EFEK MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DAN PENGUASAAN KONSEP AWAL TERHADAP
KOGNITIF TINGGI FISIKA DI SMA NEGERI 1 PANAI
HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: HARNAS NIM:8136175007
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
HARNAS. EFEK MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PENGUASAAN KONSEP AWAL TERHADAP KOGNITIF TINGGI FISIKA DI SMA NEGERI 1 PANAI HILIR KABUPATEN LABUHANBATU. Tesis Medan. Program Studi Pendidikan Fisika Pasca Sarjana Universitas negeri Medan, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Kognitif tinggi fisika dengan model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING (PBL) dan pembelajaran konvensioanl. (2) Kognitif tinggi fisika siswa yang memiliki penguasaan konsep awal rendah dan penguasaan konsep awal tinggi. (3) Interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat penguasaan awal dalam meningkatkan kognitif tinggi fisika. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Panai Hilir. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster random class. Instrumen yang digunakan terdiri dari (1) tes penguasaan konsep awal (2) tes kognitif tinggi dengan materi pokok elastisitas. Sebelum intrumen diberikan, terlebih dahulu divalidkan kesekolah agar instrumen tersebut layak digunakan pada saat penelitian. Tahap selanjutnya melakukan uji analisis prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Dari hasil diperoleh semua instrumen tes penguasaan konsep awal dan kognitif tinggi normal dan homogen. Selanjutnya menggunakan analisis ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan kognitif tinggi fisika yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dibandingkan dengan pembelajaran konvensioanal. (2) Terdapat perbedaan kognitif tinggi fisika yang memiliki penguasaan konsep awal kelompok rendah dan penguasaan konsep awal kelompok tinggi yang diajarkan dengan model problem based learning dan pembelajaran konvensional (3) Tidak terdapat interaksi antara penguasaan konsep awal terhadap kognitif tinggi fisika, baik yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning maupun pembelajaran konvensional.
ABSTRACT
HARNAS. EFFECTS OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL (PBL) CONCEPT PRELIMINARY AND CONTROL OF PHYSICS IN HIGHER COGNITIVE SMA NEGERI 1 Panai HILIR LABUHANBATU DISTRICT. Thesis Medan. Physics Education Study Program Postgraduate University of Medan, 2015
This study aimed to analyze: (1) higher cognitive physics with learning model PROBLEM BASED LEARNING (PBL) and conventional learning. (2) higher cognitive mastery of physics students who have a lower initial concept and high initial concept mastery. (3) The interaction between the level of mastery learning model beginning in improving the high cognitive physics. This study population is students of SMAN 1 Panai Hilir. Elections conducted random cluster sample class. The instrument used consisted of (1) the initial concept mastery tests (2) higher cognitive test with the subject matter of elasticity. Before the instrument is given, first validity feasible to school so that the instrument used at the time of the study. The next stage is to test the prerequisite analysis of normality and homogeneity test. From the results obtained all the initial concept mastery test instruments and high-normal cognitive and homogeneous. Furthermore, using ANOVA analysis of two paths. The results showed that: (1) There are differences in the physics higher cognitive learning model that uses problem based learning compared to learning konvensioanal. (2) there are differences in higher cognitive mastery of concepts of physics that have initial low group and high group control of the initial concept is taught with a model problem based learning and conventional learning. (3) There is no interaction between cognitive mastery of the high initial concept of physics , both of which are taught by the teaching model of problem based learning and conventional learning . .
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah AWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “EFEK MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PENGUASAAN KONSEP AWAL TERHADAP KOGNITIF TINGGI FISIKA DI SMA NEGERI 1 PANAI HILIR KABUPATEN LABUHANBATU” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S.,M.M selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika Pasca Sarjana UNIMED sekaligus Narasumber yang banyak membantu penulis dan memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini
2. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Pasca Sarjana UNIMED sekaligus Narasumber yang banyak membantu penulis dan memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini
3. Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc.,Ph.D selaku pembimbing I dan Bapak Dr.Ridwan A. Sani.M.Si selaku pembeimbing II, ditengah kesibukan beliau telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikan tesis ini.
4. Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku Narasumber yang banyak membantu penulis dan memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pasca Sarjan UNIMED
6. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED
8. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Pasca Sarjana yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di pasca sarjana UNIMED
9. Teristimewa buat istri tercinta Nengsih Sinuraya, S.Si, Apt dan Anak M.Harun Arrasyid Nasution, Ayah, Umak, Mertua, Abang, Adik yang telah sabar memberikan dukungan moral dan materil, maupun doa-doanya bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini
10.Teman-teman seperjuangan selama perkuliahan Angkatan 2013 Kelas A, semoga kebersamaan yang kita lalui dapat selalu terjaga, dan teman-teman terdekat penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang selalu memberi motivasi dan dorongan kepada penulis
Medan, Juli 2015
Penulis
Harnas
3.7.4 Indeks Kesukaran... 3.7.5 Daya Beda... 3.8 Teknik Analisa Data...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data... 4.2 Pengujian Persyaratan Analisis... 4.2.1 Uji Normalitas... 4.2.2 Uji Homogenitas... 4.2.3 Uji Anava Dua Jalur... 4.3 Hasil Penelitian ... 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian...
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan... 5.2 Saran...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
38 40 41
45 46 46 47 48 52 59
67 68
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran Berbasis Masalah 17 Tabel 3.1 Desain penelitian dengan control group 29 Tabel Tabel 3.4 Kisi-kisi soal penguasaan kognitif Tinggi Fisika Siswa 35 Tabel 3.5 Validitas Butir Soal Penguasaan Konsep Awal 36 Tabel 3.6 Validitas Butir Soal Kognitif Tinggi Fisika Siswa 37 Tabel 3.7 Reabilitas Tes Penguasaan Konsep Awal Dan Kognitif
Tinggi
38 Tabel 3.8 Analisis tingkat kesukaran tes Kemampuan Awal 39 Tabel 3.9 Analisis tingkat kesukaran tes Kognitif Tinggi 39 Tabel 3.10 Analisis Daya Pembeda tes Kemampuan Awal 41 Tabel 3.11 Analisis Daya Pembeda tes Kognitif Tinggi 41 Tabel 4.1 Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol 47 Tabel 4.2 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol 48
Tabel 4.3 Deskripsi Uji Homogenitas 49
Tabel 4.4 Tabel Test of between-Subjects Effects 50 Tabel 4.5 Penguasaan Konsep Awal kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
53 Tabel 4.6 Penguasaan Konsep Awal Kelas Eksperimen Dan Kelas
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka berfikir Penelitian... 26 Gambar 3.1 Bagan Metodologi Penelitian... 32 Gambar 4.1 Profil Plot Estimate Marginal of Mean 49 Gambar 4.2 Penguasaan Konsep Awal Seluruh Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol...
53 Gambar 4.3 Penguasaan Konsep Awal kelompok Tinggi dan
Rendah...
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Fisika... 72
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 76
3. Lembar Kerja Praktik... 89
4. Pembahasan Lampiran Kerja Siswa... 95
5. Rubrik Penilaian kemampuan Awal Siswa 100 6. Rubrik penilaian evaluasi... ... 103
7 Tabulasi Perhitungan ... 109
8 Validitas... 113
9 Tabulasi Kelas Kontrol... 117
10 Perhitungan Validitas Instrumen Tes... 121
11 Perhitungan Uji Reabilitas... 124
12 Indeks Kesukaran... 128
13 SPSS Uji Normalitas... 131
14 SPSS Uji Homogenitas... 149
15 SPSS Uji Anava Dua Jalur... 154
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun
memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil yang sesuai
dengan proses yang dilalui, oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan
baik secara kualitas dan juga kuantitas. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun
2003 Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah sebuah proses yang melibatkan banyak sumber daya,
baik sumber daya manusia, sumber daya dana maupun sumber daya sarana dan
prasarana. Setiap sumber daya tersebut melibatkan banyak variable dan setiap
variable masih melibatkan banyak unsur pula. Dalam mengkaji peningkatan mutu
pendidikan dapat dilakukan dengan satu pendekatan, yaitu pendekatan substansial
pendidikan (content approach). Pendekatan tersebut berkaitan langsung dengan
mutu pendidikan dan tingkah laku yang harus dimiliki oleh anak didik, karena
proses belajar mengajar ditentukan dengan orientasi pendidikan yang tidak di
dominasi oleh guru (teacher centered), melainkan didominasi oleh peserta didik
Namun kenyataan yang terlihat masih banyak sekolah yang proses belajar
mengajar masih berorientasi kepada guru, bukan kepada siswa terutama untuk
pelajaran fisika. Hal ini memungkinkan siswa menjadi mudah bosan, jenuh dan
merasa pelajaran tersebut sangat sulit untuk diterima akal. Guru masih
mengganggap yang diperlukan siswa selama pembelajaran adalah hasil
belajarnya, padahal seharusnya siswa sangat memerlukan proses bukan hanya
hasil belajar saja. Peranan siswa dalam proses pembelajaran fisika disekolah yaitu
pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Mereka sendiri
yang membuat penalaran atas apa yang dipelajari dengan cara mencari makna,
membandingkan dengan yang telah diketahui dan apa yang diperlukan dalam
pengalaman baru.
Berdasarkan hasil obeservasi yang didapat dari wawancara dengan seorang
guru fisika di SMA Negeri 1 Panai Hilir kabupaten Labuhanbatu, guru-guru sains
masih mengutamakan pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi
ajar kepada siswa. Ragam alasan yang disampaikan oleh guru, mengapa harus
menggunakan metode konvensional, karena waktu yang sangat sempit, kurikulum
yang terlalu padat. Akibat yang ditimbulkan dengan metode tersebut guru
mengabaikan kemampuan kognitif siswa, siswa jadi jenuh dan bosan dengan
pelajaran tersebut. Hasil ujian semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, dari 40
siswa yang ada di kelas X (sepuluh ) yang dapat memenuhi nilai KKM yang
ditetapkan oleh sekolah, tidak sampai 20 orang, ini artinya lebih dari 20 siswa atau
50 % siswa yang tidak dapat memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah
dengan nilai rata-rata tiap kelasnya sekitar 61,5 untuk pelajaran fisika. Nilai KKM
Salah satu faktor penyebab rendahnya nilai hasil belajar siswa adalah
penggunaan metode ataupun model belajar dalam menyampaikan materi ajar
kepada siswa. Pembelajaran konvensional dalam pembelajaran fisika yang biasa
digunakan, tidak memperlihatkan kreatifitas siswa. Siswa lebih banyak
mendengarkan ceramah kemudian siswa diberikan pertanyaan atau berupa latihan
soal berhitung. Kondisi pembelajaran tersebut sangat membosankan bagi siswa.
Siswa kesulitan untuk memahami pelajaran karena siswa datang dianggap tidak
memiliki pengetahuan awal tentang konsep fisika yang akan diberikan.
Selanjutnya studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1
Panai hilir menunjukkan hal-hal berlainan dengan apa yang diharapkan. Hasil
studi pendahuluan diperoleh data sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis pendahuluan terhadap soal-soal yang diberikan pada
ulangan harian, pada umumnya soal-soal dibuat untuk menguji kemampuan
kognitif siswa aspek pemahaman dan pengaplikasian konsep. Kenyataannya
siswa hanya menghafal rumus dan kurang mampu menggunakan konsep jika
menemui masalah pada soal-soal yang diterima
2. Hasil wawancara dengan siswa mengenai pembelajaran fisika menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa menyatakan pelajaran fisika merupakan pelajaran
sukar, alasannya pelajaran fisika terlalu banyak rumus, sulit dimengerti dan
soal-soal fisika sulit dikerjakan terutama soal hitungannya
3. Hasil pengamatan secara umum menunjukkan bahwa siswa belum dapat
mengajukan permasalahan untuk dijadikan bahan pembelajaran, belum dapat
mengorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan suatu masalah dan
mengembangkan dan menyajikan hasil yang didapat dari pembelajarannya,
serta belum melakukan evaluasi pengalaman pembelajaran yang dialaminya.
Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan tersebut, diperlukan upaya
dalam meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran yang akhirnya nanti
mampu meningkatkan kognitif tinggi fisika untuk mata pelajaran fisika.
Persiapan dan pelaksanaan materi pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat harus dimiliki seorang guru agar mampu mengelola
kegiatan pembelajaran dengan aktif dan inovatif. Salah satu upaya dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memilih dan menetapakan model
pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.
Berdasarkan hasil studi internasional tentang prestasi matematika dan
sains siswa sekolah lanjutan tingkat pertama yang dilakukan TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study) pada tahun 2007, menunjukkan bahwa pada kemampuan sains siswa Indonesia menempati peringkat 35 dari 49
negara peserta. Hasil studi menyatakan bahwa rata-rata skor siswa kelas VIII
Indonesia untuk pelajaran sains adalah 427 dan berada dibawah skor rata-rata
internasional yang mencapai skor 500. Studi internasional juga dilakukan oleh
PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2009, menunjukkan bahwa pada kemampuan sains siswa Indonesia menempati
peringkat 60 dari 65 negera peserta dengan rata-rata skor adalah 383.Prestasi
sains siswa-siswi Indonesia di lingkup Internasional masih belum memuaskan.
Supaya siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri serta dapat
mengaplikasikan konsep yang mereka miliki dengan cara menyelesaikan dalam
Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah-masalah tertentu yang bersifat
kontekstual kepada siswa untuk kemudian dipecahkan oleh siswa.
Pembelajaran ini dapat melatih kemampaun dan keterampilan siswa dalam
memecahkan suatu masalah. Problem Based Learning merupakan merupakan
suatu pembelajaran yang berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna
kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan
penyelidikan.
Masalah yang disajikan adalah masalah yang kontekstual atau
masalah-masalah yang biasa dialami atau dilihat siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada
pembelajaran berbasis masalah, siswa dituntut untuk melakukan pemecahan
masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi
sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari dari solusi dari permasalahan yang
ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban
yang benar, artinya siswa dituntut pula untuk belajar secara kreatif. Siswa
diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat
hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya.
Joyce (2009) menyatakan bahwa belajar berbasis masalah adalah suatu
model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara optimal, memungkinkan
siswa melakukan investigasi lalu mengintegrasikannya. Model ini meliputi
analisis informasi sekitar masalah dan melakukan analisis penyelesaian masalah.
Pandangan konstruktivisme tentang model Problem Based Learning
menempatkan siswa sebagai konstruktor aktif dari pengetahuan secara fleksibel.
pelajar mengaplikasikan pengetahuannya. Problem Based Learning juga memfasilitasi pengembangan keterampilan belajar kognitif dan memberikan
motivasi belajar intrinsik. Posisi guru sebagai fasilitator dalam Problem
Based Learning, bertugas untuk membantu memberikan pengalaman pada siswa dalam mendesain memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “EFEK MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) DAN PENGUASAAN KONSEP AWAL TERHADAP
KOGNITIF TINGGI FISIKA DI SMA NEGERI 1 PANAI HILIR
KABUPATEN LABUHAN BATU”
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka ada
beberapa masalah yang diidentifikasi yaitu:
1. Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang
berkualitas
2. Rasa jenuh dan membosankan selama proses pembelajaran fisika, karena
siswa lebih banyak mendengarkan ceramah kemudian diberikan
pertanyaan atau berupa latihan soal berhitung
3. Pembelajaran yang selama ini digunakan, tidak melibatkan siswa secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar
4. Dalam proses pembelajaran fisika, siswa belum menunjukkan kemampuan
1.3 BATASAN MASALAH
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana
dan kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu:
1. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Model Problem based
Learning (PBL)
2. Pembelajaran dalam rangka melihat perbedaan kognitif tinggi pada
kelompok siswa yang memiliki penguasaan konsep awal tinggi dan
kelompok siswa yang memiliki penguasaan konsep rendah
3. Pembelajaran dalam rangka melihat interaksi Model pembelajaran
problem based learning dan penguasaan konsep awal terhadap kognitif tinggi
1.4 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan kognitif tinggi siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional ?
2. Apakah ada perbedaan kognitif tinggi pada kelompok siswa yang
memiliki penguasaan konsep awal tinggi dan kelompok siswa yang memiliki penguasaan konsep rendah ?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dengan penguasaan konsep awal dalam meningkatkan kognitif tinggi siswa ?
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, adapun tujuan penelitian ini
1. Perbedaan kognitif tinggi siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning(PBL) dan siswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran konvensional.
2. Perbedaan kognitif tinggi pada kelompok siswa yang memiliki penguasaan
konsep awal tinggi dan kelompok siswa yang memiliki penguasaan konsep rendah.
3. Interaksi antara model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dengan penguasaan konsep awal dalam meningkatkan kognitif tinggi siswa
1.6 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat bermakna sebagai pengayaan informasi
tentang strategi yang efektif digunakan dalam pembelajaran fisika di
SMA
b. Langkah – langkah terbaik yang dihasilkan dari penelitian ini dapat
diadopsi oleh guru – guru untuk disimulasikan dan di implementasikan
dalam pembelajaran fisika khususnya di kelas X SMA
2. Manfaat Praktis
a. Informasi hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh kepala
sekolah dalam menetapkan kebijakan peningkatan kualitas
pembelajaran dikelas khususnya pada mata pelajaran fisika dikelas X
SMA
b. Temuan dan rekaman pengalaman penelitian ini dapat dijadikan acuan
1.7 DEFENISI OPERASIONAL
a. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Problem Based Learning(PBL) dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivistik
yang menimbulkan situasi kontekstual yang signifikan di dunia nyata
b. Penguasaan konsep awal
kemampuan siswa dalam memahami makna pembelajaran dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. sebelum diberi
perlakuan Model Problem Based Learning(PBL)
c. Kognitif tinggi
Tingkat perkembangan intelektual yang dialami siswa setelah
diberi perlakuan Model Problem Based Learning (PBL).dalam ranah
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data, temuan dan pembahasan selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pembelajaran Konvensional dengan menekankan penguasaan konsep awal dan kognitif tinggi fisika siswa, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan kognitif tinggi Fisika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dibandingkan dengan siswa memnggunakan pembelajaran konvensional. Artinya kognitif tinggi fisika di kelas Eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kognitif tinggi fisika di kelas kontrol
b. Terdapat perbedaan kognitif tinggi Siswa yang memiliki kemampuan konsep awal tinggi dengan yang memiliki kemampuan konsep awal rendah. Artinya kognitif tinggi Siswa yang memiliki kemampuan konsep awal tinggi lebih baik dari kognitif tinggi siswa yang memiliki kemampuan konsep rendah
5.2 Saran
a. Ada perbedaan kognitif tinggi Fisika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dibandingkan dengan siswa menggunakan pembelajaran konvensional, bagi guru fisika diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran problem based learning sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kognitif tinggi dalam proses pembelajaran
b. Ada perbedaan kognitif tinggi Siswa yang memiliki kemampuan konsep awal tinggi dengan yang memiliki kemampuan konsep awal rendah. Bagi guru fisika diharapkan sebelum memulai proses pembelajaran, untuk memperdalam penguasaan konsep awal siswa untuk meningkatkan kognitif tinggi siswa
DAFTAR PUSTAKA
Akinaglu, O. Ruhan, Ozkardes. Tandogan, R. O. 2007. The effects of problem based active learning of student' academic achievement, attitude and concept learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol.3 No.1, (hal: 71-81)
Arends, R. I. 2008. Learning To Teach (Terjemahan Belajar Untuk Mengajar). Yogyakata: Pustaka Pelajar
Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Cetakan Ketujuh, Jakarta: Rineka Cipta Azizah, N. Fatmaryanti, S. D. Ngazizah, N. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme Berbasis Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Pada Siswa SMA
Negeri 1 Kutowinangun Kelas X Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam
e-Journal Vol.5 No.2.: Radiasi
Dahar, R. W. 2003. Teori-teori Belajar.Gelora Aksara Prima: Jakarta
Dewi, S. P. Sadia, W. I. Suma, K. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP. Dalam e-Journal (Vol 4).: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA
Donnely, R. 2003. Using Problem based Learning to Explore Qualitative Research. Dalam Jurnal European Educational Research (vol 2,No.2) Hindrasti. Kusuma, E. N. Suciati. Baskoro. 2014. Pengaruh Model Problem
Based Learning Dengan Metode Eksperimen Disertai Teknik Roundhouse Diagram Dan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa. Dalam e-JournalISSN:2252-7893, Vol 3, No. II, (hal75-85)
Kartika, M. D. Santyasa, W. Warpala. W. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Dalam e-Journal ( Vol 4).: Program Pascasarjana Universitas endidikan Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran
Kemendikbud, Balitbang. 2011. Pisa . (Online). (http://litbang. kemdikbud. go. id/ index. php/ survei-internasional-pisa diakses 7 November 2014) Kemendikbud, Balitbang. 2011. Timss. (Online). (http://litbang. kemdikbud.
Kompasiana. 2011. PISA (Online). http: // edukasi. kompasiana. com / 2011/ 01/ 30/ indonesia-peringkat-10-besar-terbawah-dari-65-negara-peserta-pisa-338464. html diakses 7 November 2014)
Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara
Sindelar, T. M. 2002. Effectiveness of problem based learning in the high school science classroom.Dalam bachelor of arts university of Nebraska – Lincoln
Suardani, N. N. Jelantik, I. B. Widiyanti, N. P. M. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Keterampilan Proses Sains Siswa. Dalam e-Journal (Vol 4).: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA
Sudarma, I. N. Dantes, N. Tika, I. N. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus II kecamatan Kuta Tahun Pelajaran 2013/ 2014. Dalam e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar ( Volume 4).: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar
Sudarman. 2007. Problem Based Learning: suatu model pembelajaran untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol2 No.2 Sudjana, N. 2005. Metoda Statistika.Tarsito: Bandung
Suryabrata, S. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. 8 Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta.
UPI. 2010. Hakikat Fisika. (online). http:// forum. upi. edu/ index. php? Topic = 15689. 0 diakses 3 pebruari 2015)
Wardhani, K. Sunarno, W. Pembelajaran Fisika Dengan Model Problem Based Learning Menggunakan Multimedia Dan Modul Ditinjau Dari
Kemampuan Berfikir Abstrak Dan Kemampuan Verbal Siswa. Dalam