• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA DI MA MA’ARIF TANJUNGSARI, MA MUHAMADIYAH TANJUNGSARI DAN SMK YPIB FARMASI TANJUGSARI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA DI MA MA’ARIF TANJUNGSARI, MA MUHAMADIYAH TANJUNGSARI DAN SMK YPIB FARMASI TANJUGSARI."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN

KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA DI MA MA’ARIF

TANJUNGSARI, MA MUHAMMADIYAH TANJUNGSARI DAN SMK YPIB FARMASI TANJUNGSARI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

Rizky Heryan Adhitya 0704388

Jurusan Pendidikan Olahraga

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

(2)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan

jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan jasmani Dengan

Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pendidikan jasmani di MA Ma’arif

Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari, SMK YPIB Tanjungsari“ ini

sepenuhnya karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan

plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelangaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 25 Februari 2013

Yang Membuat Pernyataan,

(3)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

NAMA : RIZKY HERYAN ADHITYA NIM : 0704388

JUDUL : UPAYA GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA DI

MA MA’ARIF TANJUNGSARI, MA MUHAMMADIYAH DAN

SMK YPIB FARMASI

Disetuju dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd NIP. 197409072001121001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Sucipto, M.Kes. AIFO NIP. 196106121987031002

(4)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

(5)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

ABSTRAK

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana dan Prasarana di MA

Ma’arif Tanjungsari, MA Muhamadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjugsari.

Rizky Heryan Adhitya

(6)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji milik Allah SWT, seraya bersyukur yang menjadi kewajiban

makhluk yang beriman pada-Nya, karena berkat nikmat dan rahmat-Nya yang tak

terhitung oleh hamba-hamba-Nya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga Allah limpah curahkan pada uswah insan dunia

Nabiyullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggambarkan tentang Upaya guru

pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani

dengan keterbatasan sarana dan prasarana serta upaya guru pendidikan jasmani

dalam mengatasi berbagai hambatan dalam kegiatan pembelajaran di 3 sekolah di

KecamatanTanjungsari. Semoga ini dapat dijadikan gambaran untuk lebih serius

dalam menjalankan amanah sebagai guru pendidikan jasmani , sehingga dapat

menghasilkan manusia yang sehat jasmani dan rohaninya. Banyak hambatan yang

dihadapi dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat bimbingan dan dorongan

serta do’a dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Februari 2013

(7)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

UCAPAN TERIMA KASIH

Allah Pemilik seluruh kehidupan di alam semesta. Hanya kepada-Nya

manusia menggantungkan doa dan harapan. Semua yang diterima manusia adalah

bukti limpahan kasih sayang-Nya. Sudah menjadi kewajiban manusia untuk selalu

bersyukur atas segala yang diberi. Ucapan syukur penulis ungkapkan atas

kekuatan dan kelancaran yang telah diberikan kepada penulis selama masa

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurah kepada junjunan alam Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah

membawa umat manusia pada jalan kebaikan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada Ibu tercinta Hj. Yani Haerani dan Ayah H.Yusuf

Bambang Heruyatno. Kasih sayang dalam setiap do’a dan ucapannya yang

senantiasa dilantunkan untuk penulis. Pengorbanan moral dan materiil yang

diberikan untuk setiap aktivitas yang penulis lakukan. Mudah-mudahan

persembahan kecil ini bisa memberi setitik senyum di dalam hidup Ibu dan Ayah.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor UPI.

2. Bapak Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Pendidikan

(8)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

3. Bapak Drs. Mudjihartono, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Olahraga.

4. Bapak Drs. Sucipto, M. Kes., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

5. Bapak Dr. Bambang Abduljabar M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, terimakasih

atas semua bantuan dan bimbingannya, mudah-mudahan menjadi amal

kebaikan.

6. Bapak Didin Budiman, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak atas semua

pengorbanannya.

7. Bapak Suherman Slamet M.Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik

Penulis, terima kasih atas bimbingan dan perhatiannya kepada Penulis

selama menempuh studi, mudah-mudahan segala amal kebaikan bapak

dibalas oleh Allah Swt.

8. Seluruh Dosen dan Staf di lingkungan FPOK UPI yang telah membekali

ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti

studi.Mudah-mudahan ilmu pengetahuan yang telah diberikan dapat menjadi bekal yang

bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat penulis. Amin.

9. Bapak Kepala sekolah MA.Ma’arif Tanjungsari, MA Muhamadiyah

Tanjugsari dan SMK YPIB Tanjungsari yang telah .memberikan izin

(9)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

10..Guru Pendidikan jasmani Jajang Suhendar S.pd. Fuji Setiawan S.pd dan

Fajar Kurniawan S.pd yang telah menginjinkan dan membantu selama

penelitian berlangsung. .

11.Adik ku tercinta, Yunita Putri Heryani yang telah melengkapi keceriaan

dalam keluarga kita dan memberikan semangat kepada penulis untuk lebih

percaya diri dalam setiap langkah.

12.Kakak ku Bayu Bakhtiar Efendi S.E dan Teteh Irlynda Nursyam A.Md,

yang selalu memberikan nasehat kepada penulis untuk selalu hidup di

jalan yang baik.

13.Yang terkasih Vina Agustina yang selalu setia menemani dan memberikan

semangat setiap waktu.

14.Keluarga besar ayah dan ibu: keluarga Abah H.Bahrun dan Mih Hj Yoyoh

( Rian , Arina, Dimas, adhia , Angga, Mang Eik, Bi Suci, Haikal, Nawal,

Nayla), keluarga Mbah Warjo Brebes, ( Mbah, Om Azis dan keluarga, Om

aris an keluarga, Om Agus dan keluarga ,Mas toyo). Keluarga Mamih

jakarta serta keluarga Terima kasih atas doa dan dukungan yang kalian

berikan.

15.Seluruh anggota keluarga dan saudara, pengalaman dan pedoman hidup

yang kalian ajarkan selalu menuntunku untuk belajar menjadi pribadi yang

lebih baik, bersma kalian hidup sungguh penuh arti.

16.Para sahabatku Endjoy Squad Sidik, Abah, Ilham, Azie, Azay, Agi, Bayu,

Ucup, Dani, kakang, Hendri, Takur, Irfan, Murphy, Abeng, Tebe, Manul,

Obet, Nirwan, Juniar, Bayu B. Sahabat, pernah kita sama-sama tak sejalan,

bertengkar hebat dan untuk sesaat kita menjadi begitu saling membenci,

kita sering terdiam tak berkata-kata dalam beberapa saat karena kesalah

(10)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

prinsip, tetapi itu hanyalah sementara karena kemudian semua kembali

lebih sempurna, kita tetap bersama, tetap saling berbagi cerita. Tanpa

warna-warni yang kalian goreskan mungkin hidupku akan begitu sepi,

karena tidak ada lagu bagi ragaku. Persahabatan dengan kalian adalah

sebuah ikatan yang berharga, hingga ketika waktu untuk sejenak berpisah

tiba dan kemudian ketika waktu mengijinkan kita kembali bertemu, kita

akan bertemu dengan kedewasaan diri demi lebih saling menghargai.

Tetap berjuang meraih mimpi sahabatku.

17.Rekan-rekan seperjuangan seluruh almamater PJKR 2007 kelas A, B, C

dan D. Bersama kalian begitu banyak hal baru yang aku dapatkan.

Sahabat, kita semua sama, sama-sama sedang berjuang menggapai cita.

18.Sahabat-sahabat cimukti dan Tanjugsari: Bobi, Roni, Fahmi, Tarjo, Janur,

Samir, Viki, Indra geng, Diki, Yuda, Evi Usman, Cece deka, Agus, Pa

Pepen, Azay, Wawan, Opal, Rudi, Arif dan yang lainya terima kasih

semangat nya.

19.Teman-Teman SMA Negeri 1 Talaga Khususnya XII IPS 1 terima kasih

kebersamaan nya selama ini.

20.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, baik secara

moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga setiap langkah yang kita lakukan menjadi amal kebaikan

yang akan menjadi jalan menuju terbukanya amal kebaikan dan semoga Allah

(11)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Bandung, Februari 2013

(12)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPA TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GRAFIK ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Batasan masalah ...10

D. Tujuan Penelitian ...11

E. Manfaat Penelitian ...11

F. MetodePenelitian...12

G. PenjelasanIstilah ...15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Jasmani ...16

B. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani ...18

C. Pembelajaran Pendidikan jasmani di SMA ...21

D. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani ...23

(13)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian...47

B. Populasi dan Sampel ...50

C. Instrument Penelitian ...51

D. Teknik Analisis Data ...66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...67

B. Diskusi Penemuan ...72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...77

B. Saran ...78

DAFTAR PUSTAKA

(14)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GRAFIK BAGAN

2.1 Pembelajaran pendidikan jasmani ... 20

TABEL 2.1 Standar Umum Prasarana Sekolah dan Olahraga Kesehatan ... 32

3.1 Karakteristik Sampel ... 51

3.2 Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 57

3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 58

3.4 Hasil Pengujian Validitas Butir Angket ... 62

4.1 Hasil Pengelompokan Tiap Butir Pertanyaan ... 68

4.2 Hasil Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 68

(15)

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

A. AngketUjiCoba

B. UjiValiditasAngketUjiCoba

C. UjiReliabilitasAngket

D. Angket

E. Tabel Hasil Rata-Rata Sub Komponen

F. Tabel Hasil Simpangan Baku Sub Komponen

G. SK Pembimbing Skripsi.

H. Surat Penelitian.

I. Foto-Foto Penelitian.

(16)

1

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam melaksanakan rutinitas kehidupannya tidak akan pernah lepas

dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia

baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun

kematangan berfikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

No.20 tahun 2003, disebutkan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Pendidikan dapat berupa pendidikan formal, nonformal, dan informal,

sebagaimana dikemukakan oleh Redja Mudyaharjo (2001:6) bahwa :

Pengertian pendidikan secara sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang di serahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial.

Peran sekolah sangat penting dalam mengupayakan proses pembelajaran yang

(17)

2

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

yang dilakukan di sekolah, pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan

siswa yang tujuanya lebih mengutamakan untuk peningkatan intelektual dan

kemampuan serta keterampilan tertentu yang yang berhubungan langsung dengan

materi pelajaran, pendidikan jasmani termasuk dalam mata pelajaran wajib

disekolah-sekolah.

Pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2009:5) adalah :

Pendidikan melalui dan tentang aktivitas fisik atau dalam bahasa aslinya

Physical education is education of and through movement. Terdapat tiga kata

kunci dalam definisi tersebut, yaitu 1) Pendidikan (education), yang direflesikan dengan kompetensi yang ingin diraih siswa 2) melalui dan tentang (trough and

of), sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan hubungan yang

dinyatakan dengan berhubungan langsung dan tidak langsung dan 3) gerak (movement), merupakan bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum pendidikan jasmani.

Berdasarkan definisi tersebut cukup jelas bahwa posisi movement atau dalam

kurikulum disebut bahan kajian yang terdiri dari tujuh bahan kajian (aktivitas

permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas uji diri/senam, aktivitas

ritmik, aktivitas air/aquatiq, aktivitas luar kelas, dan kesehatan), dapat ditempatkan

sebagai alat dan tujuan. Bahan kajian ditempatkan sebagai alat manakala tujuan yang

ingin diraih berupa kompetensi personal dan sosial, sedangkan bahan kajian sebagai

tujuan manakala tujuan yang ingin diraih berupa kompetensi akademis dan non

akademis.

Adapula tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani seringkali didefinisikan

(18)

3

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

William, 1930; Adam, 1959; Weaston, 1962), namun semua tujuan tersebut pada

dasarnya dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori tujuan seperti yang

dikemukakan oleh Bucher (1964) yaitu:

(1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh. (2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful). (3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya. (4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting dimana salah

satunya adalah guru. Menurut Supandi (1992:8):

Guru merupakan faktor stategik lain yang mempunyai pengaruh nyata terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Begitu pentingnya kedudukan guru sebagai faktor strategi belajar mengajar, sehingga strategi belajar mengajar dapat dibataskan sebagai usaha meningkatkan daya guna interaksi guru dan siswa. Guru mempunyai kuasa yang besar untuk menetapkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar mengajar yang menentukan pola membentuk lingkungan, menetapkan tujuan, dan menyusun bahan, dan penilaian proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar itu pada hakekatnya ada di tangan guru. Kekuasaan di tangan itu tentu saja harus dipergunakan demi kepentingan siswa.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat

mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan

(olahraga), internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan

(19)

4

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

pendidikan jasmani yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata

pelajaran lain yang didominanasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat

kajian teoritis. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani lebih dominan pada

aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multi dimensi

(aspek psikomotorik, kognitif, dan apektif). Untuk itu kompetensi didaktik dan

metodik mengajar merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru

pendidikan jasmani. Meski demikian masih banyak guru pendidikan jasmani yang

melaksanakan proses pembelajaran dengan cara tradisional dengan menitikberatkan

materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat kecabangan olahraga tanpa

memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya.

Namun fakta di lapangan masih banyak guru yang tidak sesuai dengan bidang

keahliannya termasuk diantaranya guru pendidikan jasmani. Masih sering terjadi ada

guru pendidikan jasmani di sekolah-sekolah yang bukan berlatar belakang penjas,

kebanyakan masih beranggapan bahwa pelajaran pendidikan jasmani boleh diajarkan

oleh siapa saja guru yang suka berolahraga, profesionalitas guru pendidikan jasmani

sangat diperlukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Adapun menurut

Tarigan Beltasar (2009:118) mengemukakan bahwa :

(20)

5

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

tidak ada lagi guru agama, guru kesenian dan lain-lain yang mengajar pendidikan jasmani.

Materi, tujuan, proses pembelajaran, dan peserta didik (siswa) merupakan

elemen penting yang saling terkait dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang

lainnya namun ada yang harus diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani yakni sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana penjas

merupakan penunjang yang sangat penting dalam semua jenjang pendidikan. Salah

satu kendala yang masih dihadapi dalam dunia pendidikan kita diantaranya

kemampuan keuangan yang kurang efektif serta faktor-faktor lain yang telah

menyebabkan kondisi sekolah masih jauh dari memadai. Mulai dari gedung yang

rusak, ruang kelas yang terbatas maupun kelengkapan alat-alat pendidikan jasmani

yang seharusnya dibutuhkan dalam pencapaian proses belajar mengajar yang

maksimal.

Soepartono, dalam buku Sarana dan Prasarana Olahraga Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

tahun (1999/2000) menyatakan:

Sarana olahraga merupakan terjemahan dari “facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan olahraga atau pendidikan jasmani agar tercapai secara maksimal. Sedangkan prasarana sendiri secara umum dapat berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan).

Salah satu kendala kurang lancarnya pembelajaran pendidikan jasmani di

(21)

sekolah-6

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

sekolah tersebut. Selain itu ketergantungan para guru pendidikan jasmani pada sarana

yang standar serta pendekatan pembelajaran pada penyajian teknik-teknik dasar yang

juga standar sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Kedua hal tersebut

menyebabkan pola pembelajaran yang kurang variatif dan cenderung membosankan

siswa peserta didik.

Hingga kini masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memiliki prasarana

pendidikan jasmani yang layak dan memadai bahkan sering kali harus mencari lahan

kosong atau berdesak-desakan dengan beberapa sekolah lain untuk bisa

menggunakan lahan yang ada. Belum lagi sarana yang mereka miliki juga sangat

terbatas, begitupun yang dialami oleh beberapa sekolah di Kecamatan Tanjungsari

Kabupaten Sumedang yang akan dijadikan kegiatan penelitian oleh penulis yakni

Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK

YPIB Farmasi Tanjungsari yang sama sekali tidak memiliki lapangan untuk olahraga

atau kegiatan pembelajaran pedidikan jasmani, dimana kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani dilakukan di Alun-Alun Kecamatan Tanjungsari yang terkadang

sering berdesakan dengan sekolah-sekolah lain yang juga kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani nya dilaksanakan di Alun-Alun Kecamatan Tanjungsari. Oleh

karena itu jangan heran bila pelaksanaan pendidikan jasmani dari hari ke hari hanya

begitu-begitu saja dan seringkali akan membosankan para siswa sendiri.

Ujung-ujungnya bisa ada anggapan bahwa pendidikan jasmani dianggap tidak begitu perlu

(22)

7

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Selain itu pemahaman siswa tentang pentingnya pendidikan jasmani dalam

meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masih sangat rendah, karena

sebagian besar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pembelajaran pendidikan

jasmani merasa terpaksa akan tuntutan kurikulum, Minat siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran penjas semakin rendah apabila pelaksanaan pembelajaran penjas

dilakukan pada siang hari dibawah panas terik matahari yang dapat membuat kulit

siswa menjadi hitam.

Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki

sekolah-sekolah, menuntut guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam

memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.

Guru yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi

yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga anak

merasa senang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan.

Atas dasar uraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian

dan melihat gambaran tentang Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan sarana dan Prasarana di

Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK

YPIB Farmasi Tanjungsari.

B. Rumusan Masalah

Masalah utama dalam pendidikan jasmani di indonesia hingga dewasa ini

(23)

8

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

sarana dan prasarana masih sangat berpengaruh dalam efektivitasnya pembelajaran

pendidikan jasmani, meskipun di daerah perkotaan masih banyak sekolah yang masih

kekurangan fasilitas pembelajaran pendidikan Jasmani yang tidak sebanding dengan

banyaknya siswa yang dari tahun ke tahun selalu bertambah. Peran sekolah dan guru

penjas sangat diperlukan untuk membuat suasana pembelajaran pendidikan jasmani

siswa menjadi efektif.

Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di Madrasah Aliyah Ma’arif

Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

sebagian besar dilaksanakan di Alun-Alun Kecamatan Tanjungsari yang jarak

sekolah dengan Alun-Alun sangat berdekatan, Alun-Alun Kecamatan Tanjungsari

selain sebagai tempat bermain bagi masyarakat disekitar kecamatan Tanjungsari juga

memiliki sarana untuk berolahraga, disana tersedia dua lapangan untuk permainan

Bola Voli. Tekstur tanah di Alun-Alun juga cukup bagus yang sebagian tedapat

rumput hijau nya, selain Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah

Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari yang melaksanakan pembelajaran

pendidikan jasmani disana juga sering dipakai oleh Sekolah dasar dan Madrasah

Tsanawiyah yang jarak sekolahnya berdekatan dengan Alun-Alun Tanjungsari serta

disekolahnya belum terdapat sarana dan prasarana untuk pembelajaran pendidikan

jasmani, sering juga terjadi proses pembelajaran penjas dilaksanakan bersamaan

(24)

kegiatan-9

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

kegiatan kecamatan atau acara-acara partai yang tidak menutup kemungkinan jadwal

kegiatan akan bersamaan waktu nya dengan jam pelajaran pendidikan jasmani.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, yang menjadi masalah umum dari

penelitian ini adalah upaya-upaya guru pendidikan Jasmani pada waktu proses

pembelajaran pendidikan jasmani dengan keadaan kurang tersedianya sarana dan

prasarana pendidikan jasmani di Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, SMK

Muhammadiyah dan SMK Farmasi. Dengan dimaksudkan Agar dapat terciptanya

kegiatan pembelajaran pendidikan Jasmani yang efektif yang membuat siswa merasa

senang serta mendapatkan pelajaran yang bermanfaat setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran pendidikan jasmani serta tercapainya tujuan penjas itu sendiri.

Salah satu kendala kurang lancarnya pembelajaran pendidikan jasmani di

sekolah Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan

SMK YPIB Farmasi Tanjungsari adalah kurang memadainya sarana pembelajaran

pendidikan Jasmani yang dimiliki serta kebanyakan kegiatan pembelajaran

pendidikan Jasmani harus di lakukan di tempat umum yakni Alun-alun tanjungsari

untuk itu sangat diperlukan keterampilan guru serta untuk membuat proses

pembelajaran bisa bejalan efektif, siswa merasa senang serta tercapainya tujuan

pendidikan jasmani. Sebenarnya untuk pembelajaran pendidikan jasmani, seorang

guru dapat berbuat banyak dan lebih leluasa dalam menggunakan, memanfaatkan,

(25)

10

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Deskripsi rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan

pembatasan masalah penulis tuangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimana Upaya Guru Penjas dalam memanfaatkan sarana dan prasarana

pendidikan Jasmani yang tersedia untuk pembelajaran pendidikan Jasmani di

Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan

SMK YPIB Farmasi Tanjungsari Kabupaten Sumedang?

2. Bagaimana upaya-upaya guru untuk mengatasi hambatan dalam keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan Jasmani tersebut demi

terlaksananya kegiatan pembelajaran pendidikan Jasmani yang efektif?

C. Batasan Masalah

Supaya masalah yang akan dibahas tidak menyimpang dari masalah yang

sebenarnya dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka penulis

memberikan batasan-batasan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Variabel dalam penelitian ini adalah Upaya Guru Pendidikan Jasmani dalam

mengatasi keterbatasa sarana dan prasarana pendidikan jasmani di Madrasah

Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK

YPIB Farmasi Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

2. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah institusi, Guru Pendidikan

Jasmani dan Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah

(26)

11

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

D. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum.

Secara eksplisit penelitian ini untuk mengetahui Upaya Guru Pendidikan

Jasmasni dalam menerapakan pembelajaran pendidikan Jasmani melalui Pemanfaatan

Sarana dan Prasarana Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Madrasah Aliyah

Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi

Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk memperoleh informasi tentang upaya guru Pendidikan Jasmani dalam

Pemanfaatan sarana dan Prasarana Belajar Pendidikan jasmani di Madrasah

Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB

Farmasi Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui Upaya guru pendidikan jasmani dalam mengatasi keterbatasan

sarana dan prasarana yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam proses

pembelajaran di Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah

Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

E. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut :

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan keilmuan bagi pembuat kebijakan

Sekolah serta para pelaksana di sekolah sebagai lembaga yang berkompeten yang

(27)

12

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

2. Secara praktis dapat dijadikan acuan oleh para guru pendidikan jasmani sebagai

bahan pertimbangan dalam pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan Jasmani

yang kurang tersedia untuk proses belajar mengajar pendidikan Jasmani di

Sekolah.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Mengenai metode deskriptif sebagaimana dikemukakan oleh

Sunaryo Kartadinata bahwa: “Deskriptif adalah mengolah dan menganalisa data dari

kelompok tertentu sebagaimana adanya, dan tidak bermaksud menarik

kesimpulan-kesimpulan yang berlaku bagi kelompok yang lebih besar. Kesimpulan yang ditarik

melalui statistik deskriptif hanya berlaku bagi kelompok tersebut.”

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang

diteliti secara tepat. Dengan menggunakan metode ini penulis akan mengungkapkan,

menggambarkan dan menyimpulkan hasil yang akan diteliti yaitu upaya guru penjas

dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di Madrasah

Aliyah Ma’arif Tanjungsari, SMK Muhammadiyah dan SMK YPIB Farmasi

Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

1. Metode

Sejumlah guru pendidikan jasmani yang berasal dari Madrasah Aliyah

(28)

13

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

tanjungsari Kabupaten Sumedang. dipilih sebagai sampel, yang kemudian akan

diambil data tentang upaya guru pendidikan jasmani dalam memanfaatkan sarana

dan prasarana dengan menggunakan fasilitas umum melalui angket berisikan

tentang upaya guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran serta upaya

guru pendidikan jasmani mengatasi masalah akan keterbatasan sarana dan

prasarana pendidikan jasmani.

2. Populasi dan sampel

Dalam sebuah penelitian, populasi dan sampel penelitian adalah hal yang

menunjang keberhasilan proses penelitian. Menurut Sugiono ( 1994 : 57 ),

Populasi adalah “ wilayah generalisasi yang terdiri dari atas : objek/subjek yang

kuantitas dan kualitas tertentu yang di terapkan oleh penelitian untuk

mempelajari dan kemudian tarik kesimpulan”.Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dari

penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah

Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari serta guru pendidikan jasmani

dan siswa Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah

Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru pendidikan

(29)

14

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari. Mengenai jumlah sampel yang akan

digunakan, penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (1993: 107) yang

mengungkapkan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, dana dan tenaga.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah guru

pendidikan jasmani di Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA

Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

3. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kuesioner (angket), yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Uma sekaran

(1992) dalam Sugiyono (2010: 200) mengemukakan beberapa prinsip dalam

penilisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: perinsip penulisan,

pengukuran dan penampilan fisik.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup yaitu

angket yang sudah tersedia jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Angket tersebut berisikan tentang upaya guru pendidkan Jasmani dalam

pemanfaatan sarana dan prasarana diMadrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA

(30)

15

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

4. Teknik analisis data

Analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh data terkumpul. Teknik

analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik. Kegiatan dalam analisis

data pada penelitian ini adalah: a). Mengelompokan data berdasakan variabel dan

jenis responden, yaitu mengelompokan data upaya guru proses pembelajaran serta

upaya guru mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana dalam pembelajaran

pendidikan Jasmani; b). Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah; c). Menyajikan data upaya guru dalam proses pembelajran serta upaya

guru dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana dalam pembelajaran

pendidikan jasmani.

G. Penjelasan Istilah

1. Upaya, menurut Poerwadarminta (1984 : 1132) yaitu “Usaha (syarat) untuk

menyampaikan sesuatu maksud”.

2. Guru Pendidikan Jasmani, seseorang yang diberikan tugas mengajarkan

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah.

3. Sarana, sarana adalah perlengkapan yang dapat dipindah-pindahkan untuk

mendukung fungsi kegiatan dalam satuan pendidikan. Sarana ini dapat meliputi

peralatan, perabotan, media pendidikan, peralatan penunjang kegiatan belajar

mengajar, dan buku. Selain itu, sarana juga merupakan segala sesuatu yang dipakai

dalam proses pendidikan sebagai alat dalam mencapai makna dan tujuan dalam

(31)

16

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

4. Prasarana, prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses. (victory-wahyudi-blogspot.com.2010:03).

5. Pembelajaran, Sagala (2008:61) dijelaskan Pembelajaran ialah membelajarkan

siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu

(32)

48

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam

penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitianya. Dalam hal ini

suatu metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data. Dalam penelitian salah satu metode yang

digunakan adalah metode deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan

Sumanto (1995: 75) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk

mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu.penelitian deskriptif ditujukan untuk

memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara

pandang atau kerangka berfikir tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan

menginterpretasi apa yang ada, bisa mengenai kondisi dan hubungan yanga ada,

pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek

yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang.

Hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2002: 309) bahwa ”penelitian

deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa

pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi.” Data yang diperoleh itu

(33)

49

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian

tercapai seperti yang diharapkan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Best (1982: 119) “Penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya.” Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan

tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek

atau subjek yang diteliti secara tepat. Dengan menggunakan metode ini penulis

akan mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil yang akan

diteliti yaitu Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanakan Pembelajaran

Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana dan Prasarana di Madrasah

Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB

Farmasi Tanjungsari.

Dalam penelitian ini sejumlah guru pendidikan Jasmani di Kecamatan

Tanjungsari Sumedang yang mengajar di Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari,

MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari akan

dipilih sebagai sampel, yang kemudian akan diambil data tentang kompetensi

pedagogi yang dimilikinya melalui angket kompetensi pedagogi berisikan tentang

indikator pemahaman kepada peserta didik, rancangan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengembangan terhadap potensi yang

dimiliki peserta didik. Angket tersebut akan menggunakan skala likert dengan

alternatif jawaban S = Selalu dilakukan, Sr = Sering dilakukan , KK =

(34)

50

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

dilakukan. Karena skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial Sebelum angket

tersebut disebar kepada sampel yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji

coba angket kepada sampel yang berbeda yaitu kepada guru pendidikan jasmani

di Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan

SMK YPIB Farmasi Tanjungsari untuk menguji validitas dan reliabilitas angket

tersebut. Pernyataan yang valid akan ditelaah kembali apakah pernyataan yang

tersisa tersebut (pernyataan yang valid) sudah mewakili semua indikator atau

tidak, apabila pernyataan yang valid tidak mewakili semua indikator, maka

pernyataan yang tidak valid akan direhabilitasi sehingga menjadi layak untuk

digunakan, tetapi apabila pernyataan yang tersisa (pernyataan yang valid) itu

sudah mewakili semua indikator, maka pernyataan yang tidak valid akan dibuang.

Setelah didapat angket yang layak untuk pengumpulan data, kemudian angket

tersebut akan disebar kepada Guru Pendidikan jasmani di Madrasah Aliyah

Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi

Tanjungsari. Data hasil penyebaran angket selanjutnya akan diproses

menggunakan perhitungan statistik dengan tujuan untuk menjawab :

1. Bagaimana Upaya Guru Pendidikan Jasmani dalam memanfaatkan sarana dan

prasarana penjas yang tersedia pada waktu pembelajaran penjas di Madrasah

Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK

(35)

51

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

2. Bagaimana upaya-upaya guru untuk mengatasi hambatan dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani tersebut

demi terlaksananya kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif ?

B. Populasi dan Sampel

Dalam sebuah penelitian, populasi dan sampel penelitian adalah hal yang

menunjang keberhasilan proses penelitian. Menurut Sugiono ( 1994 : 57 ),

Populasi adalah “ wilayah generalisasi yang terdiri dari atas : objek/subjek yang

kuantitas dan kualitas tertentu yang di terapkan oleh penelitian untuk mempelajari

dan kemudian tarik kesimpulan”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga

objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang

ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dari penelitian ini adalah

Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan

SMK YPIB Farmasi Tanjungsari serta guru penjas dan siswa Madrasah Aliyah

Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi

Tanjungsari

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani di

Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari dan

SMK YPIB Farmasi Tanjungsari. Mengenai jumlah sampel yang akan digunakan,

penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (1993: 107) yang mengungkapkan

bahwa:

(36)

52

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, dana dan tenaga.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah guru pendidikan

jasmani di Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah

[image:36.595.108.516.240.630.2]

Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari.

Tabel 3.1 Karakteristik Sampel

C. Instumen Penelitian

Dalam proses pengumpulan data, diperlukan alat yang disebut instrumen.

Pemilihan instrumen penelitian yang tepat sangat diperlukan agar lebih

mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data. Dijelaskan oleh Arikunto

(2010: 203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah.”

Karakteristik Guru Penjas MA MA’Arif Tanjungsari Guru Penjas MAMuhamadiyah Tanjungsari Guru Penjas SMK YPIB Tanjungsari Laki-laki

Perempuan _ _ _

PNS Non PNS

_ _ _

Umur: 20 – 35 Tahun

36– 50 Tahun > 50 Tahun

(37)

53

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket)

dengan menggunakan skala Likert, Menurut Sugiyono (2010:134) menyatakan

bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Mengenai penjelasan

angket/kuesioner, Arikunto (2010: 194) menjelaskan bahwa: “Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”

Jenis-jenis angket/kuesioner yang dapat dipakai sebagai alat pengumpul

data dijelaskan oleh Arikunto (2010:195) adalah sebagai berikut:

Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis,tergantung pada sudut pandangnya:

a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

c. Dipandang dari bentuknya, maka ada:

1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan

tanda check (√) pada kolom yang sesuai.

4) Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Penggunaan angket dalam hal ini memiliki beberapa keuntungan

sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2010:195) adalah sebagai berikut:

Keuntungan kuesioner:

(38)

54

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden

4) Dapat dibuat terstandar sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab

5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Pengambilan data dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan

tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Angket yang digunakan

dalam penelitian ini berupa angket tertutup yaitu angket yang sudah tersedia

jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket tersebut berisikan

tentang tentang upaya guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan

pembelajaran pendidikan jasmani dengan keterbatasan sarana dan prasarana

berupa pemahaman upaya guru dalam penggunaan/pemanfaatan sarana dan

prasarana, inovasi pembelajaran, modifikasi, serta manajemen sarana dan

prasarana pendidikan jasmani.

Berikut langkah-langlah yang dilakukan dalam penyusunan angket untuk

penelitian ini:

1. Melakukan Spesifikasi Data

Hal ini bertujuan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan

diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan

spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang

mengacu pada pendapat para ahli tentang upaya guru dalam

penggunaan/pemanfaatan sarana dan prasarana, inovasi pembelajaran, modifikasi,

(39)

55

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

1) Penggunaan/Pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan

jasmani.

Dalam Penggunaan/Pemanfaatan sarana pembelajaran tidak harus

menggunakan sarana yang lazim dipakai oleh guru dalam proses pembelajaranya,

sesuai dengan pendapat Lutan (1998:19):

“Tidak ada ketentuan bahwa alat yang digunakan harus alat yang lazim dipakai dalam kegiatan olahraga yang sebenarnya. Terbuka kesempatan bagi guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri sarana atau alat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran, kretifitas memanfaatkan sumber-sumber setempat merupakan kunci keberrhasilan mengatasi masalah tersebut”.

Jadi jelaslah bahwa pemanfaatan sarana pembelajaran yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran tidak harus menggunakan sarana

pembelajaran yang ada dalam proses pembelajaran tetapi disesuaikan dengan

kebutuhan materi yang disampaikan.

Dengan tidak adanya prasarana di sekolah guru penjas harus benar-benar

memanfaatkan prasarana yang ada dengan sebaik-baiknya supaya tujuan

pembelajaran pendidikan jasmani itu sendiri dapat tercapai dan pembelajaran

berjalan dengan optimal.

2) Inovasi pembelajaran

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dan tepat akan memberikan

kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang

dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit

dikembangkan. Begitupun dengan kegiatan pembelajaran Penjasorkes yang

(40)

56

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Oleh karena itu, guru

pendidikan jasmani harus tahu dan mengerti mengapai novasi pembelajaran

dilakukan.

Seperti yang telah di paparkan Susilofy di

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/19/inovasi-pembelajaran/ bahwa

”inovasi pembelajaran adalah suatu hal yang baru dan dengan sengaja diadakan

untuk meningkatkan kemampuan demi tercapai suatu tujuan pembelajaran.

Inovasi pembelajaran diadakan untuk membantu guru dan siswa dalam menata

dan mengorganisasi pembelajaran menuju tercapainya tujuan belajar”.

3) Modifikasi sarana pembelajaran

Menurut Lutan (1988:41) yang dikutip oleh Suhendar (2010:31)

menyatakan bahwa:

Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar : a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pembelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dan berpartisipasi; c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Pendekatan modifikasi ini dimaskudkan agar materi yang ada dalam

kurikulum dapat disajikan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan

psikomotorik anak sehingga pembelajaran Pendidikan jasmani dapat dilakukan

secara intensif.

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh guru

pendidikan jasmani agar proses pembelajaran mencerminkan DAP (Development

Apropriate Practice). Esensi modifikasi yaitu menganalisis sekaligus

(41)

57

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya,

(Bahagia dan Suherman, 2000:1). Cara ini dimaksudkan untuk menuntun,

mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bias menjadi bisa.

Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani di sekolah menuntut

seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan

mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Sehingga tuntutan

kurikulum pembelajaran yang sudah dibuat dapat terlaksana dengan baik. Seorang

guru pendidikan jasmani yang baik akan mampu menciptakan sesuatu yang baru

pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga tidak ada alasan untuk tidak

memberikan materi yang menuntut keharusan lengkapnya sarana dan prasarana

yang mendukung untuk terlaksananya proses pembelajaran tertentu. Dengan kata

lain minimnya sarana dan prasarana bukan alasan untuk tidak melaksanakan

pembelajaran pendidikan jasmani, tetapi guru bisa mensiasati dengan modifikasi

alat.

4) Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani.

Menurut Wismanadi Himawan dalam

(http://sepriblog.blogspot.com/2010/10/manajemenadministrasidanorganisasi.html

) Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola atau mengatur.

Defenisi manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengendalian usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya

organiasi lainnya untuk mencapai tujuan. (Bucher&Krotee,1993:4). Jadi

Manajemen Sarana dan Prasarana Penjas adalah suatu kombinasi keterampilan

(42)

58

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang

memiliki produk utama berkaitan dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Jasmani. Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam organisasi,

bersatu dalam sebuah system bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan

Lebih sederhana lagi, Manajemen sarana dan prasarana Pendidikan jasmani

adalah bagaimana cara para guru olahraga dalam menjalankan serta mengelola

sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani.

Fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani

meliputi:

1. Perencanaan,

2. Pengadaan,

3. Perawatan atau Pemeliharaan,

4. Penghapusan prasarana dan sarana pendidikan jasmani.

Untuk lebih jelas dan mempermudah penyusunan spesifikasi data tersebut,

maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi pada tabel 3.

[image:42.595.107.514.246.645.2]

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Angket Penelitian tentang Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana dan

Prasarana di Madrasah Aliyah Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah

Tanjungsari dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari.

Komponen Sub Komponen Indikator

Upaya Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran 1. Kelengkapan sarana dan Prasarana yang Tersedia

1.1Ketersediaan Alat Pembelajaran

1.2Jumlah dan Jenis Peralatan yang Tersedia

(43)

59

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Upaya Guru Dalam mengatasi Keterbatasan sarana dan prasarana yang Tersedia 2. Inovasi pembelajaran

2.1Kreativitas Guru 2.2Inisiatif

2.3Kepedulian 2.4Daya Juang Guru

3. Modifikasi 3.1Modifikasi Pembelajaran 3.2Modifikasi Peralatan 3.3Aturan Bermain 3.4Jumlah Pemain 4. Manajemen Sarana

dan Prasarana Pendidikan jasmani

4.1Perencanaan Kebutuhan Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani 4.2Pengadaan Sarana dan

Prasarana Pendidikan Jasmani 4.3Pemeliharaan/Perawatan

Sarana Prasarana pendidikan Jasmani

4.4Penghapusan Sarana Prasarana Pendidikan Jasmani

4.5Profesionalisme

2. Penyusunan Angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut

di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan dalam

angket. Butir-butir pernyataan tersebut dibuat dengan jawaban yang telah tersedia.

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala Likert.

Mengenai skala Likert dijelaskan oleh Sugiyono (2010: 134) “Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Untuk kategori uraian tentang

alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penskoran seperti

[image:43.595.109.529.113.624.2]

yang terdapat pada table 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

(44)

60

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Selalu dilakukan (S)

Sering dilakukan (Sr)

Kadang –Kadang dilakukan (KK)

Tidak Pernah dilakukan (TP)

Tidak Pernah Sama sekali dilakukan (TPS)

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Contoh pemberian skor pada pernyataan positif No

.

Pernyataan Alternatif Jawaban

S Sr KK TP TPS

1. Saya memodifikasi peralatan olahraga yang belum tersedia untuk pembelajaran siswa

* Dari pernyataan positif dan alternatif jawaban yang dipilih ( S ), maka mendapat skor 5.

Contoh pemberian skor pada pernyataan negatif No

.

Pernyataan Alternatif Jawaban

S Sr KK TP TPS

1. Saya tidak pernah memodifikasi peralatan olahraga yang belum tersedia di sekolah.

* Dari pernyataan negatif dan alternatif jawaban yang dipilih ( S ), maka mendapat skor 1.

Kategori tersebut disusun untuk memberikan skor terhadap jawaban yang

diberikan responden, sehingga melalui skor-skor tersebut dapat disusun dan

ditetapkan suatu penilaian mengenai upaya guru pendidikan jasmani dalam

melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dengan keterbatasan sarana dan

prasarana.

(45)

61

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

Angket yang yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk mengukur

tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji

coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat

digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini. Uji coba tersebut

bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes atau angket dan apakah

tes berupa angket tersebut cocok atau tidaknya digunakan dalam penelitian

tentang mengenai upaya guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan

pembelajaran pendidikan jasmani dengan keterbatasan sarana dan prasarana.

Uji coba angket ini dilaksanakan di kecamatan Tanjungsari Sumedang

pada tanggal 18 September sampai tanggal 2 Oktober 2012. Angket tersebut

diberikan kepada 3 orang guru pendidikan jasmani dari 3 sekolah yang ada di

kecamatan tersebut.

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas

instrumen tersebut adalah:

1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara

skor tertinggi dan terendah

2. Menentukan 27% responden yang memperoleh skor tinggi dan 27% yang

memperoleh skor rendah.

3. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi

disebut kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden

yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

4. Mencari nilai rata-rata ( ̅) setiap butir pernyataan kelompok atas dan nilai

(46)

62

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

̅ i

Keterangan:

̅ : nilai rata-rata yang dicari

xi : Jumlah skor

n : Jumlah responden

5. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelompok atas dan

kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

√∑ ̅

Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari

∑ ̅ : jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata

n – 1 : jumlah sampel dikurangi satu

6. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai

berikut:

̅ ̅

(47)

63

Rizky Heryan Adhitya, 2013

Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana Dan Prasarana Di MA Ma’arif Tanjungsari, MA Muhammadiyah Tanjungsari Dan SMK YPIB Farmasi Tanjungsari

T : nilai t yang dicari

̅ : rata-rata suatu kelompok

S : Simpangan baku gabungan

n : Jumlah sampel

7. Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf

nyata 0.05

Gambar

TABEL
Tabel 3.1 Karakteristik Sampel
Kisi-Kisi  Angket Penelitian tentang Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Tabel 3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Keterbatasan Sarana dan
Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
+2

Referensi

Dokumen terkait

Terjadi ketidaksesuaian pada quality factor dengan kode Q1 yaitu jumlah motor yang masuk untuk melakukan service ( Throughput ), Q6 yaitu ketepatan pengecekan dengan

Hal ini dilihat dari lembaran pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang mencakup: Prapembelajaran (1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran, 2.

Dari empat butir soal yang disajikan pada Tabel 3.7, karena Siswa 6 memilih empat pilihan jawaban yang setara atau berhubungan disertai dengan jawaban yang

RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN. TAHUN

pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari metode ceramah namun strategi ini cocok digunakan untuk memulai pembelajaran dan menghadirkan suasana belajar yang aktif

[r]

karakter tokoh Sopo yang dideskripsikan sebagai tokoh penurut walaupun ditindas oleh Jarwo, kemudian tokoh Jarwo yang dideskripsikan sebagai tokoh penentang tetapi tidak pernah

Jelaskan posisi dari kaum Protestan kontemporer mengenai otoritas Alkitab berkenaan dengan inspirasi, makna dan ketidakjelasan. Jelaskan bagaimana kaum Protestan kontemporer