• Tidak ada hasil yang ditemukan

Independen Dewan Komisaris Dan Komite-Komite Dewan Komisaris Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Pada Industri Perbankan Tahun 2016 – 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Independen Dewan Komisaris Dan Komite-Komite Dewan Komisaris Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Pada Industri Perbankan Tahun 2016 – 2018"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

INDEPENDEN DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE-KOMITE

DEWAN KOMISARIS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(TOBIN’S Q) PADA INDUSTRI PERBANKAN TAHUN 2016 – 2018

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

SARASWATI APRILIA WIDYANINGRUM B 10A153003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

1

INDEPENDEN DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE-KOMITE DEWAN KOMISARIS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (TOBIN’S Q) PADA

INDUSTRI PERBANKAN TAHUN 2016-2018 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Dewan Komisaris Independen dan Komite-komite Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan yang diukur melalui Tobin’s Q pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, komite pemantau resiko tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, komite remunerasi dan nominasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara simultan dewan komisaris independen, komite audit, komite pemantau resiko, komite remunerasi dan nominasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Komite Pemantau Resiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, Nilai Perusahaan.

Abstract

This study aims to analyze the influence of the Independent Board of Commissioners and the Board of Commissioners' Committees on Corporate Values as measured by Tobin’s Q in the banking industry listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for the 2016-2018 period. The sampling method used was purposive sampling. The analytical tool used is multiple linear regression analysis by first performing a classic assumption test which includes normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test. The results showed that partially independent board of commissioners did not have a significant effect on company value, the audit committee had a significant negative effect on firm value, the risk monitoring committee had no significant effect on firm value, the remuneration and nomination committee had no significant effect on firm value. While the independent board of commissioners, audit committee, risk monitoring committee, remuneration and nomination committee simultaneously influence the value of the company.

Keywords: Independent Board of Commissioners, Audit Committee, Risk Monitoring Committee, Remuneration and Nomination Committee, Corporate Value.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Perusahaan merupakan organisasi yang sebagian besar menjalankan kegiatan dalam bidang ekonomi yang dilakukan terus menerus berkesinambungan setiap waktu, dan mempunyai tujuan tertentu. Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka dianggap semakin sejahtera pemiliknya. Salah satu ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan dalam perusahaan yaitu kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan salah satu tolak ukur yang dapat menunjukkan kondisi perusahaan dalam keadaan baik atau buruk.

Kondisi perusahaan yang baik akan menarik para investor untuk menanamkan modal mereka, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun, apabila kondisi perusahaan tersebut buruk maka sistem pengelolaan tersebut harus ditingkatkan, agar perusahaan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Salah satunya dengan menerapkan good corporate governance. Tata kelola perusahaan merupakan suatu rangkaian, proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan isntitusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau koperasi (Pramiswari et. al, 2017). Penerapan tata kelola perusahaan (corporate governance) dalam sebuah perusahaan sangat penting, karena sebagai salah satu proses untuk menjaga keseimbangan usaha perusahaan dalam jangka panjang yang mengutamakan para pemilik dan pemegang saham.

Perusahaan perbankan memiliki tata kelola perusahaan (Corporate Governance) untuk menjalankan perusahaan tersebut agar mencapai tujuan yang di inginkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Perbankan dan Bank menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998 bahwa perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam menjalankan perusahaan, perusahaan juga berupaya untuk mengatasi dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan oleh pemegang saham, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap proses pengambilan keputusan yang diambil oleh manajemen.

(7)

3

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006). Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang Good Corporate Governance (Natalylova, 2013). Komite remunerasi dan nominasi merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris. Komite remunerasi dan nominasi adalah komite yang bertugas untuk menyusun kriteria pemilihan komisaris dan direksi serta mengusulkan besaran remunerasinya (Puteri, 2013).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, komite pemantau resiko, komite remunerasi dan nominasi terhadap nilai perusahaan.

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018, sedangkan sampel penelitian adalah 39 perusahaan dengan metode purposive sampling sebagai metode pengambilan sampel.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Uji Normalitas

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

Keterangan Nilai

Kolmogorove-Smirnove 1,162

Asymp.sig 0,135

Syarat > 0,05

Pernyataan Berdistribusi Normal

(8)

4

Berdasarkan tabel pengujian, dihasilkan bahwa nilai asymp.sig sebesar 0,135 lebih besar daripada 0,05 maka dapat dikatakan data yang digunakan memiliki persebaran yang merata atau data yang digunakan berdistribusi normal.

3.2. Uji Multikolinearitas

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas

Model Kolinieritas Statistik

Tolerance VIF

Dewan Komisaris Independen 0,989 1,011

Komite Audit 0,502 1,992

Komite Pemantau Resiko 0,486 2,058

Komite Remunerasi dan Nominasi 0,717 1,394

Sumber: Data yang sudah diolah.

Hasil dari uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan dewan komisaris independen, komite audit, komite pemantau resiko, dan komite remunerasi dan nominasi memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka sesuai dengan syarat yang ditentukan data tidak mengalami multikolinieritas.

3.3. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model t Sig.

Dewan Komisaris Independen -1,912 0,059

Komite Audit -0,097 0,923

Komite Pemantau Resiko 1,678 0,097

Komite Remunerasi dan Nominasi 0,308 0,759

Sumber: Data yang sudah diolah.

Hasil dari uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai sig pada setiap variabel independen meliputi dewan komisaris independen, komite audit, komite pemantau resiko, dan komite remunerasi dan nominasi lebih besar 0,05 maka data tidak mengalami penyimpangan heteroskedastisitas.

3.4.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan

(9)

5

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dapat disimpulkan terjadi problem autokorelasi (Ghozali, 2013).

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

Keterangan Nilai

Durbin Watson 2,149

Syarat 1,5 – 2,5

Pernyataan Tidak Terjadi

Autokorelasi

Sumber: Data yang sudah diolah.

Hasil yang ditunjukkan dari uji autokorelasi adalah dilihat nilai Durbin Watson analisis sebesar 2,149 maka dapat dikatakan sesuai dengan ketentuan nilai DW 2,149 terletak diantara 1,5 – 2,5 sehingga data tidak mengalami penyimpangan autokorelasi.

3.5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Bagian ini untuk menerangkan hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh antara variabel independen terhadap dependen. Bisa mencapai tahapan ini setelah melakukan tahap uji asumsi dapat dikatakan memenuhi syarat. Hasil analisis yang sudah dilakukan, disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 5. Hasil Analisis Regresi

Model ß t Sig.

Konstan 1,255

Dewan Komisaris Independen 0,003 1,098 0,276

Komite Audit -0,065 -2,021 0,047

Komite Pemantau Resiko -0,008 -0,338 0,736 Komite Remunerasi dan Nominasi -0,024 -1,322 0,190

F 4,809

Sig. 0,002

R 0,440

R Square 0,194

Sumber: Data yang sudah diolah.

Hasil analisis regresi linier berganda yang didapat diwujudkan dalam bentuk persamaan berikut:

(10)

6

Keterangan:

X1 = Dewan Komisaris Independen

X2 = Komite Audit

X3 = Komite Pemantau Resiko

X4 = Komite Remunerasi dan Nominasi

Didalam persamaan yang dibangun memiliki makna sebagai berikut:

Koefisien Konstanta (ß0) bernilai 1,255 berarti pada saat perusahaan

perbankan tidak membentuk anggota dewan komisaris independen, komite audit, komite pemantau resiko, dan komite remunerasi dan nominasi maka nilai perusahaan yang dihasilkan sebesar 1,255.

Koefisien Dewan Komisaris Independen (ß1) bernilai 0,003 berarti pada saat

perusahaan perbankan membentuk dewan komisaris independen dan meningkatkan jumlah anggotanya maka nilai perusahaan mengalami peningkatan sebesar 0,003.

Koefisien Komite Audit (ß2) bernilai -0,065 berarti pada saat perusahaan

perbankan membentuk komite audit dan meningkatkan jumlah anggotanya maka akan terjadi penurunan nilai perusahaan sebesar 0,065.

Koefisien Komite Pemantau Resiko (ß3) bernilai -0,008 berarti pada saat

perusahaan perbankan membentuk komite pemantau resiko dan meningkatkan jumlah anggotanya maka akan terjadi penurunan nilai perusahaan sebesar 0,008.

Koefisien Komite Remunerasi dan Nominasi (ß4) bernilai -0,024 berarti pada

saat perusahaan perbankan membentuk komite remunerasi dan nominasi dan meningkatkan jumlah anggotanya maka akan terjadi penurunan nilai perusahaan sebesar 0,024.

3.6. Uji Parsial (Uji t)

Tabel 6. Hasil Uji Parsial (Uji t)

Model t Sig. Keterangan Dewan Komisaris Independen 1,098 0,276 Tidak Berpengaruh Komite Audit -2,021 0,047 Berpengaruh Komite Pemantau Resiko -0,338 0,736 Tidak Berpengaruh Komite Remunerasi dan

Nominasi

-1,322 0,190 Tidak Berpengaruh

(11)

7

Dewan Komisaris Independen (X1)

Terlihat dari hasilnya menunjukkan bahwa t sig. 0,276 > 0,05 maka Ho diterima dapat dijelaskan Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Komite Audit (X2)

Terlihat dari hasilnya menunjukkan bahwa t sig. 0,047 < 0,05 maka Ho ditolak dapat dijelaskan Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Komite Pemantau Resiko (X3)

Terlihat dari hasilnya menunjukkan bahwa t sig. 0,736 > 0,05 maka Ho diterima dapat dijelaskan Komite Pemantau Resiko tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Komite Remunerasi dan Nominasi (X4)

Terlihat dari hasilnya menunjukkan bahwa t sig. 0,190 > 0,05 maka Ho diterima dapat dijelaskan Komite Remunerasi dan Nominasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

3.7. Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Tabel 7. Hasil Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1,036 4 O,259 4,809 0,002 Residual 4,310 80 0,054 Total 5,346 84

Sumber: Data yang sudah diolah.

Analisis uji F dihasilkan F sig. 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak maka model dewan komisaris independen, komite audit, komite pemantau resiko, komite remunerasi dan nominasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan atau modelnya fit.

(12)

8

3.8. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data yang sudah diolah.

Nilai Rsquare yang dihasilkan adalah 0,194 (19,4%) menunjukkan bahwa model dewan komisaris independen, komite audit, komite pemantau resiko, komite remunerasi dan nominasi mampu memberikan kontribusi terhadap nilai perusahaan sebesar 19,4% dan sisanya dipengaruhi model variabel independen lain sebesar 80,6%.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel dewan komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel komite pemantau resiko berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel komite remunerasi dan nominasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang yaitu 5 tahun atau lebih. Selain itu dapat menggunakan lebih banyak variasi variabel dalam penelitiannya, seperti ROA, ROE, Leverage dan lainnya yang dapat menunjukan pengaruh nilai perusahaan dari sisi keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Tentang Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.

Model R R square Adjusted R square

(13)

9

Natalylova, K. 2013. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility dan Kinerja Perusahaan yang Mendapatkan Indonesia Sustainability Reporting Awards. Jurnal Media Bisnis.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Pramiswari A. L., Wahyuni A., Kurniawan S. 2017. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan Informasi Finansial dan Non Finansial dalam Laporan Keberlanjutan Perusahaan. e-Journal S1 Ak, 8(2). Puteri, P. A. 2013. Karakteristik Good Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan

Gambar

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Parsial (Uji t)

Referensi

Dokumen terkait

2.1 Be able to respond to the meaning on the monolog text using spoken language varieties accurately, fluently, and acceptably in the daily life context in form of: report,

Secara ideal, partai politik harus didukung oleh kader-kader yang telah dididik melalui sistem pendidikan politik partai, sehingga menjadi kader yang revolusioner dan tulus

Karena Produk “Jelly Hitz” merupakan produk baru yang ada di pasaran, maka kami menetapkan strategi penetapan harga yang efektif dalam tahap perkenalan ini, yaitu dengan

Fouad &amp; El-Senousey (2014) menjelaskan bahwa upaya penurunan deposit lemak abdomen pada ayam pedaging secara praktis dapat dilakukan melalui tiga cara: (1)

pembayaran masih menggunakan alat bantu hitung seperti kalkulator sehingga menyebabkan pekerjaan jadi tidak hemat waktu dan dapat menyebabkan terjadinya kesalahan

Sedangkan perubahan penggunaan tanah terkecil terjadi pada tanah kosong belum ada peruntukannya berubah menjadi perumahan tidak teratur sebesar 615,08 m 2 , persentase

knowledge sharing enablers yaitu teknologi informasi, struktur organisasi, dukungan pemimpin, kepercayaan dan kemampuan belajar secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan

Strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut diatas adalah sebagai berikut:3. Membangun harmonisasi kehidupan