• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WAKTU AKTIVASI MENGGUNAKAN H3PO4 TERHADAP STRUKTUR DAN UKURAN PORI KARBON BERBASIS ARANG TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH WAKTU AKTIVASI MENGGUNAKAN H3PO4 TERHADAP STRUKTUR DAN UKURAN PORI KARBON BERBASIS ARANG TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WAKTU AKTIVASI MENGGUNAKAN H3PO4 TERHADAP STRUKTUR DAN UKURAN PORI KARBON BERBASIS ARANG

TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana)

SKRIPSI

ANGGUN PRADILLA SANDI 0910442055

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(2)

PENGARUH WAKTU AKTIVASI MENGGUNAKAN H3PO4 TERHADAP STRUKTUR DAN UKURAN PORI KARBON BERBASIS ARANG

TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana)

ABSTRAK

Telah disintesis karbon aktif berbasis tempurung kemiri menggunakan aktivator H3PO4 2,5% pada suhu 400 0C selama 30 menit. Waktu aktivasi divariasikan yaitu

: 5 jam, 10 jam, 15 jam, 20 jam, dan 24 jam. Pengaruh waktu aktivasi dilakukan dengan karakterisasi SEM, XRD, LCR Meter dan Cylic Voltametry. Waktu aktivasi memberikan pengaruh terhadap struktur dan ukuran pori karbon serta terhadap nilai resistansi, konduktivitas dan kapasitansi. Secara umum, hasil XRD menunjukkan struktur atom karbon berbentuk struktur amorf. Pori karbon aktif terbanyak dan terkecil diperoleh pada waktu aktivasi 20 jam yaitu sebesar 0,57 µm sedangkan nilai resistansi terkecil diperoleh pada waktu aktivasi 15 jam yaitu sebesar 22,075 x 106

ohm dan nilai konduktivitas terbesar diperoleh pada waktu aktivasi 15 jam yaitu sebesar 3,2 x 10-6 Sm-1 serta nilai kapasitansi terbesar diperoleh pada waktu aktivasi 5 jam yaitu sebesar 0,0639 µF.

(3)

EFFECT OF ACTIVATION TIME USING H3PO4 ON THE STRUCTURE AND PORE SIZE BASED ON CARBON SHELL OF THE CHARCOAL

HAZELNUT (Aleurites moluccana)

ABSTRACT

Synthesized of the activated carbon based of the charcoal hazelnut by using the activator of H3PO4 2,5% at temperature of 400 0C for 30 minutes has been done.

Activation times were varied as 5 hours, 10 hours, 15 hours, 20 hours, and 24 hours. The effects of the activation time were characterized by SEM, XRD, LCR Meter and cyclic Voltametry. Activation time give effect on the structure and pore size of the carbon as well as the value of resistance, conductivity and capacitance. Generally, XRD patterns show amorphous carbon atomic structure. The most and smallest of the activated carbon pore at 20 hour activation time is 0,57 µm while the smallest resistance value at the time of activation 15 hours of 22,075 x 106 ohms and the largest conductivity values at 15 hours of activation time of 3,2 x 10

-6 Sm-1 as well as the largest capacitance value at the time of activation of 5 hours at

0,063λ F.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arang disebut juga material karbon berpori yang merupakan hasil pirolisis

bahan yang mengandung (85 - 95)% karbon dan memiliki luas permukaan internal

spesifik. Pemanfaatan arang sebagai bahan bakar, juga dapat dijadikan sebagai

adsorben (penyerap) dalam proses pemisahan gas, penyerapan kontaminan dalam

air, recovery solvent, katalis dan penyangga katalis. Daya serap arang ditentukan

oleh luas permukaan partikel. Kemampuan serap dapat menjadi lebih tinggi jika

arang diaktivasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada

temperatur tinggi. Arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia

yang biasa disebut arang aktif (Meilita dan Tuti, 2003).

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorf yang dapat dihasilkan dari

bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan

cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas permukaan arang

aktif berkisar antara (300 – 3500) m2/g. Daya serap arang aktif sangat besar yaitu

(25 - 1000) % terhadap berat arang aktif (Meilita dan Tuti, 2003).

Arang aktif dapat dibuat dari bahan karbon berpori yang dapat diperoleh

dari bahan buangan padat pertanian seperti sekam padi, tempurung kelapa dan

tempurung kelapa sawit dan bahan buangan padat perkotaan seperti plastik, kertas

dan karton dalam jumlah banyak. Salah satu bahan buangan padat pertanian yang

masih sedikit pemanfaatannya adalah tempurung kemiri. Kemiri (Aleurites

moluccana) merupakan hasil hutan bukan kayu potensial dengan beragam

(5)

menjadikan tempurung kemiri sebagai limbah, pengeras jalan dan lantai rumah.

Namun tempurung kemiri juga mempunyai prospek sebagai bahan baku pada

pembuatan arang aktif.

Sifat arang aktif dipengaruhi oleh bahan baku, luas permukaan,

penyebaran pori dan sifat kimia permukaan arang aktif, tetapi juga dipengaruhi oleh

cara aktivasi yang digunakan (Austin, 1984). Sebelum diaktivasi, arang dapat

direndam menggunakan bahan pengaktif. Bahan pengaktif yang digunakan adalah

larutan H3PO4 (asam fosfat). Girgis dkk. (2002) mengemukakan bahwa H3PO4

sebagai agen aktivasi akan memberikan hasil terbaik jika dibandingkan dengan

ZnCl2 dan KOH. Bahan-bahan pengaktif tersebut bersifat sebagai dehidrator yang

dapat mereduksi OH dan CO yang masih tersisa dari karbon hasil karbonisasi.

Penelitian-penelitian tentang pembuatan karbon berpori telah banyak

dilakukan. Lim dkk. (2009) mensintesis karbon berpori sebagai sistem desalinasi.

Pada penelitian tersebut diperoleh ukuran pori karbon kurang dari 100 nm dan

kapasitansinya yaitu 2,18 F/cm2– 4,77 F/cm2. Darmawan dkk. (2009) melakukan

penelitian tentang optimasi suhu dan lama aktivasi dengan asam phosfat dalam

produksi arang aktif tempurung kemiri. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh

bahwa aktivasi arang dengan uap panas berpengaruh dalam menciptakan dan

memperluas pori arang aktif tempurung kemiri dengan kondisi optimum pembuatan

arang aktif pada suhu 800 0C selama 90 menit yang menghasilkan rendemen

80,50% dan daya serap yodium 678,34 mg/g. Park dkk. (2011) mensintesis

elektroda komposit polivinil alkohol/karbon. Pada penelitian tersebut diperoleh

(6)

penelitian yang dilakukan adalah pengaruh waktu aktivasi terhadap struktur dan

ukuran pori karbon berbasis arang tempurung kemiri, serta melihat pengaruh waktu

aktivasi terhadap nilai resistansi, konduktivitas dan kapasitansi.

1.2 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif berbasis arang

tempurung kemiri yang diaktivasi dengan aktivator H3PO4 2,5% pada suhu 4000 C

selama 30 menit dengan variasi waktu aktivasi 5 jam, 10 jam, 15 jam, 20 jam, dan

24 jam. Selanjutnya dilakukan uji karakterisasi sebagai berikut :

1. Karakterisasi SEM untuk melihat morfologi dan ukuran pori.

2. Karakterisasi XRD untuk melihat struktur dan ukuran kristal.

3. Karakterisasi LCR Meter untuk mendapatkan nilai resistansi dan menghitung

nilai konduktivitas.

4. Pengambilan grafik Cyclic Voltametry untuk menggambarkan proses aktivasi

pada karbon dan menghitung nilai kapasitansi.

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh waktu aktivasi terhadap

struktur karbon dan ukuran pori karbon serta melihat pengaruh waktu aktivasi

terhadap nilai kapasitansi, resistansi dan konduktivitas. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan BAL berhubungan dengan kesehatan rongga mulut karena kelompok sehat menunjukkan jumlah koloni BAL yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok periodontitis

考えられる。 第 2 章では、第 1

Kualitas produk sepeda motor honda beatdikalangan pengguna pada kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat teruji ringan dan irit dalam penggunaan sehingga hal ini

siku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu

Mohon maaf untuk setiap download hanya 5 nomor soal, silahkan anda ulangi download untuk mendapatkan soal lebih lengkap. Jika anda ingin melihat kunci jawaban silahkan berkunjung di

1) Pada dasarnya seluruh sumber daya manusia di dalam organisasi pelaksana PNPM Mandiri Perkotaan kota Manado dapat melaksanakan seluruh program-program yang telah

Masalah pendidikan kita juga bisa berprestasi melalui kreativitas para pelajar Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan di luar negeri. Beberapa waktu lalu kita

Penguasaan teknologi pembelajaran dan kemandirian aktif siswa dalam belajar dapat diwujudkan dalam masyarakat sekolah atau kelas dengan alternatif menerapkan