STUDI KOMPARASI STRATEGI NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) dan INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS III SDIT AN-NUR GEMOLONG TAHUN AJARAN 2014/2015
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Andrika Restya Rahmadani A510110115
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1
ABSTRAK
STUDI KOMPARASI STRATEGI NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS III SDIT AN-NUR GEMOLONG TAHUN AJARAN 2014/2015,
Oleh:
Andrika Restya Rahmadani, A510110115, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh strategi Numbered Head Together dengan strategi Index Card Match terhadap hasil belajar siswa kelas III SDIT An-Nur Gemolong, (2) manakah antara strategi Numbered Head Together dengan Index Card Match yang lebih besar pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SDIT An-Nur Gemolong. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDIT An-Nur Gemolong tahun 2014/2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah uji t yang didahului dengan uji prasyarat analis yaitu uji keseimbangan dan uji normalitas. Berdasarkan hasil analisi data dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung>ttabel, yaitu 2,132 > 2,021 dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas IIIA lebih besar pengaruhnya dibandingkan kelas IIIB, yaitu 80,00 >71,43. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) ada perbedaan pengaruh antara strategi Numbered Head Together dengan strategi Index Card Match terhadap hasil belajar, (2) strategi Numbered Head Together lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan strategi Index Card Match dalam meningkatkan hasil belajar.
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting bagi setiap manusia dalam kehidupan di masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan memiliki peranan yang besar dalam merubah pola pemikiran seseorang. Pendidikan adalah upaya untuk “memanusiakan manusia” pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaanya-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran/ rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebaga1 manusia yang berbudaya (Nana Sudjana, 2005:1).
Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa sebagai subjek belajar dan bukan obyek belajar. Desain pembelajaran aktif ini siswa diajak ikut serta dalam memecahkan suatu masalah atau materi dalam pembelajaran. Guru memiliki kewajiban untuk mampu merangsang daya berpikir siswa dalam setiap pembelajaran. Siswa diharapkan dapat menggali solusi dari suatu permasalahan untuk selanjutnya siswa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pendapat dari permasalahan yang ada. Sehingga secara tidak langsung dengan pembelajaran aktif mendorong siswa untuk kritis, mandiri dan mampu menyerap setiap informasi yang diterima.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu bidang studi di Sekolah Dasar (SD) yang cukup luas cakupannya dengan kehidupan manusia. Berkaitan dengan pembelajaran aktif, penerapan dalam pembelajaran IPA ini mengajak siswa mengenal dirinya sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. Siswa dituntut mampu menggali informasi dan mengeksplorasi diri sendiri baik secara individu maupun kelompok, sehingga tercapai pengoptimalan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran IPA diharapkan terjalin adanya interaksi positif dari siswa dengan siswa, ataupun dari siswa dengan guru.
3
menggunakan strategi pembelajaran konvensional atau ceramah. Strategi yang tepat dan bervariatif akan secara langsung membawa suasana belajar siswa lebih menarik dan mengundang rasa penasaran siswa terhadap apa yang mereka pelajari. Strategi pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam tercapainya pembelajaran yang aktif sehingga diharapkan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan.
Berdasarkan uraian diatas, agar hasil belajar IPA siswa kelas III mengalami peningkatan serta tumbuhnya keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA peneliti memilih strategi NHT (Numbered Head Together) dan Index Card Match untuk dibandingkan. Maka penelitian ini akan membandingkan dan mengetahui apakah terdapat perbedaan dari hasil belajar siswa dengan penerapan kedua strategi diatas.
Penelitian ini dilaksanakan di SDIT An Nur Gemolong kelas III dengan menerapkan strategi NHT (Numbered Head Together) dan Index Card Match. Berpedoman uraian diatas maka diadakan penelitian tentang “Studi Komparasi Strategi NHT (Numbered Head Together) dan Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDIT An Nur Gemolong Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Metode Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan metode Tes dan dokumentasi. Teknik tes yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu butir item tes yang akan digunakan diuji kevalidan dan reliabilitasnya dengan cara melakukan uji coba atau try out. Sedangkan dokumentasi dalam penelitian ini untuk memperoleh data-data tentang profil sekolah, nama-nama siswa kelas III, daftar nilai siswa kelas IIIA dan IIIB, serta silabus kelas III. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji keseimbangan dengan uji-F dan uji normalitas dengan metode lilliefors.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil tabulasi data diperoleh skor hasil belajar tertinggi 100 dan terendah 60. Nilai rata-rata (mean) sebesar 80 dan standar deviasi sebesar 11,54. Hasil pengelompokkan dengan interval yang dilakukan terhadap data hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen I dipaparkan pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Pengelompokkan Data Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Eksperimen I
Interval Xi Fi Fk
Frekuensi Relatif
51-60 55,5 1 1 4,76 %
61-70 65,5 4 5 19,05 %
71-80 75,5 9 14 42,86 %
81-90 85,5 2 16 9,52 %
91-100 95,5 5 21 23,81 %
5
Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.1 berikut.
Sedangkan pada kelas eksperimen II didapatkan hasil tabulasi data diperoleh skor hasil belajar tertinggi 46,67 dan terendah 93,33. Nilai rata-rata (mean) sebesar 71,43 dan standar deviasi sebesar 14,32. Hasil pengelompokkan dengan interval yang dilakukan terhadap data hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen II dipaparkan pada tabel 4.7 berikut.
51-60 55,5 6 7 28,57 %
Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Grafik histogram hasil belajar IPA kelas eksperimen II
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Dalam penelitian ini untuk uji prasyarat analisis digunakan uji
7
keseimbangan dan uji normalitas. Uji keseimbangan dilakukan dengan uji F dan uji normalitas dengan metode liliefors. Hasil uji keseimbangan adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Rangkuman Uji Keseimbangan
Kelas N Mean s2 Fhitung F0,05; 20,20 Keterangan IVA 21 44,57 111,66 0,57 2,12 Seimbang
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kedua kelas tersebut memiliki nilai rata-rata. Berdasarkan uji F diperoleh nilai Fhitung< Ftabel, yaitu 0,57 < 2,12, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama atau dalam kondisi seimbang.
Hasil Uji Normalitas adalah sebagai berikut :
Kelas Lhitung Ltabel Keterangan
Eksperimen I 0,166 0,185 Normal Eksperimen II 0,118 0,185 Normal
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Lhitung dari masing-masing kelas lebih kecil daripada Ltabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Analisis data berupa pengujian hipotesis dengan uji t. Rangkuman hasil perhitungan analisis dengan uji t disajikan pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis
Kelas Rata-rata thitung t0,025;40 Keterangan Eksperimen I 80,00
2,132 2,021 H0 ditolak Eksperimen II 71,43
dengan strategi Index Card Match terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SDIT An-Nur Gemolong” dapat diterima.
Dari nilai rata-rata dapat dilihat bahwa rata-rata kelas eksperimen I lebih besar daripada rata-rata kelas eksperimen II, yaitu 80,00 > 71,43. Sehingga hipotesis yang
menyatakan “strategi Numbered Head Together lebih besar pengaruhnya
dibandingkan dengan strategi Index Card Match dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SDIT An-Nur Gemolong” dapat diterima.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh t hitung sebesar 2,132 sedangkan t tabel adalah 2,021 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara strategi Numbered Head Together dengan strategi Index Card Match.
Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar IPA diperoleh rata-rata kelas IIIA lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kelas IIIB, yaitu 80,00 > 71,43. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA melalui penerapan strategi Numbered Head Together lebih baik dibandingkan dengan strategi Index Card Match.
Pembelajaran IPA dengan stategi Numbered Head Together pada kelas IIIA, mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran. Siswa menjadi lebih antusias dalam proses belajar mengajar, karena teknik dalam strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Guru dapat menerapkan prinsip pembelajaran yang dilakukan dengan bermain (belajar sambil bermain dalam pembelajaran). Kegiatan seperti ini dapat membuat suasana pembelajaran tidak menjenuhkan bagi siswa dan siswa aktif selama proses pembelajaran (Mulyadi dan Risminawati, 2012:57).
9
bergantian siswa membacakan pertanyaan dan jawaban dari kartu yang mereka dapatkan. Karena strategi index card match terdapat unsur permainan, strategi ini mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan pembelajarannya menyenangkan. Akan tetapi saat pembacaan kartu dari masing-masing pasangan, konsentrasi siswa kurang fokus jika terdapat pasangan yang salah mendapatkan pasangannya, sehingga membuat suasana kelas kurang kondisif.
Menurut Arikunto (2001: 132) dalam Samino dan Saring (2013: 48) hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima siswa. Setelah dibandingkan ternyata rata-rata hasil belajar IPA kelas IIIA lebih besar daripada kelas IIIB. Hal ini membuktikan bahwa penerapan strategi Numbered Head Together di kelas IIIA lebih baik atau lebih berpengaruh daripada penerapan strategi Index Card Match di kelas IIIB.
D. Kesimpulan
Ada perbedaan pengaruh antara strategi Numbered Head Together dengan Index Card Match terhadap hasil belajar pada siswa kelas III SDIT An-Nur Gemolong. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,132 > 2,021.
Strategi Numbered Head Together lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan strategi Index Card Match terhadap hasil belajar siswa kelas III SDIT An-Nur Gemolong. Berdasarkan rata-rata kelas eksperimen I > rata-rata kelas eksperimen II, yaitu 80,00 > 71,43.
11 E. Daftar Pustaka
Hisyam Zaini, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD
Mulyadi dan Risminawati.2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah
Dasar. Surakarta: BP-FKIP UMS
Nana Sudjana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rubiyanto, Rubino.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.