• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SEKOLAH DASAR TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT : Didactical Design Research Pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Kecamatan Ciamis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SEKOLAH DASAR TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT : Didactical Design Research Pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Kecamatan Ciamis."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SEKOLAH DASAR

TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

(Didactical Design Research Pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Kecamatan Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Oleh

SINTA DWI UTAMI

0903568

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2013

(2)

SINTA DWI UTAMI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SEKOLAH DASAR

TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT.

(Didactical Design Research Pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Kecamatan Ciamis)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dra. Yasbiati, M.Pd. NIP 195411011985032001

Pembimbing II

Drs. H. R. Setiawan Leo, M.Pd. NIP 195608131988111001

Diketahui Oleh Ketua program studi PGSD

UPI Kampus Tasikmalaya

(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SEKOLAH DASAR

TENTANG PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

(Didactical Design Research Pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Kecamatan Ciamis)

Oleh

Sinta Dwi Utami

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sinta Dwi Utami 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SEKOLAH DASAR TENTANG

PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

Oleh

Sinta Dwi Utami

Abstrak

Skripsi ini menguraikan tentang proses perancangan, pelaksanaan dan refleksi pengajaran dan pembelajaran terkait materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas IV SD atau dikenal dengan istilah DDR (Didactical Desain Research). Dalam konteks pembelajaran Proses berpikir guru terjadi pada tiga fase yaitu sebelum pembelajaran (plan) Prospective Analysis, saat pembelajaran berlangsung (do) Metapedadidaktik, dan setelah pembelajaran (see) Retrospective Analysis. Prospective Analysis meliputi rekontekstualisasi, repersonalisasi dan prediksi respon. Metapedadidaktik meliputi HP (Hubungan Pedagogis), HD (Hubungan Didaktis), dan ADP (Antisipasi Didaktis Pedagogis). Retrospective Analysis meliputi kesesuaian apa yang dipikirkan sebelum pembelajaran dengan kenyataan dalam pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan model DDR. Dalam membuat desain pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat desain didaktis untuk meminimalisir Learning Obstacle terkait materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru-Anak Didik Sebagai Dwi Tunggal ... ` 12

B. Metapedadidaktik ... 13

C. DDR (Didactical Design Research) ... 16

D. Desain Pembelajaran ... 17

E. Unsur Desain Pembelajaran ... 19

F. Kegiatan Belajar Mengajar ... 20

G. Hakikat pembelajaran IPA SD ... 21

H. Karakteristik Pembelajaran IPA SD ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sample Sumber Data ... 30

B. Desain Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian ... 34

D. Definisi Operasioanl Variabel Penelitian ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 35

F. Pengembangan Instrumen ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 40

I. Prosedur Penelitian ... 40

(6)

vii

Berdasarkan Kompetensi Dasar dan Indikator ... 42

C. Rencana Mengatasi Learning Obstacle Peserta didik ... 50

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 107

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 118

B. Hasil Implementasi ... 120

C. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

“Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada peserta didik” . (Oemar

Hamalik, 2008:25). Dalam konteks pembelajaran proses berpikir guru terjadi pada tiga fase yaitu sebelum pembelajaran (plan), saat pembelajaran berlangsung (do), dan setelah pembelajaran (see). Dari ketiga komponen tersebut perencanaan pembelajaran merupakan hal terpenting yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi dari perencanaan pembelajaran menurut Trull (Sagala, 2006:141) menyatakan bahwa, “perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan”. Untuk menghasilkan perencanaan pembelajaran yang rasional dan bersifat optimisme maka harus memperhatikan prinsip-prinsip didaktik dan pedagogik, supaya pembelajaran berlangsung dengan efektif dan tidak terjadi Learning Obstacle.

Cara mengajar guru yang konvensional masih banyak ditemukan khususnya dalam pembelajaran IPA di SD. Dalam proses pembelajarannya sebagian besar guru tidak memperhatikan hubungan didaktik dan hubungan pedagogik peserta didik, tidak memperhatikan perencanaan pembelajaran, dan hanya terpaku dengan buku sumber seadanya saja, sehingga akan menibulkan kesulitan belajar (Learning Obstacle) bagi peserta didik. Learning Obstacle bagi peserta didik merupakan hal yang biasa ditemukan dalam proses pembelajaran, namun usaha demi usaha harus diupayakan dengan berbagai strategi dan

(8)

2

Berdasarkan permasalah diatas, maka guru harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Salahsatunya adalah dengan menggunakan pembelajaran yang bersifat kongkrit. menurut Piaget , Peserta didik usia SD (7.0 – 11.0 tahun) merupakan masa operasional kongkrit, tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka akan tercipta suatu pembelajaran yang efektif sehingga dapat meminimalisir learning

Obstacle.

Untuk menemukan Learning Obstacle, Peneliti melaksanakan studi pendahuluan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang akurat terkait anggapan peneliti terhadap Learning Obstacle dalam pembelajaran IPA, khususnya materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh peneliti terbukti adanya Learning Obstacle, untuk hasil penelitiannya dapat dilihat secara lebih jelas pada lampiran.

Studi pendahuluan ini dilakukan di Sekolah Dasar yang terdapat Di Gugus V, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Sekolah Dasar tersebut adalah SDN 1 Kertasari, dan SDN 2 Kertasari. Dengan jumlah murid secara keseluruhan 53 peserta didik. Diantaranya 17 peserta didik dari SDN 1 Kertasari dan 36 Peserta didik dari SDN 2 Kertasari. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengembangan Bahan Ajar IPA Sekolah Dasar tentang Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit ”, (Didactical Design Research Pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Kecamatan Ciamis).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk memperjelas masalah dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

(9)

2. Bagaimana pengembangan bahan ajar dengan membuat desain didaktis tentang konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit yang mampu mengatasi Learning Obstacle sesuai dengan karakteristik peserta didik ?

3. Bagaimana pengembangan bahan ajar dari implementasi desain didaktis awal dan desain didaktis revisi tentang konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh data Learning Obstacle yang muncul terkait dengan konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit untuk pengembangan bahan ajar.

2. Mendeskripsikan pengembangan bahan ajar dengan membuat desain didaktis tentang konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit yang mampu mengatasi Learning Obstacle sesuai dengan karakteristik peserta didik.

3. Mendeskripsikan pengembangan bahan ajar dari implementasi desain didaktis awal dan revisi tentang konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit

4. Menghasilkan desain didaktis dari pengembangan bahan ajar tentang konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peserta didik

Dari hasil penelitian ini diharapkan peserta didik memahami konsep tentang

(10)

4

2. Bagi Guru

Dengan diadakannya desain didaktik diharapkan dapat membatu guru dalam meningkatkan pembelajaran IPA tentang perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

3. Bagi peneliti

Menambah wawasan tentang bagaimana cara mengajar yang baik,

bagaimana cara membuat perencanaan yang baik, bagaimana menciptakan pembelajaran yang efektif, bagaimana cara mensinkronkan materi pembelajaran dengan alat peraga dan mengetahui bagaimana cara menjadi guru yang profesional.

4. Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya,dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami alur dalam skripsi yang akan dibuat oleh peneliti, maka peneliti membuat struktur organisasi skripsi, adapun struktur organisasi dalam skripsi ini, terdiri dari :

1. Bab 1 Pendahuuluan

Dalam pembahasan bab 1 diterangakan secara garis besar penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti, dan alasan peneliti melaksanakan penelitian ini, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Dalam melaksanakan penelitian ini, tentunya peneliti tidak terlepas dari teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan, oleh karena

(11)

3. Bab III Metode Penelitian

Adapun untuk bab III Membahas tentang metode penelitian, metode yang digunakan oleh peneliti selama penelitian berlangsung, guna menghasilkan karya ilmiah yang terstrktur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Metode penelitian ini terdiri dari, lokasi dan sample sumber data, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrumen penelitian,

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang seluruh hasil dari pelaksanaan penelitian, yang didalamya berisi tentang analisis yang berkaitan dengan penelitian dan pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini, membahas kesimpulan dari keseluruhan materi yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Selain itu juga pada bab ini tedapat saran diperuntukan bagi peneliti berikutnya.

(12)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sample Sumber Data

1. Lokasi Penelitian

Penelitian DDR (Didactical Design Research), dilaksanakan di sekolah dasar

yang berada di wilayah gugus V UPTD Pendidikan Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, proses penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahapan, tahapan yang pertama studi pendahuluan, untuk pelaksanaan studi pendahuluan dilaksanakan di SDN 1 Kertasari, yang berlokasi di Desa/Kelurahan Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis dan SDN 2 Kertasari, yang berlokasi di Desa/ Kelurahan Pasir Angin Kecamatan Ciamis, tahapan yang kedua adalah implementasi dari desain yang telah dirancang, untuk impelentasi desain dilaksanakan di SDN 1 Cigembor dan SDN 2 Cigembor yang berlokasi di Desa/Kelurahan Cigembor Kecamatan Ciamis.

2. Sample Sumber Data

Sample sumber data dalam penelitian kualitatif adalah tekhnik sampling, yang sering digunakan adalah purposive sampling, dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan

pertimbangan tertentu, Sugiyono (2011: 219) “pertimbangan tertentu itu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang diteliti”.

snowball sampling adalah teknik pengambilan sumber data yang pada

awalnya jumlah samplenya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakuakan

(13)

sample kualitatif berbeda dengan pengambilan sample dari penelitian kuantitatif,

diamana dalam kualitatif sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan, sample dalam penelitian kualitatif dilakukan saat penelitian berlangsung, mencari informasi untuk melakukan penelitian dari orang-orang terpercaya.

Sampling yang akan digunakan oleh peneliti yaitu, peserta didik, guru, dan

dosen pembimbing. Pengambilan sampling dilakukan sampai mendapat data jenuh, manakala datanya sudah jenuh maka tidak diperlukan lagi informasi yang baru. Bila pemilihan sample jatuh kepada orang yang benar-benar tepat, dimana beliau menguasai situasi sosial yang diteliti, maka beruntung bagi peneliti karena tidak perlu mencari sample lagi.

Untuk purposive sample peneliti memilih SDN 1 Kertasari dengan jumlah siswa 17 dan SDN 2 Kertasari dengan jumlah siswa 36 siswa, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kedua SD ini mampu mewakili SD yang terdapat di gugus V UPTD Pendidikan Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis untuk mengungkap Learning Obstacle. Pelaksaan studi pendahuluan ini dilaksanakan di kelas V, jadi secara keseluruhan sebanyak 53 siswa yang dijadikan sample untuk mengungkap Learning Obstacle.

Setelah mendapatkan Learning Obstacle, maka peneliti membuat desain pembelajaran yang kemudian di implementasikan di SDN 1 Cigembor dan SDN 2 Cigembor. Dikarenakan waktu penelitian yang dimiliki oleh peneliti tidak banyak maka peneliti hanya mengimplementasikan desain yang telah dibuat sebanyak satu kali revisi dengan pertimbangan Learning Obstacle dari materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit telah berkurang dengan melaksanakan satu

kali revisi.

Untuk melengkapi dan mendapatkan data yang lebih akurat mengenai desain

(14)

26

memperbanyak data mengenai Learning Obstacle terkait materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

B. Desain Penelitian

Untuk desain penelitian ini, sebelum membuat desain penelitian ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh peneliti, yang pertama menentukan materi pembelajaran yang akan dijadikan sebagai bahan dalam membuat desain

pembelajaran, kemudian peneliti melaksanakan rekontekstualisasi guna menghasilkan desain pembelajaran yang mudah dipahami dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan sarat akan makna, disesuaikan dengan perkembangan anak seusia kelas IV SD yaitu operasional kongkrit. setelah menentukan materi dan rekontekstualisasi peneliti melakukan studi pendahuluan dari materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit, studi pendahuluan dilakukan dengan cara tes tertulis dan wawancara dengan siswa maupun guru kelas. hasil dari studi pendahuluan dianalisis. Setelah dianalisis peneliti membuat desain pembelajaran yang berorientasi dengan data hasil melaksanakan studi pendahuluan yang didalamnya tedapat HLT (Hypothetical Learning Trajectory), fungsi dari HLT adalah untuk mengantisipasi situasi pembelajaran yang akan terjadi dengan tindakan yang tepat guna melaksanakan pembelajaran secara efektif, selain HLT peneliti juga mendesain bahan ajar seperti materi ajar dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan dengan pembelajaran yang tidak biasa (menarik) guna memotivasi siswa untuk lebih antusias lagi dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam membuat desain pembelajaran, peneliti menentukan model pembelajaran yang cocok digunakan untuk mengimplementasikan desain yang telah dibuat, model pembelajaran yang dipilih oleh peneliti adalah cooperative learning tipe jigsaw satu dan dua. Dengan menggunakan model pembelajaran ini

peneliti membuat kartu pintar untuk dibagikan kepada kelompok asal, kemudian didiskusikan dalam kelompok ahli.

(15)

yang telah dibuat, maka peneliti membuat kembali desain pembelajaran / merevisi desain pembelajaran disesuaikan dengan Learning Obstacle yang didapat. Dengan adanya desain revisi, meskipun Learning Obstacle tidak menghilang, setidaknya Learning Obstacle berkurang dari materi perubahan kenampakan bumi dan benda

langit.

Setelah data yang dibutuhkan peneliti dirasa cukup, maka peneliti

menganalisis semua data, dari mulai studi pendahuluan, hasil dari implementasi desain awal dan hasil dari implementasi desain revisi sebagai data untuk laporan penelitian. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Untuk memperjelas data dari proses penelitian sampai akhir penelitian dapat dilihat dilampiran.

Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian, maka peneliti membuat bagan penelitian sebagai berikut.

Gambar 3.1

(Alur peneliti melaksanakan penelitian) Menganalisis materi

pembelajaran Studi pendahuluan

Membuat desain didaktis awal

Implementasi desain didaktis revisi Menganalisi LO hasil

implementasi desain didaktis awal Implementasi desain didaktis awal Analisis data Implementasi desain didaktis revisi Membuat laporan penelitian Membuat instrumen awal

Menganalisis LO hasil studi pendahuluan

Membuat desain didaktis revisi

[image:15.595.112.513.241.758.2]
(16)

28

C. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan model DDR (Didactical Design Research), DDR dikatakan model karena mampu menjembatani perkembangan teori dengan praktik serta menghasilkan rancangan pembelajaran yang aplikatif dan praktis. Melalui tiga tahapan analisis yaitu: analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa

SDesain Didaktis Hipotetis termasuk antisipasi didaktis pedagogik (ADP), analisis metapedadidaktik, dan analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik.

D. Definisi Operasioanl Variabel Penelitian

1. Sekolah

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua tahapan , yang pertama studi pendahuluan yang telah dilaksanakan di SDN 1 Kertasari dan SDN 2 Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, sedangkan implemetasi Desain Didaktis di SDN 1 Cigembor dan SDN 2 Cigembor,

2. Kelas

Untuk studi pendahuluan berupa tes dan wawancara telah dilaksanakan di kelas V SD. Sedangkan guru yang telah diwawancarainya adalah Guru Kelas IV SD, dan implementasi desain didaktis dikelas IV SD semester 2 , yaitu SDN 1 Cigembor dan SDN 2 Cigembor.

3. Materi Pembelajaran.

- Perubahan kenampakan bumi dan benda langit Perubahan kenampakan bumi

(17)

perubahan daratan yang disebabkan oleh air, perubahan daratan yang disebabkan oleh erosi, perubahan daratan yang disebabkan oleh udara, dan perubahan daratan yang disebabkan oleh kebakaran hutan.

Perubahan kenampakan benda langit

Perubahan yang dilakukan oleh matahari adalah terjadinya matahari tampak

terbit dan terbenam, perubahan pada bulan dan perubahan pada bintang terlihat tampak bersinar pada malam hari saja, dan bintang tampak kecil, berdasarkan fenomena tersebut maka terjadi perubahan kenampakan benda langit.

4. Learning Obstacle

Learning Obstacle adalah kesulitan peserta didik yang terjadi pada proses

pembelajaran, kesulitan tersebut merupakan suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar, Learning Obstacle pada penelitian ini difokuskan pada kesulitan belajar terkait perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

5. Desain Didaktis

Desain Didaktis merupakan sajian bahan ajar yang memperhatikan prediksi respon peserta didik, Desain Didaktis pada penelitian ini, dikembangkan berdasarkan sifat konsep yang akan disajikan dengan mempertimbangkan Learning Obstacle yang teridentifikasi, tahapan desain didaktis , yaitu : analisis

situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis Termasuk ADP. Analisis metapedadidaktik, dan analisis retrosfektif

yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Tujuan utama dari desain didaktis ini adalah

untuk mengurangi munculnya Learning Obstacle pada peserta didik.

E. Instrumen Penelitian

(18)

30

human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan dari temuannya. Selanjutnya Nasution 1998, (Sugiyono: 223) menyatakan bahwa:

“penelitian kulaitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama , alasannya ialah bahwa , segala sesuatu yang belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Kekuatan Peneliti Sebagai Human Instrument. Peneliti sebagai human instrumen memiliki keunggulan dalam prosedur dan etika penelitian, personalitas, intelektualitas, maupun cara-cara mempresentasikan komunikasinya dalam pergaulan lapangan. Kekuatan peneliti sebagai instrumen penelitian meliputi empat hal.

1. Kekuatan akan pemahaman metodologi kualitatif dan wawasan bidang profesinya.

2. Kekuatan dari sisi personality

3. Kekuatan dari sisi kemampuan hubungan sosial (human relation) dan 4. Kekuatan dari sisi keterampilan dan berkomunikasi.

Namun peneliti juga akan menggunakan instrumen berupa test untuk mengetahui Learning Obstacle terhadap materi yang berhubungan dengan perubahan kenampakan bumi dan benda langit, selain itu instrumen yang akan digunakan adalah wawancara dengan peserta didik, dengan guru kelasnya dan dengan para ahli seperti dosen pembimbing terkait materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

(19)

F. Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen ini adalah validitas isi (content validity) yang bertujuan untuk mengukur tujuan khusus tertentu tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang telah diberikan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan proses triangulasi, yaitu menyatukan data dari observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan konsultasi ahli. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat langsung sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data.

Observasi yang dilakukan adalah di kelas IV SD dengan situasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw yang telah dirangcang dengan pembelajaran DDR.

Wawancara adalah salahsatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden, menurut Masri Singarimbun (1989 :192) “wawancara adalah suatu proses tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung berhadapan atau melalui media”. Wawancara yang dilakukan adalah kepada peserta didik terkait materi yang akan diajarkan dan materi yang telah diajarkan, untuk mengetahui Learning Obstacle dan tidak adanya Learning Obstacle terkait materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit, selain itu juga wawancara akan dilakukan kepada orang ahli, seperti guru, khususnya wali kelas, kelas IV SD, umunya kepada guru-guru yang. Kemudian diadakan studi dokumentasi guna mengetahui letak kesalahannya dimana, dan disebelahmana yang harus diperbaikinya.

Untuk menghasilkan data maka digabungkan dari mulai observasi,

(20)

32

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia observasi berarti pengamatan. Sedangkan menurut para ahli mereka memberi pemahaman observasi sebagai berikut. Observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan nilai reliabilitasnya. Alwasilah C, (Komariah.M.Pd:104) menyatakan bahwa “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi”. Nasution, (Komariah.M.Pd:105). menyatakan bahwa

“Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Syaodih N, (Komariah.M.Pd:105) menyatakan bahwa “Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”. Margono, (Komariah M.Pd:105) menyatakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan”. Hadi S, (Komariah M.Pd:105). Menyatakan bahwa “Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan”. Bungin, (Komariah M.Pd:105). Dari semua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi adalah pengamatan secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.

Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji kebenaran tapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan aspek atau kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti. Observasi yang dilakukan adalah

dikelas IV SD dengan situasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Jigsaw yang telah dirancang dengan pembelajaran

DDR.

(21)

merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif , melaksanakan wawancara berarti melakuakan interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara dan terwawancara dengan maksud menghimpun informasi.

Beberapa definisi wawancara dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut :

“Membatasi wawancara sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan , khususnya tujuan untuk mengumpulkan informasi”. Berg, (Komariah M.Pd:129). “Wawanacara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau penjawab”. Sudjana, (Komariah M.Pd:130). “Wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu teknik tertentu”. Ekterberg , (Komariah M.Pd:130). Dapat ditarik kesimpulan bahwa wawancara adalah suatu tekhnik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.

Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara mendalam, dimana peneliti berperan sebagai observer partisipan. Peneliti terlibat secara intensif dengan setting penelitian, terutama keterlibatannya dalam kehidupan informan. Wawancara dalam penelitian kualitatif merupakan wawancara yang sifatnya mendalam, dengan melakukan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang data penelitian.

Wawancara yang dilakukan adalah kepada peserta didik terkait materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit yang telah diajarkan, untuk mengetahui ada atau tidaknya Learning Obstacle terkait materi yang telah

disampaikan. Selain itu juga wawancara akan dilakukan kepada orang ahli, seperti guru, khususnya wali kelas Kelas IV SD. Umumnya kepada guru-guru yang

(22)

34

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara, studi dokumentasi yaitu pengumpulan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian, hasil observasi atau wawancara akan lebih kredibel apabila didukung oleh dokumen terkait fokus penelitian. Maka untuk menghasilkan data tersebut,

digabungkan dari mulai observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Apabila masih terdapat Learning Obstacle, maka perencanaan yang telah dibuat direvisi kembali. Dan diujicobakan kepada sekolah yang lainnya, sampai tidak ada lagi Learning Obstacle terkait materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda

Langit.

H. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah berdasarkan Model Miles and Huberman. Menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2010:337) menyatakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu: data reduction (mengorganisir data), data display (membuat uraian terperinci), dan conclusion drawing/verification (melakukan interpretasi dan kesimpulan).

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Tahap awal

Pada tahap ini langkah-langkah yang ditempuh meliputi : a. Membuat proposal

b. Mengurus perizinan penelitian

(23)

d. Mengkonsultasikan kisi-kisi instrumen penelitian kepada dosen

pembimbing, untuk mengetahui apakah instrumen tersebut sudah sesuai atau belum.

e. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrument penelitian

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini kegiatan inti penelitian berlangsung, adapun untuk tahapannya adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan studi pendahuluan b. Analisis data hasil studi pendahuluan c. Membuat desain didaktis awal

d. Melaksanakan implementasi desain didaktis awal yang telah dibuat e. Menganalisis data dari hasil pengimplementasian desain didaktis awal f. Membuat desain didaktis revisi

g. Implementasi desain didaktis revisi

h. Analisis data hasil implementasi desain didaktis revisi 3. Tahap akhir

Pada tahap akhir ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah a. Mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh b. Menyusun dan melaporkan hasil penelitian.

(24)

112

Sinta Dwi Utami,2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Learning Obstacle pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit, Learning Obstacle yang muncul pada pembelajaran konsep perubahan

kenampakan bumi dan benda langit, muncul setelah peneliti melaksanakan studi pendahuluan yang dilaksanakan di SDN 1 Kertasari dan SDN 2 Kertasari dengan keseluruhan jumlah peserta didik 56. Dua SD tersebut dapat mewakili peserta didik untuk mengungkap Learning Obstacle dari semua SD yang terdapat di Gugus V kecamatan Ciamis. Adapun studi pendahuluan dilaksanakan di kelas V, karena studi pendahuluan dilakukan dikelas yang sudah mempelajari materi Perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Adapun Learning Obstacle yang muncul tersebut dikategorikan menjadi tiga tipe, yaitu.

a. Tipe 1 Lo terkait pemahaman konsep peserta didik terhadap perubahan daratan yang disebabkan oleh air

b. Tipe 2 Lo terkait pemahaman konsep peserta didik terhadap perubahan daratan yang disebabkan oleh erosi

c. Tipe 3 Lo terkait pemahaman konsep peserta didik terhadap fase-fase bulan

(25)

Sinta Dwi Utami,2013

bumi.

Lo tipe 2, terkait pemahaman konsep peserta didik terhadap perubahan daratan yang disebabkan oleh erosi. Peserta didik masih bingung dengan soal yang berkaitan dengan erosi, ketika peserta didik dihadapkan dengan soal yang hampir sama dengan erosi yaitu pengikisan pasir yang disebabkan oleh air laut, peserta

didik menjawabnya erosi, pemahaman konsep mereka terhadap erosi adalah pengikisan, tanpa melihat apakah pengikisan tanah atau pengikisan pasir. Dalam desain yang telah dibuat oleh peneliti, peneliti menjelaskan secara terperinci perbedaan dari erosi dengan abrasi, menjelaskan erosi adalah pengikisan tanah yang diakibatkan oleh air hujan atau angin, sedangkan abrasi adalah pengikisan pasir oleh air laut, biasanya kalau abrasi terjadi di pantai. Sedangkan erosi terjadi di daratan. Untuk lebih memahamkan peserta didik terkait erosi dan abrasi, peneliti juga menyertakan gambar-gambar. Selain itu juga peserta didik masih merasa bingung untuk penempatan reboisasi, terasiring dan penghijauan. Dalam desain ini peneliti memodifikasi lagu diganti dengan pengertian-pengertian erosi, abrasi, reboisasi, terasiring untuk lebih memudahkan mereka menghapal, setelah hapal maka secara perlahan lahan mereka akan paham.

Lo tipe 3. Lo terkait pemahaman konsep peserta didik terhadap fase-fase bulan, ketika dihadapkan dengan fase-fase bulan, peserta didik masih bingung dengan gambar fase bulan yang sama, namun penempatannya berbeda, pada awalnya mereka beranggapan bahwa bentuk bulan itu selalu beubah-rubah, namun mereka belum tau, seberapa lama pergantian bulan dari hari-ke harinya, untuk memahamkan peserta didik terkait fase-fase bulan, peneliti menggubah lagu

ampar-ampar pisang diganti dengan fase-fase bulan, sambil bernyanyi peneliti juga menunjukan gambar fase bulan, sehingga peserta didik tertarik untuk

menghapalnya, mengingatnya dan memahaminya.

(26)

114

Sinta Dwi Utami,2013

pendahuluan dan implementasi desain awal, serta diperkuat dengan teori-teori yang relevan. Bentuk penyajian desain didaktis awal disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan 4 indikator disertai tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses kegiatannya. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk dua kali pembelajaran dengan masing-masing empat tujuan pembelajaran. Implementasi desain didaktis awal

dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Cigembor , dengan jumlah peserta didik 26 orang. Setelah itu, dibuat desain didaktis revisi sebagai perbaikan melalui tinjauan langsung pada implementasi desain didaktis awal. Pada pelaksanaan desain didaktis revisi sama seperti pada desain didaktis awal, perbedaannya hanya pada penambahan respon jawaban peserta didik dan antisipasi desain pedagogis. Implementasi desain didaktis revisi dilaksanakan di SDN 1 Cigembor, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis dengan jumlah peserta didik 26 orang.

B.Hasil Implementasi

Hasil dari implementasi desain didaktis awal dan desain didaktis revisi terhadap konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit sebagai berikut:

1. Sebagian besar jawaban peserta didik sesuai dengan prediksi 2. Ada jawaban yang tidak terprediksi sebelumnya

3. Ada prediksi jawaban yang sama sekali tidak muncul

4. Waktu yang tersedia tidak cukup untuk membahas seluruh isi desain didaktis yang telah dibuat

Maka dari itu dibuatlah desain didaktis revisi yang berdasar pada desain

didaktis awal yang telah diperbaiki sesuai dengan hasil dari implementasi desain didaktis awal.

(27)

Sinta Dwi Utami,2013

studi pendahuluan, implementasi desain awal, dan implementasi desain revisi maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, diantaranya :

1. Desain didaktis dapat dijadikan sebagai suatu acuan untuk melaksanakan pembelajaran, pembelajaran yang dilakukan berdasarkan desain didaktis maka akan menciptakan pembelajaran yang efektif, kondusif dan aktif bagi peserta

didik yang mengikuti pembelajaran. Dengan dibuatnya prediksi respon oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran, maka mempermudah bagi guru mengefektifkan pembelajaran.

2. Yang menjadi titik utama fokus dalam penelitian adalah, ketelitian dalam menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian,diantaranya ketelitian dalam membuat desain pembelajaran, ketelitian dalam menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat untuk studi pendahuluan, dan paling utama ketelitian dalam memilih sekolah untuk mengimplementasikan desain didaktis awal dan desain didaktis revisi. Karena tidak hanya desain yang berpengaruh terhadap hasil dari penelitian, melainkan SDM dari peserta didik juga berpengaruh untuk mendapatkan hasil yang baik, khusunya dalam DDR, kemampuan peserta didik berpengaruh terhadap berkurangnya Learning Obstacle.

3. Pengembangan desain ini dapat dilakukan secara bertahap, yakni melakukan pemahaman konsep perubahan kenamapakan bumi dan benda langit secara mendalam, selanjutnya melakukan pengembangan dari desain yang telah dibuat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik secara mendalam kemudian melakukan aplikasi dilapangan.

4. Untuk peneliti yang akan datang diperhatikan kekonsistenan dalam penulisan. 5. Pemiliham model pembelajaran perlu diperhatikan, dalam penyesuaiannya

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Devi, Poppy K. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD Kelas IV : Jakarta. Pusat Perbukuan. Departemen Nasional.

Djamarah.2010.Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif : Jakarta : PT Rineka Cipta

Djamarah.2002.Psikologi Belajar : Jakarta. PT Rineka Cipta

Drs. Haryanto . 2007. Sains Jilid 4 Untuk Sekolah Dasar Kelas IV :Jakarta . Erlangga.

Edy Mryanto.(2012). Karakteristik Pembelajaran IPA di SD.(Online). HTTP://smartalzind.blogspot.com/2012/0/karaketristik pembelajaran-ipa-di-sd.html.(10 Desember,2012)

Firmansyah.2012. Desain Didaktis Konsep Operasi Perkalian Bilangan Pecahan Pada Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar : Tasikmalaya

Haryanto.2004.Sains : Jakarta.Erlangga

Makmun, Syamsudin Abin.2002.Psikologi Kependidikan :Bandung.Rosda

Mulyana.2011.Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Nasution .2004. Didaktik Asas-Asas Mengajar :Jakarta. PT Bumi Aksara

Panut .2006. Dunia IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) : Bogor. Yudistira.Rahayu

Puji,Halimah Siti (2012). “ Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningktakan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan

Bangun Datar”. Jurnal Pendidikan Dasar. (17), 1-8

(29)

Bandung.Alfabeta

Setyo Nurrachmandani, Budi Wahyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas IV :Jakarta. Pusat Perbukuan. Departemen Nasional.

Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi : Jakarta. Rineka Cipta

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan : Bandung. Alfabeta

Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D : Bnadung. Alfabeta

Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahan Alam 4 Untuk S / MI Kelas IV : Jakarta. Pusat Perbukuan. Departemen Nasional.

Suryadi, D.(2011) Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika. (online). Tersedia : http://repository.upi.edu/operator/upload/pros_ui

uitm_2011_didi_didactical_design_research.pdf (11 Desember 2012)

Gambar

Gambar 3.1  (Alur peneliti melaksanakan penelitian)

Referensi

Dokumen terkait

Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh. transmisi yang efisien

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, maka dari itu tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan

[r]

Rawa Gelam V Kav OR/3B Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13930 Indonesia DISCLAIMER: The views expressed here contain information derived from publicly available sources that

 Penggunaan Javascript untuk melakukan form validation dapat dilakukan dengan menggunakan DOM API yang dipanggil di dalam script Javascript.. Document Object

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis materi ajar dan pembelajaran Kimia yang diajarkan guru kepada siswa dengan melihat kurikulum, silabus, dan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (qualitative approach), dengan metode studi kasus (case study). Proses pengumpulan data dilakukan

Maka Rasulullah SAW melarang kami dari yang demikian itu, kemudian beliau memberi keringanan kepada kami sesudah itu, yaitu dengan cara mengawini wanita sampai batas waktu