PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
PERUBAHAN LABA PADA
PT. DIPO VALASINDO
SKRIPSI
Oleh :
ERY ARISTYA DEWANTI 0613015048 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
PERUBAHAN LABA PADA
PT. DIPO VALASINDO
Yang diajukan
ERY ARISTYA DEWANTI 0613015048 / FE / EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Munari, MM Tanggal :………..
Mengetahui Wakil Dekan I
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PT. DIPO VALASINDO”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Univesitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
ii
6. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, November 2010
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL………... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
ABSTRAKSI... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 12
2.2. Landasan Teori ... 14
2.1.1. Pasar Modal ... 14
2.2.1.1. Fungsi dan Peranan Pasar Modal... 15
2.2.1.2. Jenis-jenis Pasar Modal ... 17
2.2.2. Laporan Keuangan... 18
2.2.2.1. Jenis Laporan Keuangan ... 19
2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan... 21
2.2.3. Rasio Keuangan Perusahaan... 22
2.3. Kerangka Pikir ... 28
2.4. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional ... 29
3.2. Populasi dan Sampel ... 30
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 32
3.4.1. Teknik Analisis... 32
3.4.3. Uji Asumsi Klasik ... 33
3.4.4. Analisis Regresi Berganda... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 37
4.2. Deskripsi hasil Penelitian ... 38
4.3 Analisa Dan Pengujian Hipotesis ... 38
4.3.1. Uji Normalitas ... 38
4.3.2. Uji Asumsi Klasik... 39
4.3.2.1. Multikolinieritas ... 39
4.3.2.2. Heteroskedastisitas ... 41
4.3.2.3. Autokorelasi ... 42
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda... 43
4.3.4. Teknik Analisis ... 45
4.3.4.1. Hasil Uji F... 45
4.3.4.2. Hasil Uji t... 46
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47
4.5.1. Implikasi Penelitian ... 47
4.5.1.1. Pengaruh Current Ratio Terhadap Perubahan Laba ... 47
4.5.1.2. Pengaruh Total asset turn over Terhadap Perubahan Laba 48 4.5.1.3. Pengaruh Net profit margin Terhadap Perubahan Laba 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 51
5.2. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Laba PT. Dipo Valasindo tahun 2006 sampai 2009 ... 7
Tabel 3.1 : Autokorelasi ... 32
Tabel 4.1. Debt to Equity Ratio,Current Ratio, Total Asset Turn Over Ratio, Net Profit Margin Dan Perubahan Laba PT. Dipo Valasindo... 38
Tabel 4.2: Hasil Pengujian Normalitas ... 39
Tabel 4.3 : Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 40
Tabel 4.4 : Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 41
Tabel 4.5 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 42
Tabel 4.6: Hasil Pengujian Autokorelasi ... 43
Tabel 4.7: Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 44
Tabel 4.8: Hasil Uji F ... 45
Tabel 4.9: Hasil R2 ... 46
Tabel 4.10: Hasil Uji t ... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pikir ... 28 Gambar 4.1. Kurva Hasil Pengujian Durbin Watson ... 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Input Data Lampiran 2 : Uji Normalitas
Lampiran 3 : Uji Asumsi Klasik Multikolineritas, Uji Asumsi Autokorelasi, Non Parametric Correlations
Lampiran 4 : Uji Regression
ix
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
PERUBAHAN LABA PADA
PT. DIPO VALASINDO
Oleh:
Ery Aristya Dewanti
ABSTRAKSI
Analisis rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistim peringatan awal (Early Warning System ) terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Analisis rasio dapat membimbing investor membuat keputusan atau pertimbangan tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan dan atau bagaimana prospek yang akan dihadapi dimasa yang akan datang. Sesuai dengan beragam jenis kegunaan informasi akuntansi, maka jenis-jenis rasio laporan keuangan yang digunakan oleh si pengambil keputusan tergantung pada jenis keputusan yang akan dibuat dan metode pengambilan keputusan yang digunakan. Penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui pengaruh, dan menguji pengaruh Debt to equity ratio Current ratio, Total asset turn over, Net Profit Margin terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo.
populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Dipo Valasindo pada tahun 2009 mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Data yang digunakan dalam penelitian ini jenis data sekunder. Penelitian ini berlandaskan pendekatan kuantitatif dengan tekhnik analisis regresi linier berganda.
Dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan pada PT. Dipo Valasindo mengenai perubahan laba yang dilakukan diperoleh hasil, bahwa variabel Current Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Oleh:
Ery Aristya Dewanti
ABSTRAKSI
Analisis rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistim peringatan awal (Early Warning System ) terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Analisis rasio dapat membimbing investor membuat keputusan atau pertimbangan tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan dan atau bagaimana prospek yang akan dihadapi dimasa yang akan datang. Sesuai dengan beragam jenis kegunaan informasi akuntansi, maka jenis-jenis rasio laporan keuangan yang digunakan oleh si pengambil keputusan tergantung pada jenis keputusan yang akan dibuat dan metode pengambilan keputusan yang digunakan. Penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui pengaruh, dan menguji pengaruh Debt to equity ratio Current ratio, Total asset turn over, Net Profit Margin terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo.
populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Dipo Valasindo pada tahun 2009 mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Data yang digunakan dalam penelitian ini jenis data sekunder. Penelitian ini berlandaskan pendekatan kuantitatif dengan tekhnik analisis regresi linier berganda.
Dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan pada PT. Dipo Valasindo mengenai perubahan laba yang dilakukan diperoleh hasil, bahwa variabel Current Ratio, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Ery Aristya Dewanti
ABSTRACT
Financial ratio analysis can be used as an early warning system (Early Warning System) to the decline of a company's financial condition. Ratio analysis can guide investors to make decisions or judgments about what will be achieved by the company and / or how the prospect will face in the future. In accordance with various kinds of usefulness of accounting information, then the types of financial ratios used by the decision maker depends on the type of decision to be made and methods used in decision making. This research has the objective to know the effect, and examine the effect of Debt to equity ratio The current ratio, total asset turnover, net profit margin to changes in earnings PT. Dipo Valasindo.
Population in this study are the financial statements. Dipo Valasindo in 2009 from January until December. Data used in this study secondary data types. This research is based on the quantitative approach with multiple linear regression analysis techniques.
From the results of research and discussion that has been done at PT. Dipo Valasindo about changes made profits obtained results, that the variable Current Ratio, Total Asset Turn Over, net profit margin does not influence the change in earnings.
1 1.1.Latar Belakang
Pengambilan keputusan keuangan diperlukan informasi keuangan. Informasi tersebut di perusahaan disajikan oleh laporan keuangan yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi. Pada umumnya laporan keuangan dipertimbangkan sebagai dasar untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan seharusnya mencakup informasi keuangan yang dapat digunakan untuk membuat keputusan ekonomi. Informasi keuangan yang dimaksud adalah informasi tentang kinerja perusahaan, arus kas, posisi keuangan perusahaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan (Suprihatmi, 2008:1)
profitabilitas di masa yang akan datang yang dapat dipakai oleh calon investor untuk mengambil keputusan apakah mereka melakukan investasi di perusahaan tersebut atau di perusahaan lain. Bagi kreditor mereka lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek atau jangka panjang, di samping faktor keuntungan yang diperkirakan akan mampu diperoleh perusahaan. (Suprihatmi, 2008:2)
Analisis rasio adalah salah satu cara pemrosesan dan penginterperstasikan informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Menurut Helfert [1996: 86], “Analisis rasio keuangan mempunyai kegunaan untuk menilai kinerja perusahaan dimana dari sudut pandang manajemen berkaitan dengan efektivitas operasi, efektivitas pemanfaatan modal dan profitabilitas yang dicapai atas aktiva yang digunakan”. (Mamy, 2004:1)
keputusan tergantung pada jenis keputusan yang akan dibuat dan metode pengambilan keputusan yang digunakan. (Mamy, 2004:1)
Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa yang akan datang, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Untuk dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu teknik tersebut yang diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah analisis rasio keuangan. (Mamy, 2004:1)
Persoalan utama yang umumnya dihadapi oleh perusahaan yang diprediksikan bangkrut berdasarkan analisis rasio finansial adalah masalah rendahnya likuiditas. Krisis likuiditas ini menyebabkan kegiatan operasional perusahaan menjadi terganggu dan perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Atas dasar tersebut para calon investor maupun kreditor harus bisa menganalisis kemampuan suatu perusahaan untuk terus melangsungkan hidupnya untuk masa depan.
Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditor dan investor dan memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana di peroleh, [ Sawir, 2001 : 6 ]. Rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. Rasio ini merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom (gejala-gejala yang tampak ) suatu keadaan. Jika di terjemahkan secara tepat, rasio juga dapat menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam.
Secara singkat, menurut Hanafi dan Abdul Halim [2000 : 5], analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (Keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.
itu, analisis keuangan juga berguna bagi pemilik (Investor) dan juga para kreditor.
Bagi investor, keputusan dalam investasi berkaitan dengan informasi. Hasil keputusan ini sangat ditentukan oleh informasi yang memiliki decision maker, terlebih-lebih keputusan investasi dalam instrumen pasar modal,
peranan investasi sangat vital. Hal ini bisa dipahami mengingat instrumen pasar modal (Barang yang diperdagangkan dipasar modal) bersifat abstrak. Misalnya, rasio yang menggambarkan hubungan antara penjualan dan biaya pemasaran bermanfaat, karena hubungan ini memang mempunyai makna. Hubungan antara informasi akuntansi dan rasio keuangan dan dengan fenomena ekonomi telah banyak diteliti, yang disebutkan dalam Sawir (2001) antara lain seperti pengaruhnya terhadap konsekuesi ekonomi [Nurkholis, 1999]; pengaruhnya terhadap pasar modal [Lee, 1979 ; Parawiyati dan Zaki Baridwan, 1998; Etty Gurendrawati dan Bambang Sudibyo, 1999;]; Prediksi earning dan return [Supriyadi, 1999] , Karena tidak seorangpun dapat
operasional perusahaan menjadi terganggu dan perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Atas dasar tersebut para calon investor maupun kreditor harus bisa menganalisis kemampuan suatu perusahaan untuk terus melangsungkan hidupnya untuk masa depan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut kegunaannya dalam memprediksi laba yang akan datang. Alasan pemilihan laba akuntansi dikarenakan laba mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran laba maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor perubahan laba di masa yang akan datang, temuan ini merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan yang secara riil, maupun potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan. Sebaliknya, jika rasio tidak cukup signifikan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang, hasil penelitian ini akan memperkuat bukti tentang inkonsistensi temuan-temuan empiris sebelumnya.
Tabel 1.1. Laba PT. Dipo Valasindo tahun 2006 sampai 2009
TAHUN LABA (Rp.)
PERSENTASE (%)
2006 131,936,400.00 - 2007 183,745,272.30 7,66 2008 156,101,056.64 (14,25)
2009 106,376,117.21 (6,90) Sumber : PT. Dipo Valasindo
Penelitian tentang rasio keuangan telah banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian Zainudin dan Jogiyanto Hartono (1999) adalah manfaat rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan rasio keuangan pada construct rasio keuangan capital, assets, earnings, dan liquidity signifikan dalam memprediksi
pertumbuhan laba perusahaan perbankan untuk periode satu tahun ke depan, tetapi tidak untuk dua tahun ke depan. Nur Fadjrih Asyik dan Sulistyo (2000) melakukan penelitian mengenai kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi laba. Hasil dari penelitian ini adalah rasio long term liabilities to shareholder equity, operating profit to profit before taxes, dan net income to
sales dapat digunakan dalam memprediksi perubahan laba tahun 2005.
Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, analis keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah rasio keuangan, yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data yang lain. Indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya. Perhitungan rasio digunakan karena cara ini akan diperoleh perbandingan yang lebih berguna daripada melihat angka saja. Analisa rasio keuangan melibatkan dua jenis perbandingan. Pertama, analis dapat membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan akan datang dalam perusahaan yang sama. Rasio lancar untuk tahun sekarang dapat dibandingkan dengan rasio lancar tahun sebelumnya. Jika rasio keuangan diurutkan dalam beberapa periode tahun, analis dapat mempelajari komposisi perubahan dan menentukan apakah terdapat perbaikan atau penurunan dalam kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Metode perbandingan kedua melibatkan perbandingan rasio satu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik waktu yang sama. Perbandingan ini memberikan pandangan mendalam tentang kondisi keuangan dan kinerja relatif dari perusahaan. Karena itu pada penelitian ini digunakan variabel Debt to equity ratio, current ratio, total asset turn over, Net Profit Margin yang
Banyaknya perusahaan yang mengalami gulung tikar yang diindikasikan karena fluktuasinya laba perusahaan yang cenderung menurun, selain itu sampai saat ini masih banyak terdapat perbedaan antara hasil penelitian terdahulu dengan pendapat pakar sehingga menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Berdasarkan latar belakang yang ada dengan berbagai pertimbangan, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini berjudul: “PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA
PT. DIPO VALASINDO”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi pada PT. Dipo Valasindo, maka perumusan masalah yang dipergunakan dalam penelitian adalah
a. Apakah terdapat pengaruh Debt to equity ratio terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo?”
b. Apakah terdapat pengaruh current ratio terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo?”
c. Apakah terdapat pengaruh total asset turn over terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo?”
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Debt to equity ratio terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo.
b. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Current ratio terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo.
c. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Total asset turn over terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo.
d. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Net Profit Margin terhadap perubahan laba PT. Dipo Valasindo.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain adalah: 1. Bagi Investor
Memberi informasi tentang adanya pengaruh Debt to equity ratio,Current ratio, Total asset turn over Ratio, Net Profit Margin terhadap perubahan
laba, sehingga investor dapat mengambil keputusan untuk dapat memilih saham yang layak untuk dibeli.
2. Bagi Perusahaan
3. Bagi Universitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Penelitian Terdahulu
a. Magdalena Nany, Dyah Ayu dan Dwi Prastyanto (2007)
Judul : Pengaruh Perubahan Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba
masa Depan Pada Emiten Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta.
Permasalahan : apakah perubahan rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio pasar berpengaruh terhadap
perubahan laba masa depan ?
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio
pasar secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba masa depan.
Namun perubahan rasio likuiditas dan perubahan rasio solvabilitas
secara parsial berpengaruh negative signifikan terhadap perubahan laba
masa depan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio
pasar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba masa depan.
b. Erna dan Harymami (2004)
Judul : Analisis Manfaat Rasio-Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba Pada Perusahaan Industri Yang Go Publik Di Bursa
Permasalahan : Apakah Rasio-rasio keuangan seperti Current ratio,
Quick Ratio, Cash Ratio, Total Debt to Total Assets, Total Debt to
Equity, Return On Asset, Return On Equity, Cash flow to Total Debt
dapat memprediksikan perubahan laba dari suatu perusahaan?
Kesimpulan : Sesuai dari Hasil pengujian yang dilakukan, didapat hasil
uji-F karena probabilitas signifikansi (0,605) lebih besar dari 0,05, hal
ini menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam
model secara simultan tidak mampu memprediksi perubahan laba. Pada
rasio likuiditas (Current ratio, Quick Ratio, Cash Ratio) pada Uji-t
didapat tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05, yang artinya
rasio-rasio tersebut tidak mampu digunakan untuk memprediksi
perubahan laba dimasa mendatang. Pada rasio Solvabilitas (Total Debt
to Total Assets, Total Debt to Total Equity, Cash flow to Total Debt)
pada Uji-t didapat tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05, yang
artinya rasio-rasio tersebut tidak mampu digunakan untuk memprediksi
perubahan laba dimasa mendatang. Pada rasio Profitabilitas (Return on
Assets dan Return on Equity) pada Uji-t didapat tingkat signifikansi
yang lebih besar dari 0,05, yang artinya rasio-rasio tersebut tidak
mampu digunakan untuk memprediksi perubahan laba dimasa
mendatang.
c. Dwi Haryanti (2007)
Judul : Evaluasi Manfaat Rasio Keuan Dan Dalam Memprediksi
Permasalahan : Bagaimana tingkat rasio keuangan (Total Assets to Debt
Ratio, Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan Rate of Return On
Investment/ROI) pada KPRI di kota Semarang?
Kesimpulan : Secara simultan variabel Total Assets to Debt Ratio, Total
Asset Turnover, Net Profit Margin, dan ROI berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba pada KPRI kota Semarang dengan koefisien
determinasi sebesar 68,9% dan sisanya sebesar 31,1% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti. Secara parsial variabel Total Asset
Turnover, Net Profit Margin dan ROI berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan laba, sedangkan varibel Total Assets to Debt
Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba
dan rasio keuangan yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan
laba atau mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap pertumbuhan
laba adalah ROI, yaitu dengan signifikansi 0,007.
2.2.Landasan Teori
2.2.1. Pasar Modal
Definisi pasar modal menurut Sunariyah (2004:2) adalah sebagai
berikut:
a. Definisi dalam arti luas: Pasar modal adalah kebutuhan system
keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan
semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat berharga / klaim
b. Dalam arti menengah: Pasar modal adalah semua pasar yang
terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan
warkat-warkat kredit (biasanya) yang berjangka waktu lebih dari satu tahun
termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek
dan tabungan serta deposito berjangka.
c. Dalam arti sempit: Pasar modal adalah tempat pasar terorganisir yang
memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan
memakai makelar, komisioner dan para underwriter.
Secara umum Sunariyah (2004:3) juga menyebutkan pengertian
pasar modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar konkret dengan barang
yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat abstrak, dan bentuk
konkretnya adalah lembar-lembar surat berharga di bursa efek.
2.2.1.1Fungsi dan Peranan Pasar Modal
Menurut Husnan (2009:4) pasar modal menjalankan fungsi
ekonomi dan keuangan, dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke
borrower, sedangkan fungsi keuangan dilakukan dengan menyadiakan
dana tanpa harus terikat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yag
diperlukan untuk investasi tersebut.
Widiatmodjo (2006:14) menjelaskan peranan pasar modal dalam
kegiatan ekonomi yaitu menjadi salah satu sumber untuk kemajuan
dana alternatif bagi perusahaan – perusahaan dan digolongkan sebagai
sumber pembiayaan modern.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa dengan adanya pasar modal,
maka perusahaan – perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana
sehingga kegiatan ekonomi di berbagai sektor dapat ditingkatkan.
Terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi, akan menciptakan dan
mengembangkan lapangan kerja yang luas yang dengan sendirinya dapat
menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga secara langsung
dapat berpengaruh dalam mengurangi jumlah pengangguran.
Dijualnya saham di pasar modal berarti masyarakat diberi
kesempatan untuk memiliki dan menikmati keuntungan yang diperoleh
perusahaan, dengan kata lain pasar modal dapat membantu pemerintah
ingin meng-Indonesia-kan akan kultur ekonomi yang sehat.
2.2.1.1.Jenis-jenis Pasar Modal
Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan
beberapa cara, umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun
bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual belikan. Menurut
Sunariyah (2004:10), jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa
macam, yaitu:
a. Pasar Perdana (primary market)
Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang
ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder. Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan
saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya
(penawaran umum) sebelum saham dicatatkan di bursa. Harga saham di
pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang
akan go public (emiten) berdasarkan analisis fundamental perusahaan
yang bersangkutan. Peranan penjamin emisi pada pasar perdana selain
menentukan harga saham, juga melaksanakan penjualan saham kepada
masyarakat sebagai calon investor. Dari uraian diatas menegaskan
bahwa saham yang diterbitkan emiten pertama kali dan dari hasil
penjualan saham tersebut keseluruhannya sebagai modal perusahaan.
b. Pasar Sekunder (secondary market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah
melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di pasar
sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan
penjual. Jadi, pasar sekunder merupakan pasar dimana saham dan
sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa
penjualan di pasar perdana. Dibandingkan dengan perdagangan pasar
perdana, perdagangan pasar sekunder mempunyai volume perdagangan
yang jauh lebih besar. Namun demikian, hasil penjualan saham disini
c. Pasar ketiga (third market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di
luar bursa (over the counter market). Di Indonesia, pasar ketiga ini
disebut bursa pararel. Dimana menurut Pakdes 1989 bursa pararel
merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi oleh
Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi oleh badan
Pengawasan Pasar Modal.
d. Pasar Keempat (fourth market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antara investor atau
dengan kata lain pengalihan saham dari pemegang saham ke pemegang
lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam
perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar
(block sale).
2.2.2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan
penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain
sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan
dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika
diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integrasi dari laporan keuangan”. (PSAK, 2009:14)
Jadi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha
suatu perusahaan akan dapat diketahui melalui keuangan yang merupakan
produk akhir dari proses akuntansi yang terdiri dari pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan kejadian keuangan selama periode tertentu
yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya.
2.2.2.1. Jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2007:15), laporan keuangan yang lengkap
biasanya terdiri dari:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan posisi keuangan
d. Catatan atas laporan keuangan
Setiap laporan keuangan utama harus diikuti dengan pernyataan
bahwa catatan atas laporan keuangan adalah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan
keuangan disusun dalam rangka mencapai atau memperoleh penjelasan
yang cukup disebut dengan laporan bentuk pendek. Bila laporan bentuk
ini ditambah dengan penjelasan tambahan yang diperlukan guna
a. Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan posisi atau keadaan
keuangan, dengan demikian menunjukkan aktiva, kewajiban dan
modal sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. neraca
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
2) Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul
dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan akan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomi.
3) Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban.
b. Laporan Laba Rugi, merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan
pada periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atas
kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.
laporan keuangan laba rugi mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aktiva.
2) Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi dalam
periode akuntasi tertentu dalam bentuk arus keluar atau
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanaman modal.
c. Laporan perubahan posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus
kas atau laporan arus dana. Bapepam mewajibkan emiten dan calon
emiten menyampaikan laporan keuangan yang dilengkapi dengan
laporan perubahan posisi keuangan yang mengukur perubahan aktiva,
kewajiban dan modal sendiri selama suatu periode tertentu dalam
bentuk arus kas (inflow) arus kas keluar (outflow) dana. laporan arus
kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas, operasi dan pendanaan.
d. Catatan atas laporan keuangan., merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dan memberikan penjelasan kualitatif serta kuantitatif
terhadap laporan keuangan utama, sehingga tidak menyesatkan
pembacanya. Kewajiban untuk pemberian catatan menurut Bapepam
harus didasarkan pada pertimbangan materialitas berdasarkan
persentase relatif. Untuk pihak-pihak yang sifatnya khusus, baik
karena sifat industri maupun transaksinya perlu diuraikan dalam
ikhtisar dan daftar informasi tambahan.
2.2.2.2.Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
(a) aset;
(b) laibilitas;
(c) ekuitas;
(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik;dan
(f) arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam
memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
2.2.3. Rasio Keuangan Perusahaan
Menurut Kasmir (2007 : 245) mengelompokkan rasio finansiil
1) Rasio likuiditas
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.
2) Rasio leverage
Adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
3) Rasio aktivitas
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa besar ktivitas perusahaan dalam mengerjakan
sumber-sumber dananya.
4) Rasio profitabilitas
Adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
Dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat
dilakukan dengan dua macam cara perbandingan (2007 : 254) :
1) Membandingkan rasio sekarang ( present ratio) dengan
rasio-rasio dari waktu- waktu lalu ( ratio historis) atau
dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu
yang akan datang dari perusahaan yang sama.
2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio
perusahaan / company ratio) dengan rasio-rasio semacam
dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio
Sedangkan menurut Kasmir (2007:263) mengelompokkan
beberapa rasio keuangan perusahaan sebagai berikut :
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat
ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana
deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit
yang telah diajukan. (Kasmir,2007 : 268) Adapun jenis rasio likuiditas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a). Assets to Loan Ratio (ALR)
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah
kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendahnya tingkat
likuiditas perusahaan. Rumus yang digunakan (Kasmir,2007 : 270),
adalah:
Total Loan
ALR = ____________ x 100 % Total Assets
b). Loan to Deposit Ratio Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rumus yang digunakan
(Kasmir,2007 : 272), adalah :
Loans
LDR = _____________________ x 100 %
Rasio Solvabilitas
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan mencari sumber
dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini
merupakan alat untuk melihat kekayaan perusahaan untuk melihat efisiensi
bagi pihak manajemen perusahaan tersebut. (Kasmir,2007 : 275) Adapun
jenis rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Penilaian Capital ini didasarkan dengan metode CAR (Capital Adequacy
Ratio). Diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukuran
adalah prosentase (%).(Kasmir, 2007 : 278)
Equity Capital
CAR = _____________________ x 100 % Total Loans+Securities
Rasio Rentabilitas
Rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan prifitabilitas yang
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, (Kasmir,2007 : 279). Adapun
jenis rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a). Net Profit Margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan net income ditinjau dari sudut operating income-nya.
Sedangkan tingi rasio, baik hasil yang ditujukannya. (Kasmir , 2007 : 280)
Laba bersih
b). Return on Equity (ROE)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan equity. (Kasmir ,
2007 : 280)
Net Income
ROE = ______________ x 100 % Equity Capital
2.2.4. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap perubahan Laba
Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan,
analis keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan
keuangan perusahaan. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah
rasio keuangan, yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan
membagi satu data dengan data yang lain. Indeks yang menghubungkan
dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka yang lainnya. Perhitungan rasio digunakan karena cara ini akan
diperoleh perbandingan yang lebih berguna daripada melihat angka saja.
Analisa rasio keuangan melibatkan dua jenis perbandingan. Pertama,
analis dapat membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan
akan datang dalam perusahaan yang sama. Rasio lancar untuk tahun
sekarang dapat dibandingkan dengan rasio lancar tahun sebelumnya. Jika
rasio keuangan diurutkan dalam beberapa periode tahun, analis dapat
mempelajari komposisi perubahan dan menentukan apakah terdapat
perbaikan atau penurunan dalam kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata
industri pada titik waktu yang sama. Perbandingan ini memberikan
pandangan mendalam tentang kondisi keuangan dan kinerja relatif dari
perusahaan. (Mamy, 2004: 37)
Semakin tinggi leverage (debt to equity ratio) berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutang yang dimiliki perusahaan,
sehingga laba perusahaan tidak meningkat. (Mamy, 2004: 37)
Semakin tinggi current ratio ini berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek
(Mamy, 2004: 37)
Semakin efisien sebuah perusahaan memakai aktivanya untuk
menghasilkan penjualan maka semakin tinggi memperoleh laba.
(Mamy, 2004: 37)
Semakin tinggi profitabilitas maka semakin baik operasi suatu
perusahaan dan semakin banyak laba yang diperoleh perusahaan.
2.3.Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
2.4.Hipotesis
Hipotesis sebagai pendugaan sementara dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh negatif Debt to equity ratio terhadap perubahan laba
PT. Dipo Valasindo.
b. Terdapat pengaruh positif Current ratio terhadap perubahan laba PT. Dipo
Valasindo.
c. Terdapat pengaruh positif Total asset turn over terhadap perubahan laba
PT. Dipo Valasindo.
b. Terdapat pengaruh positif Net Profit Margin terhadap perubahan laba PT.
Dipo Valasindo.
Perubahan laba (Y)
Debt to equity
ratio (x1)
Current ratio
(x2)
Total asset turn over (x3)
Net Profit Margin
BAB III
METODE PENELITAIN
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Perubahan laba, yaitu perubahan laba dimasa mendatang. Perhitungannya
sebagai berikut:
(Lt – Lt-1)
L = --- Lt-1
L = perubahan laba perusahaan I pada tahun t Lt = Laba perusahaan I pada tahun t
Lt-1= Laba perusahaan I pada tahun dasar
b. Debt equity ratio, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa
bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.
Total hutang
Debt Equity Ratio = --- x 100% (Kasmir, 2007 : 272) Total modal sendiri
c. Current ratio, yaitu rasio antara harta lancar terhadap kewajiban jangka
pendek. Penilaian current ratio yang dipergunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
Aktiva lancar
Current ratio = --- x100% (Kasmir, 2007 : 273) Hutang lancar
d. Total assets turn over ratio, yaitu rasio antara penjualan terhadap jumlah
Total penjualan
Total asset turn over ratio = ---x100% (Kasmir, 2007 : 274) Total aktiva
e. Net profit margin, yaitu rasio antara keuntungan (laba) bersih setelah pajak
terhadap penjualan bersih. Rumus yang dipergunakan untuk menilai NPM
adalah sebagai berikut:
Keuntungan bersih setelah pajak
NPM= --- X100% (Kasmir, 2007 : 275) Penjualan bersih
3.2.Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri –
ciri atau karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok subyek atau obyek lain, dan kelompok tersebut akan dikenai
generalisasi dari hasil penelitian (Sugiyono, 2006 : 56)
Yang dipergunakan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan PT. Dipo Valasindo pada tahun 2009 mulai bulan Januari
sampai dengan bulan Desember.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel
non probabilitas yang menyeleksi responden-responden berdasarkan
merupakan representasi dari populasi (Sumarsono 2004:52). Sampel yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan pada PT.
Dipo Valasindo pada periode tahun 2004-2008. Teknik penentuan sampel
yang dipergunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, yaitu
penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah :
a) Data-data perusahaan dimana masih tersedia secara lengkap dan dapat
memenuhi tujuan dan permasalahan penelitian.
b) Data-data yang dapat saling diperbandingkan dengan rentang waktu
periode data yang tidak terlalu jauh.
3.3.Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Data yang digunakan untuk memenuhi keperluan penelitian ini
bersumber dari data sekunder yang diambil dari laporan bulanan PT. Dipo
Valasindo.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk memenuhi keperluan penelitian
ini di peroleh dari PT. Dipo Valasindo
3.3.3. Teknik Pengumpulan data
Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, maka metode
pengumpulan kertas data. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan
data yang berkaitan dengan obyek penelitian.
3.4.Teknik Analisis dan Uji Hipotesis Data
3.4.1. Teknik Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
Linier berganda. Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang
untuk meneliti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Di atas telah dijelaskan bahwa dalam penetilian ini diperlukan
teknik analisis yang menggunakan model regresi linier dan pengujian
hipotesis menggunakan uji t dengan hipotesis sebagai berikut :
1. Menghitung masing–masing variabel bebas dan variabel terikat
berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan maka dapat
dihitung masing–masing variabel bebas dan variabel terikat yang
diperlukan untuk analisis.
2. Meregresikan variabel bebas dengan variabel terikat
Untuk menganalisis permasalahan digunakan regresi linier berganda
dengan persamaan sebagai berikut :
Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + ei ... (Sudrajat, 2001:112)
Keterangan :
Y = Perubahan Laba
X1 = Debt to equity ratio
X3 = Total asset turn over
X4 = Net Profit Margin
0 = Konstanta
1,...,3 = Koefisien regresi
ei = Kesalahan pengganggu (error)
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu
dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hasil dari asumsi
klasik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari
besaran VIF (Varians Inflation Factor), yaitu : (Ghozali, 2005 : 91)
1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.
2. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas yang dilakukan dengan Uji Rank Spearman
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda,
seharusnya tidak terjadi heteroskedastistitas. (Ghozali, 2005 : 109).
Sedangkan kriteria pengujiannya adalah:
a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas.
b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas.
3. Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi diantara anggota –
anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian
waktu (seperti pada data return waktu atau time series data) atau yang
tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu atau
cross sectional).. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu regresi linear ada korelasi kesalahan penganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada
tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson
dengan jumlah variabel bebas ( k ) dan jumlah data ( n ) sehingga
diketahui dL dan du maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan
atau tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2005: 96). Kriteria pengujian
Durbin Watson dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Autokorelasi
Durbin Watson Kriteria
0 < DW < dL
Ada autokorelasi negatif
3.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi linier berganda
yang dihasilkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :
2
Fhitung : F hasil perhitungan
R2 : Koefisien determinasi
k : Jumlah variabel independen
n : Jumlah sampel
a. Ho : b1 = b2 = b3 = 0 ; model regresi linier berganda yang dihasilkan
tidak cocok untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 : b1 b2 b3 0 ; model regresi linier berganda yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat.
b. Nilai Kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan () 5% = 0,05 c. Kriteria pengujian yang dipakai dalam uji F adalah :
1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima
2. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak
Uji t
Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel bebas
thitung =
) (bi se
bi
Keterangan :
t hitung : t hasil perhitungan
bi : koefisien regresi
se : standar error
a. Ho : bi = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Hi : bi 0 ; terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas
terhadap variabel terikat.
b. Tingkat signifikan 5% = 0,05
c. Kriteria pengujian :
1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Perusahaan yang didirikan pada bulan November 2004 dengan nama
PT. DIPO Valasindo yang berlokasi di Jl. Diponegoro 54 E Surabaya
sekarang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Money
Changeratau pertukaran Mata Uang Asing
Dengan didukung oleh karyawan dari berbagai disiplin ilmu yang
trampil serta berpengalaman, PT. Dipo Valasindo terus berkembang secara
berarti dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas sejak awal
berdirinya hingga saat ini. Tujuan dalam menjalankan operasinya yaitu :
a. Tujuan jangka pendek
1. Berusaha meningkatkan produktivitas kerja perusahaan
2. Dapat mempertahankan posisi perusahaan dalam persaingan
b. Tujuan jangka panjang
1. Mencapai laba optimal
2. Menjaga kontinuitas perusahaan
3. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam penyediaan
4.2.Deskripsi hasil Penelitian
Tampilan data Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Total Asset Turn
Over Ratio, Net Profit Margin terhadap perubahan laba dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.1. Debt to Equity Ratio,Current Ratio, Total Asset Turn Over Ratio, Net
Profit Margin Dan Perubahan Laba PT. Dipo Valasindo
Bulan Y x1 x2 x3 x4 Februari 11.46 2.2926 4218.44 749.77 40.47
Maret -41.67 2.1799 4434.72 692.49 49.76 April -184.85 2.0385 4738.75 760.73 35.86 Mei -174.89 1.9484 4941.79 800.28 -96.78
Juni 17.85 1.8209 5270.46 877.62 30.11 Juli -76.08 1.6930 5664.37 804.98 31.80
Agustus 420.44 16.6422 447.03 3728.23 4.98 September -226.79 16.3391 535.09 720.66 40.55 Oktober -166.34 15.5014 549.11 770.24 -60.20
November 16.99 14.7565 573.81 829.22 32.64 Desember -162.95 14.0027 601.21 873.36 33.17 Sumber : PT. Dipo Valasindo
4.3 Analisa Dan Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov data dikatakan normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari
Tabel 4.2: Hasil Pengujian Normalitas
Variabel Asymp. Sig. (2-tailed)
Debt to Equity Ratio (X1) 0.156 Current Ratio (X2) 0.287 Total Asset Turn Over Ratio(X3) 0.537 Net Profit Margin (X4) 0.100
Perubahan Laba (Y) 0.449
Sumber: hasil olahdata
Hasil uji normalitas terhadap nilai residual persamaan regresi
dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov, menunjukkan nilai
signifikansi > 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada
persamaan regresi memiliki distribusi data yang tidak normal.
4.3.2. Uji Asumsi Klasik
4.3.2.1. Multikolinieritas
Multikolinearitas merupakan situasi dimana terdapat korelasi
antara variabel-variabel independen. Gejala ini dapat diketahui dengan
menggunakan perhitungan Tolerance (TOL) dan Variance Inflation
Faktor (VIF). Dengan ketentuan apabila nilai TOL mendekati 1 maka
tidak terdapat multikolinearitas antar variabel, dan apabila nilai VIF
kurang dari 10 maka tingkat multikolinearitasnya termasuk tidak
berbahaya. Hasil analisis pengujian uji linieritas multikolinieritas adalah
Tabel 4.3 : Hasil Pengujian Multikolinieritas
terjadi multikolinieritas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
asumsi tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas penelitian dapat
dipenuhi.
4.3.2.2. Heteroskedastisitas
Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan
variabel bebas. Hal ini biasa diidentifikasi dengan cara menghitung
korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas.
Dengan ketentuan apabila nilai probabilitas kesalahan lebih besar dari
5% maka tidak ada hubungan (tidak terjadi heteroskedastisitas).
Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank
Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil
analisis sebagai berikut :
Tabel 4.4 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas pada nilai residual variabel bebas
penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel X1=0,915; X2=0,915;
X3=0,066 dan X4=0,631; yang nilainya > 0,05; berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi tidak terjadi
heteroskedastisitas dapat dipenuhi.
4.3.2.3. Autokorelasi
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, penelitian ini
menggunakan uji Durbin-Watson. Berdasarkan hasil uji autokorelasi
yang ditampilkan pada lampiran, menunjukkan bahwa nilai
Durbin_Watson adalah 1,085 yang berarti berada diantara minus dua (-2)
dan plus dua (+2) sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
digunakan tidak terdapat gejala autokorelasi atau tidak adanya hubungan
antara variabel dalam penelitian ini.
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi
Tabel 4.6: Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Adjusted R square 0.728
Std Error of Estimate 4.1965602
F test 7.692
Sig. F 0.015
Durbin-Watson test 1.085
Sumber: lampiran
Hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = 7.496 – 0.269 X1 – 0.043 X2 + 0.201 X3 + 0.683 X4
Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai 0= 7.496
Dengan asumsi bahwa variabel X1, X2, X3, X4 adalah nol atau
konstan maka Nilai Y atau Perubahan laba adalah sebesar 7.496
b. Nilai 1 = -0.269
Koefisien regresi untuk variabel DER (X1) diperoleh nilai -0.269
mempunyai koefisien regresi megatif, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel terikat.
laba (Y) dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah
konstan.
c. Nilai 2 = – 0.043
Koefisien regresi untuk Current Ratio (X2) diperoleh nilai - 0.043
mempunyai koefisien regresi negatif, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel
terikat. Jadi semakin besar Current Ratio (X2) akan menurunkan
nilai Perubahan laba (Y) dengan asumsi bahwa variabel yang
lainnya adalah konstan
d. Nilai 3 = 0.201
Koefisien regresi untuk TATO (X3) diperoleh nilai 0.201
mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi
semakin besar TATO (X3) akan menaikkan nilai Perubahan laba
(Y) dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan
e. Nilai 4 = 0.683
Koefisien regresi untuk variabel NPM (X4) diperoleh nilai 0.683
mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan
terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi
semakin besar NPM (X4) akan menaikkan nilai Perubahan laba (Y)
4.3.4 Teknik Analisis
4.3.4.1. Hasil Uji F
Berdasarkan hasil olah data di atas, secara simultan, variabel Debt to
Equity Ratio, Current Ratio, Total Asset Turn Over Ratio, Net Profit Margin
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini
dapat dilihat dari Fhitung (7.692) yang memiliki nilai lebih besar dari Ftabel
(4.964), dan nilai sig untuk F yang lebih kecil daripada 0.05 (0.015 < 0.05).
Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh antara Debt to
equity ratio, Current ratio, Total asset turn over Ratio, Net Profit Margin
terhadap perubahan laba pada PT. Dipo Valasindo” terbukti benar.
4.3.4.2. Hasil Uji t
Uji Hipotesis :
1. DER (X1) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap perubahan laba
(Y), dapat diterima dengan tingkat [Sig 0,005 < 0,05 : Signifikan].
2. Current Ratio (X2) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
perubahan laba (Y), dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,006 > 0,05 :
Signifikan].
3. TATO (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perubahan
laba (Y), dapat diterima dengan tingkat [Sig. ,0,002 > 0,05 : Signifikan].
4. NPM (X4) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perubahan laba
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1. Implikasi Penelitian
Dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan pada
PT. Dipo Valasindo mengenai perubahan laba yang dilakukan diperoleh hasil,
bahwa variabel Debt to equity ratio, Current Ratio, Total Asset Turn Over,
Net Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba.
4.5.1.1. Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Perubahan Laba
Sedangkan dari penelitian yang dilakukan untuk menguji Debt to
equity ratio terhadap perubahan laba, diperoleh hasil bahwa variabel Debt To
Equity Ratio berpengaruh terhadap Perubahan Laba pada PT. Dipo
Valasindo. Hasil ini membuktikan bahwa pada PT. Dipo Valasindo memiliki
rasio hutang yang proporsional terhadap modal sendiri. Hasil ini sesuai
dengan teori Harahap (2002:303) yang membuktikan bahwa semakin tinggi
leverage (debt to equity ratio) berarti modal sendiri semakin sedikit
dibandingkan dengan hutang yang dimiliki perusahaan, sehingga laba
perusahaan tidak meningkat. Semakin tinggi jumlah hutang yang digunakan
maka semakin tinggi resiko bisnis yang dihadapi perusahaan atau semakin
kecil Debt To Equity Ratio/DER maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam menggunakan modalnya dan semakin tinggi laba
4.5.1.2. Pengaruh Current Ratio Terhadap Perubahan Laba
Hasil penelitian yang dilakukan untuk menguji Current Ratio
terhadap perubahan laba, diperoleh hasil bahwa variabel Current Ratio
berpengaruh negatif terhadap perubahan laba, hal ini berarti bahwa pada PT.
Dipo Valasindo kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
financial mempengaruhi jumlah laba. Hasil ini tidak sesuai dengan teori
menurut Sartono (2005:113) yang menyatakan bahwa “Semakin tinggi
current ratio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financial jangka pendek”. Semakin tinggi current ratio
maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban
jangka pendeknya dan meningkatkan laba perusahaan (Harahap,1998:301).
Sedangkan Menurut Zainuddin dan Jogiyanto (1999) kualitas aktiva berkaitan
dengan kelangsungan usaha perusahaan dalam menghasilkan laba
perusahaan. Pengelolaan aktiva diarahkan kepada pengolaan aktiva produktif
dengan maksud untuk memperoleh laba. Kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dan kondisi likuiditas akan menentukan kredibilitas suatu
perusahan dan akhirnya akan mempengarui perubahan laba yang akan
dicapai. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa berpengaruh negatifnya
current ratio terhadap perubahan laba dikarenakan perubahan current ratio
yang dimiliki perusahaan sangat besar dan hal ini berarti semakin besar pula
4.5.1.3. Pengaruh Total Asset Turn Over Terhadap Perubahan Laba
Hasil penelitian yang dilakukan untuk menguji Total asset turn over
terhadap perubahan laba, diperoleh hasil bahwa variabel Total asset turn over
berpengaruh terhadap perubahan laba, hal ini berarti bahwa pada PT. Dipo
Valasindo sudah memanfaatkan sepenuhnya dalam memanfaatkan investasi
dan sumber daya ekonomis sebagaimana digariskan oleh kebijakan
perusahaan. Total assets turn over menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan
seluruh aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan. Semakin
efisien penggunaan keseluruhan aktiva didalam menghasilkan penjualan
sehingga meningkatkan laba perusahaan (Syamsudin, 2007:62). Hasil
tersebut sesuai teori Kusriyanto dan Suwardjono (1983) yang menyatakan
bahwa rasio mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan memakai
aktivanya untuk menghasilkan penjualan dalam memperoleh laba. Rasio ini
merupakan ukuran umum yang mencerminkan jumlah investasi yang
diperlukan untuk menunjang operasi. Investasi tentunya berasal dari kreditor
dan dari para pemilik, sehingga merupakan sesuatu yang berarti untuk
mengukur produktivitas penggunaan modal investasi. Dalam hal ini perlu
kiranya dilakukan suatu analisa yang dapat dijadikan sebagai suatu
pertimbangan dalam melakukan suatu tindakan yang antisipatif. Manajemen
perusahaan yang efektif tentu tidak dapat menunggu sampai perusahaan
mengalami kebangkrutan total baru kemudian mengambil tindakan. Analisis
prediksi kebangkrutan baik secara internal maupun eksternal dapat digunakan
analisa untuk mengetahui tingkat kesehatan dan keberhasilan kinerja
perusahaan adalah analisis internal, yaitu dengan cara melakukan
analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap
tahunnya yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan laba ditahan.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa perlunya memanfaatkan
sepenuhnya dalam memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis untuk
meningkatkan pendapatan perusahaan dalam menghadapi tantangan yang
berat akhir tahun belakangan ini.
4.5.1.4. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba
Hasil penelitian yang dilakukan untuk menguji Net profit margin
terhadap perubahan laba, diperoleh hasil bahwa variabel Net profit margin
berpengaruh terhadap perubahan laba, hal ini berarti bahwa perataan laba
pada PT. Dipo Valasindo dipengaruhi oleh profitabilitas, profitabilitas disini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba juga untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengolah sumber
daya yang dimiliki. Net profit margin menghitung sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan penjualan dalam memperoleh laba bersih pada
tingkat penjualan tertentu. Hasil ini mendukung teori Harahap (2002:304)
yang menyatakan bahwa Net profit margin menunjukkan berapa besar
prosentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin
tinggi profitabilitas (net profit margin) maka semakin baik operasi suatu
Sandiyani dan Aryati (2001) rasio profitabilitas dimaksudkan untuk
mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Efisien disinai juga
dikaitkan dengan penujalan yang berhasil diciptakan untuk mengukur
besarnya laba yagn diperoleh perusahaan. Selain itu rasio profitabilitas
digunakan untuk mengukur efektivitas menajemen dilihat dari laba yang
dihasilkan terhadap penjualan sebagai variabel penentu dalam estimasi laba
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil
penelitian tentang pengaruh Debt to equity ratio, Current Ratio, Total Asset
Turn Over, dan Net Profit Margin terhadap perubahan laba maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Dari hasil perhitungan hipotesis, diperoleh hasil untuk variabel Debt To
Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Perubahan Laba.
b. Dari hasil perhitungan hipotesis, diperoleh hasil untuk variabel Current
Ratio berpengaruh negatif terhadap perubahan laba.
c. Dari hasil perhitungan hipotesis, diperoleh hasil untuk variabel Total asset
turn over berpengaruh positif terhadap perubahan laba.
d. Dari hasil perhitungan hipotesis, diperoleh hasil untuk variabel Net profit
margin berpengaruh positif terhadap perubahan laba.
5.2. Saran
Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, maka dapat diberikan
beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :
a. Bagi manajemen perusahaan hendaknya lebih memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan laba karena banyaknya perusahaan
tekstil nasional yang mengalami gulung tikar yang diindikasikan karena