LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA : MANISTUTU
KECAMATAN : MELAYA
KABUPATEN : JEMBRANA
NAMA MAHASISWA : NI WAYAN LUH WAHYUNI
NIM : 1302105011
FAKULTAS/PS : KEDOKTERAN/ ILMU KEPERAWATAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA 2016
KATA PENGANTAR
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis mendapat banyak petunjuk, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehubung dengan hal tersebut pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Ni Wayan Arya Utami, S.Ked., M.A., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program ini
2. Bapak I Wayan Sarna sebagai Perbekel Desa Sembiran atas bimbingannya selama program KKN-PPM berlangsung
3. Bapak Kepala Dusun Mekarsari atas informasi dan data yang telah diberikan kepada penulis.
4. Ibu Ni Luh Sweni selaku keluarga dampingan yang telah bekerjasama dengan baik dan terbuka, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.
5.Teman-teman kelompok KKN PPM Periode XIII di Desa Manistutu yang telah memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang penulis hadapi.
Karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhir kata sekian dan terimakasih.
Manistutu, 28Agustus 2016
Penulis DAFTAR ISI
COVER...…i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI... iii
LEMBAR PENGESAHAN... v
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN... 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan... 2
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan... 4
1.2.1 Pendapatan Keluarga... 4
1.2.2 Pengeluaran Keluarga... 5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH...6
2.2 Masalah Prioritas...6
2.2.1 Masalah Keuangan...6
2.2.2 Masalah Kesehatan...7
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH...8
3.1 Program...8
3.1.1 Masalah Keuangan...8
3.1.2 Masalah Kesehatan...8
3.2 Jadwal...9
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA...14
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga...… 14
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga... …… 14
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan...……... 15
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan...……15
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga...15
BAB V PENUTUP...16
5.1. Kesimpulan...16
5.2. Rekomendasi...………..16
DAFTAR PUSTAKA...………..17
LAMPIRAN...18
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya : Nama Mahasiswa : Ni Wayan Luh Wahyuni
No. Mahasiswa : 1302105011
Tanda Tangan :
Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM
Manistutu, 28 Agustus 2016
Mengetahui/Menyetujui, Mengetahui/Menyetujui,
DPL Desa Manistutu KK Dampingan
(dr. Ni Wayan Arya Utami, S.Ked., M.A., Ph.D) (Ni Luh Sweni) NIP. 198109012006042001
Mengetahui/Menyetujui, Kepala Desa Manistutu
(I Wayan Sarna)
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Program pendampingan keluarga atau yang sering disingkat dengan istilah KK Dampingan adalah termasuk kedalam salah satu program inti dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana (KKN PPM UNUD). Kategori yang menjadi acuan untuk menentukan siapa yang menjadi keluarga dampingan yang akan didampingi oleh mahasiswa KKN PPM Universitas Udayana merupakan keluarga kurang sejahtera atau prasejahtera. Dengan adanya mahasiswa yang mendampingi keluarga yang masuk kedalam kategori keluarga dampingan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Program keluarga dampingan ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki oleh keluarga, dengan mencari data dan menganalisis kemampuan yang dimiliki oleh keluarga, disamping itu peran dari mahasiswa adalah mengidentifikasi masalah yang dimiliki oleh keluarga, menganalisis masalah tersebut dan mencarikan solusi untuk memecahkannya.
Bab ini akan menjabarkan tentang profil keluarga dampingan termasuk perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan dari keluarga Ibu Ni Luh Sweni. Identitas keluarga dampingan merupakan hal primer dalam pendataan keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku peneliti melakukan pendataan dan pendampingan terhadap keluarga miskin dengan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Bapak Kepala Desa Manistutu Manistutu serta pembagian keluarga dampingan oleh Bapak Kepala Desa Manistutu Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana sebagai tempat penelitian mahasiswa bersangkutan. Berikut terlampir beberapa data terkait keluarga dariIbu Ni Luh Sweni..
1.1 Profil Keluarga Dampingan
[image:6.595.108.535.368.641.2]Identitas dari keluarga Almarhum Bapak I Wayan Nela bersama dengan istri dan orang tuanya sebagai objek keluarga dampingan adalah seperti tabel 1.1. Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak I Wayan Nela (Almarhum)
No
.
Nama Status Umur
(Th)
Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1. I Wayan Nela (Almarhum)
Kawin 59 (saat meninggal)
SD Petani (Dahulu) Kepala Keluarga
2. Ni Luh Sweni Kawin 65 SD Serabutan (Buruh Pemetik cengkeh, Buruh Pengangkut Kelapa, Buruh Mengikat Janur) Istri
3. Ni Ketut Reji Kawin 80 Tidak Tamat SD Tidak bekerja (hanya dapat mengerjakan pekejaan rumah) Orang Tua
masing-masing laki-laki dan perempuan yang saat ini telah berkeluarga dan mempunyai kehidupan masing-masing, serta seorang ibu yang sudah tua dan renta. Putri pertama dari pasangan Almarhum Bapak I Wayan Nela dengan Ibu Ni Luh Sweni sudah menikah ke Desa Melaya dan memiliki kehidupannya sendiri begitu pula dengan anak laki-lakinya yang juga telah menikah ke Desa Melaya dan menetap di rumah sang istri, dan Ibu Ni Luh Sweni sendiri sudah memiliki 4 oranng cucu yang semuanya sudah bersekolah. Kepala rumah tangga di keluarga ini yaitu Bapak I Wayan Nela (Almarhum) yang telah meninggal dunia 3 tahun yang lalu karena sakit dan pada saat itu beliau berusia 59 tahun, kini anggota keluarga yang masih tinggal di rumah ini hanyalah 2 orang yaitu istrinya Ni Luh Sweni beserta Ibunya Ni Ketut Reji.
Keluarga dari Bapak Almarhum I Wayan Nela yang saat ini hanya dihuni oleh Ibu Ni Luh Sweni serta Ibunya ini dapat dikatakan sebagai salah satu keluarga pra-sejahtera karena dilihat dari segi perekonomian keluarga yang masih “pas-pas’an” untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, bahkan tak jarang Ibu Ni Luh Sweni harus berhutang jika ada keperluan mendesak. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari Ibu Ni Luh Sweni dan Mertuanya harus tinggal dalam satu pekarangan rumah yang berukuran kurang lebih 4mx4m. Tanah pekarangan yang ditempati merupakan warisan. Rumah mereka terbuat dari anyaman bambu dengan kualitas yang rendah, lantainya terbuat dari semen dan atapnya dari genteng tanah liat yang sudah mulai using dan dengan kualitas yang rendah, dan terdiri dari sebuah kamar tidur. Sementara untuk dapur berada di luar rumah.
Untuk sumber air minum Ibu Ni Luh Sweni mendapatkan sumbangan air dari tetangga-tetangganya yang masih memiliki hubungan keluarga dengan beliau tanpa perlu membayar. Untuk sumber penerangan Ibu Ni Luh Sweni juga mendapatkan sumbangan dari tetangganya dan beliau hanya membayar untuk listrik yang menjadi sumber untuk 1 lampu saja yaitu lampu di tempat masuk rumahnya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan memiliki tujuan untuk mengetahui apakah keluarga sudah sesuai antara penghasilan dengan pengeluaran atau belum. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Almarhum Bapak I Wayan Nela, yang dalam hal ini Ibu Ni Luh Sweni menjadi tulang punggung keluarga saat ini.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Ibu Ni Luh Sweni merupakan salah satu keluarga pra-sejahtera yang bertempat tinggal di Banjar Mekarsari, Desa Manistutu. Saat ini yang menjadi tulang punggung keluarga ini setelah kepergian Bapak I Wayan Nela adalah Ibu Ni Luh Sweni. Ibu Ni Luh Sweni hanya dapat mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar. Selain itu, Ibu Ni Luh Sweni juga tidak memiliki sawah yang seharusnya bisa mengurangi beban ekonomi keluarga.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tentu Ibu Ni Luh Sweni (Almarhum) harus mengatur pengeluaran rumah tangga seperti untuk konsumsi, kesehatan, sosial dan lain – lain. Adapun rincian dari berbagai keperluan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Sehari – hari ( Konsumsi)
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Ibu Ni Luh Sweni dalam sebulan adalah sebagai berikut :
Pengeluaran sehari-hari
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari Beras 1kg : Rp. 10.000/hari Lauk pauk : Rp. 8.000/hari Korek, Minyak : Rp. 2000 Total Pengeluaran perhari Rp. 20.000
Uang Listrik : Rp 10.000,00/bulan b. Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Hal ini juga diperhatikan oleh Ibu Ni Luh Sweni dan mertuanya. Untuk Biaya Kesehatan Ibu Ni Luh Sweni dan mertuanya sudah dijamin dengan biaya BPJS yang ditanggung oleh pemerintah.
c. Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi di Bali yang adat istiadatnya begitu kental tentu banyak pengeluaran yang harus ditanggung. Syukurya, Ibu Ni Luh Sweni tidak dikenakan biaya apapun dalam urusan iuran di banjar dan lain-lain, karena kondisinya yang memprihatinkan, ditambah beliau sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi kecuali mertua satu-satunya.
d. Lain – lain
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Bab II ini merupakan bab penjelasan mengenai masalah-masalah yang
dianggap sebagai permasalahan utama sehingga harus diprioritaskan untuk
dibahas dan ditanggapi agar dapat menentukan solusi yang sekiranya tepat.
Permasalahan pada Ibu Ni Luh Sweni bisa meliputi masalah keuangan dan
masalah kesehatan. Berikut penjelasan beberapa prioritas permasalahan yang
dialamiIbu Ni Luh Sweni:
2.1 Permasalahan Keluarga
Untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, maka dibutuhkan suatu
pendekatan secara langsung terhadap keluarga dampingan. Pendekatan tersebut
dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dan observasi tempat
(lingkungan rumah) dengan mengunjungi keluarga dampingan. Setelah
mengunjungi rumah keluarga dampingan yaitu rumah Ibu Ni Luh Sweni,
didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh beliau. Adapun
permasalahn tersebut meliputi masalah keuangan, kesehatan, maupun
permasalahan keluarga.
Ibu Ni Luh Sweni yang hanya mengenyam pendidikan SD dan sudah
berumur 65 tahun sudah tentu sepantasnya tidak mampu bekerja berat lagi karena
kondisi fisiknya yang sudah berumur. . Hal ini membuat beliau bekerja serabutan
yang tidak terlalu menguras tenaga dengan pendapatan minim bahkan tidak
menentu.
2.2 Masalah Prioritas
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di rumah Ibu Ni
Luh Sweni terdapat beberapa masalah yang menjadi prioritas. Beberapa masalah
tersebut meliputi masalah kesehatan, maupun keuangan. Adapun beberapa
permasalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.2.1 Masalah Keuangan
Masalah keuangan menjadi masalah pokok yang dihadapi oleh Ibu Ni Luh
Sweni. Perekonomian keluarga Ibu Ni Luh Sweni cenderung mengalami defisit.
Pendapatan yang beliau hasilkan dari bekerja dapat dikatakan kurang untuk
beliau bekerja hanya cukup untuk membeli beras, dan lauk seadanya.
Kadang-kadang uang yang beliau dapatkan hanya cukup untuk membelii beras saja dan
untuk lauknya beliau memanfaatkan tumbuhan yang ada disekitar pekarangan
beliau. Apalagi beliau juga harus menanggung biaya mertuanya seorang diri.
2.2.2 Masalah Kesehatan
Ibu Ni Luh Sweni memiliki kartu BPJS yang menjamin masalah kesehatan beliau.
Ibu Ni Luh Sweni tidak memiliki riwayat penyakit kronis, hanya saja jika beliau
merasa kelelahan beliau merasa sedikit sesak dan beliau langsung berobat
menggunakan kartu BPJS yang dimilikinya. Tentu saja jika beliau merasa lelah
timbul rasa pegal dan lelah karena beliau bekerja hampir seharian penuh di tengah
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai saran-saran dan motivasi bagi
keluarga dampingan dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dalam
keluarga dampingan yang bersangkutan.
3.1. Program
Dengan identifikasi dan memprioritaskan masalah maka muncul usaha
pemecahan masalah. Usaha-usaha tersebut merupakan program-program yang
akan diberikan kepada keluarga dampingan untuk memecahkan masalah di dalam
keluarga tersebut terutama masalah yang akan diprioritaskan. Program-program
tersebut berupa alternatif-alternatif yang merupakan saran-saran dan motivasi bagi
keluarga dampingan.
3.1.1. Masalah Keuangan
Solusi yang dapat diberikan untuk masalah keuangan yang dialami Ibu Ni
Luh Sweni adalah dengan memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya untuk
menanam jenis-jenis sayuran yang dapat tumbuh dengan mudah seperti sayur
labu, sayur kangkung, sayur bayam, cabe, dan tumbuhan paku yang banyak ada di
belakang pekarangan rumah beliau. Dengan memanfaatkan lahan yang ada di
rumahnya untuk menanam berbagai jenis sayuran seperti itu, tentunya beliau tidak
perlu membeli lagi sayur untuk melengkapi nasi saat makan. Hal ini dapat
mengurangi jumlah pengeluaran Ibu Ni Luh Sweni. Ibu Ni Luh Sweni
mengatakan lahannya sering tidak dimanfaatkan karena tidak tahu harus menanam
apa, dan jarang-jarang beliau mau menanam jenis tumbuhan sayur di
pekarangannya. Melihat kondisi Ibu Ni Luh Sweni yag sudah lansia, tidak
mungkin menyuruh beliau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat lagi, disini
sudah sepantasnya anak-anak beliau membantu ibunya. Disamping itu, sudah
sepatutnya Ibu Ni Luh Sweni dibantu dalam mencari nafkah karena usianya yang
semakin hari semakin tua.
3.1.2. Masalah Kesehatan
Solusi yang dapat diberikan untuk masalah kesehatan adalah Ibu Ni Luh
Sweni jika merasa lelah sebaiknya jangan memaksakan diri untuk bekerja teralu
segera berobat menggunakan kartu BPJS yang dimilikinya, dan Ibu Ni Luh Sweni
dapat mengikuti kegiatan pelayanan kesehatan gratis yang biasanya diadakan oleh
Puskesmas Keliling Kecamatan Melaya di Desa Manistutu.
3.2. Jadwal Kegiatan
Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan
kegiatan) yang dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang
dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan di keluarga Ibu Ni Luh Sweni.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah seperti pada tabel berikut.
No. Hari, Tanggal Jenis Kegiatan Waktu Durasi
1 Senin, 25 Juli
2016
Rapat anggota untuk persiapan
KK Dampingan dan Pengundian
mengenai pembagian KK
Dampingan serta Koordinasi
dengan Bapak Perbekel Desa
Manistutu mengenai kondisi KK
dampingan dan survei lokasi
rumah KK dampingan
15.00-18.00 4 Jam
3 Selasa, 26 Juli
2016
Kunjungan ke rumah Kelihan
Dinas Banjar Mekarsari untuk
berkoordinasi mengenai maksud
dan tujuan untuk mencari KK
Dampingan dan menjelaskan
kriteria yang harus dimiliki,
Pengusulan calon KK Dampingan
sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh Kelihan Banjar
Mekarsari, dan Perkenalan
dengan KK dampingan Banjar
Mekarsari, Desa Manistutu dan
melakukan wawancara tentang
profil keluarga
14.00-17.00 5 Jam
3 Rabu, 27 Juli
2016
Melakukan tanya-jawab untuk
mengidentifikasi permasalahan
yang dihadapi Ibu Ni Luh Sweni
dan melihat keseharian Ibu Ni
Luh Sweni, dan membantu Ibu Ni
Luh Sweni dalam bekerja yaitu
sebagai pemetik cengkeh dalam
hal ini memisahkan cengkeh dari
tangkainya. 4 Kamis, 28 Juli
2016
Melakukan diskusi dengan
keluarga dampingan tentang
permasalahan yang dihadapi
untuk mencari keterangan lebih
lanjut
15.00-18.00 5 Jam
5 Jumat, 29 Juli
2016
Berkunjung kembali ke rumah
Ibu Ni Luh Sweni sekaligus
memprioritaskan masalah yang
dihadapi dan menentukan solusi
yang akan diberikan
15.00-18.00 5 Jam
6 Sabtu,30 Juli
2016
Memberi motivasi kepada Ibu Ni
Luh Sweni di dalam menghadapi
permasalahan yang dihadapi dan
menemani Ibu Ni Luh Sweni
bekerja memetik cengkeh sambil
melakukan Tanya jawab terkait
silsilah keluarganya
14.00-17.00 6 Jam
7 Senin, 1
Agustus 2016
Memberikan solusi untuk
permasalahan yang dihadapi oleh
Ibu Ni Luh Sweni yang mungkin
bisa diterapkan yaitu dengan
mencoba menanam sayur-sayuran
yang mudah untuk ditanam, dan
memberikan solusi untuk KK
Dampingan agar beliau mau
berkoordinasi dengan
anak-anaknya mengenai kondisinya,
dan membantu KK Dampingan
dalam melakukan kegiatan
kesehariannya yaitu memetik
cengkeh 8 Selasa, 2
Agustus 2016
Memberikan saran untuk
mencoba menanam
tumbuh-tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai
sayur-sayuran pengganti lauk yang
dapat ditanam di lahan
pekarangan yang beliau miliki,
dan membantu beliau dalam
menjalani kesehariannya
15.00-20.00 5 Jam
9 Kamis, 4
Agustus 2016
Melakukan kunjungan kembali ke
kediaman Ibu Ni Luh Sweni serta
berbincang – bincang serta
memberikan motivasi dan saran
14.00-18.00 5 Jam
10 Sabtu, 6
Agustus 2015
Membantu Ibu Ni Luh Sweni
dalam bekerja, pada kali ini
membantu KK Dampingan dalam
bekerja mengikat janur
14.00-18.00 6 Jam
11 Senin, 8
Agustus 2016
Membantu Ibu Sweni dalam
bekerja dan mengikuti keseharian
beliau
dan berbincang-bincang
mengenai masalah kesehatan dan
memberikan beberapa motivasi
yang membangun untuk beliau
13.00-18.00 6 Jam
12 Kamis, 11
Agustus 2016
Kunjungan kembali ke rumah Ibu
Ni Luh Sweni dan Pemberian
informasi mengenai potensi
tanaman pekarangan sebagai
penambah penghasilan keluarga
dan melakukan penanaman
tanaman yang yang memberikan
penghasilan tambahan. 13 Sabtu, 13
Agustus 2016
Membantu Ibu Ni Luh Sweni
melakukan pekerjaan
sehari-harinya yaitu mengikat janur dan
memberikan motivasi kepada ibu
Ni Luh Sweni
15.00-18.00 6 Jam
14 Selasa, 16
Agustus 2016
Berkunjung kembali kediaman
Ibu Ni Luh Sweni untuk
memberikan pelayanan
kesehatan seperti mengukur
tekanan darah serta dilanjutkan
dengan memberikan informasi
mengenai masalah gizi dan
kesehatan
13.00-18.00 5 Jam
15 Kamis, 18
Agustus 2016
Menemani Ibu Ni Luh Sweni
melakukan pekerjaannya yaitu
mengikat janur, sambil
berbincang-bincang mengenai
kondisinya saat ini dan
memberikan saran agar tidak lupa
untuk beristirahat
16.00-19.00 6 Jam
16 Senin, 22
Agustus 2016
Memberikan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) kepada
keluarga Ibu Ni Luh Sweni dan
menjelaskan manfaat dari 2
tanaman yang diberikan yaitu
tanaman kumis kucing dan lidah
buaya yang baik untuk kesehatan,
sambil menanyakan tentang
kondisi Ibu Ni Luh Sweni
17 Jumat, 26
Agustus 2016
Perpisahan dan pemberian
sumbangan sembako untuk
keluarga Ibu Ni Luh Sweni serta
berpamitan untuk terakhir kalinya
BAB ID
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA
4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan program keluarga dampingan ini dimulai dari tanggal 23 Juli
2016 hingga 25 Agustus 2016 sesuai dengan penanggalan yang telah tercantum
dalam tabel di bab sebelumnya. Lokasi program keluarga dampingan ini
bertempat di Banjar Mekarsari di Desa Manistutu. Selama kurang lebih sebulan
lamanya, pelaksanaan program KK Dampingan yang telah dilakukan secara
berkala dan tentunya sudah menyesuaikan dengan jadwal program pokok dan
bantu KKN-PPM ini, telah dilakukan secara bertahap di kediaman keluarga Ibu Ni
Luh Sweni. Teknis kunjungan yang dilakukan pun menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi di lapangan serta menghubungi terlebih dahulu pihak keluarga dan
orang-orang sekitar yang bersangkutan seperti Kepala Desa Manistutu dan
Kelihan Banjar Mekarsari terlebih dahulu. Dalam setiap kunjungan, pendamping
mencoba untuk bisa lebih masuk dan memahami lebih dalam dan jelas bagaimana
gambaran kehidupan dari keluarga Ibu Ni Luh Sweni melalui diskusi dan sharing
mengenai kehidupan beliau, disamping itu pendamping juga selalu ikut membantu
kegiatan rutin beliau yang dilakukan untuk mencari nafkah dalam setiap
kunjungan yang telah dilakukan baik membantu beliau dalam memetik cengkeh
dalam hal ini Pendamping selalu membantu Ibu Ni Luh Sweni memisahkan
cengkeh dari batangnya dan membantu Ibu Ni Luh Sweni mengikat janur yang
selanjutnya dikirim oleh pengepul untuk dijual ke Denpasar.
4.2 Hasil Pendampingan Keluarga
4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan
Hasil yang didapat dari pelaksanaan program keluarga dampingan
khususnya dalam bidang keuangan yang telah berjalan kurang lebih sebulan ini,
baik melalui motivasi, bantuan tenaga yang diberikan oleh pendamping maupun
saran dan solusi yang membangun adalah Ibu Ni Luh Sweni mau menerima
dengan terbuka segala bentuk solusi dan rekomendasi yang pendamping coba
berikan selama mendampingi keluarga ini sesuai dengan usulan pensolusian
yang pendamping berikan untuk keluarga beliau perlahan-lahan mulai dituruti
oleh Ibu Ni Luh Sweni, bahwa beliau mengatakan jika ada waktu luang beliau
akan mencoba menanam jenis-jenis sayuran yang mudah untuk ditanam di
pekarangan beliau, untuk dijadikan pendamping nasi.
4.2.3 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan
Hasil lain yang dapat diperoleh melalui kegiatan pendampingan keluarga Ibu
Ni Luh Sweni adalah berkat bantuan pengecekan tekanan darah setiap anggota
keluarga , Ibu Ni Luh Sweni dan Mertuanya bisa mengetahui kondisi kesehatan
mereka serta bisa lebih mentiapkan tindakan preventif sedini mungkin, disamping
itu saran pendamping yaitu agar Ibu Ni Luh Sweni tidak terlalu berat bekerja dan
tidak lupa makan diterima hangat oleh beliau dan beliau mengatakan sudah
mengikuti saran yang diberikan.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari adalah waktu
untuk kunjungan yang tidak menentu, karena Ibu Ni Luh Sweni sendiri harus
bekerja setiap harinya dan waktu bekerja beliau berbeda-beda untuk setiap
pekerjaannya Sehingga untuk dapat bertemu KK dampingan, umumnya hanya
dapat dilakukan pada sore- malam dan itupun di tempat beliau bekerja, jika
pendamping ingin bertemu dengan ibu Ni Luh Sweni harus pagi-pagi sekali ke
tempat beliau. Selain itu kendala lainnya adalah mahasiswa hanya dapat
membantu secara minimal dalam permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berikut simpulan yang didapatkan setelah melakukan pendampingan
kepada keluarga Ibu Ni Luh Sweni yaitu :
1. Terdapat dua permasalah yang ditemukan pada saat identifikasi
masalah yaitu Masalah keuangan dan kesehatan.
2. Pada permasalah keuangan Ibu Ni Luh Sweni masih merasa
kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari terlebih beliau
sudah ditinggal meninggal oleh sang suami begitu pula dengan
anak-anaknya yang tidak mau untuk tinggal dirumah, dan saat ini
beliau juga harus menngurus mertuanya.
3. Pada permasalahan kesehatan, Ibu Ni Luh Sweni sering mengalami
sesak jika merasa lelah, dan hal tersebut tidak dapat beliau hindari
karena tuntutan dari masalah pertama yaitu masalah perekonomian
yang mendesak ditengan hidup yang serba mahal sekarang ini.
Simpulan diatas menunjukkan bahwa kehidupan keluarga Ni Luh Sweni
sangat sederhana. Akan tetap semangat untuk menjalani kehidupan ini.
Untuk itulah disini pendamping berusaha untuk memberikan solusi dan
motivasi yang membangun bagi keluarga Ibu Ni Luh Sweni untuk ke
depannya nanti. Selain itu, pendamping juga mengharapkan agar selama
mendampingi keluarga beliau selama satu bulan lebih bisa memberikan efek
yang positif baik bagi diri pendamping sendiri selama melakukan kegiatan
keluarga dampingan dan juga bagi keluarga beliau.
5.2. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat pendamping berikan dalam hal ini adalah dengan
memberikan saran kepada Ibu Ni Luh Sweni untuk memanfaatkan
pekarangan rumahnya untuk menanam sayuran yang mudah untuk tumbuh
disana agar beliau dapat menghemat pengeluaran. Disamping itu
rekomendasi lainnya adalah agar beliau selalu memperhatikan kesehatannya.
Ahmad Isa, AG 2010. Etika Pergaulan dan A-Z, Panduan Sukses dalam Pergaulan
dengan Orang Lain secara Islam.
Bertens, K. 2004 Etika. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Keraf, A. Sonny 1991. Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi
Luhur. Jakarta:Kanisius.
Suhardana, K.M. 2006. Pengantar Etika & Moralitas Hindu. Bahan Kajian untuk
Memperbaiki Tingkah Laku. Surabaya: Penerbit Paramita.
Suseno, F. M 197 Etika Dasar, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral Jakarta:
Kanisius.