• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN: Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN: Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

Sekar Arum Ningtyas 0809177

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN (Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK)

Oleh

Sekar Arum Ningtyas

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Sekar Arum Ningtyas 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Sekar Arum Ningtyas

E. 0551. 0809177

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK)

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Wowo Sunaryo K., M.Pd.

NIP. 1970304 199302 1 001

Pembimbing II

Drs. Tatang Permana, M.Pd.

NIP. 19651110 199203 1 007

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd

(4)

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Belajar ... 6

B. Kebiasaan Belajar Siswa... 17

C. Hasil Belajar Siswa ... 22

D. Kerangka Pemikiran ... 25

E. Hipotesis ... 26

F. Penelitian Terdahulu ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

B. Metode dan Desain Penelitian... 30

C. Definisi Operasional ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 34

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 36

F. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 38

(5)

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Pengolahan Instrumen ... 45

B. Deskripsi Data Penelitian ... 47

C. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(6)

ii Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sekar Arum Ningtyas (2014), “Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian (Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK MedikaCom Bandung)”. JPTM FPTK UPI.

Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan masih banyaknya siswa yang belum memahami pembelajaran di dalam kelas. Masalah ini muncul karena guru belum dapat menyesuaikan metode mengajar mereka dengan kebiasaan belajar yang dimiliki setiap siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Teori yang diambil adalah teori kebiasaan belajar yang dikemukakan oleh Hughes (2012). Obyek yang diteliti adalah siswa kelas XI Teknik Sepeda Motor di SMK MedikaCom Bandung yang sedang mengikuti mata pelajaran Sistem Pengapian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 55 orang siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner berbentuk angket tertutup yang disusun berdasarkan skala Likert (ordinal). Pengujian validitas instrumennya menggunakan expert judgement. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kebiasaan belajar siswa kelas XI TSM SMK MedikaCom Bandung berturut-tururt adalah kebiasaan gerak, kebiasaan verbal, kebiasaan sosial, kebiasaan moral, dan kebiasaan cara berpikir ilmiah. Kebiasaan belajar siswa di kelas XI TSM di SMK MedikaCom Bandung mayoritas memiliki kebiasaan belajar gerak pada mata pelajaran Sistem Pengapian. Hasil belajar siswa di kelas XI TSM di SMK MedikaCom Bandung tergolong kedalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya secara keseluruhan siswa memiliki hasil belajar yang cukup baik pada mata pelajaran Sistem Pengapian. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa. Harga koefisien korelasi kebiasaan belajar dengan hasil belajar adalah 0,918. Harga tersebut menujukkan bahwa hubungan antara kebiasaan belajar siswa dengan hasil belajar sangat kuat.

(7)

1

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini salah satu tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia adalah menyongsong era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi disetiap bidang. Menghadapi persoalan-persoalan yang timbul di era globalisasi, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompeten, baik untuk tenaga profesional maupun penerapan IPTEK, serta tenaga dalam bidang lain dari berbagai aspek kehidupan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ini dilakukan melalui sistem pendidikan yang lebih produktif dalam mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di masa mendatang.

Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK adalah bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional, yang mempunyai peranan penting didalam menyiapkan dan pengembangan SDM. Lulusan SMK diharapkan mampu memenuhi tantangan berwirausaha maupun menjadi lulusan yang siap kerja. Siswa diharapkan mampu mengusai standar kompetensi yang telah ditetapkan sehingga dapat menjadi calon lulusan yang siap kerja, terampil, dan kompeten. SMK yang dijadikan objek penelitian oleh penulis adalah SMK MedikaCom. SMK MedikaCom adalah salah satu sekolah kejuruan yang memiliki akreditasi A dan berstandar ISO 9001:2000. SMK MedikaCom memiliki tujuh kompetensi keahlian yaitu RPL (Rekayasa Perangkat Lunak), TKJ (Teknologi Komputer Jaringan), Farmasi, Akuntansi, TPM (Teknik Permesinan), TSM (Teknik Sepeda Motor), dan TKR (Teknik Kendaraan Ringan). Lulusan dari SMK MedikaCom ini diharapkan mampu menjadi lulusan yang siap kerja, mampu berwirausaha, dan mahir dalam kompetensi pilihannya.

Program keahlian Teknik Sepeda Motor, Teknik Kendaraan Ringan, dan Teknik Pemesinan memiliki bengkel yang dilengkapi dengan sarana yang cukup memadai. Siswa diminta untuk mengenakan wearpack dan membawa lembar

(8)

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan siswa lebih terarah dan dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure).

Setiap siswa kelas XII akan dihadapkan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), hal ini didasarkan pada tujuan sekolah untuk mencetak lulusan yang mahir dan siap kerja. Sebelum siswa menghadapi PKL, tentunya siswa diberikan pembekalan berupa teori dan praktik di sekolah di kelas XI. Harapan sekolah tentunya agar siswa sudah siap dan percaya diri menghadapi PKL di kelas XII dan mampu mendapatkan hasil belajar yang baik agar mengharumkan nama sekolah. Kenyataan yang terjadi adalah tidak semua siswa dapat memahami pembelajaran dengan baik dan hasil belajar siswa pun tak semua memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM). Berikut adalah gambaran mengenai hasil belajar pada Ujian Tengah Semester (UTS) memperbaiki Sistem Pengapian pada kelas XI TSM A dan XI TSM B di SMK MedikaCom:

Tabel 1.1

Data Hasil Ujian Tengah Semester (UTS) Sistem Pengapian TSM

KELAS LULUS TIDAK LULUS

XI TSM A 40% 60%

XI TSM B 45% 55%

(9)

3

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlukan strategi perilaku awal kepada siswa dalam proses pembelajaran. Perilaku awal adalah perilaku yang diperoleh siswa sebelum ia memperoleh perilaku yang baru. Salah satu perilaku awal yang akan digunakan untuk menentukan strategi belajar adalah kebiasaan belajar.

Siswa seringkali belum menyadari dan memahami mengenai kebiasaan belajarnya sendiri. Mereka berpandangan bahwa kebiasaan belajar yang baik hanya berupa rajin membaca buku dan memperhatikan ketika guru menjelaskan di depan kelas, serta aktif dalam aktifitas diskusi, namun sesungguhnya kebiasaan belajar itu merupakan dasar dari hal-hal yang sering mereka lakukan secara berulang-ulang tanpa mereka sadari sehingga menjadi suatu kebiasan. Inilah yang mendasari setiap perilaku mereka dalam proses pembelajaran yang kemudian menjadi acuan guru untuk menentukkan strategi belajar apa yang tepat digunakan di dalam kelas.

Penentuan strategi belajar yang cocok dengan kebiasaan belajar tentunya dilakukan dengan pendekatan empiris yang harus terus menerus diuji ketepatannya. Kemampuan untuk mengembangkan strategi belajar yang efektif untuk siswa yang sesuai dengan kebiasaan belajar orang tersebut tentunya sangat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. Mengenali kebiasaan belajar dapat menentukan dan mengetahui bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih optimal.

(10)

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kebiasaan gerak (contohnya menulis, merajut, atau berenang)

b. Kebiasaan verbal (contohnya kebiasaan ketika mengingat dan menghafalkan)

c. Kebiasaan sosial (contohnya kesopanan dan kerapian) d. Kebiasaan moral (contohnya kejujuran dan ketekunan) e. Kebiasaan cara berpikir ilmiah.

Kebiasaan belajar hanyalah salah satu faktor keberhasilan belajar siswa, oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut apakah ada hubungan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar untuk melihat tindakan terbaik apa yang dapat diambil guru. Berdasarkan latar belakang di atas penulis menyimpulkan bahwa diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa, maka penelitian ini diberi judul “Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian” (penelitian pada siswa kelas XI TSM di SMK).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari uraian latar belakang masalah ini, adalah sebagai berikut:

1. Siswa belum dapat mengenali kebiasaan belajar dirinya dan belum dapat mengetahui bagaimana memanfaatkan kebiasaan belajarnya, sehingga siswa kurang menangkap dan kurang memahami pelajaran dengan baik yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran

2. Sebagian besar guru belum sepenuhnya mengetahui kebutuhan para siswa yang sesuai dengan kebiasaan belajar tiap siswa, sehingga belum dapat merancang strategi mengajar yang lebih tepat dan akurat untuk memenuhi kebutuhan siswa.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah menjadi beberapa pernyataan, yaitu:

(11)

5

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana gambaran umum hasil belajar siswa TSM XI SMK MedikaCom Bandung?

3. Berapa besar hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa TSM kelas XI SMK MedikaCom Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis gambaran umum kebiasaan belajar siswa TSM kelas XI SMK MedikaCom Bandung

2. Menganalisis gambaran umum hasil belajar siswa TSM kelas XI SMK MedikaCom Bandung

3. Menganalisis seberapa besar hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa TSM kelas XI SMK MedikaCom Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:

1. Sebagai alternatif bagi pengajar dalam memilih strategi-strategi, penerapan metode belajar yang sesuai dengan kebiasaan belajar siswa di kelas

2. Sebagai sumber informasi pengetahuan bagi pihak yang memberi perhatian terhadap pelaksanaan dan pengembangan strategi pengajaran pada semua jenjang pendidikan

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya dalam mengkaji masalah yang serupa

(12)

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Sistematika Penulisan

(13)

28

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian.

1. Metode Penelitian

Arikunto (2010:136) menyatakan bahwa, “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Proses mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini diperlukan suatu pendekatan yang tepat, untuk mendapatkan hasil yang optimal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif studi korelasi.

Sudjana dan Ibrahim (2010:64) mengemukakan bahwa, “Metode deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendekripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Metode deskriptif studi korelasi adalah metode yang mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi”.

(14)

29

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Desain Penelitian

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian dilakukan dengan menentukan variabel yang akan diteliti, hal ini didasarkan terhadap latar belakang yang ditemukan di lapangan. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2010:60) bahwa, “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang mempunyai gejala berbeda satu sama lain yang akan dibahas dan dicari hubungannya. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Variabel X/ Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar yang ruang lingkup pembahasannya meliputi kebiasaan belajar siswa

b. Variabel Terikat (Variabel Y/ Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam bentuk hasil uji kompetensi Sistem Pengapian.

Gambar 3.1 Bagan Hubungan Variabel Penelitian

b. Pelaksanaan

Penelitian mengenai hubungan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa, dilaksanakan di SMK MedikaCom Bandung (Jl. Soekarno-Hatta No. 625) pada program keahlian Teknik Sepeda Motor pada tanggal 16 September 2014. Objek penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas XI program keahlian Teknik Sepeda Motor SMK MedikaCom Bandung yang tengah mempelajari Sistem Pengapian. Variabel bebas mengenai kebiasaan belajar diteliti dengan menggunakan angket, sedangkan variabel terikat mengenai hasil belajar diambil dari hasil Ujian Tengah Semester.

Variabel Y (Dependen) Hasil Belajar Variabel X

(15)

30

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian disebut populasi. Arikunto (2010:130) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”, sedangkan menurut Riduwan (2012:7) mengemukakan bahwa “Populasi merupakan objek tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Pengertian yang lebih spesifik diungkapkan oleh Sugiyono (2013:54) yang berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Program Teknik Otomotif SMK MedikaCom Bandung, yang terbagi menjadi dua program keahlian yaitu Teknik Kendaraan Ringan dan Teknik Sepeda Motor. Data ini diambil dari rekapan jumlah data siswa yang dimiliki Tata Usaha SMK MedikaCom Bandung.

Gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3. 1

Jumlah Siswa Kelas XI Program Keahlian Otomotif

Program Keahlian Jumlah Siswa

Teknik Kendaraan Ringan 70 Siswa

Teknik Sepeda Motor 55 Siswa

(Sumber: Data SMK MedikaCom) Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi yang besar, maka dalam penelitian ini tidak semua populasi diteliti. Oleh karena itulah penelitian ini mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti.

(16)

31

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel merupakan bagian dari populasi, proses pengambilan data sistem sampel ini dapat terjadi jika penelitian dilakukan secara langsung dan bagian tersebut dianggap dapat mewakili sifat-sifat dari keseluruhan populasi, sejalan dengan hal tersebut, Sugiyono (2013:118) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling, menurut Sugiyono (2013:120) mengemukakan bahwa “purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik

ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi”. Teknik pengambilan sampel ini tepat karena populasinya bersifat homogen dan setara. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TSM di SMK MedikaCom Bandung dengan jumlah 55 siswa.

C. Definisi Operasional

Penelitian yang akan dibahas adalah “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa”. Agar pembahasan lebih terarah dan untuk menghindari salah pengertian judul dan tafsiran, maka dalam penelitian ini akan dijelaskan beberapa konsep utama, yaitu:

1. Hubungan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) yaitu keadaan berhubungan, kontak, sangkut paut, ikatan, dan pertalian. Secara statistik menggunakan nilai koefisien korelasi dan hipotesis asosiatif.

(17)

32

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedemikian alamiah sehingga memberi perasaan puas kepada pembelajar atau orang yang mempelajarinya, hal ini dapat membuat pembelajaran menjadi cepat dan permanen.

3. Hasil belajar, Zaenal Arifin (2009:10) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar peserta didik”. Hasil belajar yang digunakan diperoleh dari nilai UTS tahun ajaran 2014/2015 kelas XI TSM.

Operasionalisasi variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. F. N Kerlinger (Arikunto, 2010:159) menyebutkan, “Variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran”. Sugiyono (2013:60) juga menambahkan, “Variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian sehingga diharapkan akan menambah keragaman landasan berpikir peneliti dan pembaca. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Hubungan Antara Kebiasaan belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian”, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud:

Tabel 3. 2

OperasionalisasiVariabel

Variabel Definisi Indikator Sub Indikator

(18)

33

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kebiasaan. Kita

a. Kebiasaan memahami masalah yang dihadapi b. Nama komponen dan fungsi

komponen sistem pengapian konvensional

c. Konstruksi dan rangkaian sistem pengapian konvensional d. Cara kerja sistem pengapian

konvensional

e. Pemeriksaan komponen sistem pengapian konvensional

f. Perbaikan dan penggantian komponen sistem pengapian

g. Pengujian dan penyetelan sistem pengapian

(Berdasarkan edaran silabus SMK MedikaCom tahun ajaran 2014/2015)

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, penentuan teknik pengumpulan data disesuaikan dengan permasalahan yang akan diteliti. Penulis memilih teknik pengumpulan data berupa kuesioner (angket) karena dianggap sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti dan jenis data yang diperlukan.

(19)

34

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Alasan peneliti menggunakan kuesioner (angket) adalah karena keterbatasan waktu dalam penelitian, responden dapat lebih mudah dan leluasa dalam memberikan jawaban terhadap suatu pernyataan, jawaban dari responden lebih seragam, sehingga hasil angket akan lebih mudah dikelompokkan sesuai masing-masing masalah dan memudahkan dalam pengolahan data.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1) Menyusun objek respondennya

2) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/ pernyataan angket 3) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban

4) Menetapkan skala pemberian skor untuk setiap item pernyataan. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor daftar pernyataan menggunakan Skala Likert dengan ukuran ordinal artinya yang diteliti mempunyai peringkat lima urutan: selalu, sering, kadang-kadang, pernah, tidak pernah.

Tabel 3. 3

Kriteria Penilaian Angket untuk Variabel X dan Y (Hubungan Kebiasaan Belajar terhadap Hasil Belajar)

Alternatif Jawaban Pernyataan (Item)

Positif Negatif

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Kadang-kadang (KD) 3 3

Pernah (PN) 2 4

Tidak Pernah (TP) 1 5

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner (angket). Menurut Arikunto (2010:136) menyatakan bahwa:

(20)

35

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen penelitian ini digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan penelitian, dalam penyusunan sebuah instrumen diperlukan kisi-kisi instrumen dimana kisi-kisi digunakan untuk menjabarkan konsep yang menjadi pusat perhatian dalam lingkup masalah dan tujuan penelitian ke dalam dimensi-dimensi yang dapat diukur.

Pernyataan yang disusun dalam angket didasarkan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu hubungan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa. Kriteria penilaian kuesioner (angket) dengan menggunakan skala Likert dengan menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi dapat dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur sehingga data dijadikan titik tolak dalam pembuatan instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Instrumen penelitian digunakan langsung untuk mendapatkan data dari sumber data, sebelumnya instrumen penelitian harus diadakan pengujian terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi dari kuesioner (angket) terhadap masalah yang sedang diteliti dan mengetahui tingkal validitas dan reliabilitas instrumen tersebut, sehingga penelitian dapat memberikan gambaran atau hasil yang dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan.

E. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dikatakan valid, jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diukur serta dapat mengungkap data dari variabel secara tepat. Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.

Mengetahui validitas item dari suatu soal dapat menggunakan kolerasi

(21)

36

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

=

n.( xiyi )−( xi ) .( yi )

n xi2xi 2 n yi2yi 2

(Sugiyono, 2013:225)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara varibel x dan y

xi = Skor tiap item soal yi = Skor total seluruh item n =Jumlah responden Σxy = Jumlah perkalian xy

Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, dilanjutkan dengan

mensubsti-tusikan ke rumus uji t, yaitu:

=

�−2

1− 2 (Sugiyono, 2013:257)

Keterangan: t = uji t

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item angket dengan kriteria pengujian item adalah jika hasil thitung> ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan

5%) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka item soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%)

maka item soal dinyatakan tidak valid. Penulis menggunakan program excel untuk membantu perhitungan validitas.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Arikunto (2010:178) mengemukakan bahwa, “Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu, reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(22)

37

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

=

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (Σx2

) = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (Σx2

) = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden

c. Menghitung reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach

11

=

�−1

1

2 (Arikunto, 2010:196)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas angket

k = Banyak item/butir angket Σ σb2 = Harga varian item

σ2t

= Harga varian total

d. Langkah selanjutnya menurut Arikunto (2010:147), “Setelah diperoleh nilai rxy selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan taraf

siginifikan 5%. Jika didapatkan nilai rxy> rtabel, maka butir soal instrumen

dapat dikatakan reliabel, tetapi sebaliknya jika didapatkan nilai rxy<rtabel,

(23)

38

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Pengujian Analisis Data

Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya menggunakan skala ordinal. Pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval, maka terlebih dahulu data skala ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval, yaitu dengan menggunakan Method of Succesive Interval (MSI). Setelah dilakukan konversi ke dalam skala interval, maka dilakukan tahapan pengujian selanjutnya.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan sebelum pengujian hipotesis, fungsinya untuk mengetahui kondisi data apakah data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan untuk melakukan uji hipotesis bahwa data setiap variabel yang akan di analisis harus berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah untuk mencari normalitas suatu data menurut Siregar (2004:87) adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel aturan sturges dengan memperhatikan tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

Persiapan Uji Normalitas

Interval F Xin Zi Lo Li ei X2

Jumlah

b. Menentukan rentang dengan rumus R= Xa-Xb

Dimana: Xa = Data terbesar Xb = Data terkecil

c. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

i = 1+3,3 log n

dimana n = Jumlah sampel

d. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

� =

dimana: R = Rentang i = Banyak kelas e. Menghitung rata-rata (x) dengan rumus:

x =

dimana: fi = Jumlah frekuensi

(24)

39

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

= � −

2

� (� −1)

g. Tentukan batas bawah kelas interval (xin) dengan rumus:

(xin) = Bb-0,5

dimana Bb= batas bawah interval

h. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

= � −

i. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo. Harga

xidan xn selalu diambil nilai peluang 0.5000.

j. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Lo1-Lo2

k. Hitung frekuensi harapan dengan rumus: ei = Li. Σfi

l. Hitung nilai X2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

2=

2

m. Lakukan interpolasi pada tabel X2 untuk menghitung p-value.

n. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05. Adapun untuk membantu perhitungan uji normalitas, penulis menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisi memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Langkah-langkah pengujian homogenitas menggunakan metode Bartlett adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Dari tabel tersebut dapat dihitung: a. Varian gabungan : 2 = �. 2

(25)

40

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Harga X2 : X12 : 2.303 ( − �. log 12 )

yang diteliti adalah homogen. Penulis menggunakan program SPSS 20.0 for

Windows untuk membantu perhitungan homogenitas.

3. Uji Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Analisis ini didasari oleh hubungan fungsional atau sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), maka dalam penelitian ini, dengan analisis regresi dapat mengetahui apakah ada hubungan kebiasaan belajar siswa (X) terhadap hasil belajar siswa (Y). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

Y = a + bX (Siregar, 2004:197)

Keterangan:

Ŷ = kebiasaan belajar siswa X = prestasi belajar siswa a = nilai konstanta y jika x = 0

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Rumus a dan b sebagai berikut:

= − . � = �. . − .

� 2 2 (Siregar, 2004:199)

Adapun untuk membantu perhitungan regresi linear sederhana, penulis menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.

(26)

41

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif (hubungan), untuk menguji hipotesis ini menggunakan teknik korelasi. Terdapat berbagai macam teknik korelasi, yaitu korelasi Pearson Product Moment (r), korelasi rasio (η), korelasi Spearman rank (P) dan lain sebagainya. Penggunaan korelasi tersebut tergantung data yang dikorelasikan, untuk data jenis interval maka korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment. Tahapan uji hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Uji Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel agar dapat menentukan tingkat hubungan antar variabel-variabel. Untuk nilai kolerasi Product Moment, digunakan rumus sebagai berikut:

=

n.( xiyi )−( xi ) .( yi )

n xi2− xi 2 n yi2− yi 2

(Sugiyono, 2013:225)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara varibel x dan y

xi = Skor tiap item soal yi = Skor total seluruh item n =Jumlah responden Σxy = Jumlah perkalian xy

Harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh, diinterpretasikan pada tabel indeks

korelasi di bawah ini:

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, 2013:257)

(27)

42

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Uji Keberartian Regresi Linear Sederhana

Pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa koefisien regresi b sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol. Kriteria uji keberartian persamaan regresi menggunakan uji ANOVA dengan sebagai berikut:

Jika nilai F-hitung > F-tabel maka persamaan regresi berarti pada α yang

dipilih. Jika sebaliknya maka persamaan regresi tidak berarti.

Jika nilai Sig. (p-value) < 0.05 maka persamaan regresi berarti, jika sebaliknya maka persamaan regresi tidak berarti.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 1) Membuat tabel bantu perhitungan ANOVA

Tabel 3.7

k = jumlah variabel dalam analisi regresi

K = banyaknya kelompok data yi, karena nilai xi yang sama, jika tidak ada

nilai xi yang sama, maka tidak ada ralat (error sebab kelompok xi).

2) Menentukan rumusan hipotesis H0 dan Ha

H0 : R = 0 : Tidak ada hubungan variabel Xterhadap variabel Y.

Ha: R ≠ 0 : Ada hubungan variabel X terhadap variabel Y.

3) Menetukan uji statistika yang sesuai.

Untuk menentukan nilai uji F di atas adalah:

(28)

43

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= − 2 = . − .

� (Siregar, 2004:204)

 Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus:

= 2−( )2 − ( ) (Siregar, 2004:206)

 Menentukan varian koefisien regresi korelasi a dan b 2 =

(�−1) 2 =

(�−�) (Siregar, 2004:208)

 Menghitung nilai F dengan rumus:

� =

2

2

4. Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1 = k-1 dan db2 = n – k.

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0.

Adapun untuk membantu perhitungan keberartian regresi linear sederhana, penulis menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.

c. Uji Signifikan Koefisien Korelasi

Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, selanjutnya disubstitusikan ke

rumus uji t, yaitu:

=

�−2

1− 2 (Sugiyono, 2013:257)

Keterangan: t = uji t

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Nilai t diperoleh, maka bandingkan dengan t-tabel. Apabila thitung> ttabel,

(29)

56

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah mengkaji dari setiap proses penelitian ini, maka dihasilkan angka-angka yang menunjukkan kesimpulan secara statistik. Dari angka-angka tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Kebiasaan belajar siswa kelas XI TSM SMK MedikaCom Bandung didominasi oleh kebiasaan belajar gerak dan verbal. Hal tersebut diduga karena mata pelajaran Sistem Pengapian sebagian besar adalah mata pelajaran praktikum yang membutuhkan gerak (praktik untuk membongkar dan memasang) dan hapalan yang bagus dalam proses pembelajarannya.

2. Hasil belajar siswa di kelas XI TSM di SMK MedikaCom Bandung tergolong kedalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya secara keseluruhan siswa memiliki prestasi belajar yang cukup baik pada mata pelajaran Sistem Pengapian

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI TSM A dan XI TSM B SMK MedikaCom Bandung pada mata pelajaran Sistem Pengapian. Hubungan antara kebiasaan belajar siswa dengan hasil belajar disimpulkan sangat kuat.

B. Saran

Berdasarkan paparan kesimpulan di atas maka penulis mencoba menyampaikan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi siswa diharapkan untuk lebih memahami lagi kebiasaan belajarnya masing-masing, sehingga dapat dimanfaat sebagai modalitas utama dalam belajar untuk memaksimalkan proses pembelajaran di dalam kelas maupun belajar secara mandiri. Penyerapan informasi atau materi dapat diterima lebih optimal untuk mencapai prestasi yang lebih baik terutama pada mata pelajaran Sistem Pengapian yang digunakan untuk keterampilan bekerja. 2. Bagi guru diharapkan lebih memperhatikan kebiasaan belajar siswa,

(30)

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang rendah, karena sebagai seorang calon teknisi mekanik tentunya berpikir ilmiah sangatlah diperlukan untuk menyelesaikan berbagai masalah teknis. Siswa yang memiliki hasil belajar rendah juga sebaiknya diarahkan agar memiliki kebiasaan belajar yang baik

3. Bagi sekolah diharapkan adanya tindakan untuk membantu siswa pada program keahlian Teknik Sepeda Motor, khususnya untuk mata pelajaran Sistem Pengapian untuk dapat mengetahui kebiasaan belajar siswa, sehingga dapat ditentukan metode, penyediaan fasilitas media, dan strategi kegiatan belajar mengajar yang tepat dalam meningkatkan prestasi siswa

(31)

60

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Afida, Husna. (2007). Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar. Skripsi Sarjana FKIPS Universitas Islam

Negeri Malang: tidak diterbitkan.

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pengantar Pendekatan

Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Armstrong, Thomas. (2013). Kecerdasan Multipel di dalam Kelas. Jakarta: Indeks.

Auron, Dedi. (2006). Hubungan Kebiasaan Belajar Matematika Dengan Hasil

Belajar di SMA Negeri 2 Ciputat. Skripsi Sarjana FKMIPA Universitas Islam

Negeri Jakarta: tidak diterbitkan.

Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hergenhahn, B.R. & Matthew H. Olson (2008). Theories of Learning (Teori

Belajar). Jakarta: Kencana.

Hughes, A.G and E.H Hughes. (2012). Learning and Teaching: Pengantar

Psikologi Pembelajaran Modern. Bandung: Nuansa Cendikia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) . (2014). [Online]. Tersedia di :http://kbbi.web.id/. Diakses 10 April 2014.

Kuswana, Wowo K. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Purwanto, Ngalim (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Riduwan. (2012). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Ruhimat, T. (2009) Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kertekpen FIP UPI.

Sanjaya, Wina (2009). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

(32)

Sekar Arum Ningtyas, 2014

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana. (2005). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R and D. Bandung: CV. Alfabeta.

Uno, Hamzah B. dan Masri Kuadrat (2010). Mengelola Kecerdasan dalam

Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. (2011). Belajar Dengan Pendekatan:

Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik (PAILKEM). Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 3. 1 Jumlah Siswa Kelas XI Program Keahlian Otomotif
Tabel 3. 2 OperasionalisasiVariabel
Tabel 3. 3 Kriteria Penilaian Angket untuk Variabel X dan Y (Hubungan Kebiasaan Belajar
Tabel 3.5 Persiapan Uji Homogenitas Barttlet
+4

Referensi

Dokumen terkait

The results of this study is a new design of sanitary landfill by landfill leachate channel system, a gas vent pipe, the rehabilitation of various other support facilities

Peserta didik mampu memanipulasi dalam membuat produk penghasil bunyi dan gerak yang bersumber dari arus listrik searah ( DC) arus bolak balik ( AC):.  Produk penghasil

Berdasartan fenomena tersebut, penulig mencoba membangun aplikasi website yang dapat menangani media promosi produk yang bisa disebarkan kepada ffiasyerukat luas melalui media

Didalam perhitungan amortisasi terdapat dua metode yaitu metode garis lurus dan metode bunga efektif, metode garis lurus mengalokasikan jumlah yang sama dari disagio obligasi ke

Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam di MTs Al- Inayah Bandung. Latar belakang penelitian ini adalah lembaga pendidikan Islam khususnya madrasah

Ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Henderson (2006) bahwa salah satu tujuan dari metode kanguru yaitu memberikan rasa aman dan kedamaian bagi ibu dan bayinya yang dapat

Dari hasil analisa yang dilakukan oleh penulis bahwa sitem pencatatan fisik dengan menggunakan metode FIFO kurang efektif, dikarenakan tidak adanya mutasi persediaan barang maka

pengendalian Kredit Cepat Aman (KCA) pada Lembaga Keuangan