UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI SDN
CISITU 1
(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV di SDN Cisitu 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh Nurma Afriliani
0903917
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SENAM MELALUI
KONSEP BERMAIN DI SDN CISITU 1
Oleh Nurma Afriliani
© Nurma Afriliani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu NURMA AFRILIANI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI SDN
CISITU 1
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002
Pembimbing II
Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP. 197503222008011005
Mengetahui: Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Nurma Afriliani (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1. Pembimbing I Helmy Firmansyah, M.Pd. Pembimbing II Sufyar Mudjianto, M.Pd.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif kah pembelajaran dengan pemberian konsep bermain terhadap peningkatan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 kota. Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil observasi kelas sebelumnya ditemukan bahwa permasalahan yang terjadi adalah materi pembelajaran senam yang kurang menarik cenderung siswa merasa bosan dan takut sehingga membuat siswa kurang antusias terhadap pembelajaran senam, yang mengakibatkan hasil belajar nya kurang baik. Maka dari itu upaya pemecahan masalah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan (planning) yang meliputi kegiatan analisis faktor penyebab dan penetapan aksi, (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengumpulan data (observing), dan (4) refleksi yang berupa analisis efektivitas tindakan. Serangkaian kegiatan ini merupakan satu siklus.. Peneliti merumuskan tindakan untuk menggabungkan konsep bermain didalam pembelajaran senam lantai dengan melakukan tindakan tersebut diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan analisis data selama siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa: hasil belajar siswa meningkat dilihat dari tes keterampilan senam (52,3%-81,1%) dan jumlah siswa yang senang terhadap pembelajaran senam meningkat (73,5% - 88,2%).
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN THE CONCEPT OF LEARNING THROUGH PLAY GYMNASTIC AT STUDENT GRADE IV AT SDN CISITU 1 Pembimbing I Helmy Firmansyah, M.Pd. Pembimbing II Sufyar Mudjianto, M.Pd.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine how effective was learning to play the concept of giving to improving student learning outcomes to be directly involved in learning gymnastics floor at SDN Cisitu 1 Bandung City . The method used in this study is a classroom action research method. Based on classroom observations previously found that the issues raised are learning materials that are less attractive gymnastics students tend to get bored and afraid to make students less enthusiastic towards learning gymnastics , which resulted in unfavorable results of his study . Thus the problem-solving effort is done with the following steps:
1. Action planning ( planning), which includes the analysis and determination of the causes of action.
2. The implementation of the action ( acting ). 3. Data collection ( observing ).
4. Reflection in the form of analysis of the effectiveness of the action.
This series of events is a cycle. Propose measures to incorporate the concept of play in learning gymnastics floor with these actions are expected to increase student learning outcomes. Based on data analysis during cycle I and II can be concluded that The number of active student learning time increased ( 52.3 % -81.1 % ) and the number of students who like to study penjas increased ( 73.5 % - 88.2 % ).
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR dan HIPOTESIS TINDAKAN
A. Tinjauan Teoritis... 1. Hakikat Belajar ... 2. Hakikat Didaktik dan Metodik ... 3. Hakikat Senam ... 4. Penelitian Bermain ...
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operational Penelitian ………..…………. B. Metode Penelitian …….…....……….………... C. Desain Penelitian …...………….…………. D. Subjek Penelitian/data dan sumber ... E. Rencana Tindakan Penelitian ... F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan data ... G. Pelaksanaan Tindakan ... H. Teknik Analisis Data ...………...… I. Data dan Teknik Pengambilan………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Belajar merupakan proses berkesinambungan yang berlangsung seumur
hidup. Menurut Josep F. Callahan & Leonard H. Clark (1983:198) bahwa,
walaupun belajar berlangsung seumur hidup, namun disadari bahwa tidak semua
belajar dilakukan secara sadar. Belajar juga diartikan sebagai perolehan perubahan
tingkah laku yang relatif permanen dalam diri seseorang mengenai pengetahuan
atau tingkah laku karena adanya pengalaman, Seels & Rita (1994: 12).
Oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses
pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan
tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan
peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu
sendiri. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap
peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil
belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil
belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses
belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil
belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Sedangkan Menurut
Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi
Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua
2
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian
b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih
baik.
Pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk bergerak, dan belajar
melalui gerak. Dengan pengalaman tersebut akan terbentuk perubahan dalam
aspek jasmani dan rohani anak. Menurut Cholik dan Lutan (1997: 13) bahwa
pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara
sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan keseluruhan
kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki kedudukan
yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik
untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang
mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan
jasmani diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar
jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara harmonis.
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas
jasmani melalui gerakan, permainan dan olahraga sebagai wahana untuk
meningkatkan individu secara keseluruhan guna mencapai tujuan pendidikan
nasional. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang
3
meningkatkan keterampilan: keterampilan fisik dan motorik, keterampilan
berpikir dan memecahkan masalah, termasuk keterampilan emosional dan sosial.
Bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak
sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja pada org dewasa, yang dapat
menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dgn
lingkungannya, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental
serta sosial anak.
Dengan sifat yang demikianlah, sebaiknya pembelajaran pendidikan
jasmani dilaksanakan, sehingga hasil belajar anak untuk melanjutkan
pembelajaran penjas dapat terjaga dan dapat terlihat. Lain halnya apabila
pembelajaran dilakukan tanpa unsur bermain sama sekali, maka anak akan cepat
bosan, lelah dan seenaknya terdahap pembelajaran , sehingga tujuan
pembelajaran sulit untuk dicapai. Dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan
jasmani siswa, guru perlu meningkatkan kemampuan gerak siswa melalui
pemberian mengulang kembali gerakan dasar yang belum dikuasai, bahan ajar
yang bervariasi, metode yang menarik, serta memberikan berbagai macam
permainan. Menciptakan suasana belajar yang kondusif sebagai upaya
meningkatkan sikap siswa terhadap pendidikan jasmani. Berikan kesempatan
kepada siswa yang terampil untuk memberikan contoh gerakan yang dikuasainya.
Sebagai alat bantu belajar sehingga siswa merasa dihargai dan akan memudahkan
siswa lain untuk belajar. Contoh yang baik adalah kinerja guru yang maksimal
maka diharapkan akan timbul sikap yang positif dan menyenangi pendidikan
jasmani.
Sebagai contoh dapat kita lihat dalam pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah dasar pada saat aktivitas pembelajaran senam. Sebagian besar para siswa
malas dan mengeluh ketika pembelajaran senam, siswa memberikan berbagai
macam alasan yang menerangkan bahwa senam menurut mereka adalah salah satu
momok yang menakutkan karena membayangkan begitu sulitnya untuk
melakukan berbagi macam gerakan dan rasa sakit yang akan dirasakan ketika
4
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang menjadi permasalahan yang sangat menonjol karena mengakibatkan hasil
belajar para siswa yang rendah.
Sebagai fasilitator guru harus berfikir keras untuk meyakinkan para siswa
bahwa pembelajaran senam itu sangatlah menyenangkan dan tidak seperti yang
mereka bayangkan sebelumnya. Guru harus memberikan arahan atau penjelasan
mengenai aktivitas pembelajaran senam lantai secara bertahap. Guru wajib
memberikan motivasi atau bentuk semangat untuk para peserta didik agar mereka
mengikut sertakan dirinya didalam pembelajaran aktivitas senam. Guru harus
mencari jalan keluar untuk menangani permasalahan yang terjadi di kelas tersebut
dengan cara membentuk sebuah permainan untuk anak.
Dari pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SENAM MELALUI KONSEP BERMAIN DI
SDN CISITU”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan dibahas di dalam latar belakang mengenai
rendahnya hasil belajar siswa, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Keterbatasan alat-alat pembelajaran.
2. Kurangnya keterampilan guru memberikan materi dalam rangka
meningkatkan keaktifan belajar siswa.
3. Rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari motivasi anak yang kurang.
4. Ketakutan untuk mencoba gerakan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi tersebut diatas, maka
permasalahan yang dikaji dalam penelitian masalah pembelajaran diatas adalah
rendahnya hasil belajar belajar siswa dilihat dari aspek afektif, kognitif dan test
5
D. Rumusan Masalah
Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan banyak faktor yang
mendukung terhadap tercapainya tujuan tersebut salah satunya yaitu dengan cara
pemberian konsep bermain untuk meningkatkan hasil belajar siswa terlibat dalam
pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat
dirumuskan permasalahan: Apakah dengan pemberian konsep bermain dapat
meningkatkan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa efektif kah pembelajaran dengan pemberian
konsep bermain terhadap peningkatan hasil belajar siswa untuk terlibat langsung
dalam pembelajaran senam lantai di SDN Cisitu 1 kota. Bandung.
F. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi lembaga-lembaga pendidikan terutama dalam pengoptimalan proses
pembelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
pendidikan jasmani.
2. Manfaat secara praktis
a. Manfaat bagi Guru
Penelitian ini di harapkan dapat mendorong guru untuk berfikir kreatif
dengan berbagai macam permainan sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran.
b. Manfaat bagi Siswa
Selain di harapkan bermanfaat untuk guru, penelitian ini di harapkan
6
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pada pembelajaran maka siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran
senam lantai dengan senang dan tidak membosankan
c. Manfaat bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada pihak sekolah agar menyediakan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan pada saat pembelajaran.
G. Definisi Operasional
Dalam penafsiran seseorang dalam suatu istilah sering kali berbeda-beda,
sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam pengertian. Untuk menghindari
kekeliruan penafsiran dalam penulisan judul dan isinya penulis menggunakan
beberapa istilah dalam penelitian :
1. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam instruksional
untuk membuat siswa belajar secara aktif, akan menekankan pada penyediaan
sumber daya belajar.
2. Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
3. Senam lantai adalah salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai dengan
istilahnya, maka gerakan-gerakan senam dilakukan di atas lantai yang
beralaskan matras atau permadani. Senam lantai sering juga di sebut dengan
senam bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan tidak membawa alat atau
menggunakan alat.
4. fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang
baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar
memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yg dapat dilakukan,
dan mengenal waktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000). Bermain adalah cara
alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
Mengkaji dan mengimplementasikan pembelajaran senam untuk
meningkatkan hasil belajar.
B. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan
terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah tersebut
dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian bisa
dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut metode penelitian.
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
(classroom action research).Pemilihan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
didasarkan pada pertimbangan bahwa metode ini dapat memberikan informasi
yang lebih dengan cara melakukan tindakan langsung sesuai dengan masalah di
lapangan. Selain itu juga Dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peneliti dapat
mencermati suatu obyek dalam hal ini siswa, menggunakan pendekatan atau
model pembelajaran tertentu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran senam, khususnya senam lantai. Melalui tindakan yang sengaja
dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bentuk
rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan
dapat terpantau. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas ini,
peneliti dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih
berkualitas dan efektif. Secara sederhana Mulyasa (2009:10) penelitian tindakan kelas adalah “Penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik.”
23
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian model John Elliott.
Desain penelitian nya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Desain PTK Model John Elliott (Susilo et al. 2008: 17)
Desain PTK dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berdaur berupa
siklus, meliputi : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan (Observasi),
dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut
Efeknya Perbaikan perencanaan: siklus II
24
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan terhadap hasil
atau tujuan yang diinginkan.
2. Tahap Pelaksanaa Tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini guru sebagai peneliti, melaksanakan tindakan
yang sebelumnya telah direncanakan untuk memcapai hasil dan tujuan tang
diinginkan.
3. Tahap pengamatan (Observasi)
Pada tahapan ini, guru sebagai peneliti mengamati semua hal yang terjadi
dan mengamati hasil atau tindakan-tindakan yang diberikan selama proses
pembelajaran berlangsung.
4. Tahap refleksi
Refleksi adalah proses berpikir untuk melihat kembali aktivitas yang
sudah dilakukan untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di kelas pada
saat pembelajaran berlangsung. Pada tahapan ini refleksi ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk menemukan, mengkaji, menganalisa dan merenungkan
kembali hasil pembelajaran dari setiap tindakan. Hasil refleksi ini dilakukan
untuk perbaikan terhadap rencana awal.
D. Subjek Penelitian/ Data dan Sumber
1. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini instrument yang digunakan adalah
observasi/pengamatan untuk guru, catatan lapangan, dan lembar observasi
digunakan oleh kolaborator untuk mengamati guru pada saat KBM berlangsung.
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 (dua) siklus yang
masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan waktunya 2 x
35 menit. Masing-masing siklus dilaksanakan dan dilengkapi dengan instrument
atau alat obserasi. Siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal,
25
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Data dan Sumber
a. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikiran siswa yang
diperoleh dengan mengamati fenomena yang muncul selama
pembelajaran diluar kelas. Data untuk hasil penelitian diperoleh
berdasarkan hasil tes (post test) setelah pembelajaran dilakukan diluar
kelas.
b. Sumber data penelitian adalah siswa kelas VI sebagai objek penelitian.
3. Seting Lokasi Penelitian
a. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Cisitu 1 Kec Coblong Kota
Bandung, yang beralamatkan di jalan Sangkuriang no 82 Kec Coblong
Kota Bandung. Situasi di sekitar SDN Cisitu 1 adalah terletak di
perumahan dekat dengan balai penelitian ITB dan terdapat apartement
yang sedang dibangun. Kondisi Sekolah terdiri dari 2 sekolah dasar,
yaitu SDN cisitu 1 dan SDN Cisitu 2 . Dengan kondisi di dalam sekolah
tersebut memiliki 2 lapangan olahraga, 1 lapangan berada di depan
sekolah, dan 1 lapangan yang cukup besar berada di dalam sekolah,
dengan 3 guru Penjas Orkes, dan memiliki sarana dan prasarana yang
begitu memadai.
b. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cisitu 1 kota Bandung kelas IV
tahun ajaran 2012/2013. Kegiatan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran melalui konsep bermain yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa siswa dalam pembelajaran senam.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2
siklus yang masing-masing terdiri dari 2 tindakan.
E. Rencana Tindakan Penelitian
Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara
sistematis. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan karena
26
penelitian ini sasarannya adalah meningkatkan hasil belajar siswa.Untuk
memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti bekerja sama dengan guru yang
lain atau dengan kepala sekolah untuk membantu mendiskusikan apa yang akan
dilakukan dalam menganalisis serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran senam. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
1. Ide Awal
Pada ide awal peneliti mengindentifikasi masalah yang terjadi dan ditemukan
dalam proses pembelajaran. Identifikasi masalah dilakukan dengan cara observasi
langsung kepada siswa kelas IV SDN Cisitu 1.
2. Temuan Analisis
Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah dilakukan
terhadap siswa kelas IV SDN Cisitu 1 menemukan permasalahan mengalami
banyak kesulitan dalam pembelajaran senam lantai. Yang berdampak terhadap
hasul belajar, sehingga peneliti memutuskan siswa kelas IV tersebut untuk
dijadikan sebagai subjek penelitian.
3. Perencanaan
Bentuk kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai
berikut :
a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Cisitu 1 BandungPermintaan
izin dapat diperoleh dari Kepala Sekolah, karena penelitian sebelumnya
telah melaksanakan program latihan profesi di SD tersebut.
b. Melakukan sosialisasi dengan Guru penjas dan siswa.
Penelitian melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan penelitian
dengan meminta kelas IV sebagai subjek penelitian. Selain itu peneliti
melakukan sosialisasi dengan siswa kelas IV SDN Cisitu 1 yang akan
dijadikan subjek penelitian.
4. Observasi
Peneliti sebelumnya melakukan pra observasi terhadap sample, yang mana
pelaksanaanya telah dilakukan sejak penulis mengajukan proposal untuk
27
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengenai situasi dan kondisi di SDN Cisitu 1, terutama siswa kelas IV yang akan
dijadikan subjek penelitian. Kemudian peneliti menganalisa KTSP dan Silabus
SDN Cisitu 1 untuk mempelajari kompetensi dasar dari mata pelajaran
Penjasorkes khususnya materi praktik senam, setelah itu peneliti menyiapkan
materi yang akan digunakan dalam pembeljaran.
Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung peneliti melaksanakan,
mengamati, melihat dan mendengar apa yang terjadi di lapangan secara langsung.
Kemudian peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan
atau dikenakan terhadap peserta didik. Selanjutnya langkah-langkah peneliti untuk
mengumpulkan data, teknik observasi yang digunakan sebagai berikut :
a. Observasi langsung
Observasi yang dilakukan dimana observer langsung turun ke lapangan
dan terlihat bersama objek penelitian.
b. Observasi Tidak Langsung
Observasi atau pengamatan yang dilaksanakan tidak pada saat
berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya berupa
dokumentasi dan cacatan lapangan.
post dengan bermacam-macam gerakan senam lantai.
2) Tindakan 2
Pada tindakan ke 2 juga masih sama yaitu pembelajaran senam lantai
dibagai menjadi 5 post dengan bentuk permainan.
b. Siklus II
Pada siklus II, tindakan 1 masih sama yaitu senam lantai dengan membuat
5 post , dengan rencana tindakan dari hasil refleksi siklus 1 yang telah dilakukan.
28
dengan 7 post yang berbeda dengan bentuk permaianan untuk melihat perubahan
atau peningkatan yang tindakan yang telah diberikan.
6. Penjelasan kegagalan.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan untuk dijadikan bahan
pertimbangan selanjutnya.
F. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2007: 134) menjelaskan bahwa “ instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumopulkan
data agar kegiatan tersebut menjaqdi sistematis dan di permudah. Instrumen
utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas inin
adalah penelitian itu sendiri. Instrumen-instrumen yang digunkan dalam penelitian
ini adalah :
a. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi berfungsi juga
sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Lembar observasi terdiri dari dua
bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa.
Observasi ini dilakukan oleh teman sejawat penelitian dan peneliti sendiri dengan
menggunakan lembar observasi sebagai pedoman, dan dilakukan secara terus
menerus dalam setiap siklus.
Observer menggunakan alat observasi berupa lembar panduan observasi yang
telah dibuat dan ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum melakukan
tindakan. Observasi terfokus pada proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas
selama tindakan penelitian berlangsung. Pencatatan data dengan menggunakan
observasi dilakukan subjektif mungkin agar mendapatkan data yang valid dan
29
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Bentuk-bentuk instrumen dapat digambarkan sebagai berikut.
1) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk
mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun
lembar observasi aktivitas siswa digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Format Observasi Aktivitas Siswa
Sekolah : SDN Cisitu 1 kota Bandung
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan
Waktu :
Hari / Tanggal :
Siklus ke :
Tindakan :
Aspek yang diamati Jumlah Siswa
Keterlibatan siswa mengikuti
pembelajaran yang diberikan
Keseriusan siswa mengikuti pembelajaran
dan melakukan tugas gerak yang
diperintahkan
Kesenangan siswa mengikuti permainan
yang diberikan pada saat pembelajaran
Ketakutan atau kesulitan siswa melakukan
tugas gerak yang diperintahkan
Pemahaman siswa terhadap tugas gerak
30
b. Kartu Ceria
Kartu ceria yang digunakan untuk tes sikap, perekaman data atau
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar format yang
digunakan observer serta kartu ceria yang digunakan oleh guru untuk atau
menghimpun data dari tes sikap siswa terhadap pembelajaran. Sebelum siswa
meninggalkan lapangan, siswa harus memilih salah satu dari kartu yang
menggambarkan perasaannya tetntang pelajaran yang diberikan gurunya. Contoh
kartu ceria seperti yang dikutip dari Seherman (2009: 177) seperti dibawah ini :
G.
H.
I.
J.
CERIA MURAM NETRAL
Gambar 3.2
(Sumber: Suherman, 2009:177)
c. Catatan Lapangan
Catatan Lapangan yaitu salah satu alat atau instrument yang digunakan
untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran
baik dari awal pembelajaran maupun diakhir pembelajaran. Catatan lapangan
merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan
tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan. Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan
berkaiatan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Format
catatan lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan
pembelajaran.
Catatan lapangan ini merupakan catatan yang dibuat peneliti atau mitra
peneliti yang melakuakn pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek
PTK. Hal-hal yangh dicatatan dalam catatan lapangan ini dalah tentang aspek
pembeljaran di kelas pada saat pembelajaran atau tindsakan berlangsung. Selain
31
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dengan siswa dan interaksi peserta didik dengan peserta didik.
Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
CATATAN LAPANGAN
Hari / tanggal :
Tempat :
Waktu :
Siklus :
Tindakan :
Catatan :
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
d. Tes
Tes sebagai instrumen yang sangat lazim dilakukan pada PTK. Hal ini
disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar
siswa dan hasil belajar salah satunya diukur dengan menggunakan instrument tes.
Teknik penilaian tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
32
rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajaran.
Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses
tindakan berlangsung. Dengan teknik penuilaian ini dapat dihasilakan data secara
kuantitatif mengeanai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan
dilaksanakan.
Adapun format untuk keterampilan nya sebagai berikuit:
Tabel 3.2
Lembar tes
No. Nama Siswa Skor
1
2
3
4
5
Keterangan :
Skor 5 : Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Gerakan lancar
Skor 4 :Sangat baik. Kesalahan gerakan kecil. Tidak ada pelanggaran dari
ketentuan
Skor 3 :Baik, hal-hal yang pokok terlihat, peragaan baik, sekalipun terlihat
kesalahan-kesalahan gerakan yang kecil.
Skor 2 : tidak terkontrol. Gerakan jelek dan banyak kesalahan.
Skor 1 : tak dapat di kenali karena pelaksanaan salah atau hilang
e. Rekaman foto
Rekaman foto digunakan untuk mengabdikan tindakan yang telah
dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk mengggambarkan situasi
yang terjadi dikelas pada waktu pembeljaran berlansung.
Gambar-gambaran foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa dilakukan
penelitian. Sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga dapat menggambrakan
33
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu G. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai guru yang
terlibat dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti
dalam melaksanakan tindakan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti melaksanakan pembelajaran melalui konsep bermain yang telah
disusun untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam.
2. Peneliti langsung melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan
secara sadar, kritis dan objektif dengan menggunakan pemahaman mengenai
upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam.
Tahap-tahap Penelitian
1. Siklus I
a. Guru sebagai pengajar sudah menentukan lokasi di luar kelas untuk
melaksanakan pembelajaran (lapangan sekolah). Kemudian guru membagi
menjadi 5 pos dengan setiap pos telah dibentuk suatu permainan yang
menjurus kearah gerakan senam.
b. Guru menetapkan materi pembelajaran. Pertemuan pertama adalah
pembelajaran senam lantai biasa dengan menetapkan 5 post. Dan
pertemuan kedua pembelajaran senam lantai dengan berbagai jenis senam
lantai dengan bentuk permainan dengan dibagi menjadi 5 post.
Pelaksanaan Penelitian (Kegiatan awal) :
Guru mengajak siswa ke lokasi penelitian.
1) Guru menyuruh siswa untuk berbaris dengan kelompoknya.
2) Guru memberikan salam pembuka.
3) Guru memberi penjelasan tentang kegiatan atau pembelajaran yang akan di
pelajari saat itu.
Kegiatan inti :
1) Masing-masing kelompok berbaris menurut kelompoknya , masing-masing
siswa melakukan semua gerakan sesuai dengan pos kemudian setelah selesai
34
2) Guru membimbing siswa selama penelitian atau pengamatan berlangsung di
lapangan.
3) Setelah selesai memberikan dan melakukan tugasnya, siswa dikumpulkan
kembali untuk mengevaluasi atau mendiskusikan kembali tentang
pembelajaran yang telah dilakukan.
4) Guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan kemudian siswa diberi
kesempatan memberikan tanggapan atau pendapat terhadap pembelajaran
tersebut.
Kegiatan akhir :
1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
hambatan/ keasulitan yang dialami selama proses pembelajaran.
2) Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.
Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersama dengan kegiatan di atas yang
dilakukan oleh kolabolator. Adapun hal-hal yang diamati meliputi:
a) Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM
b) Kegiatan siswa selama pembelajaran.
c) Aktifitas guru dalam mengelola kelas.
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja
siswa pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan diantaranya dalam
pengelompokan siswa, keterbatasan waktu, lokasi penelitian, dan antusiasme
siswa terhadap pembelajaran.
2. Siklus II
Perencanaan tindakan pada siklus kedua dilakukan dengan memperhatikan
hasil refleksi pada siklus I, antara lain:
a. Menentukan lokasi yang lebih tepat dan sesuai.
b. Memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang lebih mudah dipahami
oleh siswa dengan menggunakan konsep bermain di setiap post nya.
c. Menyiapkan waktu yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan
35
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Kelompok siswa disusun secara merata agar kemampuan masing-masing
siswa dapat tersusun dengan baik.
e. Membagi menjadi menjadi 2 kelompok. Semua siswa harus melakukan
gerakan yang telah di tentukan sesuai dengan post, di siklus ke II post dan
gerakan ditambah menjadi 7 pos. Setelah semua melakukan gerakan maka
guru melihat siap kelompok yang paling cepat melakukan semua gerakan
yang ada didalam pos.
Pelaksanaan Tindakan (Kegiatan awal) :
1) Guru langsung mengajak siswa ke lokasi penelitian.
2) Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya.
3) Guru membuka pelajaran dan memberikan salam.
4) Guru memberikan motivasi agar antusias atau semangat belajar siswa lebih
meningkat.
Kegiatan inti :
1) Masing-masing kelompok berbaris menurut kelompoknya dan tugasnya
masing-masing. Dengan 5 post tersebut, post-post yang terdiri dari:
a) P1 (Pos 1) Di Pos satu siswa melakukan gerakan guling samping di
matras yang disediakan.
b) P2 (Pos 2) Di Pos dua siswa melewati balok keseimbangan yang di
modifikasi dengan menggunakan 2 kursi sebagai penyangga kayu serta
kayu sebagai alat keseimbangannya.
c) P3 (Pos 3) di Pos tiga siswa bergelantung di tiang dengan tangan secara
bergantian.
d) P4 (Pos 4) Di pos empat siswa melewati satu tali.
e) P5 (Pos 5) Di Pos lima ada tali yang ikat zigzag, tinggi tali tersebut
kurang lebih 30 cm kemudian siswa harus melewati semua ruang-ruang
yang ada dengan cara loncat dua kaki langsung.
f) P6 (Pos 6) Di pos enam siswa melakukan gerakan guling depan dua kali
pada matral yang telah disediakan.
g) P7 (Pos 7) Di pos tujuh siswa melewati tali yang tingginya kurang lebih 6
36
2) Guru membimbing siswa selama penelitian atau pengamatan berlangsung di
lapangan.
3) Setelah selesai memberikan dan melakukan tugasnya, siswa dikumpulkan
kembali untuk mengevaluasi atau mendiskusikan kembali tentang
pembelajaran yang telah dilakukan.
4) Guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan kemudian siswa diberi
kesempatan memberikan tanggapan atau pendapat terhadap pembelajaran
tersebut.
Kegiatan akhir :
1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
hambatan/ kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran.
2) Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.
Pada siklus kedua ini dapat dilihat beberapa perubahan yang tampak
diantaranya adalah semangat, keberanian siswa untuk mencoba gerakan
senam, mengemukakan pendapat dan kreatifitas/keaktifan dan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan. semangat yang semula 70% menjadi 85%,
keberanian siswa untuk mencoba gerakan dan mengemukakan pendapat dari
semula 60% menjadi 80%. Dan keaktifan dan motivasi yang meningkat yang
semula dari 65% menjadi 87,5 %.
Refleksi
Di dalam siklus kedua ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu
keberanian siswa dalam mencoba gerakan senam lantai dan mengemukakan
pendapat yang masih harus dilatih secara terus menerus. Hal itu menuntut guru
untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan lagi.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data
kualitatif, secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menelaah seluruh data yang telah telah terkumpul, penelaah dilakukan
37
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorikan dan
pengklasifikasikan hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan
kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Menyimpulkan dan memverifikasi.
I. Data dan Teknik Pengambilannya
1. Sumber data: sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Cisitu 1 Kota Bandung.
2. Jenis data: jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang
terdiri dari:
a. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
senam melalui konsep bermain.
b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.
c. Catatan harian.
d. Dokumentasi.
3. Cara Pengambilan data:
a. Data mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang didapat
dengan melakukan observasi secara langsung.
b. Data mengenai situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan
tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.
4. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan
dengan berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria
yang digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya
tindakan. Adapun misi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan senam
lantai di SDN Cisitu 1 kota Bandung mata pelajaran pendidikan jasmani
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan menggunakan
konsep bermain atau aktivitas bermain, keterampilan siswa dalam pembelajaran
senam lantai khususnya tes senam lantai mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan guru dengan melakukan tes senam lantai
pada saat proses belajar mengajar, menunjukan adanya peningkatan penilaian
senam lantai yang diperoleh siswa dalam hasil tes awal dan setiap siklus selalu
meningkat walaupun ada dimana di dalam siklus II tindakan 1 peningkatan hanya
memperoleh persentase 0,6% dikarenakan anak merasa jenuh karena tes dilakukan
dengan aktivitas bermain. Tetapi pada saat siklus II tindakan 2 tes dilakukan
dengan menyisipkan konsep bemain anak menjadi senang kembali dan hasil tes
nya pun kembali meningkat secara signifikan.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis mempunyai saran-saran yang
dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil
penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran melalui konsep
bermain ini cukup memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan hasil belajar pada siswa sekolah dasar, sehingga penulis
menyarankan untuk menerapkan pembelajaran dengan konsep bermain atau
aktivitas permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di sekolah.
2. Sebelum guru mengajar, terlebih dahulu guru harus memberikan penjelasan
yang jelas kepada siswa mengenai langkah pembelajaran yang akan diberikan
agar siswa memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru dan siswa dapat
67
Nurma Afriliani, 2013
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Senam Melalui Konsep Bermain Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di SDN Cisitu 1
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Sarana dan prasarana sangat penting dan menjadi salah satu faktor utama
dalam menentukan keberhasilan suatu pembelajran khususnya mata pelajaran
pendidikan jasmani. Untuk itu diharapkan pihak sekolah khususnya, atau
semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan
jasmani dapat turut serta berpartisipasi secara aktif, sehingga dengan adanya
ketersediaan fasilitas dan alat pendukung yang memadai, diharapkan bisa
menunjang kepada meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga
hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih
DAFTAR PUSTAKA
(2009). Hasil Belajar (pengertian dan Definisi). [Online].
Tersedia:http//indramunawar.blogspot.com/2009/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197912282005011-HELMY_FIRMANSYAH/Hasil_Belajar_Pendidikan jasmani.
Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan kelas dalam
pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung.
http://Vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam -lantai/
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Mahendra, A. (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional
Mahendra, A. (2007) senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran senam untuk
Mahasisiwa FPOK-UPI.
Munawar, I. (2009). Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar. [Online].
Tersedia:http://indramunawar.blogspot.com/search/label/faktorfaktor%20y
ang%20Mempengaruhi%20hasil%20Belajar(22 Oktober 2010)
Subroto, Toto, dkk. 2010. Modul Mata Kuliah Teori Bermain. FPOK-UPI.
UPI. (2013). Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas