• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentasi Tentang Diabetes Melitus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Presentasi Tentang Diabetes Melitus"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Diabetes Melitus tipe II dengan

Abses Mandibula

Oleh:

Rahmah Wartania P

Pembimbing:

dr. Agus Yuwono, Sp.PD

Laporan Kasus

Bagian SMF Penyakit Dalam

(2)

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan

metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi. Kelainan

ini akibat gangguan sekresi insulin oleh sel β pancreas,

resistensi insulin, atau keduanya.

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan

metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi. Kelainan

ini akibat gangguan sekresi insulin oleh sel β pancreas,

resistensi insulin, atau keduanya.

Diperkirakan 246

juta orang di dunia

menyandang

diabetes.

Diperkirakan 246

juta orang di dunia

menyandang

diabetes.

Kriteria DM

GDP > 126 mg/dL dan

GD2PP >200 mg/dL

Kriteria DM

GDP > 126 mg/dL dan

GD2PP >200 mg/dL

(3)

Laporan Kasus

Nama

: Ny. WR

Umur

: 44 tahun

Warga negara

: Indonesia

Suku bangsa

: Banjar

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Kawin

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jl. A. Yani Km. 2,5 RT. 11 NO. 5 Banjarmasin

Masuk Rumah Sakit : 12 November 2011.

(4)

Keluhan utama :

Bengkak di Mandibula Sinistra

Riwayat Penyakit Sekarang :

Os datang dengan keluhan bengkak di bawah telinga sampai belakang. Sebelumnya os mengalami sakit gigi dan bengkak. Sakit gigi dan bengkak sudah ± 2 minggu yang lalu,

kemudian bengkak bertambah besar sejak 3 hari yang lalu dan lokasinya sampai ke bawah- belakang telinga.. Os mengonsumsi obat sakit gigi selama sakit namun sakit tidak berkurang. Bengkak bertambah besar dan nyeri. Os tidak bisa makan karena nyeri saat menelan, os juga tidak leluasa membuka mulut karena rasa nyeri. Os mengaku pendengaran di sebelah kirinya berkurang. Os mengaku ada riwayat demam, sekitar 5 hari, demam bersifat naik turun, turun saat diberikan obat penurun demam, namun menurut pasien suhu tidak pernah normal, demam terutama pada siang hari. Tidak ada menggigil. Os menyangkal adanya batuk dan sesak napas. Os mengaku sering pusing. Nyeri dada dirasakan hilang timbul, tidak menjalar, terasa panas di dada bagian depan. Os dibawa ke rumah sakit karena menurut keluarga os kurang bereaksi terhadap lingkungan sekitar dan os mengeluh sangat nyeri. Os mengaku sering buang air kecil setiap malam dan sering merasa haus. Os mengeluh mual dan muntah,

(5)

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien mengaku menderita kencing manis 3 tahun yang lalu, pasien

jarang datang ke tenaga kesehatan untuk mengontrol kadar GD dan

tidak menggunakan obat anti diabetes oral secara rutin, pasien juga

menderita hipertensi, asma (-), asam urat (-), penyakit ginjal (-).

Riwayat Penyakit Keluarga:

(6)

Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Tampak lemah

Kesadaran : Komposmentis GCS : 4-5-6

BB: 58 kg TB: 162 cm

Tanda vital

Tekanan darah: 140/70 mmHg Nadi : 136 x/menit

Suhu : 37

o

C RR: 20 x/menit

Pemeriksaan Fisik

Kepala dan leher

Kepala: tidak ada deformitas, rambut berwarna hitam, lebat.

Wajah asimetris

.

Mata : Konjungtiva pucat(-), sklera ikterik (-),tidak ada edema palpebrae.

Telinga: Simetris, tidak ada deformitas, serumen minimal,

nyeri tekan dikiri.

Hidung: Bentuk normal dan simetris, PCH (-), epistaksis (-), deformitas (-)

Mulut :Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir agak basah, tidak

sianotik,lidah/

(7)

Leher : Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan vena jugularis sulit

dievaluasi,

Terdapat benjolan kemerahan, permukaan rata, berbatas

tegas, berukuran ±15 cm x 15 cm, lunak, terfiksasi, nyeri tekan (+), teraba

hangat.

 

Pemeriksaan thoraks

Dinding dada : simetris, atrofi otot dada (-)

Pemeriksaan paru

Inspeksi : Gerakan napas simetris Palpasi : fremitus raba simetris Perkusi : sonor

Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Pemeriksaan jantung

Inspeksi : iktus (-), pulsasi jantung (-), voussure cardiaque (-)

Palpasi : iktus (+) ICS V linea midklavikula, suara yang teraba (-), getaran / thrill (-) Perkusi : batas kanan ICS II-IV linea parasternalis dekstra, batas atas ICS II linea parasternalis sinistra, batas bawah ICS V linea midklavikula sinistra

(8)

Pemeriksaan abdomen

Inspeksi: tampak datar, lunak, venektasi (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi : timpani, nyeri ketuk (-)

Palpasi : supel, tonus otot tidak menurun, turgor cepat

kembali, tidak ada nyeri tekan, H/L/M tidak teraba, murphy

sign (-).

Pemeriksaan ekstremitas

(9)

Hasil Lab

Hasil Darah Lengkap  Hb  Leukosit  Eritrosit  Hematokrit  Trombosit  RDW-CV  MCV  MCH  MCHC 13,5 g/dL 17,1 ribu/uL 4,58 jt/uL 40,7 % 267 ribu/uL

13,7% 89,0 fl 29,4 pg 33,1 pg Kimia Darah  GDP

 Kolesterol Total

 Albumin

 Total Protein

 SGOT  SGPT  Ureum  Kreatinin 236 mg/dL 154 mg/dL 4 g/dL 7,4 g/dL 23 U/I 25 U/I 12,0 mg/dL 0,5 mg/dL

12 November 2011

Hasil Darah Lengkap  Hb  Leukosit  Eritrosit  Hematokrit  Trombosit  RDW-CV  MCV  MCH  MCHC

 Granulosit %

 Limfosit %

 MID% 9,7 g/dL 7,5 ribu/uL 3,59 jt/uL 31,4 % 253 ribu/uL 17,4% 87,7 fl 27 pg 30,8 pg 47,6 44,8 7,6

28 Desember 2011

Hasil Darah Lengkap  Hb  Leukosit  Eritrosit  Hematokrit  Trombosit  RDW-CV  MCV  MCH  MCHC

 Limfosit %

11,6 g/dL 9,3 ribu/uL 4,08 jt/uL 36 % 320 ribu/uL 17% 88,3 fl 28,4 pg 32,2 pg 21,8

(10)

Hasil Urinalisa  Warna-kekeruhan  BJ  pH  keton  protein-albumin  glukosa  bilirubin

 darah samar

 nitrit  urobilinogen  leukosit Kuning keruh 1,025 6,0 Neg Neg Neg Neg Neg Neg 0,2 +3 Urinalisa (Sedimen)  Leukosit  Eritrosit  Epithel  Bakteri  Kristal  Lain-lain 15-20 1-2 +1 Neg Neg Caox 2+

Urinalisa 28/12/11

Hasil Kultur

22nov

15des

Hasil Kultur

- 22 Nov :

Enterobacter cloacea

(11)

-THORAKS FOTO

-Cor dalam batas normal, kedua sudut

kostofrenikus dan kardiofrenikus tajam, pinggang jantung normal.

-Pada pulmo tampak peningkatan corakan

bronkovaskular, hilus normal, terdapat deviasi trakea ke kanan (1), tidak ada penarikan

jantung, sela iga normal.

-Muskuloskeletal tidak ditemukan emfisema

subkutis, tidak ditemukan fraktur maupun kelainan lainnya.

-Terdapat bayangan opak di leher bagian atas.

Bayangan opak homogen berbatas tegas tepi reguler (2)

2

(12)
(13)

Hasil FNAB PA

Makroskopik

Dilakukan FNAB- dengan 2 puncture pada lesi colli, batas tak tegas,

keras, kemerahan, hanya didapatkan sedikit sampel.

Mikroskopik

Menunjukkan apusan sedikit sel-sel yang terdiri dari sel – sel radang

kronik limfosit dan beberapa sel atipik. Tak didapatkan sel ganas pada

sediaan ini.

Kesimpulan

FNA-B Colli

(14)

Pengobatan yang Didapat Selama di Rawat di RSUD Ulin

IVFD NaCl 0,9% + drip

sohobion

Inf. Metronidazole

Inj. Cefotaxime

Inj. Ceftazidine

Inj. Fosfomycin

Inj. Merosan

Inj. Ranitidin

Inj. Ondansentron

Inj. Ketorolac

Inj. Novorapid

Inj. Levemir

Fleet Enema

Dulcolax supp

PO:

Metformin 500mg

Glibenclamid

Clindamycin 500mg

Aspilet

MST

Tramadol 500 mg

Laxadin syr

(15)

Daftar Masalah

(16)
(17)

Diabetes Melitus tipe II

uncontrolled

(18)

Abses Mandibula

(19)

Abses Mandibula dan Diabetes

Melitus

Korelasi ini berdasarkan pada status glikemik

pasien diabetes dan komplikasi klasik yang

biasa terjadi pada diabetes seperti retinopati,

nefropati, neuropati, penyakit makrovaskular

dan mekanisme penyembuhan luka

berpengaruh terhadap pembentukan infeksi

dan terjadinya abses.

Adanya kontrol yang buruk pada pasien

(20)

Abses Mandibula dan Diabetes

Melitus

Beberapa mekanisme yang telah disebutkan

diatas dapat dibagi menjadi:

Fungsi Sel

Perubahan dalam Penyembuhan Luka

Mekanisme inflamasi

(21)
(22)

Penatalaksanaan

Diabetes Melitus

Pilar Utama

Pengendalian

DM

:

Edukasi

Diet

Olahraga

Obat - obatan

Abses Mandibula

Antibiotika

Antibiotika terhadap kuman

aerob dan anaerob harus

diberikan. Dapat diberikan

ceftriakson dengan

metronidazol. Sebelum

menunggu hasil kultur.

(23)

Pada pasien ini, penatalaksanaan sudah sesuai

dengan penyakit, diberikan antibiotik untuk

mengatasi absesnya dan diberikan insulin

serta obat anti diabetes oral untuk membantu

mengontrol kadar glukosa darah. Selain kedua

obat utama yang diberikan, juga diberikan

(24)

Follow Up

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Tanda Vital

(25)

Kadar Glukosa Darah

GD2PP GDP GDS

Kadar Glukosa Tertinggi

GDS= 209 md/dL

GDP= 290 mg/dL

GD2PP = 361 mg/dL

Kadar Glukosa Terendah

(26)

Prognosis

PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA

DARAH SESUAI TARGET

(GDP <126 mg/dL ; GD2PP <200

mg/dL l HbA1c <8 %)

PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA

DARAH SESUAI TARGET

(GDP <126 mg/dL ; GD2PP <200

mg/dL l HbA1c <8 %)

Abses Mandibula

Abses Mandibula

Diabetes Melitus

Diabetes Melitus

Bergantung Pada

(27)

Penutup

Telah dilaporkan penderita Tn. WR usia 44 tahun dengan diagnosis

Diabetes Melitus tipe II dengan Abses Mandibula. Keluhan utama

adalah pembengkakan di daerah belakang leher dan disertai dengan

kadar glukosa darah yang meningkat. Pasien dirawat selama 50 hari.

Selama Perawatan Pasien mendapat terapi analgetik (MST, ketorolac,

ranitidin), aspilet, deksametason, antibiotik (ceftriakson,

metronidazole, ceftazidin, dan meropenem), anti diabetik oral

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab segmen saluran tersebut tidak mampu menampung debit limpasan air hujan, antara lain berkurangnya kapasitas saluran eksisting

Melalui hasil perhitungan nilai Rasio Prevalensi pada penelitian ini juga menunjukkan nilai Rasio Prevalensi (RP) 2,100; dengan 95%CI (1,1586 &lt; RP &lt; 3,8062) nilai ini

Tahap ini merupakan rincian fungsi berdasarkan skenario yang telah digambarkan se- cara umum melalui diagram-diagram pada tahap sebelumnya, dimana pada tahap ini setiap aktifitas

Samudranesia Tour and Travel Pekanbaru karena, dengan promosi yang tepat seperti pada dimensi periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat yang memiliki skor

Pelatihan Manajemen Organisasi dan Dinamika Kelompok bagi KMPH Merawan dilaksanakan di Dusun Buring Desa Muara Merang pada tanggal 27 – 29 Mei 2010. Tujuan utama pelatihan ini

Kemajuan pendidikan berwawasan iptek akan mendukung Visi Pembangunan Surakarta, yaitu : “Terwujudnya pembangunan regional sebagai wahana menuju pada kondisi Daerah Surakarta

Informasi yang perlu disampaikan oleh apoteker pada masyarakat dalam pelaksanaan swamedikasi antara lain mengenai: khasiat obat, kontraindikasi, efek samping dan

Penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kompensasi dan pemenuhan kebutuhan terhadap kepuasan kerja pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten