• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN PEMAHAMAN KONSEP AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN PEMAHAMAN KONSEP AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN

PEMAHAMAN KONSEP AWAL TERHADAP

KEMAMPUAN KOGNITIF TINGKAT

TINGGI FISIKA SISWA SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

PUTRI ZUHRA NIM: 8146175028

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Putri Zuhra. Efek Model Pembelajaran Guided Discovery menggunakan Macromedia Flash dan Pemahaman Konsep Awal terhadap Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa dengan model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash dan pembelajaran konvensional, kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di atas rata-rata dan konsep awal di bawah rata-rata serta interaksi model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash dan pemahaman konsep awal dalam mempengaruhi kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa.

Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan pretes-posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X.5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol yang dipilih secara simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan kognitif tingkat tinggi dan tes pemahaman konsep awal yang berbentuk uraian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan anava dua jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa dengan model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash lebih baik daripada pembelajaran konvensional, kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di atas rata-rata lebih baik daripada siswa yang memiliki pemahaman konsep awal dibawah rata-rata dan terdapat interaksi antara model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash dan pemahaman konsep awal dalam mempengaruhi kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa.

(6)

ii ABSTRACT

Putri Zuhra. Guided Discovery Learning Model using Macromedia Flash and Preconceptual Understanding on Students Physics Ability in Higher Cognitive Domain in Senior High School.

This research aimed to determine: students physics ability in higher cognitive domain of guided discovery learning model using macromedia flash and conventional learning, students physics ability in higher cognitive domain who has higher and lower preconceptual understanding and interaction of guided discovery learning model using macromedia flash and preconceptual understanding on students physics ability in higher cognitive domain.

The research was a quasi-experimental with pretest-posttest control group design. The sample of this research were the students of X.5 as experiment group and X.2 as control group that established by simple random sampling. The preconceptual understanding data and the students physics ability in higher cognitive domain were collected by essay test. The data was analysed by using two-way analysis of varians.

The result of this research are: students physics ability in higher cognitive domain of guided discovery learning model using macromedia flash is better than conventional learning, students physics ability in higher cognitive domain who has higher preconceptual understanding is better than lower preconceptual understanding and there is a interaction of guided discovery learning model using macromedia flash and preconceptual understanding on students physics ability in higher cognitive domain.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan tugas akhir tesis yang

berjudul “Efek Model Pembelajaran Guided Discovery Menggunakan Macromedia Flash dan Pemahaman Konsep Awal Terhadap Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi Fisika Siswa SMA” ini dapat diselesaikan. Shalawat

dan salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan. Dalam penyusunan tugas akhir tesis ini, peneliti menyadari bahwa

banyak pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penulisan tesis ini.

Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M selaku ketua program studi pendidikan

Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberi perhatian

pada penyempurnaan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.

Betty M .Turnip, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, dan motivasi

sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M, bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si dan ibu

Dr. Derlina, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan

masukan yang membangun pada penulisan tesis ini.

4. Bapak Drs. Suhafrinal selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Langsa, Bapak

Amir Hamzah Lubis, S. Si selaku waka kurikulum, Ibu Hafsyah Siregar, S.Pd

(8)

iv

Negeri 3 Langsa yang telah membantu terlaksananya penelitian ini hingga

selesai. Dan juga kepada siswa-siswi kelas X.2 dan X.5 SMA Negeri 3 langsa

tahun ajaran 2015/2016 atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian.

5. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Ir. H. M. Ali Usman, MBA dan Ibunda

Ainol Mardhiah, serta abang-abang penulis Muhammad Mizwar, ST dan

Abdul Haris Munandar, ST dan juga kepada saudara penulis om Yusni, cek

Pit dan adik-adik sepupu, Dwi, Iin dan Dani yang selalu memberikan doa,

kasih sayang, semangat, dukungan, dan motivasi kepada penulis. Serta

kepada keluarga penulis bang Eko dan bang Ai yang telah membantu penulis

selama awal hingga akhir perkuliahan.

6. Kepada teman-teman Le’Cream, Elda, Kakur, Pipit, Ulfa dan Wenny yang

selalu ada dalam keadaan apapun dan senantiasa memberikan solusi dalam

setiap permasalahan. Kepada keluarga A-2, kak Arini, Kak Bima, Envil, kak

Fadillah, Fine, Haflah, Irdes, bang Madi, bang Jo, kak Naomi, Nurul, kak

Pesta, Aan, Siska dan Tio yang telah mewarnai kehidupan penulis selama

dikampus tercinta ini.

7. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan tesis ini. Penulis menyadari bahwa

tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 31 Maret 2016

(9)

v

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 16

2.1.3 Pemahaman Konsep Awal ... 18

2.1.4 Model Pembelajaran Guided Discovery menggunakan macromedia Flash ... 20

2.1.4.1Tujuan Belajar dalam Model Pembelajaran Guided Discovery ... 23

2.1.4.2Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Guided Discovery ... 23

2.1.4.3Sistem Sosial dalam Pembelajaran Guided Discovery ... 24

2.1.4.4Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Guided Discovery ... 25

2.1.4.5Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Guided Discovery ... 26

2.1.5 Pembelajaran Konvensional ... 27

2.1.6 Penelitian Relevan ... 28

2.2Kerangka Konseptual ... 30

2.2.1 Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi Fisika melalui Pembelajaran Guided Discovery Menggunakan Macromedia Flash lebih baik daripada Pembelajaran Konvensional ... 30

(10)

vi

2.2.3 Interaksi Antara Pembelajaran Guided Discovery dengan Menggunakan Macromedia Flash dengan Pemahaman Konsep Awal dalam Mempengaruhi Kemampuan

Kognitif Tingkat Tinggi ... 32

3.7.2 Validitas Ramalan... 44

3.7.2.1Validitas Tes ... 44

3.7.2.2Reliabilitas Tes... 45

3.7.2.3Tingkat Kesukaran Tes ... 46

3.7.2.4Daya Pembeda Tes ... 46

3.8Teknik Analisis Data ... 47

3.8.1 Menentukan Rata-Rata ... 47

3.8.2 Standar Deviasi atau Simpangan Baku ... 48

3.8.3 Uji Homogenitas ... 49

4.1.2 Analisis Nilai Pemahaman Konsep Awal ... 58

4.1.2.1Uji Normalitas ... 60

(11)

vii

4.1.6 Pengujian Hipotesis ... 66

4.2Pembahasan ... 71

4.2.1 Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi Fisika melalui Pembelajaran Guided Discovery Menggunakan Macromedia Flash lebih baik daripada Pembelajaran Konvensional ... 71

4.2.2 Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi Fisika Antara Siswa yang Memiliki Pemahaman Konsep Awal di Atas Rata-Rata dan Pemahaman Konsep Awal di Bawah Rata-Rata ... 73

4.2.3 Interaksi Antara Pembelajaran Guided Discovery dengan Menggunakan Macromedia Flash dengan Pemahaman Konsep Awal dalam Mempengaruhi Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi ... 75

BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1Kesimpulan ... 78

5.2Kesimpulan dan Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Relevan yang Menggunakan Pembelajaran

Guided Discovery ... 28

Tabel 3.1 Control Group Pretest – Postest Design ... 37

Tabel 3.2 Desain Penelitian (ANAVA 2x2) ... 37

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Instrumen Tes Pemahaman Konsep ... 42

Tabel 3.4 Tabel Spesifikasi Tes Kognitif Tingkat Tinggi Materi Pokok Kalor ... 43

Tabel 3.5 Validitas Instrumen Kognitif Tingkat Tinggi ... 45

Tabel 3.6 Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 51

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.4 Uji- t Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.5 Data Pemahaman Konsep Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.6 Data Pemahaman Konsep Awal di Atas Rata-Rata dan di Bawah Rata-Rata pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Pemahaman Konsep Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.9 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63

Tabel 4.12 Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi Fisika Siswa berdasarkan Pemahaman Konsep Awal ... 64

Tabel 4.13 Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi Fisika Siswa berdasarkan Pemahaman Konsep Awal pada Masing-Masing Kelas ... 65

Tabel 4.14 Hasil ANAVA ... 66

Tabel 4.15 Data Hasil Perhitungan Anava Dua Jalur ... 66

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian ... 41 Gambar 4.1 Interaksi antara Model Pembelajaran dan Pemahaman

(14)

x

Lampiran 5 Tabel Spesifikasi Instrumen Pemahaman Konsep Awal ... 156

Lampiran 6 Tabel Spesifikasi Instrumen Kognitif Tingkat Tinggi ... 160

Lampiran 7 Pedoman Penilaian Tes Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi 168

Lampiran 8 Lembar Validitas Pemahaman Konsep ... 171

Lampiran 9 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar ... 173

Lampiran 10 Tabel Validitas Instrumen Kognitif Tingkat Tinggi ... 175

Lampiran 11 Tabel Reliabilitas Instrumen Kognitif Tingkat Tinggi ... 176

Lampiran 12 Tabel Taraf Kesukaran Instrumen Kognitif Tingkat Tinggi .... 177

Lampiran 13 Tabel Daya Pembeda Instrumen Kognitif Tingkat Tinggi ... 178

Lampiran 14 Rekapitulasi Pemahaman Konsep Awal Kelas Kontrol ... 179

Lampiran 15 Rekapitulasi Pemahaman Konsep Awal Kelas Eksperimen .... 180

Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 181

Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 182

Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Postes Kelas Kontrol ... 183

Lampiran 19 Rekapitulasi Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 184

Lampiran 20 Deskripsi Statistik ... 185

Lampiran 27 Rubrik Penilaian Laporan Praktikum ... 218

Lampiran 28 Laporan Praktikum dan Lembar Jawaban Siswa ... 220

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dimiliki oleh manusia, karena dengan pendidikan manusia akan lebih mampu untuk mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2011:2) mengatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Proses dari serangkaian kegiatan pembelajaran merupakan ruang lingkup dari pendidikan, salah satunya adalah pembelajaran sains. Sains merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian. Fisika merupakan bagian dari sains yang pada hakikatnya sebagai kumpulan pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang biasa disebut produk. Young dan Freedman (2002:1-2) mengatakan bahwa, “fisika adalah salah satu ilmu yang paling dasar dari ilmu pengetahuan. Fisika

(16)

2

diharapkan oleh masyarakat mengharuskan adanya pendidik yang profesional dalam mengelola proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan survei internasional Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi sains siswa Indonesia berada di bawah rata-rata skor Internasional. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia pada tahun pada tahun 2007 berada di peringkat ke 35 dari 49 negara peserta dan pada tahun 2011 berada di peringkat 40 dari 45 negara peserta dengan memperoleh skor 406 masih jauh dari skor internasional yaitu 500. (Martin, Mullis & Stanco, 2012:55).

Keberhasilan pembelajaran dapat ditingkatkan apabila proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efesien dengan tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung serta kecakapan guru dalam mengelola kelas dengan mengggunakan metode, strategi atau model yang tepat. Menurut Rusman (2014:76) “kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti dari penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran”.

(17)

3

Sanjaya (2011:21-32), mengatakan bahwa:

Selama proses pembelajaran guru mempunyai beberapa peran, yaitu: guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Guru sebagai fasilitator berperan dalam memberikan pelayanan. Guru sebagai pengelola mempunyai peran dalam menciptakan iklim belajar. Guru sebagai motivator mempunyai peran sebagai pemberi motivasi. Guru sebagai pembimbing memiliki peran dalam memberikan bantuan kepada siswa. Guru sebagai evaluator berperan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.

Rusman (2014:19) menyatakan bahwa “dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan inovatif”.

Proses pembelajaran fisika selama ini disekolah berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika yang mengajar di kelas X SMA Negeri 3 Langsa diperoleh informasi bahwa hasil belajar fisika siswa secara umum masih tergolong dalam kategori rendah yaitu masih ada siswa yang memperoleh nilai 20 yang sangat jauh dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu di bawah 75. Penyebabnya dapat diindikasikan karena kurangnya persiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran fisika dan juga penyampaian materi dalam pembelajaran fisika masih saja guru yang berperan sebagai pusat pembelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan saja dan masih ada siswa yang berbicara pada saat guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan. Dari hasil wawancara juga diperoleh informasi bahwa pemahaman siswa terhadap konsep fisika masih tergolong rendah.

(18)

4

pembelajaran masih tergolong tradisional sehingga jarang menggunakan media infokus ataupun penggunaan media yang menarik dan interaktif lainnya seperti media bergambar dengan program macromedia flash dan sejenisnya.

Pembelajaran fisika disekolah hanya melalui proses penyampaian informasi. Guru selalu menuntut siswa untuk belajar, tetapi tidak mengajarkan bagaimana siswa seharusnya belajar dan membentuk pemahamannya pada materi pelajaran, pada proses pembelajaran juga kurangnya variasi dan inovasi baik mengenai strategi, media, maupun model.

Guru disekolah hanya menerapkan model kooperatif dan direct instruction (DI) dan belum menerapkan model-model pembelajaran baru salah satunya seperti guided discovery. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat

menimbulkan kebosanan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan mengoptimalkan kemampuan berpikirnya. Kebosanan siswa dalam belajar fisika menyebabkan siswa lebih banyak pasif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Sehingga banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran fisika, akhirnya berpengaruh pada hasil belajar fisika siswa yang rendah.

Keberhasilan proses pembelajaran fisika dapat dilihat dari tingkat pemahaman serta hasil belajar. Pemahaman siswa terhadap konsep fisika merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Di mana semakin tinggi pemahaman serta hasil belajar mengindikasikan bahwa semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

(19)

5

Anderson & Krathwohl (2001:70) mengatakan sebagai berikut:

Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Adapun indikator proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

Guru sangat berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyajikan materi fisika. Dengan memahami materi fisika dengan baik maka hasil belajar fisika pun diharapkan akan lebih baik. Keberhasilan pembelajaran di sekolah juga bergantung dari situasi kegiatan pembelajaran dan siswa itu sendiri dalam mengikuti proses pembelajaran. Arends (2012:327), menyatakan bahwa, “pembelajaran konsep adalah cara guru membantu siswa untuk memperoleh dan

mengembangkan konsep-konsep dasar untuk pembelajaran lebih lanjut”.

Pembelajaran fisika menekankan pada pembelajaran yang memuat kegiatan siswa, sehingga siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, di mana siswa diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Sudjana (2014:22) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui seberapa jauh seseorang dalam menguasai materi pembelajaran.

(20)

6

Proses pembelajaran mendapatkan tempat yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan media pembelajaran, sehingga akan menjadi sarana atau alat dalam proses pembelajaran yang lebih efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran dan efisien dalam alokasi waktu dan tenaga. Namun saat ini belum banyak guru yang membuat media pembelajaran sendiri seperti media berbantuan komputer. Media berbantuan komputer diharapkan dapat dijadikan sebagai media yang efektif untuk sumber belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Arsyad (2007:54-55) menyatakan bahwa “pembelajaran dengan komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan berbagai latihan dikarenakan tersedianya berbagai animasi, ilustrasi grafik, dan warna yang menambah realistis. Komputer dapat mengakomodasikan siswa yang lamban menerima pelajaran karena dapat memberikan iklim yang lebih efektif dan tidak membosankan”.

(21)

7

Upaya lain untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yaitu model pembelajaran yang tepat, salah satu diantaranya adalah dengan model pembelajaran guided discovery. Model pembelajaran guided discovery menggabungkan pembelajaran yang bersifat mendidik dengan pendekatan yang berbasis tugas yang berpusat pada siswa. Penggunaan media belajar program macromedia flash dalam proses pembelajaran guided discovery merupakan sarana yang sangat mendukung serta memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran yang abstrak. Hal ini ditandai dengan memberikan kerangka kerja untuk belajar siswa, tanggung jawab siswa untuk memahami konten yang diperlukan, penyediaan panduan belajar, dan aplikasi untuk masalah eksperimen. Penggunaan macromedia flash dalam model pembelajaran guided discovery juga dapat membantu guru dalam keefektifan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Mayer, (2003:307) mengatakan bahwa “guided discovery merupakan salah satu pembelajaran yang mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dalam belajar dengan menjawab rangkaian pertanyaan atau pemecahan masalah yang dirancang untuk mencapai konsep umum”. Melani (2012:97) menyatakan bahwa, “penerapan metode guided discovery learning mempunyai pengaruh yang signifikan pada hasil belajar fisika dalam domain kognitif”.

(22)

8

(2012:530) menyatakan bahwa, “guided discovery lebih efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa yang diikuti dengan metode demontrasi ketika metode tradisional kurang efektif”.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Akinbobola dan Afolabi (2010:16) menunjukkan bahwa “guided discovery merupakan pembelajaran yang paling efektif dalam memfasilitasi siswa dalam hasil belajar fisika”. Akanbi dan Kolawole (2014:19) menyatakan bahwa “strategi belajar mandiri dan guided

discovery dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa”. Bamiro (2015:1) menyatakan bahwa “siswa yang diajarkan dengan strategi guided discovery dan think-pair-share secara signifikan memperoleh skor rata-rata postes yang tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan strategi ceramah. Penggunaan strategi guided discovery dan think-pair-share berpotensi besar untuk meningkatkan hasil belajar sains”.

Terkait permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang sama yaitu guided discovery namun menggunakan media yaitu macromedia flash dan dipengaruhi oleh pemahaman konsep siswa. Maka, judul dalam penelitian ini adalah “Efek Model Pembelajaran Guided Discovery menggunakan Macromedia Flash dan

Pemahaman Konsep Awal terhadap Kemampuan Kognitif Tingkat Tinggi

(23)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.

2. Pemahaman siswa pada konsep-konsep fisika masih rendah. 3. Siswa kurang termotivasi untuk belajar.

4. Siswa lebih banyak pasif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran. 5. Minat siswa terhadap pelajaran fisika masih rendah.

6. Kurangnya penggunaan media interaktif sebagai alat bantu belajar seperti media bergambar dengan program macromedia flash.

7. Pembelajaran cenderung konvensional.

8. Penggunaan strategi, metode maupun model yang kurang bervariasi. 9. Guru belum menerapkan model pembelajaran guided discovery.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka perlu adanya batasan masalah demi tercapainya tujuan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah guided discovery. 2. Media yang digunakan adalah media bergambar dengan menggunakan

program macromedia flash.

3. Penelitian ini akan meneliti pemahaman konsep siswa 4. Hasil belajar pada domain kognitif tingkat tinggi.

(24)

10

1.4 Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa dengan model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash lebih baik daripada kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa dengan pembelajaran konvensional?

2. Apakah kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di atas rata-rata lebih baik daripada kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di bawah rata-rata?

3. Apakah terdapat interaksi model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash dan pemahaman konsep awal dalam mempengaruhi kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa dengan

model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash dan kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa dengan pembelajaran konvensional.

(25)

11

tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di bawah rata-rata.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash dan pemahaman konsep awal dalam mempengaruhi kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa.

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis: sebagai bahan kajian serta bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut pada peneliti lain.

2. Manfaat praktis a. Bagi Sekolah

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada guru-guru agar memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi Mahasiswa

Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga dapat menjadi bekal di masa depan.

c. Bagi Peneliti

(26)

12

1.7Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan hasil penelitian, maka perlu adanya batasan istilah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash adalah model pembelajaran discovery yang menggunakan program aplikasi macromedia flash yang dalam pelaksanaannya melibatkan bimbingan dari

guru. Adapun tahapan dalam model pembelajaran guided discovery meliputi penyajian motivasi dan masalah, pemilihan aktivitas belajar, pengumpulan data, pengolahan data dan penutup. Penggunaan macromedia flash pada proses pembelajaran disajikan pada tahapan yang kedua yaitu pemilihan aktivitas belajar.

2. Pemahaman konsep awal adalah kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa pada saat belajar materi kalor di SMP. Adapun indikator pemahaman konsep awal meliputi: menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

(27)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Terdapat perbedaan kemampuan kognitif tingkat tinggi yang diajarkan dengan pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash dan pembelajaran konvensional. Kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa dengan model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash lebih baik daripada kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa dengan pembelajaran konvensional.

2. Terdapat perbedaan kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di atas rata-rata dan di bawah rata-rata. Kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep awal di atas rata-rata lebih baik daripada kemampuan kognitif tingkat tinggi fisika siswa yang memiliki pemahaman konsep awal dibawah rata-rata. 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran guided discovery menggunakan

(28)

79

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran guided discovery menggunakan macromedia flash sangat baik untuk diterapkan disekolah karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada domain kognitif tingkat tinggi dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium dan media pembelajaran.

2. Guru sebaiknya dapat menggunakan media interaktif agar dapat mengalokasikan waktu mengajar dengan baik serta dapat meningkatkan minat dan antusias siswa untuk belajar.

3. Pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika perlu diperhatikan agar dapat membantu model pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar dalam domain kognitif tingkat tinggi.

4. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dalam penerapan model guided discovery menggunakan macromedia flash perlu diperhatikan

pembagian anggota kelompok, sebaiknya jangan terlalu banyak karena dapat menyebabkan anggota kelompok tidak bekerja sepenuhnya.

(29)

80 Learning Strategies on Senior Secondary School Students’ Achievement in

Biology. Journal of education and Leadership Development, 6 (1): 19-42.

Akanmu, M. A & Fajemidagba, M. O. 2013. Guided-Discovery Learning Strategy and Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo,

Nigeria. Journal of Education and Practice, 4 (12): 82-90.

Akinbobola, A. O & Afolabi, F. 2010. Contructivist Practices through guided discovery approach: The Effect on Students’ Cognitive Achievement in

Nigerian Senior Secondary School Physics. Eurasian Journal of Physics

and Chemistry Education, 2 (1): 16-25.

Andayani. 2015. Problema dan Aksioma Dalam Metodologi Pembelajaran

Bahasa Indonesia. Jakarta: Deepublish.

Anderson, O. W & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Addison Wesley Longman, Inc.

Arends, R. I. 2012. Learning to Teach. Newyork: McGraw-Hill Companies.

Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Bamiro, A. O. 2015. Effects of Guided Discovery and Think-Pair-Share Strategies

on Secondary School Students’ Achievement in Chemistry. Article SAGE,

Open January-March: 1-7.

Dahar, R. W. 2006. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Hamalik, O. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

(30)

81

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.

Oleyede, O. I. 2010. Comparative Effect of the Guided Discovery and Concept Mapping Teaching Strategies on Sss Students' Chemistry Achievement.

Humanity and Social Sciences Journal, 5 (1): 01-06.

Ismawati, S. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Conseptual Understanding Procedures untuk Meningkatkan Curiosity dan Pemahaman Konsep Siswa.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 10 (1): 22-27.

Jainuri, M. 2012. Analisis Komparasi Hasil Belajar Statistik II Menggunakan

Metode Small Group Disscussion dan Konvensional. Jurnal Pendidikan

“Fokus” STKIP YPM Bangko, 3 (2): 1-14.

Kanginan, M. 2006. Fisika 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Kurniawati, I. D., Wartono & Diantoro, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Integrasi Peer Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,

10 (2014): 36-46.

Layng, Joe. 2013. Understanding Concepts: Implications for Science Teaching.

Mimio: Learning Scince.

Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika

SMK. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Martin, M. O., Mullis, I. V. S. & Stanco. G. M.. 2012. TIMSS 2011 International

Results in Science. Boston College Chestnut Hill: TIMSS & PIRLS International Study Center and Amsterdam: International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA).

Mayer, R. E. 2003. Learning and Instruction. Upper Saddle River: Prentice Hall.

Mayer, R. E. 2004. Should there be a Three-Strikes Rule against Pure Discovery

Learning? The Case for Guided Methods of Instruction. American

Psychological AssociationInc, 59 (1): 14-19.

Melani, R. 2012. Pengaruh Metode Guided Discovery Learning terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar kognitif Biologi Siswa SMA Negeri 7 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012. Unnes Physics Education Journal, 4 (1):

97-105.

Merrienboer, Jeroen J. G Van & Kirschner, P. A. 2013. Ten Steps to Complex

(31)

82

Ngatiqoh, S., Sriyono & Ngazizah, N. 2012. Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Kreativitas Berpikir terhadap Prestasi Belajar Ipa (Fisika) Kelas VIII SMP

Negeri Se-Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Radiasi, 1

(01): 24-27.

Nurachmandani, S. 2009. Fisika SMA Kelas X. Jakarta: Depdiknas.

Ramadhan, A. 2004. Seri Pelajaran Komputer Macromedia Flash MX. Jakarta:

PT Elex Media Komputindo.

Rosida, P & Suprihatin, t. 2011. Pengaruh Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada siswa kelas 2 SMU. proyeksi, 6 (2): 89-102.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Saka, A. Z. 2011. Investigation of Student-Centered Teaching Application of

Physics Student Teacher. Eurasian Journal of Physics and Chemistry

Education, Jan (Special Issue): 51-58.

Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara.

Saniman., Bukit, N & Mariati, P. S. 2015. Efek Model Problem Based Learning

dan Pemahaman Konsep Fisika terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal

Tabularasa PPS Unimed, 12 (2):130-139

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sebayang, S. R & Turnip, B. M. 2015. Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Discovery dan Pemahaman Konsep Awal terhadap Hasil Belajar Fisika

SMA. Jurnal Pendidikan Fisika, 4 (2): 29-34.

Shaleh, A. R. 2009. Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.

Sharma, P. L. 2005. Discovery Teaching and Learning. New Delhi: SARUP &

SONS.

Smitha, V. P. 2012. Inquiry Training Model and Guided Discovery Learning (For

Fostering Critical Thinking and Scientific Attitude) Kozhikode: Vilavath Publication.

Sudjana, N. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Sudjana, N. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

(32)

83

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardjo, M & Komarudin, U. 2010. Landasan Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Press.

Sukino, P. 2015. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Pemahaman Konsep Sejarah terhadap Hasil Belajar Sejarah pada Mahasiswa FIPPS Program Studi

Pendidikan Sejarah IKIP-PGRI Pontianak. Sosial Horizon: Jurnal

Pendidikan Sosial, 2 (1): 57-68.

Suparno, S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Syah, M. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Xiufeng, Liu. 2010. Using and Developing Measurement Instruments in Science

Education: a Rasch Modeling Approach. USA: IAP-Information Age Publishing, Inc.

Young, H. D & Freedman, R. A. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1.

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian ..................................................

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap sistem yang dibangun dilakukan pengujian: (1) imperceptibility dengan menggunakan PSNR dengan ukuran citra dan panjang data berbeda, dan (2) menguji

DS : Faktor resiko keluarga Diabetes Melitus: penyakit jantung, stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat, steroid, diuretic, dilantin, dan fenobarbital

menilai sangat baik. Sebaran responden berdasarkan penilaiannya terhadap tingkat.. 77 kinerja atribut variasi pilihan rasa pada produk susu pasteurisasi Milkfood.

mudah dengan berbagai alternatif transportasi. Namun berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 kondisi jalan cenderung mengalami

Dalam bahasan ini penulis mencoba mengkomparasikan antara beberapa pendapat para pakar yang mengatakan bahwa Islam adalah agama dan negara dengan yang mengatakan Islam merupakan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas

Maka dalam penelitian ini, penulis memberikan solusi dengan adanya sistem otomatis pada pintu air bendungan atau waduk, sehingga ketika kondisi level air pada

Sehingga saya tertarik untuk meneliti Retorika Dakwah K.H.Muchammad Syarif Hidayat karena beliau adalah seorang muballigh yang tidak mempelajari ilmu retorika sepenuhnya