• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) DENGANQUESTION STUDENTS HAVE (QSH) DI KELAS X SMA SWASTA YAPIM MEDAN PADA MATERI POKOK VIRUS T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) DENGANQUESTION STUDENTS HAVE (QSH) DI KELAS X SMA SWASTA YAPIM MEDAN PADA MATERI POKOK VIRUS T.P 2014/2015."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan ketekunan kepada penulis, sehingga

skiripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

Skiripsi berjudulPerbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Learning Starts With A Question (LSQ) dengan Question Students Have

(QSH) di Kelas X SMA Swasta YAPIM Medan pada Materi Pokok Virus Tahun Pembelajaran 2014/2015 disusun untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak

Drs. Mhd. Yusuf Nasution, M.Si sebagai dosen pembimbimg skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran sejak awal sampai dengan selesainya

skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Adriana Y.D.

Lbn.Gaol, M.Kes, Ibu Dra. Masdiana Sinambela, M.Si, dan Bapak Drs. Djongken

Simamora, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Abdul Hakim Daulay, M.Si

selaku dosen pembimbing akademik dan pada seluruh Bapak dan Ibu dosen

beserta staf pegawai dan jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang sudah membantu

penulis. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Antoni Simbolon

selaku kepala sekolah di SMA Swasta YAPIM Medan, dan kepada BapakJoel

Siburian, SP, selaku guru Biologi di tempat penelitian yang telah membantu

Penulis menyelesaikan penelitian ini, beserta seluruh guru dan staf SMA Swasta

YAPIM Medan. Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada orang tua

dan semua keluarga tercinta khususnya ayah Bistok Sitorus dan ibu Bernike

Tambun yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang,

(3)

vi

perkuliahan. Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang tua sebagai tanda

terimakasih yang terdalam.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat

penulis serta teman terdekat Sovian Van Houten Halawa yang selalu membantu

dan mendampingi penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skiripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi

sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu

pendidikan. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih, semoga Tuhan Yang

Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan Anugerah kepada kita semua.

Medan, September 2014

Penulis,

(4)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL LEARNI NG STAR TS WITH A QUES TI ON (LSQ ) DENGAN

Q U E S T I O N S T U D E N T S H A V E ( Q S H ) D I K E L A S X SMA SWASTA YAPIM MEDAN PADA MATERI

POKOK VIRUS T.P 2014/2015 Fransiska Sitorus (NIM 4103141024)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model Learning Starts With A Question (LSQ) dengan Question Students Have (QSH)di kelas X SMA Swasta YAPIM Medan pada materi pokok virus tahun pembelajaran 2014/2015.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan populasi sebanyak 2 kelas. Sampel yang digunakan adalah 2 kelas yang diambil dengan teknik pengambilan sampel total. Kelas X1 diajarkan menggunakan model LSQ dan kelas X2dengan model QSH. Instrumen penelitian yang digunakan adalah 25 soal pilihan berganda. Berdasarkan data penelitian,nilai rata-rata pretest kelas LSQ adalah 60,903 dan rata-rata posttest 71,871. Peningkatan hasil belajar siswa sebesar 10,968. Di kelas QSH, nilai rata-rata pretestnya 54,667 dan rata-rata posttest 65,6. Peningkatan hasil belajar siswa sebesar 10,933. Perbedaan hasil belajar sebesar 0,035. Kemudian diuji dengan pengujian hipotesis (uji t) diperoleh thitung>ttabelyaitu 1,94>1,67menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model Learning Starts With A Question (LSQ) dengan Question Students Have (QSH)di kelas X SMA Swasta YAPIM Medan pada materi pokok virus tahun pelajaran 2014/2015.

(5)

iv

THE DIFFERENCES IN STUDENT LEARNING OUTCOMES USING MODEL LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) WITH

QUESTION STUDENTS HAVE (QSH) IN CLASS X SMA SWASTA YAPIM MEDAN IN THE SUBJECT OF

VIRUS ON ACADEMIC YEAR 2014/2015 Fransiska Sitorus (NIM 4103141024)

ABSTRACT

This study aimed to determine differences in student learning outcomes using the model of Learning Starts With A Question (LSQ) with Question Students Have (QSH) in class X SMA SwastaYAPIM Medan in the subject of virus on academic year 2014/2015.This research is an experimental study with population totaling 2 classes. The samples in this study were taken 2 classes with a total sampling technique. Classes X1 learning models LSQ and the class X2 using QSH. The research instrument used was 25 items of multiple choice form. Based on research data, average of pretest for class LSQ 60,903 and posttest 71,871. Increase of student learning outcomes 10,968. Class QSH, average of pretest 54,667 and posttest 65,6. Increase of student learning outcomes 10,933. The differences of student learning outcomes is 0,035. Then, the results of hypothesis testing (t test) obtained thitung<ttableis 1.94>1.67 showed unsignificant differences means that Hois received while Harejected, so it can be concluded that there is not a difference in student learning outcomes using the model of Learning Starts With A Question (LSQ) with Question Students Have (QSH) in class X SMA Swasta YAPIM Medan in the subject of virus on academic year 2014/2015.

(6)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstrack iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Hakekat Belajar 7

2.1.2. Belajar dan Pembelajaran 8

2.1.3. Hasil Belajar 9

2.1.4. Metode Pembelajaran Kooperatif 10 2.2. Model Learning Starts With A Question (LSQ) 15

2.2.1. Unsur-unsur dalam model LSQ 16

2.2.2. Langkah-langkah pembelajaran model LSQ 17 2.2.3. Keunggulan dan Kelemahan Model LSQ 17 2.3. Model Question Student Have (QSH) 18 2.3.1. Langkah-langkah pembelajaran model QSH 19

2.3.2. Keunggulan model QSH 20

2.4. Virus 20

2.5. Hipotesis 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 32

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 32

(7)

viii

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 32

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.6 Instrumen Penelitian 34

3.7. Uji Instrumen Penelitian 35

3.7.1. Validitas Tes 35

3.7.2. Reliabilitas Tes 35

3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal 36

3.7.4. Daya Beda 36

3.8. Analisis dan Pengolahan Data 37

3.8.1. Uji Normalitas 37

3.8.2. Uji Homogenitas 38

3.8.3. Uji Hipotesis 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 40

4.2. Uji Prasyarat Analisis Data 42

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 49

5.2. Saran 49

(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 33

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Penilaian pada Materi Pokok Virus 34

Tabel 4.1. Data hasil pretest siswa 40

Tabel 4.2. Data hasil posttest siswa 41

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Tubuh Virus 22

Gambar 2.2. Kapsid 23

Gambar 2.3. Cara Perkembangbiakan Virus 26

Gambar 4.1 Diagram Batang Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest

pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 41 Gambar 4.2 Diagram Batang Skor KKM dan Skor Posttest

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 52

Lampiran 2. RPP LSQ 55

Lampiran 3. RPP QSH 64

Lampiran 4. Instrumen Penelitian 74

Lampiran 5. Kunci Jawaban 81

Lampiran 6. Perhitungan validitas butir soal 82 Lampiran 7. Perhitungan reliabilitas butir soal 84 Lampiran 8. Tingkat kesukaran butir soal 85 Lampiran 9. Perhitungan daya beda butir soal 87 Lampiran 10. Keterangan uji instrument penelitian 89 Lampiran 11. Data hasil belajar pretest dan posttest kelas LSQ 91 Lampiran 12. Data hasil belajar pretest dan posttest kelas QSH 92 Lampiran 13. Rata-rata, SD dan varians pre-test dan post-test 93

Lampiran 14. Uji Normalitas 96

Lampiran 15. Uji Homogenitas 103

Lampiran 16. Uji Hipotesis 105

Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian 109

Lampiran 18 Perhitungan Uji Coba Tes Validasi dan Reliabilitas 114

Lampiran 19 Tabel Daya Beda 115

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu. Belajar dapat di pandang sebagai proses yang

diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

Sudjana dalam Rusman (2011) mengatakan, belajar merupakan proses melihat,

mengamati, dan memahami sesuatu. Sedangkan pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan

siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Untuk

mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat komponen yang

dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi

belajar mengajar, dan komponen evaluasi (Rusman, 2011).

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang

didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di

dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak

anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut

untuk memahami informasi yang diingatnya ituuntuk menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka

pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Sedangkan di dalam UU RI

No.20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara (Sanjaya, 2010).

Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian peserta didik

(12)

2

menunjukkan bahwa peserta didik dalam ruang kelas hanya memperhatikan

pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara

penelitian McKeachie dalam Sari(2013) menyebutkan bahwa dalam sepuluh

menit pertama perhatian peserta didik dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai

menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi tersebut merupakan kondisi

umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya

terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan, terutama disebabkan peserta didik di

ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan

visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan

(Eveline dan Hartini dalam Sari, 2013).

Permasalahan yang sama ditemukan di SMA Swasta YAPIM Medan

Medan. Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di sekolah ini yang

menyatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih tergolong rendah.Hasil belajar

kognitif siswa cenderung masih dibawah nilai batas tuntas yakni hanya60%dari

siswa kelas X yang tuntas dengan KKM 70.

Rendahnya nilai rata-rata siswa dapat dilihat dari ketidakmampuan

menjawab soal yang diberikan kepada siswa.Kurangnya kemampuan pemahaman

siswa dalam memahami konsep materi pelajaran yang diberikan.Selain itu, di

sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran

konvensional.Wawancara peneliti di SMA Swasta YAPIM Medan memperoleh

informasi bahwa model mengajar konvensional yang digunakan adalah ceramah,

mencatat, dan mengerjakan soal dan pembelajaran hanya berlangsung satu arah,

sehingga pemahaman sains, keterampilan berfikir dan keterampilan menganalisis

informasi siswa rendah. Guru tidak mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran.

Jika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, sedikit sekali yang melakukannya.

Hal ini karena siswa masih takut atau bingung mengenai apa yang akan

ditanyakan.

Kenyataan ini terjadi pada semua mata pelajaran yang menggunakan

pengajaran konvensional. Mata pelajaran Sains tidak dapat mengembangkan

kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi

(13)

3

menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal, sementara

pendidikan yang ada tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan

karakter serta potensi yang dimiliki anak. Komunikasi dua arah secara timbal

balik sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar, demi tercapainya interaksi

belajar yang optimal, yang pada akhirnya membawa kepada pencapaian sasaran

hasil belajar yang maksimal (Sanjaya, 2010).

Untuk itu, guru sebagai pendidik harus dapat mengatasi permasalahan di

atas dan perlu diupayakan pemecahannya yaitu dengan melakukan tindakan yang

dapat mengubah suasana pembelajaran yang meningkatkan keterampilan siswa,

hasil belajar dan menghadapkan pada model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu pilihan guru dalam

melakukan pembelajaran.Pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang

menekankan pada kerja sama dalam kelompok sehingga ada ketergantungan

positif antara siswa yang satu dengan yang lain, serta ada pertanggungjawaban

individu serta kelompok dalam akhir pembelajaran. Pembelajaran kooperatif

menurut Nurulhayati dalam Rusman (2011) adalah strategi pembelajaran yang

melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.

Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima pendapat orang lain dan bekerja

sama dengan teman yang berbeda latar belakangnya, membantu memudahkan

menerima materi pelajaran, meningkatkan kemampuan berpikir dalam

memecahkan masalah. Dengan adanya komunikasi antara anggota-anggota

kelompok dalam menyampaikan pengetahuan serta pengalamannya sehingga

dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar serta hubungan

sosial setiap anggota kelompok.

Beberapa penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Febrianti dan Kuswarini (2013)

dengan menggunakan model Learning Starts With A Question (LSQ)

menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa dalam

belajar yang terbukti dengan peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata postes

(14)

4

pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelaskontrol. Hasil pretest kelas

eksperimen diperoleh skor 16,42, hasil posttestdiperoleh skor 26,15. Hasil pretest

kelas kontroldiperoleh skor 19,83, hasil posttest diperoleh skor 22,75. Hal senada

juga dinyatakan Hasan, dkk. (2011) mengemukakan bahwa nilai rata-rata kelas

eksperimen 78,42 dan kelas kontrol 63,56. Penelitian-penelitian ini menunjukkan

peran penting model Learning Starts With A Question (LSQ) memiliki peranan

penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian dengan menggunakan model Question Student Have (QSH) juga

menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Noviansa (2013) mengemukakan

bahwa model Question Students Have(QSH) menunjukkandata hasil penelitian,

rata-rata hasil pretest di kelas eksperimen yaitu 16,81 dan kelas kontrol yaitu

15,90. Sedangkan untuk rata-rata posttest hasil belajar peserta didik yang

menggunakan model Question Student Have (QSH) adalah 31,16 dan rata-rata

nilai posttest hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

langsung adalah 28,77.Begitu juga dengan penelitian Anggelia, dkk. (2013) bahwa

strategi pembelajaran aktif tipe Question Students Have (QSH) berpengaruh

positif terhadap hasil belajar biologi siswa yaitu pada kelas eksperimen (rata-rata

79,2) dibandingkan dengan kelas kontrol (rata-rata 62,76). Hal yang sama juga

terjadi pada penelitian Dwi dan Kuswarini (2013) dimana kelas eksperimen

dengan rata-rata pretest 14,40 dan posttest 26,96 sedangkan kelas kontrol dengan

rata-rata pretest 12,09 dan posttest 25,87.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, bahwa metode pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka penulis ingin mengetahui bagaimana

perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Learning Starts

With A Question (LSQ) dan Question Student Have (QSH), sehingga penulis

(15)

5

1.2.Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilakukan identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar siswa dimana yang lulus KKM hanya 60%

2. Penggunaan model pembelajaran yang tidak bervariasi, menggunakan

model pembelajaran konvensional

3. Minat belajar siswa yang rendah

1.3.Batasan masalah

Mengingat luasnya masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka

penulis membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada“PerbedaanHasil Belajar

Siswa Menggunakan Model Learning Starts With A Question (LSQ) dengan

Question Students Have (QSH)di Kelas X SMA Swasta YAPIM Medan pada

Materi Pokok Virus Tahun Pembelajaran 2014/2015”.

1.4.Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah maka yang menjadi

rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswamenggunakan model Learning Starts With A

Question (LSQ) di kelas X SMA Swasta YAPIM Medanpada Materi

PokokVirus?

2. Bagaimana hasil belajar siswa menggunakan model Question Studenst

Have (QSH)di kelas X SMA Swasta YAPIM Medanpada Materi Pokok

Virus?

3. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model Learning

Starts With A Question (LSQ) denganQuestion Students Have

(16)

6

1.5. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model Learning

Starts With A Question (LSQ)dikelas X SMA Swasta YAPIM Medanpada

Materi Pokok Virus Tahun Pembelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model Question

Students Have (QSH)di kelas X SMA Swasta YAPIM Medanpada Materi

Pokok Virus Tahun Pembelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswamenggunakan model

Learning Starts With A Question (LSQ) dengan Question Students Have

(QSH)dikelasX SMA Swasta YAPIM Medanpada Materi Pokok

VirusTahun Pembelajaran 2014/2015.

1.6. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Sebagai sumber data bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti dengan

menggunakan model LSQ dan QSH

2. Sebagai acuan bagi guru-guru sebagai pendidik dalam menerapkan variasi

strategi pembelajaran terutama model LSQ dan QSH khususnya pada

pembelajaran Biologi

3. Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan kreativitas dan hasil

(17)

49

BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa menggunakan model Learning Starts With A Question

(LSQ) pada materi pokok virus di kelas X SMA Swasta YAPIM Medan tahun

pembelajaran 2014/2015 adalah sebesar 71,871 dengan standar deviasi 12,066

2. Hasil belajar siswa menggunakan model Question Students Have (QSH) pada

materi pokok virus di kelas X SMA Swasta YAPIM Medan tahun

pembelajaran 2014/2015 adalah sebesar 65,600 dengan standar deviasi 14,272

3. Hasil belajar siswa menggunakan model Learning Starts With A Question

(LSQ) tidak menunjukkan perbedaan dengan Question Students Have (QSH) di

kelas X SMA Swasta YAPIM Medan pada materi pokok virus tahun

pembelajaran 2014/2015. Nilai rata-rata pretest kelas LSQ adalah 60,903 dan

rata-rata posttest 71,871. Peningkatan hasil belajar siswa sebesar 10,968. Di

kelas QSH, nilai rata-rata pretestnya 54,667 dan rata-rata posttest 65,6.

Peningkatan hasil belajar siswa sebesar 10,933. Perbedaan hasil belajar

menunjukkan nilai yang sangat rendah yaitu 0,035. Hasil pengujian hipotesis

(uji t) diperoleh thitung>ttabelyaitu 1,94>1,67 (tidak signifikan).

5.2. Saran

1. Guru harus cermat memilih materi yang sesuai dengan model yang digunakan

agar pembelajaran berlangsung efektif terutama model LSQ dan QSH.

2. Memperbaiki cara guru atau peneliti dalam mengajar diruangan kelas agar

materi yang dijelaskan mudah dipahami.

3. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif, perlu diperhatikan pengaturan

waktu agar pelaksanaan modelnya lebih maksimal dan memperoleh hasil yang

(18)

50

DAFTAR PUSTAKA

Anggelia, N., Har, E., Hendri, W., (2013), Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Student Have dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA N 1 Koto XI Tarusan T.P 2012/2013, (Skripsi), Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, A., (2007), Media Pembelajaran, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Dimyati, Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Dwi, I., Kuswarini, P., (2013), Application of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have on The Human Body Excretion System Concept (Eksperimental Studies at Iith Grade Science of the 1st Public Senior High School Singaparna Tasikmalaya District, Akademic Year of 2012/2013), (Skripsi), jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Febrianti, Y., Kuswarini, P., (2013), The Application of Cooperative Teaching Learning Model Type of Learning Starts With A Question (LSQ) in Tke Ecosystem Concept on 7th Grade of The 3rd Junior High School at Panumbangan Akademic Year of 2012/2013, (Skripsi), jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.

Foster, Bob, (2006), 1001 Plus Soal dan Pembahasan Biologi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gunawan, 2007. Biologi untuk Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hasan, R., Risdawati, R., Nerita, S., (2012), Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts With A Question Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 2 Pacung Soal Kabupaten Pesisir Selatan T. P 2011/2012, (Skripsi), jurusan Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI, Sumbar.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

(19)

51

Nurhayati, N., (2012), 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Biologi untuk SMA/MA, Penerbit Yrama Widya, Bandung.

Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini, Suharno, Bambang, (2007), Biologi untuk Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Purnajanti, L., (2012),http://laksmipurnajanti.wordpress.com/2012/08/15/model-learning-starts-with-a-question.html (akses Januari 2014).

Rachmadsyarul (2013),http://www.rachmadsyarul.wordpress.com/2013/11/27/ bentuk-virus/ (akses Juli 2014).

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, Penerbit PT. RajaGrafindoPersada,Jakarta.

Sanjaya, W., (2010), StrategiPembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.

Sari, Y., (2013), Penerapan Strategi Question Student Have (QSH) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Model Pembelajaran Cooperative dengan Materi Pokok Peluang di Kelas X IPA SMA Lingua Prima Indralaya, (Skripsi), jurusan Pendidikan MipaFakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Sriwijaya, Palembang.

Sudijono, A., (2011), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PR RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, 2002, Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Suprijono, A., (2012), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 3.1. Rancangan PenelitianTabel 3.2. Kisi-kisi Tes Penilaian pada Materi Pokok Virus
Gambar 2.1.Gambar 2.2.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai adjusted R square pada penelitian ini sebesar 47,7% yang berarti ketiga variabel independen yang digunakan yaitu independensi, integritas dan kompetensi hanya mampu

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis apakah MOCAF dapat dikombinasikan dengan terigu, (2) menganalisis apakah terdapat perbedaan proses produksi pada roti

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENERAPKAN ASAS ACTORY IN COMBIT PROBATIO TERHADAP PERISTIWA YANG DIBUKTIKAN OLEH PARA PIHAK.. (Studi Kasus di Pengadilan

Pasar modal merupakan sarana untuk melaksanakan investasi yang memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan

Implementasi model Cooperatife Learning tipe STAD dengan media permainan ular tangga dapat meningkatkan kreativitas belajar IPS siswa sesuai dengan indikator yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 Prinsip perilaku yaitu Integritas, Kerahasiaan dan Kompetensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit, namun hasil pengujian

Semiotika merupakan teori ilmiah yang dapat digunakan untuk mengkaji bentuk tanda, pesan, dan makna pada karya seni rupa kontemporer.Teori semiotika digunakan

Memperhatikan kondisi oseanografi yang meliputi SPL dan klorofil-a serta kaitanya dengan CPUE ikan cakalang dan tongkol maka dapat diestimasi bahwa lokasi potensial penangkapan