• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN POKOK PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUNINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN POKOK PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUNINGAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 17 TAHUN 2008

TENTANG

KETENTUAN POKOK PELAYANAN

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum atau air bersih serta dalam upaya menggali Sumber Pendapatan Daerah, telah ditempuh pembaharuan Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kuningan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor Tahun 2008;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 22 Peraturan Daerah Nomor ....Tahun 2008 dimaksud, Ketentuan Pokok Pelayanan PDAM diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a dan b, untuk menjamin kepastian hukum dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Ketentuan Pokok Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kuningan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8);

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387);

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68) ; 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999) ;

5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004) ;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161);

(2)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4490) ; 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada PDAM;

11. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum ;

12. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik ;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/Pmk.05/2008 Tentang Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah Pada Perusahaan Daerah Air Minum;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2005 Nomor 24 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 68 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2008 Nomor 72 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 74 ); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor Tahun 2008 tentang

Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kuningan (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor seri , Tambahan Lembaran Daerah Nomor ).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUNINGAN Dan

B U P A T I K U N I N G A N M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TENTANG KETENTUAN POKOK PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUNINGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

(3)

4. Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kuningan.

5. Direksi adalah Direksi PDAM Kabupaten Kuningan.

6. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas PDAM Kabupaten Kuningan. 7. Air adalah air minum atau air bersih yang dikelola oleh PDAM.

8. Pelanggan adalah orang atau badan hukum yang menggunakan jasa-jasa pelayanan air dari PDAM dan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh PDAM untuk menggunakan jasa-jasa pelayanan air tersebut.

9. Pipa transmisi adalah jaringan pipa atau saluran air minum yang menghubungkan sumber air dengan bak penampung air (reservoar) dan atau penampung air minum dengan pipa cabang distribusi utama.

10. Pipa distribusi/pipa tersier adalah jaringan pipa atau saluran air minum dari bak penampung air sampai dengan penampung distribusi dan atau pipa-pipa untuk pelayanan penyediaan air minum dari pipa-pipa transmisi ke rangkaian pipa dinas.

11. Pipa Dinas adalah pipa yang menghubungkan pipa distribusi dengan meter air.

12. Rangkaian pipa dinas adalah seluruh instalasi perpipaan yang menghubungkan pipa distribusi dengan pipa persil sampai dengan meter air pelanggan.

13. Pipa persil adalah pipa beserta peralatan dan perlengkapan penyediaan air minum yang terletak dalam persil sesudah meter air pelanggan.

14. Persil adalah suatu bidang tanah dengan atau tanpa bangunan yang akan atau telah menggunakan air minum dari PDAM.

15. Meter air adalah alat untuk mengukur volume pemakaian air minum oleh pelanggan.

16. Pembatas aliran adalah untuk membatasi aliran air yang keluar dari pipa masukan kran umum maupun sambungan rumah yang dipasang dengan maksud agar pendistribusian air minum kepada langganan terbagi secara merata.

17. Instalatur adalah badan usaha atau perorangan yang bergerak dalam pekerjaan instalasi per-air-minuman.

18. Kran Umum adalah sarana jasa pelayanan air untuk daerah permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan mempunyai kemampuan sosial ekonomi terbatas dan atau daerah yang belum dapat terlayani dengan sambungan rumah.

19. Tarif adalah harga air minum dalam rupiah yang harus dibayar pelanggan PDAM per satuan volume air berdasarkan angka yang tercatat dalam meter air pelanggan.

20. Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 100 (seratus) liter per orang per hari.

21. Struktur tarif air minum adalah perbandingan antara tarif air minum untuk kelompok pelanggan tertentu dengan lainnya.

22. Pemeliharaan adalah kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana yang bertujuan untuk menjaga agar sarana penyediaan air minum dapat berlangsung secara kontinu.

23. Instalasi adalah semua jenis pipa, peralatan dan perlengkapan lainnya milik PDAM yang dipergunakan untuk pendistribusian air minum ke tempat pelanggan.

(4)

24. Instalasi sambungan pelanggan adalah sambungan langsung dari pipa distribusi sampai dengan meter air.

25. Rekening air adalah tagihan PDAM kepada pelanggan atas pemakaian air minum selama 1 (satu) periode tertentu ditambah dengan biaya beban tetap.

26. Distribusi adalah kegiatan menyalurkan air kepada pelanggan.

27. Denda adalah pembebanan sejumlah biaya yang diakibatkan pelanggaran oleh pelanggan terhadap ketentuan jasa pelayanan air PDAM.

28. Biaya Usaha adalah total biaya untuk menghasilkan air minum yang mencakup biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya kemitraan, dan biaya umum dan administrasi.

29. Biaya dasar adalah biaya-biaya usaha dibagi volume air terproduksi dikurangi volume kehilangan air standar.

30. Tarif Rendah adalah tarif bersubsidi yang nilainya lebih rendah dengan biaya dasar.

31. Tarif Dasar adalah tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan biaya dasar.

32. Tarif Penuh adalah tarif yang nilainya lebih tinggi dibanding biaya dasar karena mengandung tingkat keuntungan dan kontra subsidi silang.

33. Tarif rata-rata adalah total pendapatan tarif dibagi total volume air terjual. 34. Tarif progresif adalah tarif yang penetapan besarannya didasarkan pada

klasifikasi pemakaian volume air.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Bagian Pertama Maksud

Pasal 2

Maksud pengaturan Ketentuan Pokok Pelayanan yaitu sebagai acuan bagi PDAM dalam operasional dan pelaksanaan kegiatan pemberian jasa pelayanan air kepada pelanggan.

Bagian Kedua Tujuan Pasal 3

Tujuan Pengaturan Ketentuan Pokok Pelayanan adalah untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan pelayanan terbaik/prima yaitu memenuhi harapan dan kebutuhan baik bagi pemberi maupun penerima pelayanan.

(5)

BAB III

KETENTUAN POKOK PELAYANAN Bagian Pertama

Bentuk Pelayanan Pasal 4

Jasa pelayanan PDAM kepada para pelanggan dan pemakai air lainnya dilakukan dalam bentuk :

a. melalui saluran pipa distribusi ( pipa tersier ) yang dalam keadaan tertentu atau atas pertimbangan Direksi dapat menggunakan pipa transmisi dengan memperhatikan ketentuan dan persyaratan teknis;

b. melalui sarana lainnya atas pertimbangan dan persetujuan Direksi. Bagian Kedua

Pelayanan Sambungan Baru Pasal 5

(1) Setiap orang atau badan hukum yang bermaksud mendapatkan jasa-jasa pelayanan air dari PDAM, terlebih dahulu harus mengajukan permohonan tertulis melalui kantor pelayanan setempat.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilengkapi dengan copy identitas pemohon serta persyaratan administrasi lainnya yang ditetapkan oleh PDAM.

(3) PDAM melakukan survey lapangan untuk menentukan dapat atau tidaknya calon pelanggan dilayani, melalui pemberitahuan.

(4) Apabila berdasarkan hasil survey calon pelanggan memenuhi syarat untuk dilayani, maka calon pelanggan diwajibkan membayar biaya pemasangan sambungan baru.

(5) PDAM melaksanakan pemasangan sambungan langganan baru setelah calon pelanggan dinyatakan memenuhi / melengkapi syarat administrasi dan melakukan pembayaran biaya pemasangan.

Bagian Ketiga Hak dan Kewajiban

Paragraf 1

Hak dan Kewajiban Perusahaan Daerah Pasal 6

Dalam rangka memberikan pelayanan air minum atau air bersih terhadap pelanggan, PDAM mempunyai hak :

a. Untuk mengatur sistem pelayanan dan atau pendistribusian air sesuai dengan kapasitas produksi yang tersedia ;

b. Untuk menerima atau menolak permintaan seseorang atau suatu badan untuk menjadi pelanggan PDAM sesuai dengan kemampuan dan kapasitas produksi yang dimiliki PDAM ;

c. Untuk menagih pembayaran tagihan rekening air kepada pelanggan atau pembeli lainnya ;

d. Untuk menagih atau menerima piutang pelanggan ;

e. Untuk mengenakan denda, apabila pelanggan melaksanakan pelanggaran terhadap ketentuan pelayanan PDAM yang telah ditetapkan ; dan

f. Untuk melaksanakan penutupan sementara, pencabutan dan pembongkaran sambungan instalasi yang terpasang.

(6)

Pasal 7

Dalam rangka memberikan pelayanan air minum atau air bersih terhadap pelanggan, PDAM mempunyai kewajiban :

a. Memberikan pelayanan di bidang pelayanan air minum/air bersih terhadap masyarakat di Daerah dan atau masyarakat lainnya secara optimal ;

b. Memberitahukan penolakan atau penerimaan menjadi pelanggan PDAM ; c. Menerima dan menindaklanjuti laporan pengaduan pelanggan tentang

kerusakan jaringan perpipaan yang mengakibatkan kurang lancar atau terhentinya pendistribusian air kepada pelanggan ;

d. Mengganti meter air atau pipa dinas yang rusak secara teknis ;

e. Memberitahukan atau menginformasikan tentang adanya gangguan atau hambatan pelayanan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan pelayanan PDAM kepada pelanggan ;

f. Memelihara sarana dan prasarana air baku, instalasi pengolahan maupun jaringan transmisi dan distribusi sehingga air dapat tersalurkan secara berkesinambungan ;

g. Ikut serta dalam program pemerintah dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

Paragraf 2

Hak dan Kewajiban Pelanggan Pasal 8

Setiap pelanggan PDAM mempunyai hak : a. Mendapat pelayanan akan kebutuhan Air ;

b. Mendapat penggantian meter air yang dinilai rusak secara teknis ; c. Mendapat penjelasan atau informasi lainnya atas pelayanan PDAM ;

d. Meminta pemutusan sementara secara tertulis apabila pendistribusian air ke pelanggan terhenti dalam jangka waktu selama 1 (satu) bulan berturut-turut.

Pasal 9

Penggunaan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d tidak menghapus kewajiban pelanggan untuk membayar tagihan rekening air bulan sebelumnya kecuali untuk tagihan rekening air yang terbit pada saat terhenti atau kurang lancarnya pendistribusian air yang dihitung sejak tanggal pelaporan.

Pasal 10 Pelanggan PDAM mempunyai kewajiban :

a. Membayar tagihan rekening air bulanan sesuai dengan ketentuan ;

b. Memelihara rangkaian pipa dinas dan meter air yang ada di dalam tempat tinggal atau lingkungan pelanggan ;

c. Melaporkan secepatnya apabila mengetahui adanya kerusakan pipa atau sarana pelayanan PDAM lainnya ;

d. Melaporkan kepada PDAM atau aparat berwenang lainnya apabila mengetahui adanya pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan terhadap rangkaian pipa transmisi/distribusi, pipa dinas maupun pipa persil ;

e. Melaporkan atau melaksanakan registrasi ulang data pelanggan apabila terjadi perubahan kepemilikan atas bangunan atau rumah tinggalnya ; f. Mentaati seluruh ketentuan pelayanan lainnya .

(7)

Bagian Keempat

Pipa Saluran Air Minum dan Meter Air Pasal 11

(1) Pemasangan pipa distribusi dan atau rangkaian saluran pipa dinas dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab PDAM.

(2) Pemasangan pipa saluran persil dilaksanakan oleh PDAM atau oleh instalatur dengan rekomendasi dari Direksi.

(3) Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan pipa persil diatur oleh PDAM.

(4) Pemasangan pipa saluran persil yang dipasang tanpa sepengetahuan PDAM akan dikenakan jasa sambungan instalasi saluran persil.

(5) Meter air dipasang dan disegel oleh PDAM sebagai alat untuk mengetahui banyaknya pemakaian air oleh palanggan.

(6) Meter air atau pembatas aliran yang rusak disengaja dan atau hilang menjadi tanggung jawab pelanggan.

(7) Kerusakan-kerusakan instalasi pipa dinas yang ditimbulkan karena bencana atau yang disamakan dengan bencana ( force majeur ), biaya perbaikannya menjadi tanggung jawab PDAM.

(8) Pelanggan tidak dibenarkan menjual, menyalurkan atau mengalirkan air kepada pihak lain serta mengadakan atau melaksanakan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan teknis pemasangan instalasi saluran air minum tanpa mendapat ijin tertulis dari PDAM.

(9) Pipa Distribusi atau rangkaian pipa dinas beserta accesoriesnya dan meter air yang telah terpasang menjadi asset PDAM.

Bagian Kelima Biaya Pelayanan

Pasal 12

(1) Setiap pelanggan dapat dikenakan biaya pelayanan untuk : a. Biaya pemasangan instalasi Air ;

b. Rekomendasi pemasangan pipa persil ; c. Balik Nama ;

d. Penutupan sementara atas permintaan pelanggan ;

e. Pembukaan kembali layanan air minum yang telah ditutup sementara ; f. Penyambungan kembali saluran Air yang telah diputus kurang dari 1

tahun sejak tanggal pemutusan.

(2) Untuk setiap pemasangan instalasi dikenakan biaya pemasangan instalasi/biaya pemasangan sambungan baru standar.

(3) Biaya Pemasangan Baru Standar sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) adalah untuk pemasangan panjang pipa 6 (enam) meter.

(4) Biaya pemasangan diluar standar sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) dihitung berdasarkan kebutuhan dilapangan.

(5) Besarnya biaya pemasangan sambungan baru sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diatur lebih lanjut melalui Peraturan Direksi.

(8)

Bagian Keenam Pelayanan Pengaduan

Pasal 13

(1) Penyampaian pengaduan tentang layanan air minum, keberatan tagihan rekening dilakukan melalui petugas pelayanan langganan dengan mengisi formulir pengaduan atau melalui sarana pengaduan terpadu yang telah disediakan PDAM.

(2) PDAM wajib menindaklanjuti pengaduan baik secara teknis maupun administrasi dan membuat Berita Acara hasil Pelaksanaan.

(3) PDAM memberikan informasi yang diperlukan kepada semua pihak yang berkepentingan atas pengaduan, kejadian atau keadaan bersifat khusus dan berpotensi akan menyebabkan perubahan kualitas dan kuantitas pelayanan.

Bagian Ketujuh Penutupan dan Pencabutan Instalasi Air Minum serta Meter Air

Pasal 14

Penutupan dan pencabutan instalasi air minum dan meter air PDAM dapat dilakukan apabila :

a. Pelanggan merusak / membuka segel yang terpasang pada meter air ; b. Pelanggan menjual atau memperdagangkan Air pada instalasinya tanpa

mendapat ijin khusus dari PDAM;

c. Pelanggan menggunakan pompa atau alat sejenis lainnya untuk menghisap Air secara langsung dari instalasi air minum PDAM;

d. Pelanggan melakukan pencurian Air; dan

e. Pelanggan melakukan perubahan jaringan pipa dinas sehingga tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan tanpa ijin PDAM.

Bagian Kedelapan Penutupan Sementara

Pasal 15 Penutupan sementara dapat dilakukan apabila :

a. Pelanggan mengajukan permohonan tertulis penutupan sementara untuk selama-lamaya 3 (tiga) bulan dengan ketentuan pelanggan yang bersangkutan tidak memiliki tunggakan tagihan baik air maupun non air dan pelanggan membayar biaya penutupan sementara.

b. Pelanggan menunggak pembayaran tagihan rekening air selama 2 (dua) bulan berturut-turut sejak tanggal penagihan.

c. Terjadi force majeur yang mengakibatkan PDAM tidak dapat mengalirkan air ke pelanggan.

Pasal 16

Pembukaan kembali atas instalasi Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c tidak dikenakan biaya buka kembali.

(9)

Bagian Kesembilan Pembongkaran Instalasi Air

Pasal 17 Pembongkaran instalasi Air dilakukan apabila :

a. Telah berhenti menjadi pelanggan PDAM selama 6 ( enam ) bulan terhitung sejak tanggal pemutusan dan pencabutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ;

b. Pelanggan tidak mematuhi kewajiban dan ketentuan yang telah ditetapkan.

BAB IV

KELOMPOK PELANGGAN Pasal 18

(1) Pelanggan PDAM diklasifikasikan dalam 4 (empat) kelompok yaitu : a. Kelompok I ;

b. Kelompok II ; c. Kelompok III ; dan d. Kelompok Khusus.

(2) Kelompok I sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a, menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif rendah (sosial) untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum .

(3) Kelompok II sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b, menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif dasar untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum.

(4) Kelompok III sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf c menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif penuh untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum.

(5) Kelompok Khusus sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf d, menampung jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif berdasarkan kesepakatan bersama.

Pasal 19

PDAM dapat menentukan kebijakan jenis-jenis pelanggan pada masing-masing kelompok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) berdasarkan kondisi obyektif dan karateristik pelanggan sepanjang tidak mengubah kelompok pelanggan.

BAB V

HIDRAN KEBAKARAN Pasal 20

(1) Hidran kebakaran dipasang oleh PDAM di tempat-tempat tertentu, setiap saat dapat dipergunakan untuk kepentingan pemadaman kebakaran; (2) Hidran Kebakaran disegel oleh PDAM dan sewaktu-waktu dapat

diputuskan apabila dipergunakan untuk memadamkan kebakaran dengan catatan unit kerja pemadam kebakaran harus melapor kepada PDAM selambat-lambatnya 24 jam sejak segel diputus.

(10)

BAB VI KRAN UMUM

Pasal 21

(1) Kran Umum dikelola oleh penanggung jawab pengelola kran umum yang disetujui dan ditetapkan oleh PDAM.

(2) Setiap Kran Umum yang terpasang tidak diperbolehkan untuk dialirkan secara langsung ke rumah.

(3) Tata cara dan teknis pengelolaan Kran Umum diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direksi.

BAB VII T A R I F Bagian Pertama

Dasar Kebijakan Penetapan dan Penyusunan Tarif Pasal 22

Penetapan Tarif didasarkan pada prinsip : a. Keterjangkauan dan keadilan ;

b. Mutu pelayanan ; c. Pemulihan biaya ;

d. Efisiensi pemakaian air ;

e. Transparansi dan akuntabilitas ; dan f. Perlindungan air baku.

Pasal 23

Tarif merupakan pendapatan PDAM yang terdiri atas tagihan pemakaian air dan beban tetap.

Pasal 24

(1) Tarif standar kebutuhan pokok Air harus terjangkau oleh daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan upah minimum provinsi.

(2) Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) apabila pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum tidak melampaui 4% (empat perseratus) dari pendapatan masyarakat pelanggan.

(3) Keadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui penetapan tarif diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan.

Pasal 25

Tarif ditetapkan dengan mempertimbangkan keseimbangan dengan tingkat mutu pelayanan yang diterima oleh pelanggan

Pasal 26

(1) Pendapatan PDAM harus memenuhi prinsip pemulihan biaya.

(2) Pemulihan biaya secara penuh ( full cost recovery ) dicapai dari hasil perhitungan tarif rata-rata minimal sama dengan biaya dasar.

(11)

Pasal 27

(1) Efisiensi pemakaian air dicapai antara lain melalui penerapan tarif progresif.

(2) Tarif progresif sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diperhitungkan melalui penetapan blok konsumsi.

(3) Tarif progresif dikenakan kepada pelanggan yang konsumsinya melebihi standar kebutuhan pokok air minum.

Pasal 28

(1) Blok Konsumsi pelanggan air minum PDAM meliputi : a. Blok I; dan

b. Blok II.

(2) Blok I sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a, merupakan blok konsumsi air minum untuk memenuhi standar kebutuhan pokok.

(3) Blok II sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b, merupakan blok konsumsi air minum untuk pemakaian diatas standar kebutuhan pokok.

Pasal 29

(1) Perhitungan tarif harus mempertimbangkan perlindungan dan pelestarian fungsi sumber air dalam jangka panjang.

(2) Pengenaan tarif progresif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 bertujuan untuk perlindungan air baku.

Bagian Kedua

Proses Penetapan dan Penyusunan Tarif Pasal 30

Proses Perhitungan dan penetapan tarif harus dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Pasal 31

(1) Tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul Direksi setelah disetujui oleh Dewan Pengawas.

(2) Konsep usulan tarif sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diajukan oleh Direksi dengan mempertimbangkan mutu pelayanan, pemulihan biaya dan target pengembangan tingkat pelayanan yang dilengkapi dengan data pendukung yang diperlukan.

Pasal 32

(1) Untuk mengkaji dan mengevaluasi penyesuaian tarif air dibentuk suatu tim Penyusun dan Pengkajian Tarif Air yang dibentuk dengan Keputusan Direksi.

(2) Sebelum ditetapkan oleh Bupati, penentuan besarnya tarif Air terlebih dahulu dibahas dan dipertimbangkan bersama dengan Dewan Pengawas.

(12)

Pasal 33

(1) PDAM dapat melaksanakan penyesuaian tarif tahunan yang dilakukan dengan formula indeksasi dengan memperhitungkan :

a. Nilai indeks inflasi tahunan pada tahun yang bersangkutan yang diterbitkan instansi pemerintah yang berwenang ;

b. Beban bunga pinjaman; dan atau

c. Parameter lain sesuai kontrak perjanjian kerjasama.

(2) Penyesuaian tarif sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), diusulkan oleh Direksi kepada Bupati melalui Dewan Pengawas untuk ditetapkan.

Pasal 34

(1) Dalam rangka menunjang program MDGs melalui Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti program Departemen Keuangan dalam penghapusan utang non pokok PDAM pada awal berlakunya Peraturan Daerah ini, tarif air PDAM harus disesuaikan sebesar 35% (tiga puluh lima perseratus) dari tarif yang berlaku saat ini dan untuk selanjutnya selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sekali direksi dapat melakukan peninjauan tarif.

(2) PDAM dapat melaksanakan peninjauan tarif dalam keadaan luar biasa yang mengakibatkan diperlukannya perubahan rencana kerja perusahaan.

Pasal 35

Dalam hal Bupati menolak usulan penetapan tarif yang diajukan direksi dan telah disetujui Dewan Pengawas berdasarkan perhitungan yang transparan dan akuntabel mengakibatkan tarif rata-rata berada dibawah biaya dasar, Pemerintah Daerah memberikan subsidi untuk menutupi kekurangan melalui APBD sesuai peraturan Perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Mekanisme dan Tata Cara Perhitungan Tarif Pasal 36

Mekanisme penetapan tarif didasarkan asas proporsionalitas kepentingan ; a. Masyarakat pelanggan ;

b. PDAM selaku badan usaha dan penyelenggara; dan c. Pemerintah Daerah selaku pemilik PDAM.

Pasal 37 (1) Tarif dibedakan dalam 4 (empat) jenis, yaitu :

a. tarif rendah; b. tarif dasar; c. tarif penuh; dan d. tarif kesepakatan.

(2) Tarif rendah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a, nilainya dapat lebih rendah atau sama dengan biaya dasar.

(3) Tarif dasar sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b, nilainya sama atau lebih besar dari biaya dasar.

(4) Tarif penuh sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf c, nilainya lebih tinggi dari biaya dasar.

(13)

Pasal 38

(1) Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air terproduksi dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode satu tahun.

(2) Biaya usaha sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya pengelolaan PDAM yang meliputi;

a. biaya sumber air; b. biaya pengolahan air;

c. biaya transmisi dan distribusi;

d. biaya umum dan administrasi; serta

e. biaya keuangan dalam periode satu tahun.

(3) Volume air terproduksi dihitung berdasarkan total volume air yang dihasilkan oleh sistem produksi yang siap didistribusikan kepada konsumen.

(4) Volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan prosentase yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang sumber daya air dikalikan volume air terproduksi.

Bagian Keempat Tagihan Rekening Air

Pasal 39

(1) Jumlah tagihan rekening air dihitung berdasarkan penggunaan Air pelanggan ditambah dengan biaya beban tetap;

(2) Jumlah penggunaan Air sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dihitung berdasarkan hasil pembacaan meter air selama satu periode pemakaian tertentu yang ditetapkan PDAM;

(3) Besarnya tarif Air per meter kubik untuk setiap kelompok pelanggan ditetapkan tersendiri melalui Peraturan Bupati.

Pasal 40

(1) Pembayaran rekening air dilakukan secara berkala setiap bulan.

(2) Ketentuan batas akhir pembayaran setiap bulan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), diatur lebih lanjut oleh Peraturan Direksi.

(3) Apabila batas akhir pembayaran jatuh pada hari libur, maka batas akhir pembayaran dimajukan satu hari berikutnya.

(4) Setiap pembayaran tagihan rekening air yang melampaui batas akhir yang telah ditetapkan dikenakan denda keterlambatan sesuai dengan peraturan yang berlaku;

(5) Pembayaran hanya dapat dilakukan pada tempat atau loket pembayaran yang telah ditetapkan oleh PDAM.

Pasal 41

(1) Pelanggan PDAM yang sudah diputus dan atau dibongkar instalasinya tetap mempunyai kewajiban untuk membayar tunggakan tagihan rekening air atas pemakaian air maupun sanksi dan denda-dendanya.

(2) Untuk melaksanakan penagihan terhadap pelanggan yang sudah diputus dan atau dibongkar instalasinya, PDAM dapat melaksanakan kerjasama penagihan dengan pihak lain.

(14)

BAB VIII

KETENTUAN SANKSI Pasal 42

Setiap pelanggan dapat dikenakan sanksi administratif berupa sanksi penutupan, pembongkaran dan atau denda.

Pasal 43

Sanksi penutupan, pencabutan dan pembongkaran instalasi dilaksanakan apabila pelanggan melakukan pelanggaran sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 14.

Pasal 44

Tata cara dan teknis pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 45

Disamping sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 terhadap pelanggan akan dikenakan sanksi Pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IX

PEMBUKAAN KEMBALI, PENYAMBUNGAN KEMBALI DAN BALIK NAMA

Bagian Pertama Pembukaan Kembali

Pasal 46

(1) Pembukaan Kembali adalah pemberian kembali layanan air kepada pelanggan yang telah dilakukan penutupan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 dan Pasal 15.

(2) Pembukaan Kembali dapat dilakukan setelah pelanggan

a. Menyelesaikan seluruh tunggakan, biaya pembukaan kembali layanan serta kewajiban lainnya;

b. Mengajukan permohonan pembukaan kembali ; c. Membongkar mesin penghisap air setelah meter air;

d. Membongkar rangkaian pipa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

e. Membuat pernyataan tertulis untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Bagian Kedua Penyambungan Kembali

Pasal 47

(1) Penyambungan kembali adalah pemberian layanan Air kepada pelanggan akibat pembongkaran.

(2) Pelanggan yang mengajukan penyambungan kembali selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal pembongkaran terlebih dahulu harus menyelesaikan tunggakan dan atau kewajiban lainnya ditambah biaya

(15)

Bagian Ketiga Balik Nama

Pasal 48

(1) Setiap pelanggan yang melakukan registrasi ulang atau balik nama tagihan rekening air dikenakan biaya Balik Nama.

(2) Besarnya biaya balik nama sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direksi.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 49

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 20 tahun 2001 tentang Ketentuan Pokok Pelayanan Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kuningan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 50

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan. Disahkan di Kuningan Pada tanggal 29-10-2008 Pj. BUPATI KUNINGAN TTD ANO SUTRISNO Diundangkan di Kuningan Pada Tanggal 30-10-2008 Plt.SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TTD DJAMALUDDIN NOER

(16)

P E N J E L A S A N ATAS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2008

TENTANG

KETENTUAN POKOK PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

I. UMUM

Dalam rangka menunjang kelancaran kegiatan operasional pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kuningan serta meningkatkan kinerja perusahaan guna menunjang peningkatan pelayanan terhadap masyarakat, selama ini telah diatur ketentuan Pokok Pelayanan Air Minum Kabupaten Kuningan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2001.

Sehubungan dengan telah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air pada Perusahaan Daerah Air Minum, maka Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 20 Tahun 2001 dimaksud perlu ditinjau kembali.

Untuk peninjauan kembali Peraturan Daerah dimaksud, perlu mengatur kembali Ketentuan Pokok Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan dewasa ini yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL . Pasal 1 cukup jelas Pasal 2 cukup jelas Pasal 3 cukup jelas Pasal 4 huruf a cukup jelas huruf b

yang dimaksud sarana lainnya atas pertimbangan dan persetujuan Direksi diantaranya jasa pelayanan air minum melalui mobil tangki

Pasal 5

cukup jelas

(17)

Pasal 7

Yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan sosial dan lingkungan dalam setiap kegiatan usaha dan dalam setiap interaksi perusahaan dengan stakeholder-nya secara sukarela

Pasal 8 cukup jelas Pasal 9 cukup jelas Pasal 10 cukup jelas Pasal 11 cukup jelas Pasal 12 ayat 1 cukup jelas ayat 2

besarnya biaya pemasangan baru stándar adalah ditetapkan lebih lanjut disesuaikan dengan harga kebutuhan bahan pokok serta upah kerja dan biaya lainnya. ayat 3 cukup jelas ayat 4 cukup jelas ayat 5 cukup jelas Pasal 13 cukup jelas Pasal 14 cukup jelas Pasal 15 cukup jelas Pasal 16 cukup jelas Pasal 17 cukup jelas Pasal 18 cukup jelas Pasal 19 cukup jelas

(18)

Pasal 20 ayat 1

PDAM hanya membantu dalam pelaksanaan pemasangan hidran kebakaran sedangkan untuk kebutuhan peralatan hidran kebakaran berikut acceoriesnya dibebankan pada APBD dan atau pihak yang meminta pemasangan.

ayat 2

cukup jelas Pasal 21

ayat 1

Kran Umum hanya digunakan atau dipasang di wilayah berpenduduk padat serta belum ada sambungan rumah PDAM dan atau jauh dari jangkauan perpipaan PDAM.

ayat 2

setiap kran umum yang dipasang atau dialirkan secara langsung kerumah, setiap pemakai dikenakan sanksi sebesar biaya pemasangan yang berlaku saat itu serta diwajibkan untuk membayar tagihan pemakaian air berikut dendanya.

ayat 3 cukup jelas Pasal 22 cukup jelas Pasal 23 cukup jelas Pasal 24 cukup jelas Pasal 25 cukup jelas Pasal 26 cukup jelas Pasal 27 cukup jelas Pasal 28 cukup jelas Pasal 29 cukup jelas Pasal 30 cukup jelas Pasal 31 cukup jelas Pasal 32 cukup jelas Pasal 33 cukup jelas

(19)

Pasal 34 ayat 1

MDGs adalah Millennium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Millenium. MDGs ini terdiri dari 8 tujuan. Kedelapan tujuan MDGs tersebut adalah (1) Menghapuskan Kemiskinan dan Kelaparan, (2) Mewujudkan Pendidikan Dasar yang berlaku secara universal, (3) Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan, (4) Menurunkan angka kematian anak, (5) Meningkatkan Kesehatan Ibu, (6) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit menular lainnya, (7) Menjamin Pelestarian Lingkungan dan (8) Membangun sebuah kemitraan global untuk pembangunan.

ayat 2

yang dimaksud dengan keadaan luar biasa adalah terjadi perubahan kebijakan ekonomi pemerintah dan atau force mayeur yang mengakibatkan Rencana Kerja dan Anggaran PDAM mengalami perubahan.

Pasal 35 cukup jelas Pasal 36 cukup jelas Pasal 37 cukup jelas Pasal 38 cukup jelas Pasal 39 cukup jelas Pasal 40 cukup jelas Pasal 41 cukup jelas Pasal 42 cukup jelas Pasal 43 cukup jelas Pasal 44 cukup jelas Pasal 45 cukup jelas Pasal 46 cukup jelas Pasal 47 cukup jelas

(20)

Pasal 48 cukup jelas Pasal 49 cukup jelas Pasal 50 cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pengujian kelima dimensi servqual yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas layanan pada perusahaan ini diperoleh hasil bahwa yang mendominasi kualitas layanan

Salah satu bentuk upaya Pemerintah dalam hal ini adalah pemberian penghargaan program (P2-HIV dan AIDS) di Tempat Kerja (AIDS Award) untuk memberikan apresiasi

Inilah kesempatan bagi kita untuk merenungkan, hal apa yang paling kita sukai, yang dapat kita ‘korbankan’ demi menyatakan kasih kepada Tuhan, yang lebih dahulu mengasihi kita..

Nilai-Nilai Variabel Keputusan Pembaruan Model IRC pada kasus 3 (� dan � Sebagai Variabel) Berdasarkan Fungsi Utilitas Quasi Linier pada Setiap Skema Pembiayaan 46 Tabel

pengasuhan anak oleh orang tua dalam keluarga inti, pada situasi ibu sebagai.. kepala rumah tangga dan ayah sebagai kepala rumah tangga tanpa

Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 5.11 dapat ditarik kesimpulan bahwa 30 responden kelas A,B dan C 4.70 bahwa aplikasi ini mudah untuk digunakan, 4.70 bahwa tidak

Berdasarkan input jumlah benih, penentuan parameter keenggenan terhadap risiko K(S) menghasilkan petani bawang merah yang menolak risiko (risk averter) lebih banyak