3. KONSEP PERANCANGAN
3.1. Konsep Kreatif 3.1.1. Tujuan Kreatif
Tujuan / manfaat kreatif dari komik dengan judul “Work Sweet Work” ini adalah untuk menambah wawasan sekaligus hiburan untuk para remaja mengenal kehidupan dunia kerja lebih awal. Pentingnya mengangkat tema kehidupan sehari-hari dalam dunia kerja adalah mengungkapkan tantangan yang tidak terduga dari keseharian suatu individu dalam menjalani kehidupannya, banyaknya masalah yang tidak terduga, hal positif dan negatif yang datang bertubi-tubi selama mereka bekerja, ataupun hari-hari yang normal atau biasa-biasa saja.
3.1.2. Strategi Kreatif 3.1.2.1. Target Audience
Komik ini ditujukan untuk pembaca remaja baik laki-laki dan perempuan dari usia 15 tahun keatas, artinya dimana mereka berpendidikan memasuki SMA sederajat / keatas dengan status ekonomi sosial menengah keatas. bertempat tinggal di kota-kota besar di seluruh wilayah Indonesia tempatnya di mana mereka memiliki fasilitas internet atau teknologi khususnya android namun pengguna PC juga untuk target audience optional. Hobi dan gemar membaca komik, penggemar komik kehidupan sehari-hari atau komedi, namun yang paling diutamakan adalah yang masih kurang yakin dalam pilihan karirnya. Aktif dalam media sosial dan menjelajah dunia maya.
3.1.2.2. Format dan Ukuran Buku komik
Buku ini dirancang dengan menggunakan 2 format yaitu, yang pertama adalah format digital untuk aplikasi Webtoon dengan ukuran per-panel lebar 800 pixel dan tinggi 900 pixel. Komik ini memiliki 4 per-panel untuk
minimal dan maksimal 6 panel, agar mudah dilayout untuk buku cetaknya. Format yang kedua adalah buku cetak yang berukuran A5.
3.1.2.3. Isi dan Tema Cerita Buku komik
Tema cerita perancangan komik ini adalah bagaimana mengupas kehidupan sehari-hari si tokoh protagonist bekerja sampingan sebagai driver jasa transportasi online, bagaimana dia melayani penumpang atau masalah yang terjadi setiap dia berhadapan pelanggan yang cerewet. Seiring berjalannya waktu protagonist juga menghabiskan sehari-harinya di hari liburnya, selain itu juga ada teman dan rival yang menemaninya dalam kehidupan sehari-harinya.
3.1.2.4. Jenis Buku Komik
Jenis buku perancangan komik ini terdiri dari 2 jenis, yaitu buku cetak dan non-konvensional.
Gambar 3.1. Contoh halaman komik strip cetak.
Gambar 3.2. Contoh komik digital Webtoon Sumber : Work Sweet Work
3.1.2.5. Gaya Penulisan Naskah
Penyampaian cerita diceritakan menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, pengarang bercerita seakan-akan dia adalah tokoh utama yang terlibat dalam cerita (contoh : menggunakan kata “Aku” atau “Saya”).
3.1.2.6. Gaya Visual/Grafis
Gaya gambar yang digunakan pada komik ini adalah chibi, dimana orang dewasa digambarkan dengan teknik deformasi (kepala besar, badan seperti anak-anak), tapi bukan dengan gaya Jepang, melainkan gaya chibi tersendiri yang diadaptasi dari film kartun berjudul Adventure Time, tapi ternyata gaya gambar tersebut memiliki kemiripan dengan gaya gambar komik korea berjudul Smile Brush meskipun tidak 100% mirip.
Gambar 3.3. Gaya gambar yang diadaptasi dari Adventure Time (kiri), tetapi tidak sama persis dengan Smile Brush (kanan).
3.1.2.7. Teknik Visualisasi
Penggambaran dalam perancangan komik ini menggunakan teknik visualisasi kartun agar pembaca merasa terhibur dan dekat dengan tokoh utama. Komik ini dirancang menggunakan teknik full digital, dimana semua gambar / lineart dibuat di program Paintool SAI dan untuk memberi kata-kata pada balon kata-kata atau efek suara dan memperbaiki ukuran gambar menggunakan Adobe Photoshop.
Gambar 3.4. Proses Penggambaran panel untuk komik di Webtoon, dengan memberi jarak pada bagian bawah agar pembaca dapat menangkap cerita secara
3.1.2.8. Teknik Cetak
Teknik cetak yang digunakan adalah cetak digital, di mana cetak digital memungkin untuk mencetak dalam jumlah tertentu atau yang dibutuhkan meskipun harganya tidak jauh berbeda dengan cetak offset.
3.1.3. Program Kreatif 3.1.3.1. Judul Buku
Judul buku komik dari perancangan tugas akhir ini adalah “Work Sweet Work”, yang artinya mengekspresikan bagaimana kesenangan dalam bekerja.
Gambar 3.5. Judul Komik Work Sweet Work
3.1.3.2. Sinopsis
Diambil dari setting waktu masa kini, Rillo, seorang pemuda berumur 20 tahunan, menjalani kehidupan sehari-harinya sebagai tukang ojek online. Setiap hari, Rillo mengantar berbagai macam pelanggan yang terkadang membuat dia kewalahan. Tidak hanya dari pelanggan, Rillo juga mempunyai masalah teknis ketika dia melakuan pekerjaannya, tapi berusaha mengatasinya dengan rasa pengertian dan kesabaran, sebagaimana etika bekerja seharusnya.
Seiring berjalannya waktu, Rillo juga menghabiskan waktunya bersantai-santai di restoran di mana sahabat karibnya, Evan, bekerja. Terkadang perilaku makan gratis di restoran tersebut membuat Evan menggelengkan kepala dan kerap kali menegurnya, tapi karena sudah terlalu sering sabar, Rillo jadi orang cuek pada segala macam nasehat. Dia hanya
kembali sabar dan pengertian pada saat bekerja. Tujuan Rillo bekerja sampingan adalah selain untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya di kos, dia berusaha menabung untuk membeli laptop canggih yang ia inginkan, tapi sangat mahal.
Selang beberapa waktu kemudian, dia bertemu dengan Ray, pemuda kaku dan keras, juga sahabat Evan sejak kecil yang tidak sengaja hampir diserempet ketika Rillo ingin parkir di restorannya. Anehnya, hal ini terjadi beberapa kali sehingga membuat dia jadi tidak suka dengan si tokoh utama, apalagi Rillo juga dengan mudahnya menarik perhatian Evan.
Sejak saat, itu mereka saling menghindari atau menjatuhkan baik fisik atau verbal, hingga Evan tidak bisa lagi menjadi penghubung / bertugas mendamaikan pertikaian mereka, karena harus menjalani Program Pelatihan Karyawan selama beberapa minggu. Hari-hari Rillo berubah, dia tidak lagi menghabiskan waktunya bersantai di restoran tempat Evan bekerja. Walau berusaha ceria dan berkumpul dengan kawan-kawan lainnya, Rillo merasa ada yang kurang. Hal ini juga dirasakan oleh Ray.
Meskipun ketiganya berkomunikasi melalui dunia maya dan tetap berselisih satu sama lain, mereka rindu menghabiskan waktu bersama-sama dengan Evan.
Selama menunggu satu tahun, Rillo dihadapi masalah karena motornya dicuri, dia sudah melapor polisi namun karena tidak ada kendaraan, dia terpaksa tidak bekerja untuk sementara waktu. Tanpa sepengetahuan Rillo, ternyata Evan memaksa Ray untuk membantu mencarikan motornya. Meskipun tidak berniat mencarikan motor curian, ketika dia berada di razia motor, Ray kebetulan menemukan motor Rillo dan diam-diam memberitahu rekan sesama kepolisian agar tidak menyebutkan bahwa dia yang menemukan motor tersebut. Hal ini membuat Rillo sangat mensyukuri orang misterius yang telah menemukan motornya. Setelah beberapa minggu berakhir, hari berjalan dengan lancar dan Evan akhirnya pulang. Ray kemudian berpikir apakah dia memutuskan untuk kerja sampingan seperti teman-temannya atau tidak.
3.1.3.3. Storyline
Episode 1 : Menceritakan pengenalan bagaimana tokoh utama bekerja, seluk beluk yang dia alami dalam kesehariannya dan bagaimana ia berusaha menghadapi tantangan. Berakhir dengan tokoh utama yang canggung ketika disuruh membeli keperluan wanita.
Episode 2 : Pengenalan nama tokoh utama dan kebingungan mencari satu pelanggan yang ternyata kehabisan baterai.
Episode 3 : Rillo mengantar paket makanan untuk satu pelanggan, ditunggu namun tak kunjung datang. Ternyata telepon seluler pelanggan dibawah bantal.
Episode 4 : Rillo kehabisan masker wajah dan menawarkan sapu tangan sebagai gantinya, namun pelanggan adalah seorang preman. Episode 5 : Rillo hampir ditabrak oleh supir angkot, namun yang terjadi
adalah supir tersebut hanya ingin pamer klakson.
Episode 6 : Rillo bermimpi bangun kerja cepat-cepat karena terlambat, tapi ternyata hari minggu. Dan semua itu hanyalah bayangan
imajinasinya karena pekerjaannya seminggu penuh.
Episode 7 : Pengalaman Rillo terlambat bekerja sampingan di desain game, hampir seminggu sekali membelikan snack untuk teman-teman magang sebagai hukuman. Hal in yang menyebabkan Rillo memutuskan untuk kerja jadi ojek karena tidak ada batasan waktu. Episode 8 : Kesulitan Rillo ketika membuka kunci password telepon
selulernya yang memiliki lebih dari 10 huruf.
Episode 9 : Rillo berhenti bolak balik di berbagai tempat karena pelanggan ingin bermain aplikasi Pokemon Go.
Episode 10 : Menceritakan masa kecil Rillo yang sering membonceng dengan sepeda biasa yang melatar belakangi keseringan mengantar pelanggan.
Episode 11 : Rillo sedang kekurangan uang dan bertekad untuk berhemat, tapi temannya tiba-tiba mengajak dia keluar untuk makan. Rillo tidak bisa menolaknya.
Episode 12 : Pengenalan tokoh teman Rillo, Evan pegawai dingin yang tidak segan-segan pada pelanggan.
Episode 13 : Rillo yang sedang kehabisan uang menjelaskan keuntungan punya teman yang bekerja sebagai pegawai. Tetapi karena keseringan minta dibayarin, Rillo di usir dari restoran.
Episode 14 : Rillo mengantar pelanggan yang tiba-tiba bertanya tentang apa dia punya waktu dan rumah si pelanggan kosong, ternyata maksud si pelanggan adalah untuk wawancara.
Episode 15 : Rillo dan pelanggan sama-sama tersesat karena tidak bisa mengandalkan GPS.
Episode 16 : Rillo diprotes karena porsi makanan yang dipesan pelanggan terlalu sedikit, Rillo menyatakan bahwa porsi itu pantas untuk si pelanggan, ternyata pelanggan adalah orang super gemuk. Episode 17 : Rillo mengantar pelanggan yang memakai topi dan topi
tersebut tertinggal di helmnya, menyebabkan rating turun lagi. Episode 18 : Rillo mengobrol santai dengan Evan tentang pelanggan yang
sepatu anak pelanggannya lepas, hal ini yang membuat dia mengingat tentang dongeng Cinderella.
Episode 19 : Rillo mengobrol dengan orang bekerja sebagai driver mobil yang memiliki pengalaman horor, namun yang terjadi hanyalah mengantar pelanggan pekerja malam yang berganti pakaian di dalam mobil, menyebabkan driver tersebut mimisan.
Episode 20 : Rillo tidak berhati-hati dalam menyetir menyebabkan dia beradu mulut dengan seseorang yang akhirnya dilerai Evan.
Episode 21 : Pengenalan tokoh saingan yang bernama Ray, yang menjahili Rillo dengan menyiramkan tomat yang awalnya dikira darah. Episode 22 : Penjelasan tentang ada 2 jenis teman, yaitu teman biasa dan
teman dekat, dimana teman dekat merupakan teman yang saling menggunakan bahasa kotor. Namun ada jenis rival yang duduk berjauhan.
Episode 23 : Rillo sedang di kampus, melihat orang yang mengomel tentang bagaimana lift di kampus lama turun, akhirnya memilih
naik. Tapi begitu memasuki lift naik, pintu lift turun disampingnya terbuka.
Episode 24 : Rillo berkeluh kesah tentang bawaan kuliah yang semakin berat, mengakibatkan dia tidak nyaman ketika membonceng mahasiswi yang bawa banyak bawa barang.
Episode 25 : Rillo yang sedang tidur di perkuliahan hingga karena kecapekan kerja, menggambarkan Rillo tidak berubah.
Episode 26 : Rillo mendapat orderan untuk membeli keju, mentega dan susu. Namun yang dibawa Rillo adalah sapi.
Episode 27 : Rillo mengobrol lagi dengan driver mobil yang awalnya mengantar keluarga lebih dari 4 orang yang kesannya biasa saja, namun hampir pingsan sesudah mengantar begitu melihat jok belakang.
Episode 28 : Rillo mencoba mengakrabkan diri dengan Ray dengan menyapanya, tetapi begitu Rillo bertanya balik apakah dia tidak menanyakan keadaanya, Ray berkata tidak peduli.
Episode 29 : Hari Liburan bagi Evan dan Rillo, tapi Ray datang dan membuat Rillo kecewa.
Episode 30 : Ketika teman dekat melakukan pose Titanic flying, terkesan biasa saja namun Rillo didorong jatuh oleh Ray.
Episode 31 : Evan berusaha mendekatkan mereka dengan aktivitas rafting, tapi yang terjadi adalah Ray mendayung rakitnya ke arah air terjun. Episode 32 : Rillo yang sedang liburan bermain game di rumah, berusaha
mengabaikan bel rumah yang berkali-kali berdering, tapi akhirnya beranjak setelah dengar teriakan pizza.
Episode 33 : Rillo yang kehujanan dan dramatisasi penampilan basah kuyup yang ganteng tetapi ternyata pelanggan membatalkan pesanan begitu sampai tujuan dan hujan menjadi semakin deras.
Episode 34 : Evan yang melihat pelanggan yang doyan memotret makanan selama beberapa menit dan menduga bahwa pelanggan tidak akan memakannya, ternyata benar makanannya dibungkus.
Episode 35 : Pelanggan rumah makan cerewet menanyakan apa saja macam isi pecel dalam menu, padahal sudah tertera dalam buku menu. Episode 36 : Pelanggan menanyakan menu yang direkomendasikan dan
Evan menjelaskan dengan antusias tapi hanya diakhiri dengan memesan makanan yang lain.
Episode 37 : Pelanggan yang membuat reservasi untuk 5 orang tiba tiba datang dengan jumlah 8 orang, membuat Evan bingung sehingga dia harus mengganti kursi Ray and Rillo dengan galon air.
Episode 38 : Evan mendengar pembicaraan orang yang menilai baik tentang dirinya tapi hanya diberi uang tip sangat sedikit.
Episode 39 : Rillo dan Evan memutuskan untuk makan di suatu foodcourt baru tapi mereka harus menunggu 30 menit makanan baru datang, ternyata pegawai tersebut memasak 1 porsi satu persatu daripada 2 sekaligus.
Episode 40 : Evan yang melotot pada pelanggan yang makanannya tinggal 1 suapan tapi tidak dihabiskan setelah 15 menit dan ternyata bermain handphone, membuat Evan ingin mengusirnya.
Episode 41 : Evan menanyakan pesanan si pelanggan namun si pelanggan tidak berkata apa-apa, setelah merenung sejenak Evan baru sadar bahwa si pelanggan bertindak layaknya buku menu adalah tablet iPad.
Episode 42 : Pelanggan menegur Evan menyuruh untuk mencicipi supnya namun ternyata belum ada sendoknya, membuat dia sadar. Sejak saat itu tiap-tiap meja selalu ada sendok.
Episode 43 : Si pelanggan mencicipi bubur dan berkata rasanya seperti sapi, dibelakang pelanggan ada spanduk besar bubur sapi spesial. Episode 44 : Evan memutuskan untuk mengikuti Program Pelatihan
Karyawan di luar kota, mengharuskan Rillo menghabiskan waktunya dengan Ray.
Episode 45 : Rillo bangun pagi hari seperti biasa, namun begitu mau berangkat kerja sepeda motornya hilang.
Episode 46 : Rillo kehabisan makanan dan tidak ada makanan maka dia harus memesan order ojek dari driver lainnya.
Episode 47 : Rillo bangun pagi, bersiap-siap untuk kerja namun baru teringat sepeda motornya hilang.
Episode 48 : Ray menemukan sepeda motor Rillo yang hilang setelah kebetulan melihatnya pada razia motor.
Episode 49 : Rillo sangat senang bisa menemukan motornya kembali tapi meskipun dia kembali bertikai dengan Ray tanpa mengetahui bahwa dia yang menemukan motornya.
Episode 50 : Rillo dan Ray bersiap-siap menyambut Evan yang akan pulang tapi melihat sahabatnya yang senang bekerja membuatnya berpikir bahwa bekerja ternyata ada kekurangan dan kelebihannya dan ini membuat dia berpikir untuk mencari pekerjaan sampingan atau tidak.
3.1.3.4. Deskripsi Karakter Tokoh Utama dan Pendukung
a. Protagonist (tokoh utama)
Gambar 3.6. Rillo, si tokoh utama
Rillo adalah pemuda 20 tahunan yang sedang menjalani masa kuliah sambil bekerja sampingan sebagai pengemudi ojek. Selalu bersikap tenang dan neutral, tapi menjadi sangat periang bila sedang menghabiskan waktunya dengan teman-temannya. Penampilan sehari-harinya adalah memakai helm merah dan jaket hitam biasa, khas perusahaan ojeknya, di waktu senggang lebih memilih memakai baju berwarna cerah.
b. Deuteragonist (tokoh kedua)
Gambar 3.7. Evan, tokoh pelaku kedua.
Evan adalah sahabat dekat Rillo yang sekilas seperti orang dingin dan jarang tersenyum, tapi sebenarnya orang sabar dan baik hati. Karena kesehariannya berhadapan dengan pelanggan rumah makan yang cerewet, dia menjadi kebal dengan komentar pedas. Bekerja sebagai pelayan restoran “Ayam Enak”.
c. Antagonist (tokoh jahat)
Gambar 3.8. Ray, tokoh yang bersaing dengan Rillo
Ray adalah seorang pemuda lulusan SMA yang saat ini kerjanya cuma bermain-main atau bersantai di mana saja sesuka hati karena masih belum memutuskan bekerja sebagai apa. Bila melihat si tokoh utama, pasti bertengkar bak anjing dan kucing meskipun berkali-kali ditegur Evan.
3.1.3.5. Gaya Layout/Panel/Balon
Karena perancangan komik ini adalah komik strip maka gaya layout pada komik cetak adalah dari kiri ke kanan. Dalam buku Robin Brenner, untuk menunjukkan argumen dalam komik barat, pengarang seringkali menyusun panel berurutan secara bergantian, menunjukkan si tokoh maju dan mundur, momen diam, dan ekspresi. Mereka bisa memiliki gerakan seperti film, berlari dari halaman ke halaman seperti layar lebar, tetapi mereka sering berdasarkan menggunakan ciri khas bergantian. Balon kata yang digunakan sangat jelas menunjukkan di mana pembicara atau pemikir berkata dengan “ekor” balon kata mengarah ke mereka.
Gambar 3.9. Contoh penempatan layout pada komik cetak. Sumber : Bluechair
3.1.3.6. Tone Warna
Tone warna yang digunakan pada komik ini adalah berwarna cerah, baik pada tokoh atau latar. Teknik pewarnaan datar dan tidak memerlukan gradasi, sehingga begitu pembaca dapat dikejutkan begitu melihat gradasi hanya pada adegan berlebihan (contoh : kaget, dsb).
3.1.3.7. Tipografi
Tipografi yang digunakan pada komik ini adalah menggunakan font digital bernama “DigitalStrip” yang di-unduh dari situs dafont.com.
Gambar 3.10. Contoh font “Digital Strip”.
3.1.3.8. Cover Depan dan Belakang
Cover depan berisi judul perancangan komik, yang disertai gambar Rillo sedang berpose di atas lampu sepeda motor, berpangku tangan. Ray meletakkan sikunya di atas helm Rillo dan Evan yang hanya tersenyum ke arah kamera.
3.1.3.9. Finishing
Gambar 3.11. Contoh hasil akhir yang sudah diupload di Webtoon, berupa komik vertikal (kiri) dan hasil akhir komik cetak (kanan).
3.1.4. Biaya Kreatif
Biaya cetak yang diperkirakan diatas Rp. 100.000, sudah meliputi total jumlah kertas 4 buku yang berisi 50 halaman bolak-balik. Perkiraan harga jual untuk komik ini adalah Rp. 15.000.
5 Print Laser untuk Stiker = Rp 15.000
4 Stiker Vinyl Susu = Rp 24.000 +
1 Kaos DTG Rp 35.000 x 4 = Rp 140.000 1 Pin Gantungan Kunci Rp 5000 x 4 = Rp 20.000 1 Mug Colour Inside Rp 18.000 x 4 = Rp 72.000 1 Box Mug Tebal Rp 2.000 x 4 = Rp 8.000 + Total Biaya Kreatif Merchandise Rp 240.000
26 Print Laser
(10 Katalog + 16 Halaman Buku Konsep) Rp 78.000
58 Print Laser Rp 145.000
4 Soft Cover Rp 40.000
2 Laminasi Doff/Gloss Rp 8.000
4 Print Laser Rp 20.000 +