampel

(8)

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2008:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik

kesimpulannya.

Macam-macam variabel berdasarkan peranan atau hubungan antar

variabel dengan variabel yang lain.

1. Variabel Independen

Variabel Independen sering di sebut variabel stimulus,

predictor,antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering di sebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam

SEM (Structural Equation Modelling/ Pemodelan Persamaan Struktural)

variabel independen disebut sebagai variabel eksogen.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia di sebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modelling/ Pemodelan Persamaan

Struktural) variabel dependen di sebut sebagai variabel endogen.

Variabel dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y).

Tabel 3.3

Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X)

a. Pendidikan Masyarakat

b. Pendapatan Masyarakat

Variabel Terikat (Y)

Sikap masyarakat terhadap

dampak keberadaan Kawasan

(9)

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Sugiyono (2010, hlm. 21) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah metode

yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian

tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas. adapun mengenai

jenis metode deskriptif yang digunakan adalah teknik survey. Data dikumpulkan

melalui individu atau sampel tertentu dengan tujuan agar dapat

menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti. Variabel yang diteliti bisa

bersifat fisik maupun sosial. Yang bersifat fisik misalnya tanah, geomorfologi,

faktor iklim dan sebagainya sedangkan yang bersifat sosial berupa

kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan, kesehatan dan

sebagainya.

Penulis menggunakan metode ini karena menurut penulis metode ini

sesuai dengan tujuan penelitian yang dimaksud. Adapun penelitian ini

bermaksud untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap dampak Kawasan

Industri MM 2100 di Kecamatan Cikarang Barat.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran secara operasional dari

variable yang akan di teliti. Guna menghindari kesalah pahaman di dalam

penafsiran masalah yang sedang di teliti, berikut ini digunakan berbagai definisi

operasional yang terdapat di dalam penelitian :

1. Sikap

Azwar (2013, hlm. 15) menyatakan sikap sebagai “suatu respon

evaluatif.” Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu

stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon evaluatif

berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya di

dasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan

terhadap stimulus dalam bentuk individu nilai baik- buruk, positif-negatif,

menyenangkan- tidak menyenangkan yang kemudian mengkristal sebagai

(10)

Menurut Notoadmodjo (1996, hlm. 132) sikap terdiri dari berbagai

tingkatan, yaitu:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang ibu mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara) untuk menimbang anak ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi. d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

Maka dapat diketahui bahwa sikap memiliki tingkatan. Dimulai dari

menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan

bahwa sikap tidak dapat terbentuk begitu saja melainkan memiliki proses-proses

tertentu. Proses ini membuat individu memiliki pemahaman-pemahaman yang

berbeda sesuai dengan tingkatan yang mereka alami.

2. Kondisi Lingkungan

Berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup

termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri,

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Sumantri (2010, hlm. 7) mengatakan bahwa lingkungan hidup pada

(11)

a. Lingkungan hidup internal

Lingkungan hidup internal adalah proses fisiologis dan biokimia yang berlangsung dalam tubuh manusia pada saat tertentu yang juga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi diluar tubuh untuk kelangsungan hidupnya atau disebut juga bersifat homeostatis.

b. Lingkungan hidup eksternal

Lingkungan hidup eksternal adalah segala sesuatu yang berupa benda hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial, ekonomi maupun budaya yang dapat membawa pengaruh terhadap perikehidupan manusia dipermukaan bumi.

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup meliputi faktor internal dan

eksternal. Adapun secara lebih rinci faktor eksternal meliputi lingkungan fisik,

biologis dan sosial.

3. Kawasan Industri MM 2100

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2009 pengertian

Kawasan Industri adalah “kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang

dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan

dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha

Kawasan Industri.” Di dalam zona perindustrian ada yang sifatnya individu

(yang berdiri sendiri) dan industri-industri yang sifatnya mengelompok

(Industrial estate). Darsono (1995:57) mendefinisikan kawasan industri sebagai

kawasan tempat kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana

dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh perusahaan

kawasan industri. Darsono juga mengemukakan tujuan kawasan industri sebagai

berikut:

a. Mempercepat pertumbuhan industri.

b. Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri.

c. Mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri. d. Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.

Kawasan Industri MM 2100 (KI MM 2100) merupakan salah satu

kawasan industri dari empat kawasan yang terdapat di Kabupaten Bekasi.

Kawasan Industri MM 2100 telah beroperasi sejak tahun 1989 dengan luas 1.005

(12)

MMID) dan PT. Fajar Industrial Estate (PT. BFIE). Lokasi KI MM 2100 berada

di 5 Desa yaitu Desa Gandasari, Desa Ganda Mekar, Desa Danau Indah, Desa

Jatiwangi dan Desa Mekar Wangi Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Agar data yang diperoleh dari berbagai sumber dapat terkumpul maka

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan

Menurut Tika (2005, hlm. 44) mengemukakan bahwa “observasi

adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada

objek penelitian”.

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung bagaimana

kondisi lokasi penelitian yaitu lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat

tempat penelitian tentang sikap masyarakat terhadap dampak keberadaan

Kawasan Industri MM 2100 di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi.

2. Angket atau Kuesioner

Menurut Riduawan (2011, hlm. 25) “angket/kuesioner adalah daftar

pertanyaan yang diberikan kepada orang yang bersedia memberikan respons

(responden) sesuai dengan permintaan pengguna (peneliti). Penyebaraan

angket adalah salah satu cara untuk mengetahui atau mencari informasi yang

lengkap mengenai suatu masalah dari responden.

Angket atau kuesioner ini ditujukan kepada masyarakat yang

dijadikan responden untuk memperoleh data mengenai sikap masyarakat

terhadap dampak keberadaan Kawasan Industri MM 2100 di Kecamatan

Cikarang Barat Kabupaten Bekasi.

3. Wawancara

Menurut Tika (2005, hlm. 49) wawancara merupakan metode

pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan

(13)

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

Dimana teknik wawancara ini dilakukan kepada masyarakat Kecamatan

Ciakarang Barat.

4. Studi Kepustakaan atau literatur

Studi literatur ang dilakukan yaitu dengan mempelajari buku, jurnal,

surat kabar, maupun dari media online yang berkaitan dengan topik yang

bersangkutan. Studi literatur digunakan untuk memperoleh data penelitian

yang relevan.

5. Studi Dokumentasi

Menurut Riduwan (2011, hlm. 31) “studi dokumentasi adalah

ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi

buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto,

film dokumenter, dan data yang relevan”. Sebagai pelengkap data untuk proses analisis masalah yang diteliti, diperlukan informasi-informasi dan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

Dalam studi dokumentasi ini, data yang dikumpulkan yaitu data

kependudukan dan data karakteristik Kecamatan Cikarang Barat.

6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar lebih mudah di olah. Sugiyono (2011, hlm.

102) menjelaskan bahwa instrument penelitian adalah alat yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati.

Setelah penulis memahami dan menjabarkan variabel dari

penelitiannya. Langkah selanjutnya adalah membuat kisi-kisi instrument .

kisi-kisi instrument berisi cakupan pertanyaan, jenis pertanyaan, banyak

pertanyaan dan waktu yang dibutuhkan. Kisi-kisi instrument yang digunakan

(14)

Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Kawasan Industri MM 2100 Di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

(15)

G. Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya dilaksanakan

analisis data. Secara garis besar analisis data meliputi:

1. Tahap persiapan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini adalah:

a. Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas pengisi

b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, memeriksa isi

instrument pengumpulan data

c. Mengecek macam-macam isian data

2. Tabulasi data

Data yang sudah terkumpul kemudian ditabulasi dengan

menguraikan yang selanjutnya mengelompokkan dari tiap-tiap butir

seluruh pertanyaan yang ada pada pedoman wawancara responden. Hal

ini dilakukan dengan cara memberikan kode dari tiap-tiap item instrumen

pengumpulan data yang selanjutnya dimasukkan ke dalam bentuk data.

3. Analisis Data

Setelah data yang terkumpul ditabulasi maka selanjutnya

dilakukan analisis dan pengolahan data. Dalam penelitian ini, analisis

data yang digunakan dibagi menjadi dua yaitu :

a. Analisis Deskriptif

Analisis data deskriptif penting untuk menjelaskan data yang bersifat

kualitatif, baik dalam bidang sosial maupun dalam bidang fisik. Dalam

bidang sosial, analisis data secara deskriptif diperlukan untuk

menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat sosial.

Dalam penilitian ini teknik analisis deskriptif yaitu menganalisis

dengan mendeskripsikan gejala yang nampak didaerah penelitian.

b. Persentase

Melakukan analisis persentase untuk mengetahui kecenderungan

responden dan fenomena-fenomena di lapangan dengan menggunakan

(16)

Persentasi =

Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

n = Konstanta seluruh frekuensi jawaban yang jadi pilihan

100 = Konstanta

Dengan melihat kecenderungan jawaban dari responden maka

karakteristik responden akan diketahui. Setelah dilakukan perhitungan

maka hasil persentase tersebut diklasifikasikan dengan kategori

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Persentase Jawaban

No Persentase Keterangan

1 0 % Tidak seorangpun

2 1%-24% Sebagian kecil

3 25%-49% Hampir setengahnya

4 50 % Setengahnya

5 51%-74% Sebagian besar

6 75%-99% Hampir seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Arikunto (1990, hlm. 57)

Untuk tahap pengolahan data hingga analisis data, tahapannya adalah

sebagai berikut :

 Tahap persiapan atau mengoleksi data, langkah ini dimaksudkan untuk melakukan pengecekan terhadap

kelengkapan data yang terkumpul melalui instrument penelitian

yaitu angket dan pedoman wawancara.

 Editing data adalah pengecekan kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah

dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses

atau di olah lebih lanjut. Dalam proses editing ini ada beberapa

hal yang haru diteliti kembali diantaranya kelengkaan pengisian

(17)

 Coding dan Frekuensi adalah usaha pengklasifikasian jawaban dari para responden menurut macamnya. Dalam melakukan

coding, jawaban responden diklasifikasikan dengan

memberikan kode tertentu berupa angka. Setelah coding

dilaksanakan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan ialah

menghitung frekuensi.

 Tabulasi merupakan proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan peta.

c. Skala Likert

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 134) menyebutkan bahwa “skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Penggunaan skala Likert dapat menjabarkan variabel yang akan

diukur menjadi indikator variabel, dari setiap indikator variabel

tersebut dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam penyusunan

item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban

setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari positif sampai sangat negatif.

Tabel 3.6

Skala Likert

No Simbol Keterangan Skor Item

Positif

Skor Item Negatif

1 SS Sangat Setuju 5 1

2 S Setuju 4 2

3 N Netral 3 3

4 TS Tidak Setuju 2 4

5 STS Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Riduwan (2011, hlm. 13)

Berdasarkan jawaban responden selanjutnya akan diperoleh satu

kecenderungan atas jawaban responden tersebut. Angket/Kuesioner

yang dibagikan dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan

(18)

a) Pernyataan Positif

Skor Indeks = ((F1 x 1) + (F2 x 2) + (F3 x 4) + ( F5 x 5))

Keterangan :

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Tidak

Setuju)

F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Tidak Setuju)

F3 = Frekuensi Jawaban responden yang menjawab 3 (Ragu)

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Setuju)

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Setuju)

b) Pernyataan Negatif

Skor Indeks = ((F2 x 1) + (F2 x 2) + (F3 x 3) + (F4 x 4) + (F5 x 5))

Keterangan :

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Setuju)

F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Setuju)

F3 = Frekuensi Jawaban responden yang menjawab 3 (Ragu)

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (Setuju)

F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Setuju)

Pada angket/kuesioner ini, angka jawaban responden dimulai dari

angka 1 sampai 5. Sikap masyarakat ini dinyatakan dalam tinjauan.

Untuk melihat sikap dan persepsi masyarakat secara keseluruhan,

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan total skor maksimal : Skor tertinggi x jumlah

responden

2) Menentukan total skor minimal : skor terendah x jumlah responden

3) Persentasi skor : (total skor : nilai maksimal) x 100

Setelah melakukan perhitungan tersebut, dilakukan interpretasi skor

untuk melihat hasil sikap dan persepsi masyarakat tersebut. Berikut

adalah kiteria interpretasi skor menurut Riduwan (2011, hlm. 15).

(19)

Tabel 3.7

Kriteria Interpretasi Skor

Angka0% - 20% Sangat Lemah

Angka 21% - 40% Lemah

Angka 42% - 60% Cukup

Angka 61% - 80% Kuat

Angka 81% - 100% Sangat Kuat

(20)

Dini Nuraftiani, 2015

Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Kawasan Industri Mm 2100 Di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa sikap masyarakat

terhadap keberadaan Kawasan Industri MM 2100 di Kecamatan Cikarang Barat

Kabupaten Bekasi adalah:

Masyarakat Kecamatan Cikarang Barat mengetahui apabila keberadaan

Kawasan Industri MM 2100 menghasilkan dampak yang sangat kuat untuk

lingkungan sekitarnya. Masyarakat di Kecamatan Cikarang Barat merasakan

dampak langsung dari keberadaan Kawasan Industri tersebut. kebanyakan dari

mereka merasakan bahwa banyak keuntungan yang di dapat, keuntungan tersebut

antara lain yaitu tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, terbukanya

kesempatan untuk membuka usaha, tersedianya fasilitas umum yang lumayan

memadai. Terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dapat membuat

sebagian masyarakat dengan usia produktif dapat memiliki pekerjaan dan

mengurangi tingkat pengangguran di Kecamatan Cikarang Barat. Keuntungan lain

dari keberadaan Kawasan Industri MM 2100 adalah adanya peluang membuka

usaha, kesempatan ini di gunakan oleh masyarakat sekitar untuk membuka usaha

seperti memanfaatkan lahannya untuk membuka rumah makan, membuat

kost-kostan atau kontrakan, dan usaha-usaha dagang lainnya. Kebutuhan fasilitas umum

yang sudah cukup baik merupakan keuntungan lain yang dirasakan oleh masyarakat

di Kecamatan Cikarang Barat, mereka merasakan bahwa fasilitas umum yang ada

sudah cukup memadai namun ada beberapa hal saja yang belum tersedia.

Keberadaan Kawasan Industri ini juga tidak selamanya menguntungkan

masyarakat di Kecamatan Cikarang Barat. Sebagian masyarakat merasakan

kebisingan yang diakibatkan dari adanya kegiatan industri sehari-harinya. Truck

berukuran besar yang membawa bahan untuk produksi atau hasil produksi

pabrik-pabrik yang ada di Kecamatan Cikarang Barat menghasilkan polusi udara yang

(21)

Dini Nuraftiani, 2015

Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Kawasan Industri Mm 2100 Di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermuatan yang cukup banyak juga membuat jalan yang sudah bagus menjadi

rusak. Polusi udara tidak hanya dihasilkan dari truck besar saja, melainkan juga

dihasilkan dari cerobong asap pabrik. Dampak negatif lain yang dirasakan oleh

masyarakat yaitu mulai tercemarnya sungai dengan limbah pabrik yang dibuang

oleh beberapa pabrik ke sungai. Hal ini membuat sungai yang biasanya digunakan

warga untuk kegiatan sehari-hari menjadi kotor. Polusi ini membuat lingkungan

warga menjadi semakin kumuh.

Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Cikarang Barat mendukung

keberadaan Kawasan Industri MM 2100 di daerah mereka tinggal. Hal ini

dikarenakan keberadaan Kawasan ini membawa keuntungan bagi kehidupan

sehari-hari. Masyarakat di Cikarang Barat mengetahui bahwa selain membawa keuntungan

Kawasan Industri juga mendatangkan kerugian. Namun kerugian yang dihasilkan

oleh Kawasan Industri MM 2100 diperparah dengan sikap masyarakat yang masih

membuang sampah ke sungai, membangun tempat-tempat usaha tanpa

memperhatikan peraturan yang semakin membuat lingkungan di Kecamatan

Cikarang Barat menjadi tercemar dan kumuh.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan

terdapat beberapa rekomendasi yang dapat penulis kemukakan, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah terkait sebaiknya lebih mengetatkan peraturan dalam

pelaksanaan pembangunan Kawasan Industri agar pencemaran yang

diakibatkan oleh industri dapat diminimalisir.

2. Bagi pihak Kawasan Industri MM 2100 sebaiknya lebih memperhatikan

kegiatan industri, karena kegiatan industri yang dilakukan sehari-hari

menimbulkan dampak yang tidak hanya menguntungkan tapi juga

merugikan untuk masyarakat sekitar di Kecamatan Cikarang Barat. Pihak

Kawasan Industri juga sebaiknya mengajak serta masyarakat sekitar untuk

(22)

Dini Nuraftiani, 2015

Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Kawasan Industri Mm 2100 Di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cikarang Barat tentunya sudah mengetahui bahwa Kawasan Industri MM

2100 membawa dampak, oleh sebab itu sebaiknya masyarakat lebih peduli

terhadap lingkungan sekitar agar setidaknya meminimalisir pencemaran

yang terjadi di Kecamatan Cikarang Barat.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian di Kecamatan

Cikarang Barat diharapkan untuk lebih melakukan penelitian mendalam,

karena penelitian ini hanya mengungkapkan sikap masyarakat terhadap

dampak keberadaan Kawasan Industri MM 2100 di Kecamatan Cikarang

Gambar

Tabel 3.1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Cikarang Barat
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Cikarang Barat
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Kecamatan Cikarang Barat
Tabel 3.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian maka akan semakin menggairahkan iklim investasi di Sumatera Barat meskipun penurunan perubahan tingkat suku bunga

Hal tersebut dapat terjadi karena semakin tinggi konsentrasi ion Hg 2+ yang terdapat dalam larutan maka semakin banyak yang akan tereduksi di permukaan elektroda

10 Menurut Imam Ghozali (2016) untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antara

Mahasiswa diharuskan mencari sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Desain Interior yang nantinya diharuskan mengikuti dunia kerja pada perusahaan

Kajian ke atas 12 kampung tempatan telah menunjukkan bahawa kepentingan sosio-ekonomi kawasan bakau ke atas isirumah baik dari segi pekerjaan (8% dari tenaga kerja),

Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Pendidikan IPS SD dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Program Studi

Chaetognatha dikenal dengan nama cacing panah, adalah sebuah filum dari cacing Chaetognatha dikenal dengan nama cacing panah, adalah sebuah filum dari cacing

Setelah jaringan tonsil dilepas dengan snare tonsil, berikan deppers yang dijepit klem 90 0 kepada asisten atau perawat instrument untuk