PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri 11 Ciseureuh Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012 / 2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh
Oleh
Febriani Tri Lestari
0903390
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Rabbul
Ghafur, yang dengan segala kasih sayang dan pertolonganNya, juga atas segala
kemudahan yang telah dikaruniakanNya, skripsi berjudul “Pengaruh Metode Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Sekolah Dasar” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu Allah limpahkan kepada
teladan terbaik sepanjang zaman, Rasulullah muhammad SAW., yang tak pernah
lelah mencintai umatnya, serta kepada keluarga, sahabat, serta umat yang
senantiasa membela dan menjalankan risalah serta sunahnya hingga akhir zaman.
Menulis puisi merupakan salah satu kemampuan dalam berbahasa dan sastra
Indonesia yang pembelajarannya terintegrasi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Menulis puisi sebagai kemampuan produktif dalam
berbahasa Indonesia akan menjadikan siswa memiliki daya kreativitas yang baik.
Menulis puisi selain menyentuh ranah kognitif siswa, juga dapat berimplikasi
pada ranah afektif dan psikomotor siswa.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran dari menulis puisi tersebut,
diperlukan metode yang lebih inovatif agar kemampuan siswa dalam menulis
puisi dapat meningkat. Metode pembelajaan yang dapat diterapkan dalam menulis
puisi adalah metode mind mapping yang merupakan cara mencatat atau menulis
yang lebih kreatif. Mind mapping memungkinkan otak bekerja secara lebih
sistematis dan kreatif daripada cara menulis konvensional. Hal ini memungkinkan
siswa untuk lebih baik dalam mengekspresikan ide dan gagasannya ketika menulis
puisi.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama
disampaikan kepada :
1. Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd., selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia
2. Indah Nurmahanani, S.S, M. Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan
sabar telah memberikan arahan, bimbingan dan saran pebaikan kepada penulis
sejak awal hingga selesainya skripsi ini.
3. Hayani Wulandari, M. Pd., selaku dosen pembimbing II yang selalu
menularkan semangat dan tidak pernah bosan memberikan motivasi,
bimbingan dan masukan kepada penulis.
4. Dra. Puji Rahayu, M.Pd. sebagai ketua program studi S1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
5. Seluruh dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta
khususnya dosen kelas bahasa yang dengan tulus telah membimbing dan
mendidik penulis sehingga mempunyai bekal ilmu pengetahuan dan
pengalaman berharga bagi penyelesaian skripsi ini.
6. Hj. Oon Nuroniyah, S.Pd., selaku kepala SDN 11 Ciseureuh Purwakarta yang
telah memberikan ijin dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Bapak dan ibu guru SDN 11 Ciseureuh Purwakarta, khususnya Epon Nihayah,
S.Pd., dan Asih Rahayu, S.Pd. selaku guru kelas V yang telah banyak
memberikan dukungan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Dr. Burhanuddin TR, M.Pd., dan Asep Sopian, M.Ag, selaku pembimbing
Program Tutorial UPI Kampus Purwakarta yang telah memberikan arahan
serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Rekan-rekan, kakak-kakak dan adik-adik seperjuangan Program Tutorial UPI
Kampus Purwakarta yang tak henti memberikan dukungan dan doa kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Murabbiah tercinta Lilaning Sosialsih dan teman-teman liqo “ceria” yang selalu menginspirasi dan mendukung penulis dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
11.Kakak tercinta Yudho Diliyanto, Bintoro Setio, Meilani, Novi, dan Senja
yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun material serta doa
12.Rekan-rekan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus
Purwakarta angkatan 2009 khususnya kelas bahasa yang telah sama-sama
berjuang untuk mendapatkan ilmu kependidikan di kampus ini.
Dan penghargaan serta ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua
orang tua tersayang. Alm. Mulyo Santoso dan Alm. Suyati yang telah tenang di
sisiNya, semoga kelak Allah mempertemukan kembali di surgaNya.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan moral, material, dan spiritual dalam menyelesaikan skripsi
ini, Cukuplah Allah yang maha mengetahui yang membalas setiap kebaikan yang
telah diberikan dengan pahala yang berlimpah dariNya
“Tak ada gading yang tak retak”, begitulah pepatah mengatakan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan. Akhirul kalam,
semoga skripsi ini dapat bernilai kebaikan di hadapan Allah SWT. dan dapat
menjadi manfaat bagi para pembaca dan praktisi di dunia pendidikan.
Purwakarta, Juni 2013
PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri 11 Ciseureuh Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012 / 2013)
Oleh
FEBRIANI TRI LESTARI NIM 0903390
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh anggapan akan perlunya metode pembelajaran yang inovatif yakni metode mind mapping (MP) dalam menulis puisi di sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 11 Ciseureuh Purwakarta.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi dengan variabel bebas metode MP dan variabel terikat kemampuan menulis puisi. Desain dalam penelitian ini adalah Nonequivalent control group design yang menggunakan
pretes dan postes dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua kelas yaitu kelas kontrol yang mendapat pembelajaran menulis puisi tanpa metode MP dan kelas eksprimen yang memperoleh pembelajaran menulis puisi dengan metode MP.
Pretes menunjukkan kemampuan menulis puisi yang sama antara kedua kelas. Setelah kedua kelas dikenai perlakuan, uji non parametrik menunjukkan �ℎ� �� < � ��, Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara siswa kelas eksperimen dan kontrol. Hasil analisis indeks gain memperlihatkan bahwa peningkatan kemampuan menulis puisi kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Selain itu, dari analisis lembar observasi terlihat bahwa guru dan siswa menunjukkan aktivitas yang positif dalam pembelajaran dengan metode MP.
Febriani Tri Lestari, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
BUKTI PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI……….. v
DAFTAR TABEL………. vii
DAFTAR GAMBAR………. viii
DAFTAR LAMPIRAN………. ix
DAFTAR FOTO... xi
BAB I. PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang Masalah………... 1
B. Rumusan Masalah………... 6
C. Tujuan Penelitian………... 6
D. Metode Penelitian……….... 6
E. Manfaat Penelitian……….………... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi………... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA………. 9
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar………... 9
B. Puisi...……… 15
C. Pembelajaran Menulis Puisi di Sekolah Dasar………... 28
D. Metode Pembelajaran...………... 33
E. Mind Mapping...………...….. 35
F. Penenerapan Metode Mind Mapping dalam menulis Puisi Sekolah Dasar... 39
G. Penelitian yang Relevan………... 47
BAB III. METODE PENELITIAN……….……..…. 49
A. Populasi dan Sampel Penelitian………... 49
B. Desain Penelitian………...…….... 50
C. Metode Penelitian………...………... 51
D. Definisi Operasional...………... 55
E. Instrumen Penelitian……….... 56
F. Proses Pengembangan Instrumen……….... 58
G. Teknilk Pengolahan dan Analisis Data……….... 64
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 72
A. Pemaparan Data…...………... 72
Febriani Tri Lestari, 2013
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...……….…….. 96
A. Kesimpulan……….. 96
B. Saran...……… 96
DAFTAR PUSTAKA... 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN………...………... 101
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses
pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan
dari pembelajaran yang dilakukan. Ketepatan pemilihan metode akan berdampak
positif bagi meningkatnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengingat
dalam proses pembelajaran di dalam kelas ada tujuan yang ingin dicapai, seperti
yang dikatakan oleh Sadulloh, et al (2007: 79) mengungkapkan bahwa “tujuan
pendidikan memiliki kedudukan yang menentukan dalam kegiatan pendidikan.”
Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah dan merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Karena itu,
pendukung-pendukung dari keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuannya tersebut perlu dihadirkan, pengkajian tentang metode yang tepat juga
menjadi hal yang perlu dilakukan agar metode yang diterapkan sesuai dengan
kondisi siswa dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, tujuan yang ingin dicapai
adalah dimilikinya kemampuan-kemampuan dasar dalam berbahasa yaitu
menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan bersastra. Lima kemampuan ini
akan sangat mendukung kemampuan berbahasa anak, dan jika telah dimiliki sejak
anak berada di bangku sekolah dasar, maka akan sangat menunjang keberhasilan
pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang berikutnya. Kelima kemampuan ini
juga merupakan suatu siklus yang saling berkaitan dan mendukung, ketika guru
akan mengajarkan salah satu kemampuan maka kemampuan yang lain juga akan
turut mendukung, karena seperti itulah hakikat bahasa.
Sastra merupakan salah satu kemampuan yang dipelajari dalam pembelajaran
bahasa Indonesia. Kemampuan sastra perlu dimiliki oleh siswa sekolah dasar
sisi afektif siswa dengan nilai-nilai rasa yang ada di dalamnya. Cahyani dan
Hodijah (2007: 170) mengungkapkan
secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau karangan yang memiliki ciri-ciri 1. Ragam bahasa yang digunakan dalam karya sastra tidak sepenuhnya bahasa baku, hal ini disebabkan sastra sangat mementingkan pesan/ide keindahan, 2. Ragam bahasa atau pilihan katanya sering kali bermakna konotatif atau ambiguitas (memiliki banyak makna), 3. Kosakata yang digunakan dalam karya sastra disesuaikan dengan bahasa latar atau lingkungn dalam cerita yang berupa dialek/sosiolek suatu kelompok masyarakat, 4. Dalam karya sastra tergambar pengalaman hidup pengarangnya.
Terdapat beberapa jenis karya sastra yang dapat dipelajari oleh siswa yaitu
prosa, puisi, dan drama. Di sekolah dasar sastra yang dipelajari adalah sastra
anak-anak yang sesuai dengan tingkat usianya. Resmini, et al (2008: 163)
mengungkapkan bahwa “Sastra anak-anak adalah bentuk kreasi imajinatif dengan
paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan
pemahaman, pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu.”
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang dipelajari. McCaulay,
Hudson yang disunting Aminudin (2009: 134) mengungkapkan bahwa “puisi
adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media
penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi”. Puisi ini ditulis dalam
bentuk larik-larik dan bait-bait. Pembelajaran puisi selain menambah kosa kata
yang dimiliki siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, juga dapat
mengajarkan siswa tentang majas atau gaya bahasa yang sering digunakan di
dalamnya. Selain itu juga merupakan sarana ekspresi rasa yang dimiliki siswa
terhadap apa yang dirasa atau dilihatnya. Pembelajaran puisi terbagi pada
pembelajaran menyimak, membaca, dan menulis puisi, dalam kaitannya dengan
kemampuan menulis, puisi dapat dijadikan bahan untuk kemampuan menulis
tersebut khususnya di kelas tinggi, karena di kelas tinggi, siswa mulai
diperkenalkan dengan karya-karya sastra tulisan dan dibiasakan untuk dapat
menulis sebuah karya dengan sederhana. Suriamiharja yang disunting Resmini, et
al (2008:116) mengungkapkan bahwa “menulis adalah kegiatan melahirkan
berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang
lain secara tertulis.”
Dari pengertian tersebut, menulis memiliki arti yang lebih khusus yaitu
menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan, itu artinya siswa
diharapkan mampu membuat tulisan sebagai produk nyata dari pembelajaran
bahasa fokus menulis yang bahannya bisa berupa sebuah puisi.
Pembelajaran sastra di sekolah dasar merupakan bagian integral dari
pembelajaran bahasa Indonesia. Sayangnya sastra yang merupakan bagian dari
pelajaran bahasa Indonesia hanya dijadikan sebagai pelengkap atau selingan
ketika guru menyampaikan pelajaran bahasa Indonesia, artinya sastra tidak
mendapatkan porsi yang sesuai untuk disajikan di dalam kelas. Padahal sastra
merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran bahasa Indonesia yang
sejatinya mendapatkan porsi yang seimbang dengan pelajaran bahasa.
Keterbatasan pembelajaran sastra di dalam kelas juga dipengaruhi oleh
pemahaman dan kemampuan seorang guru dalam bersastra, tidak jarang guru
ketika menyampaikan materi tentang sastra hanya memberikan teori-teori saja
tanpa memberikan pengalaman langsung kepada siswa, padahal sastra bukanlah
diajarkan sebatas teori tetapi memberikan pengalaman langsung bagi siswa.
Beberapa hal yang masih akrab terjadi di sekolah dasar dalam pembelajaran
puisi yaitu guru yang masih menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam
menyampaikan materi pelajaran, kurangnya variasi metode pembelajaran,
minimnya penerapan media, perhatian yang kurang terhadap siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, metode yang kurang tepat dalam mengajar dan bahkan
guru sangat jarang sekali memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Dengan demikian, pembelajaran membuat siswa
menjadi bosan atau jenuh sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dalam
pembelajaran menulis puisi, penerapan satu metode tidaklah dapat berjalan efektif
untuk mengajarkan siswa menulis puisi, apalagi jika yang diajarkan hanyalah teori
menulis puisi saja atau hanya membiarkan siswa menulis puisi bebas tanpa arahan
atau variasi metode dan teknik dari guru, maka siswa akan enggan untuk
pembelajaran puisi, biasanya anak hanya diminta untuk membaca contoh dari
puisi yang terdapat di bukunya tanpa pernah diberikan kesempatan lebih luas
untuk memahami puisi tersebut, kemudian biasanya kemampuan menulis anak
akan diukur dari jawaban yang ditulisnya berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
tentang isi puisi atau diminta untuk menyalin puisi, yang sebenarnya itu belumlah
cukup untuk mengukur kemampuan anak dalam menulis puisi. Ketika diberikan
tugas untuk membuat suatu puisi juga anak mengalami kesulitan, karena guru
hanya memberikan instruksi untuk membuat puisi dengan tema tertentu,
kemudian anak diminta langsung menulis baris-baris puisi dengan tema tersebut,
padahal jangankan untuk menuliskannya di dalam puisi, terkadang anak masih
bingung dengan tema yang diberikan guru, seakan-akan ide yang mereka miliki
belum terpetakan dengan baik sehingga sulit untuk menuangkannya dalam
kata-kata tertulis, sehingga pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar merupakan
sesuatu yang dianggap sulit untuk dikerjakan. Karena itu, untuk meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswa sekolah dasar dibutuhkan alternatif metode
pembelajaran yang lain agar kegiatan ini dapat berlangsung menyenangkan bagi
siswa dan tetap mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang ditawarkan adalah metode mengajar dengan mind
mapping yang merupakan salah satu metode yang sesuai diterapkan di dalam
kelas. Sejalan dengan hal tersebut Buzan (2011: 4) mengatakan bahwa
peta pikiran (mind mapping) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang
akan “memetakan” pikiran.
Dalam pembelajaran menulis puisi, anak biasanya kesulitan dalam
merangkaikan kata ke dalam baris-baris puisi. Oleh karena itu, dengan
menggunakan metode mind mapping ini diharapkan siswa mampu memetakan apa
yang dipikirkannya ke dalam gambaran yang lebih tersusun, setelah terkumpul
kata-kata dari proses pemetaan pikirannya, siswa dapat merangkaikan kata-kata
Penerapkan metode mind maping dalam pembelajaran menulis puisi pelajaran
bahasa Indonesia akan membantu siswa untuk mengorganisir setiap kata yang
dipikirkannya kemudian menyusunnya ke dalam baris-baris puisi. Mind mapping
juga digunakan untuk menggeneralisasikan, memvisualisasikan serta
mengklasifikasikan ide-ide dan sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta dalam menulis. Dengan
menggunakan metode ini, kegiatan menulis puisi akan sangat terbantu. Ide-ide
yang dimiliki siswa akan lebih terorganisir untuk dapat dirangkaikan menjadi
sebuah puisi. Menulis puisi akan disajikan dalam bentuk yang lebih dekat dan
nyata bagi anak, sehingga bukanlah sesuatu yang asing bagi anak.
Metode ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah dengan
penerapan metode ini dapat lebih mengaktifkan ide-ide kreatif siswa dalam
menulis karena pengorganisasian Informasi yang dimiliki oleh otak akan lebih
terarah dan tersusun dalam bentuk tulisan dengan lebih baik. Ciri khas mind
mapping yang menggunakan gambar, warna, dan garis melengkung lebih sesuai
dengan cara kerja otak dan akan lebih menarik untuk otak agar menghasilkan
ide-ide kreatif dibandingkan dengan cara menulis konvensional yang hanya
menggunakan kata dan garis-garis linear yang sebenarnya lebih membosankan
dan kurang mengoptimalisasi kerja otak untuk berpikir dengan lebih kreatif.
Siswa dan guru perlu memahami bahwa setiap kegiatan dalam mind mapping
ini bertujuan untuk menjadikan bentuk-bentuk pemikiran dan ide-ide siswa
menjadi lebih terarah dan terorganisir sehingga kegiatan pembelajaran menulis
puisi menjadi hal yang mudah, kemudian dengan memfasilitasi anak untuk
membuat mind mapping sesuai dengan kreasinya tetapi tetap dalam arahan guru,
diharapkan mampu menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan untuk dilakukan di dalam kelas.
Berangkat dari uraian di atas, penerapan metode mind mapping dianggap dapat
meningkatkan kemampuan siswa sekolah dasar dalam menulis puisi. Oleh karena
itu penelitian ini akan mengkaji hal tersebut melalui judul “Pengaruh Metode
Dasar (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V SD Negeri 11 Ciseureuh
Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012 / 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini difokuskan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi antara
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode mind mapping dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran tanpa metode mind mapping?
2. Bagaimana aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menulis puisi
dengan metode mind mapping?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode mind mapping terhadap kemampuan menulis puisi siswa
sekolah dasar. Adapun secara khusus penelitian ini memiliki tujuan:
1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi antara
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode mind mapping dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran tanpa metode mind mapping.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
menulis puisi dengan metode mind mapping.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi-eksperimental) yang
bertujuan untuk “memperoleh informasi yang merupakan perkiraan yang dapat
diperoleh yang sebenarnya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan” (Burhanuddin
TR, 2010: 16). Penelitian ini melibatkan satu kelas siswa yang dikenakan
perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode mind mapping sebagai
kelompok eksperimen, dan satu kelas siswa yang belajar tanpa menggunakan
Penelitian ini meneliti dua variabel, yaitu variabel tak bebas (dependent) dan
variabel bebas (independent). Variabel tak bebas yang diselidiki adalah
kemampuan menulis puisi di sekolah dasar. Variabel bebasnya adalah penerapan
metode mind mapping dan tanpa penerapan metode mind mapping.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
control group design.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum, manfaat dari hasil penelitian ini adalah memberikan sumbangan
ide dalam metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan
khususnya penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran menulis puisi
mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa SD, penelitian ini akan bermanfaat untuk membuat siswa SD
mengetahui penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran menulis
puisi dengan tepat sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam
menulis puisi secara lebih kreatif dengan metode tersebut.
b. Bagi guru SD, penelitian ini merupakan suatu wawasan baru tentang metode
pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas, sehingga pembelajaran
dapat disajikan dengan cara yang lebih bervariasi untuk mewujudkan
pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan anak khususnya
kemampuan dalam menulis puisi pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
metode pembelajaran yang efektif digunakan di dalam kelas, khususnya untuk
menguji adakah hubungan antara penerapan metode mind mapping yang
digunakan peneliti terhadap peningkatan kemampuan menulis puisi siswa
sekolah dasar.
d. Bagi kepala sekolah, sebagai masukan dalam rangka mengembangkan proses
belajar mengajar yang berlangsung di sekolah agar sekolah dapat melangkah
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri atas 5 bab, diawali dengan bab pendahuluan, dan diakhiri
dengan bab kesimpulan dan rekomendasi. Secara lengkapnya adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, terdiri atas a) latar belakang masalah, b) rumusan masalah, c)
tujuan penelitian, d) metode penelitian, e) manfaat penelitian, dan f) struktur
organisasi skripsi.
Bab II Kajian Pustaka, terdiri atas a) pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
dasar, b) puisi, c) pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar, d) metode
pembelajaran, e) mind mapping, f) penerapan metode mind mapping dalam
menulis puisi sekolah dasar, dan g) penelitian yang relevan.
Bab III Metode Penelitian, terdiri atas a) populasi dan sampel penelitian, b) desain
penelitian, c) metode penelitian, d) definisi operasional, e) instrumen penelitian, f)
proses pengembangan instrumen, dan g) teknik pengolahan dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri atas a) pemaparan data, dan b)
pembahasan data.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2009: 80) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN 11 Ciseureuh
Purwakarta yang berjumlah 360 Orang, terdiri atas 185 Siswa laki-laki dan 175
Siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1.
Populasi Siswa SDN 11 Ciseureuh
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 26 43 69
2 II 30 20 50
3 III 35 31 66
4 IV 33 28 61
5 V 30 29 59
6 VI 31 24 55
Jumlah 175 155 360
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009: 81) Sampel adalah bagian dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini dipilih siswa kelas V sebagai sampel
dikarenakan beberapa pertimbangan yaitu a. siswa kelas V merupakan siswa kelas
sehingga pembelajaran menulis puisi dapat dilakukan di kelas ini b. berdasarkan
silabus pembelajaran yang ada, pembelajaran menulis puisi merupakan salah satu
pembelajaran pada kelas ini c. tidak akan mengganggu program sekolah dalam
mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian akhir (jika sampel penelitian dipilih
siswa kelas VI). Sampel dalam penelitia ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VA 28
siswa sebagai kelas kontrol, dan VB 31 siswa sebagai kelas eksperimen.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan satu kelas siswa yang dikenakan perlakuan
(treatment) dengan menggunakan metode mind mapping sebagai kelompok
eksperimen, dan satu kelas siswa yang belajar tanpa menggunakan metode mind
mapping sebagai kelompok kontrol.
Penelitian ini meneliti dua variabel, yaitu variabel tak bebas (dependent) dan
variabel bebas (independent). Variabel tak bebas yang diselidiki adalah
kemampuan menulis puisi di sekolah dasar. Variabel bebasnya adalah penerapan
metode mind mapping dan tanpa penerapan metode mind mapping.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
control group design yang digambarkan seperti berikut (Sugiyono, 2009: 79)
Bagan 3.1
Nonequivalent control group design
Keterangan: O1 dan O3 = Pretes
O2 dan O4 = Postes
X = Pembelajaran menulis puisi dengan metode mind
mapping
Dalam desain ini, pemilihan kelompok dilakukan tanpa randomisasi. Desain
ini menggunakan pretes dan postes dalam pelaksanaannya, hampir sama dengan
desain pada true eksperimental, hanya saja yang membedakannya adalah
penempatan subjek pada kelompok yang tidak melalui randomisasi. Emzir (2010: O1 X O2
102) mengatakn bahwa “dengan desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi.”
Pada desain ini, kedua kelas pada awalnya diberikan pretes dengan tes yang
sama, kemudian kedua kelas mengalami perlakuan yang berbeda, kelas kontrol
mendapatkan pembelajaran menulis puisi tanpa mind mapping sedangkan kelas
eksperimen mendapatkan pembelajaran menulis puisi dengan mind mapping.
Kemudian kedua kelas diberikan postes yang sama dengan pretes. Hasil pretes
dan postes dari kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi pada kedua kelas.
Pemilihan desain ini didasarkan pada penelitian yang akan dilakukan. Ciri
khas dari desain ini dengan melakukan pretes dan postes pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol memungkinkan untuk didapatkannya data yang diperlukan
untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi siswa sekolah dasar
dengan dan tanpa metode mind mapping serta sebelum dan sesudah menggunakan
metode mind mapping. Cara pemilihan kelas eksperimen dan kontrol tanpa
randomisasi juga merupakan alasan dari pemilihan desain ini agar kelas yang
dijadikan penelitian sesuai dengan keadaan kelas yang sesungguhnya tanpa
dirandomisasi.
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimen yang merupakan
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui atau menguji suatu hipotesis tentang
hubungan sebab akibat, hal ini sejalan dengan pendapat Emzir (2010: 64)
“penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat
menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat.”
Dalam penelitian eksperimen, peneliti memanipulasi satu variabel bebas dan
mengontrol variabel lainnya kemudian meneliti efek, pengaruh, atau perbedaan
yang terjadi pada variabel terikat. Dalam penelitian eksperimen yang dilakukan di
dunia pendidikan, variabel yang dimanipulasi dapat berupa metode pembelajaran,
Penenelitian eksperimen memiliki beberapa karakteristik yang
membedakannya dari jenis penelitian lainnya. Karakteristik penelitian eksperimen
menurut Emzir (2010; 65) yaitu “manipulasi, pengendalian, dan pengamatan”,
adapun penjelasannya adalah sebagai berikut
1. Manipulasi
Karakteristik penelitian ini adalah dengan menetapkan minimal satu variabel
bebas yang dimanipulasi, peneliti dapat menentukan apa yang akan dimanipulasi
serta kelompok mana yang akan mendapatkannya. Hal-hal yang dapat
dimanipulasi tentunya yang memungkinkan untuk dilakukan, sebagai contoh,
jenis kelamin siswa tidaklah mungkin untuk dimanipulasi. Tetapi beberapa hal
lain seperti metode, media, materi ajar dapat dimanipulasi dalam penelitian
2. Pengendalian
Selain ada hal yang perlu dimanipulasi dalam penelitian, terdapat pula
hal-hal yang perlu dikendalikan dalam melakukan penelitian, hal-hal ini dimaksudkan
untuk meminimalisasi pengaruh lain selain variabel bebas yang akan
mempengaruhi variabel terikat yang akan dialami oleh subjek penelitian.
3. Pengamatan
Pengamatan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengamatan ini dilakukan
melalui instrumen penelitian yang telah ditentukan.
Secara lebih khusus, penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi
eksperimental) yang bertujuan untuk “memperoleh informasi yang merupakan perkiraan yang dapat diperoleh yang sebenarnya dalam kondisi yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang
relevan” (Burhanuddin TR, 2010: 16).
Secara etimologi quasi berasal dari bahasa Inggris yang berarti “menyerupai,
hampir, sampai pada tahap tertentu”. Quasi eksperimental ini merupakan
rancangan penelitian eksperimen tetapi memiliki beberapa perbedaan dari
rancangan true eksperimental atau eksperimen yang sebenarnya. Menurut
Penelitian eksperimen kuasi atau eksperimen semu ini merupakan penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol, memanipulasi semua varibel yang relevan dengan adanya kompromi dalam menentuan validitas eksternal dan validitas internal sesuai dengan batasan-batasan yang ada.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam quasi
eksperimental ini, terdapat beberapa hal yang tidak memungkinkan untuk
dikontrol ketika melakukan penelitian misalnya saja hal-hal yang dapat
mempengaruhi variabel bebas yang akan mempengaruhi pula pada variabel
terikatnya.
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, Pemilihan metode eksperimen
kuasi ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan sebab akibat di dalam proses
pembelajaran setelah menggunakan suatu metode pembelajaran yang dalam
hipotesis dianggap mampu meningkatkan kemampuan siswa. Pengujian hipotesis
ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun
dikarenakan terdapat beberapa hal yang tidak memungkinkan untuk dikontrol atau
dimanipulasi dalam proses pembelajaran di kelas, penelitian yang dipilih adalah
kuasi eksperimen.
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan
yaitu 1. tahap perencanaan, 2. tahap pelaksanaan, dan 3. Tahap penyusunan
laporan. Penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut dalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan penelitian, antara lain:
a. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merecanakan pembelajaran
serta alat dan bahan yang digunakan.
b. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.
c. Menentukan dan memilih sampel dari populasi yang telah ditentukan.
d. Menyusun instrumen penelitian berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan
lembar observasi.
e. Menyusun instrumen evaluasi, berupa kisi-kisi dan soal menulis puisi yang
terdiri atas sembilan kriteria penilaian.
f. Melakukan uji coba instrumen evaluasi yang akan digunakan agar diketahui
merupakan anggota dari populasi penelitian, tetapi mempunyai kemampuan
yang setara dengan siswa pada populasi penelitian.
g. Analisis kualitas atau kriteria instrumen evaluasi, yang terdiri atas uji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan penelitian, antara lain:
a. Memberikan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
masing-masing dua pertemuan. Sebelum melaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu
dirumuskan tujuan pembelajaran sebagai berikut.
Tujuan dari pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar di kelas V semester 2 yaitu.
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta
tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas
Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut, dirumuskan tujuan
pembelajaran sebagai berikut.
1) Siswa dapat menuliskan kata-kata yang berhubungan dengan binatang
kesukaan melalui kegiatan mind mapping.
2) Siswa dapat merangkai kata-kata dari kegiatan mind mapping menjadi kalimat
yang puitis.
3) Siswa dapat merangkai kalimat-kalimat yang dibuat pada kegiatan sebelumnya
menjadi sebuah puisi.
c. Melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada setiap pertemuan
pembelajaran kelas eksperimen.
d. Memberikan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
e. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
f. Menafsirkan data dan membuat kesimpulan penelitian.
3. Tahap penyusunan laporan
Laporan penelitian yang disusun berupa skripsi yang akan diuji dan
sarjana. Adapun penyusunan skripsi dimulai dari bab I sampai bab V, kemudian
melengkapi data yang harus dilampirkan dan disusun sesuai dengan sistematika
penulisan skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.
D. Definisi Operasional
Penelitian mengenai penerapan metode mind mapping dalam menulis puisi ini,
terdiri atas dua variabel yaitu metode mind mapping dan menulis puisi. Agar tidak
terjadi kesalahan dalam penafsiran, berikut dijelaskan kedua variabel dari
penelitian ini.
1. Metode Mind mapping
Mind mapping merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam
proses mencatat secara kreatif untuk mengorganisasikan ide-ide dalam bentuk
yang lebih sistematis. Metode mengajar dengan mind mapping merupakan salah
satu metode yang dapat diterapkan di dalam kelas, metode ini dapat digunakan
dalam pembelajaran menulis puisi yang akan menjembatani ide-ide atau gagasan
siswa tentang suatu tema puisi tertentu ke dalam tulisan-tulisan terstruktur yang
menjadi dasar siswa dalam menulis puisinya.
Tema sentral dari puisi yang akan ditulis dapat ditentukan oleh guru dengan
memberikan beberapa pilihan tema, kemudian siswa memilih satu tema yang
sesuai dengan keinginan mereka. Setelah itu, siswa dapat berkreasi dengan mind
mapping sesuai langkah-langkah yang telah ditetapkan. Kata-kata yang
merupakan terjemahan dari ide dan gagasan siswalah yang akan menjadi kata
yang akan digunakan siswa dalam setiap baris dalam puisinya. Jika kata-kata dan
kalimat yang digunakan siswa belum mengandung unsur puitis, maka kata-kata
tersebut dapat dirubah menggunakan kata yang lebih puitis.
2. Kemampuan Menulis Puisi
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kemampuan menulis puisi adalah
kemampuan siswa dalam menuangkan ide-ide atau gagasannya terhadap suatu hal
tertentu ke dalam baris-baris puisi. Adapun untuk mengembangkan ide siswa,
digunakan metode mind mapping. Kemampuan menulis puisi tersebut dapat
mengajar di dalam kelas, data tentang kemampuan anak dalam menulis puisi
diperoleh dari puisi yang akan dinilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
dalam lembar kriteria penilaian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen
penelitian berupa tes hasil belajar dan lembar observasi selama pembelajaran
berlangsung
1. Tes Hasil Belajar
Tes dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi siswa.
Di kelas kontrol, tes dilakukan di awal dalam bentuk pretes, lalu setelah
dilaksanakan proses pembelajaran tanpa metode mind mapping, tes diberikan
kembali kepada siswa untuk. Sementara di kelas eksperimen, tes hasil belajar
dilakukan dengan melihat kemampuan siswa sebelum pembelajaran dengan
metode mind mapping melalui pretes dan kemampuan siswa setelah pembelajaran
dengan metode mind mapping melaui postes. Selanjutnya dari hasil pretes dan
postes baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen, dihitung besar
peningkatan dengan mencari gain ternormalisasi pada kemampuan tersebut.
Soal tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Soal berupa perintah untuk membuat sebuah puisi dengan tema tertentu yang di
dalamnya terdapat beberapa kriteria penilaian.
Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian, dibuat kisi-kisi soal terlebih
dahulu beserta kriteria penilaian dan aturan pemberian skor, selanjutnya soal
diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda tiap butir kriteria penilaian tes yang akan digunakan dalam penelitian.
Sebelum soal tes diujicobakan, soal tes dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
dosen pembimbing dan guru kelas V di sekolah tempat penelitian berlangsung.
2. Lembar Observasi
Selama proses penelitian berlangsung terdapat beberapa hal yang tidak dapat
selama pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang tidak dapat teramati dengan tes
hasil belajar, dapat diamati dengan observasi untuk mengevaluasi aktivitas selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Menurut Narbuko dan Achmadi (2012: 70) “
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.”
Berdasarkan pernyataan tersebut, observasi dapat dilakukan untuk mengetahui
gejala-gejala yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, kemudian
hasil dari pengamatan itu ditulis agar hasilnya dapat menjadi dasar dari
pengetahuan peneliti terhadap aktivitas yang berlangsung selama proses
pembelajaran.
Adapun ciri-ciri pengamatan menurut Good (Narbuko dan Achmadi, 2012: 70) yaitu, “mempunyai arah yang khusus, sistematik, bersifat kuantitatif, diikuti pencatatan segera (pada waktu observasi berlangsung), menuntut keahlian, dan hasilnya dapat dicek dan dibuktikan”
Berdasarkan ciri-ciri pengamatan yang diungkapkan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam melaksanakan observasi dibutuhkan proses penyusunan
format observasi yang baik dan sistematik serta sesuai dengan tujuan
dilaksanakannya observasi, agar observasi yang dilakukan dapat menjadi alat
pengumpul data yang sesuai dengan fungsinya, dan dapat diperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian. Pencatatan segera terhadap hasil observasi perlu
diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan jika pencatatan ditunda
pelaksanaannya.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi aktivitas guru
dan observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi
aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V, sementara observasi
aaktivitas guru dilakukan oleh guru kelas V di tempat penelitian berlangsung.
Observasi dilakukan dengan mengisi pada kolom aspek yang diamati. Sebelum
digunakan, lembar observasi dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji coba untuk mengetahui tingkat
kelayakan soal tersebut untuk digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen
evaluasi diberikan kepada siswa yang bukan merupakan anggota dari populasi
penelitian, tetapi mempunyai kemampuan yang setara dengan siswa pada populasi
penelitian yaitu di Kelas V SDN 12 Ciseureuh Purwakarta.
Instrumen tes yang dibuat mencakup sembilan kriteria penilaian yang disusun
berdasarkan kisi-kisi soal, dari sembilan kriteria penilaian tersebut dipilih
sebanyak delapan kriteria untuk digunakan sebagai soal pretes dan postes. Kriteria
penilaian yang dipilih adalah yang memiliki kriteria valid, reliabel, memiliki daya
pembeda yang baik dan komposisi tingkat kesukaran yang tepat. Pemilihan
tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis uji validitas, reliabilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukaran, sebagai berikut :
1. Analisis Validitas Tes
Analisis validitas dilakukan untuk megetahui apakah alat evaluasi yang
digunakan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur seperti yang
diungkapkan Ruseffendi (2010:148) “suatu instrumen dikatakan valid bila
instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang
semestinya diukur; derajat ketepatan mengukurnya benar; validitasnya tinggi.”
Validitas ini dihitung menggunakan rumus product moment dari Pearson dengan
angka kasar, yaitu (Akdon dan Hadi, 2004: 144):
rhitung = n(∑XY) – (∑X).(∑Y) √{n.∑X2–(∑X)2}.{n.∑Y2–(∑Y)2
}
Keterangan:
rhitung = koefisien korelasi
n = Jumlah responden ∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus (Akdon dan Hadi, 2004: 144)
Keterangan:
t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2 ) Kaidah keputusan: Jika > berarti valid, sedangkan
Jika < berarti tidak valid
Tabel 3.2.
Kriteria penafsiran indeks korelasi
Nilai rhitung Interpretasi
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup tinggi
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah (tidak valid
(Akdon dan Hadi, 2004: 144)
Hasil analisis uji validitas instrumen dari soal yang telah diuji coba pada
siawa kelas V SDN 12 Ciseureuh Purwakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Hasil Analisis Uji Validitas Instrumen Tes
No. Item Kriteria Penilaian
Harga Harga
Keputusan Penafsiran
1 0,295 1,634 1,701 tidak valid sangat rendah
2 0,864 9,08 1,701 Valid sangat tinggi
3 0,718 5,458 1,701 Valid Tinggi
4 0,475 2,856 1,701 Valid cukup tinggi
5 0,696 5,129 1,701 Valid Tinggi
6 0,621 4,192 1,701 Valid Tinggi
7 0,53 3,307 1,701 Valid cukup tinggi
8 0,695 5,115 1,701 Valid Tinggi
Dari hasil uji coba instrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dari 9
item, dinyatakan valid sebanyak 8 item yang akan digunakan, sedangkan yang
dinyatakan tidak valid sebanyak 1 item (no. 1) yang akan dihilangkan.
Perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran 10 dan 11.
2. Analisis Reliabilitas Tes
Reliabilitas berarti tingkat keajegan suatu tes. Menurut Ruseffendi (2010:158)
Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa
dalam menjawab alat evaluasi itu. Rumus yang digunakan untuk mencari
koefisien reliabilitas bentuk uraian menggunakan metode belah dua (Split half
method) sebagai berikut (Akdon, 2004: 148)
r11= 2 1+
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
= koefisien product moment
Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2 ) Kaidah keputusan: Jika 11> berarti reliabel, sedangkan
Jika 11< berarti tidak reliabel
Hasil analisis uji reliabilitas instrumen dari soal yang telah diuji coba pada
siswa kelas V SDN 12 Ciseureuh Purwakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Tes
No. Item Kriteria Penilaian
Harga
11
Harga
Keputusan
1 0,295 0,455 0,374 Reliabel
2 0,864 0,927 0,374 Reliabel
3 0,718 0,836 0,374 Reliabel
4 0,475 0,644 0,374 Reliabel
5 0,696 0,82 0,374 Reliabel
6 0,621 4,192 0,374 Reliabel
7 0,53 0,693 0,374 Reliabel
8 0,695 0,82 0,374 Reliabel
Dari hasil uji coba instrumen diperoleh kesimpulan bahwa semua item
dinyatakan reliabel, berarti dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Perhitungan secara lengkap terdapat pada lampiran 12
3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Arifin (2009: 273), ”Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal
bentuk uraian adalah menghitung berapa persen siswa yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus untuk setiap soal.”
Rumus:
= �
� 100%
Keterangan:
TK : Tingkat Kesukaran
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran soalnya dapat digunakan kriteria sebagai
berikut (Arifin, 2009: 273):
a. Jika jumlah siswa yang gagal mencapai 27% termasuk mudah.
b. Jika jumlah siswa yang gagal antara 28% sampai 72%, termasuk sedang.
c. Jika jumlah siswa yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar.
Jika skor maksimum setiap soal 20, maka siswa gagal adalah siswa yang
memperoleh skor 0-10 dan siswa berhasil adalah siswa yang memperoleh skor
11-20.
Hasil analisis uji tingkat kesukaran instrumen dari soal yang telah diuji coba
pada siswa kelas V SDN 12 Ciseureuh Purwakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5.
Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal
No. Item Kriteria Penilaian
Tingkat
Kesukaran Penafsiran
1 0 % Mudah
2 26,67 % Mudah
3 60 % Sedang
4 53,33 % Sedang
5 90 % Sukar
6 73,33 % Sukar
8 53,33 % Sedang
9 36,67 % Sedang
Dari hasil uji coba tingkat kesukaran, diapatkan kesimpulan bahwa dari 9 item
yang diuji coba, 3 item mudah (no. 1, 2, 7), 4 item sedang (no. 3, 4, 8, 9), dan 2
item sukar (no. 5, 6). Soal dengan kriterian mudah, sedang, dan sukar dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian. Perhitungan secara lengkap terdapat pada
lampiran 13.
4. Analisis daya pembeda soal
Sebelum soal digunakan sebagai instrumen tes dalam penelitian, terlebih
dahulu harus diuji daya pembedanya. Arifin (2009: 273) mengemukakan bahwa:
Daya pembeda digunakan untuk mengukur apakah soal dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang berkemampuan rendah (kurang). Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus
Menurut Arifin (2009: 273), “ untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut” :
�� = −
Keterangan:
DP : daya pembeda
WL : jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah.
WH : jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas.
n : 27% x N
Tabel 3.6.
Penafsiran Daya pembeda
Nilai D Kategori
D ≤ 0,19 Kurang 0,20 ≤ D ≤ 0,29 Cukup
Hasil analisis uji daya pembeda instrumen dari soal yang telah diuji coba
[image:30.595.118.505.185.593.2]pada siswa kelas V SDN 12 Ciseureuh Purwakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7.
Hasil Analisis Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
No. Item Kriteria Penilaian
Daya
Pembeda Penafsiran
1 0 kurang baik
2 0,74 baik sekali
3 0,74 baik sekali
4 0,617 baik sekali
5 0,37 Baik
6 0,617 baik sekali
7 0,617 baik sekali
8 0,864 baik sekali
9 0,864 baik sekali
Dari uji coba instrumen yang dilakukan pada 9 item kiteria penilaian, dapat
disimpulkan bahwa 1 item memiliki daya pembeda yang kurang baik (n0.1) yang
akan dihilangkan, sedangkan 7 item memiliki daya pembeda yang baik sekali (no.
2, 3, 4, 6, 7, 8, 9) dan 1 item memiliki daya pembeda yang baik (no.5) yang akan
digunakan sebagai instrumen penelitian. Perhitungan secara lengkap terdapat pada
lampiran 14.
Menurut Arifin (2009: 270-271) mengemukakan bahwa :
Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat kesukaran soal tersebar secara normal, perhitungan proporsi tersebut dapat diatur sebagai berikut: (1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25%, atau (2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20%, atau (3) Soal sukar 15%, soal sedang 70%, soal mudah 15%.
Komposisi soal yang digunakan sesuai dengan pendapat Arifin (2009: 271)
adalah 25% sukar, 50% sedang dan 25% mudah dengan memperhitungkan
validitas, reliabilitas, dan daya pembeda instrumen. Maka, dari delapan kriteria
penilaian yang diambil komposisinya adalah sebagai berikut :
25 % Sukar : Nomor 5 dan 6
25% Mudah : Nomor 2 dan 7
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Analisis Data Tes
Data tes yang terkumpul diolah dengan menggunakan teknik statistik
deskriptif dan teknik statistik inferensial.
Teknik statistik deskriptif seperti tabel frekuensi, rata-rata, simpangan baku
dan varians. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data pretes dan postes siswa dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b. Menentukan skor terbesar dan terkecil
c. Menentukan Rentangan (R)
R= Skor terbesar – Skor terkecil
d. Menentukan banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)
e. Menentukan panjang kelas
i =
�
f. Membuat tabel distribusi frekuensi.
g. Menghitung nilai rata-rata kelas
Nilai rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus data tunggal,
yaitu :
=
Keterangan :
: mean
: jumlah tiap data
n : jumlah data
(Riduwan, 2009: 84)
Nilai rata-rata dapat pula dihitung dengan menggunakan data kelompok, yaitu:
Keterangan:
: mean
: frekuensi
: titik tengah interval
n : jumlah data
(Akdon, 2004: 169)
h. Menghitung varians
Varians data kelompok dihitung dengan menggunakan rumus :
S2 = . f.Xi 2–( f.Xi ) 2 . −1
Keterangan :
S2 : varians
: frekuensi
: titik tengah interval
n : jumlah subjek
(Akdon, 2004: 169)
i. Menghitung simpangan baku (standar deviasi)
Simpangan baku data tunggal dapat dihitung dengan rumus:
= 2
−1
Keterangan:
s : simpangan baku
X : −
n : jumlah subjek
(Riduwan, 2009: 123)
Adapun simpangan baku data kelompok dapat dihitung dengan menggunakan
rumus, yaitu :
=
2− 2
Keterangan :
s : simpangan baku (standar deviasi)
: frekuensi
: titik tengah interval
n : jumlah subjek
(Riduwan, 2009: 160)
Teknik statistik inferensial yang digunakan adalah uji-t yang sebelumnya harus
terpenuhi syarat-syarat, seperti populasi berdistribusi normal dan varians dari
kelompok yang diselidiki adalah homogen.
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui populasi berdistribusi normal dapat dilakukan dengan
beberapa rumus, adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1) Dengan statistik data tunggal, yaitu menggunakan rumus uji Liliefors, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Membuat tabel dengan kolom nilai (x), z, F(x), S(x), dan |F(x)-S(x)|.
b) Menentukan z-score dengan rumus:
= −
Keterangan :
z : skor z
x : batas atas kelas interval
: nilai rata – rata
s : simpangan baku
(Riduwan, 2009: 130)
c) Menentukan luas daerah z atau proporsi kumulatif F(x) dengan cara :
z tabel + 0,5 (untuk z-score positif) dan 0,5 – z tabel (untuk z-score negatif).
d) Menentukan S(x) dengan rumus:
= �
(� )
e) Menentukan nilai |F(x)-S(x)|.
g) Bandingkan |F(x)-S(x)| dengan nilai kuantil liliefors pada tabel, dengan taraf
signifikansi =0,05 dan nilai N yang sesuai.
(Cahyono, 2006)
2) Dengan statistik data kelompok, yaitu menggunakan rumus uji chi kuadrat (uji-χ2), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Membuat daftar frekuensi yang dharapkan
b) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5, dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
c) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z = � − (Riduwan, 2009: 161)
d) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal dari 0 – Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas
e) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 –
Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi angka baris ketiga, dan seterusnya. Kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya.
f) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden
g) Mencari Chi Kuadrat( χ2hitung ) dengan rumus:
χ2 = ( − )2 (Riduwan, 2009: 162)
Keterangan :
χ2 : chi kuadrat hitung f0 : frekuensi pengamatan
fe : frekuensi yang diharapkan
h) Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel,
Kaidah Keputusan
Jika, χ2hitung ≥ χ2tabel maka distribusi data tidak normal
Jika, χ2hitung ≤ χ2tabel maka distribusi data normal
b. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas, maka akan diketahui bahwa populasi berdistribusi
normal atau tidak. Jika populasi berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas varians (uji-F) dengan menggunakan rumus :
�=
(Akdon, 2004:167)
Kriteria pengujian
Jika Fhitung ≥ Ftabel, data tidak homogen Jika Fhitung ≤ Ftabel, data homogen c. Uji Perbedaan Rata-rata
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas akan diketahui bahwa data
normal dan homogen atau tidak, kemudian untuk mengetahui perbedaan rata-rata
kelas kontrol dan eksperimen dilakukan uji perbedaan rata-rata. Sebelum
melakukan uji perbedaan rata-rata, perlu dirumuskan terlebih dahulu hipotesis
yang akan diuji. Dalam penelitian ini, hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: Tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
H0 : 1 = 2 (Tidak berbeda)
Ha: Terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Ha : 1 ≠2 (berbeda)
1) Analisis Statistik Parametrik
Analisis parametris dapat dilakukan terhadap data yang memenuhi kriteria,
yaitu data berdistribusi normal dan homogen. Jika data memenuhi kriteria
tersebut, maka uji perbedaan rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan
t-test. Adapun petunjuk dalam memilih t-test adalah sebagai berikut (Sugiono,
a) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen, maka dapat
digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun polled varians. Untuk
mengetahui besarnya t tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1 + n2 – 2
b) Bila n1 ≠ n2, varians homogen dapat digunakan t-test dengan polled varians, besarnya dk = n1 + n2 – 2
c) Bila n1 = n2, varians tidak homogen dapat digunakan rumus baik separated
maupun polled varians, dengan dk = n1 – 1 atau n2 – 1.
Polled Varians
= 1− 2
( 1−1) 1 2 + ( 2−1) 2 2 1+ 2−2
1 1+
1 2
Separated Varians
= 1− 2
12 1+
22 2
(Sugiyono, 2010: 138)
d) Kaidah keputusan
thitung < ttabel H0 diterima, Ha ditolak
thitung >ttabel Ha diterima, H0 ditolak
2) Analisis Statistik Non Parametrik
Populasi tidak selalu berdistribusi normal, jika populasi tidak berdistribusi
normal maka uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji non parametrik,
yaitu uji Mann withney, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Kedua sampel digabungkan dan diberi peringkat.
b) Hitung Ua dan Ub, dengan cara:
U1= n1n2 +
n1(n1+1)
2 – R1 (Sugiyono, 2010: 153)
U2= n1n2 + n2(n2+1) 2 – R2
Keterangan :
n2 : Jumlah sampel 2
R1 : Jumlah peringkat 1
R2 : Jumlah peringkat 2
c) Menentukan Uhitung yang lebih kecil untuk dibandingkan dengan Utabel
d) Jika na dan nb kurang dari sama dengan 20 maka dapat langsung diuji dengan
melihat tabel uji Mann Withney (Utabel)
e) Kaidah keputusan
< H0 ditolak, Ha diterima
> H0 diterim, Ha ditolak
2. Analisis Data Indeks Gain Ternormalisasi
Perhitungan data nilai indeks gain dilakukan untuk mengetahui kualitas
peningkatan kemampuan menulis puisi kelas eksperimen dan kelas kontrol dilihat
dari hasil pretes dan postes. Indeks gain dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
= −
[image:37.595.111.515.120.626.2]−
Tabel 3.8.
Interpretasi Indeks Gain
Indeks gain (g) Kriteria
g > 0,70 Tinggi
0,30 < g ≤ 0,70 Sedang g ≤ 0,30 Rendah
Utami (Wulansuci, 2012: 63)
Setelah menghitung indeks gain, kemudian dilakukan uji normalitas,
homogenitas dan uji perbedaan rata-rata terhadap indeks gain untuk melihat
perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah
H0: Tidak ada perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi antara kelas
eksperimen yang menggunakan metode mind mapping dan kelas kontrol yang
tidak menggunakan metode mind mapping.
Ha: Ada perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi antara kelas
eksperimen yang menggunakan metode mind mapping dan kelas kontrol yang
tidak menggunakan metode mind mapping.
Ha : 1 ≠2 (berbeda)
3. Analisis Data Nontes
a. Lembar Observasi
Hasil yang didapatkan diinterpretasi sesuai dengan aktivitas yang dilakukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan
peningkatan kemampuan menulis puisi antara kelas yang mendapatkan
pembelajaran tanpa metode mind mapping dan kelas yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode mind mapping. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada kelas V SDN 11 Ciseureuh Purwakarta, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen akibat dari penerapan metode mind mapping pada kelas
eksperimen. Peningkatan kemampuan menulis puisi pada kelas eksperimen lebih
baik daripada kelas kontrol. Perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi ini
terlihat dari hasil uji perbedaan rata-rata indeks gain dengan statistik non
parametrik yang menunjukkan nilia �ℎ� �� = 74, dan �ℎ� �� <� ��, hasil
perhitungan ini membuktikan bahwa Ha diterima.
Dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan metode mind mapping, guru
dan siswa menunjukan aktivitas yang positif untuk mendukung berlangsungnya
proses pembelajaran dengan baik. Guru memberikan pembelajaran yang sesuai
dan dapat memfasilitasi siswa untuk menulis puisi dengan mind mapping. Siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan terlihat dapat berpartisipasi aktif
dan antusias selama pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam
melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran
menulis puisi, guru dapat menerapkan metode mind mapping untuk meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswanya, dengan memperhatikan langkah-langkah
tepat. Guru dapat melakukan variasi pembelajaran menulis puisi berdasarkan
referensi dari penelitian ini. Pengukuran atau perhitungan terhadap peningkatan
kemampuan menulis puisi dengan metode mind mapping ini juga perlu dilakukan
setelah pembelajaran dilaksanakan.
Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu membangkikan minat pembaca
untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap penelitian ini, misalnya saja
dengan menerapkan metode penelitian true experimental pada bahan kajian ini,
atau dengan menerapkan penelitian ini pada jenjang pendidikan yang berbeda.
Perbaikan pada langkah-langkah menjalankan metode dalam penelitian ini juga
perlu dilakukan agar dapat membuat peningkatan kemampuan menulis puisi
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Sahlan Hadi. (2004). Aplikasi Statiska dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Alam, S. (2012). RPP Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http//syamsulalambtg-rpp-bahasaindonesia.blogspot.com. [22 Maret 2013]
Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Amri, S. dan Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Astuti, N.P. (2013). Asyiknya Belajar. [Online]. Tersedia: http://niningpujiastuti.wordpress.com/2013/01/14/macam-puisi-anak/. [12 April 2013]
Burhanuddin TR. (2009). Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian Pendidikan. Purwakarta: Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia kampus Purwakarta.
Buzan, T. (2011). Buku Pimtar Mind Map. Jakarta: Gramedia.
_______. (1993). The Mind Map Book. London: BBC Books.
Cahyani, I. dan Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Danbury, C. (2007). The New Book Of Knowledge. Chicago: Scholastic Library publising.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Djamarah, S.B. dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.
Hadiyanti. T. (2008). Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Teknik Mind Mapping : (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII-7 SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hatimah, I. et al. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.
Hernawan, A.H. et al. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.
Hilal, R. (2012). Penggunaan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Poster : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII-B SMPN 2 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2010). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda.
Khajar, S. (2012). Penerapan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Eksposisi : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 3Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Mulyanah, D.S. (2012). Kumpulan-kumpulan Puisi Bebas. [Online]. Tersedia: http://dahliahidekazu.blogspot.com/. [24 April 2013]
Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda.
Muslich, M. dan I Gusti Ngurah Oka. (2010). Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi. Jakarta: Bum