• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat pada Medium Kloroform dan Karakterisasi Kinerja Inhibisinya terhadap Korosi Logam Tembaga yang Diukur secara Polarisasi Potensiodinamik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat pada Medium Kloroform dan Karakterisasi Kinerja Inhibisinya terhadap Korosi Logam Tembaga yang Diukur secara Polarisasi Potensiodinamik"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SINTESIS ZINK DIISOAMILDITIOFOSFAT PADA MEDIUM

KLOROFORM DAN KARAKTERISASI KINERJA INHIBISINYA

TERHADAP KOROSI LOGAM TEMBAGA YANG DIUKUR

SECARA POLARISASI POTENSIODINAMIK

NOFIANITA KHOIRUNNISA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat pada Medium Kloroform dan Karakterisasi Kinerja Inhibisinya terhadap Korosi Logam Tembaga yang Diukur secara Polarisasi Potensiodinamik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

Nofianita Khoirunnisa

(4)
(5)

ABSTRAK

NOFIANITA KHOIRUNNISA. Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat pada Medium Kloroform dan Karakterisasi Kinerja Inhibisinya terhadap Korosi Logam Tembaga yang Diukur secara Polarisasi Potensiodinamik. Dibimbing oleh KOMAR SUTRIAH dan MOHAMMAD KHOTIB.

Zink dialkilditiofosfat (ZDTP) merupakan senyawa kompleks yang telah lama dikenal sebagai aditif pelumas yang memilki banyak fungsi diantaranya sebagai antikorosi, antifriksi, dan antioksidan. Zink diisoamilditiofosfat (ZDTPi) disintesis menggunakan isoamil alkohol pada medium kloroform dan dikarakterisasi kinerja antikorosinya menggunakan teknik polarisasi potensiodinamik. Pengujian yang dilakukan pada konsentrasi 0.5, 1, 2, dan 3% (b/v) menunjukkan efektivitas inhibisi korosi pada logam Cu meningkat dengan bertambahnya konsentrasi ZDTPi. Verifikasi parameter termodinamika menunjukkan bahwa nilai ΔG* meningkat dari blangko ke sampel; hal ini menunjukkan spontanitas korosi berkurang dengan kehadiran inhibitor korosi. Nilai energi aktivasi sampel lebih besar dibandingkan blangko. Berdasarkan kenaikan energi minimum reaksi, gejala ini menunjukkan penurunan laju korosi. Kata kunci: efektivitas inhibisi, inhibitor korosi, polarisasi, Zink dialkilditiofosfat

ABSTRACT

NOFIANITA KHOIRUNNISA. Zinc Diisoamylditiophosphat Synthesis in Chloroform Medium and Characterization of Inhibition Performance to Copper Metal Corrosion as Measured Using Potentiodynamic Polarization. Supervised by KOMAR SUTRIAH and MOHAMMAD KHOTIB.

Zinc dialkyldithiophosphate (ZDTP) is a complex compound known as a lubricant additive that has many functions such as anticorrosive, antifriction, and antioxidants. Zinc diisoamyldithiophosphate (ZDTPi) was synthesized using isoamyl alcohol in chloroform medium and was characterized for its anticorrosive performance using potentiodynamic polarization method. The measurement at concentration of 0.5, 1, 2, and 3% (w/v) indicated that the effectiveness of the inhibition of Cu metal corrosion increased in line with the addition of ZDTPi concentration. The thermodynamic parameters verification indicated that the ΔG* value increased from blank to sample; showing that the spontaneity of corrosion decreased in the presence of corrosion inhibitors. The activation energy of the sample was higher than the blank. Based on the increase of the minimum reaction energy, this phenomenon indicates the decreasing corrosion rate.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

`pada Departemen Kimia

SINTESIS ZINK DIISOAMILDITIOFOSFAT PADA MEDIUM

KLOROFORM DAN KARAKTERISASI KINERJA INHIBISINYA

TERHADAP KOROSI LOGAM TEMBAGA YANG DIUKUR

SECARA POLARISASI POTENSIODINAMIK

NOFIANITA KHOIRUNNISA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat pada Medium Kloroform dan Karakterisasi Kinerja Inhibisinya terhadap Korosi Logam Tembaga yang Diukur secara Polarisasi Potensiodinamik

Nama : Nofianita Khoirunnisa NIM : G44100083

Disetujui oleh

Dr Komar Sutriah, MS Pembimbing I

Mohammad Khotib, SSi, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS Ketua Departemen

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

baik dan dapat menyusun karya ilmiah dengan judul “Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat pada Medium Kloroform dan Karakterisasi Kinerja Inhibisinya terhadap Korosi Logam Tembaga yang Diukur secara Polarisasi

Potensiodinamik”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2014

di Laboratorium Terpadu IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Komar Sutriah dan Bapak Mohammad Khotib selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kak Denar, Kak Tari, Kak Agy, Kak Yono, dan staf analis Laboratorium Terpadu IPB yang telah banyak membantu dan memberikan saran selama penelitian.

Terima kasih tak terhingga penulis ucapkan kepada orang tua dan seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih penulis ucapkan juga kepada Yunita, Maulana, Faisal, Asri, Wulan, Mulyati, Mega, Eva, Imam, Nanda, dan seluruh sivitas Kimia 47 atas bantuan, motivasi, diskusi, dan kebersamaan selama penulis menempuh studi dan menjalankan penelitian.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2014

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

BAHAN DAN METODE 2

Bahan dan Alat 2

Metode 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Sintesis dan Pemisahan ZDTPi 4

Analisis dengan AAS dan FTIR 6

Efektivitas Inhibisi Korosi ZDTP Berdasarkan Polarisasi Potensiodinamik 6

Pengaruh Suhu pada Arus korosi 8

Parameter Termodinamika dan Kinetika Korosi 9

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 13

(13)

DAFTAR TABEL

1 Parameter korosi dan efektivitas inhibisi korosi ZDTPi 7

2 Pengaruh suhu terhadap arus korosi 8

3 Parameter termodinamika dan kinetika korosi 10

DAFTAR GAMBAR

1 Rute reaksi ZDTPi 5

2 Produk ZDTPi 5

3 Spektrum inframerah produk sintesis 6

4 Hubungan konsentrasi larutan ZDTPi dengan efektivitas inhibisi

korosi 8

5 Aluran kurva persamaan Arrhenius keadaan transisi 9

6 Aluran kurva persamaan Arrhenius 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alir penelitian 13

2 Rangkaian alat sintesis ZDTPi 14

3 Elektrode Cu, reservoir, dan rangkaian alat pengukuran elektrokimia 15 4 Bobot reaktan dan perhitungan sintesis ZDTPi 16 5 Perbandingan kadar Zn teori dengan hasil analisis AAS 17

6 Kurva polarisasi ZDTPi 18

7 Perpotongan antara kurva Tafel anode dan Tafel katode 19 8 Contoh perhitungan data polarisasi potensiodinamik 20

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Suatu logam yang terserang korosi akan mengalami penurunan kualitas akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungan sekitar. Permukaan suatu logam sangat rentan mengalami korosi. Korosi yang berkepanjangan dapat menimbulkan kerugian ekonomi, kerusakan infrastruktur, dan dapat membahayakan keselamatan manusia. Peristiwa korosi tidak dapat dihentikan dan hanya dapat diperlambat prosesnya. Upaya perlindungan logam dari korosi terus ditingkatkan untuk meminimumkan terjadinya korosi dengan menambahkan zat-zat anti korosi atau yang lebih dikenal dengan zat inhibitor korosi (Atmadja 2010). Inhibitor merupakan suatu bahan kimia yang akan teradsorpsi pada permukaan logam sehingga dapat melindungi permukaan logam dari konstituen korosif. Inhibitor korosi pada konsentrasi rendah sudah dapat memberikan kinerja yang efektif untuk menurunkan laju korosi (Roberge 2012).

Formulasi pelumas sebagai inhibitor korosi digunakan untuk melindungi permukaan logam dari peristiwa oksidasi dan keausan suatu logam yang dilindunginya (Liston 1992). Pelumasan merupakan suatu cara untuk memperkecil gesekan atau keausan di antara permukaan-permukaan yang bergerak antara satu sama lain. Bahan pelumas tersebut ditempatkan diantara kedua permukaan yang bergerak. Bahan pelumas yang umum digunakan berupa cairan dan gel. Penambahan zat aditif sangat diperlukan ke dalam pelumas untuk meningkatkan kinerja dari pelumas tersebut (Sitepu et al. 2010).

Zat aditif yang telah lama digunakan dalam pelumas sebagai inhibitor korosi yaitu Zink dialkilditiofosfat (ZDTP). Senyawa kompleks ini selain sebagai inhibitor korosi juga bertindak sebagai antiaus yang baik, antioksidan, dan antifriksi (Rudnick 2009). ZDTP dihasilkan dari reaksi antara asam dialkilditiofosfat sebagai ligan dengan Zn sebagai atom pusatnya, dimana asam dialkilditiofosfat merupakan hasil dari reaksi antara fosforus pentasulfida (P2S5)

dengan alkohol (Dinoiu et al. 2007). Efektivitas kinerja ZDPT sebagai inhibitor korosi tergantung pada substituen alkil dari logam kompleks (Sangvanich et al.

2008). ZDTP dari alkohol sekunder kurang stabil terhadap panas, namun memiliki sifat antioksidan dan pelumasan yang lebih baik dari rantai primer (Evstaf’ev et al.

2001). Panjang rantai alkil ZDTP berpengaruh pada aktivitas inhibisi korosi pada logam tembaga (Zuliandanu 2013).

Inhibisi korosi dapat ditinjau melalui pendekatan termodinamika dan kinetika. Hukum termodinamika menggambarkan keadaan energi yang tinggi yang akan berubah ke energi yang rendah. Kecenderungan ini membuat logam-logam bergabung kembali dengan unsur-unsur yang ada di lingkungan dan

(16)

2

Sintesis Zink diisoamilditiofosfat (ZDTPi) pada penelitian ini menggunakan isoamil alkohol dalam pelarut kloroform. ZDTPi hasil sintesis diukur kinerja inhibitor korosinya menggunakan metode polarisasi potensiodinamik dengan ekstrapolasi Tafel. Laju korosi ditentukan dengan menggunakan arus untuk menghasilkan suatu kurva polarisasi (tingkat perubahan potensial sebagai fungsi dari besarnya arus yang digunakan) pada permukaan logam. Teknik ini sudah umum digunakan untuk mengukur efisiensi ihhibitor korosi, serta biayanya yang terjangkau dan juga mudah dilakukan. Penelitian ini bertujuan menyintesis zink diisoamilditiofosfat pada medium kloroform dan mengukur kinerja inhibisinya terhadap korosi logam tembaga menggunakan teknik polarisasi potensiodinamik.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Penelitian ini terdiri atas 2 bagian, pertama ialah sintesis ZDTPi dan penciriannya, bagian kedua ialah pengukuran elektrokimia (Lampiran 1). Bahan-bahan yang digunakan adalah P2S5 (Merck), isoamil alkohol (Merck), ZnO

(teknis), kloroform (Merck), HNO3 pekat (Merck), akuades, HCl pekat (Merck),

aseton, ampelas silikon karbida 100 CW, HCl 5%, dan kupon tembaga (elektrode kerja). Alat-alat yang digunakan adalah labu didih, termometer pemanas, pengaduk magnetik, neraca analitik, penguap putar, potensiostat DY2300, spektrofotometer inframerah transformasi Fourier (FTIR) prestige-21 Shimadzu, spektrofotometer serapan atom (AAS) Shimadzu AA-6300.

Metode

Sintesis Zink Diisoamilditiofosfat

Zink diisoamilditiofosfat (ZDTPi) disintesis melalui 2 tahap. Tahap pertama adalah sintesis asam diisoamilditiofosfat (ADTPi) dengan cara mereaksikan 0.036 mol P2S5 dan 0.12 mol isoamil alkohol selama 12 jam menggunakan pelarut

kloroform di dalam labu didih pada suhu 70 pada penangas air (Dinoiu et al.

2007). Labu didih dilengkapi alat penjerap H2S yang berisikan Zn-asetat dan

NaOH 50% karena reaksi ini menghasilkan produk samping gas H2S (Lampiran

2). ADTPi yang dihasilkan direaksikan dengan 0.036 mol ZnO selama 12 jam sambil diaduk pada suhu ruang (Hayati 2013). ZDTPi yang dihasilkan diekstraksi dengan pelarut kloroform dan dicuci dengan air sampai fase air terlihat jernih. Fase minyak yang diperoleh diuapkan menggunakan penguap putar sampai semua pelarut kloroform tidak tersisa dan diperoleh fraksi ZDTPi yang murni sehingga dapat ditentukan rendemennya (Rismawati 2013).

Pencirian Produk ZDTPi

(17)

3 produk. Untuk pengukuran dilakukan dengan cara menggerus produk sebanyak 0.02 gram dengan KBr 0.1 gram, kemudian dibuat pelet dan diukur pada panjang gelombang 4000-500 cm-1. Pencirian menggunakan instrumen AAS yang bertujuan untuk mengetahui kadar Zn yang terkandung pada ZDTPi hasil sintesis. Pengukuran dilakukan dengan menimbang produk sebanyak 0.5 gram dan ditambahkan 10 mL HNO3 pekat. Campuran didestruksi sampai larutan tidak

berwarna, tambahkan 10 mL HCl pekat, destruksi kembali sampai asap hilang dan disaring ke dalam labu takar 50 mL. Larutan hasil destruksi ditambahkan dengan sejumlah akuades sampai tanda tera dan diukur.

Kinerja Inhibitor Korosi dengan Metode Polarisasi Potensiodinamik

Metode polarisasi potensiodinamik dilakukan dengan menggunakan tiga elektrode, yaitu elektrode kerja, elektrode pembantu, dan elektrode pembanding. Preparasi elektrode kerja tembaga (Cu) (Lampiran 3) dilakukan dengan cara mengampelas elektrode lalu membilasnya dengan HCl 5% dan akuades kemudian dibilas dengan aseton. Elektrode pembantu yang digunakan ialah kawat platina (Pt) dan sebagai elektrode pembanding digunakan elektrode Ag/AgCl. Ketiga elektrode dihubungkan dengan potensiostat DY2300. Elektroda kerja, pembanding, dan pembantu berturut-turut dihubungkan dengan kabel hitam, putih, dan merah. Potensiostat kemudian dinyalakan untuk melakukan pengukuran. pada perangkat komputer dan pada kotak dialog dipilih teknik linear polarization. Pengukuran dilakukan pada rentang potensial 60 sampai 100 mV untuk anode dan katode pada rentang potensial 60 sampai 0 mV dengan laju payar 0.2 mV/s. Preparasi sampel dilakukan dengan membuat larutan ZDTPi pada konsentrasi 0.5%, 1%, 2%, dan 3%. Pengukuran dimulai dengan mengukur blangko. Ketiga elektroda dimasukkan ke dalam reservoir yang berisi larutan uji NaCl 1%. Larutan uji dibiarkan mencapai kesetimbangan dengan ketiga elektroda tersebut selama 5 menit. Setelah pengukuran blangko selesai, elektrode Cu dibersihkan kembali dengan cara diampelas dan dibilas dengan HCl 5% kemudian bilas kembali dengan akuades dan aseton. Elektrode Cu yang telah dibersihkan kemudian dicelupkan ke dalam larutan ZDTPi selama 15 detik dan ditiriskan beberapa saat. Untuk elektrode pembanding dan pembantu cukup dibilas dengan akuades. Ketiga elektrode tersebut kemudian dirangkai kembali pada reservoir yang berisi larutan uji NaCl 1% yang sudah diganti dengan yang baru dan dibiarkan mencapai kesetimbangan sekitar 2 menit. Sampel yang diukur pada rentang potensial yang sama. Pengukuran larutan ZDTPi dilakukan dari konsentrasi terkecil sampai terbesar. Data yang didapatkan diproses menggunakan perangkat lunak potensiodinamik dengan ekstrapolasi Tafel sehingga didapatkan diagram Evans-Stern. Dari diagram tersebut diperoleh informasi berupa potensial korosi (Ecorr), tahanan polarisasi (Rp), tetapan Tafel anode (βa) dan katode (βc), serta kerapatan

arus korosi (icorr) (Perez 2004). Efektivitas inhibitor dihitung sesuai persamaan

berikut (Perez 2007):

%EI blangko- (inhibitor)

(blangko) 100%

(18)

4

1 ( (inhibitor (blangko )

Parameter Termodinamika Proses Korosi

Parameter termodinamika ditentukan berdasarkan persamaan Arrhenius keadaan transisi seperti berikut (Rafiquee et al. 2008):

Ln ln

Parameter H* dan S* berturut-turut merupakan perubahan nilai entalpi dan entropi keadaan transisi. Variasi suhu yang akan dilakukan ialah 30 , 40 , dan 50 , maka ΔH* dan ΔS* dapat ditentukan dari kurva persamaan garis antara ln(icorr/T) dengan I/T. Perubahan energi bebas Gibbs transisi (G*) ditentukan berdasarkan persamaan termodinamika berikut:

Kinetika Laju Korosi dengan Tinjauan Energi Aktivasi

Suatu Energi aktivasi dapat dihitung berdasarkan data dari kurva antara Ln

Icorr dan 1/T dengan variasi suhu 30 , 40 , dan 50 berdasarkan persamaan

Arhhenius sebagai berikut (Morad dan Kamal El-Dean 2006):

icorr e TEa

Senyawa kompleks Zink Diisoamilditiofosfat (ZDTPi) diperoleh melalui 2 tahap. Tahap pertama adalah tahap pembentukkan zat antara asam diisoamilditiofosfat (ADTPi) dari reaksi antara fosforus pentasulfida (P2S5)

(19)

5 ADTPi teroksidasi oleh udara karena sifat ADTPi yang tidak stabil, sehingga pada tahap kedua ADTPi yang telah terbentuk langsung direaksikan dengan zink oksida selama 12 jam tanpa pemanasan (Dinoiu et al. 2007). Skema reaksi ZDTPi ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Rute reaksi ZDTPi (R = Isoamil alkohol)

P2S5 pada sintesis ini dibuat berlebih agar alkohol yang direaksikan pada

tahap 1 habis terpakai. Jika terdapat alkohol yang tersisa pada tahap 1 akan berpengaruh pada nilai rendemen, karena dikhawatirkan terjadi persaingan adisi pada tahap 2 antara alkohol sisa dan ADTPi terhadap zink oksida. Zink oksida yang direaksikan juga dibuat berlebih agar ADTPi habis bereaksi membentuk ZDTPi (Zuliandanu 2013). Pelarut kloroform dipilih karena kloroform bersifat semipolar, sehingga kloroform dapat memudahkan reaksi antara P2S5 dan isoamil

alkohol yang gugus alkilnya bersifat semipolar (Hayati 2013).

Produk hasil sintesis dilakukan pemisahan dengan teknik ekstraksi cair-cair untuk menghilangkat zat pengotor. Produk dicuci menggunakan kloroform dan air sehingga terbentuk tiga fase yaitu fase air, fase minyak, dan fase padat. Pencucian dilakukan hingga fase air terlihat jernih (Rismawati 2013), kemudian fase minyak dipekatkan menggunakan penguap putar. Produk ZDTPi yang dihasilkan tampak seperti minyak dan berwarna kuning (Gambar 2). Rerata persen rendemen ZDTPi yang didapat sebesar 86.25%. Perhitungan persen rendemen dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 2 Produk ZDTPi (ADTPi)

(20)

6

Analisis dengan AAS dan FTIR

Analisis kadar logam Zn menggunakan AAS untuk menentukkan kadar logam Zn hasil sintesis dan membandingkan dengan kadar logam Zn teoritis (berdasarkan rumus molekul produk). Kadar logam Zn hasil sintesis didapat sebesar 10.36%, sementara kadar logam Zn teoritis sebesar 10.83%. Berdasarkan analisis, kadar logam Zn sintesis mendekati kadar logam Zn teoritis. Perhitungan kadar logam Zn ditunjukkan pada Lampiran 5.

Spektrum IR yang diperoleh dari hasil analisis produk ZDTPi digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat pada produk hasil sintesis. Gambar 3 merupakan spektrum inframerah produk sintesis. Bilangan gelombang 3000-2850 cm-1 menunjukkan adanya ulur C-H. Bilangan gelombang sekitar 1465 cm-1 dan 1375 cm-1 berturut-turut menunjukkan tekuk CH2 dan CH3 (Pavia et al

2001). Adanya ikatan P-S terlihat dari serapan pada 617-547 cm-1 dan ikatan P-O-C terlihat pada 1056-979 cm-1 (Hayati 2013). Serapan pada rentang 3500-3200 cm-1 tidak terlihat, menunjukkan ikatan O-H telah hilang, artinya alkohol telah habis bereaksi membentuk produk. Berdasarkan interpretasi spektrum hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa produk yang terbentuk adalah ZDTPi. Serapan Zn-S pada daerah inframerah jauh 300-400 cm-1 tidak diukur.

%T

Bilangan gelombang (cm-1)

Gambar 3 Spektrum inframerah produk sintesis

Efektivitas Inhibisi Korosi ZDTP Berdasarkan Polarisasi Potensiodinamik

Kinetika elektrokimia dari proses korosi logam dapat dikarakterisasi dengan menentukan minimal tiga parameter polarisasi yaitu arus korosi (icorr), potensial korosi (Ecorr), dan kemiringan Tafel (β). Sifat korosi dapat didekati dengan kurva

(21)

7 diketahui arus korosi dan efektivitas inhibisi korosi. Arus korosi didapatkan dari perpotongan antara kurva Tafel anode dan Tafel katode (Lampiran 7) dengan mengambil minimal 3 titik antara E dan i, sehingga membentuk suatu persamaan garis Tafel anode dan katode. Evaluasi terhadap parameter ini membantu dalam menentukan laju korosi yang dikonversi ke dalam bentuk laju korosi Faraday (CR)

dengan satuan mmpy (Perez 2004). Tabel 1 menunjukkan bahwa arus korosi menurun dan efisiensi inhibisi korosi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ZDTPi.

Tabel 1 Parameter korosi dan efektivitas inhibisi korosi ZDTPi No Konsentrasi Arus EI CR

Arus korosi sampel menjadi lebih kecil dibandingkan dengan blangko dan sampel dengan konsentrasi 3% memiliki arus korosi paling kecil, artinya pada ZDTPi 3% efektivitas inhibisi korosi paling tinggi dibandingkan dengan ZDTPi 0.5%, 1%, dan 2%. Kenaikan efektivitas inhibisi secara signifikan terjadi pada ZDTPi 1%, sedangkan pada ZDTPi 2% dan 3% kenaikan efektivitas inhibisi tidak secara signifikan. Diduga konsentrasi tersebut adalah dosis efektif ZDTPi dalam menginhibisi arus korosi (Zuliandanu 2013). Dosis efektif diambil berdasarkan titik belok pada kurva (Gambar 4). ZDTPi 3% mampu menginhibisi arus korosi paling besar, yaitu sampai 0.53 mA dengan efektivitas inhibisi sebesar 69.00 %.

Adsorpsi ZDTPi pada permukaan logam juga merupakan faktor penting dalam proses inhibisi korosi yang dievaluasi menggunakan nilai derajat penutupan permukaan ( ) pada logam. Derajat penutupan permukaan ( ) dapat dievaluasi menggunakan nilai efektivitas inhibisi korosi. Derajat penutupan permukaan meningkat dengan meningkatnya efektivitas inhibisi korosi (Sumijanto 2006). Derajat penutupan permukaan maksimal pada konsentrasi 3%. Contoh perhitungan terlampir pada Lampiran 8. Laju korosi (CR) dapat diartikan

kecepatan penurunan kualitas bahan terhadap waktu. Adanya inhibitor korosi dapat menurunkan laju korosi. Perhitungan CR terlampir pada Lampiran 9.

(22)

8

Gambar 4 Hubungan konsentrasi larutan ZDTPi dengan efektivitas inhibisi korosi

Pengaruh Suhu pada Arus korosi

Uji korosi dilakukan juga pada suhu 30 , 40 , dan 50 . Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 2, semakin tinggi suhu maka arus korosi semakin tinggi, baik pada blanko (tanpa inhibitor korosi) atau pada sampel (dengan penambahan inhibitor korosi). Nilai efektivitas inhibisi korosi semakin rendah dengan bertambahnya suhu, menunjukkan bahwa logam tembaga menjadi semakin terkorosi.

(23)

9 blanko maupun sampel meningkat hampir setengah kalinya dengan kenaikan suhu 10 . Efektivitas inhibisi korosi dari suhu 40 ke 50 menurun tidak sesignifikan pada suhu 30 ke 40 . Diduga kenaikan suhu yang lebih tinggi menyebabkan pergerakkan konstituen korosif semakin acak dan cepat dalam reservoir, mengakibatkan efektivitas ion Cl- berkurang, sehingga proses korosi tidak aktif kembali disebabkan waktu kontak antara konstituen korosif dan permukaan logam terlalu cepat (Zuliandanu 2013).

Parameter Termodinamika dan Kinetika Korosi

Parameter termodinamika dan kinetika korosi yang dilihat untuk proses inhibitor korosi diantaranya energi aktivasi (Ea), perubahan energi bebas Gibbs (ΔG*), perubahan entropi (ΔS*), dan perubahan entalpi (ΔH*). Nilai ΔH* dan

ΔS* dapat ditentukan berdasarkan persamaan Arrhenius keadaan transisi dengan variasi suhu 30 , 40 , dan 50 melalui kurva ln (i/T) terhadap 1000/T (Gambar 5). Berdasarkan kurva tersebut didapat bahwa ΔH* sampel lebih besar dari blangko. Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya inhibitor korosi dibutuhkan energi yang lebih besar untuk terjadinya korosi. Inhibitor korosi juga mampu meningkatkan derajat ketidakteraturan (ΔS*) pada sistem yang dibuktikan dengan meningkatnya ΔS* (Morad dan Kamal El-Dean 2006). Kespontanan suatu reaksi dijelaskan melalui perubahan energi bebas gibs (ΔG*). Adanya inhibitor korosi pada sistem dapat menurunkan kespontanan proses korosi. Terlihat bahwa nilai ΔG* sampel lebih positif dibandingkan blanko. semakin positif ΔG* semakin menurunkan kespontanan proses elektrokimia korosi. Tabel 3 menunjukkan nilai parameter termodinamika dan kinetika korosi.

Keterangan : blangko ( ) sampel ( ) Gambar 5 Aluran kurva persamaan Arrhenius keadaan transisi

(24)

10

Tabel 3 Parameter termodinamika dan kinetika korosi

ΔH* (kJ mol-1) ΔS* (J mol-1 K-1) ΔG* (kJ mol-1) Ea (kJ mol-1)

Blangko 27.12 -148.98 72.23 29.64

Sampel 40.78 -108.20 73.56 42.80

Kinetika korosi dijelaskan berdasarkan nilai Energi aktivasi (Ea) yang didapat. Ea diartikan sebagai energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi kimia dapat terjadi. Nilai Ea dapat ditentukan berdasarkan persamaan Arrhenius dengan variasi suhu 30 , 40 , dan 50 melalui kurva ln i terhadap 1000/T (Gambar 6). Nilai Ea sampel lebih besar dibandingkan blangko menunjukkan adanya penurunan laju korosi yang berkaitan dengan kenaikan energi minimum.

Keterangan : blangko ( ) sampel ( ) Gambar 6 Aluran kurva persamaan Arrhenius

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(25)

11 Saran

Variasi logam pusat pada senyawa kompleks serta alkohol pada rantai alkil perlu dilakukan untuk memverifikasi pengaruh muatan atom logam pusat terhadap efektivitas inhibisi korosi.

DAFTAR PUSTAKA

Atmadja S.T. 2010. Pengendalian korosif pada sistem pendingin menggunakan penambahan zat inhibitor. Rotasi. 12(2):7-13.

Becchi M, Perret F, Carraze B, Beziau JF, Michael JP. 2001. Structural determination of zinc dithiophosphates in lubricating oils by gas chromatography–mass spectrometry with electron impact and electron-capture negative ion chemical ionization. J Chrom. 905:207–222

Dinoiu V, Danilian F, Bogatu L. 2007. The influence of synthesis method of zinc dialkyldithiophosphates on the process of additivation.Rev Chim. 58(2): 183-185.

Evstaf’ev VP, Kononova E , Levin Y, Trofimova, Ivanova OV. 2001. A new dithiophosphate additive for lubricating oils. Chem and Tech of Fuels and Oils.37(6):427-431.

Fachri A. 2011. Studi pengaruh konsentrasi ubi ungu sebagai green inhibitor pada

material baja karbon rendah di lingkungan air laut pada temperatur 60˚C

[skripsi]. Depok (ID) : Universitas Indonesia.

Hayati IK. 2013. Pengaruh pelarut terhadap rendemen hasil sintesis seng dialkilditiofosfat (ZDTP) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ketis NK. Deana W, Sadijah A, Bunbun B. 2010. Efektivitas asam glutamat

sebagai inhibitor korosi pada baja karbon dalam larutan NaCl 1%. J Matematika dan Sains. 15(1):1-8.

Liston TV. 1992. Engine lubricant additives what they are and how they function.

J of the Society of Tribologist and Lubrication Engineers.389-397.

Morad MS, El-Dean AMK. 2006. 2,2'-Dithiois(3-cyano-4,6-dimethylpyridine): A new class of acid corrosion inhibitors for mild steel. Corr Sci. 48(11) 3398-3412.

Perez N. 2004. Electrochemistry and Corrosion Science. New York (US): Kluwer Academic Publishers.

Rafiquee MZA, Saxena N, Khan S, Quraishi MA. 2008. Influence of surfactants on the corrosion inhibition behavior of 2-aminophenyl-5-mercapto-1-oxa-3,4-diazole (AMOD) on mild steel. M Chem and Phys. 107(2-3), 528-533. Rismawati. 2013. Pengaruh jenis alkohol terhadap rendemen sintesis seng

dialkilditiofosfat (ZDTP) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Roberge PR. 2012. Handbook of Corrosion Engineering 2nd Ed. New York (US):

McGraw-Hill Professional.

Rudnick LR. 2009.Lubricant Additives Chemistry and Applications. 2nd Ed.Prancis (FR): CRC Press.

(26)

12

desorption/Ionization-time of flight mass spectrometry. Acta Chim Slov. 55:582-587.

Sitepu T., H. Ambarita, T.B.Sitorus, D.Silaen. 2010. Efek penambahan zat aditif pada minyak pelumas multigrade terhadap kekentalan dan distribusi tekanan bantalan luncur. J Dinamis. 1 (7). 17-22.

Sumijanto. 2006. Analisis efektivitas hidrazin sebagai alternatif inhibitor korosi pada sistem pendingin sekunder RSG-GAS. ISSN 0216-3128. 96-102. Zuliandanu D. 2013. Kinerja antikorosi zink dialkilditiofosfat berdasarkan studi

(27)

13 Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Pengukuran kinerja antikorosi (Potensiostat

DY2300)

P2S5 Kloroform Isoamil alkohol

Pemanasan 70˚C

Pengadukkan 12 jam dalam labu didih

ZnO

Produk

Pengadukkan 12 jam tanpa pemanasan

Zink diisoamilditiofosfat (ZDTPi) ADTPi

Karakterisasi FTIR

Ekstraksi dengan kloroform, dicuci

dengan air lalu diuapkan

Penentuan kadar Zn

(28)

14

Lampiran 2 Rangkaian alat sintesis ZDTPi

(sumber: Hayati 2013)

Keterangan:

a. campuran pereaksi-pereaksi b. penangas air

(29)

15 Lampiran 3 Elektrode Cu, reservoir, dan rangkaian alat pengukuran elektrokimia

Elektrode Cu

Reservoir

(30)

16

Lampiran 4 Bobot reaktan dan perhitungan sintesis ZDTPi

Ulangan

mol Alkohol (Isoamil alkohol) Masa isoamil alkohol (g)

Mr isoamil alkohol molg

% Rerata rendemen rendemen ulangan 1 + rendemen ulangan 22 85.20 +87.30

2

(31)

17 Lampiran 5 Perbandingan kadar Zn teori dengan hasil analisis AAS

Ulangan

Bobot Konsentrasi Kadar (%) Rerata kadar (%) Kadar sampel terbaca AAS Zn hasil Zn hasil (%)

(g) (mg/L) percobaan percobaan teoretis

1 0.5156 1117.352 10.84

10.36 10.83

2 0.5441 1075.912 9.89

Contoh perhitungan :

Kadar Zn hasil percobaan (%) [Sampel] S

mg Volume (L)

obot sampel (mg) × 100%

1075.91

g L 0.05 L

0.5441 × 100%

9.89%

Kadar Zn rerata hasil percobaan (%) Kadar n(Ulangan1+Ulangan2) 10.84+9.89

10.36% Kadar Zn teoretis (%) M r nproduk × 100%

65.39 g mol

603.8 g mol × 100%

(32)

18

Lampiran 6 Kurva polarisasi ZDTPi

0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0

P

ot

en

sial

(v)

Arus (mA)

Blanko

0,50%

1%

2%

3%

Blangko

0.5%

1%

2%

(33)

19 Lampiran 7 Perpotongan antara kurva Tafel anode dan Tafel katode

ykatode= yanode

Persamaan garis Tafel anode y1 = 0.080-43.564x

Persamaan garis Tafel katode y2 = 0.048+14.968x

Arus korosi (X), saat terjadi perpotongan (y1 = y2) Maka, y1 = y2

0.080– 43.564x = 0.048 + 14.968x

58.533x = 0.032

x = 0.000547 A

x = 0.547 mA

-0.0008 -0.0007 -0.0006 -0.0005 -0.0004 -0.0003 -0.0002 -0.0001 0

0.045 0.05 0.055 0.06 0.065 0.07

Ar

u

s (A

)

Potensial (V) y= 14.968 +0.048

(34)

20

Lampiran 8 Contoh perhitungan data polarisasi potensiodinamik

Perhitungan Ekstrapolasi Tafel

 Derajat penutupan permukaan ( )

(35)

21 Lampiran 9 Contoh perhitungan laju korosi

Laju korosi (CR)

CR

CR i

CR

CR 2.7410

CR 2.7410 Diketahui : 1 tahun = 31622400 detik (S), maka

(36)

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 3 November 1992 sebagai putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Ahmad Sanusi (Alm) dan Maryana. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Sejahtera 1 Depok dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK.

Gambar

Gambar 1  Rute reaksi ZDTPi (R = Isoamil alkohol)
Gambar 3  Spektrum inframerah produk sintesis
Tabel 1  Parameter korosi dan efektivitas inhibisi korosi ZDTPi
Tabel 2  Pengaruh suhu terhadap arus korosi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sejak tahun buku 2009 sampai tahun buku 2013 keuangan Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya belum terperinci sehingga belum diketahui bagaimana perkembangan laporan keuangan yang terjadi

tercapainya jadwal penyelesaian pembebasan lahan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. BUJT juga mengeluhkan adanya bunga yang dibebankan terhadap pinjaman

Hasil pengenalan dan pengujian ucapan secara tidak real time dengan menggunakan batas potong 0,2, segment averaging 128 dan k-nearest neighbor 7

Pengamatan yang dilakukan sebagai bahan penulisan tugas akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui prosedur pelayanan administrasi pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak

Metode transportasi yang digunakan untuk mencari solusi layak dasar awal dalam penelitian ini adalah Metode North West Corner (NWC) yang kemudian dilanjutkan dengan

1) Diharapkan pemerintah dapat terus berupaya untuk melakukan investasi di bidang infrastruktur, yang terdiri dari peningkatan proporsi jumlah rumah tangga untuk

Banyaknya jumlah komite audit ini akan mendorong penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan perusahaan.Penelitian terdahulu

Dengan metode tersebut, jika diterapkan pada graf G1, maka ruas yang terpilih pada langkah kedua adalah ruas:... Pohon Rentangan Minimum dari graf G1 mempunyai total