Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS
KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPBA SISWA SMK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Fisika
Oleh:
KARTIKA WULANSARI 0806698
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Penerapan Model Pembelajaran TANDUR
berbasis Kecerdasan Majemuk untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPBA Siswa
SMK
Oleh Kartika Wulansari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Kartika Wulansari Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPBA SISWA SMK
Oleh:
Kartika Wulansari NIM. 0806698
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Agus Fany Chandra Wijaya, M.Pd NIP. 198108122005011003
Pembimbing II,
Judhistira Aria Utama, M.Si NIP. 197793312008121001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPBA SISWA SMK
Kartika Wulansari NIM. 0806698
Pembimbing I: Agus Fany Chandra Wijaya, M.Pd Pembimbing II: Judhistira Aria Utama, M.Si
Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
ABSTRAK
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di salah satu SMK Swasta di Kota Bandung menunjukan bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi gaya belajar. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru pun kurang bervariatif. Sementara untuk hasil belajar IPA, 71,43% siswa di bawah KKM. Dan sikap siswa dalam pembelajaran IPA kurang baik. Model Pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya IPBA aspek kognitif dan aspek afektif setelah diterapkannya model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk. Model ini merupakan model pembelajaran yang dikolaborasikan dengan kecerdasan majemuk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen sedangkan desain penelitian yang digunakan yaitu One group Pretest-Postest Design. Penelitian ini dilakukan di kelas X pada salah satu SMK Swasta di kota Bandung. Untuk mengukur peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa digunakan instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda. Untuk mengukur hasil belajar aspek afektif siswa digunakan lembar observasi sikap tiap pertemuan.Hasil penelitian yang dilakukan pada 30 siswa menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dengan rata-rata gain yang dinormalisasi <g> sebesar 0,55 dengan kategori sedang dan hasil belajar pada aspek afektif mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata tiap pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga berturut-turut adalah 83,06%, 85,56% dan 92,78%.
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii
MODEL APPLICATION INTELLIGENCE BASED LEARNING TANDUR COMPOUND TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES EARTH AND SPACE
SCIENCE STUDENT VOCATIONAL HIGH SCHOOL
Kartika Wulansari NIM. 0806698
Supervisor I: Agus Fany Chandra Wijaya, M.Pd Supervisor II: Judhistira Aria Utama, M.Si Department of Physical Education FPMIPA UPI
ABSTRACT
Based on the results of preliminary studies in one of the private vocational high school in bandung showed that every student has different intelligences that affect learning styles. Learning undertaken by teachers were less varied. As for the learning outcomes natural sciences, 71.43% of students below minimum completeness criteria. And attitudes of students in learning natural sciences unfavorable. Learning models TANDUR based multiple intelligences be a solution to overcome the problems found. This study aims to improve learning outcomes in particular natural sciences earth and space science cognitive and affective aspects of learning TANDUR after the implementation of the model-based multiple intelligences. This model is a learning model in collaboration with multiple intelligences. The method used in this study is quasi-experimental research design that is used while the one group pretest-posttest design. The research was conducted in class x in one of the private vocational high school in bandung. To measure the increase in cognitive learning outcomes of students used the instrument in the form of multiple-choice tests. To measure the learning outcomes of students used affective aspects of attitude observation sheet each meeting. Results of research conducted on 30 students showed an increase in student achievement with an average gain of 0.55 <g> normalized with medium category and learning outcomes in the affective aspect has increased with the average percentage of each first meeting, a second meeting and the third meeting in a row is 83.06%, 85.56% and 92.78%.
Kartika Wulansari, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang Masalah 1
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah 3
C.Tujuan Penelitian 5
D.Manfaat Penelitian 5
E. Struktur Organisasi Skripsi 6
BAB II Penerapan Model Pembelajaran TANDUR Berbasis Kecerdasan Majemuk untuk meningkatkan Hasil Belajar IPBA Siswa SMK 7
A.Model Pembelajaran TANDUR 7
B.Kecerdasan Majemuk 8
C.Hasil Belajar 10
D.Hubungan antara Model Pembelajaran TANDUR, Kecerdasan Majemuk
Dan Hasil Belajar 12
BAB III METODE PENELITIAN 14
A.Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian 14
B.Desain Penelitian 14
C.Metode Penelitian 15
D.Definisi Operasional 15
E. Prosedur Penelitian 17
F. Teknik Pengumpulan Data 20
G.Analisis Instrumen Tes 21
H.Teknik Pengolahan Data 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31
A.Hasil Penelitian 31
B.Pembahasan 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi B.Saran
DAFTAR PUSTAKA 47
Kartika Wulansari, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Hubungan antara Model Pembelajaran TANDUR dan
KecerdasanMajemuk 12
3.1 Kriteria Tingkat Kesukaran 22
3.2 Kriteria Daya Pembeda 22
3.3 Kriteria Validitas 23
3.4 Kriteria Reliabilitas 24
3.5 Rekap Analisis Instrumen Tes 25
3.6 Kriteria Gain Dinormalisasi 27
3.7 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran 28
3.8 Tingkat keberhasilan Hasil Belajar 28
3.9 Skor Tanggapan Tiap Item Pernyataan 29
3.10 Kriteria Tingkat Persetujuan Tiap Item Pernyataan 30
4.1 Pelaksanaan Penelitian 32
4.2 Keterlaksanaan Pembelajaran 34
4.3 Hasil Belajar Aspek Afektif 38
4.4 Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran TANDUR berbasis
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1Desain Penelitian 14
3.2Bagan Prosedur Penelitian 19
4.1Diagram Skor rata-rata Pretest, Posttest dan Gain Dinormalisasi 36 4.2Diagram Skor rata-rata Pretest, Posttest dan Gain Dinormalisasi tiap
Aspek Kognitif 37
4.3Diagram Rekapitulasi Hasil Belajar Aspek Afektif Tiap Kategori
Kartika Wulansari, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. PERANGKAT PEMBELAJARAN 49
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 50
A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) 59
A.2.1Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan ke-1 59 A.2.2Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan ke-2 64 A.2.3Lembar Kerja Siswa (LKS)Pertemuan ke-3 69
B.ANALISIS UJI COBA 76
B.1 Lembar Judgment Instrumen Penelitian 77
B.2 Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba 102
B.3 Analisis Uji Coba 120
C.INSTRUMEN PENELITIAN 123
C.1 Kisi-kisi Soal Pretest-Posttest 124
C.2 Lembar Observasi Sikap 138
C.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran 140
C.4 Angket Respon Belajar 149
D.OLAH DATA PENELITIAN 150
D.1 Analisis Gain yang dinormalisasi 151
D.2 Analisis aspek afektif siswa 156
D.3 Keterlaksanaan Pembelajaran 158
D.4 Respon Belajar Siswa 170
E.DOKUMENTASI PENELITIAN 171
E.1 Surat keterangan studi pendahuluan dari sekolah 172
E.2 Surat tugas 173
E.3 Surat kesediaan penilai instrumen 174
E.4 Surat keterangan uji instrumen dari universitas 177 E.5 Surat keterangan uji instrumen dari sekolah 178 E.6 Surat keterangan penelitian dari unversitas 179 E.7 Surat keterangan penelitian dari sekolah 180
E.8 Format bimbingan 181
E.9 Foto-foto penelitian 183
F. STUDI PENDAHULUAN 185
F.1 Angket Kecerdasan Majemuk 186
F.2 Klasifikasi Kecerdasan Majemuk 189
F.3 Format Wawancara 191
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kartika Wulansari, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Negara Indonesia diapit oleh dua benua yaitu Benua Asia dan Benua
Australia, serta diapit oleh dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia. Iklim tropis merupakan iklim wilayah Indonesia karena terletak di garis
khatulistiwa, akibatnya Negara Indonesia mempunyai dua musim, musim hujan
dan musim kemarau yang rentang waktunya 6 bulan sekali. Indonesia merupakan
negara kepulauan.
Untuk memahami dan mengelola sumber daya alam yang tersebar di
seluruh pelosok Indonesia, warga negara Indonesia memerlukan suatu
pengetahuan tentang bumi dan isinya atau Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
(IPBA) dan kemampuan mengelola kecerdasan diri. IPBA termasuk lingkup mata
pelajaran IPA. Pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)Sekolah
Menengah menyatakan bahwa:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. (Depdiknas, 2006)
Menurut KTSP, IPA bukan hanya mata pelajaran yang melibatkan daya
ingat dengan menghafal sekumpulan kata berupa fakta, konsep dan prinsip, tetapi
juga hakikatnya IPA merupakan mata pelajaran bagaimana mencari tahu tentang
alam dan merupakan sebuah proses penemuan. Proses penemuan tersebut
diantaranya mengkaji fenomena alam yang sekaligus mempelajari diri sendiri dan
pengembangan lebih lanjut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari
mempelajari diri sendirimelibatkankecerdasan dalam diri siswa. Setiap siswa tentu
punya kecerdasan bawaan yang berbeda-beda dan kecerdasan tersebut
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 yakni “setiap orang juga memiliki gaya belajar, bekerja dan karakter yang unik.
Seseorang bisa saja mempunyai dua kecerdasan yang menonjol atau lebih”.
Mata pelajaran IPA terdapat pada setiap satuan pendidikan. Mata pelejaran
IPA di sekolah dasar berdiri sendiri. Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah
Pertama mata Pelajaran IPA dibagi kedalam 3 mata pelajaran yaitu Fisika, Kimia
dan Biologi sama halnya dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan
untuk SMK, IPA meliputi mata pelajaran khusus IPA yang berdiri sendiri dan
ditambah dengan Fisika, Kimia atau Biologi, disesuaikan dengan konsentrasi
bidang kejuruan masing-masing sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan studi pendahuluan di salah
satu SMK di kota Bandung kelas Xtentang pembelajaran, identifikasi kecerdasan
majemuk dan hasil belajar siswa.Hasil dari studi pendahuluan angket identifikasi
kecerdasan majemuk, kecerdasan yang dominan adalah kecerdasan musikal
19,44%, kecerdasan intrapersonal 19,44% dan kecerdasan naturalis 22,22%.
Sementara itu, siswa rendah dalam kecerdasan visual 25,00%, kecerdasan
interpersonal 16,67% dan kecerdasan verbal 16,67%. Sedangkan untuk KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran IPA di sekolah tersebut adalah
adalah 70. Namun pada kenyataannya rata-rata nilai ulangan harian di SMK
tersebut adalah 63,14. Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM hanya 28,57%,
sedangkan sebanyak 71,43% dibawah KKM. Dan hasil wawancara yang diperoleh
dari seorang guru mata pelajaran IPA di sekolah tersebut, sikap siswa dalam mata
pelajaran IPA kurang baik dan antusias.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan angket identifikasi kecerdasan
majemuk, data hasil belajar yang diperoleh dan wawancara mengenai sikap siswa,
kecerdasan tiap siswa bermacam-macam sehingga mempengaruhi gaya belajar
dan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, diperlukan pembelajaran bervariatif yang
mampu menyokong kebutuhan kecerdasan setiap siswa. Salah satu model
pembelajaran dengan pendekatan bervariasi adalah model pembelajaran
TANDUR. TANDUR merupakan singkatan dari: Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan (DePorter, 2011:39). Sedangkan untuk
Kartika Wulansari, 2013
dengan gaya belajar seperti apa yang diinginkan siswa yakni pembelajaran yang
mencakup seluruh kecerdasan majemuk. Oleh sebab itu, Tahapan model
pembelajaran TANDUR yang bervariatif dikolaborasikan dengan setiap
kecerdasan majemuk yang mampu memenuhi kebutuhan gaya belajar siswa. Dari
uraian tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul “Penerapan Model
Pembelajaran TANDUR Berbasis Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPBA Siswa SMK.”
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian studi pendahuluhan pada latar belakang, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Rendahnya hasil belajar siswa SMK aspek kognitif dan afektif.
b. Pembelajaran kurang bervariatif.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu:
“Apakah terdapat peningkatan terhadap hasil belajar IPBA siswa SMK, setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk?”
Rumusan masalah penelitian dijabarkan dengan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
a. “Bagaimana peningkatan hasil belajar IPBA pada aspek kognitif siswa SMK,
setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk?”
b. “Bagaimana peningkatan hasil belajar IPBA pada aspek afektif siswa SMK,
setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk?”
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4 3. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal
berikut :
a. Peningkatan hasil belajar untuk aspek kognitif yaitu perubahan hasil belajar
kognitif padapretest-posttestdan dikualisifikasikan dengan rata-rata skor gain
yang dinormalisasi.
b. Peningkatan hasil belajar untuk aspek afektif adalah perubahan hasil belajar
afektif pada tiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi afektif
pada saat treatment.
4. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti meliputi:
a. Variabel bebas yaitu model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan
majemuk.
b. Variabel terikat yaitu hasil belajar IPBA siswa SMK.
5. Definisi Operasional
a. Model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk yang akan
dilaksanakan pada penelitian ini meliputi berbagai tahapan yaitu Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan (DePorter, 2011:39).
Seluruh tahapan tersebut dihubungkan dengan kecerdasan majemuk. Pada
model pembelajaran TANDUR guru sebagai fasilitator dan siswa dibimbing
untuk mengerjakan dan mendemonstrasikan setiap butir pertanyaan di dalam
LKS. Pelaksanaan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan
majemuk dapat dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut
diukur menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran
TANDUR berbasis kecerdasan majemuk.
b. Peningkatan hasil belajar siswa merupakan perubahan hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan model pembelajaran TANDUR
Kartika Wulansari, 2013
kognitif dan afektif. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif mencakup
pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis. Peningkatan hasil belajar
siswa aspek kognitif dapat diukur dengan seperangkat tes kognitif bentuk
pilihan ganda sebelum dan sesudah dilakukannya penerapan model
pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk. Sedangkan hasil
belajar siswa aspek afektif mencakup perhatian dalam pembelajaran, keaktifan
dalam kelompok dan kejujuran. Peningkatan hasil belajar aspek afektif dapat
diukur dengan lembar observasi sikap siswa pada saat pembelajaran.
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan
hasil belajar IPBA siswa SMK yang meliputi aspek kognitif, afektif dan setelah
diterapkannya model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk pada
pokok bahasan IPBA.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan penerapan model
pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk dapat memberikan
gambaran dalam meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK dan dimanfaatkan
oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti: guru, siswa, mahasiswa,
praktisi pendidikan dan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan tujuan
pendidikan di SMK yaitu “...meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
E.Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dari penulisan skripsi yaitu:
1. Bab I merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar belakang
penelitian, identifikasi perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan struktur organisasi skripsi.
2. Bab II berisi kajian teoritis tentang model pembelajaran TANDUR,
kecerdasan majemuk, hasil belajar dan hubungan antara model pembelajaran
TANDUR dengan kecerdasan majemuk.
3. Bab III tentang metode penelitian.
4. Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan.
Kartika Wulansari, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:215), “populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannnya”. Sedangkan “sampel adalah sebagian dari populasi itu”.
(Sugiyono, 2012:215). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
di salah satu SMK di kota Bandung. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian
ini adalah siswa kelas X-Teknik Pemesinan-B sebanyak 30 orang. Adapun teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah “purposive sampling yang
merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu”. (Sugiyono, 2012:219)
B.Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahpre-test and
post-test group. Dalam desain ini dilakukan 2 kali tes yaitu tes awal dan tes akhir.
Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum perlakuan/treatment, sedangkan
tes akhir adalah tes yang dilaksanakan sesudah perlakuan/treatment. Bentuk
perlakuannya yaitu menerapkan model pembelajaran TANDUR berbasis
kecerdasan majemuk pada materi gempa bumi di SMK kelas X mata pelajaran
IPA.
Keterangan:
O1 : tes awal atau pre-test
O
1X
O
215 X : perlakuan atau treatmentmodel pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan
majemuk
O2: tes akhir atau post-test
C.Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Arikunto (2010:123) menyatakan “eksperimen jenis ini belum
memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah
mengikuti peraturan-peraturan tertentu”. Sedangkan jenis penelitian adalah
penelitian kuantitatif.
D.Definisi Operasional
1. Model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk
Model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk yang akan
dilaksanakan pada penelitian ini meliputi berbagai tahapan yaitu “Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan” (DePorter, 2011:39).
Seluruh tahapan tersebut dihubungkan dengan kecerdasan majemuk. Pada model
pembelajaran TANDUR guru sebagai fasilitator dan siswa dibimbing untuk
mengerjakan dan mendemonstrasikan setiap butir pertanyaan di dalam LKS. Pada
penelitian ini, model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan mejemuk
merupakan variabel bebas. Pelaksanaan model pembelajaran TANDUR berbasis
kecerdasan majemuk dapat dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran.
Instrumen untuk mengukur keterlaksanaan model menggunakan lembar observasi
keterlaksanaan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan
majemuk.Pengolahan data untuk keterlaksanaan pembelajaran yakni menghitung dengan membandingkan jumlah jawaban “ya” yang diamati tiap observer dengan jumlah observer dan hasil yang diperoleh menunjukan kriteria keterlaksanaan
pembelajaran yang merujuk pada persentase keterlaksanaan pembelajaran yang
2. Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa merupakan perubahan hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan model pembelajaran TANDUR
berbasis kecerdasan majemuk. Adapun hasil belajar yang diteliti meliputi aspek
kognitif dan afektif.
a. Hasil belajar aspek kognitif
Indikator hasil belajar siswa pada aspek kognitif mencakup:
1) Pengetahuan
Menguji ingatan siswa, yang terdiri dari 10 soal.
2) Pemahaman
Menguji kepahaman siswa yang terdiri dari 8 soal.
3) Penerapan
Menguji kemampuan untuk diterapkan dalam situasi kongkret yang terdiri
dari 3 soal.
4) Analisis
Menguji kemampuan daya analisis siswa yang terdiri dari 4 soal.
Peningkatan hasil belajar siswa aspek kognitif dapat diukur dengan
seperangkat tes kognitif bentuk pilihan ganda 25 soal sebelum dan sesudah
dilakukannya penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan
majemuk serta dikualisifikasikan dengan rata-rata skor gain yang dinormalisasi.
b. Hasil belajar aspek afektif
Indikator hasil belajar siswa aspek afektif mencakup perhatian dalam
pembelajaran, keaktifan dalam kelompok dan kejujuran, sebagai berikut:
1) Receiving yakni perhatian dalam pembelajaran yaitu pada saat memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan LKS.
2) Responding yakni keaktifan dalam kelompok yaitu ketika siswa berdiskusi dan
mengeluarkan pendapat saat presentasi atau peragaan.
17 Peningkatan hasil belajar aspek afektif dapat diukur dengan lembar
observasi sikap siswa pada saat pembelajaran. Dan diolah menggunakan formulasi
Sugiyono dalam menentukan nilai/hasil belajar.
E.Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan tentang hasil belajar IPA dan kecerdasan
majemuk setiap siswa.
b. Mencari referensi terkait peningkatan hasil belajar IPA dengan
mngkombinasikan kegiatan belajar mengajar berbasis kecerdasan majemuk.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Seminar proposal dan perbaikan proposal.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Menyusun kisi-kisi 34 soal kognitif sesuai dengan indikator yang tertuang di
RPP.
c. Menyusun rubrik afektif untuk melihat peningkatan hasil belajar pada aspek
sikap.
d. Melakukan judgement kepada 2 dosen jurusan pendidikan fisika dan 1 guru di
sekolah yang akan dilaksanakan penelitian.
e. Melakukan uji coba instrumen di kelas XI-Teknik Pemesinan-B dengan
sekolah yang akan dilaksanakan penelitian.
f. Menganalisis hasil uji coba instrumen.
g. Memperbaiki instrumen.
h. Mengurus surat izin penelitian.
i. Menentukan kelas penelitian yaitu kelas X-Teknik Pemesinan-B.
j. Melakukan tes awal dengan 25 soal pilihan ganda kepada siswa.
k. Melakukan kegiatan belajar mengajar dilengkapi dengan observer untuk
melihat sikap siswa dalam pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran.
m.Melakukan pengisian angket respon belajar oleh siswa
3. Tahap Akhir
a. Menganalisis data.
b. Memberikan kesimpulan dan saran.
c. Menyusun hasil penelitian
19 Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir
Studi Pendahuluan
Pembuatan Instrumen Penelitian
Pre-test Post-test
Treatment:
Kegiatan belajar mengajar (KBM) menerapkan model pembelajaran
TANDUR berbasis kecerdasan majemuk.
Analisis Data
Penyusunan Hasil dan Kesimpulan
Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dan Sikap
Angket Respon Belajar Siswa Judgement
Instrumen
Uji Coba Instrumen Tes
F. Tekhnik Pengumpulan Data
1. Tes
Bentuk instrumen dari tes adalah satu perangkat tes kognitif pilihan ganda
sebanyak 25 soal yang terdiri dari 10 soal C1 (pengetahuan), 8 soal C2
(pemahaman), 3 soal C3 (penerapan/aplikasi) dan 4soal C4 (analisis).
2. Non-Tes
Bentuk instrumen dari non-tes yaitu:
a. Angket Kecerdasan Majemuk
Angket yang bertujuan untuk melihat kecerdasan yang menonjol pada
siswa. Angket ini diberikan saat studi pendahuluan.
b. Lembar Wawancara
Lembar wawancara yang ditujukan kepada guru mata pelajaran IPA
bertujuan untuk mengetahui sikap siswa sepanjang pembelajaran IPA. Wawancara
dilakukan pada saat studi pendahuluan.
c. Lembar Observasi Sikap
Lembar observasi sikap dibutuhkan untuk melihat sikap siswa selama
pembelajaran berlangsung.
d. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran disusun 3 buah untuk
melihat keterlaksanaan pembelajaran selama 3 kali perlakuan.
e. Angket Respon Belajar
Angket respon belajar dibuat untuk melihat sejauh mana ketertarikan siswa
terhadap model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk dan untuk
menganalisis data hasil belajar.
21
G.Analisis Instrumen Penelitian
1. Analisis Instrumen Tes
Instrumen berupa seperangkat tes kognitif yang akan dipakai pada saat tes
awal dan tes akhir diuji coba terlebih dahulu. Menurut Arikunto (2010:210),
tujuan uji coba meliputi:
a. Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen.
b. Untuk mengetahui teknik paling efektif.
c. Untuk memperkirakan waktu.
d. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah
memadai dan cocok dengan keadaan lapangan.
Dari uraian tentang tujuan uji coba instrumen di atas, maka diperlukan
analisis uji coba instrumen yaitu:
a. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Arikunto (2007:209) menyatakan bahwa “soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Tingkat kesukaran suatu soal
menunjukan banyaknya siswa dalam suatu peserta tes tertentu yang menjawab
tepat. Tingkat kesukaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
� =
�
(Arikunto, 2007:209)
Keterangan :
P = indeks tingkat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan tepat
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70-1,00 Mudah
(Arikunto, 2007:210)
b. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda adalahdaya atau suatu kemampuan suatu butir soal untuk
membedakan siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah.
Dirumuskan:
�
=
� − �
(Arikunto, 2007:213)
Keterangan :
D = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB= Banyaknya peserta kelompok bawah
Tabel 3.2 KriteriaDaya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00-0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20-0,40 Cukup (satisfactory)
0,40-0,70 Baik (good)
0,70-1,00 Baik sekali (excellent)
23 c. Analisis Validitas Instrumen
“Validitas tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur” (Arikunto, 2007). Validitas soal dapat dihitung dengan
menggunakan perumusan :
= � −
� 2− 2 � 2− 2
(Arikunto, 2007:72)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel
yang dikorelasikan.
X = skor tiap butir soal.
Y = skor total tiap butir soal.
N = jumlah siswa.
Dengan kriteriavaliditas sebagai berikut :
Tabel 3.3Kriteria Validitas Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80 < r 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r 0,80 Tinggi
0,40 < r 0,60 Cukup 0,20 < r 0,40 Rendah
0,00 < r 0,20 Sangat Rendah
d. Analisis Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2007:86) menyatakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada
tingkat keterandalan sesuatu (tes)”. Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda belah dua (split half).
Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
11 =
r11 = reliabilitas instrumen
r 2 1 2
1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
dengan r11 yaitu reliabilitas instrumen, r 2 1 2
1 yaitu korelasi antara skor-skor setiap
belahan tes. Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrumen yang diperoleh digunakan tabel seperti berikut ini :
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
0,81 r 1,00 Sangat Tinggi
Dari hasilanalisisujicobainstrumendenganjumlah 34 butirsoaldidapatkan
25 Tabel 3.5 Rekap Analisis Instrumen Tes
No. Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas
Keterangan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
No. Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas
Keterangan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
34. 0,35 Sedang 0,7 Baik
Sekali 0,832
Sangat
Tinggi Dipakai
Koefesian korelasi reliabilitas instrumen 0,87 dengan kriteria sangat tinggi.
2. Analisis Instrumen Non Tes
Untuk analisis instrumen non tes yaitu angket kecerdasan majemuk,
lembar wawancara, lembar observasi sikap, lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran dan angket respon beljara siswa dilakukan validasi oleh dosen
pembimbing.
H.Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tes dan non tes.
1. Data Tes
a. Pemberian Skor
Skor merupakan jumlah soal yang dijawab dengan benar. Pemberian skor
ini untuk masing-masing tes awal dan tes akhir siswa.
=
(Munaf, 2001:44)
Keterangan:
S = skor yang diperoleh
= jumlah jawaban yang benar
b. Menentukan Rata-rata Skor
Untuk menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun
posttest, digunakan rumus:
= �
27 dengan :
= rata-rata skor atau nilai x
� = skor atau nilai siswa ke i
= jumlah siswa
c. Menentukan Rata-rata Nilai Gain yang Dinormalisasi
Untuk menentukan rata-rata nilai gain dinormalisasi dari kedua rata-rata
skor tes awal dan tes akhir digunakan persamaan (Hake) sebagai berikut.
= % �
Tabel 3.6 Kriteria Gain Dinormalisasi
Nilai gain Kriteria
0,00 < g ≤ 0,30 Rendah 0,30 < g ≤ 0,70 Sedang 0,70 < g ≤1,00 Tinggi
(Hake, 1998)
2. Data Non-Tes
a. Angket Kecerdasan Majemuk
Format angket kecerdasan majemuk berbentuk kolom ya/tidak, dan
diolah secara presentase tiap-tiap kecerdasan majemuk.
b. Lembar Wawancara
Lembar wawancara yang dilakukan dengan mewawancarai guru mata
pelajaran IPA diolah secara deskriptif.
c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Format observasi ini berbentuk kolom ya/tidak, observasi ini dilakukan
observasi keterlaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dihitung dengan:
keterlaksanaan model = observer menjawab ya
observer seluruhnya × 100%
(Ratumanan dalam Ardana: 2008)
Interpretasi keterlaksanaan model pembelajaran (Ratumanan dalam
Ardana: 2008) terdapat pada tabel 3.7, sebagai berikut:
Tabel 3.7KriteriaKeterlaksanaan Model Pembelajaran No Kriteria Keterlaksanaan Model Kriteria
1. KM ≥ 90 % Sangat Tinggi 2. 80 % ≤ KM < 90% Tinggi
3. 70 % ≤ KM < 80% Sedang 4. 60 % ≤ KM < 70 % Rendah
5. KM < 60 % Sangat Rendah
(Ratumanan dalam Ardana: 2008)
Keterangan :
KM = Keterlaksanaan Model
d. Lembar Observasi Afektif (Sikap Siswa)
Untuk penilaian sikap siswa diukur dengan:
Nilai = Skor Mentah
Skor Maksimum Ideal x100%
(Sudijono, 2009)
Tabel 3.8 Kriteria Hasil Belajar
29 e. Angket
Angketyang diberikan setelah pembelajaranberisipernyaatan siswa.Format
angket respon belajar siswa yaitu skala likert bentuk checklist.
Untukmenanggapipernyataantersebut siswadiberikanpilihan
dengancaramemberitanda centang (√) padakolomSangatSetuju (SS), Setuju (S),
TidakSetuju (TS), danSangatTidakSetuju (STS). Pengolahan data untuk angket
adalahdengancaramengklasifikasikantanggapansiswa yang terdiridariSangatSetuju
(SS), Setuju (S), TidakSetuju (TS), danSangatTidakSetuju (STS).
Tabel 3.9 Skor Tanggapan Tiap Item Pernyataan Tanggapan Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Menurut Sugiyono (2012:95) untuk menghitung tiap item pernyataan
digunakan rumus:
Tingkat Persetujuan =Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor ideal x100%
(Sugiyono, 2012:95)
Keterangan:
Jumlah skor yang diperoleh = jumlah skor masing-masing jawaban dikalikan
dengan jumlah responden yang memilih
Jumlah skor ideal = jumlah seluruh responden dikalikan dengan
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Persetujuan Tiap Item Pernyataan
Tingkat Persetujuan Kriteria Tingkat Persetujuan Tiap Item Pernyataan 75%<TP≤100% Sangat Setuju
50%<TP≤75% Setuju 25%<TP≤50% Tidak Setuju
TP≤25% Sangat Tidak Setuju
(Sugiyono, 2012:95)
Keterangan :
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk untuk meningkatkan hasil belajar IPBA siswa SMK.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Penelitian mengenai model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan
majemuk yang diterapkan di salah satu SMK Swasta kota Bandung kelas X
semester 2 materi gempa bumi didapatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Secara terperinci, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar pada aspek kognitif mengalami peningkatan dengan skor gain
yang dinormalisasi 0,55 kategori sedang dari skor pretest dan posttest.
2. Secara umum hasil belajar pada aspek afektif mengalami peningkatan dengan
persentase rata-rata tiap pertemuanpertama, pertemuankedua dan
pertemuanketiga berturut-turut adalah 83,06%, 85,56% dan 92,78%.
3. Respon belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR
berbasis kecerdasan majemuk sangat baik. Berdasarkan angket, ditemukan
bahwa siswa SMK lebih menyukai pelajaran praktik dibandingkan teori,
begitupun mereka sebenarnya selalu termotivasi untuk hadir ke sekolah.
B.Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan pada penelitian, adapun saran
untuk penelitian selanjutnya antara lain:
1. Pada model pembelajaran TANDUR berbasis kecerdasan majemuk tahapan
yang kurang maksimal adalah tahapan demonstrasikan. Tahapan ini diperlukan
kesiapan dan tingkat berpikir cepat tanggap siswa dalam hal peragaan atau pun
presentasi materi pembelajaran, dengan cara mengajak siswa membaca semua
materi yang akan dipelajari sebagai tugas rumah terstruktur.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjut tentang model pembelajaran TANDUR
atau kecerdasan majemuk di SMK dengan kegiatan pembelajaran
3. Kecerdasan musikal pada pembelajaran sebaiknya dikembangkan lebih lanjut
yakni siswa diajak membuat lirik lagu yang berisi tentang materi yang
Kartika Wulansari, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Tandur Berbasis Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipba Siswa Smk.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I.M. (2008). “Model Pembelajaran Matematika Berwawasan Kontruktivis yang Berorientasi pada Gaya Kognitif dan Budaya”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKHSA. 41, (3), 628-649.
Arikunto, S. (2007).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jogjakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010).Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
BSNP.(2006). Panduan Penyusunankurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas.(2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006.Jakarta: Depdiknas.
DePorter, B. (2011).Quantum Teaching.Bandung: Kaifa.
Dryden, G. (2002). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.
Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences.Batam: Interaksara.
Hake, R.R. (1998) Interactive-engagement versus traditional methods:A six-thousand-student survey of mechanic test data for introductory physics courses. Am. J. Phys. 66 (1), 64-74.
Khaerunisa, T. (2012).Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA dengan Menerapkan Model Pembelajaran TANDUR Pada Pembelajaran Fisika.Skripsi Sarjana Pendidikan Fisika UPI Bandung.Tidak diterbitkan.
Munaf, S. (2001).Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.
Ozgen, K. Tataroglu, B dan Alkan, H. (2011). An examination of multiple intelligence domains and learning styles of pre-service mathematics teachers: Their reflections on mathematics education.Educational Research and Reviews. 6 (2), 168-181.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.