• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK USIA DINI :Penelitian Tindakan Kelas di TK PGRI I Bungbulang Tahun Pelajaran 2013/201:.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK USIA DINI :Penelitian Tindakan Kelas di TK PGRI I Bungbulang Tahun Pelajaran 2013/201:."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas di TK PGRI I Bungbulang Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

NUNI YULIANI NIM. 1009398

(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK USIA DINI

( Penelitian Tindakan Kelas di TK PGRI I Bungbulang Tahun Pelajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. Badru Zaman, M.Pd NIP:19740806 2001121002

Pembimbing II,

Asep Deni Gustiana, M.Pd NIP. 19840918 2012121001

Diketahui oleh

(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA PADA ANAK USIA DINI

(Penelitian Tindakan Kelas di TK PGRI I Bungbulang Tahun Pelajaran 2013/2014)

ABSTRAK

Permasalahan yang di angkat dalam permasalahan ini adalah meningkatkan kemampuan mengenal bilangan dengan permainan ular tangga pada anak usia dini kurang berkembang. Dalam proses pembelajaran anak kurang termotivasi dan banyak anak yang tidak memperhatikan karena bermain sendiri. Hal ini di sebabkan oleh faktor proses pembelajaran yang tidak relevan dan menarik bagi anak, karena guru belum menggunakan metode pembelajaran dan media yang cocok, dalam pelaksanaannya cenderung secara klasikal juga masih berpusat pada guru, tanpa melibatkan anak secara aktif dan tanpa memperhatikan kemampuan dasar siswa yang dimilikinya baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Akibatnya anak kurang aktif dan hasilnyapun kurang memuaskan.

Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak. Media yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah media gambar. Penelitian ini merupakan relevansi dari peneliti sebelumnya, dalam meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak dengan permainan ular tangga. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan permainan ular tangga kemampuan mengenal bilangan anak mengalami peningkatan baik proses pembelajaran maupun perolehan hasil belajar. Sebagai implementasinya, dilakukan penelitian tindakan kelas pada proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan permainan ular tangga Teknik pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, lembar observasi, lembar evaluasi, dan kamera. Data yang diperoleh dianalisis dan direfleksi dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang sebagian besar anak mencapai nilai BSB (Berkembang Sangat Baik).

Kata Kunci : meningkatkan kemampuan mengenal bilangan 1-20, permainan ular

(4)

KNOW IMPROVED NUMBERS GAMES WITH SNAKES LADDERS IN EARLY CHILDHOOD

( Classroom Action Research in kindergarten PGRI I Bungbulang Academic Year 2013/2014 )

ABSTRACT

The problems in the lift in this problem is to increase the ability to recognize numbers 1-20 with a game of snakes and ladders in early childhood is less developed . In the learning process less motivated children and many children do not pay attention because the play itself . This is caused by factors that are not relevant to the learning process and appeal to children , because teachers have not been using learning methods and media are matched , the implementation tends to be classical is still centered on the teacher , without actively involving children , and without regard to the basic skills of students both in terms of its knowledge , attitudes and skills . As a result, children are less active and the results are less satisfactory .

This study was conducted to improve students' creativity in improving cognitive ability in children 1-20 numbers . Media were applied in this study is the media image . This study is the relevance of previous research , in improving the ability to know the numbers 1-20 in children with a game of snakes and ladders . After implementing learning using the game of snakes and ladders ability children recognize numbers 1-20 have increased both the learning process and the acquisition of learning outcomes .

For its implementation , conducted action research in the learning process carried out in two cycles using snakes and ladders game research data collection techniques implemented using observation , interview, field notes , observation sheets , evaluation sheets , and camera . Data were analyzed and reflected by a qualitative description of the method . The results of this study showed an increase in student learning activities that can be seen from the increase in student learning outcomes that most children achieve the BSB ( Developing Very Good ) .

(5)

DAFTAR ISI

IV. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 15

V. Kerangka Pikir ... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi umum Lokasi dan Subjek penelitian ... 33

1. Gambaran Umum TK PGRI I Bungbulang ... 33

2. Kurikulum di TK PGRI I Bungbulang ... 34

3. Keadaan Guru Dan Siswa Di TK PGRI I Bungbulang ... 35

(6)

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran ... 37

C. Pembahasan Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran ... 46

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. simpulan ... 50 B. Rekomendasi ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN - LAMPIRAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masa Kanak-kanak merupakan masa di mana anak-anak mengalami

perkembangan yang sangat pesat, mereka tumbuh, berkembang, berkreasi dan

akan berdampak luar biasa serta menjadi pengalaman yang sangat berharga

ketika anak mulai menjalani kehidupannya, maka dari itu pada usia t ersebut

para ahli menyebutkan bahwa anak mengalami masa keemasan (golden

age) karena pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan

yang sangat pesat. Menurut Hurlock (1987) bahwa:

Anak usia 4 sampai 6 ahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia lahir sampai 6 tahun, pada usia ini secara teminologi disebut sebagai anak usia pra sekolah, dimana pertumbuhan kecerdasannya pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% sampai 80%.

Selain itu pada usia ini merupakan masa peka bagi anak, di mana anak

mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi

anak. Masa peka adalah masa di mana terjadinya kematangan fungsi-fungsi

fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh

lingkungannya.

Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan tahap

perkembangan dan karakteristik bagi setiap anak, dalam proses tersebut anak

(8)

memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata, dengan melalui

pengalaman nyata maka akan memungkinkan anak untuk menunjukkan

aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi guru

sebagai pendamping.

Salah satunya yaitu dasar dari proses belajar awal matematika itu

konsep dasar bilangan. Pada mana usia 5 tahun, minat anak terhadap bilangan

akan tumbuh sangat besar secara alamiah bila sejak kecil telah diperkenalkan

pada konsep bilangan secara kongkrit. Karena itu sebenarnya tidak perlulah

orang tua di rumah maupun guru di sekolah memaksakan anak untuk belajar

berhitung sebelum mereka sendiri merasa berminat, tugas orang tua dan guru

yang terutama adalah merangsang minat anak terhadap bilangan sejak dini

(sekitar umur 3 tahun).

Pada awalnya, secara intelektual anak tidak mengerti konsep-konsep

angka, namun mereka sudah mempunyai pengertian tersebut secara intuitif

dan perlahan-lahan perlu dituntun menuju suatu pemahaman intelektual akan

kuantitas secara simbolik. Maka sekaranglah saatnya memperkenalkan proses

belajar formal kepada anak, dimulai dengan pengenalan simbol angka dan

konsep asosiasi posisi yang merupakan dasar matematika. Kemudian

dilanjutkan dengan pengenalan operasi-operasi dasar seperti penjumlahan dan

(9)

Menurut Prasaran Rooth Betty (Hariwijaya dan Sustiwi, 2008: 186),

seorang pakar pendidikan anak matematika, mengatakan bahwa:

Hampir setiap anak kecil mudah memahami bilangan dan sering dengan tidak sengaja menghafalkan angka, akan tetapi hal ini tidak sama dengan kemampuan menghitung. Sesuai dengan proses berjalannya waktu, maka anak akan berangsur-angsur belajar menghitung. Mereka benar-benar akan belajar lebih baik jika santai dan sambil lalu.

Menyadari pentingnya memperhatikan pengembangan minat belajar anak

tentang konsep bilangan pada anak usia dini maka dibutuhkan stimulus yang

tepat. Tentunya, dengan cara yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak. Dan perlu kita ketahu bahwa salah satu faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar anak tentang konsep bilangan adalah bagaimana

seorang guru atau orang tua mengenalkan dengan media yang mampu

memberikan daya tarik terseniri bagi anak dalam proses pembelajaran tersebut.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti, berkaitan dengan

kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan bahwa guru sering

menggunakan medi gambar dalam mengembangkan berbagai kemampuan anak

tetutama dalam mengenal konsep bilangan, dan anak juga senang menggunakan

media gambar, sehingga peneliti ingin meneliti apakah media gambar

berpengaruh terhadapa kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak.

Dengan menggunakan materi-materi yang kongkrit dan dalam bentuk

permainan dan media pembelajaran yang tepat maka untuk mempelajari

(10)

kesulitan untuk memahami konsep dan keterampilan matematika dasar.

Sehingga anak diharapkan mampu memindahkan benda-benda yang sedang

dihitung untuk mendapatkan jumlah yang sebenarnya. Kepuasan dalam

penemuan inilah yang mengarahkan antusiasme anak pada angka-angka,

terutama bila ia dapat mendemonstrasikan operasi matematika dasar kepada

guru atau teman-temannya, daripada dikuliahi fakta-fakta yang kosong dan

tanpa makna bagi mereka. Jadi dalam tahap pengenalan bilangan ini,

pendidikan yang kongkrit diimplementasikan dengan cara anak secara fisik

memegang kuantitas-kuantitas yang mewakili simbol-simbol angka tertulis.

Dan anak tersebut memadukan materi, hitungan, pemisahan dan

membandingakan dengan visual, audio dan juga sentuhan untuk memperkuat

gagasan-gagasan kuantitatif secara nyata, bukannya hanya bersifat abstrak

bagi si anak tersebut.

Salah satu media yang bisa guru gunakan dalam proses pembelajaran

dalam mengenalkan anak konsep bilangan adalah dengan menggunakan

media ular tangga.

Ular tangga merupakan alat bantu yang sering digunakan. Permainan

yang dimaksud dengan ular tangga adalah gambar yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang dituangkan dalam bentuk simbol-simbo l

(11)

Jadi permainan ular tangga itu sendiri adalah merupakan sebuah

permainan yang di jadikan alat bantu yang sering digunakan dalam proses

belajar mengajar yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang

dituangkan dalam bentuk memberi label dan menggambar bentuk

simbol-simbol komuniasi baik berupa gambar orang, tempat, benda-benda sekitar,

binatang, konsep bilangan dan lain-lain.

Perlu diingat pula bahwa cara pengajaran ini harus membiarkan anak

mencapai pemahamannya sendiri sesuai dengan kemampuan dan

kecepatannya sendiri, peran orang tua dan guru adalah untuk memberikan

lingkungan yang kondusif bagi perkembangan intelektual mereka.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengajar anak kecil adalah

perlunya pengulangan materi dengan topik yang sama tetapi dengan

bermacam-macam objek yang berbeda yang dapat digunakan dalam proses

pengajarannya. Melalui pengulangan ini, konsep abstrak ini dimengerti bukan

hanya sekedar dihafalkan saja. Dan begitu konsep abstrak benar-benar

dipahami anak, mereka akan dapat menerapkan pada semua objek yang

berhubungan dengan konsep tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(12)

2. Media pembelajara yang kurang baik

3. Bagaimana penerapan permainan ular tangga pada anak di Taman

Kanak-kanak PGRI I Bungbulang Kecamatan Bungbulang Kabuaten

Garut?

4. Perlu adanya media pembelajaran yang menarik pembelajaran anak

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang dikaji dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagainama kemampuan mengenal bilangan pada anak di Taman

Kanak-kanak PGRI I Bungbulang Kecamatan Bungbulang Kabupaten

Garut?

2. Bagainama penerapan permainan ular tangga untuk meningkatkan

kemampuan mengenal bilangan pada anak di Taman Kanak-kanak

PGRI I Bungbulang Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut?

3. Bagainama peniningkatan kemampuan mengenal bilangan pada anak

di Taman Kanak-kanak PGRI I Bungbulang Kecamatan Bungbulang

Kabupaten Garut dengan penerapan permainan ular tangga?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai

(13)

1. Mengetahui kemampuan mengenal bilangan dari pada anak Taman

Kanak-kanak PGRI I Bungbulang Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut.

2. Mengetahui Penerapan penggunaan Permainan ular tangga dalam

neningkatkan kemampuan mengenal bilangandari pada anak Taman

Kanak-kanak PGRI I Bungbulang Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut.

3. Mengetahui peningkatan kemampuan mengenal bilangan dari pada anak di

Taman Kanak-kanak PGRI I Bungbulang Kecamatan Bungbulang

Kabupaten Garut dengan penerapan penggunaan Permainan ular tangga.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan diatas maka hasil

penelitian diharapkan memberi manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

Adapun maanfaat teoretis dan manfaat praktis yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

referensi dibidang pendidikan pada anak usia dini, terutama dalam hal

pengembangan minat belajar anak tentang konsep bilangan melalui media

pembelajaran.

(14)

Adapun manfaat praktis yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya media pembelajaran dalam

mengembangkan minat belajar anak tentang konsep bilangan di Taman

Kanak-kanak.

b. Para guru khususnya dan para praktisi pendidikan pada umumnya sebagai

referensi bahwa dalam mengajar konsep bilangan, penting untuk

memperhatikan anak secara spesifik berdasarkan kemampuan dan

karakteristik belajar anak.

c. Memberikan masukan kepada mahasiswa dan pendidik anak usia dini dalam

membuka cakrawala berfikir mereka akan pentingnya media pembelajaran.

F. Struktur Organisasi Skripsi

1. BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar belakang penelitian b. Rumusan masalah penelitian c. Tujuan penelitian

d. Manfaat penelitian

e. Struktur organisasi skripsi

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

3. BAB III METODE PENELITIAN

(15)

e. Instrumen

f. Teknik pengumpulan data g. Analisis data

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak PGRI I Bungbulang

terletak di Jln. Hanjuang, Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang Kabupaten

Garut. Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan dan tindakan siklus 1 dilakukan

minggu pertama pada bulan September 2013.

Subyek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok Taman

Kanak-kanak PGRI I Bungbulang terletak di Jln. Hanjuang, Desa Hanjuang Kecamatan

Bungbulang Kabupaten Garut sejumlah 15 anak.

B. Desain penelitian

Spenelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian tindakan kelas yang

akan dilakuan di Taman Kanak-kanak PGRI I Bungbulang terletak di Jln.

Hanjuang, Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, dengan

menggunakan 2 siklus pembelajaran yang akan dilakukan dalan 4 kali pertemuan

pembelajaran

Rancangan tindakan pada penelitian ini, direncanakan terdapat 2 siklus,

setiap siklus dibagi menjadi 2 pertemuan setiap pertemuan terdiri 4 bagian yaitu,

(17)

1. Siklus I Pertemuan I

Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan I meliputi:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH).

2) Membuat lembar observasi mengenai peningkatan kemampuan mengenal

bilangan pada anak dengan menggunakan permainan ular tangga.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan Guru pada hari pertama

1. Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas.

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa sebelum

melaksanakan kegiatan.

2. Kegiatan Inti

a) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan.

b) Guru menjelaskan tentang apa itu permainan ular tangga kepada anak.

c) Guru menjelaskan teknik mengenal bilangan dengan mengunaam permainan

ular tangga kepada anak.

d) Guru membimbing anak dalam pelaksanaan kegiatan permainan ular tangga

pada anak.

(18)

3. Kegiatan istirahat

a) Guru meminta anak mencuci tangan.

b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan.

c) Guru meminta anak untuk bermain

4. Kegiatan akhir

a) Guru meminta anak untuk bernyanyi.

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam

c. Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat

penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pengamatan dan pemantauan

dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian tindakan dan

perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan

menggunakan panduan dan instrument penelitian yang telah dibuat sebelumnya,

sehingga diperoleh data-data empirik tentang kemampuan mengenal bilangan

pada anak.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan.

Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi

dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang

(19)

2. Siklus I Kegiatan II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama pertemuan II meliputi:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH)

2) Membuat lembar observasi tentang peningkatan kemampuan mengenal

bilangan pada anak didik melalui permainan ular tangga.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan Guru pada hari kedua

1) Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas.

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa

melaksanakn kegiatan.

2) Kegiatan Inti

a) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan pada hari itu.

b) Guru menjelaskan lagi tentang apa itu permainan ular tangga kepada anak.

c) Guru menjelaskan teknik mengenal bilangan pada anak melalui permainan

ular tangga kepada anak.

d) Guru membimbing anak dalam pelaksanaan kegiatan mengenal

bilangan1-20 pada anak melalui permainan ular tangga.

(20)

3) Kegiatan istirahat

a) Guru meminta anak mencuci tangan.

b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan.

c) Guru meminta anak untuk bermain.

4) Kegiatan akhir

a) Guru meminta anak untuk melafalkan doa’ doa pendek.

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam

c. Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat

penyelenggaraan proses kegiatan berlangsung oleh guru. Pengamatan dan

pemantauan dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian

tindakan dan perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar

dengan menggunakan panduan dan instrumen penelitian yang telah dibuat

sebelumnya, sehingga diperoleh data-data empirik tentang kemampuan

mengenal bilangan pada anak.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan.

Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi

dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang

(21)

1. Siklus II Kegiatan I

Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama maka tahap

perencanaan siklus kedua ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kembali faktor-faktor penyebab dan gejala perilaku anak

yang mengindikasikan kurang meningkatnya kemampuan mengenal

bilangan pada anak.

2) Merumuskan kembali alternatif tindakan pembelajaran dengan penggunaan

tehnik permainan ular tangga sebagai upaya meningkatkan kemampuan

mengenal bilangan pada anak.

3) Menyusun rancangan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media

permainan ular tangga yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal

bilangan pada anak.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan Guru pada hari pertama

1. Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas.

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa

melakukan kegiatan

(22)

a) Guru mengecek kehadiran anak didik.

b) Guru mengemukakan tema yang akan diajarkan.

c) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan berupa kegiatan

pengamatan terhadap permainan ular tangga terhadap anak.

d) Guru memberikan contoh setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

e) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal bilangan pada

anak melalui permainan ular tangga.

2. Kegiatan Inti

a) Guru memperlihatkan tema yang akan diajarkan.

b) Guru memperlihatkan pada anak cara mengenal bilangan pada anak.

c) Guru meminta anak untuk mengikuti apa yang dilakukan guru.

3. Kegiatan istirahat

a) Guru meminta anak mencuci tangan.

b) Guru meminta anak berdo’a sebelum dan sesudah makan.

c) Guru meminta anak untuk bermain.

4. Kegiatan akhir

a) Guru meminta anak untuk mengucapkan rukun Islam.

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam

c. Pengamatan / Observasi

(23)

dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan penelitian tindakan dan

perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan

menggunakan panduan dan instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya,

sehingga diperoleh data-data empirik tentang peningkatan kemampuan mengenal

bilangan pada anak.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan yang dilakukan.

Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi

dengan guru lain (observer) mengenai: (1) Analisis mengenai tindakan yang

baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan intervensi, dan penyimpulan data

yang diperoleh.

2. Siklus II kegiatan II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama maka tahap

perencanaan siklus kedua ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kembali faktor-faktor penyebab dan gejala perilaku anak

yang mengindikasikan kurang meningkatnya kemampuan mengenal bilangan

(24)

2) Merumuskan kembali alternatif tindakan pembelajaran penggunaan

permainan ular tangga upaya meningkatkann kemampuan mengenal bilangan

pada anak.

3) Menyusun rancangan tindakan dan skenario pembelajaran melalui permainan

ular tangga yang dapat meningkatkann kemampuan mengenal bilangan pada

anak.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Guru pada hari kedua

1) Kegiatan awal

a) Guru meminta anak berbaris memasuki ruangan kelas.

b) Guru memulai dengan salam dan meminta anak didik untuk berdoa sebelum

belajar.

2) Kegiatan Inti

a) Guru memotivasi anak untuk tetap semangat dan aktif mengikuti kegiatan.

b) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

c) Guru memberikan contoh cara mengenal bilangan melalui permainan ular

tangga.

3) Kegiatan istirahat

a) Guru meminta anak mencuci tangan.

(25)

4) Kegiatan akhir

a) Guru meminta anak untuk melafalkan surah-surah pendek.

b) Guru meminta anak berdo’a untuk pulang dan mengucapkan salam

c. Pengamatan / Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas, yakni pada saat

penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pengamatan dan pemantauan

dilakukan secara komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan dan

perilaku-perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan

panduan dan instrument penelitian yang telah dibuat sebelumnya, sehingga

dipeloleh data-data empirik tentang peningkatan kemampuan mengenal bilangan

pada anak.

d. Refleksi

Refleksi ini akan dilasanakan di TK PGRI I Bungbulang Jl. Hanjuang Desa

Hanjuang Kec. Bungbulang Kabupaten Garut yang merupakan salah satu TK

yang berada dilokasi yang strategis dan padat penduduknya.

C. Definisi Operasional

Dengan menggunakan media permainan ular tangga dalan pembelajaran

diharapkan akan mampu meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak

didik di TK PGRI I Bungbulang terletak di Jln. Hanjuang, Desa Hanjuang

Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut

(26)

Instrument penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran

berupa Rencana Kegiatan Harian (RKH), lembar observasi anak didik dan

aktivitas baru dalam kegiatan permainan ular tangga untuk meningkatkan

kemampuan mengenal bilangan.

Tabel 3.1

KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN (Permen No. 58 Tahun 2009)

Variabel Sub Variabel Indikator Tehnik Kemampuan 2. Mencocokan bunyi dengan bilangan 3. Menunjukan serta menyebutkan

1. Menyebutkan kembali 2-3 urutan bilangan

3. Meyebutkan bilangan yang di pegang temannya

1. Membuat gambar dan menceritakan isi gambar

2. Membaca beberapa kata berdasarkan gambar, tulisan dan benda yang dikenal atau di lihatnya

3. Mempadukan dan menceritakan isi ular tangga

Tabel 3.2

Pedomam Observasi Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan Dengan Permainan Ular Tangga Pada Anak Usia Dini

(27)

BB MB BSH BSB 1 Mendengarkan dan menceritakan kembali bilangansecara

runtut

2 Melaksanakan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar 3 Menunjukan beberapa huruf yang di minta

4 Menirukan kembali suara yang sudah dicontohkan oleh guru 5 Mengunakan kata yang menunjukan urutan

6 Menjawab pertanyaan sederhana

7 Bercerita tentang gambar yang telah di sediakan 8 Menceritakan apa yang dilihat dalam gambar 9 Menghubungkan antara gambar dengan tulisan 10 Membaca kata berdasarkan gambar

11 Membuat coretan tentang tema yang sudah di sampaikan

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan Dengan Permainan

Ular Tangga Pada Anak Usia Dini di TK PGRI I Bungbulang

Dimensi Kategori Kegiatan Pengamatan Komentar Ya Tidak

Perencanaan kegiatan

1.Membuat rencana kegiatan mingguan dan rencana kegiatan harian

2.Merumuskan tujuan Pembelajaran 3.Memilih media yang sesuai dengan tema 4.Menyediakan media yang akan digunakan Seting kelas 1.Mempersiapkan media untuk kegiatan

pembelajaran 2.Penataan ruang kelas Kesiapan guru 1.Kesiapan materi

2.Guru menguasai materi

3.Guru menyiapkan bimbingan kegiatan awal Kegiatan

pembelajaran

1.Tanya jawab tentang tema

2.Melakukan kegiatan fisik kegiatan inti 3.Memberikan inFormasi mengenai kegiatan

bermain mengunakan media ular tangga 4.Menggerakan anak untuk mengikuti

(28)

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data melalui lembar observasi guru tentang aktifitas

mengajar daam pengunaan permainan ular tangga, dan lembar observasi kegiatan

anak didik dalam kegiatan permainan ular tangga untuk meningkatkan

kemampuan mengenal bilangan anak.

F. Analisis data

Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui tiga cara, yakni: observasi

partisipasif yang dilakukan oleh guru dan observasi langsung pada anak.

Pengelolaan data-data dilakukan dengan: (a) pengecekan kelengkapan data, (b)

pentabulasian data, dan (c) analisis data. Analisis data yang dipergunakan adalah

teknik deskriptif. Sedangkan jenis penilaian atau indikator keberhasilan yang

dipergunakan ada tiga macam, yaitu:

Baik (B) : Apabila anak mampu melaksanakan kegiatan dengan cepat dan

tepat dengan baik dalam mengenal bilangan pada anak.

Cukup (C) : Apabila anak mampu mengenal bilangan pada anak, akan tetapi

membutuhkan waktu yang sangat lama dengan hasil yang maksimal.

(29)
(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di TK PGRI I

Bungbulang sebelun dilakukannya tindakan perbaikan pembelajaran , anak

didik di TK PGRI I Bungbulang mempunyai tingkat kemampuan

menyinak yang relative rendah.

2. Melalui penerapan media permainan ular tangga dalam upaya

meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak usia dini untuk

mengoptimalkan hasil pembelajaran harus disusun perencanaan

pembelajaran yang matang dan dilaksanakan sesuai dengan rencana.

3. Pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga dapat

meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep dan meningkatkan

keaktifan Anak didik dalam proses pembelajaran

Kemampuan Anak didik dalam upaya meningkatkan kemampuan

(31)

dorongan kepada Anak didik yang tidak berhasil, hal ini dilakukan memalui

penerapan media permainan ular tangga yang mengondisikan Anak didik

untuk memahami materi yang diajarkan dengan mempraktekan sendiri materi

ajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program perbaikan

pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan Anak

didik dalam upaya meningkatkan mengenal bilangan pada anak usia dini.

B. Rekomendasi

Adapun saran-saran atau rekomendasi yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini, adalah :

1. Sekolah

a. Sekolah hendaknya memberikan kesempatankepada guru untuk menggunakan berbagai macam metode dan media dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Sekolah menyediakan pasilitas yang dapat mendukung proses pembelajaran.

2. Guru

a. Dengan hendaknya menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak dalam melakukan pembelajaran

b. Guru hendaknya mengunakan metode pembelajaran yang berbasis permainan sehingga anak tertarik mengikuti pembelajaran tersebut. 3. Peneliti Selanjutnya

(32)
(33)

Penulis yang bernama Nuni Yuliani. Saya lahir di Garut pada tanggal 30 Juni 1990.

Penulis pada saat ini tinggal di Kp. Kawungriung RT.01 / RW. 04. Desa hegarmanah

kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut.

Pendidikan formal selama 6 tahun di SD Hanjuang 2 lulus pada tahun 2002, kemudian

melanjutkan. ke SLTP Negeri Bungbulang dan lulus pada tahun 2005. Kemudian

melanjutkan ke SMA Negeri Bungbulang dan lulus pada tahun 2008.

Pada tanggal 14 juli 2012 menjadi guru honorer di TK PGRI 1 Bungbulangdi jln.

Hanjuang sampai sekarang. Pada tahun 2010 melanjutkan studi ke jenjang sarjana ( S1 )

jurusan Pedagogik PGPAUD di UPI Bandung . Alhamdulillah pada tahun 2014, penulis dapat

menyelesaikan studi s1 dengan m pengambil tugas akhir penyusunan skripsi dengan judul “

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan 1-20 pada Anak Usia Dini Melalui

Gambar

KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN Tabel 3.1 (Permen No. 58 Tahun 2009)
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Maraknya Taman Penitipan Anak (TPA) yang berdiri di sekitar perumahan disebabkan banyaknya ibu bekerja di luar rumah sedangkan anak tidak ada yang mengasuh saat

Fenomena- fenomena dan gejala-gejala yang terjadi mendorong peneliti untuk melakukan suatu penelitian tindakan sebagai upaya dalam melakukan perbaikan terhadap proses

Pemodelan penentuan muka gelombang dan lintasan perambatan (raypath) gelombang hanya dilakukan pada model lapisan medium yang sederhana sehingga penentuan waktu tempuh

12 Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan, (Cet.. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan hasil belajar siswa diajar menggunakan model pembelajaran Rotating

Perawat memiliki peran penting dalam membantu ADL pasien stroke, tindakan perawat tersebut menurut Doctherman (2008) dan Irish Heart Fundation (2015) adalah

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan November- Desember di RSUD Deli Serdang yang bertujuan untuk

 Rehabilitasi Peran perawat dalam perawatan luka gangren adalah mencegah komplikasi akibat luka gangren dengan menerapkan teknik aseptik pada tiap perawatan luka, selain itu

Gangguan bahasa tersebut disebabkan adanya gangguan pada bagian otak tepatnya pada hemisfer kiri otak di bagian Medan Broca dan Medan Wernicke yang