• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS IV DI SDN CISITU 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS IV DI SDN CISITU 1."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI SDN

CISITU 1

(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV di SDN Cisitu 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh Nurma Afriliani

0903917

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SENAM MELALUI

KONSEP BERMAIN DI SDN CISITU 1

Oleh Nurma Afriliani

(3)

© Nurma Afriliani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(4)

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu NURMA AFRILIANI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI SDN

CISITU 1

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002

Pembimbing II

Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP. 197503222008011005

Mengetahui: Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

(5)

Nurma Afriliani (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1. Pembimbing I Helmy Firmansyah, M.Pd. Pembimbing II Sufyar Mudjianto, M.Pd.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif kah pembelajaran dengan pemberian konsep bermain terhadap peningkatan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 kota. Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil observasi kelas sebelumnya ditemukan bahwa permasalahan yang terjadi adalah materi pembelajaran senam yang kurang menarik cenderung siswa merasa bosan dan takut sehingga membuat siswa kurang antusias terhadap pembelajaran senam, yang mengakibatkan hasil belajar nya kurang baik. Maka dari itu upaya pemecahan masalah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan (planning) yang meliputi kegiatan analisis faktor penyebab dan penetapan aksi, (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengumpulan data (observing), dan (4) refleksi yang berupa analisis efektivitas tindakan. Serangkaian kegiatan ini merupakan satu siklus.. Peneliti merumuskan tindakan untuk menggabungkan konsep bermain didalam pembelajaran senam lantai dengan melakukan tindakan tersebut diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan analisis data selama siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa: hasil belajar siswa meningkat dilihat dari tes keterampilan senam (52,3%-81,1%) dan jumlah siswa yang senang terhadap pembelajaran senam meningkat (73,5% - 88,2%).

(6)

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN THE CONCEPT OF LEARNING THROUGH PLAY GYMNASTIC AT STUDENT GRADE IV AT SDN CISITU 1 Pembimbing I Helmy Firmansyah, M.Pd. Pembimbing II Sufyar Mudjianto, M.Pd.

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how effective was learning to play the concept of giving to improving student learning outcomes to be directly involved in learning gymnastics floor at SDN Cisitu 1 Bandung City . The method used in this study is a classroom action research method. Based on classroom observations previously found that the issues raised are learning materials that are less attractive gymnastics students tend to get bored and afraid to make students less enthusiastic towards learning gymnastics , which resulted in unfavorable results of his study . Thus the problem-solving effort is done with the following steps:

1. Action planning ( planning), which includes the analysis and determination of the causes of action.

2. The implementation of the action ( acting ). 3. Data collection ( observing ).

4. Reflection in the form of analysis of the effectiveness of the action.

This series of events is a cycle. Propose measures to incorporate the concept of play in learning gymnastics floor with these actions are expected to increase student learning outcomes. Based on data analysis during cycle I and II can be concluded that The number of active student learning time increased ( 52.3 % -81.1 % ) and the number of students who like to study penjas increased ( 73.5 % - 88.2 % ).

(7)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR dan HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Teoritis... 1. Hakikat Belajar ... 2. Hakikat Didaktik dan Metodik ... 3. Hakikat Senam ... 4. Penelitian Bermain ...

(8)

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operational Penelitian ………..…………. B. Metode Penelitian …….…....……….………... C. Desain Penelitian …...………….…………. D. Subjek Penelitian/data dan sumber ... E. Rencana Tindakan Penelitian ... F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan data ... G. Pelaksanaan Tindakan ... H. Teknik Analisis Data ...………...… I. Data dan Teknik Pengambilan………...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Belajar merupakan proses berkesinambungan yang berlangsung seumur

hidup. Menurut Josep F. Callahan & Leonard H. Clark (1983:198) bahwa,

walaupun belajar berlangsung seumur hidup, namun disadari bahwa tidak semua

belajar dilakukan secara sadar. Belajar juga diartikan sebagai perolehan perubahan

tingkah laku yang relatif permanen dalam diri seseorang mengenai pengetahuan

atau tingkah laku karena adanya pengalaman, Seels & Rita (1994: 12).

Oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses

pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan

tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan

peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu

sendiri. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap

peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil

belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil

belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses

belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil

belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Sedangkan Menurut

Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi

Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua

(10)

2

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6

aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

penilaian

b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima

jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,

organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil

belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam

membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi

sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih

baik.

Pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk bergerak, dan belajar

melalui gerak. Dengan pengalaman tersebut akan terbentuk perubahan dalam

aspek jasmani dan rohani anak. Menurut Cholik dan Lutan (1997: 13) bahwa

pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara

peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara

sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan keseluruhan

kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki kedudukan

yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik

untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang

mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan

jasmani diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar

jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara harmonis.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas

jasmani melalui gerakan, permainan dan olahraga sebagai wahana untuk

meningkatkan individu secara keseluruhan guna mencapai tujuan pendidikan

nasional. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang

(11)

3

meningkatkan keterampilan: keterampilan fisik dan motorik, keterampilan

berpikir dan memecahkan masalah, termasuk keterampilan emosional dan sosial.

Bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak

sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja pada org dewasa, yang dapat

menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dgn

lingkungannya, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental

serta sosial anak.

Dengan sifat yang demikianlah, sebaiknya pembelajaran pendidikan

jasmani dilaksanakan, sehingga hasil belajar anak untuk melanjutkan

pembelajaran penjas dapat terjaga dan dapat terlihat. Lain halnya apabila

pembelajaran dilakukan tanpa unsur bermain sama sekali, maka anak akan cepat

bosan, lelah dan seenaknya terdahap pembelajaran , sehingga tujuan

pembelajaran sulit untuk dicapai. Dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan

jasmani siswa, guru perlu meningkatkan kemampuan gerak siswa melalui

pemberian mengulang kembali gerakan dasar yang belum dikuasai, bahan ajar

yang bervariasi, metode yang menarik, serta memberikan berbagai macam

permainan. Menciptakan suasana belajar yang kondusif sebagai upaya

meningkatkan sikap siswa terhadap pendidikan jasmani. Berikan kesempatan

kepada siswa yang terampil untuk memberikan contoh gerakan yang dikuasainya.

Sebagai alat bantu belajar sehingga siswa merasa dihargai dan akan memudahkan

siswa lain untuk belajar. Contoh yang baik adalah kinerja guru yang maksimal

maka diharapkan akan timbul sikap yang positif dan menyenangi pendidikan

jasmani.

Sebagai contoh dapat kita lihat dalam pembelajaran pendidikan jasmani di

sekolah dasar pada saat aktivitas pembelajaran senam. Sebagian besar para siswa

malas dan mengeluh ketika pembelajaran senam, siswa memberikan berbagai

macam alasan yang menerangkan bahwa senam menurut mereka adalah salah satu

momok yang menakutkan karena membayangkan begitu sulitnya untuk

melakukan berbagi macam gerakan dan rasa sakit yang akan dirasakan ketika

(12)

4

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang menjadi permasalahan yang sangat menonjol karena mengakibatkan hasil

belajar para siswa yang rendah.

Sebagai fasilitator guru harus berfikir keras untuk meyakinkan para siswa

bahwa pembelajaran senam itu sangatlah menyenangkan dan tidak seperti yang

mereka bayangkan sebelumnya. Guru harus memberikan arahan atau penjelasan

mengenai aktivitas pembelajaran senam lantai secara bertahap. Guru wajib

memberikan motivasi atau bentuk semangat untuk para peserta didik agar mereka

mengikut sertakan dirinya didalam pembelajaran aktivitas senam. Guru harus

mencari jalan keluar untuk menangani permasalahan yang terjadi di kelas tersebut

dengan cara membentuk sebuah permainan untuk anak.

Dari pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI

SDN CISITU”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan dibahas di dalam latar belakang mengenai

rendahnya hasil belajar siswa, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Keterbatasan alat-alat pembelajaran.

2. Kurangnya keterampilan guru memberikan materi dalam rangka

meningkatkan keaktifan belajar siswa.

3. Rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari motivasi anak yang kurang.

4. Ketakutan untuk mencoba gerakan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi tersebut diatas, maka

permasalahan yang dikaji dalam penelitian masalah pembelajaran diatas adalah

rendahnya hasil belajar belajar siswa dilihat dari aspek afektif, kognitif dan test

(13)

5

D. Rumusan Masalah

Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan banyak faktor yang

mendukung terhadap tercapainya tujuan tersebut salah satunya yaitu dengan cara

pemberian konsep bermain untuk meningkatkan hasil belajar siswa terlibat dalam

pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat

dirumuskan permasalahan: Apakah dengan pemberian konsep bermain dapat

meningkatkan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung dalam

pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui seberapa efektif kah pembelajaran dengan pemberian

konsep bermain terhadap peningkatan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung

dalam pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 kota. Bandung.

F. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat :

1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi lembaga-lembaga pendidikan terutama dalam pengoptimalan proses

pembelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

pendidikan jasmani.

2. Manfaat secara praktis

a. Manfaat bagi Guru

Penelitian ini di harapkan dapat mendorong guru untuk berfikir kreatif

dengan berbagai macam permainan sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran.

b. Manfaat bagi Siswa

Selain di harapkan bermanfaat untuk guru, penelitian ini di harapkan

(14)

6

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada pembelajaran maka siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran

senam lantai dengan senang dan tidak membosankan

c. Manfaat bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada pihak sekolah agar menyediakan sarana

dan prasarana yang dibutuhkan pada saat pembelajaran.

G. Definisi Operasional

Dalam penafsiran seseorang dalam suatu istilah sering kali berbeda-beda,

sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam pengertian. Untuk menghindari

kekeliruan penafsiran dalam penulisan judul dan isinya penulis menggunakan

beberapa istilah dalam penelitian :

1. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam instruksional

untuk membuat siswa belajar secara aktif, akan menekankan pada penyediaan

sumber daya belajar.

2. Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

3. Senam lantai adalah salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai dengan

istilahnya, maka gerakan-gerakan senam dilakukan di atas lantai yang

beralaskan matras atau permadani. Senam lantai sering juga di sebut dengan

senam bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan tidak membawa alat atau

menggunakan alat.

4. fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang

baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar

memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yg dapat dilakukan,

dan mengenal waktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000). Bermain adalah cara

alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian

Mengkaji dan mengimplementasikan pembelajaran senam untuk

meningkatkan hasil belajar.

B. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan

terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah tersebut

dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan mengikuti

prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian bisa

dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut metode penelitian.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu

(classroom action research).Pemilihan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

didasarkan pada pertimbangan bahwa metode ini dapat memberikan informasi

yang lebih dengan cara melakukan tindakan langsung sesuai dengan masalah di

lapangan. Selain itu juga Dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peneliti dapat

mencermati suatu obyek dalam hal ini siswa, menggunakan pendekatan atau

model pembelajaran tertentu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran senam, khususnya senam lantai. Melalui tindakan yang sengaja

dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bentuk

rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan

dapat terpantau. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas ini,

peneliti dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih

berkualitas dan efektif. Secara sederhana Mulyasa (2009:10) penelitian tindakan kelas adalah “Penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.”

(16)

23

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian model John Elliott.

Desain penelitian nya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain PTK Model John Elliott (Susilo et al. 2008: 17)

Desain PTK dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berdaur berupa

siklus, meliputi : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan (Observasi),

dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut

Efeknya Perbaikan perencanaan: siklus II

(17)

24

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan tindakan yang akan

dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan terhadap hasil

atau tujuan yang diinginkan.

2. Tahap Pelaksanaa Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini guru sebagai peneliti, melaksanakan tindakan

yang sebelumnya telah direncanakan untuk memcapai hasil dan tujuan tang

diinginkan.

3. Tahap pengamatan (Observasi)

Pada tahapan ini, guru sebagai peneliti mengamati semua hal yang terjadi

dan mengamati hasil atau tindakan-tindakan yang diberikan selama proses

pembelajaran berlangsung.

4. Tahap refleksi

Refleksi adalah proses berpikir untuk melihat kembali aktivitas yang

sudah dilakukan untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di kelas pada

saat pembelajaran berlangsung. Pada tahapan ini refleksi ini dilaksanakan

dengan tujuan untuk menemukan, mengkaji, menganalisa dan merenungkan

kembali hasil pembelajaran dari setiap tindakan. Hasil refleksi ini dilakukan

untuk perbaikan terhadap rencana awal.

D. Subjek Penelitian/ Data dan Sumber

1. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini instrument yang digunakan adalah

observasi/pengamatan untuk guru, catatan lapangan, dan lembar observasi

digunakan oleh kolaborator untuk mengamati guru pada saat KBM berlangsung.

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 (dua) siklus yang

masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan waktunya 2 x

35 menit. Masing-masing siklus dilaksanakan dan dilengkapi dengan instrument

atau alat obserasi. Siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal,

(18)

25

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Data dan Sumber

a. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikiran siswa yang

diperoleh dengan mengamati fenomena yang muncul selama

pembelajaran diluar kelas. Data untuk hasil penelitian diperoleh

berdasarkan hasil tes (post test) setelah pembelajaran dilakukan diluar

kelas.

b. Sumber data penelitian adalah siswa kelas VI sebagai objek penelitian.

3. Seting Lokasi Penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Cisitu 1 Kec Coblong Kota

Bandung, yang beralamatkan di jalan Sangkuriang no 82 Kec Coblong

Kota Bandung. Situasi di sekitar SDN Cisitu 1 adalah terletak di

perumahan dekat dengan balai penelitian ITB dan terdapat apartement

yang sedang dibangun. Kondisi Sekolah terdiri dari 2 sekolah dasar,

yaitu SDN cisitu 1 dan SDN Cisitu 2 . Dengan kondisi di dalam sekolah

tersebut memiliki 2 lapangan olahraga, 1 lapangan berada di depan

sekolah, dan 1 lapangan yang cukup besar berada di dalam sekolah,

dengan 3 guru Penjas Orkes, dan memiliki sarana dan prasarana yang

begitu memadai.

b. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cisitu 1 kota Bandung kelas IV

tahun ajaran 2012/2013. Kegiatan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran melalui konsep bermain yang dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa siswa dalam pembelajaran senam.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2

siklus yang masing-masing terdiri dari 2 tindakan.

E. Rencana Tindakan Penelitian

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara

sistematis. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan karena

(19)

26

penelitian ini sasarannya adalah meningkatkan hasil belajar siswa.Untuk

memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti bekerja sama dengan guru yang

lain atau dengan kepala sekolah untuk membantu mendiskusikan apa yang akan

dilakukan dalam menganalisis serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran senam. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini,

sebagai berikut:

1. Ide Awal

Pada ide awal peneliti mengindentifikasi masalah yang terjadi dan ditemukan

dalam proses pembelajaran. Identifikasi masalah dilakukan dengan cara observasi

langsung kepada siswa kelas IV SDN Cisitu 1.

2. Temuan Analisis

Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah dilakukan

terhadap siswa kelas IV SDN Cisitu 1 menemukan permasalahan mengalami

banyak kesulitan dalam pembelajaran senam lantai. Yang berdampak terhadap

hasul belajar, sehingga peneliti memutuskan siswa kelas IV tersebut untuk

dijadikan sebagai subjek penelitian.

3. Perencanaan

Bentuk kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai

berikut :

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Cisitu 1 BandungPermintaan

izin dapat diperoleh dari Kepala Sekolah, karena penelitian sebelumnya

telah melaksanakan program latihan profesi di SD tersebut.

b. Melakukan sosialisasi dengan Guru penjas dan siswa.

Penelitian melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan penelitian

dengan meminta kelas IV sebagai subjek penelitian. Selain itu peneliti

melakukan sosialisasi dengan siswa kelas IV SDN Cisitu 1 yang akan

dijadikan subjek penelitian.

4. Observasi

Peneliti sebelumnya melakukan pra observasi terhadap sample, yang mana

pelaksanaanya telah dilakukan sejak penulis mengajukan proposal untuk

(20)

27

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengenai situasi dan kondisi di SDN Cisitu 1, terutama siswa kelas IV yang akan

dijadikan subjek penelitian. Kemudian peneliti menganalisa KTSP dan Silabus

SDN Cisitu 1 untuk mempelajari kompetensi dasar dari mata pelajaran

Penjasorkes khususnya materi praktik senam, setelah itu peneliti menyiapkan

materi yang akan digunakan dalam pembeljaran.

Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung peneliti melaksanakan,

mengamati, melihat dan mendengar apa yang terjadi di lapangan secara langsung.

Kemudian peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan

atau dikenakan terhadap peserta didik. Selanjutnya langkah-langkah peneliti untuk

mengumpulkan data, teknik observasi yang digunakan sebagai berikut :

a. Observasi langsung

Observasi yang dilakukan dimana observer langsung turun ke lapangan

dan terlihat bersama objek penelitian.

b. Observasi Tidak Langsung

Observasi atau pengamatan yang dilaksanakan tidak pada saat

berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya berupa

dokumentasi dan cacatan lapangan.

post dengan bermacam-macam gerakan senam lantai.

2) Tindakan 2

Pada tindakan ke 2 juga masih sama yaitu pembelajaran senam lantai

dibagai menjadi 5 post dengan bentuk permainan.

b. Siklus II

Pada siklus II, tindakan 1 masih sama yaitu senam lantai dengan membuat

5 post , dengan rencana tindakan dari hasil refleksi siklus 1 yang telah dilakukan.

(21)

28

dengan 7 post yang berbeda dengan bentuk permaianan untuk melihat perubahan

atau peningkatan yang tindakan yang telah diberikan.

6. Penjelasan kegagalan.

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran

yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan untuk dijadikan bahan

pertimbangan selanjutnya.

F. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2007: 134) menjelaskan bahwa “ instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumopulkan

data agar kegiatan tersebut menjaqdi sistematis dan di permudah. Instrumen

utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas inin

adalah penelitian itu sendiri. Instrumen-instrumen yang digunkan dalam penelitian

ini adalah :

a. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat

aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi berfungsi juga

sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Lembar observasi terdiri dari dua

bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

Observasi ini dilakukan oleh teman sejawat penelitian dan peneliti sendiri dengan

menggunakan lembar observasi sebagai pedoman, dan dilakukan secara terus

menerus dalam setiap siklus.

Observer menggunakan alat observasi berupa lembar panduan observasi yang

telah dibuat dan ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum melakukan

tindakan. Observasi terfokus pada proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas

selama tindakan penelitian berlangsung. Pencatatan data dengan menggunakan

observasi dilakukan subjektif mungkin agar mendapatkan data yang valid dan

(22)

29

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Bentuk-bentuk instrumen dapat digambarkan sebagai berikut.

1) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk

mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun

lembar observasi aktivitas siswa digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Format Observasi Aktivitas Siswa

Sekolah : SDN Cisitu 1 kota Bandung

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan

Waktu :

Hari / Tanggal :

Siklus ke :

Tindakan :

Aspek yang diamati Jumlah Siswa

Keterlibatan siswa mengikuti

pembelajaran yang diberikan

Keseriusan siswa mengikuti pembelajaran

dan melakukan tugas gerak yang

diperintahkan

Kesenangan siswa mengikuti permainan

yang diberikan pada saat pembelajaran

Ketakutan atau kesulitan siswa melakukan

tugas gerak yang diperintahkan

Pemahaman siswa terhadap tugas gerak

(23)

30

b. Kartu Ceria

Kartu ceria yang digunakan untuk tes sikap, perekaman data atau

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar format yang

digunakan observer serta kartu ceria yang digunakan oleh guru untuk atau

menghimpun data dari tes sikap siswa terhadap pembelajaran. Sebelum siswa

meninggalkan lapangan, siswa harus memilih salah satu dari kartu yang

menggambarkan perasaannya tetntang pelajaran yang diberikan gurunya. Contoh

kartu ceria seperti yang dikutip dari Seherman (2009: 177) seperti dibawah ini :

G.

H.

I.

J.

CERIA MURAM NETRAL

Gambar 3.2

(Sumber: Suherman, 2009:177)

c. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan yaitu salah satu alat atau instrument yang digunakan

untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran

baik dari awal pembelajaran maupun diakhir pembelajaran. Catatan lapangan

merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan

tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan. Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan

berkaiatan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Format

catatan lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan

pembelajaran.

Catatan lapangan ini merupakan catatan yang dibuat peneliti atau mitra

peneliti yang melakuakn pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek

PTK. Hal-hal yangh dicatatan dalam catatan lapangan ini dalah tentang aspek

pembeljaran di kelas pada saat pembelajaran atau tindsakan berlangsung. Selain

(24)

31

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dengan siswa dan interaksi peserta didik dengan peserta didik.

Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut.

CATATAN LAPANGAN

Hari / tanggal :

Tempat :

Waktu :

Siklus :

Tindakan :

Catatan :

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

d. Tes

Tes sebagai instrumen yang sangat lazim dilakukan pada PTK. Hal ini

disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar

siswa dan hasil belajar salah satunya diukur dengan menggunakan instrument tes.

Teknik penilaian tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan

(25)

32

rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajaran.

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses

tindakan berlangsung. Dengan teknik penuilaian ini dapat dihasilakan data secara

kuantitatif mengeanai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan

dilaksanakan.

Adapun format untuk keterampilan nya sebagai berikuit:

Tabel 3.2

Lembar tes

No. Nama Siswa Skor

1

2

3

4

5

Keterangan :

Skor 5 : Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Gerakan lancar

Skor 4 :Sangat baik. Kesalahan gerakan kecil. Tidak ada pelanggaran dari

ketentuan

Skor 3 :Baik, hal-hal yang pokok terlihat, peragaan baik, sekalipun terlihat

kesalahan-kesalahan gerakan yang kecil.

Skor 2 : tidak terkontrol. Gerakan jelek dan banyak kesalahan.

Skor 1 : tak dapat di kenali karena pelaksanaan salah atau hilang

e. Rekaman foto

Rekaman foto digunakan untuk mengabdikan tindakan yang telah

dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk mengggambarkan situasi

yang terjadi dikelas pada waktu pembeljaran berlansung.

Gambar-gambaran foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa dilakukan

penelitian. Sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih jujur dan dapat

dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga dapat menggambrakan

(26)

33

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu G. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai guru yang

terlibat dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti

dalam melaksanakan tindakan adalah sebagai berikut:

1. Peneliti melaksanakan pembelajaran melalui konsep bermain yang telah

disusun untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam.

2. Peneliti langsung melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

secara sadar, kritis dan objektif dengan menggunakan pemahaman mengenai

upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam.

Tahap-tahap Penelitian

1. Siklus I

a. Guru sebagai pengajar sudah menentukan lokasi di luar kelas untuk

melaksanakan pembelajaran (lapangan sekolah). Kemudian guru membagi

menjadi 5 pos dengan setiap pos telah dibentuk suatu permainan yang

menjurus kearah gerakan senam.

b. Guru menetapkan materi pembelajaran. Pertemuan pertama adalah

pembelajaran senam lantai biasa dengan menetapkan 5 post. Dan

pertemuan kedua pembelajaran senam lantai dengan berbagai jenis senam

lantai dengan bentuk permainan dengan dibagi menjadi 5 post.

Pelaksanaan Penelitian (Kegiatan awal) :

Guru mengajak siswa ke lokasi penelitian.

1) Guru menyuruh siswa untuk berbaris dengan kelompoknya.

2) Guru memberikan salam pembuka.

3) Guru memberi penjelasan tentang kegiatan atau pembelajaran yang akan di

pelajari saat itu.

Kegiatan inti :

1) Masing-masing kelompok berbaris menurut kelompoknya , masing-masing

siswa melakukan semua gerakan sesuai dengan pos kemudian setelah selesai

(27)

34

2) Guru membimbing siswa selama penelitian atau pengamatan berlangsung di

lapangan.

3) Setelah selesai memberikan dan melakukan tugasnya, siswa dikumpulkan

kembali untuk mengevaluasi atau mendiskusikan kembali tentang

pembelajaran yang telah dilakukan.

4) Guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan kemudian siswa diberi

kesempatan memberikan tanggapan atau pendapat terhadap pembelajaran

tersebut.

Kegiatan akhir :

1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

hambatan/ keasulitan yang dialami selama proses pembelajaran.

2) Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersama dengan kegiatan di atas yang

dilakukan oleh kolabolator. Adapun hal-hal yang diamati meliputi:

a) Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM

b) Kegiatan siswa selama pembelajaran.

c) Aktifitas guru dalam mengelola kelas.

Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja

siswa pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan diantaranya dalam

pengelompokan siswa, keterbatasan waktu, lokasi penelitian, dan antusiasme

siswa terhadap pembelajaran.

2. Siklus II

Perencanaan tindakan pada siklus kedua dilakukan dengan memperhatikan

hasil refleksi pada siklus I, antara lain:

a. Menentukan lokasi yang lebih tepat dan sesuai.

b. Memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang lebih mudah dipahami

oleh siswa dengan menggunakan konsep bermain di setiap post nya.

c. Menyiapkan waktu yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan

(28)

35

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Kelompok siswa disusun secara merata agar kemampuan masing-masing

siswa dapat tersusun dengan baik.

e. Membagi menjadi menjadi 2 kelompok. Semua siswa harus melakukan

gerakan yang telah di tentukan sesuai dengan post, di siklus ke II post dan

gerakan ditambah menjadi 7 pos. Setelah semua melakukan gerakan maka

guru melihat siap kelompok yang paling cepat melakukan semua gerakan

yang ada didalam pos.

Pelaksanaan Tindakan (Kegiatan awal) :

1) Guru langsung mengajak siswa ke lokasi penelitian.

2) Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya.

3) Guru membuka pelajaran dan memberikan salam.

4) Guru memberikan motivasi agar antusias atau semangat belajar siswa lebih

meningkat.

Kegiatan inti :

1) Masing-masing kelompok berbaris menurut kelompoknya dan tugasnya

masing-masing. Dengan 5 post tersebut, post-post yang terdiri dari:

a) P1 (Pos 1) Di Pos satu siswa melakukan gerakan guling samping di

matras yang disediakan.

b) P2 (Pos 2) Di Pos dua siswa melewati balok keseimbangan yang di

modifikasi dengan menggunakan 2 kursi sebagai penyangga kayu serta

kayu sebagai alat keseimbangannya.

c) P3 (Pos 3) di Pos tiga siswa bergelantung di tiang dengan tangan secara

bergantian.

d) P4 (Pos 4) Di pos empat siswa melewati satu tali.

e) P5 (Pos 5) Di Pos lima ada tali yang ikat zigzag, tinggi tali tersebut

kurang lebih 30 cm kemudian siswa harus melewati semua ruang-ruang

yang ada dengan cara loncat dua kaki langsung.

f) P6 (Pos 6) Di pos enam siswa melakukan gerakan guling depan dua kali

pada matral yang telah disediakan.

g) P7 (Pos 7) Di pos tujuh siswa melewati tali yang tingginya kurang lebih 6

(29)

36

2) Guru membimbing siswa selama penelitian atau pengamatan berlangsung di

lapangan.

3) Setelah selesai memberikan dan melakukan tugasnya, siswa dikumpulkan

kembali untuk mengevaluasi atau mendiskusikan kembali tentang

pembelajaran yang telah dilakukan.

4) Guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan kemudian siswa diberi

kesempatan memberikan tanggapan atau pendapat terhadap pembelajaran

tersebut.

Kegiatan akhir :

1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

hambatan/ kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran.

2) Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

Pada siklus kedua ini dapat dilihat beberapa perubahan yang tampak

diantaranya adalah semangat, keberanian siswa untuk mencoba gerakan

senam, mengemukakan pendapat dan kreatifitas/keaktifan dan hasil belajar

siswa mengalami peningkatan. semangat yang semula 70% menjadi 85%,

keberanian siswa untuk mencoba gerakan dan mengemukakan pendapat dari

semula 60% menjadi 80%. Dan keaktifan dan motivasi yang meningkat yang

semula dari 65% menjadi 87,5 %.

Refleksi

Di dalam siklus kedua ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu

keberanian siswa dalam mencoba gerakan senam lantai dan mengemukakan

pendapat yang masih harus dilatih secara terus menerus. Hal itu menuntut guru

untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan lagi.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data

kualitatif, secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menelaah seluruh data yang telah telah terkumpul, penelaah dilakukan

(30)

37

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorikan dan

pengklasifikasikan hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan

kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Menyimpulkan dan memverifikasi.

I. Data dan Teknik Pengambilannya

1. Sumber data: sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV SD

Cisitu 1 Kota Bandung.

2. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang

terdiri dari:

a. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

senam melalui konsep bermain.

b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.

c. Catatan harian.

d. Dokumentasi.

3. Cara Pengambilan data:

a. Data mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang didapat

dengan melakukan observasi secara langsung.

b. Data mengenai situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan

tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.

4. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan

dengan berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria

yang digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya

tindakan. Adapun misi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan senam

lantai di SDN Cisitu 1 kota Bandung mata pelajaran pendidikan jasmani

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan menggunakan

konsep bermain atau aktivitas bermain, keterampilan siswa dalam pembelajaran

senam lantai khususnya tes senam lantai mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan guru dengan melakukan tes senam lantai

pada saat proses belajar mengajar, menunjukan adanya peningkatan penilaian

senam lantai yang diperoleh siswa dalam hasil tes awal dan setiap siklus selalu

meningkat walaupun ada dimana di dalam siklus II tindakan 1 peningkatan hanya

memperoleh persentase 0,6% dikarenakan anak merasa jenuh karena tes dilakukan

dengan aktivitas bermain. Tetapi pada saat siklus II tindakan 2 tes dilakukan

dengan menyisipkan konsep bemain anak menjadi senang kembali dan hasil tes

nya pun kembali meningkat secara signifikan.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang

dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil

penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran melalui konsep

bermain ini cukup memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan hasil belajar pada siswa sekolah dasar, sehingga penulis

menyarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan konsep bermain atau

aktivitas permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan di sekolah.

2. Sebelum guru mengajar, terlebih dahulu guru harus memberikan penjelasan

yang jelas kepada siswa mengenai langkah pembelajaran yang akan diberikan

agar siswa memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru,

sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru dan siswa dapat

(32)

67

Nurma Afriliani, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Sarana dan prasarana sangat penting dan menjadi salah satu faktor utama

dalam menentukan keberhasilan suatu pembelajran khususnya mata pelajaran

pendidikan jasmani. Untuk itu diharapkan pihak sekolah khususnya, atau

semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan

jasmani dapat turut serta berpartisipasi secara aktif, sehingga dengan adanya

ketersediaan fasilitas dan alat pendukung yang memadai, diharapkan bisa

menunjang kepada meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga

hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih

(33)

DAFTAR PUSTAKA

(2009). Hasil Belajar (pengertian dan Definisi). [Online].

Tersedia:http//indramunawar.blogspot.com/2009/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197912282005011-HELMY_FIRMANSYAH/Hasil_Belajar_Pendidikan jasmani.

Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan kelas dalam

pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung.

http://Vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam -lantai/

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Mahendra, A. (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional

Mahendra, A. (2007) senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran senam untuk

Mahasisiwa FPOK-UPI.

Munawar, I. (2009). Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar. [Online].

Tersedia:http://indramunawar.blogspot.com/search/label/faktorfaktor%20y

ang%20Mempengaruhi%20hasil%20Belajar(22 Oktober 2010)

Subroto, Toto, dkk. 2010. Modul Mata Kuliah Teori Bermain. FPOK-UPI.

UPI. (2013). Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas

Gambar

Gambar 3.1 Desain PTK Model John Elliott (Susilo et al. 2008: 17)
Gambar 3.2 (Sumber: Suherman, 2009:177)
Tabel 3.2 Lembar tes

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendapatkan susu hasil perahan, segera bawa susu hasil perahan trsebut ke kamar susu, kemudian disaring. Penyaringan harus dilakukan segera

Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, Universitas Sumatera Utara

 Process control block contains all of the information that is required for the OS to manage the process, including its current state, resources. allocated to it, priority, and

Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi 1, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1997.. Pengantar Administrasi Kesehatan,

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. MEDAN

Dengan mengamati media gambar berbagai pilihan kegiatan Siti, siswa dapat menunjukkan beberapa contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang berlaku dalam kehidupan

Kepada para peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang tersebut, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE kepada POKJA

Conto Runtuyan Acara Upacara Adat Nikah Sunda ……….. Poto-poto Ngeuyeuk Seureuh