• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI BERBASIS IT PADA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI BERBASIS IT PADA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

113

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diajukan, serta

hasil penelian yang didasarkan pada teori yang sesuai, maka kesimpulan yang

dapat dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan tes oleh peneliti, dapat diketahui bahwa bentuk kesulitan

siswa dalam menyelesaikan masalah geometri dikelas VII K SMPN 2 Ngunut

Tulungagung adalah pada kurang memahami konsep dasar bangun datar dan

keterampilan (skill) pengoperasian aljabar.

2. Pemberian scaffolding pada keempat subjek penelitian disesuaikan dengan

kesulitan yang dihadapi siswa. Scaffolding tersebut diberikan secara individu

pada masing-masing subjek penelitian dengan berbantuan IT. Scaffolding

dalam menyelesaikan masalah gemometri berbasis IT pada materi bangun datar

pokok bahasan segitiga berdasarkan teori hierarki Anghileri (Explaining,

Reviewing, Restructuring, dan Developing conceptual thinking). Explaining,

yakni memfokuskan perhatian pada soal yang diberikan dengan membacakan

ulang soal dan memberi penekanan pada kalimat yang memberikan informasi

penting dapat dilansanakan dengan baik. Reviewing, yakni meminta/ mengajak

sujek untuk membaca soal kembali dan memintanya untuk mengungkapkan

informasi apa saja yang dia dapat. Restructuring, yakni melakukan tanya jawab

(2)

114

untuk mengarahkan subjek penelitian ke jawaban yang benar. Developing

conceptual thinking, yakni mengarahkan subjek penelitian untuk

menghubungkan yang diketahui pada soal dengan jawaban yang diperoleh.

Keempat subjek penelitian yang dipilih memberikan respon yang perbeda

terhadap scaffolding yang diberikan oleh peneliti. Kemampuan dalam

menyelesaikan masalah geometri pada bangun datar bervariasi, tetapi

hakikatnya tujuan pada hasil akhirnya sama. Sehingga pemberian bantuan IT

disesuaikan dengan tinggkat pemahaman masing-masing siswa. Misalkan pada

Reviewing, ada salah satu subjek penelitian yang bisa langsung faham tanpa

menggunakan bantuan IT, akan tetapi pada Restructuring dan Developing

conceptual thinking harus mengunakan bantuan IT utuk mempermudah

pemahaman pada soal yang diberikan. Hal tersebut juga terjadi pada subjek

penelitian yang lain dan berlaku sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini, maka

peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebaiknya memberi masukan, arahan dan saran kepada guru

matematika, agar dalam proses belajar mengajar guru harus mampu

memberikan bimbingan tersetruktur yang lebih tepat, demi perbaikan proses

belajar mengajar matematika dimasa yang akan datang. Salah satunya adalah

(3)

115

menyelesaikan masalah matematika agar memperoleh hasil belajar yang

maksimal.

2. Bagi guru Matematika

Seorang guru hendaknya bertindak lebih kereatif, inovatif, dan peka dalam

melaksanakan pembelajaran dikelas, terlebih kepada siswa yang mengalami

kesulitan lebih tinggi. Salah satunya dengan memberikan scaffolding kepada

siswa yang mengalami kesulitan. Scaffolding sebenarnya dapat diterapkan pada

semua jenis soal, dan semua jenis mata pelajaran, serta semua tingkatan

belajar, karena scaffolding menurut peneliti tidak hanya harus diberi solusi

tetapi juga harus pendampingan melalui proses berfikir, sesuai dengan tingkat

kesulitan, serta adanya media IT untuk bantuan belajar

3. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa lebih tertarik dan semangat

dalam belajar matematika. Khususnya dalam menyelesaikan masalah geometri.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat mengambil hasil penelitian ini dalam lingkup yang lebih luas

serta mengembangkannya. Sehingga dapat menambah wawasan untuk

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 11. Graph dari citra tiruan. Tampak g raph dengan simpul-simpul yan saling berdekatan mempunyai busur lebih banyak dibandingkan dengan yang letaknya

sendiri merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang memiliki ciri – ciri apabila batang dari tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tersebut dibelah maka

Measurements conducted over several stages, namely compose training/testing datasets, pre-process training/testing datasets, determine the neural network secure,

Parameter yang diamati adalah kadar air benih, laju perkecambahan, uji daya kecambah (kecambah normal, abnormal, dan benih yang belum tumbuh), indeks vigor, bobot segar kecambah,

Dilakukan kunjungan ke MIM Sraten Sukoharjo dan MI Al Islam 2 Ngesrep Boyolali. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi secara nyata dan mendata secara fisik prasarana yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, kecambah normal, benih yang belum tumbuh, indeks vigor, bobot

Tahapan kedua dari desain model ini yaitu Compose training / testing dataset , tahapan ini menentukan data yang akan digunakan dimana dataset KDD 99 terdiri dari empat fitur

Gambar 11. Graph dari citra tiruan. Tampak g raph dengan simpul-simpul yan saling berdekatan mempunyai busur lebih banyak dibandingkan dengan yang letaknya