• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BANJIR BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSIST INDIVIDUALIZATION BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARING OBSTACLE) SD KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan Didactical Design Research di kelas V SD neg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BANJIR BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSIST INDIVIDUALIZATION BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARING OBSTACLE) SD KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan Didactical Design Research di kelas V SD neg"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BANJIR BERBASIS

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSIST

INDIVIDUALIZATION BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN

BELAJAR (LEARING OBSTACLE) SD KELAS V

(Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan Didactical Design Research di kelas V SD negeri Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syaratmemperoleh

gelar Sarjana Pendidikanpada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ARIF HIDAYAT

1100438

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BANJIR BERBASIS

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSIST

INDIVIDUALIZATION BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN

BELAJAR (LEARING OBSTACLE) SD KELAS V

Oleh

Arif Hidyat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Program StudiPendidikan Guru Sekolah Dasar

© Arif Hidayat 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang,

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Arif Hidayat (2015). Desain Pembelajaran Konsep Banjir Berbasis Cooperative Learning Tipe Team Assist Individualization Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar ( learning obstacle ) SD Kelas V (PTK menerapkan DDR di SDN Ranca Tales Serang).

Dalam penelitian ini yang menjadi latar belakang yaitu dikarenakan semakin menurunnya kualitas pembelajaran di Indonesai karena kurangnya modifikasi dan desain dalam pembelajaran yang diterapkan menjadikan siswa kurang aktif dalam belajar. Hal ini menjadi tujuan utama peneliti dalam menerapkan desain dengan memulai melihat apa sebenarnya penyebab dari kesulitan belajar yang dialami siswa, sehingga bisa menerapkan desain yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Di dalam penelitian ini peneliti menerapkan suatu model yang yang diterapkan pada proses belajar di kelas untuk mengoptimalkan hasil belajar dan membantu kesulitan siswa yang dapat diatasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan desain pembelajaran guna memperbaiki hasil belajar siswa menjadi lebih baik yakni pembelajaran IPA konsep banjir dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assist indiidualization (TAI. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK ) yang menerapkan didactical design research (DDR). Tahapan dalam penelitian meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam 2 siklus. Penelitian ini dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yang dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan tahapan penelitian tindakan kelas menerapkan DDR. Pelaksanaan penelitian adalah di SDN Ranca Tales Serang dengan subjek sebanyak 36 siswa kelas V. Pada siklus I hasil tes yang diperoleh siswa rata-ratanya sebesar 70,44 dengan presentase 66,6 %. Pada siklus II perolehan tes siswa sebesar 81,58 dengan presentase 88,8 % Hasil belajar yang diperoleh dari beberapa siklus cenderung mengalami peningkatan yang baik sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mengatasi kesulitan belajar siswa.

(6)

iv

Arif Hidayat, 2015

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E.Definisi operasional ... 5

BAB II Pembelajaran Konsep Banjir Berbasis Cooperative Learning Tipe Team Assist Individualization A. Kajian Teoritik ... 8

1.Karakterisitik Pembelajaran IPA... 8

2.Didactical Design Research (DDR) ... 10

3.Model Pembelalajar Kooperatif ... 13

4.Materi Banjir ... 19

B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 22

C. Kerangka berpikir ... 25

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

(7)

v

Arif Hidayat, 2015

1. Pengertian PTK... 27

2. Pengertian DDR ... 29

3. PTK Menerapkan DDR ... 30

B. Proses Tindakan ... 33

C. Langkah-langkah Penelitian ... 35

1. Tahap Pra Siklus ... 35

2. Siklus ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Analisis Data... 42

F. Subyek dan Lokasi Penelitian... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 45

B. Pelaksanaan Penelitian ... 45

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 86

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 93

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu yang terpenting dalam kehidupan manusia, tanpa adanya pendidikan manusia tidak akan mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Untuk mensuskseskan pembangunan pendidikan di Indonesia perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Perbaikan dan penyempurnaan bidang pendidikan tentunya menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat, serta melihat tantangan global yang akan berdampak pada kebutuhan pembangunan.

Untuk mewujudkan dan mensukseskan tujuan pendidikan tersebut, maka disusunlah suatu kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Kurikulum yang digunakan hingga saat ini merupakan suatu pedoman dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Yusnandar, 2012, hlm. 30)

(9)

yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (rality) atau kejadian (event) dan hubungan sebab-akibatnya.

Pada Kompetensi DasarIPA kelas V Sekolah Dasar konsep Banjir terdapat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yakni Mengidentifikasi Banjir yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Melihat pada Kompetensi Dasar tersebut siswa diharapkan mampu memahami Banjir yang terjadi dan dampaknya bagi kehidupan. Dalam materi Banjir siswa kelas V SD diarahkan untuk dapat melaporkan Banjir yang ada di Indonesai. Selain itu, siswa diharapkan mampu mengerti akan makna dari Banjir tersebut baik sebab maupun akibat Banjir bagi makhluk hidup di bumi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDN Ranca Tales Kecamatan Taktakan Kota Serang tentang mater Banjir siswa kelas V umumnya diberikan materi pengenalan sata dan memberikan contoh-contoh dari Banjir tersebut. Pada konsep banjir misalnya siswa hanya diajarkan melalui buku pelajaran IPA. Dalam pembelajaran IPA saai ini ,pada proses pembelajaran guru sering mengabaikan karakteristik yang dimiliki siswa dalam belajar, selama ini guru dalam melaksanakan pembelajaran hanya menggunakan sumber buku yang ada di sekolah saja sedangkan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini berkembang pesat yang mengakibatkan konseptual yang dimiliki gurumenjadi terbatas dan kaku. Hal ini, menyebabkan pembelajaran menjadi terhambat atau adanya kesulitan belajar (learning obstacle).

(10)

3

bila ditinjau dari kompetensi yang ingin dicapai adalah salah satunya siswa dapat melaporkan dan mengerti dampak peritiwa alam, dengan pembelajaran secara kelompok siswa dapat lebih berinteraksi dan bertukar informasi dengan teman lainnya.

Kesulitan belajar siswa pasti ada dalam setiap konsep pada materi peritiwa alam contohnya dalam buku elektronik (BSE) kelas V yang disusun oleh Winarti, Winarto & Sunarno. Dalam buku tersebut pembahasan Banjir hanya mengulas pengertian dan gambar dari masing-masing Banjir, sehingga kesan materi kurang menarik dan membuat siswa langsung belajar materi pokok dan tidak diarahkan untuk permulaan pengenalan Banjir.

Penyampaian materi pada buku yang terlalu panyak pengertian akan membuat siswa jenuh dan terkesan monoton. Penyajian buku memang harus seimbang antara gambar dan pengertian yang dibuat sebagai penarik kesimpulan dari konsep yang dibahas. Untuk itu, peneliti memilih Desain Pembelajaran Konsep Banjir Berbasis Cooperative Learning Tipe Team Assist Individualization Berdasarkan

Analisis Kesulitan Belajar ( learning obstacle ) SD Kelas V.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang tersebut, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana Desain Pembelajaran Konsep Banjir Berbasis Cooperative Learning Tipe Team Assist

Individualization Berdasarkan Analisis kesulitan belajar ( Learning

Obstacle ) SD kelas V”

Masalah tersebut diatas dijelaskan lebih terarah melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kesulitan belajar pada proses pembelajaran IPA konsep banjir di SD kelas V?

(11)

3. Bagaimana hasil belajar desain didaktis pembelajaran IPA konsep banjir di SD kelas V?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui Desain Pembelajaran Konsep Banjir Berbasis Cooperative Learning Tipe Team Assist Individualization Berdasarkan Analisis kesulitan belajar ( Learning Obstacle ) SD kelas V Tujuan umum tersebut kemudian dikhususkan menjadi tujuan penelitian yang dijelaskan diantaranya sebagai berikut:

1. Membantu kesulitan belajar ( learning obstacle ) pada pembelajaran IPA konsep banjir.

2. Mendeskripsikan desain pembelajaran tentang konsep banjir yang dapat mengatasi kesulitan belajar siswa.

3. Meningkatkan hasil belajar desain didaktis pembelajaran berbasis cooperative learning tipe team assit individualization dalam pembelajaran IPA konsep banjir.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil dari Penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

a. Untuk mengetahui kesulitan belajar ( learning obstacle ) dalam pembelajaran konsep Banjir berbasis cooperative learning sehingga dapat menghasilkan metodologi baru yang dapat dijadikan contoh merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar (learning obstacle) siswa.

(12)

5

c. Untuk menghasilkan desain didaktis baru dalam pembelajaran konsep banjir berbasis cooperative learning.

2. Bagi Siswa

Dari hasil penelitian ini akan ada desain pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar sehingga siswa akan lebih paham dan mengerti tentang konsep Banjir sehingga tidak mengalami kesulitan belajar.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian memberikan pengetahuan tentang kesulitan belajar ( learning obstacle ) yang dialami siswa pada pembelajaran konsep Banjir dan diharapkan guru dapat menerapkan desain didaktis baru darihasil penelitian ini.

E. Definisi Operasional

1. Desain Pembelajaran

“Secara sederhana desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses merancang tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber-sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik agar peserta didik mau dan mampu untuk belajar” (Wiyani, 2013, hlm.24)

(13)

2. Konsep Banjir

konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas kejadian atau hubungan. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret atau gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Wikipedia Indonesia 2013)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Peristiwa adalah kejadian (hal, perkara, dsb) yang benar-benar terjadi, sedangkan alam adalah segala yang ada di langit dan di bumi, jadi peristiwa lama merupakan suatu kejadian yang terjadi di langit dan bumi. Dalam buku ajarnya (BSE) sulistyanto dan wiyono (2008, hlm.176) Banjir merupakan peristiwa alam dimna air menutupi permukaan bumi dan menjelaskan beberapa peristiwa alam yang ada di indonesia adalah banjir, tanah longsor, tsunami, gempa bumi, dan gunung meletus.

3. Pendekatan Cooperative Learning

“Pendekatan atau pembelajaran cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen “(Rusman, 2012, hlm. 202).

Johnson (dalam Rusman, 2012, hlm. 204) mengungkapkan belajar cooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.

Slavin (dalam Trianto, 2008, hlm.61-62) menjelaskan konsep utama dari belajar kooperatif adalah sebagai berikut :

(14)

7

b. Tnaggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tergantung untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Pendekatan

Cooperative Learning Tipe Team Asisst Individualization atau

Student Team Achivement Division Merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana ,dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif, komponen utamanya yaitu presentasi kelas, tim kuis, skor kemajuan individu dan rekognisi tim ( Slavin, 2009, hlm.143).

4. Analisis Kesulitan Belajar (learning obstacle)

“Kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar” (Djamaral, 2008, hlm.235)

Dalam pengertian diatas secara garis besar kesulitan belajar yang dialami siswa merupakan hambatan dari suksesnya pembelajaran. Pada pembelajaran IPA sering ditemukan kesulitan belajar (learning obstacle) dalm suatu konsep tertentu. Hal ini menjadi fokus perhatian

(15)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif (PTK) menerapkan Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research ). Di bawah ini adalah penjelasan mengenai

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Didactical Design Research (DDR) serta PTK yang diterapkan DDR.

1. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

Pengertian Pnelitian Tindakan kelas menurut Arikunto, S

(2010: 129) mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran”.Sedangkan PTK menurut Suharjono ( 2006:4 ) PTK adalah “laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam meningkatkan mutu pembelajrannya”.

Ada beberapa model penelitian tindakan kelas yang dapat diterapkan, tetapi yang peneliti gunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Adapun model penelitian tindakan kelas yang dimaksud seperti yang disajikan dalam penjelasan berikut:

a. Planning (rencana)

(16)

efek-28

efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi hambatan.

b. Action (Tindakan)

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.

c. Observation (Pengamatan)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya.

d. Reflection (Refleksi)

(17)

2. Didactical Design Reasearch ( DDR )

Desain Didaktis (Didactical Design Reasearch) yaknin menurut Suryadi(2010)tahapan Desain Didaktis melalui tiga tahapan analisis, yaitu:

a. Prospektif yaitu Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP.

b. Analisis metapedadidaktik, yakni analisis kemampuan guru untuk :

1). Memandang komponen-komponen segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu Antisipasi Didaktis dan Pedagogis, Hubungan Didaktis yaitu antara siswa dan materi, dan Hubungan Pedagogis yang merupakan hubungan guru dan siswa sebagai suatu kesatuan yang utuh.

2). Mengembangkan tindakan sehingga tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai kebutuhan siswa.

3). Mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan.

4). Melakukan tindakan didaktis dan pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran

c. Analisis retrosfektif (restrospective analysis) yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan tersebut akan diperoleh dedain didaktis yang akan disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.

(18)

30

Siklus Didactical Design Research

Gambar 3.1

3. PTK Menerapkan DDR

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang Menerapkan Didactical Design Research.Tahapan PTK dengan penerapan DDR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terlebih dahulu melakukan pra siklus atau sebelum tindakan melakukan perencanaan terlebih dahulu (prospektif), pelaksanaan (metapedadidaktik), pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi (retrospektif). Penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian Tindakan Kelas yang telah diterapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Pra Implementasi, dalam pra implementasi tahapan pertama yang dilakukan yaitu melakukan pemetaan kurikulum, membuat mind map, penyajian buku teks, repersonalisasi, konsepsi siswa, wawancara siswa, praktik mengajar, analisis metapedadidaktik, dan tahap terakhir yaitu analisis kesulitan belajar siswa.

Prospektif

Metapedadidaktik

(19)

b. Perencanaan bisa menggunakan Lesson Design (RPP), dalam lesson design DDR tahapan pertama yang dilakukan yaitu membuat dan menentukan :

 SK&KD

 Tujuan Pembelajaran

 Tahapan Kegiatan (pembahasan materi, belajar (individual, kelompok, klasikal), percobaan, media, tanya jawab, prediksi respon siswa, dan antisipasi guru.  Evaluasi

c. Implementasi (pelaksanaan), dalam implementasi ini guru yang harus paham mengenai materi dengan kata lain pemahaman guru. Dalam hal ini ada fleksibilitas, unity, coherence, dan ada juga observasi kelas.

d. Observe ( pengamatan ), mengamati aktifitas belajar siswa dan aktivitas guru di dalam pembelajaran.

(20)

32

Modifikasi alur siklus PTK Kemmis dan Mc Taggart

dengan penerapan DDR

Gambar 3.2

B. Proses Tindakan

Dalam penelitian ini peneliti melakukan tahap awal dengan melakukan repersonalisasi.Repersonalisasi tersebut yaitu menganalisis buku teks IPA tentangperistiwa alam khususnya pada konsep banjir

Sebelum Tindakan

Siklus 1

Siklus Berikutnya

Plan (Perencanaan) (Prospektif)

Action (Pelaksanaan) (Metapedadidaktik) Reflection (Refleksi)

(Retrospektif)

(21)

serta mengamati cara guru dalam menyajikan buku tersebut. Selanjutnya yaitu mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang konsep banjir di kelas. Dari kegiatan tersebut peneliti memperoleh data tentang bagaimana proses pembelajaran tentang banjir.Data yang diperoleh yaitu, hasil analisis buku teks, persiapan guru dalam merancang pembelajaran serta melaksanakannya, aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas serta interaksi antara guru dengan siswa di kelas. Kegiatan pra siklus dilakukan untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA tentang banjir di kelas V. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis untuk persiapan melakukan tindakan pada siklus 1.

Mengacu paada model kemmis dan Mc Taggart. Langkah-langkah yang di paparkan model kemmis dan Mc Taggart yaitu Perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasu dan refleksi. Di bawah ini adalah penjelasannya:

1. Perencanaan yaitu suatu perencanaan tindakan yang akan

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari sikap maupun perilaku belajar dengan mencari solusi.

2. Pelaksanaan Tindakan yaitu upaya dari peneliti untuk

memperbaiki dan meningkatkan suatu perubahan yang diinginkan.

3. Pengamatan yaitu mengamati hasil dari tindakan yang

dilaksanakan terhadap siswa.

4. Refleksi yaitu mengkaji, melihatn dan mempertimbangkan hasil

(22)

34

Alur PTK dalam pembelajaran IPA tentang gaya dengan menggunakan

pendekatan Kooperatif Learning Tipe Team Assist

Individualization(Modifikasi model Kemmis dan Mc Taggart dengan penerapan

DDR)

Gambar 3.3 Pra Siklus

Siklus 1

Siklus Berikutnya Plan (Perencanaan) / Prospektif

 Membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assist Individualization pada Konsep Banjir

 Mempersiapkan fasilitas dan sarana penunjang pembelajaran

 Mempersiapkan pedoman observasi untuk guru dan siswa

Action (Pelaksanaan) / (Metapedadidaktik)

 Peneliti sebagai model melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assist Individualization pada Konsep Banjir Reflection (Refleksi) / Retrospektif

Analisis untuk menemukan permasalahan pada kegiatan belajar mengajar dan mencari solusi dari permasalahan tersebut

Observe (Pengamatan) /Repersonalisasi

 Mengamati cara guru menyajikan materi yang ada dalam buku pegangan

 Mengkajibuku pelajaran siswa

 Mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

Observe (Pengamatan) / Metapedadidaktik

 Peneliti berkerjasama dengan guru mitra sebagai observer untuk mengamati kegiatan

pembelajarandengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assist Individualization pada Konsep Banjir dari awal sampai akhir pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai model

Reflection (Refleksi) / Retrospektif

 Mengevaluasi kemajuan dan kesulitan setelah penerapan desain pembelajaran

 Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik

 Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran

(23)

C. Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus garapan peneliti adalah mencari dan menganalisis kesulitan belajar (learning obstacle) yang di alami siswa, sehingga pada desain didaktis yang di buat dan dikembangkan diharapkan mampu menjadikan pembelajaran dapat berjalan lebih baik dan dapat mengatasi masalah kesulitan belajar (learing obstacle) pada siswa.

Dalam penelitian ini pun bukan hanya bagi siswa, tetapi juga bagi guru. Menganalisis kesulitan belajar siswa bisa dijadikan dasar dalam mengembangkan dan merancang desain pembelajaran baik itu desain lama yang dimodifikasi ataupun model desain pembelajaran baru yang dibuat, sehingga kesulitan belajar yang dialami siswa dapat teratasi. Ada beberapalangkah-langkah yang dilaksanakan pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Pra Siklus( sebelum tindakan )

a. Pengamatan (Repersonalisasi)

Melakukan repersonalisasi terhadap buku teks yang digunakan siswa dalam belajar dan mengamati guru dalam menyajikan buku teks tersebut. Dalam repersonalisasi yang dilakukan adalah :

1) Menganalisis materi yang kita pilih buku teks siswa yang digunakan dalam pembelajaran.

2) Merepersonalisasi buku teks siswa yaitu konsep materi yang kita pilih misal konsep peristiwa alam. 3) Menganalisis materi tersebut mulai dari tahapan dan

isi materi konsep tersebut.

(24)

36

5) Merancang instrumen untung mengetahui hambatan belajar (learning obstacle) siswa.

6) Merancang dan meminta ususlan tentang desain didaktis awal yang dibuat.

b. Refleksi (Retrospektif)

Melakukan diskusi dengan guru kelas V untuk menganalisis masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran IPA konsep banjir dan mencari solusi dalam mengatasi masalah yang terjadi.

2. Siklus

a. Perencanaan (Prospektif)

Dalam tahap ini guru merencanakan dan menyusun persiapan untuk pembelajaran IPA diantaranya pembuatan RPP, pemyediaan alat dan bahan penunjang dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada konsep banjir. b. Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

(25)

Tabel 3.1

Langkah pembelajaran kooperatif

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1

Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi

Siswa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada

kegiatan pelajaran dan menekan

pentingnya topik yang akan dipelajari

dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan Informasi

Guru menyajikan informasi atau

materi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau melalui bahan

bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasi Siswa ke dalam

Kelompok-kelompok Belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membimbing

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efektif dan efisien.

Tahap 4

Membimbing Kelompok Bekerja dan

Belajar

Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberikan Penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil

(26)

38

c. Pengamatan (Metapedadidaktik)

Pada proses pengamatan dimana peneliti sebagai model yang pelaksanaannya akan diamati oleh observber yaitu guru kelas pada tahap pengamatan ini bisa melakukan pengamatan apakah ada kemajuan selama penerapan desain pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI.

d. Refleksi (Retrospektif)

Peneliti dan guru mitra menganalisis dan mengeevaluasi hasil pembelajaran apakah terjadi peningkatan belajar, apabila hasil tindakan belum maksimal maka dilanjutkan ke silus berikutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini salah satu kegiatan yang sangat penting adalah pengumpulan data. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

yaitu mendapatkan data” (Sugiyono, 2013, hlm. 308). Peneliti yang

tidak mengetahui teknik pengumpulan data, maka tidak aka mendapatkan data yang sesuai dengan standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Adapun cara peneliti menyusun tes dalam penelitian ini yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan Prosedur, Jenis dan Bentuk Tes

Langkah awal yang peneliti lakukan untuk menyusun tes yaitu menentukan prosedur, jenis serta bentuk tes yang akan digunakan.

(27)
(28)

39 Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar

Indikator TK K1 K2 K3 Juml

ah PG E PG E PG E Memahami perubahan

(29)

K3 = Penerapan c. Membuat Soal (Terlampir)

d. Membuat Kunci Jawaban (Terlampir) e. Menentukan Kriteria Penilaian

Tiap soal PG diberi bobot nilai 1, dengan skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 10.Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa, peneliti menggunakan rumus :

Nilai Akhir = Skor yang benar

Skor maksimum X 100

1. Observasi

(30)

41

Pedoman Observasi Aktivitas Guru pada Mata Pelajaran IPA

Konsep banjir dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI

Tabel 3.3

No Aspek Indikator Nilai

1 2 3

1. Menyampaikan Tujuan dan

Memotivasi Siswa

 Membuka pembelajaran

 Memberikan motivasi

belajar sbelum

pembelajaran

 Keaktifan Siswa dalam

memperhatikan

2. Menyajikan informasi  Guru menyajikan

informasi atau materi

kepada siswa dengan

jalan demonstrasi atau

melalui bahan bacaan

3. Mengorganisasi Siswa ke dalam

Kelompok-kelompok Belajar

 Membentuk siswa

menjadi beberapa

kelompok diskusi

 Mendisiplinkan siswa

4. Membimbing Kelompok Bekerja

dan Belajar

 Mengarahkan siswa

untuk berdiskusi dengan

siswa lainnya atau

dengan guru

 Membuat siswa

berkonsenterasi dalam

menyimak

 Membimbing siswa

dalam menemukan

(31)

5. Evaluasi  Mengevaluasi hasil belajar siswa

6. Memberikan Penghargaan  Membuat siswa

memberikan respon

terhadap penghargaan ke

siswa lain

Jumlah skor

Nilai rata – rata = Nilai yang diperoleh

Jumlah deskriptor

Tingkat penguasaan

Skor maksimal= Jumlah deskriptor x Nilai tertinggi

Tingkat Penguasaan = Skor yang diperoleh

Skor Maksimal X 100 %

Kriteria Penilaian 0 - 1 = Kurang 1,1 - 2 = Cukup 2,1 - 3 = Baik

E. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Mengacu pada pendapat Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 401) jenis analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif melalui proses data reduction, data display, dan verification. Rinciannya adalah:

(32)

43

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu” (Sugiyono, 2013, hlm. 338).

2. Data display ( Membuat uraian terperinci ). Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data. Pada penelitian kualitatif penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian yang singkat, bagan, hubungan antar kategori, serta flowchart atau sejenisnya. Miles dan Huberman (dalam

Sugiyono, 2013, hlm. 341) bahwa “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been

narrative tex”. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data yaitu dengan teks yang bersifat naratif.

3. Verification ( melakukan interpretasi dan kesimpulan

).Langkah terakhir menurut Miles dan Huberman dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan disini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal.Berdasarkan langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman, maka langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

a. Mengumpulkan informasi

b. Menganalisis keseluruhan informasi yang telah diperoleh c. Mengklasifikasikan informasi yang telah diperoleh

d. Membuat uraian secara rinci mengenai hal-hal kemudian muncul pada saat pengujian

e. Menetapkan pola dan mencari hubungan serta membandingkan antara beberapa kategori

(33)

g. Menyajikan secara naratif

F. Subjek dan Lokasi Penelitian

Berikut ini uraian dari subjek dan lokasi yang diambil dalam penelitian ini.

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran IPA pada konsep banjir dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TAI di kelas V Sekolah Dasar dengan jumlah siswa 30 orang.

2. Lokasi Penelitian

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djamaral, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Green, T F. (1971). The activities of teaching. Tokyo : Mc Graw-Hill.

Margaretha. Hendri, E. Sujana, A. (2006). Konsep dasar IPA. Bandung : UPI Press.

Phillips, S. (2008). Slow learners. New York : Oxford University Press

Putra,S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta : DIVA press.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta :PT Grafindo Sadullah,U. (2010). Pedagogik IIlmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. Sagala, S. ( 2012). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sulistyanto, H & Wiyono, E.(2008). Ilmu pengetahuan alam untuk SD kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pedidikan Nasional.

Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.

Suryadi, D. (2010). Peningkatan Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika Dalam Upaya Pembentukan karakter Bangsa. Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk Pembentukan Karakter Bangsa. Jurusan

Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

Wikipedia Indonesia (2013). Desain. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Konsep.

(35)

Winarti, W. Winarto, J. Sunarno, W. ( 2009). Ilmu pengetahuan alam untuk SD kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pedidikan Nasional.

Wisudawati, A. W & Sulistyowati, E. (2014).Metodologi Pembelajaran IPA .Jakarta: Bumi Aksara.

Wiyani, N. A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Wuryastuti, S. Widodo, A. Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di sekolah dasar. Bandung : UPI Press.

Gambar

 Gambar  3.1
B.Gambar 3.2  Proses Tindakan
Gambar 3.3 Pra Siklus
Tabel 3.1 Langkah pembelajaran kooperatif
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penulis mengambil contoh pembelajaran inovatif yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achievement Divisions ) yang merupakan

Selain pendapatan aset berpengaruh positif signifikan terhadap frekuensi pembelian dan berat perhiasan emas yang dibeli bahwa contoh memilki hampir seluruh contoh

Saat ini semua orang akan membenarkan apa yang ditesiskan oleh Alvin Tofler, yang pernah ditulisnya di dalam dua buku yang diterbitkan pada tahun 1991 yaitu Third

peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi dan menjamin keamanan pangan dan/atau keselamatan manusia. Menurut Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004 tentang

aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut

Proses adsorpsi menghasilkan efek pendinginan yang terjadi pada botol labu yang kedua, dimana pada tekanan rendah panas dari lingkungan diserap untuk menguapkan adsorbat

bahwa dafam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2ZI?MR.ASEOOT tentang Pemberian uang Makan bagi Pegawai Negeri sipit telah diatur jumlah hari kerja dan besaran uang makan