015/UN40.7.D1/LT/2014
PRAKTIK RISK MANAGEMENT PEMBIAYAAN MIKRO (Studi Fenomenologi pada BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: Wulan Kusmaningtia
NIM 0901139
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
(Studi Fenomenologi pada BMT Mardlotillah Tanjungsari
Sumedang)
Oleh
Wulan Kusmaningtia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperolah gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Wulan Kusmaningtia Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
PRAKTIK RISK MANAGEMENT PEMBIAYAAN MIKRO (STUDI FENOMENOLOGI PADA BMT MARDLOTILLAH
TANJUNGSARI SUMEDANG) Disusun oleh : Wulan Kusmaningtia Pembimbing 1 : Agus Widarsono, SE.,M.Si.,Ak Pembimbing 2 : Mimin Widaningsih, S.Pd.,M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis praktik risk management pembiayaan mikro, kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan risk management dan mengetahui kebijakan yang dilakukan oleh BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang dalam mengatasi kendala tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilakukan di BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan wawancara terhadap pihak yang dianggap berkompeten untuk memperoleh data primer. Selain itu penulis juga melakukan penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik risk management yang diterapkan oleh BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang dinilai sudah berhasil, dapat dilihat dari data-data yang menunjukkan bahwa BMT Mardlotillah ini memberikan hasil yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kendala yang dihadapi BMT mardlotillah dalam menerapkan risk management yaitu dari pihak eksternal antara lain anggota yang menghindar pada saat penagihan sehingga BMT Mardlotillah melakukan penagihan secara intensive namun kendala tersebut dapat diatasi dengan penurunan bagi hasil, jaminan, dan penghapusan piutang. Dan pihak internal antara lain kurang tegasnya karyawan, kurangnya SDM, double job dapat diatasi dengan mengadakan rapat anggota, pelatihan-pelatihan untuk karyawan, dan menambahkan SDM.
ABSTRACT
The Research Paper is Entitled:
RISK MANAGEMENT PRACTICES IN MICRO FINANCING (PHENOMENOLOGICAL STUDY AT BMT MARDLOTILLAH
TANJUNGSARI SUMEDANG)
Written By : Wulan Kusmaningtia Counselor I : Agus Widarsono, SE.,M.Si.,Ak Counselor II : Mimin Widaningsih, S.Pd.,M.Si
This study aims to identify and analyze the risk management practices of microfinance, the constraints faced in implementing risk management and knowing the policy pursued by BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang in overcoming these obstacles.
This study uses a qualitative-descriptive method with phenomenological approach that taken at BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang. In writing this essay, the author conducted interviews with those who are considered competent to obtain primary data. Moreover, the author also does library research to obtain secondary data.
The results of this study Concluded that risk management practice that appliwd by BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang is considered to be successful, it can be seen from the datas indicated that BMT Mardlotillah gave increasing results year by year. The constraints faced by BMT Mardlotillah in applying risk management practice are several members avoid at the billing time as the external problem, so that BMT Mardlotillah take billing intensively, but it can be fixed by decrising of the profit sharing, assurance and recievable. As the internal problem such less strictly of employees, lack of human resourche and double job can be fixed by conducting staff meeting, employees training, and adding human resouche.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1 Maksud Penelitian ... 6
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 7
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1.1 Baitul Mal Wat-Tamwil (BMT) ... 9
2.1.1.1 Definisi BMT ... 9
2.1.1.2 Prinsip-Prinsip BMT ... 10
2.1.1.3 Fungsi BMT ... 11
2.1.1.4 Pendirian dan Permodalan BMT ... 12
2.1.2 Risiko ... 13
2.1.2.1 Definisi Risiko ... 13
2.1.2.2 Tipe-Tipe Risiko ... 15
2.1.2.3 Teknik Mengelola Risiko ... 18
2.1.3 Risk Management atau Manajemen Risiko ... 21
2.1.3.1 Definisi Manajemen Risiko ... 21
2.1.3.2 Manfaat Manajemen Risiko ... 22
2.1.3.3 Proses Manajemen Risiko ... 24
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian yang Relevan ... 28
2.3 Kerangka Pemikiran ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Objek Penelitian ... 34
3.2 Metode Penelitian ... 34
3.2.1 Desain Penelitian ... 35
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.2.3 Instrumen Penelitian ... 38
3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ... 44
4.1 Hasil Penelitian ... 44
4.1.1 Gambaran Umum Subjek Peneltian ... 45
4.1.1.1 Sejarah Baitul Mal wat-Tamwil Mardlotillah ... 45
4.1.1.2 Profil BMT Mardlotillah ... 46
4.1.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan BMT Mardlotillah ... 46
4.1.1.4 Struktur Organisasi BMT Mardlotillah ... 48
4.1.1.5 Produk BMT Mardlotillah ... 49
4.1.2 Gambaran Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro pada BMT Mardlotillah ... 51
4.1.3 Gambaran Kendala-Kendala yang Dihadapi BMT Mardlotillah dalam Menerapkan Risk Management ... 71
4.1.4 Gambaran Kebijakan yang Dilakukan BMT Mardlotillah dalam Menghadapi Kendala-Kendala dalam Penerapan Risk Management ... 74
4.2 Pembahasan ... 77
4.2.1 Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro pada BMT Mardlotillah ... 78
4.2.2 Kendala-Kendala yang Timbul dalam Praktik Risk Management ... 89
BAB V SIMPULAN & SARAN ... 94 5.1 Simpulan ... 94
5.2 Saran ... 95
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Lembaga keuangan memegang peranan penting sebagai penggerak roda
perekonomian suatu negara, diantaranya bagi dunia bisnis yang dijalankan oleh
para pelaku usaha dalam menjalankan, memperluas, dan mengembangkan
kegiatan usahanya. Ekonomi islam yang semakin berkembang menyebabkan
kebutuhan akan lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip islami, salah satunya
adalah Baitul Maal wat-Tamwil (BMT) yang merupakan lembaga keuangan
mikro yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang memiliki fungsi untuk
memberdayakan ekonomi umat, dan memiliki fungsi sosial.
Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bahwa usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan /atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini
dengan total aset maksimal 50 juta dan total omset maksimal 300 juta. Usaha kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan awal perusahaan atau badan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menajadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang total asetnya
lebih dari 50 juta sampai 500 juta dan omset lebih dari 300 juta sampai 3,5 milyar.
2
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan yang total asetnya lebih dari 500 juta sampai 10 milyar dan total
omsetnya 2,5 milyar sampai 5 milyar.
BMT di Indonesia tumbuh signifikan setiap tahunnya. Ketua Umum
Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan BMT Indonesia, Joelarso mengatakan
“hingga akhir 2012, sudah ada 3.900 BMT. Sebanyak 206 diantaranya bergabung
dalam asosiasi BMT seluruh Indonesia”. (Www.Tempo.com, 2013)
BMT Mardlotillah merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang
telah didirikan sejak tahun 1997 di Tanjungsari Sumedang. Sejak didirikan hingga
saat ini, BMT tersebut cenderung mengalami perkembangan yang positif dilihat
dari berbagai aspek, diantaranya adalah perkembangan aset, modal, serta jumlah
anggotanya. Berikut data yang menunjukkan perkembangan BMT:
Tabel 1.1
Data Perkembangan BMT Mardlotillah 1997 – 2012
Tahun Aset Modal Jumlah Anggota
3
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
2010 7.000.101.759,90 933.619.966,65 18.144 2011 10.749.410.767,40 1.030.419.257,34 17.914 2012 12.452.338.088,94 1.101.490.880,79 18.666
Sumber: Laporan Tahunan BMT Mardlotillah, 2012
BMT Mardlotillah memiliki produk-produk lembaga islam dalam bentuk
simpanan pola syariah, pembiayaan usaha produktif dan konsumtif pola syariah
serta pelayanan dana titipan zakat, infaq dan shodaqoh. Diantara produk-produk
yang ditawarkan, pembiayaan mikro merupakan produk unggulan dan paling
banyak diminati, bahkan pada tahun 2013 porsi pembiayaan mikro mudharabah
mencapai 66% dari total seluruh pembiayaan. Adapun volume pembiayaan mikro
pada BMT Mardlotillah yang disalurkan sebagai berikut:
Tabel 1.2
Volume Pembiayaan Mikro Tahun 2009-2012 (Rp.)
2009 2010 2011 2012
14.644.556.433 5.370.204.410 8.461.584.168 10.122.371.046 Sumber: : Laporan Tahunan BMT Mardlotillah
Tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa total volume pembiayaan mikro
yang disalurkan oleh BMT mardlotiilah mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya. Disamping tujuan BMT memperoleh keuntungan atas usaha yang
dilakukannya, BMT juga harus menghadapi berbagai risiko karena risiko selalu
melekat dengan keuntungan. Menurut Veithzal Rivai dan Rifki Ismal (2013:13)
bahwa jenis-jenis risiko yang dihadapi dalam lembaga keuangan syariah antara
lain risiko kredit, risiko pasar, risiko nilai tukar, risiko likuiditas, risiko legal,
4
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
Dalam praktiknya BMT haruslah mempunyai manajemen yang baik dan
teratur untuk keberlangsungan hidupnya, dengan melihat kepada risiko-risiko
yang akan dihadapi dalam penyaluran pembiayaan. Agar risiko yang timbul
tersebut dapat diminimalisir dan dikelola dengan baik, BMT harus menerapkan
risk management yaitu serangkaian prosedur dan metodelogi yang digunakan
untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang
timbul dari kegiatan usaha. (Veithzal Rivai dan Rifki Ismal, 2013:63). Adapun
manfaat diterapkan risk management menurut Irham Fahmi (2011:3) adalah
mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari
risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian
dari segi financial serta memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian
yang minimum.
Seperti lembaga keuangan lainnya, perlu adanya penerapan risk
management pada BMT untuk mencegah dan mengurangi risiko yang pada
akhirnya dapat mengurangi kerugian dari segi keuangan. Selain itu, penilaian
keberhasilan BMT tidak hanya dilihat dari peningkatan jumlah pembiayaan yang
disalurkan kepada masyarakat namun juga dari kemampuan BMT tersebut dalam
mengatasi risiko khususnya pada produk pembiayaan.
Pihak internal BMT Mardlotillah pun mengakui pentingnya penerapan
risk management karena untuk memulihkan atau meminimalisir kerugian yang
akan terjadi, apabila BMT mengalami kerugian bisa bangkit kembali dan dapat
mengetahui bagaimana cara untuk dapat mencegah pembiayaan bermasalah. Risk
5
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
yaitu ditahun 1997. Adapun data kualitas pembiayaan pada BMT Mardlotillah
Tahun 2009 sampai 2012 sebagai berikut:
Tabel 1.3
Data Kualitas Pembiayaan BMT Mardlotillah Tahun 2009-2012
Kolektabilitas Non Performing Financing 2009 2010 2011 2012
Sumber: Laporan Tahunan BMT Mardlotillah
Tabel 1.3 diatas menunjukkan bahwa total Non Performing Financing
(NPF) pada BMT mardlotillah dari tahun 2009 sampai 2012 cenderung
mengalami peningkatan namun persentase NPF diatas masih dapat dikategorikan
kecil atau BMT Mardlotillah masih dikategorikan sehat karena batas maksimal
NPF untuk BMT sebesar 12% menurut Arisson Hendry sebagai Direktur Induk
Koperasi Syariah (inkopsyah). Ini membuktikan bahwa BMT Mardlotillah
mampu mengatasi risiko-risiko pembiayaan yang terjadi dengan menerapkan risk
management.
Disamping itu, penelitian mengenai risk management telah dilakukan oleh
beberapa peneliti, diantaranya adalah Dian Rosalia Pradini (2011) yang
menemukan bahwa risk management memberikan pengaruh positif terhadap laba
dan Non Performing Finance (NPF) memberikan pengaruh negatif terhadap laba.
Sementara dalam penelitiannya, Hameeda Abu Hussain dan Jasim Al-Ajmi (2012)
6
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
Bahrain karena berperan efektif dalam mengurangi biaya dan meningkatkan
kinerja bank.
Mengacu pada fenomena pentingnya penerapan risk management serta
hasil penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
risk management dengan judul “Praktik Risk Management dalam Pembiayaan
Mikro (Studi Fenomenologi pada BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang penulis
identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana praktik risk management dalam pembiayaan mikro di BMT
Mardlotillah.
2. Kendala-kendala apa yang timbul dalam praktik risk management.
3. Kebijakan apa yang dilakukan BMT Mardlotillah untuk mengatasi kendala
tersebut.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan meneliti
praktik risk management dalam pembiayaan mikro di BMT Mardlotillah
7
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
1.3.2 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan yang hendak dicapai,
sehingga penulisan ini lebih terarah serta dapat mengenai sasarannya. Adapun
tujuannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis praktik risk management dalam
pembiayaan mikro BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang.
2. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang timbul dalam praktik risk
management.
3. Untuk mengetahui kebijakan yang dilakukan BMT Mardlotillah
Tanjungsari Sumedang dalam mengatasi kendala tersebut.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik dari segi
teoritis maupun dari segi praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
1. Untuk menambah wawasan, pengetahuan dari segi hukum islam
terutama di bidang muamalah dan lebih khusus bidang risk
8
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
2. Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya praktik
risk management dalam pembiayaan Mikro.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan saran serta
dijadikan referensi tentang pengetahuan pentingnya risk management di
perusahaan sehingga dapat meminimalisasi risiko dan kerugian yang terjadi serta
dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek oleh peneliti adalah risk
management dalam pembiyaan mikro di BMT Mardlotillah Tanjungsari
Sumedang. Peneliti disini ingin mengobservasi bagaimana praktik risk
management yang diterapkan dalam pembiayaan mikro. Peneliti tertarik kepada
objek tersebut karena sesuai dengan fakta bahwa setiap perusahaan itu akan
mengalami yang namanya risiko, baik risiko murni maupun risiko spekulatif.
Selain itu penilaian keberhasilan sebuah Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKMS) tidak hanya dari peningkatan jumlah pembiayaan yang
disalurkan kepada masyarakat namun juga harus dilihat dari kemampuan lembaga
keuangan tersebut dalam mengatasi risiko serta tata kelola BMT yang baik.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
fenomenologis. Penelitian kualitatif menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah
(2012:22) adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang
terpenting dai sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa
berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut
35
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi
tertentu. Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada
fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan
interprestasi-interprestasi dunia. Tujuan penelitian fenomenologi adalah menjelaskan
pengalaman-pengalaman apa yang dialami seseorang dalam kehidupan ini,
termasuk interaksinya dengan orang lain. Lexy J. Moleong (2007:14) mengatakan
fenomenologi diartikan sebagai: 1. Pengalaman subjektif atau pengalaman
fenomenologikal; 2. Suatu studi tentang kesadaran dari prespektif pokok dari
seseorang.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena yang
terjadi di BMT Mardlotillah Tanjungsari Sumedang, serta dapat menceritakan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang terjadi di BMT
Mardlotillah dan hubungan antara fenomena yang diteliti. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dalam pengumpulan data (observasi, wawancara, dan studi
kepustakaan), penyusunan data, menganalisis data yang diperoleh dan
interprestasi tentang arti data yang diperoleh.
Dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, peneliti berupaya
36
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
di bidang yang sesuai dengan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti
memfokuskan pada praktik risk management dalam pembiayaan mikro.
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Lofland dan Lofland (dalam Lexy J. Moleong, 2007) „sumber
data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain‟.
Kemudian menurut Nasution (dalam Sugiyono: 2010) „data yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu
dikumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,
sehingga benda-benda yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat
diobservasi dengan jelas‟.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder
sebagai sumber data. Data primer antara lain data yang secara langsung diperoleh
dari studi lapangan atau observasi serta wawancara mengenai praktik risk
management pada BMT Mardlotillah. Dan data sekunder antara lain data yang
diperoleh dari studi perpustakaan.
Adapun informan-informan yang dilibatkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data Informan
No Nama Jabatan
37
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
Pemilihan para informan tersebut dipilih secara purposive sampling
(menentukan subjek/objek sesuai tujuan). Menurut peneliti, informan-informan di
atas dapat memberikan informasi karena mereka langsung berhadapan dengan
tugas-tugas yang mereka hadapi selama ini sehingga mereka sangat
berpengalaman di bidangnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah
menggunakan metode kualitatif dimana menurut Nasution (dalam Sugiyono:
2010):
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah, (2012:105) bahwa “observasi
adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung mapun
tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam
penelitian”.
2. Wawancara
Wawancara menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah (2012:130)
38
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara
dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi
informasi secara holistic dan jelas dari informan”.
3. Studi Dokumentasi
Menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah (2012:14) studi dokumentasi
yaitu “mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian
lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah
kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian”.
3.2.3 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Peneliti disini sebagai human instrument, yang
berfungsi menetapkan desain penelitian atau perancangan, memilih informan
sabagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan atas temuannya.
Instrumen penelitian merupakan alat yang akan digunakan oleh peneliti
dalam rangka mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, instrument penelitiannya
human instrument, buku catatan, alat perekam, serta camera. Instrumen penelitian
merupakan alat yang akan digunakan oleh peneliti dalam rangka mengumpulkan
data. Adapun fungsi dari alat tersebut antara lain:
1. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan
sumber data atau untuk membantu mencatat data hasil wawancara
39
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
2. Alat perekam berfungsi untuk merekam semua percakapan atau
pembicaraan dalam mengumpulkan data.
3.2.4 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2001:280) adalah
„proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar. Ia menbedakannya dengan penafsiran yaitu
memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian,
dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian‟.
Menurut Nasution (dalam Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2012: 215)
bahwa „proses analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun meneliti hingga penulisan hasil penelitian. Akan tetapi yang lebih
terfokus dalam menganalis data adalah selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data‟.
Dalam penelitian ini dalam mendapatkan data tidak hanya melalui
observasi, namun disini peneliti mendapatkan data juga dengan melakukan
wawancara dan studi kepustakaan sehingga data yang didapat menjadi beragam
maka diperlukan penyusunan dan pengolahan data yang sistematis agar peneliti
mendapatkan apa yang diinginkan sehingga mendapatkan tujuan yang ingin
dicapainya.
Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model
40
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
Gambar 3.1
Teknik Analisis Data Model Sirkuler Nasution
Sedangkan dari sisi analisis data setelah data diperoleh dari catatan
lapangan, Nasution (dalam Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2012:217)
melakukan analisis itu mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah (2012:218-219) ketika
peneliti mulai melakukan penelitian tentu saja akan mendapatkan data yang
banyak dan relatif beragam dan sangat rumit. Itu sebabnya perlunya analisis data
melalui reduksi data. Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data
yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.
2. Display Data (penyajian data)
Menurut Miles and Huberman (dalam Djam‟an Satori dan Aan Komariah,
2012) sesudah mereduksi data adalah menyajikan data. Teknik penyajian data
41
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
grafik dan sejenisnya. Selain itu, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman (dalam Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2012) adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses pengolahan data dan
analisis data yang dilakukan oleh peneliti:
1. Peneliti melakukan seleksi data dengana cara menyusun kembali hasil
wawancara.
2. Hasil wawancara dicek terlebih dahulu kebenaran datanya dengan cara
memperlihatkan hasil wawancara kepada informan. Apabila ada perubahan
berupa penambahan atau pengurangan mengenai informasi maka peneliti dan
informan akan memberikan paraf dan tanggal pengeditan hasil wawancara.
3. Jika hasil wawancara tidak ada perubahan setelah diperlihatkan kepada
informan maka peneliti akan melakukan penafsiran data yang diperoleh dengan
42
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data
Kredibilitas menurut Djam‟an Satori dan Aan Komariah (2012:165)
adalah “ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang menggambarkan
kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian. Kredibilitas (derajat
kepercayaan) data diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh dari
berbagai sumber”.
Dalam pengujian kredibitas data, peneliti menggunakan triangulasi sumber
dan triangulasi teknik. Dimana triangulasi sumber menurut Djam‟an Satori dan
Aan Komariah (2012: 170-171) adalah mencari data dari sumber yang beragam
yang masih terkait satu sama lain dan triangulasi teknik adalah penggunaan
beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data. Menguji
kredibitas data dengan triangulasi teknik yaitu mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
teknik, dengan triangulasi tersebut akan lebih meningkatkan kekuatan data yang
diperoleh. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti pada saat
menggunakan teknis sebagai berikut:
1. Peneliti membandingkan hasil observasi dengan data hasil wawancara.
2. Peneliti membandingkan hasil observasi dengan studi kepustakaan.
3. Peneliti membandingkan hasil wawancara dengan studi kepustakaan.
4. Peneliti membandingkan hasil wawancara dengan informan satu dengan
43
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
5. Pembandingan di atas dilakukan untuk memastikan tidak ada informasi
yang saling bertentangan, apabila terdapat informasi yang tidak relevan
atau bertentangan, maka peneliti akan menginformasikan kepada
narasumber, dan melakukan wawancara ulang untuk mendapatkan hasil
yang sebenarnya.
6. Setelah mendapatkan kesimpulan, kecocokan, kesesuaian, dari hasil
yang didapat. Peneliti dapat mendeskripsikan dan
mengimplementasikan data tersebut dengan kata-kata peneliti sendiri,
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang diuraikan pada
bab hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut :
1. Praktik risk management yang diterapkan oleh BMT Mardlotillah
Tanjungsari Sumedang sudah dinilai dengan berhasil dalam meminimalisir
risiko yang terjadi di BMT Mardlotillah yaitu dengan melakukan proses
risk management seperti identifikasi risiko, mengukur risiko, pengelolaan
risiko, monitoring. Ini dibuktikan dengan masih berkembangnya BMT
Mardlotillah sampai tahun 2013, dengan bertambahnya dan
berkembangnya aset yang dimiliki.
2. Kendala-kendala yang dihadapi BMT mardlotillah Tanjungsari Sumedang
pada saat menerapkan risk management antara lain dari pihak eksternal
(anggota) dan pihak internal (BMT Mardlotillah). Adapun kendala pihak
eksternal yaitu penagihan yang harus dilakukan secara intensive.
Kemudian untuk kendala dari pihak internal antara lain kurang tegasnya
karyawan kepada anggota, kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)
sehingga banyak karyawan yang tugasnya merangkap (double job) serta
Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan direksi mengawasi ketika melakukan
95
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Dari kendala-kendala yang terjadi, ada kebijakan yang dilakukan oleh
BMT Mardlotillah yaitu pertama, adanya penurunan Bagi Hasil (Basil)
kepada anggota. Kedua, Jaminan atau agunan. Kebijakan yang kedua ini
dilakukan ketika BMT Mardlotillah sudah melakukan rescheduling,
reconditioning, restructuring. Ketiga, penghapusan piutang berupa hapus
buku dan hapus tagih. Keempat, diadakan rapat anggota setiap bulannya
guna menginformasikan apa yang terjadi. Dan kelima, diberikan
pelatihan-pelatihan kepada karyawan sehingga mempermudah dan memperbanyak
ilmu bagi karyawan yang double job.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis dapat
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Karyawan BMT mardlotillah hendaknya meningkatkan ketegasan kepada
anggota, sehingga anggota memiliki rasa takut dan tidak menyalahgunakan
sikap baik dari karyawan. Dengan meningkatkan ketegasan, kendala dari
pihak eksternal yaitu anggota yang menghindar dari BMT Yng melakukan
penagihan sehingga dapat meminimalisir penagihan secara intensive.
2. Menambah Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga karyawan tidak memiliki
tugas yang double dan dapat meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan
96
Wulan Kusmaningtia, 2014
Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan mempertimbangkan variabel-variabel risk management
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A. Karim. (2011). Bank Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Andri Soemitra. (2012). Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dian Rosalia Pradini. (2011). Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan dan Pengaruhnya Terhadap Laba. Skripsi pada IPB Bogor: diterbitkan.
Djam’an Satori dan Aan Komariah. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Denico Doly Lumban Tobing. (2009). PenyelesaianKredit Bermasalah pada PT. Bank Danamon, Tbk. Cabang Semarang. Tesis pada Universitas Diponogoro Semarang.
Eko Siswono Toyudho (2012, 7 November). Aset BMT Tumbuh Signifikan. Tempo.com[online],Tersedia:http://www.tempo.co/read/news/2012/11/07/ 089440268/. [27 September 2013]
Hameeda dan Jasim. (2012). Risk Management Practices of Conventional and Islamic Banks in Bahrain. The Jurnal of Risk Finance. Vol. 13 No. 3 pp. 215-239.
Helmi Adam. (2010). Strategi Manajemen Risiko Pada Pembiayaan UKM di BMT Al Munawwarah & BMT Berkah Madani. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Herman Darmawi. (2005). Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara.
http://bmtmardlotillah.blogspot.com/p/sejarah.html
Irham Fahmi. (2011). Manajemen Risiko. Bandung: Alfabeta.
Laporan Tahunan BMT Mardlotillah. (2009).
Laporan Tahunan BMT Mardlotillah. (2010).
Laporan Tahunan BMT Mardlotillah. (2011).
Laporan Tahunan BMT Mardlotillah. (2012).
Lexy J. Moleong. (2007). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mamduh M. Hanafi. (2009). Manajemen Risiko. Yogyakarta: Unit Penertbit dan Pencetakan.
M. Nur Rianto Al Arif. (2012). Lembaga Keuangan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nur Inayah. (2009). Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Murabahah di BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM