A ng g a m a ha rdika Putra R Kewarganegaraan : Indonesia
Hobby : Olah raga, nonton film, baca majalah, photography.
PENDIDIKA N FO RMA L
1995 – 2001 : SDN. Cijerah VI 2001 – 2004 : SMPN 36 Bandung
2004 – 2007 : SMA. Pasundan 7 Bandung
2008 – 2013 : Universitas Komputer Indonesia Bandung
( Program S1 , Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) )
PENG A LA MA N O RG A NISA SI
2002 – 2003 : Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Angkasa 2004 – 2005 : Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Pasundan 7 2002 – 2003 : Anggota Futsal SMA Pasundan 7
2004 – 2005 : Pengurus Karang Taruna
1999 – 2000 : Anggota Pramuka SDN Cijerah VI
KETERA MPILA N KHUSUS
Mampu mengoperasikan komputer (Corel Draw, Photoshop, Illustrator, Adobe Premiere ) dan aplikasinya
Komunikatif, dinamis, pekerja keras, dan bermotivasi tinggi Mampu bekerja di dalam team maupun individu
PENG A LA MA N BEKERJA
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL KAMPUNG HIJAU DI KAWASAN PADAT PENDUDUK
DK 38315 / Tugas Akhir
Semester II / 2012-2013
Oleh :
Angga Mahardika Putra R
51908038
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan
limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang
berjudul “Perancangan Kampanye Sosial Kampung Hijau Di Kawasan Padat
Penduduk . Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Desain
komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dengan
sedalam-dalamnya bahwa isi laporan tugas akhir ini secara ilmiah tentu masih terdapat
banyak kekurangan, hal ini mengingat segala keterbatasaan ilmu pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki, namun walupun demikian mudah-mudahan
dengan laporan tugas akhir ini dapat memenuhi harapan, khususnya pada Fakultas
Desain Komunikasi Visual.
Akhir kata semoga tugas akhir ini berguna dan ada manfaatnya bagi
penulis dan pembaca pada umunya. Untuk itu penulis mohon maaf sekiranya
terdapat kekurangan dalam laporan Tugas Akhir ini.
Bandung, 30 Juli 2013
v DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... ii
I.2 Identifikasi Masalah ... 2
I.3 Rumusan Masalah ... 2
I.4 Batasan Masalah ... 2
I.5 Tujuan Perancangan ... 2
BAB II RUANG TERBUKA HIJAU II.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau ... 3
II.2 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau ... 5
II.3 Tujuan, Manfaat dan Peranan Ruang Terbuka Hijau ... 6
II.3.1Tujuan Ruang Terbuka Hijau ... 6
II.3.2 Peranan Ruang Terbuka Hijau ... 6
II.3.3 Manfaaf Ruang Terbuka Hijau ... 7
II.4 Peran Serta Masyarakat ... 7
II.5 Kampanye ... 9
II.5.1 Jenis-jenis Kampanye... 9
II.5.2 Fungsi Kampanye ... 10
v
II.5.4 Tahapan Kampanye ... 11
II.6 Analisis Kondisi RTH Permukiman Kota Bandung ... 12
II.7 Target Audience ... 14
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi perancangan ... 15
III.1.1 Strategi Komunikasi ... 15
III.1.1.1 Tujuan Komunikasi ... 16
III.1.2 Strategi Kreatif ... 16
III.2.1 Visual ... ... 17
III.1.3 Strategi media... ...18
III.1.3.1 Media Utama... ... 18
III.1.3.2 Media Pendukung ... ...18
III.1.4 Distribusi Media ... ...19
III.2 Konsep Visual ... ...19
III.2.1 Format Desain ... ...20
III.2.2 Tata letak...20
III.2.3 Tipografi... ... ...21
III.2.4 Logo... ... ...23
III.2.5 Warna... ... ...24
v
e. Gantungan Kunci ... 30
f. Jam Dinding ... 30
g. Sticker ... 31
DAFTAR PUSTAKA ... 32
32 DAFTAR PUSTAKA
Buku
- Hakim dan Utomo. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara.
- Rustan, Surianto. 2009. Layout dasar & penerapanya. Jakarta: PT. Gramedia: Putaka Utama.
- Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.
Internet
- Shvoong. 2009. http://shvoong.com/ ruang _terbuka_hijau/ [01 November 2009]
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Ruang terbuka hijau adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang
didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat
tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan
prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas
atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.
Menurut ketentuan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan
disebutkan bahwa pengertian RTH adalah area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam. Dan dalam undang-undang ini disyaratkan luas RTH minimal 30% dari
luas wilayah (negara, provinsi, kota/kabupaten). Namun pada kenyataannya,
hanya kurang lebih 10% hingga 20% dari keseluruhan luas perkotaan yang dapat
dipertahankan sebagai ruang terbuka hijau. Dapat di lihat, bahwa daerah
perkotaan telah menjadi daerah komersil yang setiap jengkalnya dimanfaatkan
untuk usaha dan pembangunan lainnya.
salah satu pengaplikasian ruang terbuka hijau adalah di dalam lingkungan
perumahan khususnya permukiman padat di kota. di Indonesia sendiri,
pemanfaatan lahan di dekitar lingkunagan tempat tinggal masih dianggap belum
maksimal, ketidak maksimalan ini diakibatkan oleh kurangnya pemikiran
masyrakat dalam membangun suatu lingkungan hijau di tempat mereka tinggal
2 mereka yaitu sebagai tempat usaha. Oleh karena itu di butuhkan sosialisasi yang
dapat membantu serta menginformasikan tentang penting nya pemanfaatan ruang
terbuka hijau di lingkungan masyarakat.
I.2 Identifikasi Masalah
Dengan melihat dan menganalisa permasalahan pada latar belakang
masalah diatas, maka penulis pun merumuskan identifikasi masalah tersebut
sebagai berikut:
a. Kurangnya pemikiran masyarakat untuk menciptakan suatu
lingkungan hijau di tempat mereka tinggal
b. Rumah yang padat membuat jalan dan lahan semakin kecil
c. Kesibukan bekerja membuat masyarakat lebih memilih untuk
beristirahat dalam menggunkan waktu luang
d. Sudah jarang di temukanya lahan di sekitaran pemukiman
penduduk.
e. Banyaknya pemanfaatan lahan oleh masyarakat untuk di jadikan
lahan usaha dan pembangunan lainya.
I.3 Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada indentifikasi masalah, maka masalah
yang akan diteliti difokuskan pada bagaimana perancangan sosialisasi
pemanfaatan ruang terbuka hijau di pemukiman padat penduduk sehingga dapat
membangun kesadaran masyarakat untuk membangun suatu ruang terbuka hijau.
I.4 Batasan Masalah
Batasan masalah akan di batasi pada penyelanggaraan event tentang
pemanfaatan ruang terbuka hijau di pemukiman padat penduduk.
I.5 Tujuan Perancangan
Untuk menanamkan kesadaran masyarakat untuk menjadikan dan
3
BAB II
RUANG TERBUKA HIJAU
II.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan
disebutkan bahwa pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area
memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam. Dalam UU No. 26 Tahun 2007, secara khusus
mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang
proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas
wilayah kota.
Ruang terbuka hijau kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang di hasilkan oleh
RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan
keindahan wilayah perkotaan tersebut. (Hakim dan Utomo, 2004).
Kondisi fisik dari suatu lingkungan perkotaan terbentuk dari tiga unsur
(dinamis) dasar yaitu pepohonan dan organisme di dalamnya, struktur (kondisi
sosial), dan manusia (Grey, 1996). Gunadi (1995) menjelaskan istilah Ruang
Terbuka (open space), yakni daerah atau tempat terbuka di lingkungan perkotaan. Ruang Terbuka berbeda dengan istilah ruang luar (exterior space), yang ada di sekitar bangunan dan merupakan kebalikan ruang dalam (interior space) di dalam bangunan. Definisi ruang luar, adalah ruang terbuka yang sengaja dirancang
secara khusus untuk kegiatan tertentu, dan digunakan secara intensif, seperti
4
Sedangkan ‘zona hijau’ bisa berbentuk jalur (path), seperti jalur hijau jalan, tepian air waduk atau danau dan bantaran sungai, bantaran rel kereta api, saluran/jejaring
listrik tegangan tinggi, dan simpul kota (nodes), berupa ruang taman rumah, taman lingkungan, taman kota, taman pemakaman, taman pertanian kota, dan
seterusnya. Zona hijau inilah yang kemudian kita sebut Ruang Terbuka Hijau
(RTH).
Dalam pendefinisian selanjutnya, RTH adalah bagian dari ruang terbuka –
yang merupakan salah satu bagian dari ruang-ruang di suatu kota – yang biasa
menjadi ruang bagi kehidupan manusia dan mahkluk lainnya untuk hidup dan
berkembang secara berkelanjutan. Ruang terbuka dapat dipahami sebagai ruang
atau lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum dibangun di wilayah
perkotaan yang mempunyai nilai untuk keperluan taman dan rekreasi, konservasi
lahan dan sumber daya alam lainnya, atau keperluan sejarah dan keindahan
(Green, 1959). Ruang terbuka hijau merupakan salah satu bentuk dari
kepentingan umum. Penting untuk disediakan di dalam suatu kawasan karena
dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas lingkungan
sekitarnya dan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan tata guna lahan
5
II.2 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 mengklasifikasikan ruang
terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah sebagai
berikut:
a. Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang
sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon
pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi
relaksasi.
b. Kawasan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi
utama sebagai hutan raya.
c. Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota
yang memanfaatkan ruang terbuka hijau.
d. Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area
lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas.
Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion,
lintasan lari atau lapangan golf.
e. Kawasan Hijau Pemakaman.
f. Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal
produktif, yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang
menghasilkan padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.
g. Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan,
taman di persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.
h. Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan
6
II.3 Tujuan, Manfaat dan Peranan Ruang Terbuka Hijau
II.3.1 Tujuan Ruang Terbuka Hijau
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan, dengan tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah,
bersih dan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan
b. Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang
berguna untuk kepentingan masyarakat
II.3.2 Peranan Ruang Terbuka Hijau
Peranan RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai berikut :
a. alat pengukur iklim amplitude (klimatologis). Penghijauan memperkecil
amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi
udara sejuk
b. penyaring udara kotor (protektif). Penghijauan dapat mencegah
terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap kendaraan,
asap buangan industri dan gas beracun lainnya
c. sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat
hidup satwa burung/unggas
d. sebagai penunjang keindahan (estetika). Tanaman ini memiliki bentuk
teksur dan warna yang menarik
e. mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudut
planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu
elemen-elemen (bangunan) yang ada disekelilingnya. Dengan demikian, dapat
7
II.3.3 Manfaaf Ruang Terbuka Hijau
Adapun manfaat RTH diwilayah perkotaan antara lain sebagai berikut:
a. memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan sebagai
paru-paru kota
b. memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota
c. memberikan hasil produksi berpa kayu, daun, bunga dan buah
d. sebagai tempat hidup satwa dan plasma nutfah
e. sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah.
II.4 Peran Serta Masyarakat
Dasar dari peran serta masyarakat terhadap penataan ruang adalah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 68 tahun 2010 tentang Hak dan
Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang.
Dampak dari peran serta masyarakat perumahan terhadap penataan ruang
terbuka hijau dapat ditinjau dari sisi internal dan Sisi eksternal baik secara mikro
(penataan pekarangan rumah tinggal berupa penghijauan pertamanan) maupun
secara makro (usaha penghijauan lingkungan kawasan), berpengaruh terhadap
8
Dampak Peran Serta Masyarakat Terhadap Keberadaan Ruang Terbuka
Hijau Di Lingkungan Perumahan
No Internal Eksternal
1.
Pemberdayaan masyarakat
perumahan tentang pentingnya
ruang terbuka hijau dalam
menciptakan kondisi lingkungan
yang lebih baik, membawa
dampak sosial budaya yaitu
mengembangkan kesadaran
ruang terbuka hijau secara
swadaya memberikan nilai
kebersamaan sebagai suatu
kegiatan gotong royong antar
warga yang akan mempererat
rasa kesatuan dan persatuan.
Menciptakan kesempatan kerja bagi
petani tanaman dan buah-buahan.
3.
rasa memiliki lingkungan
kawasan akan menjadi dasar
dalam pengembangan
lingkungan menuju ketertiban,
keindahan, keamanan, dan
kenyamanan lingkungan.
Memberikan kesempatan tenaga kerja
sebagai pengumpul bibit tanaman.
4.
Munculnya petani tanaman produktif
yang dapat memetik hasil setelah pohon
yang ditanam berbuah.
Tabel II.1Dampak Peran Serta Masyarakat Terhadap Keberadaan Ruang Terbuka Hijau
9
II.5 Kampanye
Menurut Roger Storey dalam (Venus ,2004:7) Kampanye ialah
serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan mendapatkan
efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan
pada kurun waktu tertentu.
Sedangkan menurut Charles U. Larson dalam (Venus ,2004:11),
Kampanye dibedakan menjadi beberapa kategori, salah satu diantaranya ialah
ideologically oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada tujuan – tujuan yang bersifat khusus, dan seringkali berdimensi perubahan sosial, karena
itu kampanye jenis ini sering disebut sebagai change campaigns, yaitu kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah – masalah sosial perubahan sikap dan
perilaku publik yang terkait.
Menurut Pfau dan Parrot dalam (Venus, 2004:10), apapun ragam dan
tujuannya, komunikasi dalam kampanye harus dapat menciptakan upaya
perubahan yang selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavioral). Maka dari itu komunikasi pesan kampanye ini diharapkan dapat memberikan efek menggugah kesadaran dan perhatian warga
negara untuk lebih mengetahui dan memahami.
II.5.1 Jenis – jenis Kampanye
Dari uraian diatas, maka kampanye dapat dibedakan menurut jenisnya
menjadi empat macam yaitu (Venus, 2004:12):
a. Kampanye Sosial
Adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan
pesan – pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan
dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala – gejala
10
b. Kampanye Bisik
Yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan
atau mengadakan aksi secara serentak dengan jalan menyiarkan
kabar angin
c. Kampanye Promosi
Adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka
promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan
sebagainya.
d. Kampanye Politik
Yaitu kampanye yang menyampaikan pesan – pesan kepada
masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi tentang apa
dan bagaimana suatu partai, program maupun visinya. Dengan
demikian masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dari
partai tersebut untuk menentukan dipilih atau tidak.
II.5.2 Fungsi Kampanye
Adapun fungsi kampanye sendiri adalah untuk menyampaikan suatu
pesan yang berisi tentang ajaran kepada masyarakat atau mempengaruhi
masyarakat agar dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa yang akan
dikomunikasikan, berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
unsur–unsur yang terkait pada suatu kampanye adalah:
a. Adanya suatu aksi, dalam hal ini yang dimaksud adalah
demonstrasi yang dilakukan secara serentak untuk menuntut apa
yang mereka inginkan kepada pihak yang bersangkutan.
b. Pesan dalam suatu kampanye. Pesan adalah hal yang sangat erat
kaitannya karena apabila pesan yang disampaikan tidak jelas atau
tidak sampai pada khalayak sasaran, maka kampanye tersebut
11
c. Unsur persaingan dalam suatu perebutan kedudukan maka
dilakukan kampanye yang bertujuan agar mereka terpilih dalam
massa serta mendapatkan kedudukan yang diinginkan.
d. Promosi merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam
kampanye karena promosi merupakan bagian dari kampanye,
seperti dalam penjualan suatu produk atau produk iklan (Ruslan,
2008)
II.5.3 Kampanye Sosial
Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye yang
mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial
kemasyarakatan, dan bersifal non kamersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang
terjadi.
Kriteria penentuan kampanye pelayanan masyarakat adalah:
a. Non komersil.
b. Tidak bersifat keagamaan.
c. Tidak bermuatan politik.
d. Berwawasan nasional.
e. Diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat.
f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.
g. Dapat di iklankan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kampanye
diartikan sebagai gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan
aksi,mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain (Lukman; 1996: 437).
II.5.4 Tahapan Kampanye
Dalam perencanaan penyampaian pesan, kampanye ini memiliki tiga
12
- Tahap Persuasi : Pada tahapan ini bertujuan untuk mengajak
dan mempengaruhi pola pikir target audiens, sehingga mau
menerima dan mengikuti apa yang di sampaikan dalam
kampanye ini.
- Tahap Informasi : Pada tahapan ini masyarakat diajak untuk
paham dan mengerti pemanfaatan ruang terbuka hijau di
lingkungan mereka.
- Tahap Reminding : Pada tahap terakhir ini diharapkan masyarkat yang menjadi audiens dari kampanye ini, mampu
mengingat pesan – pesan yang terkandung di dalam, dengan
tujuan mampu merubah pola kebiasaan lama menjadi pola
kebiasaan yang telah di kampanyekan.
II.6 Analisis Kondisi RTH Permukiman Kota Bandung
Masyarakat Bandung saat ini khususnya masyarakat yang tinggal di
pemukiman padat, tidak begitu peduli dengan lingkungan dimana mereka tinggal.
Itu terlihat dari apa yang mereka prioritaskan antara memanfaatkan lahan sebagai
bagunan daripada memanfaat kan lahan sebagai ruang terbuka hijau. Kebanyakan
dari masyarakat tidak sadar akan pentingnya pemanfaatan ruang terbuka hijau di
sekitar tempat mereka tinggal.
Gambar II.1Pemanfaatan lahan sebagai tempat usaha
13
Meningkatnya kawasan terbangun dalam perkembangan kawasan
perkotaan yang berimplikasi pada menurunnya ketersediaan ruang terbuka hijau
merupakan sebuah kondisi yang sulit dihindari. Fenomena tersebut salah satunya
disebabkan ruang terbuka hijau sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak
ekonomis.
Gambar II.2Kondisi gang yang tidak di manfaatkan secara maksimal
(sumber: Dokumen pribadi)
kampanye ialah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan
tujuan mendapatkan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan
secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.dan kampanye memiliki fungsi
untuk menyampaikan suatu pesan yang berisi tentang ajaran kepada masyarakat
atau mempengaruhi masyarakat agar dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa
yang akan dikomunikasikan.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu media yang berisi suatu gerakan yang
dapat memberikan informasi supaya masyarakat dapat mengerti akan pentingnya
pemanfaatan ruang terbuka hijau di sekitar tempat tinggal mereka .dan media
yang dapat membantu dalam penyampaian informasi tersebut adalah kampanye.
14
II.7 Target Audience
• Demografis
- Jenis kelamin : Laki-laki dan Wanita
- Usia : 17 sampai 45 tahun
- Status : Pelajar/mahasiwa, pegawai dan ibu rumah
tangga
• Psikografis
- Masyarakat yang terlalu sibuk dengan pekerjaanya
- Masyarakat yang tidak tertid dalam menjaga lingkunganya
- Masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkuangn tempat
tinggalnya
• Geografis
- Permukiman padat penduduk di kawasan kota Bandung
• Target utama
Adalah remaja, karena remaja memiliki waktu yang banyak dan
memiliki semangat yang besar sebagai generasi penerus.
• Target kedua
Adalah orang tua daripada anak-anak itu sendiri, mereka berperan
sebagai penasehat dan yang mengatur perencanaan segala tindakan
15
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Untuk memberitahukan masyarakat tentang penting nya ruang terbuka
hijau di sekitar tempat tinggal mereka khususnya di daerah pemukiman padat
penduduk, dibutuhkan suatu komunikasi yang dapat menyampaikan pesan yang
dapat diterima dan mudah dimengerti oleh target sasaran komunikasi. Dalam hal
ini penulis memberikan sebuah solusi berupa kampanye sosial.
III.1.1 Strategi Komunikasi
Suatu pesan dapat sampai dengan jelas dan dimengerti oleh penerima
pesan adalah keberhasilan suatu komunikasi. Dalam kampanye sosial
“KAMPUNG HIJAU” diperlukan suatu strategi agar pesan yang disampaikan
kampanye ini bisa diterima dan dimengerti oleh masyarakat dan dibagi menjadi 3
tahap penyampaian pesan diantaranya:
1. Tahap Informasi
Pada tahap ini bertujuan untuk memberikan informasi secara
rinci dan jelas tentang ruang terbuka hijau dan digunakanlah
ilustrasi visual dalam tahap ini berupa gambaran nyata keadaan
ruang terbuka hijau di kawasan padat penduduk agar dapat
mengetahui keadaan sebenarnya.
2. Tahap Persuasif
Pada tahap ini digunakan visual berupa pohon dan tanaman.
visual ini digunakan bertujuan untuk mengajak masyarakat
untuk dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau di sekitar
tempat mereka tinggal dengan cara menanam tanaman di pot
16
3. Tahap Remainding
Pada tahap ini visual yang digunakan berupa logo dari
kampanye itu sendiri dengan tujuan bila melihat logo dari
kampanye itu masyarakat ingat kampanye “KAMPUNG
HIJAU”.
III.1.1.1 Tujuan Komunikasi
Kampanye “KAMPUNG HIJAU” bertujuan untuk membujuk,
mempengaruhi dan mengubah prilaku masyarakat tentang pentingnya
pemanfaatan ruang terbuka hijau di lingkuangan tempat tinggal mereka dan
menjadikan lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih asri.
III.1.2 Strategi Kreatif
Strategi Kampanye Sosial “KAMPUNG HIJAU” bersifat persuasif.
Strategi ini bertujuan untuk mengajak dan meningkatkan kesadaran masyarakat di
permukiman padat untuk dapat merubah prilaku mengenai pemanfaatan lahan di
sekitar tempat tinggal mereka agar menjadikan lingkungan yang hijau dan
memiliki hasil yang positif untuk kepentingan mereka sendiri. Selain persuasif,
strategi yang lain adalah dengan cara komunikasi dua arah yaitu dengan
berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam hal ini menggunakan strategi
berupa event tahunan. Yang di harapkan dapat menarik masyarakat untuk terjun
secara langsung.
1. Pembuatan Tagline
Konsep pembuatan tagline didasarkan pada tema kampanye yaitu
kampung hijau. Maka tagline nya adalah “kampung hijau, kampung masa depan ku” yang berarti bahwa suatu kampung yang hijau dalam hal ini
adalah pemukiman padat penduduk akan menjadi suatu kampung masa
depan untuk mereka yang menjadikan temapt tinggal mereka sebagai
kampung hijau.
17
Event yang di beri nama “Liga Kampung Hijau” adalah sebuah event yang bertujuan untuk mengajak masyarakat atau penduduk yang
berada di kawasan pemukiman padat penduduk secara langsung turun
dalam kegiatan untuk menjadikan suatu kondisi tempat tinggalyang hijau
dalam segi estetika dan sehat dalm segi fungsi.
Event ini diadakan di wilayah Bandung dengan mengikut sertakan seluruh kelurahan yang berada di lingkungan padat penduduk. Event
berlangsung selama 6 bulan, dan penilaian di mulai sejak event di mulai. Mengapa disebut sebagai liga kampung hijau, karena masyarakat kita
sangat antusias dan semangat dengan olah raga sepak bola oleh karena itu
di harapkan event yang akan di selenggarakan tiap tahunya dapat
memancing antusiasme dan semangat masyarakat.
III.1.2.1 Visual
Pendekatan visual atau cara penyampaian pesan kampanye kepada target
sasaran ini akan menggunakan bahasa visual yang mudah di mengerti dengan teks
yang mudah di baca dan di pahami disesuaikan dengan target sasaran kampanye.
• Warna
warna yang di gunakan di sesuaikan dengan tema dan konsep yaitu
ruang terbuka hijau, menggunakan warna – warna alam dan
memiliki kesan tidak monoton.
• Tipografi
Kesan tipografi yang di gunakan memiliki nilai keterbacaan yang
jelas, sederhana dan tidak kaku.
• Lay Out
Menggunakan susunan yang sederhana dengan mempertimbangkan
kenyamanan yang dapat berkaitan satu sama lainya agar pesan dan
18
III.1.3 Strategi Media
Media merupakan sarana penyampaian kampanye. Maka media yang
digunakan harus tepat guna dan sasaran target. Startegi yang digunakan dalam
penyampaian media informasi menggunakan media-media cetak.
III.1.3.1 Media Utama
a. Poster
Poster menjadi media utama menyampaikan pesan yang akan
disampaikan karena poster adalah media konvensional yang sering
dijumpai dan dapat bersinggungan langsungdengan masyarakat.
III.1.3.2 Media Pendukung
a. Gantungan Pot
Merupakan identitas bagi para peserta yang mengikuti event. Media ini
di tempatkan di depan rumah dengan cara di gantung.
b. Gantungan Kunci
Media ini di gunakan sebagai pengingat, karena fungsi dari gantungan
kunci ini sangat fleksibel dan dapat dengan mudah di lihat.
c. Spanduk
Spanduk terdiri dari dua macam yaitu spanduk event dan umun,
spanduk event di gunakan sebagai media penyampai pesan di simpan di
persimpangan jalan sekitaran permukiman padat. Dan spanduk umun
adalah sebagai identitas bagi perkampungan yang ikut serta dalam
event.
d. Jam
Jam sebagai media pengingat dan merchandise, dimana jam sangat
membantu dalam mengingat, dikarenakan jam selalu di lihat setiap
harinya.
e. Flyer
Flyer sebagai media penyampai pesan dan merchandise, setelah flyer
tidak di gunakan di bagian belakang flyer terdapat ruang untuk
19
f. Stiker
Stiker di gunakan sebagai identitas bagi rumah yang sudah
berpartisipasi dalam event.
III.1.4 Distribusi Media
Tabel: III.1. Tabel distribusi media
III.2 Konsep Visual
Menggunakan konsep visual yang persuasif yang di sesuaikan dengan
khalayak sasaran. Dengan media fotografi akan menjadi pelengkap tulisan untuk
menambah data informatif tentang tujuan kampanye. Dan konsep visual meliputi:
1. Format desain
2. Tata letak
3. Tipografi
4. Logo
20
III.2.1 Format Desain
Format desain yang digunakan dalam kampanye kampung hijau adalah
dengan menggunakan media utama berupa poster event, yang berisi informasi
mengenai event liga kampung hijau dan poster mengenai pemanfaatan barang
bekas yang dapat digunakan sebagai tempat media tanam dan tanaman.
Gambar: III.1 Format desain poster
III.2.2 Tata letak
Penyusunan dalam penempatan unsur-unsur desain memakai pola simetris
dengan memperhatikan keseimbangan layout dan prinsip-prinsip desain layout
digunakan pada setiap media kampanye yaitu potrait. Keterkaitan pada setiap
media perancangan desain yang digunakan pada setiap media kampanye ini
21
Gambar: III.2 Layout 1
Gambar: III.3 Layout 2
III.2.3 Tipografi
Tipografi yang digunakan dalam media ini mempunyai kesan tegas dan
jelas, dimana tipografi dalam media ini berfungsi sebagai pengantar pesan dalam
media dimana tingkat keterbacaan sangat penting. Berikut ini beberapa contoh
tipografi yang digunakan dalam media:
a. Jenis huruf Trump Town Pro ini dipakai karena tingkat keterbacaan
22
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr
Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
b. Jenis huruf Century Gothic ini dipakai karena mudah untuk di baca dan
memiliki kesan serius dan tegas
Aa Bb C c Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn
O o Pp Q q Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
1234567890
Gambar: III.4 Contoh penerapan tipografi
23
Kampanye dan event memiliki logo yang berbeda. Berikut adalah
penjelasanya:
1. Logo kampung Hijau terdiri dari logo gram dan logo type. Dimana
merupakan representasi dari judul kampanye itu sendiri.
Gambar: III.5 Logo kampanye Kampung Hijau
Penjelasan logo:
- Logo gram diambil dari beberapa elemen yaitu daun ayng
mewakilkan hijau, rumah sebagai kampung dan gedung sate berarti
kota Bandung.
- Logo type menggunakan James Fajardo karena dengan adanya
coretan dari setiap huruf terlihat lebih alami.
2. Logo Liga kampung Hijau merupakan logo type, adalah logo untuk
24
Gambar: III.6 Logo Liga Kampung Hijau
III.2.5 Warna
Warna yang digunakan pada perancangan kampanye sosial ini adalah
warna alam, maka yang digunakan adalah warna yang segar.
25
Berikut adalah psikologi warna yang di gunakan dalam media :
- Hijau : warna ini melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan
kekerasan hati. Mempunyai kepribadian keras dan berkuasa. Warna ini
memiliki sifat : meningkatkan rasa bangga, perasaan lebih superior dari yang
lain.
- Coklat : memberikan kesan hangat dan nyaman. Selain itu coklat juga
memberikan kesan sophisticcated karena dekat dengan warna emas. Dan bersifat: tanah/bumi, realibility, comfort, daya tahan, kestabilan dan keanggunan
- Biru : warna yang tenang dan bersifat penyendiri,kepercayaan,
keamanan, kebersihan, menyejukan dan damai
- Putih : warna suci dan bersih, natural, kosong, netral dan memiliki awal
26 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1 Pra Produksi
Untuk mencapai tujuan, kampanye ini harus memperhatikan dari segala
aspek, mulai dari konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis
produksi. Dalam produksi, semua media dipertimbangkan supaya dapat
menciptakan efektivitas untuk menyampaikan pesan. Setiap media memiliki
karakteristik dan fungsi yang berbeda, serta penempatan media yang berbeda juga.
Sebelum masuk tahap produksi tahapan yang dilalui dalam membuat
media kampanye ini adalah:
a. Sketsa
Pembuatan sketsa bertujuan untuk mengetahui visual mana yang akan
di ambil.
b. Pengolahan visual
Pengolahan visual meliputi hasil foto dimasukan ke dalam proses
digital menggunakan software Adobe Photoshop meliputi koreksi warna dan editing teks.
c. Teknis produksi
Setelah proses editing selesai kemudian masuk ke proses produksi atau
cetak.
IV.2 Teknis Produksi
Berikut adalah media beserta proses produksinya :
a. Poster
Media poster dipilih pada kampanye ini karena media ini
berpotensi terbaca oleh setiap orang yang melewati daerah penempelan
27 permukiman padat penduduk. Alasan lain pemilihan media poster
adalah karena harganya yang cukup murah.
Poster Event
Pada poster event menggunakan ilustrasi dengan konsep hijau di
tambahkan foto perbandingan antara kampung yang hijau dan yang
tidak hijau sebagai pemikat dan memancing rasa peduli terhadap
lingkungan tempat tinggal. Ditambahkan tagline, headline, content,
dan sponsor.
Gambar IV.1 Poster Event
Ukuran : A3 (29,7 x 47 cm)
Material : Art Paper 150 gram
Teknis Produksi : Cetak Offset
Poster Kampanye
Pada poster Kampanye menggunakan foto digunakan sebagai
poster yang mengisnpirasi. Tujuanya adalah agar masyarakat tidak
berfikir untuk menjadi hiau itu tidaklah mahal. Menggunakan objek
28 Gambar IV.2 Poster Kampanye
Ukuran : A3 (29,7 x 47 cm)
Material : Art Paper 150 gram
Teknis Produksi : Cetak Offset
b. Spanduk
Media ini dapat ditempatkan dimana saja dan dapat
memberikan informasi. Biasanya media ini ditempatkan pada tempat
yang strategis.
Gambar IV.3 Spanduk
Ukuran : 400cm x 100cm
Material : Flexy Vinyl
29 c. Flyer
Media flayer dipilih karena media ini dapat langsung diterima
oleh masyarakat karena media ini dibagikan secara langsung kepada
masyarakat. Flyer memiliki fungsi lain yaitu sebagai figura foto.
Sehingga tidak akan terbuang sia-sia.
Gambar IV.4 Flyer
Ukuran : 40cm x 20cm
Material : Art Papper 310gr
Teknis Produksi : Cetak Offset
d. Gantungan Pot
Media ini di gunakan sebagai identitas. Untuk masyarakat yang
mengikuti event kampung hijau. Desain mengadopsi dari pot tanaman.
Gambar IV.5 Gantungan Pot
Material : Mdf
30 e. Gantungan Kunci
Media ini di gunakan sebagai merchandise. Menggunakan
bentuk pot.
Gambar IV.6 Gantungan Kunci
Material : Mdf
Teknis Produksi : Grafir dan Cutting
f. Jam Dinding
Media ini di gunakan sebagai pengingat, karea jam hampir
setiap waktunya dilahat.
Gambar IV.7 Jam Dinding
Ukuran : 13,5cm x 13,5cm
Material : Art Papper 310gr
31 g. Stiker
Media ini di gunakan sebagai identitas bagi masyarakat yang
telah berpartisipasi di dalam event.
Gambar IV.8 Stiker
Ukuran : 11cm x 10cm