• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG KEHIDUPAN ANAK USIA SEKOLAH YANG BEKERJA DI DESA OFA PADANG MAHONDANG KECAMATAN PULO RAKYAT KABUPATEN ASAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG KEHIDUPAN ANAK USIA SEKOLAH YANG BEKERJA DI DESA OFA PADANG MAHONDANG KECAMATAN PULO RAKYAT KABUPATEN ASAHAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG KEHIDUPAN ANAK USIA SEKOLAH YANG

BEKERJA DI DESA OFA PADANG MAHONDANG

KECAMATAN PULO RAKYAT

KABUPATEN ASAHAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Noyakina Handayani S NIM. 308331053

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Noyakina Handayani Siregar

Nim : 308331053

Jurusan : Pendidikan Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.

Medan, September 2012 Saya yang membuat pernyataan,

(5)

v

ABSTRAK

Noyakina Handayani Siregar, NIM.308331053: Studi Tentang Kehidupan Anak Usia Sekolah Yang Bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kabupaten Asahan. Skripsi, Medan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) karakteristik anak usia sekolah yang bekerja, (2) alasan anak usia sekolah bekerja dan (3) kontribusi anak terhadap ekonomi keluarga.

Penelitian ini dilakukan di Desa Ofa Padang Mahondang Kabupaten Asahan Tahun 2012 dengan populasi 98 anak yang bekerja di usia sekolah, dan di ambil sampel nya sebanyak 50% maka sampelnya 49 anak yang bekerja di usia sekolah berumur 6-18 tahun. Data dikumpulkan dengan teknik komunikasi langsung, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Tentang Kehidupan Anak Usia Sekolah Yang Bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo Rakyat Kabupaten Asahan”.

Dalam skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

4. Ibu Dra. Rosni. MP.d sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana.

5. Dra. Minah Sinuhaji, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan rencana.

6. Kepada Bapak Drs. Ardin Sialagan dan Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si sebagai dosen penguji yang telah membimbing serta memberikan masukan dalam pembuatan skripsi.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Geografi yang tidak bosan-bosannya membimbing saya, mengingatkan saya dan terus mengajari saya agar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mencirikan sikap serta sifat layaknya manusia yang berintelektual.

8. Kepala BAPPEDA Kabupaten Asahan beserta stafnya yang telah memberi kemudahan selama peneliti melukakan penelitian.

9. Camat Pulau Rakyat beserta stafnya dan Kepala Pangulu beserta stafnya yang memberikan izin penelitian dan kemudahan selam penelitian.

10.Kepala Desa Ofa Padang Mahondang beserta stafnya yang membantu dan mempermudah selama proses penelitian.

(7)

dalam menyusun skripsi banyak mendapatkan cobaan sejujurnya do‟a serta harapan ayah dan bunda lah yang selalu menjadi pelecut semangat ananda dalam menulis skripsi ini. Maafkan ananda, jika sebagai seorang anak belum bisa memberikan yang terbaik buat Ayahanda dan Ibunda Tercinta.

12.Kakak Abang dan Adik-adik ku tersayang yaitu Ahmad Jamhuri Siregar S.Tp, Ade Irmayani Siregar S.E, dan Raja Salim Siregar, beserta teman saya Siti Aulia Febryanti yang telah membantu dan menjadi motivasi selama melakukan penelitian.

13.Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi, stambuk 2008 khususnya Suamadi, Vanolo, Nasrullah, Andi, Paduan, Zulaika, Nila, Iba, Nurhidayah, Ayu, Mauli, Zannah yang telah menjadi sahabat setia selama kuliah.

14.Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2008 dan juga adik-adik stambuk yang tidak dapat disebutkan

15.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.

Namun, mengingat penulis masih tahap belajar, penulis sangat menyadari bahwa isi yang disajikan dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca di luar maupun pembaca di Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed. Alhamdulillahirobbil „alamin.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(8)

vii DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... ...iii

B. Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berfikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Lokasi Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 27

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 28

E. Tehnik Analisa Data ... 28

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 29

A. Keadaan Fisik ... 29

(9)

viii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA...66

(10)

ix

3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 ... 34

4 Komposisi Penduduk Menurut Umur Tahun 2011 ... 35

5 Komposisi Penduduk Menurut Agama Tahun 2011 ... 36

6 Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa Tahun 2011 ... 37

7 Komposisi Jenis Pekerjaan Responden Tahun 2012 ... 44

8 Komposisi Menurut Jumlah Saudara Dan Kelengkapan Orang Tua Tahun 2012 ... 45

9 Komposisi Tempat Tinggal Responden dan Penghasilan Orang Tahun 2012 ... 47

10 Komposisi Pendidikan Responden Tahun 2012 ... 48

11 Komposisi Pendidikan Orang Tua Responden Tahun 2012 ... 49

12 Komposisi Responden Berdasarkan Suku 2012 ... 50

13 Komposisi Waktu Mulai Bekerja Responden Tahun 2012 ... 50

14 Komposisi Penghasilan Responden per Bulan Tahun 2012 ... 51

15 Komposisi Mata Pencaharian dan Penghasilan Orangtua Responden per Bulan Tahun 2012 ... 52

16 Komposisi Usia Responden Tahun 2012 ... 53

17 Komposisi Jenis Kelamin Responden Tahun 2012 ... 54

18 Komposisi Motif untuk Bekerja Tahun 2012 ... 55

19 Alasan Orang Tua Responden Mengizinkan Anak Bekerja Tahun 2012 ... 55

20 Kedudukan Responden Dalam Keluarga dan Sumbangan Penghasilan ... 56

21 Tanggapan Orang Tua Responden atas Sumbangan dari Anak Tahun 2012 ... 57

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Aktivitas Anak Pengembala Sapi ... 39

2. Aktivitas Anak Pembuat Atap Nipah ... 41

3. Hasil jadi atap nipah ... 41

4. Aktivitas Anak Penjaga Toko ... 42

5. Aktivitas Anak Penjaga Counter ... 40

6. Layout Peta Kabupaten Asaha ... 72

7. Layout Peta Kecamatan Pulo Rakyat ... 73

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman pembangunan sekarang ini dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam

rumah tangga, keterlibatan seluruh keluarga sangat dibutuhkan di segala lapangan kerja. Tidak jarang terlihat dalam keluarga kelas bawah untuk menambah pendapatan seluruh anggota keluarga, istri kadang bekerja sebagai tukang cuci pakaian, dan sebagai pengasuh

anak bagi keluarga yang mampu. Sedangkan anak dalam kegiatan perekonomian seringkali bekerja sebagai pedagang eceran atau pedagang asongan di tempat-tempat keramaian.

Sunarto, (1985: 15) menyatakan bahwa Kehidupan adalah kegiatan-kegiatan yang

biasa dilakukan oleh seseorang atau makhluk hidup dengan berbagai macam hubungan yang dibatasi oleh lingkungan dimana manusia hidup atau dimana manusia bertempat tinggal.

Kehidupan manusia pada umumnya sering terjadi dimana saja baik pada masyarakat perkotaan, pedesaan, maupun perkebunan.

Palupi (http://www.menegpp.go.id/:putus-sekolah-masih-menjadi-masalah : 2009).

Anak putus Sekolah Masih Menjadi Masalah, angka putus sekolah seluruh jenjang pendidikan di Indonesia empat tahun terakhir masih di atas satu juta siswa per tahun. Dari

jumlah itu, sebagian besar 80% adalah mereka yang masih duduk di jenjang pendidikan dasar (SD-SMP). Dilihat secara persentase, jumlah total siswa yang putus sekolah dari SD atau

SMP memang hanya berkisar 2 hingga 3 persen dari total jumlah siswa. Namun, persentase yang kecil tersebut menjadi besar jika dilihat angka sebenarnya. Jumlah anak putus sekolah SD setiap tahun rata-rata berjumlah 600.000 hingga 700.000 siswa. Sementara itu, jumlah

mereka yang tidak menyelesaikan sekolahnya di SMP sekitar 150.000 sampai 200.000 orang. Anak pada dasarnya mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya, hak itu

(14)

hak atas pemeliharaan dan perlindungan (UU No.4Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak). Selain dari hak-hak pokok diatas, ada juga kebutuhan yang harus dipenuhi orang tua yaitu

kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder anak. Menurut laporan tahunan situasi anak-anak

di dunia 1997 yang dibuat oleh United Nation’s Children Fund (UNICEF) dan International

Labour Organization (ILO) yaitu bagian khusus PBB yang mengurusi anak-anak dan buruh. Menyatakan terdapat sekitar 250-300 juta jiwa anak yang bekerja diseluruh dunia, perkembangannya begitu pesat bila dibandingkan dengan tahun 1990, hanya sekitar 86 juta

jiwa (Johan, 1977 : 11). Sedangkan menurut data BPS 1996, jumlah pekerja anak untuk usia sekolah 10-14 tahun sekitar 2,4 juta jiwa. Angka ini dianggap lebih tinggi jika dibandingkan

dengan data angka putus sekolah anak usia 7-15 tahun sekitar 6,5 juta jiwa. Dari data Depdiknas, diperkirakan antara tahun 1994-1998 ada 11,7 juta anak putus sekolah berusia 7-15 tahun, dari jumlah ini 1,4 juta anak aktif di berbagai sector (Waspada 16 April 2002:2).

Pasal 28B (ayat 2) UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan

dan diskriminasi”, ini berarti bahwa anak mempunyai hak konstitusional dan negara wajib

menjamin serta melindungi pemenuhan hak anak yang merupakan hak asasi manusia (HAM). Pada pasal 2 Konvensi tersebut, istilah "anak" berarti semua orang yang berusia di

bawah 18 tahun. Pada pasal 2 ayat (1) Konvensi, disebutkan Indonesia melampirkan Pernyataan (Declaration) yang menetapkan bahwa batas usia minimum untuk diperbolehkan

bekerja yang diberlakukan di wilayah Republik Indonesia adalah 15 tahun. Yang menarik, angka 15 tahun ini tidak serta merta mutlak, tetapi ada pertimbangan-pertimbangan lain, misalnya diperbolehkan antara 13-15 tahun untuk pekerjaan yang ringan atau tidak beresiko

(Pasal 7 Konvensi), dan minimum 18 tahun untuk pekerjaan beresiko (Pasal 3 Konvensi). Resiko disini kurang lebih adalah dapat membahayakan bagi kesehatan, perkembangan fisik

(15)

mengikuti orientasi kejuruan atau program pelatihan di sekolah, atau mengganggu kemampuan anak dalam menerima manfaat dari pelajaran sekolah.

Jika merujuk usia wajib belajar di Indonesia adalah 7-15 tahun maka penggunaan Pasal 7 Konvensi tersebut menurut saya kurang aman atau sulit untuk bebas dari

resiko-resiko di atas, bahkan rentan penyalahgunaan (abuse) baik yang dilakukan oleh industri hingga orang tua atau wali. Adapun fakir miskin dan anak-anak terlantar (yang kesulitan wajib belajar) dipelihara oleh Negara. Ini bukan berarti masyarakat lepas tangan tidak

membantu, tetapi mencoba mengingatkan penguasa dan negara agar tidak lupa akan kewajiban hukum yang harus dipenuhi.

Yang disebut anak adalah semua orang yang berusia di bawah 18 tahun. Usia minimum bekerja adalah 18 tahun, baik pekerjaan beresiko atau tidak. Yang dimaksud resiko adalah dapat membahayakan bagi kesehatan, perkembangan fisik dan mental anak,

mengganggu kehadiran anak mengikuti pelajaran sekolah, mengganggu mengikuti orientasi kejuruan atau program pelatihan di sekolah, atau mengganggu kemampuan anak dalam

menerima manfaat dari pelajaran sekolah. Oleh karena itu, patut diapresiasi apa yang dilakukan oleh Walikota Manado untuk mencari dan mendata semua anak putus sekolah yang telah bekerja untuk dikembalikan ke sekolah, meski sebenarnya hal itu sudah menjadi

kewajiban pemerintah sesuai peraturan pemerintah dan perundang-undangan. Langkah sang walikota layak dan semestinya diikuti pemerintah daerah lainnya. Subura Nugerah,

2011:18(http://www.suburanugerah.com/2011/07/tak-benar-membiarkan-anak-bekerja-di.html. pada tanggal 23 April 2012).

Indonesia telah memiliki perhatian terhadap kesejahteraan anak. Hal ini antara lain

sesuai dengan adanya peraturan perundang-undangan tentang kesejahteraan anak itu sendiri, diantaranya adalah: Undang-undang No.12 Tahun 1984 tentang pekerjaan anak, Kepres No.4

(16)

berbunyi “Negara peserta mengakui hak-hak anak untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan dari setiap pekerjaan yang mungkin akan berbahaya, mengganggu pendidikan anak,

perkembangan fisik/mental, spiritual dan moral anak”. Indonesia adalah salah satu Negara yang ikut menandatangani konvensi tersebut (Fingidae, 1993 ).

Anak membutuhkan cinta kasih dari orangtua, memerlukan lingkungan yang sehat untuk tumbuh dan berkembang secara wajar. Kelangsungan hidup seorang anak, perlindungan, dan pengembangan dirinya merupakan hak seorang anak dalam keluarga, dan

merupakan kewajiban dan tanggung jawab orangtua yaitu ayah dan ibu.

Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa yang

harus di jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Indonesia memiliki perhatian terhadap kesejahteraan anak yang mana tertulis di UU RI No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak BAB III pasal 13 (1)

yang berbunyi “setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berkat mendapat perlindungan dari

perlakuan: a. Diskriminasi b. Eksploitasi c. Penelataran d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan e. Ketidakadilan dan f. Perlakuan salah lainnya.

Jika anak dalam setiap keluarga dapat berkembang dengan baik dan layak, maka

secara otomatis pula akan tersedia sumber daya manusia yang ideal. Namun, jika anak tidak berkembang secara wajar dan optimal maka akan tercipta sumber daya manusia yang tidak

optimal dan tidak berkualitas. Karena anak merupakan harapan bangsa. Masa depan bangsa ditentukan oleh anak yang ada pada masa sekarang, sebagai generasi penerus pembangunan.

Akan tetapi, dalam realitanya pada kehidupan sehari-hari, tetap saja ada hal-hal yang

yang terbalik dari keinginan dan harapan setiap anak. Dan kenyataan ini bukan mereka yang menciptakan, setiap hari selalu ada catatan khusus tentang anak-anak yang menjadi korban

(17)

yang bekerja, hal tersebut tentunya berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar seperti yang diharapkan

oleh bangsa.

Dengan kondisi ekonomi keluarga kurang memungkinkan, maka hak atas anak itu

sering terabaikan oleh keluarganya. Hal ini terlihat pada masyarakat yang belum terentas dari belenggu kemiskinan, untuk mempertahankan kehidupan. Kondisi internal (besarnya tanggungan, tenaga yang dimiliki, pendapatan keluarga, kebutuhan konsumsi, dan lain-lain)

merupakan faktor yang mempengaruhi keterlibatan anggota keluarga dalam usaha mencari nafkah, dan termasuk anak-anaknya. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa angkatan

kerja dipasar juga ditentukan oleh keadaan rumah tangganya (Prijino,1992)

Kondisi ketergantungan terhadap penghasilan anak dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain penghasilan orangtua tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan pokok

keluarga, harapan orangtua agar anaknya dapat membantu pemenuhan kebutuhan keluarga serta kebutuhan keluarga serta kebutuhan hidupnya sendiri.

Keterlibatan anak-anak dalam aktivitas ekonomi mengganggu perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anak yang terpaksa bekerja menghadapi hambatan dalam pengembangan kehidupan masa depannya. Sebagian besar anak-anak ini berasal dari

keluarga miskin dan tertinggal, yang tidak mempunyai kemampuan untuk memberdayakan dirinya, sehingga rentan terhadap kekerasan, eksploitasi, ketimpangan gender, perdagangan

anak dan lain-lain.

Selain factor ekonomi, ada juga beberapa factor yang menyebabkan anak terpaksa bekerja, anatara lain adalah factor social budaya yang ada di masyarakat, misalnya seorang

(18)

seseorang anak akan tertuntut untuk bekerja setelah melihat teman sebayanya yang telah bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan sendiri (Media Informasi, 1997).

Pemerintah melarang anak usia sekolah untuk bekerja pada waktu-waktu mereka seharusnya bersekolah, seperti di layangkan di koran Bekasi. Sebanyak 11.305 pekerja anak

telah dikembalikan ke dunia pendidikan sepanjang 2008-2011.

Sedangkan Muhaimin Iskandar (saat mengunjungi anak-anak komunitas pemulung)

“Semua anak dalam usia anak tidak boleh bekerja, melainkan harus sekolah. Para orang tua tidak boleh memaksakan anaknya bekerja sebagai pekerja anak, Para orang tua harus tahu bahwa dalam Undang-Undang Perlindungan Anak tidak diperkenankan mempekerjakan

anak. Untuk itu, pemerintah melakukan pendekatan khusus berupa persuasif hingga penindakan. Bagi orang tua yang tetap memaksakan anaknya untuk bekerja, akan diambil tindakan tegas,"

Namun jika bersifat hanya membantu pekerjaan orang tua, hal tersebut masih diizinkan, selama itu dilakukan sepulang sekolah dengan waktu terbatas dan tidak boleh pada

pekerjaan-pekerjaan terburuk dan berbahaya. Kunjungan Muhaimin ke lokasi pembuangan sampah Bantar Gebang itu merupakan salah satu upaya pelaksanaan program nasional

penanggulangan pekerja anak.

Dari sekian banyak masalah dan fenomena anak yang terdapat di Indonesia sekarang ini, salah satunya adalah masalah anak usia sekolah yang bekerja. Anak-anak dalam usia

yang sangat dini sudah memasuki dunia kerja. Usia kerja di Indonesia dikelompokkan dalam usia 15 tahun ke atas dan usia 15 tahun ke bawah, seyogyanya dimanfaatkan untuk mencari ilmu di sekolah. Sesuai dengan ketentuan undang-undang anak adalah setiap orang yang

berumur dibawah 18 tahun. Berarti 18 tahun adalah usia minimal yang diperbolehkan pemerintah untuk bekerja. Tetapi fakta menunjukkan bahwa masih banyak anak yang

(19)

mereka bekerja di pasar tradisional. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja karena merampas hak mereka sebagai anak dan sangat merugikan perkembangan fisik dan mental

mereka sebagai generasi penerus bangsa.

Tetapi tidak seluruhnya anak-anak yang bekerja tidak sekolah, sebagian dari mereka

ada juga yang duduk di bangku sekolah yaitu pada jam sekolah mereka duduk dibangku sekolah dan pada saat selesai sekolah mereka turun ke jalanan dan bekerja.

Hal tersebut yang masih dijumpai di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo

Rakyat Kabupaten Asahan, yang seharusnya mereka belajar dan menikmati masa kecilnya, malah sebagian dari mereka di tuntut untuk bekerja di luar batas kemampuan mereka. Di desa

Ofa Padang Mahondang anak yang bekerja berjumlah 52 orang yang terdiri dari SD, SMP dan SMA, dan jumlah anak yang bekerja namun tetap bersekolah ada 42 orang jadi jumlahnya 98 orang. Suatu kenyataan yang terjadi di Desa Ofa Padang Mahondang adalah

anak lulusan SD, SMP dan SMA cenderung tidak melanjutkan kependidikannya selanjutnya. Banyak diantara mereka yang bekerja sebagai penjaga toko, sebagai penjaga ternak seperti

ternak lembu dan kambing, sebagai pengambil pasir di sungai dan sebagai pekerja di kebun sawit. Sehingga penelitian ini perlu dipelajari peneliti tentang kehidupan anak usia sekolah yang bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo Rakyat Kabupaten Asahan.

Di Desa Ofa Padang Mahondang anak yang bekerja di usia sekolah dimana sebenarnya masih memiliki orang tua dan keluarga. Karena faktor ekonomi, kemauan anak,

pengaruh lingkungan sehingga mereka memilih untuk bekerja. Dan seperti yang saya lihat saat melakukaan penelitian pendahuluan anak yang bekerja di desa ini ada yang ikut membantu orang tuanya dalam memanen sawit di kebun, ada juga yang ikut mengambil pasir

(20)

Dari segi jenis kelamin, anak laki-laki lebih mendominasi untuk bekerja. Karena di lihat dari segi pekerjaannya, pekerjaan yang mereka lakukan tergolong pekerjaan berat atau

pekerjaan yang biasa dilakukan orang dewasa. Kegiatan ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan dan keselamatan anak itu sendiri, tatkala sejak awal diluar batas kesadarannya

ia digiring dalam dunia kerja yang belum sanggup ia pikul. Ia selanjutnya akan terbiasa dengan uang, mulai terbiasa merokok bagi anak laki-laki. Anak yang diperdagangkan untuk tujuan ekonomi akan kehilangan waktu belajar, bermain dan berfantasi yang sebenarnya

menjadi milik mereka. Waktu luang mereka telah di rampas pada usia yang sangat dini. Tangan-tangan kecil mereka telah dibiasakan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan yang

selayaknya dilakukan oleh orang dewasa.

B. Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang ada di Desa OFA Padang Mahondang memaparkan bahwa banyaknya anak yang bekerja di usia sekolah yang

berjumlah 52 orang yang terdiri dari SD, SMP dan SMA, dan jumlah anak yang bekerja namun tetap bersekolah ada 42 orang jadi jumlahnya 98 orang maka yang menjadi identifikasikan masalahnya adalah karakteristik anak usia sekolah yang bekerja, alasan anak

usia sekolah bekerja, sejauh mana kontribusi anak terhadap pendapatan keluarga, di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo Rakyat Kabupaten Asahan.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah hanya tentang fenomena anak bekerja yaitu karakteristik anak usia sekolah bekerja, alasan anak usia sekolah bekerja, kontribusi

(21)

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Karakteristik anak usia sekolah yang bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo Rakyat Kabupaten Asahan.

2. Apa Alasan anak usia sekolah bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo Rakyat Kabupaten Asahan

3. Bagaimana kontribusi anak terhadap ekonomi keluarga di Desa Ofa Padang Mahondang

Kecamatan Pulo Rakyat Kabupaten Asahan

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Karakteristik anak usia sekolah bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo

Rakyat Kabupaten Asahan.

2. Alasan anak usia sekolah bekerja di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo

Rakyat Kabupaten Asahan.

3. Kontribusi anak terhadap ekonomi keluarga di Desa Ofa Padang Mahondang Kecamatan Pulo Rakyat Kabupaten Asahan.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, diharapkan hasilnya memberi manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi Pemerintah setempat dalam menangangani anak usia sekolah

bekerja

2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pekerja anak dikaitkan dengan pendidikan anak sehingga dapat dilakukan upaya intervensi oleh pemerintah daerah

(22)

3. Sebagai studi banding bagi peneliti lainnya dalam objek yang sama dengan tempat penelitian yang berbeda.

4. Untuk menambah wawasan peneliti dalam hal meneliti dan menulis dalam bentuk skripsi.

5. Menambah pemahaman tentang karakteristik anak yang berpartisipasi dalam ekonomi keluarga

(23)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat disimpulkan oleh peneliti adalah:

1. Karakteristik anak yang bekerja di usia sekolah meliputi bahwa anak yang bekerja di usia

sekolah tersebut rata-rata memiliki saudara 3 dan 4 orang dan yang masih memiliki orang tua lengkap adalah 34%, anak usia sekolah yang bekerja yang masih

memeprtahankan sekolahnya yaitu sebanyak 55.10%, anak yang bekerja di usia sekolah ini dominan anak pertama yaitu 22 orang, dan yang mengatakan penghasilannya untuk

keluarga sebanyak 23 orang, suku anak usia sekolah yang bekerja tersebut sebanyak 59.18 adalah suku Jawa. Kondisi ekonomi responden tergolong rendah dimana orangtua responden berpenghasilan Rp. 501.000 – 600.000 hanya 26.53%, anak usia sekolah yang

bekerja berpenghasilan dominan Rp.300.000-500.000/bulan, waktu anak bekerja pada pukul 15.00-17.00 wib sebanyak 46.93%, anak usia sekolah yang bekerja paling banyak

berumur 11-14 tahun yaitu 38.17%.

2. Alasan penyebab anak bekerja di usia sekolah berdasarkan penuturan mereka yaitu faktor ekonomi keluarga, karena tidak sekolah, ingin penghasilan sendiri, ikut teman dan

untuk membiayai sekolah. Diantara faktor-faktor tersebut yang paling dominan penyebab anak bekerja di usia sekolah adalah ekonomi keluarga sebanyak 38.77%. Ekonomi

keluarga dominan alasan anak bekerja yaitu sebanyak 38.77%.

(24)

orangtua responden mengaku dengan anaknya bekerja sangat membantu perekonomian

keluarga, sehingga sebanyak 55.10% orang tua mendukung anaknya bekerja.

B. SARAN

Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan lebih memperhatikan atau memberikan subsidi pendidikan murah bagi anak yang kurang mampu khususnya di Desa Ofa Padang

Mahondang.

2. Orang tua anak yang bekerja di usia sekolah harus dapat menyadari bahwa anaknya bekerja disebakan karena kondisi kehidupan keluarga yang tidak cukup, kurangnya

perhatian orangtua, tidak mengajarkan bahwa pentingnya pendidikan, dan berikn pengarahan dan pembinaan kepada anaknya.

3. Anak yang bekerja di usia sekolah untuk membantu perekonomian keluarga, harus lebih

(25)

1

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Panca Palupi, 2009. Putus Sekolah Masih Menjadi Masalah

(http://www.menegpp.go.id/putus-sekolah-masih-menjadi-masalah.di akses tanggal 23 April 2012)

Daliya, DKK, 1999. Child Labour And Education Planning in Nusa Tenggara Barat and Nusa Tenggara Timur. Jakarta:PPT-LIPPI

Deni, DKK. Pemicu Anak Bekerja

(http/beritanda.com/nasional/berita-nasional/sosial-budaya/5723-faktor-ekonomi-pemicu-anak-bekerja.html.pada tanggal 25 april 2012)

Elpi, 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelanjutan Pendidikan Anak

Indonesia Ke Perguruan Tinggi Di Desa Hutapungkut Tonga Kecamatan Kota Nopan Kabupaten Mandailing Natal, Skripsi. Medan Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Fingidae, Abraham, 1995. Memahami Masalah Sosial. Jakarta:LP3ES

Gunarsah. D. singgih, 1985. Dasar dan Teori Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:BPK Gunung Mulia.

Haryadi Dedi dan Indrasari Tjandraningsih, 1995. Buruh Anak dan Dinamika Industri Kecil. Bandung:Yayasan Akatiga.

Http://argyo.staff.uns.ac.id/files/2010/08/analisis-situasi-pendidikan-pekerjaan-anak-di-kota-surakarta.pdf (20 Mei 2012)

Indraharti, 2005. Penyebab anak lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA di Desa Kemiriombo Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Medan

Johan Meiyasyak, 1997. Jurnal dan Tragedi Anak-anak yang bekerja. Medan: Buletin Konvensi LAAI.

Kumamto Sunarto 1985. Pengantar Sosiologi. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Kusuma Halim Perdana, 2011. Faktor-faktor yang Meltarbelakangi Siswa/i Tidak

Melanjut Pendidikan Ke Perguruan Tinggi di Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu. Medan

Lubis Hotlan. 2010. Profil Kehidupan Anak Jalanan Di Kota Pematang Siantar. Medan: UNIMED.

Media Informasi Maret 1997 Peneltian Kesejahteraan Sosial No. 147

(26)

2

Siwalima 1 Januari 2010 Faktor ekonomi menyebabkan anak bekerja

(http/siwalimanews.com/post/faktor-ekonomi-menyebabkan-anak-bekerja. Pada tanggal 25 April 2012)

Suburanugerah, 2012. Tak Benar Membiarkan Anak Bekerja di Usia Sekolah. http://www.suburanugerah.com/2011/07/tak-benar-membiarkan-anak-bekerja-di.html. pada tanggal 23 April 2012).

Tjiptoheriato Prijono, 1996. Migrasi, Urbanisasi, dan Pasar Kerja di Indonesia. Jakarta : LP3ES

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan dosis biochar (B) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap berat kering oven brangkasan tanaman diatas tanah dan pupuk kompos (K) berpengaruh nyata

[r]

Sesuai dengan tugas dan fungsinya melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan, Sekretariat Badan Litbang Kesehatan pada tahun 2016 melaksanakan kegiatan pokok

Puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karenahanya berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya skripsi dengan judul “Pengembangan Bukatif

Pembangkit Lisrik Tenaga Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang menggunakan energi air.Kondisi air yang bisa

 Berikut ini adalah CONTOH (Goal Seek) dalam MS-EXCEL untuk “pencarian akar” PANLT dengan metode “Newton-Raphson” (tentang dasar teorinya dapat dilihat pada Bab 5 dalam “

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adala Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adala untuk memlelajari perkembangan katak

Tanah pada lokasi 4 memiliki klas infiltrasi sangat lambat dengan nilai laju infiltrasi hanya 0,704 cm/jam diakibatkan tanah pada lokasi 4 telah pada keadaan jenuh air