• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA PENGGUNA DAN BUKAN PENGGUNA SMARTPHONE DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARATIF KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA PENGGUNA DAN BUKAN PENGGUNA SMARTPHONE DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI KOMPARATIF KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA PENGGUNA DAN BUKAN PENGGUNA SMARTPHONE

DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Vera Ratna Pratiwi 0901890

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna dan Bukan Pengguna Smartphone di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia”, ini sepenuhnya karya saya. Tidak ada didalamnya yang merupakan plagiat dari karya

orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi apabila ditemukan

pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya saat ini, atau ada klaim pihak

lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013

Yang Membuat Pernyataan

(3)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Vera Ratna Pratiwi

0901890

STUDI KOMPARATIF KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA PENGGUNA DAN BUKAN PENGGUNA SMARTPHONE DI SMA

LABSCHOOL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Rahayu Ginintasasi, M.Si

NIP. 19500901 198803 2 001

Pembimbing II

Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi, M.Pd., Psi.

NIP. 19720419 200912 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi

Dra. Herlina, M.Pd., Psi.

(4)

ii Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Vera Ratna Pratiwi (0901890). Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal

Remaja Pengguna dan Bukan Pengguna Smartphone di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) gambaran kompetensi interpersonal remaja pengguna smartphone, (2) gambaran kompetensi interpersonal remaja bukan pengguna smartphone, (3) perbedaan kompetensi interpersonal remaja pengguna dan bukan pengguna smartphone. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian komparatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori kompetensi interpersonal Cavanagh dan Levitov (2002). Responden pada penelitian ini adalah remaja pengguna dan bukan pengguna

smartphone di SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan

Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik remaja pengguna maupun bukan pengguna smartphone secara umum memiliki kompetensi interpersonal yang sedang. Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah Mann

Whitney U dengan skor z sebesar -0.985 dengan nilai signifikansi 0.325 yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi interpersonal remaja pengguna dan bukan pengguna smartphone. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti merekomendasikan kepada remaja hendaknya berupaya untuk meningkatkan kompetensi interpersonal yang dimiliki sedangkan untuk pihak sekolah dan orangtua agar senantiasa memfasilitasi remaja untuk meningkatkan kompetensi interpersonalnya. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih memperkaya temuan yang ada.

(5)

ii Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Vera Ratna Pratiwi (0901890). Comparative Study of Difference Interpersonal

Competencies of smartphone and non smartphone users of adolescence in SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Research on Psychology Departement, Faculty of Education, Indonesia University of Education, Bandung 2013.

This study aims to descibe (1) interpersonal competencies of smartphone users of adolescence, (2) interpersonal competencies of non smartphone users of adolescence, and (3) the difference between interpersonal competencies of smartphone and non smartphone users of adolescence. The research method used quantitative method with the type of comparative research. Primary data collection is used by distributing questionnaires constructed by the researcher based on the theory of Cavanagh and Levitov (2002). The sample was given to student of SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. The result shows that both of smartphone and non smartphone users has average interpersonal competencies. The statistic method in this research used Mann Whitney U with score z -0.985 and probability 0.325 which is shows there are not differences between the interpersonal competencies of smartphone and non smartphone users. Based on these findings, the researcher recommend to the adolescence to increasing their interpersonal competencies, and for the school and the parents to facilitating and helping the adolescence or their children increasing their interpersonal competencies.

(6)

vii

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Kompetensi Interpersonal ... 9

B. Remaja... 12

C. Smartphone ... 16

D. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Penggunaan Smartphone Sebagai Media Mempermudah Komunikasi Interpersonal ... 18

E. Kerangka Pemikiran ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian ... 25

(7)

viii

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian... 26

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

1

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup

manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Kemajuan teknologi yang

semakin pesat ini membuat hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang

bebas dari penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring

arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat,

peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Teknologi komunikasi

cenderung memungkinkan terjadinya transformasi berskala luas dalam

kehidupan manusia. Transformasi tersebut telah memunculkan perubahan dalam

berbagai pola hubungan antar manusia (patterns of human communication),

yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi (interpersonal relations).

Pertemuan tatap muka (face to face) secara berhadapan dapat dilaksanakan

dalam jarak yang sangat jauh melalui tahap citra (image to image).

Banyak bentuk-bentuk teknologi baru dalam komunikasi yang kita kenal,

seperti telepon selular (ponsel), surat elektronik, satelit, mesin faksmili, dan

lain-lain. Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang

paling unik dan menarik dalam penggunaannya.

Saat ini ponsel menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan

manusia yang memerlukan mobilitas tinggi. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di

dalamnya pun tidak hanya terbatas pada fungsi telepon dan SMS (short

messages service) saja. Ponsel dapat digunakan sebagai sarana bisnis,

penyimpan berbagai macam data, sarana musik/hiburan, bahkan sebagai alat

(9)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendengarkan musik, bermain games, membaca berita, menonton acara tv,

internet, berkomunikasi lewat jejaring sosial, melihat foto-foto, menonton video,

dan lain-lain meskipun kita berada dalam satu ruangan sendirian.

Ponsel yang mudah dibawa kemana saja kini tidak lagi mengenal usia

dan kalangan, bahkan disebut sekarang ini ponsel telah menjadi “teknologi yang merakyat”, hampir seluruh kalangan masyarakat termasuk remaja memiliki dan menggunakan ponsel, mulai dari ponsel monochrom yang hanya memiliki

fasilitas telepon dan SMS dengan layar tidak berwarna sampai dengan ponsel

pintar atau smartphone yang memiliki sistem operasi menyerupai komputer.

Remaja merupakan kelompok manusia yang penuh potensi yang perlu

untuk dimanfaatkan. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana

individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi

merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam

tingkat yang sama (Hurlock, 1980). Remaja telah mengalami perkembangan

kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition) dan menjalin

persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas

psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya dalam hobi, minat, sikap,

nilai-nilai, dan kepribadiannya. Perkembangan sikap yang cukup rawan pada

remaja adalah sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan

mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat,

pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan

lain-lainnya. Oleh karena itu respon kaum remaja terhadap barang-barang baru,

termasuk dalam hal ini smartphone sangatlah tinggi, mereka cenderung untuk

selalu mengikuti gaya dan perkembangan trend.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan lembaga survey Nielsen

(www.gopego.com) terhadap pengguna smartphone di Indonesia yang dilakukan

pada bulan Juli 2012 diketahui bahwa 58% pengguna smartphone di Indonesia

berusia 15-24 tahun, survey ini dilakukan di 9 kota besar di 12 area dengan

(10)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Depok, Tanggerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Gresik, Bangkalan, Mojokerto,

Sidoarjo, Lamongan, Semarang, Medan, Palembang, Makasar, Denpasar,

Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Hal ini mengindikasikan bahwa pengguna

smartphone di Indonesia terutama di kota-kota besar sebagian besar merupakan

remaja yang cenderung rentan terhadap pengaruh-pengaruh perkembangan trend

dan gaya hidup.

Kehadiran smartphone beserta aplikasi-aplikasi sosialnya memang

memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya dalam berkomunikasi,

namun komunikasi menggunakan smartphone diduga membuat kualitas serta

kuantitas komunikasi tatap muka semakin menurun.

Menurut Sarwono (2002) dari berbagai komunikasi yang ada,

komunikasi antar manusia secara langsung (tatap muka) adalah yang paling

efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis termasuk

mempengaruhi kemampuan interpersonal seseorang.

Golson dalam (Eva, 2010) menyatakan bahwa bukan persoalan seseorang

memiliki kecerdasan, juga bukan karena yang bersangkutan memiliki

kemampuan untuk mengelaborasi masalah dari persoalan yang dihadapi, namun

jika yang bersangkutan tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi kepada

orang lain, maka kemampuan-kemampuan tersebut menjadi tidak berguna,

kompetensi interpersonal merupakan kunci bagi individu untuk

mengkomunikasikan ide-ide cemerlangnya kepada orang lain. Lebih lanjut

diungkap Golson bahwa orang yang memiliki kemampuan sosial dan dapat

berkomunikasi dengan orang lain dalam waktu yang lama cenderung lebih

berhasil dibanding dengan mereka yang tidak memiliki kemampuan tersebut,

dan salah satu faktor yang banyak menentukan keberhasilan dalam menjalin

komunikasi dengan orang lain adalah kompetensi interpersonal.

Menurut Lutfi, Wildan dan Yeni dalam sebuah jurnal yang berjudul “Alasan Penggunaan Smartphone dikalangan Mahasiswa Polban” diketahui

(11)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Polban menghabiskan sekitar 70% waktunya bersama smartphone dalam sehari

dengan frekuensi rata-rata pemakaian 101 kali berbeda dengan mereka yang

bukan merupakan pengguna smartphone hanya menghabiskan sekitar 38% dari

waktu yang mereka miliki dalam sehari. Hal ini menunjukkan pengguna

smartphone berkomunikasi melalui ponselnya dalam frekuensi yang lebih sering

dibandingkan bukan pengguna smartphone, kuantitas serta kualitas komunikasi

tatap muka semakin berkurang, sehingga memungkinan terjadinya perbedaan

kompetensi interpersonal yang dimiliki pengguna dan bukan pengguna

smartphone.

Kemampuan interpersonal atau kompetensi interpersonal (interpersonal

competencies) adalah kemampuan yang dipelajari individu untuk melakukan

komunikasi secara efektif termasuk kemampuan untuk membangun suatu

hubungan yang baik dengan orang lain (Cavanagh & Levitov, 2002).

Kompetensi interpersonal menurut Cavanagh dan Levitov (2002;217) memiliki

beberapa indikator, yaitu peka terhadap orang lain, asertif, menjadi nyaman

dengan diri sendiri dan orang lain, menjadi diri yang bebas, mempunyai harapan

yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain serta memiliki perlindungan

diri dalam situasi antar pribadi. Aspek-aspek kompetensi interpersonal tersebut

akan lebih mudah tercapai ketika banyaknya kesempatan untuk melakukan

komunikasi secara langsung atau tatap muka, sebab kompetensi interpersonal

adalah kompetensi yang dipelajari, kurangnya komunikasi secara langsung akan

mengakibatkan kurangnya kesempatan individu untuk mempelajari kompetensi

interpersonal. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sarwono (2002) bahwa

komunikasi langsung atau tatap muka adalah komunikasi yang paling efektif

karena banyak mengandung aspek psikologis dan dapat mempengaruhi

kompetensi interpersonal seseorang.

Remaja dalam penyesuaian dirinya dengan lingkungan dan masyarakat

yang sangat beragam tentunya harus memiliki kompetensi interpersonal yang

(12)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penguasaan kompetensi interpersonal akan mempengaruhi hubungan sosial

remaja dengan lingkungannya, remaja tidak berani mengemukakan pendapatnya,

lebih senang menyendiri dibandingkan harus bersosialisasi dengan orang lain,

kurangnya rasa empati, tidak memiliki banyak teman dan lain sebagainya. Tidak

terjalinnya relasi sosial yang intim dan memuaskan akan membuat remaja

merasa terisolasi dan merasa tidak nyaman. Remaja akan merasa tertekan dalam

pergaulan sosialnya.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Schmidt bahwa remaja yang memiliki

prestasi yang baik tapi gagal dalam menjalani hubungan intrapribadi dan

antarpribadi seringkali membuat remaja memiliki rasa tidak puas dalam

menjalani kehidupan sosial, mengisolasi diri, memiliki hubungan yang kacau,

kekerasan dalam menjalani kehidupan sosial, depresi, bahkan ada yang bertekad

untuk mengakhiri hidupnya (Eva, 2010).

Kualitas serta kuantitas interaksi tatap muka yang berkurang akibat

penggunaan smartphone sebagai alat komunikasi sehari-hari diduga dapat

mempengaruhi kompetensi interpersonal seseorang terutama remaja sebagai

pengguna terbesar smartphone. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

membandingkan kompetensi interpersonal remaja pengguna smartphone dengan

remaja yang bukan pengguna smartphone dengan judul penelitian “Studi

Komparatif Kompetensi Interpersonal pada Remaja Pengguna dan Bukan

Pengguna Smartphone di SMA Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sebagai mahluk sosial seorang remaja akan berinteraksi dengan

masyarakat, teman sebaya, orang dewasa dan bermacam kepribadian manusia

yang berbeda. Karena semua manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling

(13)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan yang baik dengan orang lain tersebut remaja harus memiliki

kompetensi interpersonal.

Kompetensi interpersonal tidak dilahirkan dengan sendirinya, sehingga

perlu dibentuk dan dikembangkan melalui pembinaan dan pengalaman.

Kompetensi interpersonal dapat diasah dengan komunikasi dan pertemuan tatap

muka, karena pertemuan tatap muka dapat merangsang kepekaan individu

terhadap orang lain, melatih individu untuk menjadi asertif, melatih individu

untuk dapat nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, melatih individu untuk

dapat menjadi diri yang bebas, mempunyai harapan yang realistik terhadap diri

sendiri dan orang lain serta melatih individu untuk dapat melindungi diri. Waktu

terbaik untuk membangun kompetensi interpersonal ini adalah pada saat remaja,

sebab masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada

masa ini remaja memiliki tugas perkembangan untuk memperluas hubungan

interpersonal dengan lingkungannya serta memperoleh peran sosial.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal adalah

adanya interaksi dengan lingkungan, terutama interaksi sosial langsung atau

komunikasi tatap muka.

Penggunaan smartphone yang menurunkan kuantitas serta kualitas

komunikasi tatap muka diasumsikan dapat mempengaruhi kompetensi

interpersonal remaja penggunanya.

Pertanyaan peneliti yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan kompetensi interpersonal yang dimiliki remaja pengguna smartphone dan remaja bukan pengguna smartphone di SMA Laboratorium Percontohan UPI?”.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, terlebih dahulu dijaring

data tentang:

1. Bagaimana gambaran umum kompetensi interpersonal remaja pengguna

(14)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana gambaran umum kompetensi interpersonal remaja bukan

pengguna smartphone di SMA Laboratorium Percontohan UPI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan tersebut, maka

tujuan utama penelitian ini adalah membandingkan secara empiris kompetensi

interpersonal remaja pengguna dan bukan pengguna smartphone. Untuk

kemudian mengetahui adakah perbedaan kompetensi interpersonal yang dimiliki

remaja pengguna dan bukan pengguna smartphone di SMA Labortorium

Percontohan UPI.

Untuk mencapai tujuan tersebut terlebih dahulu diketahui mengenai:

1. Gambaran umum kompetensi interpersonal remaja pengguna smartphone di

SMA Laboratorium Percontohan UPI.

2. Gambaran umum kompetensi interpersonal remaja yang bukan pengguna

smartphone di SMA Laboratorium Percontohan UPI.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berguna bagi peneliti dalam rangka mengembangkan studi

dan memperluas wawasan mengenai kompetensi interpersonal remaja, terkait

dengan perkembangan teknologi komunikasi ponsel smartphone. Penelitian ini

juga dapat menjadi informasi tambahan atau acuan literatur untuk

penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya bagi para akademisi atau bagi mereka yang

tertarik untuk memahami pengaruh penggunaan media teknologi komunikasi

ponsel terhadap kompetensi interpersonal remaja.

(15)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman untuk para remaja

pengguna ponsel terutama smartphone agar dapat menggunakan dan

memanfaatkan ponselnya dengan bijak dan sesuai kebutuhan dengan tetap

mengasah kompetensi interpersonal dan menjalin hubungan yang baik dengan

oranglain. Juga untuk orangtua dan guru agar dapat memantau penggunaan

smartphone pada anak maupun siswanya agar tugas perkembangan remajanya

tidak terganggu dan dapat mengoptimalkan serta melatih kompetensi

interpersonal yang mereka miliki.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan rincian

sebagai berkut:

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teori yang Relevan

Penelitian Terdahulu

Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Subjek Sampel Penelitian

Desain Penelitian

Metode Penelitian

Definisi Operasional

Instrumen Penelitian

(16)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Teknik Pengumpulan Data

Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Objek Penelitian

Deskripsi Hasil Penelitian

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(17)

24

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia.

2. Subjek Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2008). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMA

Laboratorium Percontohan UPI.

b. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2008:215). Artinya, sampel merupakan bagian dari populasi

yang dijadikan sebagai sumber data yang benar-benar mewakili keseluruhan

populasi. Pada penelitian ini sampel berjumlah 60 orang dan ditentukan dengan

cara purposive sampling berdasarkan ketentuan berikut ini:

1. 10 orang siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI kelas X pengguna

smartphone

2. 10 orang siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI kelas XI pengguna

smartphone

3. 10 orang siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI kelas XII pengguna

(18)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. 10 orang Siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI kelas X bukan

pengguna smartphone

5. 10 orang Siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI kelas XI bukan

pengguna smartphone

6. 10 orang Siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI kelas XII bukan

pengguna smartphone.

B. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau

sampel tertentu, dimana pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009). Pendekatan kuantitatif, sesuai dengan

namanya, banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman

akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik,

bagan, gambar atau tampilan lain (Arikunto, 2006).

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah metode komparatif (causal-comparatif research) dimana metode ini dipilih

dengan tujuan untuk membandingkan satu fenomena (variabel) dengan variabel

lain (Sugiyono, 2009). Metode penelitian komparatif adalah sejenis penelitian

deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat,

dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya

fenomena tertentu. Metode ini dilakukan dengan cara mengukur masing-masing

variabel kelompok penelitian, yang kemudian dibandingkan hasilnya apakah

terdapat perbedaan atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti dapat melihat akibat

dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data uyang tersedia

(19)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kompetensi interpersonal

yang dimiliki remaja pengguna smartphone dengan kompetensi interpersonal

remaja yang pengguna smartphone di SMA Laboratorium Percontohan UPI.

C. Definisi Opersional

Variabel-variabel yang menjadi fokus dalam pengamatan penelitian ini

adalah:

1. Variabel independen : kompetensi interpersonal

2. Variabel dependen : remaja pengguna dan bukan pengguna smartphone

1. Kompetensi Interpersonal

Kompetensi interpersonal remaja adalah kemampuan yang dipelajari

remaja untuk peka terhadap diri dan orang lain, berjiwa asertif dengan tegas

dalam berkomunikasi, menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain

dengan transparan dalam memandang diri, menciptakan situasi persahabatan dan

berempati. Kompetensi interpersonal membiarkan orang lain menjadi dirinya

sendiri juga membentuk harapan yang realistik terhadap diri dan orang lain, juga

perlindungan diri dalam situasi antar pribadi dengan kemampuan bertindak

dengan cara yang tepat.

2. Remaja Pengguna dan Bukan Pengguna Smartphone

Remaja dalam penelitian ini adalah individu yang sedang dalam masa

peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dalam rentang usia

12-20 tahun yang merupakan siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI. Remaja

pengguna smartphone adalah siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI yang

memiliki dan menggunakan efektif smartphone (ponsel yang dilengkapi

(20)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengguna smartphone adalah siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI yang

menggunakan ponsel biasa (tanpa dilengkapi operating system) sebagai

ponselnya sehari-hari atau remaja yang tidak memiliki dan menggunakan ponsel.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner (angket) yang disusun

dengan skala Likert. Sugiyono (2009) mengungkapkan bahwa skala Likert

digunkan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang mengenai satu fenomena sosial tertentu.

Sebelum digunakan pada penelitian, kuesioner tersebut diuji validitas

item-nya menggunakan teknik korelasi item-total dengan korelasi Product

Moment dari Pearson, sedangkan reliabilitasnya akan diuji menggunakan Alpha

Cronbach.

1. Instrumen Kompetensi Interpersonal

Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi

interpersonal dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti dengan

berdasarkan pada teori kompetensi interpersonal dari Cavanagh dan Levitov,

instrumen ini juga merupakan adaptasi dari instrumen mengenai daya psikologis

mahasiswa dalam (Tina, 2011). Instrumen ini berisi 40 item yang dikembangkan

dari enam dimensi kompetensi interpersonal dengan 20 item favorable dan 20

(21)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Interpersonal Remaja

Aspek Definisi

Operasional Indikator Butir Pernyataan

Fav/ Unfav

Nomor Item

Peka terhadap diri sendiri dan orang lain

Kemampuan

menyadari pemikiran dan perasaan diri sendiri dan orang lain

a. Remaja menyadari pemikiran dirinya serta mampu memberikan respon yang tepat kepada orang lain

b. Remaja menyadari perasaan dirinya serta mampu memberikan respon yang tepat kepada orang lain

c. Remaja merasakan pemikiran orang lain secara lebih mendalam d. Remaja merasakan

perasaan orang lain secara lebih mendalam e. Remaja mengetahui

waktu yang tepat untuk mengatakan ataupun tidak mengatakan sesuatu

Saya menyadari pemikiran saya tentang orang lain sehingga saya mampu memberikan respon yang tepat terhadap orang tersebut

Saya menyadari perasaan saya terhadap orang lain sehingga saya mampu memberikan respon yang tepat terhadap orang tersebut

Saya dapat merasakan pemikiran orang lain dibalik ucapan dan tindakannya

Saya tidak mengerti apa yang dipikirkan seseorang dibalik perkataan maupun tindakannya

(22)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirasakan seseorang dibalik perkataan maupun tindakannya

Saya mengetahui kapan seharusnya saya menyampaikan sesuatu yang mungkin akan membuat orang lain merasa tidak nyaman

Saya akan menyampaikan segala sesuatu yang menurut saya benar, meskipun pada waktu dan situasi yang kurang tepat yang

memungkinkan orang lain merasa tidak nyaman

Fav

Unfav

37

40

Jumlah 8

Asertif Kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang menjadi hak mereka secara jujur dan konstruktif

a. Remaja mampu mengungkapkan rasa keberatannya dengan cara yang tepat

b. Remaja mengungkapkan perasaannya secara jujur

Saya dapat menyampaikan rasa keberatan saya dengan cara yang tepat sehingga tidak menyinggung orang lain

Saya akan menyampaikan rasa keberatan saya dan tidak peduli bahwa hal tersebut dapat menyinggung orang lain

Fav

Unfav

2

(23)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rasa keberatan saya, karena saya tidak tahu cara penyampaian yang tepat

Saya enggan mengatakan pendapat secara jujur

Saya enggan mengatakan keberatan saya secara terbuka

Saya dapat mengungkapkan perasaan saya secara jujur kepada orang lain

Saya menutupi perasaan saya yang sebenarnya dengan menunjukkan hal yang berbeda didepan orang lain

Unfav Unfav Fav Unfav 20 26 32 38

Jumlah 7

Menjadi

nyaman dengan diri sendiri dan orang lain Kemampuan untuk terbuka dalam menunjukkan diri sendiri yang sebenarnya

Remaja mampu bereaksi secara spontan serta

mengekspresikan pemikiran dan perasaan secara terbuka.

Saya mampu bereaksi secara spontan dan tidak dibuat-buat

Saya hanya mau menampilkan sisi baik dari diri saya kepada orang lain

(24)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang pemikiran saya kepada orang lain

Saya mengekspresikan perasaan secara terbuka

Saya tidak suka menunjukkan perasaan yang sedang saya rasakan didepan orang lain

Fav

Unfav

27

33

Jumlah 6

Membiarkan orang lain bebas

Kemampuan untuk membiarkan orang lain menjadi diri mereka sendiri

Remaja membiarkan orang lain untuk menjadi diri mereka sendiri sehingga orang lain dapat berinterkasi dengan mereka secara santai, saling menguntungkan dan memuaskan

Saya menghargai keluarga saya apa adanya

Saya kesal karena keluarga saya tidak memahami keinginan saya

Saya menghargai teman-teman saya apa adanya

Saya kesal karena teman-teman saya tidak mengerti apa yang saya

inginkan dari mereka

(25)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam bekerja sama saya membiarkan teman-teman saya bekerja dengan cara serta gaya mereka masing-masing

Fav 34

Jumlah 6

Harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain Kemampuan menyadari bahwa dirinya dan orang lain tidaklah sempurna

Remaja memiliki harapan terhadap dirinya dan orang lain sesuai dengan keadaan sebenarnya

Saya menyadari bahwa saya tidak sempurna sehingga tidak luput dari kesalahan

Saya harus selalu menjadi yang terbaik apapun yang terjadi saya tidak akan pernah kalah

Saya menyadari bahwa keluarga saya tidak sempurna sehingga tidak luput dari kesalahan

Saya ingin keluarga saya selalu mampu mengerti perasaan serta kebutuhan saya

Saya menyadari bahwa teman-teman saya tidak sempurna sehingga tidak luput dari kesalahan

(26)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengerti perasaan serta kebutuhan saya

Saya tidak memenuhi standar tertinggi dalam hidup saya

Fav 39

Jumlah 7

Perlindungan diri dalam situasi antar pribadi Kemampuan untuk menghadapi kejadian apapun dalam hubungannya dengan orang lain

Remaja mampu menghadapi kejadian apapun dalam hubungan interpersonal secara mandiri

Saya dapat mengandalkan diri dalam menghadapi permasalahan dengan orang lain

Saya merasa bingung dan terperangkap disaat berinteraksi dengan orang lain

Saya merasa tidak dapat mengontrol kemarahan saya

Saya dapat mengontrol kemarahan saya seperti apapun situasi yang saya hadapi

Saya takut pada situasi dimana saya harus menyakiti perasaan orang lain

(27)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikecewakan orang lain

Jumlah 6

(28)

24

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Proses Pengembangan Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang layak

digunakan dalam penelitian. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 18.0 untuk dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan

fungsi ukurnya (Azwar, 2010). Dalam penelitian ini uji validitas hanya

dilakukan untuk mengukur validitas itemnya saja dengan menggunakan rumus

koefisien korelaso dengan bantuan software SPSS 18.0 agar dapat diketahui

korelasi item total kuesioner, yaitu konsistensi skor item dengan skor

keseluruhan.

Sebagai kriteria pemilihan item, biasanya digunakan batasan minimal

riX> 0,30 tapi batasan tersebut bukanlah batasan baku (Azwar, 2010). Pada

penelitian ini, peneliti menetapkan 0,10 sebagai batasan minimal. Meskipun

batasan minimal daya diskriminasi item pada penelitian ini lebih rendah

dibandingkan batasan minimal yang biasa digunakan, namun peneliti tetap

melakukan tahapan alternatif dengan cara merevisi item-item yang dibawah 0,30

agar item-item yang rendah (<0,30) tetap layak digunakan di instrumen ini. Item

yang memiliki skor dibawah 0,30 direvisi oleh peneliti dengan bantuan

judgement dari ahli.

Item yang memiliki tingkat korelasi di atas 0,10 maka item tersebut

dianggap valid dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Sedangkan

item dengan nilai korelasi dibawah 0,10 dianggap tidak valid sehingga akan

dibuang dan tidak dipakai. Hasil uji coba validitas konstruk untuk instrumen

(29)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validitas Konstruk Instrumen Kompetensi Interpersonal

Item Valid Item Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16,18,

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 32, 33, 34, 35,

36, 38,

5, 17, 29, 30, 31, 37, 39,

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pada instrumen

kompetensi interpersonal remaja terdapat 33 item yang layak dari 40 item yang

diuji. Secara lebih rinci item-item tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Item-item yang Layak pada Instrumen Kompetensi Interpersonal Remaja

Dimensi No. Item Jumlah

Peka terhadap diri sendiri

dan orang lain

1, 7, 13, 19, 25, 40 6

Asertif 2, 8, 14, 20, 26, 32, 38 7

Menjadi nyaman terhadap

diri sendiri dan orang lain

3, 9, 15, 21, 27, 33 6

Membiarkan orang lain

bebas

4, 10, 16, 22, 28, 34 6

Harapan yang realistis

terhadap diri sendiri dan

(30)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu orang lain

Perlindungan diri dalam

situasi antar pribadi

6, 12, 18, 24, 36 5

Jumlah 33

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen reliabel

dalam artian terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Penelitian ini

akan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach Guilford yang dihitung

menggunakan SPSS 18.0. Kategorisasi untuk koefisien reliabilitas yang

digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

[image:30.595.105.520.142.606.2]

Tabel 3.4

Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut Guilford

Nilai Koefisien Tingkat Reliabilitas

< 0,20 Derajat reliabilitas hampir tidak ada

0,21 - 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,41 - 0,70 Derajat reliabilitas sedang

0,71 - 0,90 Derajat reliabilitas tinggi

0,91 - 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Sumber: Sugiyono, 2008:183

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh indeks reliabilitas instrumen

kompetensi interpersonal pada remaja sebesar 0,726 atau berada pada rentang

derajat reliabilitas tinggi. Mengacu pada indeks diatas maka instrument tersebut

(31)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kategorisasi Skala

Kategorisasi merupakan suatu usaha untuk menempatkan individu

kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu

kontinum berdasarkan atribut tertentu (Azwar, 2010). Dalam penelitian ini,

[image:31.595.110.516.228.526.2]

peneliti mengelompokkan dalam tiga kategori dengan norma sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kategorisasi Skala

Rumus Kategori Skala Kategori

X > Mean + SD Tinggi

Mean - SD ≤ X ≤ Mean + SD Sedang

X < Mean – SD Rendah

Keterangan:

X = Skor subjek

Mean = Rata-rata

S = Standar deviasi

Sumber: Azwar, 2009:108

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode

kuantitatif dengan skala sebagai alat pengumpulan data. Pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan satu instrumen, yaitu instrument kompetensi

interpersonal remaja. Data tersebut diperoleh peneliti dengan memberikan

kuesioner kepada remaja pengguna dan bukan pengguna smartphone di SMA

Laboratorium Percontohan UPI Kota Bandung.

Prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dibagi

(32)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

a. Penyusunan proposal penelitian, yaitu:

1) Menentukan variabel yang akan diukur dalam penelitian ini

2) Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti

3) Menetapkan desain penelitian dan instrument yang akan digunakan

dalam penelitian

4) Menetapkan populasi dan sampel penelitian, serta menentukan teknik

sampling yang akan digunakan.

b. Perizinan penelitian

1) Memasukan proposal ke Dewan Bimbingan skripsi untuk mendapatkan

pengesahan dan mengajukan nama untuk pembimbing skripsi

2) Meminta persetujuan dosen pembimbing 1 dan 2 untuk menjadi dosen

pembimbing

3) Mengurus SK pengangkatan dosen pembimbing skripsi ke fakultas

4) Mengurus surat izin penelitian ke bagian Rektorat Akademik UPI

5) Memasukan surat izin penelitian ke SMA Laboratorium Percontohan UPI

kota Bandung

c. Penyusunan dan pengembangan alat pengumpul data

Alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti

dari teori yang dikembangkan oleh ahli. Untuk memperoleh instrument yang

layak dan sesuai dengan criteria maka penyusunan kuesioner ini berdasarkan

langkah-langkah berikut:

1) Membuat blue print atau kisi-kisi masing-masing variabel berdasarkan teori

yang digunakan

2) Membuat item-item pernyataan untuk masing-masing variabel

(33)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Pelaksanaan

Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara menyebarkan angket

kepada subjek penelitian. Ini dilaksanakan di SMA Laboratorium Percontohan

UPI kota Bandung. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Penyampaian tujuan pengisian angket

b. Penyebaran angket

c. Penjelasan petunjuk pengisian angket

d. Pengerjaan angket

e. Pengumpulan angket

G. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Untuk menentukan teknik statistik yang digunakan dalam analisis data,

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data yang akan dianalisis. Uji

normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis

membentuk distribusi normal atau tidak.

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 18.0 dengan metode uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov.

Jika nilai Asym. Sig (2-tailed) > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal. Apabila hasil uji normalitas menunjukkan data yang

membentuk distribusi normal, maka teknik statistik yang akan digunakan adalah

teknik statistik parametrik, sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal,

maka teknik statistik nonparametrik yang digunakan (Sugiyono, 2008:210).

Berdasarkan uji normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov diperoleh

(34)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

[image:34.595.115.515.151.733.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Hasi Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

KI .094 60 .200* .972 60 .183

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari hasil perhitungan Asym. Sig (2-tailed) dengam menggunakan

One-Sample Kolmogrov-Smirnov diperoleh hasil sebesar 0.200. Karena nilai Asym.

Sig lebih dari 0.05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi dalam

penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji Komparasi

Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara

signifikan nilai-nilai dua kelompok atau lebih (Sugiyono, 2008). Pada penelitian

ini, uji hipotesis komparatif dilakukan pada variabel yang sama, namun

sampelnya berbeda. Jenis data pada penelitian ini adalah ordinal. Oleh karena itu,

uji komparasi yang digunakan adalah uji komparasi Mann Withney U Test dengan

bantuan software SPSS versi 18.0.

Untuk menghitung nilai uji komparasi Mann Withney bisa juga

digunakan rumus:

(35)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu U = Nilai uji Mann-Whitney

N1= sampel 1

N2= sampel 2

Ri = Ranking ukuran sampel

(36)

74

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum remaja pengguna smartphone di SMA Laboratorium

Percontohan UPI memiliki kompetensi interpersonal yang sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas pengguna smartphone di SMA Laboratorium

Percontohan UPI memiliki tingkat kompetensi interpersonal yang baik.

2. Secara umum remaja bukan pengguna smartphone di SMA Laboratorium

Percontohan UPI memiliki kompetensi interpersonal yang sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas remaja bukan pengguna smartphone di SMA

Laboratorium Percontohan UPI memiliki tingkat kompetensi interpersonal

yang baik

3. Secara umum tidak terdapat perbedaan kompetensi interpersonal remaja

pengguna dan bukan pengguna smartphone di SMA Laboratorium

Percontohan UPI. Pada penelitian ini baik remaja pengguna maupun bukan

pengguna smartphone memilki kompetensi interpersonal yang baik atau

dalam ktegori sedang. Hal ini juga dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor

internal seperti jenis kelamin, tipe kepribadian dan kematangan individu; dan

faktor eksternal misalnya adanya perlakuan khusus seperti pelatihan

asertivitas, pemecahan problem, serta pelatihan inisiatif.

4. Berdasarkan aspek-aspek kompetensi interpersonal, terdapat 4 aspek yaitu

peka terhadap diri sendiri dan orang lain, asertif, nyaman terhadap diri sendiri

dan orang lain, perlindungan diri dalam situasi antar pribadi, rata-rata nilai

remaja bukan pengguna smartphone lebih tinggi dibandingkan remaja

(37)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harapan yang realistis nilai rata-rata remaja pengguna dan bukan pengguna

adalah sama, sementara pada aspek membiarkan orang lain bebas remaja

pengguna smartphone justru memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi.

5. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan kompetensi interpersonal yang

signifikan antara remaja pengguna dan bukan pengguna Smartphone di SMA

Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan sebelumnya, maka dapat direkomendasikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi SMA Laboratorium Percontohan UPI

Rekomendasi yang dapat diberikan kepada pihak sekolah, hendaknya

pihak sekolah memfasilitasi siswa untuk dapat lebih meningkatkan kompetensi

interpersonalnya dengan cara membuat kegiatan yang secara tidak langsung

mendorong dan memfasilitasi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan dan

melakukan partisipasi sosial, pihak sekolah juga dapat menerapkan metode

diskusi didalam kelas agar frekuensi interaksi antar siswa dapat lebih sering

terjadi.

Selain itu dapat pula diberlakukan peraturan untuk tidak membawa

ponsel ke sekolah atau menitipkannya pada petugas jaga selama jam sekolah

berlangsung, agar pada waktu-waktu luang atau jam istirahat siswa melakukan

kontak serta komunikasi secara langsung dengan lingkungannya dan tidak hanya

asik dengan ponselnya masing-masing, sebab kompetensi interpersonal adalah

kompetensi yang dipelajari dan tidak terbentuk dengan sendirinya, semakin

banyak proses pembelajaran itu terjadi, maka akan semakin meningkatkan

(38)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Guru atau Pendidik

Mengingat sisi penting kompetensi interpersonal bagi kesuksesan

individu, maka sudah selayaknya para pendidik untuk mendorong berkembangnya

kompetensi tersebut pada diri anak didik mereka dengan menyediakan sarana

pengembangan diri misalnya melakukan diskusi di kelas, mendemontrasikan hasil

karya, membiasakan untuk bersikap asertif dan demokratis.

3. Bagi Orangtua

Bagi orangtua hendaknya memfasilitasi secara bijak penggunaan

smartphone oleh anak remajanya agar penggunaan gadget dapat digunakan

kearah yang lebih bermanfaat. Jika anak remajanya terlihat seringkali

menghabiskan waktu sendiri dengan gadget atau komik, novel, video games dan

lain-lain, sebaiknya orangtua mengarahkan anaknya tersebut untuk berbaur

dengan lingkungan sekitar agar proses pembelajaran kompetensi interpersonal

dapat terjadi.

4. Bagi Remaja

Bagi remaja hendaknya berusaha meningkatkan kompetensi interpersonal

yang dimiliki dengan cara sering melibatkan diri pada kelompok-kelompok

sosial, melakukan komunikasi serta kontak langsung, dan juga melakukan

partisipasi sosial. Proses penyesuaian diri dengan lingkungan dan masyarakat

yang sangat beragam dibutuhkan kompetensi interpersonal yang baik dan efektif,

sehingga dapat terjalin hubungan yang baik dengan orang lain.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang bermaksud melakukan penelitian dengan

(39)

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar faktor-faktor lain yang mempengaruhi kompetensi interpersonal dapat

tergali lebih mendalam dan spesifik.

Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor

lain yang dimungkinkan memiliki peran terhadap terbentuknya kompetensi

interpersonal remaja, maka kepada peneliti berikutnya disarankan untuk memilih

faktor-faktor lain yang diduga memiliki kontribusi bagi terbentuknya kompetensi

interpersonal remaja. Beberapa faktor tersebut misalnya, jenis kelamin, tipe

kepribadian, kematangan individu, budaya, perlakuan khusus seperti

model-model pelatihan dan lain-lain.

Penelitian mengenai penggunaan smartphone ini juga dapat diperdalam

dengan cara mencari tahu sejauh mana seseorang menggunakan ponselnya, mulai

dari frekuensi penggunaan, lamanya penggunaan, aplikasi ataupun program apa

saja yang sering digunakan remaja saat menggunakan ponselnya tersebut, peneliti

(40)

78

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arianti, Nessa Lies. (2012) Perbedaan Persepsi Pegawai Terhadap

Kepemimpinan Perempuan Berdasarkan Jenis Kelamin (Studi Komparatif Terhadap Pegawai Laki-laki dan Perempuan di Dinas Pengelola Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur). Skripsi pada Program

Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Azwar, Saifudin. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Azwar, Saifudin. (2009). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran

Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifudin. (2010). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Buhrmester, D., Furman, W., Wittenberg, M.T., & Reis, D. (1998). “Five Domain of Interpersonal Competence in Peer Relationships”. Journal of

Personality and Social Psychology. 55 (6), 991-1008.

Cavanagh, Michael E. dan Levitov, Justin E. (2002). The Counseling

Experience, A Theoretical and Practical Approach. Belmont: Wadsworth.

Dahlan, Tina Hayati. (2011) Model Konseling Singkat Berfokus Solusi (Solution

Focused Brief Counseling) dalam Setting Kelompok untuk Meningkatkan Daya Psikologis Mahasiswa (Penelitian dan Pengembangan Model Konseling Singkat Berfokus Solusi pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2009). Disertasi pada Program Studi Bimbingan dan

Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

(41)

79

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DeVito, Joseph A. (1996) Komunikasi Antar Manusia. Edisi Kelima. Jakarta:

Proffesional Books.

Eliasa, Eva Imania. (2010). Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk

Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal dan Interpersonal Siswa (Studi Pengembangan di Kelas X SMA Darul Hikam Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). Tesis pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Gary B, S., Thomas J, C., & Misty E, V. (2007). Discovering Computers :

Fundamentals, 3thed. (Terjemahan). Jakarta: Salemba Infotek

Gerungan, W.A. (1991). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco.

Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Goleman, Daniel. (1996). Kecerdasan Emosi. Terjemahan. Jakarta: Gramedia.

Goleman, Daniel. (2000). Keterampilan Emosi Untuk Mencapai Puncak

Prestasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Gunarsa, S.D. (1989). Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Handfield, R. (2006). Faith in the Moral Integrity of Others. [online]

http://www.careersuperstar.com/interpersonal_competence/ [15 Juni 2013]

Hartanti. (2009). Hubungan antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal pada pengurus unit kegiatan mahasiswa universitas dipenogoro. Skripsi Pada Program Studi Psikologi Universitas Dipenogoro. [Online]. Tersedia:

http://eprints.undip.ac.id/12961/1/tanti.pdf [20 Juni 2013]

(42)

80

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Idrus, Muhammad. (2007). Hubungan Antara Teman Sebaya dengan

Kompetensi Interpersonal Mahasiswa. [Online]. Tersedia:

http://kajian.uii.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/KOMPETENSI-INTERPERSONAL-MAHASISWA_DR-M-IDRUS-UII.pdf [20 Juni 2013].

Jerving, J. 2001. Managing Through Motivation. e-book: a summary of M35. Managing . Condensed from Management Enrichment Training Program (MERIT) module M35 Managing Through Motivation, published by CUNA’s Center for Professional. www.cuna.org.

Kompasiana.com. (2010). Ciri-ciri Smartphone. [Online]. Tersedia: http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2010/01/09/ciri-ciri-smartphone-589447.html

Lembaga Riset Nielsen. (2012). Survey Pengguna Smartphone Indonesia. [omline]. Tersedia: http://gopego.com/info/lembaga-riset-Nielsen-smartphone-indonesia/hal-2. [14 Mei 2013].

McGaha, V. & Fitzpatrick, J. 2005. Personal and social contributors to dropout risk for undergraduate students. College Student Journal, June, 2005.

http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m0FCR/is_2_39/ai_n14703156/p g_7

Mutaha, Ali. (2012). 5 Hal Dasar yang Membedakan Smartphone dengan Hp

Biasa. [Online]. Tersedia:

http://annisawarapalupiblog.blogspot.com/2013/08/5-hal-dasar-yang-membedakan-smartphone.html [18 Agustus 2013]

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldmen R.D. (2001). Human Development. 8th

(43)

81

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldmen R.D. (2009). Perkembangan Manusia

Edisi 10 Buku 1 Alih Bahasa Brian Marswendy dari buku Human Development 10th Edition. New York: McGraw-Hill Companiens, Inc.

Jakarta: Salemba Humanika.

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldmen R.D. (2009). Perkembangan Manusia

Edisi 10 Buku 2 Alih Bahasa Brian Marswendy dari buku Human Development 10th Edition. New York: McGraw-Hill Companiens, Inc.

Jakarta: Salemba Humanika.

Parmuarip, Lutfi, Wildan dan Yeni. (2013). Alasan Penggunaan Smartphone di

Kalangan Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Jurnal Jurusan Komputer

dan Teknik Informatika Politeknik Negeri Bandung. Tidak diterbitkan.

PC Magazine Encyclopedia. (2013). Definition of Smartphone. [online].

www.pcmag.com [14 Mei 2013].

Santrock, Jhon W. (2002). Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup

Jilid 2 (edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santrock, Jhon W. (2007) Remaja, edisi ke sebelas. Penerbit Erlangga

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Sosial, Individu dan Teori-teori Psikologi

Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Sawono, S.W (2013). Teori-teori Psikologi Sosial. Cetakan ke-15. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(44)

82

Vera Ratna Pratiwi,2013

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Remaja Pengguna Dan Bukan Pengguna Smartphone Di SMA Laboratorium Percontohan UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Van den Berg, Pauline E.W, Arentze, Theo.A., & Timmermans, Harry, J.P. (2012). “New ICTs and social interaction: Modelling communication frequency and communication mode choice”. Journal of Social Psychology and New Media Society. 14 (6), 987-1003.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Interpersonal Remaja
Tabel 3.2
Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut GuilfordTabel 3.4
Tabel 3.5 Kategorisasi Skala
+2

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Indasari Purba 2014 Universitas

Optimisme untuk mewujudkan kota yang aman dan nyaman juga dibuktikan dengan komitmen yang telah disepakati bersama baik lembaga pemerintah / swasta / maupun masyarakat //

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana Pengelolaan Pelatihan Tata Rias Wajah Bagi Peserta

Makna Leksikal Yang Terbentuk Oleh Derivasi Yang Mengandung Kombinasi Akhiran –Eun Dalam Bahasa Sunda.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan terhadap pengurangan ukuran ulser (p&lt;0,05), pada pemeriksaan, kontrol pertama, kontrol kedua, dan kontrol

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PKn BERBASIS PORTOFOLIO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. PEMBENTUKAN