• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan kampanye sosial Kampung Hijau di kawasan padat penduduk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan kampanye sosial Kampung Hijau di kawasan padat penduduk"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

A ng g a m a ha rdika Putra R  Kewarganegaraan : Indonesia

 Hobby : Olah raga, nonton film, baca majalah, photography.

PENDIDIKA N FO RMA L

 1995 – 2001 : SDN. Cijerah VI  2001 – 2004 : SMPN 36 Bandung

 2004 – 2007 : SMA. Pasundan 7 Bandung

 2008 – 2013 : Universitas Komputer Indonesia Bandung

( Program S1 , Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) )

PENG A LA MA N O RG A NISA SI

 2002 – 2003 : Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Angkasa  2004 – 2005 : Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Pasundan 7  2002 – 2003 : Anggota Futsal SMA Pasundan 7

 2004 – 2005 : Pengurus Karang Taruna

 1999 – 2000 : Anggota Pramuka SDN Cijerah VI

KETERA MPILA N KHUSUS

 Mampu mengoperasikan komputer (Corel Draw, Photoshop, Illustrator, Adobe Premiere ) dan aplikasinya

 Komunikatif, dinamis, pekerja keras, dan bermotivasi tinggi  Mampu bekerja di dalam team maupun individu

PENG A LA MA N BEKERJA

(4)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL KAMPUNG HIJAU DI KAWASAN PADAT PENDUDUK

DK 38315 / Tugas Akhir

Semester II / 2012-2013

Oleh :

Angga Mahardika Putra R

51908038

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan

limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang

berjudul “Perancangan Kampanye Sosial Kampung Hijau Di Kawasan Padat

Penduduk . Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi dan

melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Desain

komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dengan

sedalam-dalamnya bahwa isi laporan tugas akhir ini secara ilmiah tentu masih terdapat

banyak kekurangan, hal ini mengingat segala keterbatasaan ilmu pengetahuan dan

kemampuan yang penulis miliki, namun walupun demikian mudah-mudahan

dengan laporan tugas akhir ini dapat memenuhi harapan, khususnya pada Fakultas

Desain Komunikasi Visual.

Akhir kata semoga tugas akhir ini berguna dan ada manfaatnya bagi

penulis dan pembaca pada umunya. Untuk itu penulis mohon maaf sekiranya

terdapat kekurangan dalam laporan Tugas Akhir ini.

Bandung, 30 Juli 2013

(6)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... ii

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 2

I.5 Tujuan Perancangan ... 2

BAB II RUANG TERBUKA HIJAU II.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau ... 3

II.2 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau ... 5

II.3 Tujuan, Manfaat dan Peranan Ruang Terbuka Hijau ... 6

II.3.1Tujuan Ruang Terbuka Hijau ... 6

II.3.2 Peranan Ruang Terbuka Hijau ... 6

II.3.3 Manfaaf Ruang Terbuka Hijau ... 7

II.4 Peran Serta Masyarakat ... 7

II.5 Kampanye ... 9

II.5.1 Jenis-jenis Kampanye... 9

II.5.2 Fungsi Kampanye ... 10

(7)

v

II.5.4 Tahapan Kampanye ... 11

II.6 Analisis Kondisi RTH Permukiman Kota Bandung ... 12

II.7 Target Audience ... 14

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi perancangan ... 15

III.1.1 Strategi Komunikasi ... 15

III.1.1.1 Tujuan Komunikasi ... 16

III.1.2 Strategi Kreatif ... 16

III.2.1 Visual ... ... 17

III.1.3 Strategi media... ...18

III.1.3.1 Media Utama... ... 18

III.1.3.2 Media Pendukung ... ...18

III.1.4 Distribusi Media ... ...19

III.2 Konsep Visual ... ...19

III.2.1 Format Desain ... ...20

III.2.2 Tata letak...20

III.2.3 Tipografi... ... ...21

III.2.4 Logo... ... ...23

III.2.5 Warna... ... ...24

(8)

v

e. Gantungan Kunci ... 30

f. Jam Dinding ... 30

g. Sticker ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(9)

32 DAFTAR PUSTAKA

Buku

- Hakim dan Utomo. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara.

- Rustan, Surianto. 2009. Layout dasar & penerapanya. Jakarta: PT. Gramedia: Putaka Utama.

- Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.

Internet

- Shvoong. 2009. http://shvoong.com/ ruang _terbuka_hijau/ [01 November 2009]

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Ruang terbuka hijau adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang

didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat

tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan

prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas

atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.

Menurut ketentuan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

disebutkan bahwa pengertian RTH adalah area memanjang/jalur dan atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja

ditanam. Dan dalam undang-undang ini disyaratkan luas RTH minimal 30% dari

luas wilayah (negara, provinsi, kota/kabupaten). Namun pada kenyataannya,

hanya kurang lebih 10% hingga 20% dari keseluruhan luas perkotaan yang dapat

dipertahankan sebagai ruang terbuka hijau. Dapat di lihat, bahwa daerah

perkotaan telah menjadi daerah komersil yang setiap jengkalnya dimanfaatkan

untuk usaha dan pembangunan lainnya.

salah satu pengaplikasian ruang terbuka hijau adalah di dalam lingkungan

perumahan khususnya permukiman padat di kota. di Indonesia sendiri,

pemanfaatan lahan di dekitar lingkunagan tempat tinggal masih dianggap belum

maksimal, ketidak maksimalan ini diakibatkan oleh kurangnya pemikiran

masyrakat dalam membangun suatu lingkungan hijau di tempat mereka tinggal

(11)

2 mereka yaitu sebagai tempat usaha. Oleh karena itu di butuhkan sosialisasi yang

dapat membantu serta menginformasikan tentang penting nya pemanfaatan ruang

terbuka hijau di lingkungan masyarakat.

I.2 Identifikasi Masalah

Dengan melihat dan menganalisa permasalahan pada latar belakang

masalah diatas, maka penulis pun merumuskan identifikasi masalah tersebut

sebagai berikut:

a. Kurangnya pemikiran masyarakat untuk menciptakan suatu

lingkungan hijau di tempat mereka tinggal

b. Rumah yang padat membuat jalan dan lahan semakin kecil

c. Kesibukan bekerja membuat masyarakat lebih memilih untuk

beristirahat dalam menggunkan waktu luang

d. Sudah jarang di temukanya lahan di sekitaran pemukiman

penduduk.

e. Banyaknya pemanfaatan lahan oleh masyarakat untuk di jadikan

lahan usaha dan pembangunan lainya.

I.3 Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada indentifikasi masalah, maka masalah

yang akan diteliti difokuskan pada bagaimana perancangan sosialisasi

pemanfaatan ruang terbuka hijau di pemukiman padat penduduk sehingga dapat

membangun kesadaran masyarakat untuk membangun suatu ruang terbuka hijau.

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah akan di batasi pada penyelanggaraan event tentang

pemanfaatan ruang terbuka hijau di pemukiman padat penduduk.

I.5 Tujuan Perancangan

Untuk menanamkan kesadaran masyarakat untuk menjadikan dan

(12)

3

BAB II

RUANG TERBUKA HIJAU

II.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang dan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

disebutkan bahwa pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area

memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat

terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah

maupun yang sengaja ditanam. Dalam UU No. 26 Tahun 2007, secara khusus

mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang

proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas

wilayah kota.

Ruang terbuka hijau kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang di hasilkan oleh

RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan

keindahan wilayah perkotaan tersebut. (Hakim dan Utomo, 2004).

Kondisi fisik dari suatu lingkungan perkotaan terbentuk dari tiga unsur

(dinamis) dasar yaitu pepohonan dan organisme di dalamnya, struktur (kondisi

sosial), dan manusia (Grey, 1996). Gunadi (1995) menjelaskan istilah Ruang

Terbuka (open space), yakni daerah atau tempat terbuka di lingkungan perkotaan. Ruang Terbuka berbeda dengan istilah ruang luar (exterior space), yang ada di sekitar bangunan dan merupakan kebalikan ruang dalam (interior space) di dalam bangunan. Definisi ruang luar, adalah ruang terbuka yang sengaja dirancang

secara khusus untuk kegiatan tertentu, dan digunakan secara intensif, seperti

(13)

4

Sedangkan ‘zona hijau’ bisa berbentuk jalur (path), seperti jalur hijau jalan, tepian air waduk atau danau dan bantaran sungai, bantaran rel kereta api, saluran/jejaring

listrik tegangan tinggi, dan simpul kota (nodes), berupa ruang taman rumah, taman lingkungan, taman kota, taman pemakaman, taman pertanian kota, dan

seterusnya. Zona hijau inilah yang kemudian kita sebut Ruang Terbuka Hijau

(RTH).

Dalam pendefinisian selanjutnya, RTH adalah bagian dari ruang terbuka –

yang merupakan salah satu bagian dari ruang-ruang di suatu kota – yang biasa

menjadi ruang bagi kehidupan manusia dan mahkluk lainnya untuk hidup dan

berkembang secara berkelanjutan. Ruang terbuka dapat dipahami sebagai ruang

atau lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum dibangun di wilayah

perkotaan yang mempunyai nilai untuk keperluan taman dan rekreasi, konservasi

lahan dan sumber daya alam lainnya, atau keperluan sejarah dan keindahan

(Green, 1959). Ruang terbuka hijau merupakan salah satu bentuk dari

kepentingan umum. Penting untuk disediakan di dalam suatu kawasan karena

dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas lingkungan

sekitarnya dan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan tata guna lahan

(14)

5

II.2 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 mengklasifikasikan ruang

terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah sebagai

berikut:

a. Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang

sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon

pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi

relaksasi.

b. Kawasan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi

utama sebagai hutan raya.

c. Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota

yang memanfaatkan ruang terbuka hijau.

d. Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area

lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas.

Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion,

lintasan lari atau lapangan golf.

e. Kawasan Hijau Pemakaman.

f. Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal

produktif, yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang

menghasilkan padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.

g. Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan,

taman di persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.

h. Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan

(15)

6

II.3 Tujuan, Manfaat dan Peranan Ruang Terbuka Hijau

II.3.1 Tujuan Ruang Terbuka Hijau

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan instruksi

Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka

Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan, dengan tujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah,

bersih dan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan

b. Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang

berguna untuk kepentingan masyarakat

II.3.2 Peranan Ruang Terbuka Hijau

Peranan RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai berikut :

a. alat pengukur iklim amplitude (klimatologis). Penghijauan memperkecil

amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi

udara sejuk

b. penyaring udara kotor (protektif). Penghijauan dapat mencegah

terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap kendaraan,

asap buangan industri dan gas beracun lainnya

c. sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat

hidup satwa burung/unggas

d. sebagai penunjang keindahan (estetika). Tanaman ini memiliki bentuk

teksur dan warna yang menarik

e. mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudut

planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu

elemen-elemen (bangunan) yang ada disekelilingnya. Dengan demikian, dapat

(16)

7

II.3.3 Manfaaf Ruang Terbuka Hijau

Adapun manfaat RTH diwilayah perkotaan antara lain sebagai berikut:

a. memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan sebagai

paru-paru kota

b. memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota

c. memberikan hasil produksi berpa kayu, daun, bunga dan buah

d. sebagai tempat hidup satwa dan plasma nutfah

e. sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah.

II.4 Peran Serta Masyarakat

Dasar dari peran serta masyarakat terhadap penataan ruang adalah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 68 tahun 2010 tentang Hak dan

Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan

Ruang.

Dampak dari peran serta masyarakat perumahan terhadap penataan ruang

terbuka hijau dapat ditinjau dari sisi internal dan Sisi eksternal baik secara mikro

(penataan pekarangan rumah tinggal berupa penghijauan pertamanan) maupun

secara makro (usaha penghijauan lingkungan kawasan), berpengaruh terhadap

(17)

8

Dampak Peran Serta Masyarakat Terhadap Keberadaan Ruang Terbuka

Hijau Di Lingkungan Perumahan

No Internal Eksternal

1.

Pemberdayaan masyarakat

perumahan tentang pentingnya

ruang terbuka hijau dalam

menciptakan kondisi lingkungan

yang lebih baik, membawa

dampak sosial budaya yaitu

mengembangkan kesadaran

ruang terbuka hijau secara

swadaya memberikan nilai

kebersamaan sebagai suatu

kegiatan gotong royong antar

warga yang akan mempererat

rasa kesatuan dan persatuan.

Menciptakan kesempatan kerja bagi

petani tanaman dan buah-buahan.

3.

rasa memiliki lingkungan

kawasan akan menjadi dasar

dalam pengembangan

lingkungan menuju ketertiban,

keindahan, keamanan, dan

kenyamanan lingkungan.

Memberikan kesempatan tenaga kerja

sebagai pengumpul bibit tanaman.

4.

Munculnya petani tanaman produktif

yang dapat memetik hasil setelah pohon

yang ditanam berbuah.

Tabel II.1Dampak Peran Serta Masyarakat Terhadap Keberadaan Ruang Terbuka Hijau

(18)

9

II.5 Kampanye

Menurut Roger Storey dalam (Venus ,2004:7) Kampanye ialah

serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan mendapatkan

efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan

pada kurun waktu tertentu.

Sedangkan menurut Charles U. Larson dalam (Venus ,2004:11),

Kampanye dibedakan menjadi beberapa kategori, salah satu diantaranya ialah

ideologically oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada tujuan – tujuan yang bersifat khusus, dan seringkali berdimensi perubahan sosial, karena

itu kampanye jenis ini sering disebut sebagai change campaigns, yaitu kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah – masalah sosial perubahan sikap dan

perilaku publik yang terkait.

Menurut Pfau dan Parrot dalam (Venus, 2004:10), apapun ragam dan

tujuannya, komunikasi dalam kampanye harus dapat menciptakan upaya

perubahan yang selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavioral). Maka dari itu komunikasi pesan kampanye ini diharapkan dapat memberikan efek menggugah kesadaran dan perhatian warga

negara untuk lebih mengetahui dan memahami.

II.5.1 Jenis – jenis Kampanye

Dari uraian diatas, maka kampanye dapat dibedakan menurut jenisnya

menjadi empat macam yaitu (Venus, 2004:12):

a. Kampanye Sosial

Adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan

pesan – pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan

dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah

untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala – gejala

(19)

10

b. Kampanye Bisik

Yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan

atau mengadakan aksi secara serentak dengan jalan menyiarkan

kabar angin

c. Kampanye Promosi

Adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka

promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan

sebagainya.

d. Kampanye Politik

Yaitu kampanye yang menyampaikan pesan – pesan kepada

masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi tentang apa

dan bagaimana suatu partai, program maupun visinya. Dengan

demikian masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dari

partai tersebut untuk menentukan dipilih atau tidak.

II.5.2 Fungsi Kampanye

Adapun fungsi kampanye sendiri adalah untuk menyampaikan suatu

pesan yang berisi tentang ajaran kepada masyarakat atau mempengaruhi

masyarakat agar dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa yang akan

dikomunikasikan, berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

unsur–unsur yang terkait pada suatu kampanye adalah:

a. Adanya suatu aksi, dalam hal ini yang dimaksud adalah

demonstrasi yang dilakukan secara serentak untuk menuntut apa

yang mereka inginkan kepada pihak yang bersangkutan.

b. Pesan dalam suatu kampanye. Pesan adalah hal yang sangat erat

kaitannya karena apabila pesan yang disampaikan tidak jelas atau

tidak sampai pada khalayak sasaran, maka kampanye tersebut

(20)

11

c. Unsur persaingan dalam suatu perebutan kedudukan maka

dilakukan kampanye yang bertujuan agar mereka terpilih dalam

massa serta mendapatkan kedudukan yang diinginkan.

d. Promosi merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam

kampanye karena promosi merupakan bagian dari kampanye,

seperti dalam penjualan suatu produk atau produk iklan (Ruslan,

2008)

II.5.3 Kampanye Sosial

Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye yang

mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial

kemasyarakatan, dan bersifal non kamersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah

untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang

terjadi.

Kriteria penentuan kampanye pelayanan masyarakat adalah:

a. Non komersil.

b. Tidak bersifat keagamaan.

c. Tidak bermuatan politik.

d. Berwawasan nasional.

e. Diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat.

f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.

g. Dapat di iklankan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kampanye

diartikan sebagai gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan

aksi,mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain (Lukman; 1996: 437).

II.5.4 Tahapan Kampanye

Dalam perencanaan penyampaian pesan, kampanye ini memiliki tiga

(21)

12

- Tahap Persuasi : Pada tahapan ini bertujuan untuk mengajak

dan mempengaruhi pola pikir target audiens, sehingga mau

menerima dan mengikuti apa yang di sampaikan dalam

kampanye ini.

- Tahap Informasi : Pada tahapan ini masyarakat diajak untuk

paham dan mengerti pemanfaatan ruang terbuka hijau di

lingkungan mereka.

- Tahap Reminding : Pada tahap terakhir ini diharapkan masyarkat yang menjadi audiens dari kampanye ini, mampu

mengingat pesan – pesan yang terkandung di dalam, dengan

tujuan mampu merubah pola kebiasaan lama menjadi pola

kebiasaan yang telah di kampanyekan.

II.6 Analisis Kondisi RTH Permukiman Kota Bandung

Masyarakat Bandung saat ini khususnya masyarakat yang tinggal di

pemukiman padat, tidak begitu peduli dengan lingkungan dimana mereka tinggal.

Itu terlihat dari apa yang mereka prioritaskan antara memanfaatkan lahan sebagai

bagunan daripada memanfaat kan lahan sebagai ruang terbuka hijau. Kebanyakan

dari masyarakat tidak sadar akan pentingnya pemanfaatan ruang terbuka hijau di

sekitar tempat mereka tinggal.

Gambar II.1Pemanfaatan lahan sebagai tempat usaha

(22)

13

Meningkatnya kawasan terbangun dalam perkembangan kawasan

perkotaan yang berimplikasi pada menurunnya ketersediaan ruang terbuka hijau

merupakan sebuah kondisi yang sulit dihindari. Fenomena tersebut salah satunya

disebabkan ruang terbuka hijau sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak

ekonomis.

Gambar II.2Kondisi gang yang tidak di manfaatkan secara maksimal

(sumber: Dokumen pribadi)

kampanye ialah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan

tujuan mendapatkan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan

secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.dan kampanye memiliki fungsi

untuk menyampaikan suatu pesan yang berisi tentang ajaran kepada masyarakat

atau mempengaruhi masyarakat agar dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa

yang akan dikomunikasikan.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu media yang berisi suatu gerakan yang

dapat memberikan informasi supaya masyarakat dapat mengerti akan pentingnya

pemanfaatan ruang terbuka hijau di sekitar tempat tinggal mereka .dan media

yang dapat membantu dalam penyampaian informasi tersebut adalah kampanye.

(23)

14

II.7 Target Audience

• Demografis

- Jenis kelamin : Laki-laki dan Wanita

- Usia : 17 sampai 45 tahun

- Status : Pelajar/mahasiwa, pegawai dan ibu rumah

tangga

• Psikografis

- Masyarakat yang terlalu sibuk dengan pekerjaanya

- Masyarakat yang tidak tertid dalam menjaga lingkunganya

- Masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkuangn tempat

tinggalnya

• Geografis

- Permukiman padat penduduk di kawasan kota Bandung

• Target utama

Adalah remaja, karena remaja memiliki waktu yang banyak dan

memiliki semangat yang besar sebagai generasi penerus.

• Target kedua

Adalah orang tua daripada anak-anak itu sendiri, mereka berperan

sebagai penasehat dan yang mengatur perencanaan segala tindakan

(24)

15

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Untuk memberitahukan masyarakat tentang penting nya ruang terbuka

hijau di sekitar tempat tinggal mereka khususnya di daerah pemukiman padat

penduduk, dibutuhkan suatu komunikasi yang dapat menyampaikan pesan yang

dapat diterima dan mudah dimengerti oleh target sasaran komunikasi. Dalam hal

ini penulis memberikan sebuah solusi berupa kampanye sosial.

III.1.1 Strategi Komunikasi

Suatu pesan dapat sampai dengan jelas dan dimengerti oleh penerima

pesan adalah keberhasilan suatu komunikasi. Dalam kampanye sosial

“KAMPUNG HIJAU” diperlukan suatu strategi agar pesan yang disampaikan

kampanye ini bisa diterima dan dimengerti oleh masyarakat dan dibagi menjadi 3

tahap penyampaian pesan diantaranya:

1. Tahap Informasi

Pada tahap ini bertujuan untuk memberikan informasi secara

rinci dan jelas tentang ruang terbuka hijau dan digunakanlah

ilustrasi visual dalam tahap ini berupa gambaran nyata keadaan

ruang terbuka hijau di kawasan padat penduduk agar dapat

mengetahui keadaan sebenarnya.

2. Tahap Persuasif

Pada tahap ini digunakan visual berupa pohon dan tanaman.

visual ini digunakan bertujuan untuk mengajak masyarakat

untuk dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau di sekitar

tempat mereka tinggal dengan cara menanam tanaman di pot

(25)

16

3. Tahap Remainding

Pada tahap ini visual yang digunakan berupa logo dari

kampanye itu sendiri dengan tujuan bila melihat logo dari

kampanye itu masyarakat ingat kampanye “KAMPUNG

HIJAU”.

III.1.1.1 Tujuan Komunikasi

Kampanye “KAMPUNG HIJAU” bertujuan untuk membujuk,

mempengaruhi dan mengubah prilaku masyarakat tentang pentingnya

pemanfaatan ruang terbuka hijau di lingkuangan tempat tinggal mereka dan

menjadikan lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih asri.

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi Kampanye Sosial “KAMPUNG HIJAU” bersifat persuasif.

Strategi ini bertujuan untuk mengajak dan meningkatkan kesadaran masyarakat di

permukiman padat untuk dapat merubah prilaku mengenai pemanfaatan lahan di

sekitar tempat tinggal mereka agar menjadikan lingkungan yang hijau dan

memiliki hasil yang positif untuk kepentingan mereka sendiri. Selain persuasif,

strategi yang lain adalah dengan cara komunikasi dua arah yaitu dengan

berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam hal ini menggunakan strategi

berupa event tahunan. Yang di harapkan dapat menarik masyarakat untuk terjun

secara langsung.

1. Pembuatan Tagline

Konsep pembuatan tagline didasarkan pada tema kampanye yaitu

kampung hijau. Maka tagline nya adalah “kampung hijau, kampung masa depan ku” yang berarti bahwa suatu kampung yang hijau dalam hal ini

adalah pemukiman padat penduduk akan menjadi suatu kampung masa

depan untuk mereka yang menjadikan temapt tinggal mereka sebagai

kampung hijau.

(26)

17

Event yang di beri nama “Liga Kampung Hijau” adalah sebuah event yang bertujuan untuk mengajak masyarakat atau penduduk yang

berada di kawasan pemukiman padat penduduk secara langsung turun

dalam kegiatan untuk menjadikan suatu kondisi tempat tinggalyang hijau

dalam segi estetika dan sehat dalm segi fungsi.

Event ini diadakan di wilayah Bandung dengan mengikut sertakan seluruh kelurahan yang berada di lingkungan padat penduduk. Event

berlangsung selama 6 bulan, dan penilaian di mulai sejak event di mulai. Mengapa disebut sebagai liga kampung hijau, karena masyarakat kita

sangat antusias dan semangat dengan olah raga sepak bola oleh karena itu

di harapkan event yang akan di selenggarakan tiap tahunya dapat

memancing antusiasme dan semangat masyarakat.

III.1.2.1 Visual

Pendekatan visual atau cara penyampaian pesan kampanye kepada target

sasaran ini akan menggunakan bahasa visual yang mudah di mengerti dengan teks

yang mudah di baca dan di pahami disesuaikan dengan target sasaran kampanye.

Warna

warna yang di gunakan di sesuaikan dengan tema dan konsep yaitu

ruang terbuka hijau, menggunakan warna – warna alam dan

memiliki kesan tidak monoton.

Tipografi

Kesan tipografi yang di gunakan memiliki nilai keterbacaan yang

jelas, sederhana dan tidak kaku.

Lay Out

Menggunakan susunan yang sederhana dengan mempertimbangkan

kenyamanan yang dapat berkaitan satu sama lainya agar pesan dan

(27)

18

III.1.3 Strategi Media

Media merupakan sarana penyampaian kampanye. Maka media yang

digunakan harus tepat guna dan sasaran target. Startegi yang digunakan dalam

penyampaian media informasi menggunakan media-media cetak.

III.1.3.1 Media Utama

a. Poster

Poster menjadi media utama menyampaikan pesan yang akan

disampaikan karena poster adalah media konvensional yang sering

dijumpai dan dapat bersinggungan langsungdengan masyarakat.

III.1.3.2 Media Pendukung

a. Gantungan Pot

Merupakan identitas bagi para peserta yang mengikuti event. Media ini

di tempatkan di depan rumah dengan cara di gantung.

b. Gantungan Kunci

Media ini di gunakan sebagai pengingat, karena fungsi dari gantungan

kunci ini sangat fleksibel dan dapat dengan mudah di lihat.

c. Spanduk

Spanduk terdiri dari dua macam yaitu spanduk event dan umun,

spanduk event di gunakan sebagai media penyampai pesan di simpan di

persimpangan jalan sekitaran permukiman padat. Dan spanduk umun

adalah sebagai identitas bagi perkampungan yang ikut serta dalam

event.

d. Jam

Jam sebagai media pengingat dan merchandise, dimana jam sangat

membantu dalam mengingat, dikarenakan jam selalu di lihat setiap

harinya.

e. Flyer

Flyer sebagai media penyampai pesan dan merchandise, setelah flyer

tidak di gunakan di bagian belakang flyer terdapat ruang untuk

(28)

19

f. Stiker

Stiker di gunakan sebagai identitas bagi rumah yang sudah

berpartisipasi dalam event.

III.1.4 Distribusi Media

Tabel: III.1. Tabel distribusi media

III.2 Konsep Visual

Menggunakan konsep visual yang persuasif yang di sesuaikan dengan

khalayak sasaran. Dengan media fotografi akan menjadi pelengkap tulisan untuk

menambah data informatif tentang tujuan kampanye. Dan konsep visual meliputi:

1. Format desain

2. Tata letak

3. Tipografi

4. Logo

(29)

20

III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan dalam kampanye kampung hijau adalah

dengan menggunakan media utama berupa poster event, yang berisi informasi

mengenai event liga kampung hijau dan poster mengenai pemanfaatan barang

bekas yang dapat digunakan sebagai tempat media tanam dan tanaman.

Gambar: III.1 Format desain poster

III.2.2 Tata letak

Penyusunan dalam penempatan unsur-unsur desain memakai pola simetris

dengan memperhatikan keseimbangan layout dan prinsip-prinsip desain layout

digunakan pada setiap media kampanye yaitu potrait. Keterkaitan pada setiap

media perancangan desain yang digunakan pada setiap media kampanye ini

(30)

21

Gambar: III.2 Layout 1

Gambar: III.3 Layout 2

III.2.3 Tipografi

Tipografi yang digunakan dalam media ini mempunyai kesan tegas dan

jelas, dimana tipografi dalam media ini berfungsi sebagai pengantar pesan dalam

media dimana tingkat keterbacaan sangat penting. Berikut ini beberapa contoh

tipografi yang digunakan dalam media:

a. Jenis huruf Trump Town Pro ini dipakai karena tingkat keterbacaan

(31)

22

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr

Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

b. Jenis huruf Century Gothic ini dipakai karena mudah untuk di baca dan

memiliki kesan serius dan tegas

Aa Bb C c Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn

O o Pp Q q Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1234567890

Gambar: III.4 Contoh penerapan tipografi

(32)

23

Kampanye dan event memiliki logo yang berbeda. Berikut adalah

penjelasanya:

1. Logo kampung Hijau terdiri dari logo gram dan logo type. Dimana

merupakan representasi dari judul kampanye itu sendiri.

Gambar: III.5 Logo kampanye Kampung Hijau

Penjelasan logo:

- Logo gram diambil dari beberapa elemen yaitu daun ayng

mewakilkan hijau, rumah sebagai kampung dan gedung sate berarti

kota Bandung.

- Logo type menggunakan James Fajardo karena dengan adanya

coretan dari setiap huruf terlihat lebih alami.

2. Logo Liga kampung Hijau merupakan logo type, adalah logo untuk

(33)

24

Gambar: III.6 Logo Liga Kampung Hijau

III.2.5 Warna

Warna yang digunakan pada perancangan kampanye sosial ini adalah

warna alam, maka yang digunakan adalah warna yang segar.

(34)

25

Berikut adalah psikologi warna yang di gunakan dalam media :

- Hijau : warna ini melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan

kekerasan hati. Mempunyai kepribadian keras dan berkuasa. Warna ini

memiliki sifat : meningkatkan rasa bangga, perasaan lebih superior dari yang

lain.

- Coklat : memberikan kesan hangat dan nyaman. Selain itu coklat juga

memberikan kesan sophisticcated karena dekat dengan warna emas. Dan bersifat: tanah/bumi, realibility, comfort, daya tahan, kestabilan dan keanggunan

- Biru : warna yang tenang dan bersifat penyendiri,kepercayaan,

keamanan, kebersihan, menyejukan dan damai

- Putih : warna suci dan bersih, natural, kosong, netral dan memiliki awal

(35)

26 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Pra Produksi

Untuk mencapai tujuan, kampanye ini harus memperhatikan dari segala

aspek, mulai dari konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis

produksi. Dalam produksi, semua media dipertimbangkan supaya dapat

menciptakan efektivitas untuk menyampaikan pesan. Setiap media memiliki

karakteristik dan fungsi yang berbeda, serta penempatan media yang berbeda juga.

Sebelum masuk tahap produksi tahapan yang dilalui dalam membuat

media kampanye ini adalah:

a. Sketsa

Pembuatan sketsa bertujuan untuk mengetahui visual mana yang akan

di ambil.

b. Pengolahan visual

Pengolahan visual meliputi hasil foto dimasukan ke dalam proses

digital menggunakan software Adobe Photoshop meliputi koreksi warna dan editing teks.

c. Teknis produksi

Setelah proses editing selesai kemudian masuk ke proses produksi atau

cetak.

IV.2 Teknis Produksi

Berikut adalah media beserta proses produksinya :

a. Poster

Media poster dipilih pada kampanye ini karena media ini

berpotensi terbaca oleh setiap orang yang melewati daerah penempelan

(36)

27 permukiman padat penduduk. Alasan lain pemilihan media poster

adalah karena harganya yang cukup murah.

Poster Event

Pada poster event menggunakan ilustrasi dengan konsep hijau di

tambahkan foto perbandingan antara kampung yang hijau dan yang

tidak hijau sebagai pemikat dan memancing rasa peduli terhadap

lingkungan tempat tinggal. Ditambahkan tagline, headline, content,

dan sponsor.

Gambar IV.1 Poster Event

Ukuran : A3 (29,7 x 47 cm)

Material : Art Paper 150 gram

Teknis Produksi : Cetak Offset

Poster Kampanye

Pada poster Kampanye menggunakan foto digunakan sebagai

poster yang mengisnpirasi. Tujuanya adalah agar masyarakat tidak

berfikir untuk menjadi hiau itu tidaklah mahal. Menggunakan objek

(37)

28 Gambar IV.2 Poster Kampanye

Ukuran : A3 (29,7 x 47 cm)

Material : Art Paper 150 gram

Teknis Produksi : Cetak Offset

b. Spanduk

Media ini dapat ditempatkan dimana saja dan dapat

memberikan informasi. Biasanya media ini ditempatkan pada tempat

yang strategis.

Gambar IV.3 Spanduk

Ukuran : 400cm x 100cm

Material : Flexy Vinyl

(38)

29 c. Flyer

Media flayer dipilih karena media ini dapat langsung diterima

oleh masyarakat karena media ini dibagikan secara langsung kepada

masyarakat. Flyer memiliki fungsi lain yaitu sebagai figura foto.

Sehingga tidak akan terbuang sia-sia.

Gambar IV.4 Flyer

Ukuran : 40cm x 20cm

Material : Art Papper 310gr

Teknis Produksi : Cetak Offset

d. Gantungan Pot

Media ini di gunakan sebagai identitas. Untuk masyarakat yang

mengikuti event kampung hijau. Desain mengadopsi dari pot tanaman.

Gambar IV.5 Gantungan Pot

Material : Mdf

(39)

30 e. Gantungan Kunci

Media ini di gunakan sebagai merchandise. Menggunakan

bentuk pot.

Gambar IV.6 Gantungan Kunci

Material : Mdf

Teknis Produksi : Grafir dan Cutting

f. Jam Dinding

Media ini di gunakan sebagai pengingat, karea jam hampir

setiap waktunya dilahat.

Gambar IV.7 Jam Dinding

Ukuran : 13,5cm x 13,5cm

Material : Art Papper 310gr

(40)

31 g. Stiker

Media ini di gunakan sebagai identitas bagi masyarakat yang

telah berpartisipasi di dalam event.

Gambar IV.8 Stiker

Ukuran : 11cm x 10cm

Gambar

Tabel II.1 Dampak Peran Serta Masyarakat Terhadap Keberadaan Ruang Terbuka Hijau
Gambar II.1 Pemanfaatan lahan sebagai tempat usaha
Gambar II.2 Kondisi gang yang tidak di manfaatkan secara maksimal
Tabel: III.1. Tabel distribusi media
+7

Referensi

Dokumen terkait

Narasumber lainnya terkait pemberitaan Kemenristek antara lain Kepala Pemberitaan Kemenristek Munawir Razak terkait isu Kerjasama Iptek RI dan Belarusia dan Staf Ahli Menteri

Namun penulis ingin menganalisa dan menghitung perpindahan panas yang terjadi dalam ketel uap pipa air (water tube boiler) dengan data kapasitas uap boiler yang

dekatan aljabar max-plus dalam sistem even diskrit dinamik adalah karena plus dapat menangani dengan mudah proses sinkronisasi (Braker, 1990). Pendekatan dengan aljabar

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah (1) bagi guru maupun siswa supaya lebih teliti dalam menggunakan program kuis interaktif tipe fill in the

[r]

Akan tetapi, yang menjadi persoalan dalam ritual setiap tarekat yang ada adalah bahwa hampir mayoritas ritual tarekat mencitrakan Tuhan dalam bentuk atau citra laki-laki dan

Penelitian studi kasus ini menggunakan desain penelitian deskriptif bertujuan untuk melakukan penerapan intervensi manajemen halusinasi terhadap tingkat agitasi pada

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa tingkat higiene pada aspek pengadaan dan pengelolaan bahan baku dangke masih rendah; tingkat higiene aspek proses