• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Realisasi Pengucapan Fonem Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa Thailand.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Realisasi Pengucapan Fonem Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa Thailand."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengucapan bunyi bahasa sebagai alat interaksi penting bagi

manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengucapan inilah bisa jadi

saling memahami antara manusia yang lain. Pengucapan manusia berupa

bunyi-bunyi yang keluar dari alat ucapan manusia itu merupa bunyi-bunyi

yang berbahasa. Bunyi bahasa itu merupakan sebuah alat interaksi yang

dimiliki oleh manusia (masyarakat). Bahasa tidak dapat dipisah dari

kehidupan munusia sehari-hari, karena bahasa itulah, munusia dapat saling

memahami antara satu sama yang lain. Jadi, bahasa pengucapan adalah

sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis,

beragam, dan manusiawi (Chaer dan Leonie, 2010:11).

Pada dasarnya bahasa mempunyai dua aspek mendasarkan, yaitu

aspek bentuk dan aspek makna. Aspek bentuk berkaitan dengan bunyi,

tulisan maupun struktur bahasa, sedangkan aspek makna berkaitan dengan

leksikal, fungsional maupun gramatikal. Apabila kita perhatikan dengan

terperinci dan teliti bahasa itu dalam bentuk dan maknanya munujukkan

perbedaan antar pengungkapannya, antara penutur yang satu dengan

penutur yang lain. Perbedaan-perbedaan bahasa itu menghasilkan ragam

bahasa atau variasi bahasa. Variasi muncul karena kebutuhan penutur

(2)

dalam kondisi sosial dan faktor tertentu yang mempengaruhinya, seperti:

letak geografi, kelompok sosial, situasi berbahasa atau tingkat formalitas,

dan karena perubahan waktu.

Realisasi pengucapan fonem bahasa Indonesia pada mahasiswa

Thailand sangat berbeda karena bahasa Indonesia diperoleh mahasiswa

sebagai bahasa yang ketiga bukan bahasa yang pertama. Jadi, bahasa yang

pertama bagi mahasiswa Thailand adalah bahasa Melayu Thailand Selatan.

Bahasa Melayu Thailand Selatan dengan bahasa Indonesia agak berbeda

dalam pengucapan bagi mahasiswa. Buktinya, pengucapan bahasa

Indonesia pada mahasiswa Thailand hanya berbeda pada dialek-dialeknya.

Kata saya dilafalkan mahasiswa Thailand [sayo], kita diucapkan [kito],

makan diucapkan [makae].

Dalam pertumbuhan dan perkembangan bahasa itu dipengaruhi oleh

berbagai faktor antara lain adanya kontak budaya antarbangsa,

antardaerah, antarsuku. Pengaruh lain seperti: agama, teknologi politik,

dan sebagainya.

Dalam suatu kelompok sosial tentu terdapat ciri-ciri bahasa yang

berbeda dengan kelompok lain. Penggunaan ragam bahasa tersebut dapat

dilihat dari lingkungan, profesi, tempat, dan lain sebagainya. Proses

pembentukan kosakata suatu bahasa itu berbeda-beda sesuai dengan

kondisi, situasi di tempat atau masyarakat masing-masing. Sebagaimana

(3)

Bahasa Melayu adalah bahasa yang digunakan di Semannanjung Tanah

Melayu, menunjukkan bahwa suku bangsa Melayu, termasuk beberpa

negara di Asia seperti negara Indonesia, Malaysia, Brunai, Pilipina dan

beberapa wilayah Selatan di negara Thailand (Yala, Pattani, Naratiwat,

Songkla dan sebagainya). Bahasa Melayu adalah bahasa yang terkenal di

dunia, sebagaimana dikatakan bahwa bahasa yang ketiga yang banyak

menggunakan untuk berinteraksi dalam masyarakat.

Lebih lanjut, proses pembentukan kosakata bahasa Melayu di Thailand

Selatan. Mayoritas penduduk di Thailand Selatan menggunakan bahasa

Melayu dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka adalah keturunan

bangsa Melayu (Jawi). Seperti yang dijelaskan bahwa bahasa Melayu

adalah bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Melayu, termasuk negara

Malaysia, negara Indonesia, negara Brunai, negara Pilipina dan beberapa

wilayah Thailand Selatan. Bahasa Melayu yang digunakan oleh penduduk

di Selatan Thailand pada hakikatnya sama dengan bahasa Melayu yang

digunakan oleh orang Indonesia dan Malaysia (online

:http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk realisasi pengucapan fonem bahasa Indonesia pada

(4)

2. Bagaimana variasi realisasi pengucapan fonem bahasa Indonesia pada

mahasiswa Thailand?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan bentuk realisasi pengucapan fonem bahasa

Indonesia pada mahasiswa Thailand.

2. Untuk mendeskripsikan variasi realisasi pengucapan fonem bahasa

Indonesia pada mahasiswa Thailand.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan dengan secara

teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoretis

Secara teoretis penelitian ini sebagai ilmu pengetahuan

yang bisa menjadi acuan bahan pembelajaran dan bagaimana

realisasi pengucapan bahasa Indonesia khusus mahasiswa

Thailand. Penelitian ini bisa menjadi informasi mengenai bentuk

bunyi dan variasi bunyi.

2. Secara Praktis

Penelitian ini dapat manfaat bagi peneliti yang ingin diteliti

(5)

bandingan dengan penelitian yang lain. Penelitian ini diharapkan

meneliti lebih lanjut mengenai penelitian tentang fonem-fonem

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar enzim antioksidan katalase atau kadar anti zat beracun pada wanita menopause dan wanita usia

Salah satu kebijakan yang mungkin bisa membantu meningkatka citra, kesadaran, dan ekuitas merek yaitu dengan menyampaikan informasi tentang merek Mastin lebih kepada

adalah suatu bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain melalui sarana. Bentuk kekerasan ini cenderung

Dalam era globalisasi sekarang ini, ditambah dengan adanya dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang komunikasi dan transportasi telah memberikan pengaruh

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat pada Medium Kloroform dan Karakterisasi Kinerja Inhibisinya terhadap Korosi

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang profil wisatawan Ndayu Park Kabupaten Sragen yang bertujuan untuk mengetahui motif dan karakteristik wisatawan Ndayu

Mekanisme antioksidan karotenoid dan tokoferol yaitu dengan reaksi langsung pada radikal bebas atau quenching singlet oksigen. Mekanisme antioksidan β

menganalisis kemandirian ikan dan pangan hewani lainnya di 26 kabupaten/kota wilayah Jawa Barat. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1)