• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI : Studi Korelasional antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, dan Motivasi Berkuasa pada Agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI : Studi Korelasional antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, dan Motivasi Berkuasa pada Agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI (Studi Korelasional antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, dan Motivasi Berkuasa pada Agen Prudential Cabang

Achmad Yani Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Risky Melinda

0901908

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

QUOTIENT

DENGAN MOTIVASI

(Studi Korelasional antara

Adversity Quotient

dengan

Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, Dan

Motivasi Berkuasa Pada Agen Prudential Cabang

Achmad Yani Bandung)

Oleh: Risky Melinda

0901908

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Risky Melinda 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Risky Melinda (0901908). Hubungan antara Adversity Quotient dengan Motivasi

(Studi Korelasional antara Adversity Quotient dengan Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, dan Motivasi Berkuasa pada Agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum adversity quotient, gambaran umum motivasi, dan hubungan antara adversity quotient dengan motivasi. Motivasi dalam penelitian ini terdiri atas motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa. Subjek dalam penelitian adalah 80 orang agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung yang diambil dengan teknik simple

random sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

metode deskriptif dan teknik penelitian korelasional. Hasil penelitian menunjukkan gambaran adversity quotient secara umum berkategori sedang, gambaran motivasi secara umum berkategori rendah, dan terdapat hubungan yang signifikan (r=0,66, sig.0,000<0,05) antara adversity quotient dengan motivasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (sig.0,000<0,05) antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, terdapat hubungan yang signifikan (sig.0,000<0,05) antara adversity quotient dengan motivasi berafiliasi, dan terdapat hubungan yang signifikan (sig.0,000<0,05) antara adversity quotient dengan motivasi berkuasa. Prudential cabang Achmad Yani diharapkan memasukkan penilaian tingkat adversity quotient ke dalam sistem penerimaan agen baru dan menumbuhkan motivasi dalam diri agen melalui pelatihan-pelatihan agen asuransi, terutama berkaitan dengan motivasi berprestasi. Sehingga para agen memiliki dorongan untuk mengembangkan semua kemampuan dan energinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal.

Kata kunci: adversity quotient, motivasi, agen asuransi

(6)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Risky Melinda (0901908). The Relation Between Adversity Quotient With Motivation (Correlation Research between Adversity Quotient with Achievement Motivation, Affiliation Motivation, and Power Motivation on The Agents Prudential Branch in Achmad Yani Bandung). Thesis. Psychology Department, Faculty of educational science, Bandung Indonesia university of education (2014).

The aim of this research was to describe adversity quotient, motivation, and the relationship between the adversity quotient with motivation. Motivation in this research consisted of achievement motivation, affiliation motivation, and power motivation. The participants of this research were 80 Prudential’s agent. This research used quantitative approach with descriptive method and a correlational

technique. The results shows that Prudential’s agent has an average adversity

quotient and low motivation, and significant relationship among adversity quotient with motivation (r=0,66, sig.0,000<0,05). This research also shows the significant relationship among adversity quotient with achievement motivation (sig.0,000<0,05), significant relationship among adversity quotient with affiliation motivation (sig.0,000<0,05), and significant relationship among adversity quotient with power motivation (sig.0,000<0,05). The advice of these research results, that the company expected to insert rating of adversity quotient into the system of recruitment and fosters the motivation within the agent through the training insurance agents, especially achievement motivation. So that the agent having a motivation to develop all abilities and energy to reach maximum work performance.

(7)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Adversity Quotient ... 8

B. Motivasi ... 19

C. Penelitian Terdahulu ... 32

D. Kerangka Pemikiran ... 34

E. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 38

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 38

B. Metode Penelitian ... 39

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 40

D. Instrumen Penelitian ... 42

E. Kategori Skala ... 45

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 53

H. Teknik Analisis Data ... 54

(8)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 89

(9)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Adversity Quotient... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Motivasi ... 40

Tabel 3.3 Skoring Bobot Penilaian pada Skala Adversity Quotient dan Motivasi ... 41

Tabel 3.4 Rumus Lima Kategori Skala ... 42

Tabel 3.5 Rumuasan Empat Kategori Skala Motivasi ... 43

Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi ... 45

Tabel 3.7 Hasil Analisis Item Instrumen Adversity Quotient ... 45

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Adversity Quotient Setelah Uji Coba ... 46

Tabel 3.9 Hasil Analisis Item Instrumen Motivasi ... 46

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Setelah Uji Coba ... 47

Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach ... 48

Tabel 3.12 Hasil Statistik Reliabilitas Instrumen Adversity Quotient ... 49

Tabel 3.13 Hasil Statistik Reliabilitas Instrumen Motivasi ... 49

Tabel 3.14 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 50

Tabel 3.15 Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dengan Motivasi ...51

Tabel 3.16 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 52

Tabel 3.17 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dengan Motivasi ... 53

Tabel 3.18 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dengan Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, dan Motivasi Berkuasa ... 53

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif Adversity Quotient ... 57

(10)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.5 Gambaran Umum Adversity Quotient dari Dimensi Control ... 59

Tabel 4.6 Gambaran Umum Adversity Quotient dari Dimensi Origin ... 59

Tabel 4.7 Gambaran Umum Adversity Quotient dari Dimensi Ownership ... 60

Tabel 4.8 Gambaran Umum Adversity Quotient dari Dimensi Reach ... 60

Tabel 4.9 Gambaran Umum Adversity Quotient dari Dimensi Endurance ... 61

Tabel 4.10 Hasil Statistik Deskriptif Dimensi Motivasi Berprestasi ... 61

Tabel 4.11 Gambaran Umum Motivasi ... 62

Tabel 4.12 Hasil Statistik Deskriptif Dimensi Motivasi Berprestasi ... 63

Tabel 4.13 Gambaran Umum Motivasi Berprestasi ... 63

Tabel 4.14 Hasil Statistik Deskriptif Motivasi Berafiliasi ... 64

Tabel 4.15 Gambaran Umum Motivasi Berafiliasi ... 65

Tabel 4.16 Hasil Statistik Deskriptif Motivasi Berkuasa ... 66

Tabel 4.17 Gambaran Umum Motivasi Berkuasa ... 66

Tabel 4.18 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dengan Motivasi ... 67

Tabel 4.19 Matriks Variabel Adversity Quotient dan Motivasi ... 67

Tabel 4.20 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dengan Motivasi Berprestasi ... 68

Tabel 4.21 Matriks Variabel Adversity Quotient dan Motivasi Berprestasi ... 68

Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dengan Motivasi Berafiliasi ... 69

Tabel 4.23 Matriks Variabel Adversity Quotient dan Motivasi Berafiliasi ... 69

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dengan Motivasi Berkuasa ... 70

(11)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Gambar 4.3 Gambaran Umum Adversity Quotient ... 58

Gambar 4.4 Gambaran Umum Motivasi ... 62

Gambar 4.5 Gambaran Umum Motivasi Berprestasi ... 64

Gambar 4.6 Gambaran Umum Motivasi Berafiliasi ... 65

(12)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Verbatim Wawancara Awal...90

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen ...93

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ...97

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...108

Lampiran 5 Data Mentah ...111

Lampiran 6 Hasil Analisis Data ...117

(13)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan jasa di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kontribusi ini dilihat dari segi laba maupun kemampuannya menyerap sebagian besar pasokan tenaga kerja. Menurut Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan dalam Indonesia Service Dialogue (Republika Online, 19 April 2013), bahwa lima puluh persen tenaga kerja di Indonesia berada pada sektor jasa. Selain itu sektor jasa telah menyumbang sekitar lima puluh persen produk domestik bruto.

Salah satu perusahaan jasa di Indonesia yang mengalami kemajuan pesat adalah bidang jasa asuransi. Menurut Darmawi (2006: 1) kalangan masyarakat baik perorangan maupun dunia usaha telah menganggap penting kebutuhan akan jasa perasuransian. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula pada dunia usaha dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usaha tersebut. Asuransi pada dasarnya berusaha mengurangi berbagai konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan. Dengan jasa asuransi ini diharapkan menjadi sarana untuk menjamin kesejahteraan sosial, ekonomi, dan finansial masyarakat.

(14)

berpendapat bahwa perusahaan asuransi harus membangun sistem pemasaran yang menjadi alur penghubung antara perusahaan asuransi (produsen) dan pihak tertanggung (konsumen). Di dalam sistem tersebut terdapat agen asuransi yang merupakan basis pemasaran produk.

Agen merupakan salah satu sumber daya manusia yang memiliki peranan penting bagi perusahaan asuransi, yaitu sebagai pihak yang memasarkan produk perusahaan. Para agen harus mencari calon nasabah yang dianggap prospektif untuk menggunakan salah satu produk asuransi perusahaannya. Kemudian calon nasabah tersebut oleh agen diajukan kepada perusahaan untuk dapat diproses lebih lanjut.

Menurut Yudiani (2005: 59), pekerjaan sebagai agen asuransi itu bukan pekerjaan yang mudah. Mereka mempunyai beban psikologis yang berat karena harus bekerja sendiri dan seringkali ditekan oleh rasa penghinaan saat menghadapi berbagai macam penolakan calon nasabah. Selain itu profesi sebagai agen asuransi juga sering kali dipandang negatif oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh fakta sulitnya mencari pekerjaan saat ini mengakibatkan agen asuransi dijadikan pekerjaan sementara sebelum mereka mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan. Bekerja di perusahaan asuransi juga harus siap dikejar-kejar target penjualan oleh perusahaan, sehingga apabila agen asuransi tidak mampu mencapai target, mereka harus keluar dari perusahaan.

Berhasil atau tidaknya seorang agen dalam pekerjaannya sangat tergantung dari ketahanan dan daya juang agen dalam menghadapi hambatan, tantangan dan kegagalan, serta kemampuan agen menghadapi ketatnya persaingan di dunia kerja (Maryanti, 2007: 2). Sedangkan menurut pendapat Stoltz (2005: 81), bahwa keberhasilan atau kesuksesan seseorang ditentukan oleh cara ia menjelaskan atau merespons kesulitan atau tantangan kerja, sehingga dibutuhkan Adversity Quotient (AQ) dalam diri seorang agen.

Adversity Quotient adalah kecerdasan dalam menghadapi rintangan atau

(15)

umumnya kebanyakan orang berhenti berusaha sebelum tenaga dan batas kemampuan mereka benar-benar teruji (Stoltz, 2005: 70). Oleh karena itu setiap orang harus menemukan bagaimana caranya mendapatkan kekuatan yang diperlukan untuk memperbaiki kemampuan dalam mengatasi kesulitan tersebut. Jika orang tersebut mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi kesulitan, maka akan mencapai keberhasilan atau kesuksesan.

Menurut Stoltz (2005: 329), visi dan misi organisasi akan berhasil apabila ditunjang dengan para pekerja yang berkualitas dan terampil di bidangnya, serta memiliki Inteligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Adversity

Quotient (AQ) yang bagus. Tidak cukup hanya berbekal keceradasan intelektual

(IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) untuk meraih sukses. Kecerdasan dalam menghadapi kesulitan (AQ) juga harus dimiliki, karena orang yang cerdas dan memiliki emosional yang baik terkadang tidak mendapat kesuksesan dalam hidupnya. Mereka akan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan ataupun kegagalan. Akhirnya mereka berhenti berusaha dan menyia-nyiakan potensi dan kecerdasan emosi yang dimilikinya. Tanpa adanya usaha dan daya juang yang tinggi, maka IQ dan EQ yang tinggi akan menjadi sia-sia. Adversity Quotient dapat menjadi jembatan antara IQ dan EQ pada seseorang. Dengan begitu, peran IQ dan EQ dapat menjadi maksimal dengan adanya AQ.

Kecerdasan dalam menghadapi kesulitan dapat membuat seseorang keluar dari berbagai situasi yang tidak menyenangkan karena individu tersebut tidak akan mudah menyerah dan memiliki motivasi untuk menghadapi kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jason Satterfield dan Martin Seligman (dalam Stoltz, 2005: 94), individu yang memiliki Adversity Quotient tinggi dianggap sebagai orang-orang yang paling memiliki motivasi.

(16)

upaya ekstra untuk melakukan pekerjaannya. Sebaliknya apabila seseorang yang memiliki motivasi yang rendah, mereka sering kali tidak mau melakukan yang terbaik serta jarang meluangkan waktu dan upaya ekstra untuk melakukan pekerjaannya.

Motivasi yang tinggi merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang agen asuransi dalam melakukan pekerjaannya. Seorang agen harus berusaha memunculkan motivasi dalam dirinya untuk melakukan pekerjaan secara optimal. Selain itu, mengingat peran agen juga sangat penting bagi perusahaan asuransi, perusahaan juga harus turut memberikan dukungan dan penghargaan kepada agen untuk memotivasi mereka agar dapat memberikan hasil terbaik dalam pekerjaannya. Pemberian motivasi yang sering dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada agennya adalah berupa penghargaan, bonus uang, karir yang menjanjikan, serta berpergian keliling Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Iming-iming yang menggiurkan itu tidaklah mudah diperoleh oleh agen asuransi yang mudah menyerah pada kegagalan dan sedikit upaya untuk meraih prestasi dan kesuksesan. Hal ini diharapkan menjadi daya pendorong yang dapat mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku para pegawai agar bersedia bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan (Suwatno, 2011: 170). Begitu pula yang terjadi di salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia, PT. Prudential Life Assurance. Di tengah-tengah persaingan kompetitif yang terjadi di pasar global, PT. Prudential Life Assurance mendapatkan penghargaan khusus Star Award 2013 dari Majalah Investor (Juli, 2013) karena berhasil mempertahankan posisi terbaik selama 11 tahun berturut-turut. Pencapaian prestasi tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan agen asuransi.

(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti yaitu mengenai adversity quotient dan motivasi, maka penulis mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum adversity quotient yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung?

2. Bagaimana gambaran umum motivasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung?

a. Bagaimana gambaran umum motivasi berprestasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung?

b. Bagaimana gambaran umum motivasi berafiliasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung?

c. Bagaimana gambaran umum motivasi berkuasa yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung?

3. Apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung?

a. Apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? b. Apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan motivasi

berafiliasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung? c. Apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan motivasi

berkuasa pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui gambaran umum adversity quotient yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

(18)

4. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi berafiliasi yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

5. Untuk mengetahui gambaran umum motivasi berkuasa yang dimiliki oleh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

6. Untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan motivasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

7. Untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

8. Untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berafiliasi pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

9. Untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan motivasi berkuasa pada agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung.

D. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis dan ilmu pengetahuan, penelitian ini memiliki kegunaan untuk memberikan sumbangan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bidang Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi mengenai hubungan antara adversity quotient dengan motivasi pada karyawan.

Secara praktis, kegunaan penelitian ini dibagi kedalam dua aspek. Kedua aspek adalah sebagai berikut:

a) Bagi Perusahaan

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai bahan pertimbangan atau informasi yang bermanfaat bagi perusahaan, khususnya PT. Prudential Life Assurance Cabang Achmad Yani Bandung, berkaitan dengan hal peningkatan

Adverity Quotient dan motivasi.

b) Bagi Agen Perusahaan

(19)

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Bab I berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab II berisi mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan dari penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN

Bab III berisi berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian serta langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian serta pembahasannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) yang terletak di Jalan Jenderal Achmad Yani Nomor 271-C, Bandung.

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 117). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung sejumlah 400 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118). Sampel yang diambil bukan semata-mata sebagian dari populasi, tetapi harus benar-benar representatif (mewakili). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung yang masih aktif bekerja dan memenuhi target perusahaan.

Untuk mendapatkan sampel representatif dan layak dijadikan sumber data dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

(Umar, 2008: 65)

(21)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

: ukuran sampel : ukuran populasi

: persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, misalnya 10%.

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang diambil dari seluruh agen Prudential Cabang Achmad Yani Bandung sebanyak 80 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013: 120). Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan dengan cara diundi secara acak oleh peneliti, berdasarkan daftar nama agen yang dimiliki oleh perusahaan.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 14), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dimana teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

(22)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(23)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 61). Dalam penelitian ini, variabel yang akan diukur, yaitu: adversity quotient (variabel pertama) dan motivasi (variabel kedua).

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk memberikan kejelasan arah dan batasan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan mengenai definisi operasional variabel penelitian yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Definisi Operasional Adversity Quotient

Adversity quotient dapat diartikan sebagai suatu ukuran untuk mengetahui

respon agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung terhadap tantangan kerja atau kesulitan-kesulitan di lingkungan kerja. Ukuran ini tergambar dari derajat skor skala Adversity Quotient yang diperoleh dari jawaban item-item pertanyaan mengenai empat dimensi Adversity Quotient (Stoltz, 2005: 140), yaitu:

1) Control (Kendali)

Dimensi ini akan menggambarkan seberapa banyak kendali yang dirasakan agen terhadap peristiwa yang menimbulkan kesulitan.

2) Origin dan Ownership (Asal usul dan Pengakuan)

Dimensi ini akan menggambarkan siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan, dan sampai sejauh mana agen tersebut akan mengakui akibat-akibat kesulitan itu.

(24)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimensi ini akan memberi gambaran mengenai seberapa jauh kesulitan tersebut akan menjangkau bagian lain dari kehidupan agen tersebut.

4) Endurance (Daya Tahan)

(25)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b) Definisi Operasional Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seorang agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar mencapai tujuan dan hasil secara optimal. Dorongan ini tergambar dari derajat skor skala motivasi yang diperoleh dari jawaban item-item pertanyaan mengenai tiga dorongan kebutuhan berdasarkan teori Usman (2008: 259), yaitu:

1) Kebutuhan Berprestasi (Need for Achievement)

Kebutuhan berprestasi adalah dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan, seperti: berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya, berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan, berusaha melakukan sesuatu secara inovatif dan kreatif, pandai mengatur waktu, serta bekerja keras dan bangga atas hasil yang telah dicapai.

2) Kebutuhan untuk Berafiliasi (Need for Affiliation)

Kebutuhan untuk berafiliasi yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang lain atau dorongan untuk memiliki sahabat sebanyak-banyaknya, ditunjukkan dengan: lebih suka bersama orang lain daripada sendirian, sering berkomunikasi dengan orang lain, lebih mengutamakan hubungan pribadi daripada tugas kerja, selalu bermusyawarah untuk mufakat dengan orang lain, dan lebih efektif apabila bekerja sama dengan orang lain. 3) Kebutuhan untuk Berkuasa (Need for Power)

(26)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prestise, mengutamakan tugas kerja daripada hubungan pribadi, serta suka

(27)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013:199). Penelitian ini menggunakan dua buah instrumen, yaitu instrumen adversity quotient dan instrumen motivasi. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai kedua instrumen tersebut.

1. Instrumen Adversity Quotient

Instrumen adversity quotient merupakan instrumen yang disusun oleh peneliti berdasarkan empat dimensi CO2RE yang diciptakan oleh Stoltz (2005:

140).

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Adversity Quotient

No. Dimensi Tingkat Pengukuran

Nomor Item

Siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan.

Sampai sejauh mana agen tersebut akan mengakui akibat-akibat akan menjangkau bagian lain dari kehidupan agen tersebut. lama penyebab kesulitan itu akan berlangsung.

2, 8, 15, 16, 33

(28)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(29)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Instrumen Motivasi

Instrumen motivasi ini disusun dengan mengacu kepada The Theory of

Needs yang diciptakan oleh David McClelland pada tahun 1987 (dalam Usman,

2008: 259).

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Motivasi

No. Dimensi Indikator Nomor Item

1 Motivasi Berprestasi

Berusaha mencari umpan balik

atas segala perbuatannya. 1,19,26 3 Berani mengambil risiko dengan

penuh perhitungan. 2,24 2

Berusaha melakukan sesuatu

secara inovatif dan kreatif. 7,20 2 Pandai mengatur waktu. 8,23 2 Bekerja keras dan bangga atas

hasil yang telah dicapai. 14,25 2

pribadi daripada tugas kerja. 4,22,29 3 Selalu bermusyawarah untuk

mufakat dengan orang lain. 10,18 2 Lebih efektif apabila bekerja

sama dengan orang lain. 11,27 2

3 Motivasi Berkuasa

Sangat aktif menentukan arah

kegiatan organisasi. 5,16 2

Sangat peka terhadap pengaruh

(30)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengutamakan tugas kerja

daripada hubungan pribadi. 13,30 2 Suka memerintah dan

mengancam dengan sanksi. 9,15 2

Jumlah Item 31

3. Pengisian Kuesioner

Responden mengisi kuesioner ini dengan cara memilih dan memberi satu

tanda ceklis (√) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Responden memilih satu jawaban yang sesuai dengan yang dirasakannya pada setiap item pernyataan. Pilihan jawaban terdiri dari empat, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

4. Teknik Skoring

Instrumen dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan Skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013:134). Dengan skala

Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Item-item-item dalam skala Likert ini diasumsikan monoton atau kontinum, yang artinya semakin

favorable perilaku orang maka akan semakin tinggi skornya (Ihsan, 2009:62).

Teknik skoring bobot penilaian untuk instrumen adversity quotient dan motivasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(31)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pernyataan Item

Favorable Unfavorable

Sangat sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak sesuai 2 3

(32)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Kategorisasi Skala

Kategorisasi skala ini bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2012: 147). Kategorisasi skala ini bersifat relatif. Pengkategorisasian tersebut dilakukan sesuai dengan hasil masing-masing responden.

1. Kategorisasi Skala Adversity Quotient

Pada penelitian ini, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam lima kategori skala untuk instrumen Adversity Quotient dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Tabel 3.4 Rumus Lima Kategori Skala

Kategori Rentang

Sangat Tinggi T >  + 1,5 Tinggi  + 0,5<T≤  + 1,5 Sedang – 0,5<T≤ +0,5 Rendah – 1,5<T≤ – 0,5 Sangat Rendah T ≤ – 1,5

(Ihsan, 2009:77) Keterangan:

T = Skor total subjek

μ = Rata-rata baku

σ = Deviasi standar baku

(33)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Rumuasan Empat Kategori Skala Motivasi

Kategori Rentang

Sangat Tinggi T μ + 1 σ Tinggi μ T μ + 1 σ Rendah μ –1 σ T μ Sangat Rendah T μ –1 σ

(Ihsan, 2009:77) Keterangan:

T = Skor total subjek

μ = Rata-rata baku

σ = Deviasi standar baku

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen digunakan untuk pengambilan data, dilakukan uji instrumen terlebih dahulu sebagai berikut.

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2011:173).

(35)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas ini dilakukan melalui analisis rasional atau melalui judgement expert untuk memeriksa apakah masing-masing item telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkapnya (Azwar, 2011:175).

Setelah instrumen adversity quotient dan motivasi disusun, kemudian dikonsultasikan pada para ahli (judgement expert). Dalam penelitian ini, melibatkan 3 orang judgement expert, yaitu satu orang dosen ahli Metodologi Penelitian dan Statistika, serta dua orang dosen ahli dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Hasil konsultasi dengan para dosen ahli tersebut, terdapat 33 item dalam instrumen adversity quotient dan 31 item dalam instrumen motivasi.

2. Analisis Item

Setelah dilakukan expert judgement, instrumen yang telah disusun tersebut diuji cobakan kepada 100 orang responden. Hasil dari uji coba intrumen tersebut digunakan untuk analisis item dengan melakukan pengujian daya diskriminasi, untuk mengetahui item yang layak. Menurut Azwar (2012: 80) daya beda atau daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi ini dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri dimana komputasinya akan menghasilkan koefisien korelasi item total (Azwar, 2012: 80-81).

(36)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

corrected item-total correlation tersebut adalah teknik korelasi Pearson Product

Moment. Rumusnya adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2009: 110) Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi ∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item) = Jumlah responden

Menurut Riduwan (2009: 110), jika instrumen itu layak, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi Indeks Korelasi Kriteria

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi 0,600 – 0,799 Tinggi 0,400 – 0,599 Cukup Tinggi 0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (Tidak Layak)

a) Analisis Item Instrumen Adversity Quotient

Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 terhadap 33 item pada instrumen adversity quotient, diperoleh 23 item yang

r

hitung = ∑ ∑ ∑

(37)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki indeks daya diskriminasi item yang dianggap layak. Hasil analisis item pada instrumen adversity quotient, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.7 Hasil Analisis Item Instrumen Adversity Quotient

Item Layak Item Tidak Layak

1, 2, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16,17, 18, 19, 20, 21, 23, 27, 28, 29, 30, 31, 32

3, 4, 8, 10, 12, 22, 24, 25, 26, 33

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, item-item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak layak tersebut dihapus dan tidak dipergunakan kembali karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun kisi-kisi instrumen

(38)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Adversity Quotient Setelah Uji Coba

No. Dimensi Tingkat Pengukuran Nomor Item

Fav Unfav

b) Analisis Item Instrumen Motivasi

Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 terhadap 31 item pada instrumen motivasi, diperoleh 23 item yang memiliki indeks daya diskriminasi item yang dianggap layak. Hasil analisis item tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.9 Hasil Analisis Item Instrumen Motivasi

Item Layak Item Tidak Layak

5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31

(39)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, item-item yang layak kemudian digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya, sedangkan item-item yang tidak layak sebanyak 8 item dihapus dan tidak dipergunakan kembali karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun kisi-kisi instrumen motivasi setelah diuji cobakan dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Setelah Uji Coba

No Dimensi Indikator

Nomor

Item

1 Motivasi Berprestasi

Berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya. Bekerja keras dan bangga atas hasil

yang telah dicapai.

Lebih efektif apabila bekerja sama dengan orang lain.

(40)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu daripada hubungan pribadi.

Suka memerintah dan mengancam dengan sanksi.

9 1

Jumlah Item 23

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, jika aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2011:180).

Dalam penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach yang dihitung dengan menggunakan bantuan software SPSS.

Berikut adalah rumus Alpha Cronbach yang digunakan.

(Riduwan, 2009 :125) Keterangan:

= Nilai/Koefisien Reliabilitas

∑ = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians skor total

= Jumlah item

Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi 5 kategori, yaitu sebagai berikut:

(41)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0,900 Reliabel 0,700 – 0,900 Cukup Reliabel 0,400 – 0,700 Kurang Reliabel 0,200 – 0,400

Tidak Reliabel <0,200

(Guilford dalam Sugiyono, 2007: 183)

a) Reliabilitas Instrumen Adversity Quotient

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen adversity quotient dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 19.0 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,801. Koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen adversity quotient termasuk dalam kriteria reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Hasil yang diperoleh tersebut dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut ini.

Tabel 3.12 Hasil Statistik Reliabilitas Instrumen Adversity Quotient

Alpha Cronbach 0,801

Jumlah Item 33

b) Reliabilitas Instrumen Motivasi

(42)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.13 Hasil Statistik Reliabilitas Instrumen Motivasi

Alpha Cronbach 0,779

Jumlah Item 31

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2013: 199), Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Dalam penelitian ini, digunakan dua buah kuesioner (angket). Untuk mengukur adversity quotient (AQ) agen digunakan kuesioner yang disusun berdasarkan teori adversity quotient diciptakan oleh Paul G. Stoltz (2005: 140). Sedangkan untuk mengukur motivasi digunakan kuesioner yang diturunkan dari

Theory of Needs yang dikemukakan oleh David McClelland pada tahun 1987

(dalam Usman, 2008: 259).

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2013: 207). Kegiatan dalam analisis data adalah sebagai berikut:

(43)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Jika hasil uji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametik (Sugiyono, 2013:210). Namun sebaliknya, jika hasil uji normalitas menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik non-parametik. Hal ini berarti bahwa hasil perhitungannya hanya berlaku pada sampel penelitian saja.

Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji metode

One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan bantuan program SPSS versi

19.0. Data tersebut dapat dikatakan memiliki penyebaran atau berdistribusi normal jika memiliki nilai Assym. Sig. (2-tailed) > 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini:

Tabel 3.14 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov AQ Motivasi Motivasi

Berprestasi

(2-tailed) atau nilai signifikansi dari variabel adversity quotient dan motivasi

(44)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

(45)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel pertama yaitu Adversity Quotient dengan variabel kedua yaitu Motivasi. Hubungan yang linear menggambarkan bahwa perubahan pada satu variabel akan cenderung diikuti oleh perubahan variabel lainnya dengan membentuk garis linear. Suatu hubungan dapat dikatakan linear apabila terdapat kesamaan variabel, baik penurunan maupun kenaikan yang terjadi pada kedua variabel tersebut.

Uji linearitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi 19.0. Sepasang data dikatakan memiliki hubungan linear jika memiliki nilai signifikansi < 0,1. Hasil perhitungan uji linearitas variabel adalah sebagai berikut.

Tabel 3.15 Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dengan Motivasi

Adversity dengan motivasi sebesar 60,319. Selanjutnya F hitung antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi sebesar 72,992, f hitung antara adversity quotient dengan motivasi berafiliasi adalah 21,656, sedangkan F hitung antara adversity

quotient dengan motivasi berkuasa yaitu sebesar 21,696. Kemudian untuk

(46)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikansi 0,1, sehingga diperoleh F tabel yaitu 2,771. Sehingga seluruh F hitung di atas lebih besar daripada F tabel (2,771), artinya hubungan antara adversity

quotient dengan motivasi membentuk garis linear yang berarti bahwa variabel

adversity quotient mampu mempengaruhi motivasi berprestasi, motivasi

(47)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji Korelasi

Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson

Product Moment (r). Uji korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk

mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) (Riduwan, 2009: 136). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2009: 136) Keterangan:

= Jumlah responden

= Jumlah skor rata-rata adversity quotient

∑ = Jumlah skor rata-rata motivasi

= Koefisien korelasi pearson product moment

Setelah nilai koefisien korelasi didapatkan, maka pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut.

Tabel 3.16 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah

(Riduwan, 2009: 136)   

(48)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(49)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.17 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dengan Motivasi

Adversity Quotient Motivasi

Korelasi Pearson 0,660

Signifikansi 0,000

Jumlah Item 80

Tabel 3.18 Hasil Uji Korelasi Adversity Quotient dengan Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, dan Motivasi Berkuasa

Motivasi

Korelasi Pearson 0,695 0,466 0,466

Signifikansi 0,000 0,000 0,000

Jumlah Item 80 80 80

4. Uji Signifikansi

Uji signifikansi dilakukan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan tersebut berlaku untuk seluruh populasi atau tidak (Sugiyono, 2013:257).

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.0, dapat dilihat dalam tabel 3.17 di atas. Korelasi antara adversity

quotient dengan motivasi menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

(50)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a) Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan teori serta mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. b) Membuat proposal penelitian berdasarkan pada landasan teori yang

diperoleh.

c) Melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah seminar Psikologi Industri dan Organisasi.

d) Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

e) Membuat surat izin penelitian dan menyerahkan surat tersebut kepada perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.

f) Melengkapi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

g) Membuat instrumen penelitian sesuai dengan teori yang digunakan. h) Melakukan judgment expert instrumen dengan tiga orang dosen ahli. i) Melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk dilakukan

analisis item dan mengetahui kelayakan item serta reliabilitas instrumen yang telah peneliti buat.

2. Tahap Pelaksanaan

(51)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Melakukan penyebaran kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data mengenai adversity quotient dan motivasi.

c) Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.

d) Menyusun data, mengklasifikasi data, mengolah data, dan melakukan interpretasi hasil pengolahan data.

3. Tahap Pelaporan

(52)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat adversity quotient pada sebagian besar agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung berada pada tingkat sedang. Artinya, para agen cukup baik dalam menghadapi kesulitan-kesulitan pekerjaan, dan segala sesuatunya berjalan relatif lancar.

2. Sebagian besar Agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung memiliki motivasi pada tingkat rendah. Artinya, para agen kurang memiliki motivasi dalam melakukan pekerjaannya.

3. Sebagian besar agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung memiliki motivasi berprestasi pada tingkat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung kurang memiliki dorongan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal.

4. Pada motivasi berafiliasi, sebagian besar agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung berada pada tingkat rendah. Artinya, para agen kurang memiliki dorongan untuk membangun relasi sosial dan memiliki sahabat sebanyak-banyaknya.

(53)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kekuasaan, mengendalikan lingkungannya dan mengambil tanggung jawab atas mereka.

6. Terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara adversity quotient dengan motivasi pada agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung.

7. Terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi pada agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung. 8. Terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara adversity quotient dengan

motivasi berafiliasi pada agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung. 9. Terdapat hubungan korelasi signifikan antara adversity quotient dengan

motivasi berkuasa pada agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adversity quotient yang dimiliki agen Prudential cabang Achmad Yani Bandung cenderung sedang. Oleh karena itu pihak perusahaan sebaiknya mengenali adversity

quotient masing-masing agennya. Perusahaan dapat memasukkan

penilaian tingkat AQ menjadi salah satu pertimbangan dalam sistem penerimaan agen baru.

(54)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlakuan yang baik dari perusahaan. Selain itu perusahaan juga disarankan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan dengan tujuan meningkatkan kualitas dan menumbuhkan motivasi dalam diri agen untuk lebih meningkatkan kinerja.

c. Dari hasil penelitian ini, meskipun sebagian besar agen berada tingkat rendah pada motivasi berkuasa, namun masih terdapat agen yang berada pada tingkat sangat tinggi dan tinggi. Sehingga masih terdapat agen yang memiliki kebutuhan akan kekuasaan atau kedudukan yang lebih tinggi. Perusahaan sebaiknya mengembangkan persaingan yang sehat dan mengarahkan agen-agen agar tidak menimbulkan konflik melalui

training kepada para agen, terutama agen baru.

2. Bagi Agen Asuransi

a. Pada hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa adversity quotient pada sebagian besar agen sudah cukup baik, yaitu berada tingkat sedang. Namun pada dimensi origin dan ownership berada pada tingkat rendah, sehingga para agen harus memperbaikinya. Peneliti menyarankan pada agen tersebut untuk konsultasi dengan agen leader, agen senior atau

supervisor di perusahaan berkaitan dengan peningkatan adversity

quotient.

(55)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivasi hampir seluruhnya berada pada kategori rendah. Oleh karena itu, sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan teori motivasi lainnya.

b. Peneliti selanjutnya yang bermaksud melakukan penelitian dengan tema serupa, sebaiknya menggali aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan pengelompokkan gender, pendidikan terakhir responden, serta lamanya bekerja para responden.

(56)

Risky Melinda, 2014

Hubungan antara adversity quotient dengan motivasi : studi korelasional antara adversity quotient dengan motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa pada agen prudential cabang Achmad Yani Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2013, 4, Juli). Delapan Perusahaan Raih Asuransi Terbaik 2013 Versi

Majalah Investor. Investor Daily Indonesia [Online], -, 1. Tersedia:

www.investor.co.id (diakses pada tanggal 27 Agustus 2013)

Antara & Patrizki, Ismar. (2013, 19, April). Sektor Jasa Berpotensi Naikkan Daya

Saing Indonesia. Republika [Online], -, 1. Tersedia: www.republika.co.id

(diakses pada tanggal 8 Oktober 2013)

As’ad, Mohamad. 2001. Psikologi Industri. Jakarta: Liberti.

Azwar, Saifuddin. 2011. Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran

Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Darmawi, Herman. 2006. Manajemen Asuransi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Fahmi, Suheil & Rachmana, Ratna Syifa’a. 2008. Adversity Quotient (AQ) dan Motivasi Berprestasi pada Siswa Program Akselerasi dan Program Reguler. Gifted Review Jurnal Kebrbakatan dan Kreativitas Psikologi Universitas

Indonesia II, (2), 103-115.

Fajar, Fitriani Nurul. 2011. Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas

Kerja Karyawan Pada Bagian Marketing Pt. Bfi Finance. Skripsi Sarjana

Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan. Hasibuan, Malayu . 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga. Kinlaw, Dennis. 1981. Motivation Assesmen Inventory: an. Analisys of motive to

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Adversity Quotient
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Indikator Nomor Item
Tabel 3.3 Skoring Bobot Penilaian pada Skala Adversity Quotient
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah adanya hubungan antara Adversity Quotient (AQ) dengan prestasi belajar mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Adversity Quotient dengan produktivitas kerja marketing Nasmoco Toyota

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Adversity Quotient dengan produktivitas kerja marketing Nasmoco Toyota

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional dan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik pada

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui tingkat adversity quotient peserta didik MTs Darul Karomah (2) Mengetahui tingkat kecerdasan intelektual peserta didik MTs

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Adversity Quotient sebagai variabel X.. dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi