• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

SANIMAN

NIM: 8116176016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Saniman (NIM : 8116176016) Efek Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Pemahaman Konsep Fisika Terhadap Hasil Belajar Fisika.

Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan pembelajaran konvensional, Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep tinggi dan pemahaman konsep rendah, Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat pemahaman konsep siswa dalam meningkatkan hasil belajar fisika. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling sebanyak dua kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas kedua sebagai kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar fisika dalam bentuk uraian sebanyak 8 soal dan insrumen tes pemahaman konsep fisika dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 8 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep tinggi dan pemahaman konsep rendah. Terdapat interaksi antara Model Pembelajaran dan pemahaman konsep terhadap hasil belajar siswa.

(6)

ii

ABSTRACT

Saniman (NIM: 8126176016). The Effect of Problem Based Learning Models and Physics Understanding Concepts Towards Learning Outcomes.

The purposes of the research are: To determine differences in learning outcomes of students with Problem Based Learning models and conventional learning, to determine differences in physics learning outcomes of students who have high understanding concepts and low understanding conceps, to determine the interaction between learning models with the level of understanding concepts in improving student Physics learning outcomes. The sample in this study conducted in a random sampling of two classes, where the first class as a class experiment applied Problem Based Learning models as a class and the second class of controls implemented conventional learning. The instrument is used in this study is physics learning outcomes tests in narrative form as many as 8 questions and understanding concepts test in multiple coice form as 8 questions that have been declared valid and reliable. The results were found: there are differences in physical students learning outcomes are taught by Problem Based Learning models and conventional learning. There is a difference in student's learning outcomes that have high understanding concepts and low understanding concepts. There is interaction between learning and understanding concepts to student learning outcomes.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang

telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini. Dalam proses penulisan tesis terdapat prosedur

yang harus dilalui, diantaranya bimbingan dan arahan dosen pembimbing dan

penguji, serta penelitian yang didukung oleh pihak sekolah. Dalam proses

akademik yang telah saya lalui dan saya selesaikan selama ini, penulis ucapkan

terima kasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukti, M.Si selaku pembimbing I danDr. Mariati

P. Simanjuntak, S.Pd.,M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak

memberi bimbingan serta motivasi dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S.,MM sebagai ketua program studi Magister

Pendidikan Fisika dan Prof. Dr. Nurdin Bukti, M.Si sebagai sekretaris

program studi Magister Pendidikan Fisika Unimed yang telah memberi

motivasi dan mengarahkan sistem dalam penyelesaian tesis.

3. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M. S., MM sebagai narasumber I, Dr. Ridwan A

Sani, M.Si sebagai narasumber II dan Dr. Derlina, M.Siselaku narasumber

III yang telah banyak memberikan masukan dan sumbangan pemikiran

sehingga menambah wawasan pengetahuan penulisan dan penyempurnaan

penulisan tesis ini.

4. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri

Medan, Prof. Dr. Abdul Muin Sebuea, M.Pd selaku direktur pascasarjana

(8)

v Sahat Siagian, M.Pd selaku wakil direktur II, yang telah memberi

kesempatan serta bantuan adiministrasi selama pendidikan di Universitas

Negeri Medan.

5. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga

bagi pengembangan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan

penulisan tesis ini.

6. Bapak Derajad, S. Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Kutacane yang

telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di

sekolah yang beliau pimpin, termasuk dalam pemanfaatan sarana dan

prasarana sekolah. Serta guru-guru dan staf administrasi yang telah banyak

membantu penulis dan melakukan penelitian.

7. Ayahanda Alm. Muse, dan ibunda Almh Umi Kasum, abangda

Muktarudin, kakanda Rohana dan Marsiah, adinda Usman Nur dan

Mukminin.Orang tua dari pihak istri, Ayahanda M Saleh, S.Pd dan

ibundaJauhari, serta spesial buat istri tercinta Setiawati, Am, Pd yang

senantiasa memberi motivasi dan do’a restu serta materil kepada penulis.

8. Seluruh teman-teman angkatan XX kelas B khususnya buat Drs Suherman,

M.Pd dan Sadiran, S.Pd., M.Pd. Seluruh teman kerja Civitas SMAN 1

Bambel. Teristimewa buat sahabatku Jihni Amran, S.Si dan Sandra Putra,

S.Pd dan semua teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang

telah mendukung saya untuk menyelesaikan studi S2 saya, baik moril

(9)

vi Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan bapak/ibu

serta saudara/i, kiranya kita tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Fisika. Penulis

menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan

kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis.

Medan,April 2015 Penulis,

(10)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ……….. i

ABSTRAK ……… ii

2.1.1. Pengertian Belajar ………... 15

2.1.2. Pengertian Pembelajaran ………. 17

2.1.3. Aktifitas Belajar ………... 19

2.2. Pengertian Model Pembelajaran ………. 20

2.2.1. Pembelajaran Konvensional ………. 21

2.2.2. Model PBL ………... 23

2.2.2.1. Kelebihan dan Kelemahan Model PBL ………. 27

2.2.2.2. Pelaksanaan Pengajaran Model PBL ………. 27

2.2.3. Teori Belajar yang Mendukung Model PBL ……… 31

2.3. Pemahaman Konsep …..……….. 37

2.3.1. Hakikat Pemahaman Konsep ………..………..……… 37

2.3.2. Hakikat Pencapaian Konsep ……….……… 43

2.4. Hasil Belajar ……….……….………. 45

2.4.1. Ranah Kognitif ………... 51

2.4.2. Ranah Afektif ………. 52

2.4.3. Ranah Psikomotor (Keterampilan) …..…….………. 55

2.5. Penelitian yang Relevan ………. 57

2.6. Kerangka konseptual ……….. 59

2.6.1. Perbedaan Hasil Belajar dengan Menggunakan Model Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Konvensional ………….. 59

(11)

viii

2.6.3. Interaksi antara Model PBL dan Model Konvensional dengan Pemahaman Konsep Fisika terhadap Hasil Belajar

Siswa ……….……….. 64

2.7. Hipotesis Penelitian ……….. 65

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 66

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 66

3.2. Populasi dan Sampel ……….. 66

3.2.1. Populasi Penelitian ………... 66

3.2.2. Sampel Penelitian ………. 66

3.3. Variabel Penelitian ……….. 66

3.4. Desain Penelitian ……… 67

3.5. Prosedur Penelitian ………. 68

3.6. Instrumen Penelitian ……….. 72

3.6.1. Wawancara Guru ………. 72

3.6.2. Tes Tertulis ……….………. 72

3.6.2.1. Pemahaman Konsep Fisika ……….………..…… 72

3.6.2.2. Tes Hasil Belajar ………..……….. 72

3.6.3. Observasi ………..………... 74

3.7. Uji Coba Instrumen ……… 75

3.7.1. Validitas ……….. 75

3.7.2. Reliabilitas ……….. 77

3.7.3. Tingkat Kesukaran Tes ………... 78

3.7.4. Daya Beda Tes ………. 80

3.8. Teknik Analisis Data ………. 81

3.9. Uji Hipotesis ……….………. 84

3.10. Pengujian Hipotesis Penelitian ………..……….. 86

3.11. Analisis Data Observasi ……… 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 88

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ………. 88

4.1.1. Pretes Hasil Belajar ………. 88

4.1.2. Pemahaman Konsep……….. 92

4.1.3. Postes Hasil Belajar ……….. 93

4.2. Analisis Hasil Belajar ………. 97

4.2.1. Analisi Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Konvensional dan PBL ……….. 97

4.2.2. Analisis Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Pemahaman Konsep Tinggi dan Rendah ... 98

4.2.3. Analisis Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Konvensional dan PBL Dengan Tingkat Pemahaman Konsep ... 99

4.3. Pengujian Hipotesis ... 100

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 106

(12)

ix

4.4.2. Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Memiliki

Pemahamaman Konsep Tinggi dan Rendah ... 112

4.4.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Konvensional Dengan Pemahaman Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ……… 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………….. ………... 117

5.1. Kesimpulan ... 117

5.2. Saran ... 117

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

TABEL

HALAMA N

Tabel 2.1. Sintaks Model PBL ……… 26

Tabel 2.2. Taksonomi Bloom Revisi Ranah Kognitif ..………. 51

Tabel 2.3 Indikator Sikap Spiritual dan Sosial Siswa ……… 53

Tabel 2.4. Penelitian yang Relevan ……… 58

Tabel 3.1. Desain Penelitian ……….. 67

Tabel 3.2. Indikator Pemahaman Konsep ……….….. 72

Tabel 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar ……….. 73

Tabel 3.4. Aspek dan Kriteria Afektif Siswa ……….. 74

Tabel 3.5. Indikator Aktivitas Siswa ………... 75

Tabel 3.6. Uji Validitas Hasil Belajar ……… 76

Tabel 3.7. Uji Validitas Pemahaman Konsep ……… 77

Tabel 3.8. Uji Reliabilitas Hasil Belajar dan Pemahaman Konsep …….. 78

Tabel 3.9. Uji Tingkat Kesukaran Hasil Belajar ………... 79

Tabel 3.10. Uji Tingkat Kesukaran Pemahaman Konsep ………. 80

Tabel 3.11. Uji Tingkat Daya Pembeda Pemahaman Konsep ………….. 81

Tabel 3.12.. Rumus Unsur Persiapan ANAVA ……….. 85

Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ………….. 88

Tabel 4.2. Uji Normalitas Pretes Hasil Belajar Siswa ……….. 89

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Pretes ………. 91

Tabel 4.4. Uji Kesamaan Pretes kelas Eksperimen dan kelas Kontrol ….. 91

Tabel 4.5. Pemahaman Konsep Kelas PBL dan Konvensional ……… 92

Tabel 4.6. Pembagian Kelompok Pemahaman Konsep Tinggi dan Rendah 93 Tabel 4.7.Hasil Belajar Kelas Konvensional dan PBL ………. 94

(15)

Kelompok Pemahaman Konsep Tinggi dan Rendah ……….. 96

Tabel 4.11.Analisis Hasil Belajar Pada Pembelajaran Konvensional dan PBL ... 97

Tabel 4.12. Hasil Belajar Pemahaman Konsep Tinggi dan Rendah ... 98

Tabel 4.13. Hasil Belajar antara Kelas Model Pembelajaran dan Pemahaman Konsep ... 99

Tabel 4.14. Deskripsi Data Faktor antar Subjek ……… 101

Tabel 4.15. Uji Homogenitas antar Kelompok ……….. 101

Tabel 4.16. Output Perhitungan ANAVA Dua Jalur ………. 101

(16)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

HALAMA N

Gambar 3.1 Tahapan Alur Penelitian ……… 71 Gambar 4.1. Grafik Pretes Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen 89 Gambar 4.2. Diagram Distribusi Normal Kelas Kontrol ……… 90 Gambar 4.3. Diagram Distribusi Normal Kelas Eksperimen .………… 90 Gambar 4.4. Grafik Analisis Hasil Belajar Pembelajaran ... 97 Gambar 4.6. Grafik Hasil Belajar Pemahaman Konsep Tinggi dan

Rendah ... 98 Gambar 4.7. Grafik HB Model Pembelajaran dengan Pemahaman

Konsep Tinggi dan Rendah ... 99 Gambar 4.8. Grafik Pretes-Postes HB Konvensional dam PBL ... 101 Gambar 4.8. Grafik Interaksi Model Pembelajaran dan Pemahaman

(17)
(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

Lampiran 1. Siabus ……… 122

Lampiran 2. RPP I ……….……… 124

Lampiran 3. RPP II ……….……… 132

Lampiran 4. RPP III … …….………. 140

Lampiran 5. LKS I ……….………. 147

Lampiran 6. LKS II ……….……… 152

Lampiran 7. LKS III ………..……… 158

Lampiran 8. Materi Ajar I ……….…………..……… 164

Lampiran 9. Materi Ajar II ..…….………..……… 170

Lampiran 10. Materi Ajar III …….………..………. 174

Lampiran 11. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep ………. 180

Lampiran 12. Instrumen Pemahaman Konsep ……..…..……… 184

Lampiran 13. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar .………..……… 188

Lampiran 14. Instrumen Hasil Belajar …..……… 194

Lampiran 15. Wawancara Guru ...……....……… 198

Lampiran 16. Hasil LKS siswa ……… 202

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada suatu negara memegang peranan yang amat penting

untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan

merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

daya manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu,

mutu dan sistem pendidikan harus disempurnakan dari masa kemasa sehingga

tujuan itu dapat tercapai dengan baik.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia,

manusia memperoleh pendidikan tidak diperbolehkan begitu saja dalam waktu

yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga

menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses yang telah dilalui.

Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Untuk mengemban fungsi pendidikan

tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2006 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, 23 Mei 2006). Maka pencapaian standar

(20)

2 tujuan tercapainya pendidikan secara kritis dan mandiri dari proses belajar

mengajar (Permendiknas, 2006).

Pendidikan dapat dikatakan berhasil jika menghasilkan pengakuan kualitas

suatu bangsa di seluruh dunia. Namun, pada kenyataanya kualitas pendidikan di

Indonesia masih sangat memperihatinkan. Hal ini didukung dari data Balitbang

(2010) yang bahwa untuk Sekolah Dasar (SD) di Indonesia hanya delapan sekolah

dari 146.052 unit Sekolah Dasar (SD) yang mendapat pengakuan dunia dalam

kategori The Primary Years Program (PYP ), sedangkan untuk tingkat SMP

terdapat 8 sekolah dari 20.918 unit sekolah di seluruh Indonesia serta untuk

tingkat SMA dari 8.036 unit sekolah hanya tujuh sekolah yang mendapat

pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Data ini dapat membuktikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia,

sehingga disimpulkan adanya masalah dalam sistem pendidikan Indonesia. Data

lain diperoleh dari survei Human Development Index (HDI) dimana Indonesia

berada pada peringkat 102 dari 106 negara yang disurvei.

Faktor-faktor yang memberikan andil terhadap rendahnya mutu

pendidikan di Indonesia antara lain kurikulum, sumber daya manusia, fasilitas

pendidikan, manajemen sekolah, pembiayaan pendidikan, kepemimpinan, proses

pembelajaran dan faktor eksternal berupa kebijakan publik. Mutu pendidikan

pada akhirnya bertujuan menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang dapat

mengisi pembangunan pada suatu negara. Dalam meningkatkan mutu pendidikan

diperlukan pemikiran universal untuk melihat ke depan, dengan menyesuaikan

(21)

3 ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, dibutuhkan berbagai upaya

untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Hasil yang diharapkan dari pembelajaran fisika di SMA, menurut

Depdiknas (Ruharjo, 2012) adalah sebagai berikut : (1) meningkatkan keyakinan

terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, dan

keteraturan alam ciptaanya, (2) mengembangkan pemahaman tentang berbagai

macam gejala alam, konsep dan perinsip fisika yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu,

sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara fisika, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4)

melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap,

dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, (5) meningkatkan kesadaran untuk

berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta

sumber daya alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan

segala keteraturanya sebagai salah satu ciptaan tuhan, (7) meningkatkan

pengetahuan, konsep, dan keterampilan fisika sebagai dasar untuk melanjutkan

kejenjang selanjutnya.

Pelajaran fisika di sekolah memiliki potensi yang sangat besar untuk

dijadikan sebagai wahana mengembangkan berbagai kemampuan, seperti

kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dalam konsep fisika itu sendiri.

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah diawali dari sejauh mana

pemahamannya akan sebuah konsep. Menurut Sagala (2005) mengidentifikasi

(22)

4 dalam pembelajaran fisika, yaitu: (1) kemampuan melakukan penalaran baik

kualitatif maupun kuantitatif, (2) kemampuan menginterprestasikan representasi

ilmiah seperti gambar, persamaan matematis, dan grafik, (3) keterampilan proses,

(4) kemampuan memecahkan masalah, (5) keterampilan komunikasi.

Kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Belajar fisika membutuhkan penyelesaian masalah. Hal ini ditegaskan oleh

Santyasa (2009) yang menyatakan upaya pemecahan masalah dan pengaplikasian

pengetahuan bermakna harus mendahulukan sikap positif dan upaya untuk

memahaminya. Berdasarkan penjelasan teoritis tersebut, maka sebuah pemahaman

konsep merupakan sebagai representasi hasil pembelajaran, yang menjadi sangat

penting dalam pembelajaran fisika adalah kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah. Fakta berikutnya yang sering ditemukan adalah guru

cenderung memindahkan pengetahuan yang dimiliki ke pikiran siswa,

mementingkan hasil dari pada proses, mengajarkan secara urut halaman per

halaman tanpa membahas keterkaitan antara kansep-konsep fisika.

Beberapa landasan teoritis sebagai alternatif pijakan dalam mengemas

pembelajaran untuk pemahaman konsep sekaligus dalam pengembangan

kemampuan pemecahan pemasalahan fisika, (1) Nachtigall menyatakan tiga

wawasan berpikir dalam pembelajaran fisika, yaitu saat ini pokok bahasan tidak

lagi diajarkan, untuk menyimpan segala pemahaman konsep. (2) Williams

berpendapat bahwa seorang guru fisika sebaiknya mengurangi bercerita dalam

(23)

5 memecahkan masalah. (3) Yerushalmi dan Magen menyatakan para guru fisika

dianjurkan lebih banyak menyediakan konteks yang kaya masalah dan

mengurangi konteks yang miskin masalah dalam pembelajaran (dalam Santyasa,

2009).

Siswa melakukan sebuah proses investigasi yang difasilitasi oleh guru

dalam menemukan dan mengkonstruksi konsep yang tersirat dalam situasi

masalah tersebut, sehingga memperoleh pengetahuan formal yang direncanakan.

Pembelajaran demikian merupakan alternatif yang mungkin untuk dilakukan

sesuai dengan amanat kurikulum. Rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap

materi fisika dan kurangnya hasil belajar siswa yang merupakan suatu hal yang

wajar, dimana fakta di lapangan menunjukan proses.

Pembelajaran yang terjadi masih pembelajaran teacher centered yaitu

pembelajaran berpusat pada guru tanpa penggalian pemahaman konsep dan

pengalaman yang dimiliki siswa, kurang ada respon berupa pertanyaan maupun

argumen ataupun minta penjelasan ulang. Siswa lebih sering hanya diberikan

rumus-rumus yang siap pakai tanpa memahami makna dari rumus-rumus tersebut.

Siswa sudah terbiasa menjawab pertanyaan dengan prosedur, sehingga ketika

diberikan masalah yang sedikit berbeda maka siswa akan kebingungan.

Penguasaan konsep yang baik sebagai suatu yang bermakna. Hal tersebut

sebenarnya lebih baik dari hanya sekedar menghafal, yaitu membutuhkan

kemauan siswa mencari hubungan konseptual antara pengetahuan yang dimiliki

dengan yang sedang dipelajari di dalam kelas (Dahar, 1989). Menurut Ausebel,

(24)

6 dengan kemampuan siswa, juga harus relevan dengan struktur kognitif siswa,

sehingga materi harus dilakukan dengan konsep-konsep yang telah dimiliki siswa

dan dikaitkan dengan bidang lain atau kehidupan sehari-hari peserta didik. Proses

belajar seperti ini akan lebih bermakna sehingga konsep dasar dari ilmu tidak akan

cepat hilang. Agar pembelajaran lebih optimal, model pembelajaran harus efektif

dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di dalam meningkatkan

hasil belajar siswa.

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat banyak dibutuhkan

dalam pemahaman konsep fisika. Salah satu cara meningkatkan pemahaman

konsep fisika dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dapat digunakan

model problem based learning (PBL). Namun pada kenyataanya berdasarkan

hasil pengalaman penulis sendiri dan wawancara sesama rekan guru fisika yang

dilakukan pada tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Kutacane Kabupaten

Aceh Tenggara, cenderung hanya menggunakan model pembelajaran

konvensional dan berdasarkan hasil evaluasi pada ujian semester ganjil diperoleh

data rata-rata nilai siswa kelas X adalah 56,79 hal ini dapat memberi gambaran

bahwa secara umum hasil belajar fisika dapat dikategorikan masih rendah. Masih

banyak siswa yang sulit melewati nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

sebesar 67, sehingga untuk menuntaskannya, penulis harus mengadakan remedial

kepada siswa tersebut. Hal yang sama juga terlihat pada tes ulangan harian yang

diberikan kepada salah satu kelas X di SMA Negeri 1 Kutacane Kabupaten Aceh

Tenggara dengan jumlah siswa 33 orang dan diberi 20 buah pertanyaan, dimana

(25)

7 penilaiaan berdasarkan kemampuan pemahaman konsep. Diperoleh data secara

umum sebagai berikut: persentase siswa yang menuliskan konsep 30,20 %;

memberi contoh atau bukan contoh 33,23%; memecahkan masalah dengan

konsep 35,40%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan pemahaman

konsep siswa di sekolah tersebut masih rendah. Secara umum bahwa siswa tidak

memiliki kemampuan yang baik dalam hal menuliskan konsep-konsep yang

pertanyakan pada soal, ini menandakan siswa tersebut belum memiliki

kemampuan pemahaman konsep untuk memecahkan masalah dan akan

menghasilkan hasil belajar yang rendah.

Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk menunjang kemampuan

pemahaman konsep adalah dengan menggunakan model PBL. Model PBL

menggunakan pendekatan yang berusaha mendorong siswa untuk belajar dengan

sebahagian besar melalui keterlibatan aktif dalam menemukan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip dengan melakukan berbagai percobaan atau penemuan. Dasar

pikiran adalah pengetahuan itu merupakan proses dan buku suatu produk. Dengan

pendekatan ini, siswa bermotivasi untuk mengetahui dan melanjutkan pekerjaan

hingga menemukan jawabannya. Dapat dikatakan dengan penggunaan model PBL

memberikan kebaikan-kebaikan seperti meningkatkan potensi intelektual siswa.

Siswa memperoleh suatu keputusan intelektual yang datang dari dalam suatu

hadiah intrinsik dan memperpanjang proses ingatan siswa karena siswa diberikan

waktu untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi sehingga akan terjadi

(26)

8 Model PBL adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah

dunia nyata sebagai suatu kontes bagi siswa untuk belajar tentang cara

meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan

dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. (Sagala, 2009) menyatakan bahwa

menerapkan pemecahan masalah dalam peroses pembelajaran penting, karena

selain mencoba menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah, siswa juga

termotivasi untuk bekerja keras dalam memahami konsep. Model PBL membantu

siswa pada semua usia dalam memahami tentang konsep latihan. Pembelajaran

berdasarkan masalah dimulai dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang

autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk

melakukan penyelidikan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran berdasarkan

masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas

yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Dalam melakukan

investigasi, seorang siswa harus mempunyai kemampuan mengenal dan mengerti

bermacam bentuk informasi berkaitan dengan masalah yang bersifat terbuka, yaitu

masalah-masalah atau soal yang di rumuskan sedemikian rupa, sehingga memiliki

beberapa atau bahkan banyak solusi yang benar dan terdapat banyak cara untuk

mencapai solusi tersebut. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa

untuk memperoleh pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru dalam

proses belajar Suhendra (2005).

Beberapa penelitian yang telah banyak menunjukkan dampak positif dari

eksperimentasi pemecahan masalah bagi siswa, antara lain: (Sindelar, 2002) yang

(27)

9 digunakan di dalam kelas untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

dan keaktifan siswa dalam proses belajar. Sementara penelitian Ganita dan

Voolaid (2008) menunjukkan bahwa dengan menerapkan model PBL efektif

meningkatkan hasil belajar sebesar 36%. Secara konkret untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran fisika di SMA harus didasarkan pada kebutuhan siswa

dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan kemampuan pemahaman

konsep. Kemampuan pemahaman konsep sebelum melakukan tindakan dapat

berarti, bahwa sesuatu tindakan harus dipikirkan baik buruknya terlebih dahulu

sebelum dilakukan. Kualitas menyelesaikan berbagai permasalahan ditentukan

oleh keterampilan kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan emosional,

sedangkan kualitas tindakan yang dilakukan seseorang bergantung kepada

keterampilan psikomotor. Ini berarti bahwa pembelajaran harus menitik beratkan

pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang Efek Model Problem Based Learning dan Pemahaman Konsep Fisika

terhadap Hasil Belajar Siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasi adalah sebagi berikut :

1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

(28)

10 3. Strategi pembelajaran yang selama ini digunakan tidak melibatkan siswa

secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Model PBL yang belum diterapkan diterapkan di sekolah.

5. Proses belajar yang masih berpusat pada guru sehingga proses belajar

mengajar kurang bermakna.

6. Guru lebih sering menggunakan model konvensional dari pada model

PBL.

7. Guru kurang memahami penerapan model pembelajaran dalam kegiatan

belajar mengajar.

1.3Batasan Masalah

Mengigat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana

dan kemampuan penelitian maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai

berikut :

1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah pada materi gerak lurus.

2. Pemahaman konsep fisika siswa masih rendah pada materi gerak lurus.

3. Model PBL yang belum diterapkan.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

(29)

11 2. Apakah lebih baik hasil belajar antara siswa yang memiliki pemahaman

konsep fisika tinggi dan siswa yang memiliki pemahaman konsep fisika

rendah?

3. Adakah terdapat interaksi antara model PBL dan model konvensional

dengan pemahaman konsep fisika terhadap hasil belajar siswa?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan model PBL dan model pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui apakah lebih baik hasil belajar antara siswa yang

memiliki pemahaman konsep fisika tinggi dan siswa yang memiliki

pemahaman konsep fisika rendah.

3. Untuk menganalisis apakah terdapat interaksi antara model PBL dan

model konvensional dengan pemahaman konsep fisika terhadap hasil

belajar siswa.

1.6Manfaat Penelitian

1. Secara Praktek

a. Bagi siswa

- Meningkatkan kemampuan keterampilan proses berfikir ilmiah

(30)

12 - Memotivasi siswa untuk lebih terampil dan berani

- Menigkatkan hasil belajar bidang studi fisika.

b. Bagi guru

- Menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang

mengembangkan proses berfikir ilmiah

- Mengembangkan keterampilan mengelola proses pembelajaran

- Merangsang minat untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif.

c. Bagi Sekolah

- Meningkatkan kualitas sesuatu dengan landasan iman dan taqwa

serta ilmu pengetahuan

- Terciptanya pembelajaran bidang studi fisika yang lebih

berkualitas.

2. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan memiliki konstribusi dibidang pendidikan,

terutama berkaitan dengan implementasi pengembangan pembelajaran

berbasis masalah pada mata pelajaran fisika.

1.7 Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan

penafsiran terhadap rumusan masalah dalam pelitian ini, berikut diberikan

(31)

13 1. Model PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah pada

pembelajaran gerak lurus dengan konsep pengertian jarak dan

perpindahan, kelajuan dan kecepatan, perlajuan dan percepatan sebagai

suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dan hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa digunakan

guru tampa mengikuti langkah-langkah dalam model pembelajaran yang

baku, model konvensional biasanya hanya menyampaikan ide atau

memberikan imformasi dengan lisan dan tulisan. Pembelajaran ini sering

digunakan guru dengan metode ceramah, dimana guru merupakan sumber

informasi satu-satunya.

3. Pemahaman konsep fisika adalah kemampuan mengungkapkan

konsep-konsep materi fisika dan melakukan pemahaman materi gerak lurus secara

luwes, akurat, efisien dan tepat. Kemampuan pemahaman konsep fisika

siswa diukur berdasarkan jawaban soal tes. Kemampuan pemahaman

konsep fisika berbentuk uraian yang terdiri dari tiga kemampuan, yaitu: (1)

Menafsirkan konsep, (2) Memberi contoh dan membandingkan atau bukan

contoh dan (3) Menyimpulkan/ mengklasifikasikan konsep.

4. Hasil belajar siswa adalah gambaran tingkat penguasaan siswa pada materi

pembelajaran yang diajarkan oleh guru yang menyangkut dalam aspek

kognitif (pengetahuan), apektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan)

yang didapat melalui tes tulisan dan observasi yang disusun sesuai materi

(32)

14 5. Gerak lurus adalah gerak yang memiliki lintasan berupa garis lurus. Dalam

gerak lurus akan dibahas konsep-konsep fisika berupa jarak dan

perpindahan, kecepatan, dan percepatan serta gerak yang memiliki arah

(33)

117

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model problem bassed learning dan pembelajaran konvensional. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model problem bassed learning (65,58) lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional (62,50). 2. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai pemahaman konsep tinggi

dan pemahaman konsep rendah. Rata-rata hasil belajar siswa yang mempunyai pemahaman konsep tinggi lebih (65,62) baik dari hasil belajar siswa yang

mempunyai pemahaman konsep rendah (62,36).

3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan pemahaman konsep terhadap

hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model problem bassed learning dipengaruhi juga oleh pemahaman konsep, sedangkan hasil

belajar siswa yang diajarkan dengan model konvensional kurang signifikan dipengaruhi oleh pemahaman konsep siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk menerapkan model pembelajaran problem based learning sebagai berikut:

1. Model pembelajaran problem based learning baik digunakan dalam pembelajaran sains dan teknologi terutama fisika, karena dapat memberi ruang bagi siswa dalam mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.

(34)

118 3. Untuk siswa yang memiliki pemahaman konsep rendah disarankan untuk tidak diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning karena siswa akan kesulitan dalam melakukan proses pemecahan masalah selama pembelajaran.

4. Pengujian pemahaman konsep sebaiknya disusun berdasarkan materi yang akan diuji hasil belajar, agar memperoleh hasil yang lebih objektif.

5. Disarankan kepada peneliti lanjutan, kiranya dapat melanjutnya penelitian ini dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning dengan

(35)

119

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitiaan suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Anderson dan Krathwohl, 2001. Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aswan, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas, 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas.

Dahar, 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ganita & voolaid, 2008. The influence of problem solving on studying effectiveness in physics.

Joko, 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Nurfauziah, 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Pengetahuan Prosedural Siswa Sekolah Menengah Pertama. Medan: Pascasarjana Unimed.

Ruseffendi, 1991. Pengantar kepada Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruharjo, 2012. Pemecahan Masalah secara Analitis dan Kreatif, Sarengbudi. Web.id : http;//www.sarengbud. org/disaster.htm (Rabu,23-08-2012 10.00 Wib).

Rusman, 2011. Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana.

Sardiman, 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suprianto, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

(36)

120 Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta

Sanaki.

Santyasa, 2009. Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika bagi Siswa SMA Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok, (Online), (http://fisikasmaonline.blogspot.com/2010/03/pemhaman konsep. html,diakses maret 2012.

Sindeler, 2002. The Effectiveness of Problem Based Learning In The School Science Classroom. Tesis dipublikasikan USA: Whichita State University.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktof-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Subratha, 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dan Strategi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 1 Sukasada, Jurnal Penelitian dan Pengembangan, (Onlaine) 1(2), 135-147

Sudjana, 1992. Metode Statistika. Jakarta: Bumi aksara.

Suci, 2007. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar. Udiksha, Jurnal Penelitian dan Pengembangan pendidikan. 2(3), 9-12.

Suhendra, 2005. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kelompok Belajar Kecil untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa SMA pada Aspek Problem Solving Matematik (Study Eksperimen Pada Siswa Kelas Xi SMA Negeri 1 Belinyu ). Tesis tidak dipublikasikan.UPI: Bandung.

Sugiyono, 2011. Statitistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sedarmayanti, 2011. Metodologi Penelitian, Bandung: Munandar maju.

Setyosari, 2010. Metodologi Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Prenada media group.

(37)

121 Tarwiyah, 2011. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah yang Menekankan pada Prestasi melalui Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Siswa Sekolah Menengah. Medan: Pascasarjana Unimed.

Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Panjaitan, 2010. Penerapan Model Pembelajran Berbasis Masalah (PBI) Dengan Bantuan Peta Konsep dan Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Pemahaman Masalah Matematika Siswa. Tesis di publikasikan. Medan: PPs UNIMED.

Purwanto, 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Wahyudin, 2008. Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Ipa Abong.

Gambar

Tabel 4.11. Analisis Hasil Belajar Pada Pembelajaran Konvensional
GAMBAR HALAMAN

Referensi

Dokumen terkait

Kapasitas fungsional: Keterbatasan aktivitas fungsional (transfer, ambulasi) dari duduk, berdiri, jalan karena imobilisasi. Metode penelitian dalam karya tulis ilmiah ini

Coca-Cola Amatil Indonesia (PT CCAI) dihadapkan kepada beberapa permasalahan, diantaranya bagaimana cara menciptakan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen diciptakan

Dari hasil pengamatan pemisahan fasa antara reaksi dengan DES dan tanpa DES, dapat dilihat bahwa waktu pemisahan yang dibutuhkan untuk reaksi dengan DES lebih cepat dibanding

Dalam penelitian ini beberapa variabel yang diharapkan dapat meningkatkan niat beli terhadap jersey Manchester United ini diantaranya adalah persepsi merek, persepsi

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

Struktur asal unsur kejadian Manusia Struktur asal unsur kejadian Manusia Organisme Fisik/Biologis Jiwa/Psyche Akalbudi Roh Adam Bani Adam Fenomenon (Bisa diketahui)

[r]

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk