PERAN HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDONESIA ( HIMPAUDI ) DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI PENDIDIK PAUD
( Studi Deskriptif pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI
Oleh :
Dessy Asri Astrianty 1003218
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERAN HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDONESIA ( HIMPAUDI ) DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI PENDIDIK PAUD
( Studi Deskriptif pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Dessy Asri Astrianty
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
© Dessy Asri Astrianty 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PERAN HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDONESIA (HIMPAUDI) DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI PENDIDIK PAUD
(Studi Deskriptif Pada HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh :
DESSY ASRI ASTRIANTY 1003218
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dr. UyuWahyudin, M. Pd. NIP. 19600926 198503 1 003
Pembimbing II
Dr. Sardin, M. Si. NIP. 19710817 199802 1 002
Mengetahui
KetuaJurusanPendidikanLuarSekolah
ABSTRAK
Penelitian ini bertolak dari pentingnya meningkatkan kompetensi pendidik PAUD Kecamatan Lembang. Hal tersebut dikarenakan terdapat variasi kualifikasi jenjang pendidikan yang akhirnya memberikan pengaruh terhadap kompetensinya sebagai tenaga pendidik pada PAUD. Selama ini peran untuk meningkatkan kompetensi tersebut telah dilakukan oleh HIMPAUDI termasuk oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang, yaitu melalui pelatihan, seminar dan kursus. Penelitian ini mengkaji peran HIMPAUDI dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut program peningkatan kompetensi terhadap tenaga pendidik PAUD.
Secara konseptual dalam penelitian ini dijelaskan mengenai konsep-konsep yang berhubungan dan mendukung terhadap permasalahan yang diteliti diantaranya mengenai peran HIMPAUDI dalam manajemen program, peran HIMPAUDI sebagai organisasi masyarakat dan hakikat kompetensi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan alat pengumpul data yang utama adalah wawancara dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prencanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dilakukan melalui tahapan analisis identifikasi kebutuhan dan hambatan yang dihadapi oleh tenaga pendidik PAUD, sehingga program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang disusun diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi tenaga pendidik. Pelaksanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dilaksanakan dalam tiga program utama yaitu pelatihan, seminar dan kursus yang dalam prosesnya dilakukan dalam dua cara yaitu kegiatan yang dilakukan secara internal oleh HIMPAUDI atau dengan mengikutsertakan pada kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga lain. Untuk menindaklanjuti program peningkatan kompetensi pendidik PAUD, HIMPAUDI melakukan penilain dengan menggelar lomba dalam memperingati HUT HIMPAUDI Kecamatan Lembang yang diperuntukan bagi pendidik, tenaga kependidikan juga bagi AUD Kecamatan Lembang dan selanjutnya HIMPAUDI menggelar program-program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang lainnya yang sesuai dengan kebutuhan belajar para pendidik PAUD.
DAFTAR ISI
Hal LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organissi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran HIMPAUDI ... 8
B. Hakikat Kompetensi ... 25
1. Definisi Kompetensi... 25
2. Program Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD ... 43
3. Lembaga Penyelenggara Kompetensi Pendidik PAUD ... 58
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 60
B. Desain Penelitian ... 61
C. MetodePenelitian... 62
D. Definisi Operasional... 63
1. HIMPAUDI ... 64
2. Pendidik ... 64
3. Kompetensi ... 64
E. Instrumen Penelitian... 64
F. TeknikPengumpulan Data ... 66
1. Wawancara ... 66
2. Studi Dokumentasi ... 67
1. Mendeskripsikan Data ... 69
2. Reduksi Data ... 70
3. Penarikan Kesimpulan ... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 71
1. Sejarah Berdirinya HIMPAUDI ... 71
2. Identitas Responden ... 80
B. HasilPenelitian ... 83
1. Perencanaan Program Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD Oleh HIMPAUDI ... 83
2. Pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD oleh HIMPAUDI ... 92
3. Tindak Lanjut Program Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD Oleh HIMPAUDI ... 94
C. Pembahasan ... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 101
B. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104 RIWAYAT HIDUP
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas anak didik yang merupakan pemilik masa depan sangat ditentukan
oleh perlakuan kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa di masa
depan sangat dipengaruhi oleh kesiapan mental, intelektual, fisik, maupun sosial
generasi yang saat ini masih berada dalam fase bimbingan kita, baik sebagai pendidik
maupun orang tua. Salah satu unsur penting yang jarang mendapat perhatian dalam
upaya pengembangan kualitas anak didik adalah pengembangan mental, karakter,
sifat jiwa anak didik.
Anak didik merupakan bahan baku pendidikan. Anak merupakan bahan
mentah untuk dikembangkan kompetensi emosional, intelektual dan keahliannya.
Tugas guru dalam menjadikan anak-anak yang sukses dalam belajar dan kehidupan
merupakan tugas mulia dan agar usaha mencapai hasil optimal yang merupakan
bagian dari tugas setiap guru. Guru dalam hal ini adalah tenaga pendidik merupakan
salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan.
Tenaga pendidik yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan
harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
professional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam
jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan
tertentu.
Pendidik tidak sekedar menumpahkan semua ilmu pengetahuan tetapi juga “mendidik” seseorang menjadi warga negara yang baik, menjadi seseorang yang berkepribadian utuh. Mendidik berarti mentransfer nilai-nilai kepada siswanya
dimana nilai-nilai tersebut harus diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari, oleh
karena itu pribadi guru itu sendiri merupakan perwujudan dan nilai-nilai yang akan
ditransfer. Mendidik adalah mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya dan
menemukan kemanusiaannya. Mendidik adalah memanusiakan manusia dengan
demikian, secara esensial dalam proses pendidikan guru itu bukan hanya berperan
sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai
“pendidik” yang melakukan transfer of values. Ia bukan saja pembawa ilmu
pengetahuan, akan tetapi juga menjadi contoh seorang pribadi manusia.
Berkaitan dengan hal di atas sebenarnya tenaga pendidik PAUD memiliki
peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar selain
usahanya untuk mengantarkan siswa / anak didik ke taraf yang di cita-citakan juga
berperan dalam pengasuhan dalam rangka menstimulasi tumbuh kembang anak
didiknya. Oleh karena itu setiap pendidik PAUD perlu memiliki keahlian-keahlian
khususnya dalam bidang pendidikan anak usia dini sehingga dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya seorang guru mampu bertindak secara profesional
sesuai dengan yang tercantum di dalam UU No 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang
sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa :
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam pendidikan luar sekolah yang keberadaannya telah menyatu dengan
kehidupan masyarakat, dimana pelaksanaanya lebih fleksibel, tidak kaku serta lentur
tak jarang menimbulkan persepsi yang kurang baik. Dengan sifatnya tersebut
komponen-komponen dari pendidikan luar sekolah seolah-olah menjadi apa adanya
dan mengalir begitu saja tanpa adanya suatu aturan yang baku. Aturan yang baku
tersebut misalnya dalam hal tenaga pendidik, dimana rata-rata tenaga pendidik yang
ada biasanya hanya dari kalangan masyarakat yang tidak berkecimpung dalam dunia
kependidikan yang relevan, padahal program-program pendidikan nonformal sangat
menuntut keahlian serta keterampilan sehingga para tenaga pendidik tersebut harus
mampu mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar dapat menghasilkan
output yang bisa bersaing dengan pendidikan formal.
Kenyataan yang di temukan dilapangan yaitu di Kecamatan Lembang bahwa
tidak sedikit tutor yang masih belum memenuhi syarat sebagai seorang pendidik
terutama sebagai pendidik yang profesional, padahal pendidik PAUD sebagai motor
penggerak pelaksanaan pembelajaran di lembaga PAUD dituntut dengan sejumlah
persyaratan yang hatus ia penuhi, sebagai mana tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa “kompetensi sebagai agen pembelajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi empat komponen yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial”.
Selain mengenai kompetensi para pendidik Kecamatan Lembang yang masih
memerlukan banyak peningkatan-peningkatan juga adanya kualifikasi pendidikan
lulusan pendidikan dasar dan menengah pertama (SD dan SMP) walaupun tak jarang
ada lulusan Diploma ataupun Sarjana namun biasanya belum relevan dengan
pendidikan anak usia dini, sedangkan untuk menjadi pendidik PAUD seharusnya
minimal memiliki pendidikan terakhir SMA atau sederajat sesuai dengan penjelasan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini dan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, bahwa :
Pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri atas guru, guru pendamping dan pengasuh. Dengan kualifikasi akademik guru PAUD yaitu harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat ( D-IV) atau Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia diniatau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Kualifikasi akademik guru prndamping yaitu harus memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD yang terakreditasi. Kualifikasi akademik pengasuh yaitu memiliki kualifikasi akademik minimum Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.
Permasalahan yang ada tersebut perlu mendapatkan bantuan terutama dari
pihak-pihak yang perduli pada pendidikan anak\ usia dini sehingga pendidik PAUD
dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik PAUD sesuai dengan tuntutan yang
ada. Untuk membantu para pendidik PAUD dibentuklah suatu organisasi profesi bagi
para pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang diberi nama HIMPAUDI.
HIMPAUDI adalah organisasi profesi independen yang berasaskan Pancasila dan
berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 yang menghimpun pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini Indonesia agar bersama-sama dapat berusaha secara
berdayaguna dan berhasil guna (Keputusan Musyawarah Nasional II HIMPAUDI
Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini atau yang
disingkat HIMPAUDI merupakan suatu organisasi profesi yang menaungi pendidik
dan tenaga kependidikan PAUD nonformal memiliki tugas dan peran untuk
memfasilitasi pendidik PAUD dalam mengembangkan segala potensi mereka
terutama dalam hal mengembangkan kompetensi mereka sebagai tenaga pendidik
PAUD agar mampu memberikan layanan pendidikan bagi anak usia dini secara
optimal sesuai dengan yang tercantum dalam Visi HIMPAUDI yaitu terwujudnya
pendidik dan tenaga kependidikan Anak Usia Dini yang tangguh, professional dan
berakhlak mulia pada tahun 2015.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan HIMPAUDI memiliki program kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan para pendidik PAUD. Program kegiatan
yang telah dilaksanakan adalah mengikutsertakan anggotanya untuk mengikuti
kegiatan pelatihan dan kursus, seminar dan workshop. HIMPAUDI telah bekerjasama
dalam melaksanakan serangkaian program kegiatan dalam rangka meningkatkan
kompetensi pendidik PAUD dengan berbagai pihak diantaranya mengikuti workshop
pembelajaran PAUD melalui OUTBOND se-Jawa Barat di P2PNFI. Mengadakan
pelatihan tutor PAUD se-Kecamatan Lembang dalam rangka HUT Ke-3 yang diikuti
oleh 120. Mengikuti seminar Nasional di Salman ITB. Mengikuti kursus Pendidik
PAUD kurang lebih tiga bulan dan pelatihan dasar berjenjang yang dilaksanakan di
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal (PP-PAUDNI)
Regional 1 Bandung. Kegiatan diklat dasar berjenjang ini dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kompetensi dasar pendidik PAUD terutama dalam hal pengasuhan
anak usia dini yang dilaksanakan pada awal bulan Februari sampai akhir bulan Maret
sebanyak 13 kali pertemuan dengan 200 jam mata diklat dan 48 jam tugas mandiri
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan di atas penulis tertarik untuk
mengetahui lebih jauh mengenai Peran HIMPAUDI Dalam Meningkatkan
Kompetensi Pendidik PAUD.
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pada gejala-gejala yang ada dan hasil pengamatan di lapangan
maka, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Variasi kualifikasi dan kompetensi pendidikan tenaga pendidik PAUD
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam proses pembelajaran.
2. Jumlah pendidik PAUD di kecamatan Lembang yang mengikuti program
peningkatan kompetensi pendidik PAUD tidak sesuai dengan jumlah pendidik
yang ada di Kecamatan Lembang.
3. Berdasarkan hasil laporan tahunan HIMPAUDI bahwa tidak semua pendidik
PAUD yang telah mengikuti program peningkatan kompetensi mampu
mengaplikasikan hasil yang didapat pada proses pembelajaran di lembaga
masing-masing.
Dari hasil identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka peneliti
membatasi permasalahan dengan rumusan masalah, yaitu bagaimanakah efektivitas
peran HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam meningkatkan kompetensi pendidik
PAUD.
Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut maka disusun beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh
2. Bagaimana pelaksanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh
HIMPAUDI Kecamatan Lembang ?
3. Bagaimana tindak lanjut program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang
dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas maka tujuan yang peneliti rumuskan
adalah sebagai berikut
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan program peningkatkan kompetensi pendidik
PAUD yang dilakukan HIMPAUDI di Kecamatan Lembang.
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program peningkatkan kompetensi
pendidik PAUD yang dilakukan HIMPAUDI Kecamatan Lembang.
3. Untuk mendeskripsikan tindak lanjut program peningkatan kompetensi yang
dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritik dan tambahan
litelatur bagi keilmuan Pendidikan Luar.
a. Bagi Peneliti, hasil penelitian diharapkan dapat lebih meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai peran HIMPAUDI dalam
meningkatkan kompetensi pendidik PAUD.
b. Bagi HIMPAUDI , hasi penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas
dan memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penyelenggaraan program
kegiatan peningkatan kompetensi pendidik PAUD.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka peneliti
memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
BAB I Pendahualuan, menjelaskan tentang latar belakang masalah,
identifikasi dan perumusan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Kajian pustaka, menjelaskan teori yang digunakan untuk membahas
permasalahan yang ditemukan dilapangan.
BAB III Metode penelitian, menguraikan tentang aspek – aspek yang
berkaitan dengan cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
dalam penelitian serta cara menganalisis data.
BAB IV Pembahasan, menguraikan tentang temuan data yan ditemukan di
lapangan serta deskripsi dari rumusan permasalahan yang di ambil
BAB V Penutup, merupakan bab terakhir yang menguraikan kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
Di dalam suatu penelitian ilmiah seorang peneliti harus dapat memilih
metoda yang cocok untuk untuk digunakan dalam penelitiannya layak untuk
diungkapkan secara ilmiah, tidak akan pernah lepas dari metode yang digunakan
oleh seorang penulis. Adapun tujuan metode penulisan adalah untuk memberikan
gambaran kepada peneliti tentang bagaimana langkah-langkah penelitian
dilakukan, sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan untuk memperoleh hasil
penelitian yang baik maka penelitian yang sifatnya ilmiah harus menggunakan
seperangkata metode tepat.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh spradley dinamakan “ sosial situation “ atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat, pelaku dan aktivitas berinteraksi secara sinergis. Artinya
pada situasi sosial atau objek penelitian, peneliti dapat mengamati secara
mendalam aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu. Tetapi situasi
soasial yang menjadi objek penelitian tidak hanya terdiri atas tiga elemen tapi
juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan
sejenisnya.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi
dinamakan sebagai narasumber, partisipan, informan teman dan guru dalam
penelitian.Informan penelitian adalah orang yang dapat merespon, memberikan
informasi tentang data penelitian serta sampel dalam penelitian kualitatif disebut
sampel teoritis. Sesuai dengan hakekat kualitatif subjek dalam penelitian ini
dipilih dengan pertimbangan tertentu, selanjutnya dinyatakan bahwa sampel
sebagai narasumber atau informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi
sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati,
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti,
3. Mereka mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi,
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya”
sendiri,
5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga
lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.
Berdasarkan kriteria di atas maka peneliti menentukan lokasi dalam
melakukan penelitian ini yaitu di HIMPAUDI Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Sumber data dalam penelitian ini sebanyak dua orang pengurus
HIMPAUDI Kecamatan Lembang dan empat orang anggota HIMPAUDI
perwakilan dari setiap gugus yang ada di Kecamatan Lembang.
B. Desain Penelitian
Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan
kualitatif dengan menggunakan metode deskriftip, maka dari itu peneliti
menggunakan alur atau desain yang akan dilakukan pada penelitian ini. Desain
penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah dengan menggunakan metode
wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan pada peran HIMPAUDI dalam
meningkatkan kompetensi pendidik PAUD, setelah mengetahui adanya masalah
yang terjadi maka ditetapkan judul penelitian yang kemudian dirumuskan
masalah yang ditemukan. Memperoleh data dapat dilakukan dengan mengamati
subjek yang diteliti yaitu proses perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut yang
dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang, sedangkan teknik wawancara
dilakukan terhadap pengurus HIMPAUDI Kecamatan lembang dan pendidik
PAUD, berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun agar pertanyaan
yang diajukan peneliti secara sistematis akan mudah dijawab oleh sumber data.
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisi dengan cara mendeskripsikan data,
reduksi data dan menarik kesimpulan.
C. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono (2010:6)
mengemukakan bahwa :
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Berkaitan dengan uraian diatas, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftip. Menurut Sukmadinata (2010:54) “metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang diaukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”.
Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan adanya administrasi dan
pengontrolan terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu
variable, gejala atau keadaan. Surakhmad (1985:40) mengemukakan lebih lanjut
1. Memusatkan dari pada permasalahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang dan pada masalah-masalah aktual,
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisi.
Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif pada penulisan skripsi
ini yaitu untuk menggambarkan manajemen program peningkatan kompetensi
pendidik PAUD yang dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat. Pada penulisannya diarahkan pada pengumpulan dan
penyusunan data mengenai perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut yang
dilakukan oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam meningkatkan
kompetensi pendidik PAUD. Dalam penelitiannya penulis berusaha memperjelas
yang diteliti oleh karena itu penulis menggunakan penelitian kualitatif. Hal ini
dipertegas oleh Sugiyono (2012:15)
penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dan peneliti sebagai instrument kunci,
pengambilan data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu
data yang mendalam mengenai proses program kegiatan yang dilakukan oleh
HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam meningkatkan kompetensi pendidik
PAUD dengan mengungkapkan data mengenai perencanaan, pelaksanaan dan
tindak lanjut dari program peningkatan kompetensi pendidik PAUD di Kecamatan
Pendekatan kualitatif digunakan untuk melibatkan penulis dalam
kehidupan subjek yang diteliti, dalam hal ini penulis terlibat langsung kelapangan
dengan mengumpulkan data yang relevan dan sesuai dengan fokus masalah yang
diteliti yaitu mengenai peran HIMPAUDI dalam meningkatkan kompetensi
pendidik PAUD dengan mengungkapkan data mengenai perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut dari program peningkatan kompetensi pendidik
PAUD.
D. Definisi Operasional
Untuk memperjelas mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
maka diuraikan pengertian istilah dalam penjelasan berikut :
1. HIMPAUDI adalah organisasi profesi yang bersifat independen, berasaskan
Pancasila dan berlandasakan Undang-Undang Dasar yang meghimpun unsur
pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini (Kepurusan Musyawarah
Nasional II HIMPAUDI)
HIMPAUDI dalam penelitian ini adalah organisasi profesi yang menaungi
pendidik dan pengelola PAUD yang bertempat di Kampung Cijeruk No. 21
Rt 01 Rw 08 Kecamatan Lembang Desa Lembang Kabupaten Bandung Barat.
2. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Pasal 39 UU No ro
Pendidik PAUD dalam penelitian ini adalah tutor PAUD yang berada di
Kecamatan Lembang.
3. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan
keprofesionalan (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen).
Kompetensi dalam penelitian ini adalah serangkaian kemampuan yang harus
dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan di kecamatan Lembang baik
deri segi ilmu pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
E. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Kualitas data sangat menentukan kualitas penelitian. Kualitas data
tergantung dari kualitas alat (instrument) yang digunakan untuk pengumpulan
data penelitian, Dalam penelitian ini peneliti mengguanakan pendekatan kualitatif,
karena itu maka yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti
sendiri,sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:59) “dalam
penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Oleh karen itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian untuk selanjutnya
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek
penelitian baik secara akademik maupun logistiknya. Untuk mendapatkan data
dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan jenis instrument wawancara
dan observasi.
2. Penyusunan Instrumen
Dalam penyusunan instrument penelitian ini, terdapat beberapa tahap
penyusunan instrument yang dilakukan oleh peneliti yaitu :
a. Penyusunan Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi penelitian disusun secara sistematis sesuai dengan
perumusan masalah yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan indicator untuk memudahkan dalam pembuatan alat pengumpulan
data yang akan digunakan, dari indicator ini kemudian dijabarkan menjadi
butir-burir pertanyaan atau pernyataan.
Untuk memudahkan dalam penyusunan instrument maka dibuat dalam
bentuk matriks.Matrika atau kolom-kolom dalam instrument penelitian berisi
pertanyaan penelitian, focus masalah penelitian, aspek penelitian, indikator, no
item, sumber informasi, sumber penelitian.
b. Penyusunan Pedoman Wawancara
Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu menyusun
pedoman wawancara diman di dalamnya berisi daftar pertanyaan yang akan
diajukan kepada informan. Pedoman wawancara ini dimaksudkan untuk
memudahkan dalam pelaksanaan wawancara, sehingga pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan lebih terarah dan sistematis.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan
data.Dalam penelitian kualitatif instrument yang paling utama adalah peneliti
sendiri. Peneliti dapat mengamati secara langsung kelapangan untuk
mendadapatkan data, namun tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah
ditetapkan.
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat pengumpul data, hal ini
penting untuk memperoleh data yang valid untuk itu diperlukan suatu alat yang
tepat.Dalam penelitian ini teknik wawancara dan dokumentasi merupakan alat
pengumpul data yang utama. Untuk mengetahui dan mengumpulkan data-data
yang diperlukan, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara atau teknik komunikasi langsung menurut Winarno Surakhmad (1998:162) adalah “teknik dimana peneliti mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi langsung dengan subjek penelitian, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan”.
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara yang dilakukan
kepada beberapa informan antara lain informan (1) Ketua HIMPAUDI sebanyak
satu orang, informan (2) pengurus HIMPAUDI sebanyak satu orang, informan (3)
pendidik PAUD sebanyak empat orang. Wawancara dilakukan pada ketua
HIMPAUDI dan pengurus serta pada pendidik PAUD sebagai anggota
HIMPAUDI dan sebagai peserta program peningkatan kompetensi pendidik
PAUD untuk memperoleh data penelitian mengenai perencanaan, pelaksanaan
menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan data penelitian mengenai
peran HIMPAUDI dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD.Wawancara
ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September namun waktu disesuaikan
dengan waktu luang informan. Adapun jadwal wawancara yang telah
dilaksanakan dengan pengurus HIMPAUDI adalah pada tanggal 22 Agustus 2013
dan pada pendidik PAUD pada tanggal 9 september dan 10 September 2013.
2. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
dokumentasi dari seseorang.Dokumentasi yang berbentu tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan dan
kebijakan.Dokumen yang bergambar misalnya foto-fot, gambar hidup, sketsa dan
lain-lain.Dokumen yang berbentuk karyamisalnya karya seni, yang dapadat
berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.Studi dokumen merupakan pelengkap
dari pengguna metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.Selain
teknik pengumpulan data, selanjutnya ada prosedur yang ditempuh dalam
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adapun prosedur yang ditempuh
oleh oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini segala sesuatu yang diperlukan berhubungan
dengan perencanan. Perencanaan penelitian tidak lain adalah gambaran secara
mendetail tentang proses penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti untuk dapat
memecahkan masalah. Tahap persiapan yang dilakukan oleh penulis yaitu sebagai
berikut :
Dalam menyusun rencana penelitianpun umumnya berisi tentang
komponen penting dalam penelitian yang disusun kedalam sebuah proposal
penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan struktur
orgnisasi penelitian.
b) Permohonan ijin Penelitian
Pada tahap persiapan selain mempersiapkan rencana penelitian yang
dirancang untuk mendapatkan data, peneliti juga perlu melakukan permohonan
ijin penelitian ke berbagai pihak yang terkait dan berwenang serta menghubungi
responden., karena dalam melakukan penelitian peneliti pada umumnya tidak
dapat dilakukan sendiri. Agar memperoleh hasil yang maksimal para peneliti
harus mempersiapkan kerjasama yang baik salah satunya yaitu dengan melakukan
permohonan ijin selama melakukan penelitian.
c) Penyusunan Kisi-Kisi Penelitian
Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan langkah suatu kegiatan yang
sistematis untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data.Adapun yang
dimaksud dengan kisi-kisi penelitian ini adalah kolom-kolom yang berisikan
pertanyaan penelitian, focus masalah penelitian, aspek-aspek penelitian, indicator
penelitian, nomor item, sumber informasi dan sumber penelitian.
d) Penyusunan Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:305) “dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat pengumpul data adalah Peneliti itu sendiri”. Oleh karena itu
peneliti sebagai instrument juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif
dan dokumentasi sehingga instrument penelitian yang perlu digunakan oleh
peneliti yaitu berupa pedoman wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini setelah segala sesuatunya seprti menyusun
rencana penelitian, permohonan ijin penelitian, penyusunan kisi-kisi penelitian
dan penyusunan instrument penelitian tahap yang akan dilaksanakan selanjutnya
yaitu tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan adalah kegiatan inti setelah
mendapatkan perijinan peneliti dari pihak yang berwenang maka peneliti dapat
melaksanakan penelitian. Tahap pelaksanaan merupakan tahap penggalian data
yang lebih spesifik dengan melakukan wawancara dan mengadakan observasi
pada proses perencanaan, pelalsanaan dan tindak lanjut dari program kegiatan
peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang dilakukan oleh HIMPAUDI
Kecamatan Lembang.
Kegiatan-kegiatan di atas dimaksudkan untuk memudahkan dalam tahap
pelaksanaan, disamping agar data yang dibutuhkan dapat terungkap sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti.
G. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai sumber
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
(triangulasi).Analisis untuk data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan pola hubungan
tertentu atau menjadi hipotesis.Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna
memperoleh bentuk nyata dari responden atau narasumber, sehingga peneliti lebih
mudah dalam menarik hasil penelitian yang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan
yaitu dengan mengumpulkan data yang didapat dari hasil observasi,
wawancara,dokumentasi juga studi kepustakaan. Data yang diperoleh yaitu
mengenai keadaan lokasi penelitian yakni HIMPAUDI Kecamatan Lembang,
mengetahui gambaran perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut yang dilakukan
oleh HIMPAUDI Kecamatan Lembang dalam kegiatan program kegiatan
peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang meliputi kondisi, perilaku,
sarana-prasarana, metode, materi dan objek lain yang mendukung dalam pelaksanaan
program kagiatan.
2. Reduksi Data
Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak
diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diprlukan.
3. Penarikan Kesimpulan
Pada penarikan kesimpulan peneliti menyampaikan ringkasan hasil yamg
dianggap penting dan diuraikan dari hasil analisis data dengan menggunakan
bahasa yang mudah difahami, karena kesimpulan berisikan jawaban dari tujuan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian yang diuraikan dalam bab terakhir ini mencakup
berbagai permasalahan yang telah dianalisis dalam pembahasan yang mencakup :
1. Perencanaan program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dilakukan melalui
proses analisis identifikasi kebutuhan dan hambatan, perumusan tujuan,
penyusunan program, rekrutmrn peserta dan penyediaan sarana prasarana.
Perencanaan dilakukan oleh para pengurus HIMPAUDI dalam rapat pegurus
yaitu pada tanggal 1 setiap bulannya. Keseluruan langkah tersebut dilakukan
berbasis pada kebutuhan pendidik PAUD. Kebutuhan belajar yang diidentifikasi
seperti teknik pembelajaran AUD, pengembangan tema pembelajaran,
penggunaan media pembelajaran pengasuhan dan parenting.
2. Pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh HIMPAUDI
Kecamatan Lembang secara garis besar dilakukan melalui seminar, kursus, dan
pelatihan dimana dalam pelaksanaannnya HIMPAUDI memiliki peran berbasis
internal dan berbasis eksternal. Peran internal dimana HIMPAUDI merupakan
penyeleggara utuh program peningkatan kompetensi pendidik PAUD sedangkan
peran eksternal HIMPAUDI hanya sebagai mitra kerjasama atau HIMPAUDI
melakukan kerjasama dengan pihak penyelenggara program peningkatan
kompetensi pendidik PAUD untuk mengikutsertakan anggotanya menjadi peserta
3. Tindak lanjut peningkatan kompetensi pendidik PAUD oleh HIMPAUDI
dilakukan dengan cara melakukan evaluasi antar pengurus HIMPAUDI mengenai
program yang sudah dilaksanakan namun belum melakukan penialain secara
terstruktur dengan format penilaian yang masih belum tersedia namun
HIMPAUDI melakukan penilaian hasil program peningkatan kompetensi
pendidik PAUD dengan menggelar kegiatan lomba dalam memperingati HUT
HIMPAUDI Kecamatan Lembang yang diperuntukan bagi pendidik, tenaga
kependidikan juga AUD di Kecamatan Lembang, selanjutnya HIMPAUDI
melakukan sosialisasi program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang
lainnya pada seluruh peserta melalui pertmuan rutin HIMPAUDI yaitu setiap
tanggal 12.
B. Saran
Setelah mengkaji hasil penelitianini, khususnya mengenai peran HIMPAUDI
dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD sangatlah penting karena melalui
program peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang diselenggarakan oleh
HIMPAUDI mampu memberi bekal pada pendidik PAUD agar mampu menjadi
pendidik yang profesional sehingga mampu menghasilkan anak didik yang
berkualitas. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh HIMPAUDI dalam
melaksanakan perannya dalam program peningkatan kompetensi pendidik PAUD dan
bagi pendidik dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik AUD yaitu :
1. Bagi HIMPAUDI :
a. Pengurus HIMPAUDI perlu mengembangkan diri dengan mengikuti program
sebagai narasumber dalam program peningkatan kompetensi pendidik PAUD
dan tidak harus selalu mengandalkan narasumber dari luar.
b. Pengurus HIMPAUDI perlu merancang serangkaian materi yang diperlukan
oleh para pendidik PAUD dalam program peningkatan kompetensi pendidik
PAUD agar program yang dilaksanakanmampu memberi makna bagi para
peserta.
c. Pengurus HIMPAUDI mampu membuat instrumen yang baku yang
dibutuhkan untuk menilai berbagai komponen dalam setiap program
peningkatan kompetensi pendidik PAUD sehingga pada akhirnya HIMPAUDI
dapat melakukan pengembangan program sebagai tindak lanjut dari program
peningkatan kompetensi pendidik PAUD yang telah dilaksanakan.
b. BagiPendidik PAUD :
a. Para pendidik sebagai anggota HIMPAUDI perlu terlibat aktif dalam
perumusan tujuan dari program peningkatan kompetensi pendidik PAUD
yang akan diselenggarakan agar program tersebut benar-benar dapat
memberikan makna bagi para pendidik itu sendiri.
b. Diharapkan para pendidik mampu mengimplementasikan dan
mengembangkan ilmu yang telah didapatkan dari program peningkatan
kompetensi pendidik disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
c. Para pendidik mau membagi ilmu yang telah didapat pada rekan kerja yang
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat JendralPendidikan luar Sekolah, Balai PengembanganPendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda (BP-PLSP) Regional II Jayagiri. (2007). Panduan Peningkatan Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini. Bandung :DirektoratJendralPendidikanLuarSekolahdanPemuda.
Faisal, D. (2006). Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar ( Jurnal lmiah Anak Usia Dini).Bandumg :Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.
Ife, J. (2008).AlternatifPengembanganMasyarakat di Era Globalisasi (Community Development).Yogyakarta :PustakaPelajar.
Kamil.M. (2010).Model Pendidikan Dan Pelatihan( Konsep Dan Aplikasi).Bandung : Alfabeta.
Keputusan Musyawarah Nasional II HIMPAUDI Nomor :IV/HIMPAUDI/VIII/2010. (2010). Bandung :HIMPAUDI.
Oemar.H. (2003).Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan. Bandung : Y.P Pemindo.
Sudjana, S, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan( untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung :Falah Production.
Sudarmo, S. (2009).Pengasuhan dan Perawatan yang menstimulasi Kecerdasan
Anak ( Jurnal Ilmiah Anak Usi aDini).Bandung :Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, dan Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan
Teknik, Bandung : Tarsito
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Thursina.
Undang-undangRepublik Indonesia Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang Republik Indonesia Tentang Standar Nasional Pendidikan