• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problematika Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Tematik Tema Benda-Benda Sekitar Kelas V Semester 2 Pada Kurikulum 2013 Di MIN 2 Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Problematika Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Tematik Tema Benda-Benda Sekitar Kelas V Semester 2 Pada Kurikulum 2013 Di MIN 2 Deli Serdang"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

Tematik Tema Benda-Benda Sekitar Kelas V Semester 2 Pada

Kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan

OLEH:

FITRI DELVIYANI NIM. 03.06.16.31.75

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)

Kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) dalam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan OLEH: FITRI DELVIYANI NIM. 03.06.16.31.75 PEMBIMBING SKRIPSI PEMBIMBING I Drs. Rustam, MA NIP. 196809201995031002 PEMBIMBING II

Nasrul Syakur Chaniago, M.Pd

NIP. 197708082008011001

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(3)

i

Nama : Fitri Delviyani NIM : 0306163175

Fak/Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Pembimbing I : Drs. Rustam, MA

Pembimbing II : Nasrul Syakur Chaniago, M.Pd Judul :Problematika Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Tematik Tema Benda-Benda Sekitar Kelas V Semester 2 Pada Kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang.

Kata Kunci : Problematika, Model pembelajaran Tematik

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui tahapan pembelajaran tematik pada tema benda-benda sekitar kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang, (2) untuk mengetahui apa saja problematika yang dialami guru ketika penerapan model pembelajaran tematik tema benda-benda sekitar pada kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang, dan (3) untuk mengetahui solusi apa yang dilakukan guru dan sekolah terhadap problematic yang dialami guru pada saat penerapan model pembelajaran tematik.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deksriptif yaitu berupa data-data yang didapat baik berupa tertulis maupun dari lisan orang yang berkaitan.Subjek dalam penelitian ini ialah guru kelas V dan Kepala Madrasah MIN 2 Deli Serdang. Dalam proses pengumpulan data pneliti menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu observasi, wawanacara, dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan penerapan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, karena dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi. Namun, belum secara keseluruhan belum maksimal, dikarenakan dalam menyampaikan pembelajaran guru masih mengalami kendala ataupun problematika yang membuat pembelajaran jadi kurang maksimal. Adapun Kendala atau problem yang dialami guru, anatara lain ialah kurangnya kesiapan guru dan sekolah dalam menyiapkan sarana dan prasaranan yang kurang memamdai, sehingga membuat guru terkadang masih bingung dalam hal menyiapkan media, materi, dan metode.

Dari adanya kendala tersebut, adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi hal tersebut ialah guru harus saling bertukar informasi dan bekerjasama dengan guru lainnya mengenai model pembelajaran tematik.Kemudian, dengan selalu mengadakan pelatihan-pelatihan terkait dengan penerapan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013.

Mengeahui,

Pembimbing Skripsi I

Drs. Rustam, MA

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat yang tak tidak terhitung, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, sahabat, dan pengikutnya hinnga akhir masa.

Skripsi yang berjudul :”Problematika Guru dalam Menerapkan Model

Pembelajaran Tematik Tema Benda-Benda Sekitar Kelas V Semester 2 Pada Kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada:

1. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Misnan dan Ibunda Ida Irianiyang telah memberikan kasih sayang, dorongan secara moril maupun materil, semangat dan do’a yang tulus ikhlas yang tiada henti-hentinya selalu dipanjatkan. Karena do’a dan keikhlasan kedua orang tua penulis mampu menghadapi segala kesulitan dan juga hambatan yang ada dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaian perkuliahan dan skripsi ini dengan baik.

(5)

iii

2. Bapak Prof. Dr. KH. Saidurrahman, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)

3. Bapak Dr. Amiruddin Siahaan, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SU Medan.

4. Ibu Dr. Salminawati, SS.,MA selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

5. Bapak Drs. Rustam,MA selaku Pembimbing Skripsi I yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Umi Nasrul Syakur Chaniago, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi IIyang telah meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Drs. Rustam, MA selaku penasehat akademik yang banyak

memberi nasehat kepada penulis dalam masa perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

9. Bapak Sutrisno, S.Ag elaku Kepala Madrasah MIN 2 Deli Serdang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, serta guru dan staf MIN 2 Deli Serdang.

10.Untuk seseorang yang special bagi penulis yang selalu ada disaat suka dan duka yaitu yang tersayang Mhd. Rizky Lubis yang telah senantiasa memberikan motivasi, semangat, masukkan dan hiburan kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

(6)

iv

11.Untuk keluarga besar seperjuangan di kelas PGMI-1 UIN SU stambuk 2016, yang menemani dalam menimba ilmu di kelas.

12.Teman-Teman seperjuangan terutama Khairina, Nurazizah, Aigadilla Anugrah, Rani Wulandari, Tri Ayu Lestariyang telah memberikan informasi serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13.Teman-teman seperjuangan dikereta api binaji-medan yaitu “Geng Istri

Idaman” yang tidak bisa disebut satu persatu terimah kasih karena selalu

member dukungan dan semangat.

14.Teman-teman maupun sahabat karib Cindy Amelia, Irma Yunita, Syafina Aisyah, Halida Rahamadani, Fadilah Kahirani, Rini Fadilah, Afifah Umli.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya yang membantu penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Atas semua jasa tersebut, penulis serahkan kepada Allah SWT, Semoga apa yang telah mereka lakukan mendapat balasan berupa rahmat dan hidayah dari Allah SWT., dan senantiasa berada dalam lindunganNya. Amiin yaa robbal’alamiin.Skripsi ini telah tersusun dengan baik, penulis tetap megharapkan saran dan kritikan dari semua pihak untuk penyempurnaan Skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis sendiri khusunya.

Medan, Agustus 2020 Penulis

FitriDelviyani NIM. 0306163175

(7)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN LITERATUR ... 9

A. Pembelajaran Tematik ... 9

1. Sejarah Pembelajaran Tematik ... 9

2. Pengertian Pembelajaran Tematik... 12

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 15

4. Penerapan Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 ... 18

5. Tema Benda-Benda Sekitar... 29

(8)

vi

C. Problematika Pembelajaran Tematik ... 32

D. Solusi Menghadapi Problematika Pembelajaran Tematik ... 41

E. Penelitian Terdahulu ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

A. Desain Penelitian ... 46

B. Partisipan dan Setting Penelitian ... 47

C. Pengumpulan Data ... 49

D. Analisis Data ... 51

E. Prosedur Penelitian... 54

F. Penjamin Keabsahan Data... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum... 58 B. Temuan Khusus ... 65 C. Pembahasan ... 89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 94 B. Rekomendasi ... 96 DAFTAR PUSTAKA ... 97 RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Profil Madrasah MIN 2 Deli Serdang ... 60

Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 62

Tabel 4.3 Jumlah Seluruh Siswa/Siswi ... 63

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Jalan Menuju MIN 2 Deli Serdang ... 59 Gambar 4.2 Halaman MIN 2 Deli Serdang ... 59

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi ... 101

Lampiran 2 Pedoman Pertanyaan Wawancara Kepala Madrasah... 102

Lampiran 3 Pedoman Pertanyaan Wawancara Guru ... 103

Lampiran 4 Tahap-Tahap Penelitian ... 105

Lampiran 5 Catatan Lapangan Observasi ... 107

Lampiran 6 Transkip Wawancara Kepala Madrasah ... 108

Lampiran 7 Transkip Wawancara Guru ... 111

Lampiran 8 Dokumentasi ... 123

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan untuk mengaitkan beberapa pelajaran, sehingga dapat memberikan pengalama bermakna kepada murid.Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistic, bermakna dan otentik.1

Pembelajaran tematik/terpadu menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi setiap peserta didik, baik sktivitas formal maupun informal.Meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman peserta didik untuk membantunya mengerti dan memahami bagimana dunia kedepannya.

Dengan cara pengalaman belajar yang dirancang oleh guru yang demikian akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman

1Abdul Majid, 2014, Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja

(13)

peserta didik dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. Dengan mengaitkan koseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan membentuk schemata, sehingga akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pelajaran tematik/terpadu.

Menurut Rusman dalam bukunya terdiri dari 3 model penerapan pembelajaran tematik yang sesuai untuk diterapkan di SD/MI, yaitu: (1) model keterhubungan (connected), (2) model keterpadua (integrated) dan yang terakhir model jaring laba-laba (webbed). Sedangkan pada kurikulum 2013 bahwa kurikulum terpadu yang masuk ke dalam model jaring laba-laba (webbed). Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema yang sentral bagi keterhubungan muatan berbagai mata pelajaran. Model jaring laba-laba ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan muatan mata pelajaran yang terkait.Dari subtema tersebut diharapkan dapat membuat kegiatan pembelajaran dan aktivitas peserta didik dapat dikembangkan dengan sendirinya.2

Pada kenyataannya bahwa teori yang ada berbeda dengan teori yang terjadi di lapangan.Ada sebagain sekolah yang sudah menerapkan model pembelajaran tematik namun belum berlangsung secara maksimal.Dengan

2Rusman, 2011, Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan

(14)

adanya model pembelajaran tematik yang menggabungkan antara beberapa mata pelajaran menjadi ke dalam satu tema, sedangkan yang biasanya mata pelajaran hanya disampaikan secara tersendiri oleh guru.Hal ini membuat guru masih merasa belum maksimal dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga menimbulkan berbagai problematika.Asumsi masyarakat secara umum guru masih merasa kesulitan dalam menerapkan model-model pembelajaran tematik karena ketidakpahaman sintak yang ada dalam model tersebut dan tidak bisa menyiasari waktu yang ada sehingga kurang termotivasi untuk menerapkannya.3 Hal ini terlihat dari:

1. Guru belum menguasai model pembelajaran tematik/terpadu dengan baik. 2. Sebagian guru terkadang masih bingung ketika melakukan pembelajaran

dikelas, terutama dalam hal mencocokan tema dengan metode pembelajaran.

3. Guru tidak konsisten dalam menerapkan model pembelajaran.

4. Terlihat bahwa guru masih sering menggunakan metode ceramah dalam model pembelajaran tematik sehingga tidak membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

5. Ketika pengevaluasian guru masih kesulitan dalam hal penilaian karena guru masih kurang paham.

Dari hasil pemaparan diatas, bahwa dalam menerapkan model pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 masih banyak problematika

3Mislinawati, 2016, Kendala Guru Dalam Menerapkan Model-Model

Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada SD Negeri 62 Banda Aceh.Jurnal Pesona Dasar Vol: 6 No: 2, h. 23. Diakses pada Tanggal 14 Januari 2020 Pukul 20.46

(15)

yang dialami oleh sebagian guru. Hal ini akan berdampak terhadap siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa akan merasa kebingungan dengan materi yang dijelaskan oleh guru jika guru menggunakan strategi ataupu metode yang tidak pas dengan materi tematik yang akan disampaikan. Hal ini akan membuat proses kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efesien dan efektif.

Menurut Permendikbud nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian bahwa:Model pembelajaran tematik pada kurikulu 2013 ini mengalami perbedaan dengan pembelajaran pada KTSP. Pada kurikulum 2013 ini lebih melibatkan peserta didik aktif dalam mengeksplor gagasannya, pembelajaran lebih terpusat pada peserta didik (student center) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.Oleh karena itu, model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 sangat memperhatikan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik.Hal ini juga sebagai tugas guru yang harus selalu memperhatikan semua aktivitas peserta didik.Karena ini juga sebagai penilaian yang dutrapkan dalam kurikulum 2013 yaitu menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.4

Secara sederhana, penilaian dalam pembelajaran tematik/terpadu kurikulum 2013 (penilaian autentik) dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah atau guru untuk mendapatkan berbagai informasi

4Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 66

(16)

secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik memalui program kegiatan pembelajaran tematik.

Adapun menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian bahwa: penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian autentik, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 dalam mengevaluasi digunakan penilaian autentik yaitu penilaian yang menekankan pada proses dan hasil dengan menggunakan 3 aspek, yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Dalam penilaian inilah guru harus benar-benar dalam memperhatikan kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat proses pembelajaran.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas mengenai penerapan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 masih tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan.Pada sekolah-sekolah masih ada yang belum menerapkan model pembelajaran tematik tersebut, dan ada pula yang sudah menerapkan namun masih merasa kesulitan atau keberatan dengan model pembelajaran tematik tersebut.Hal ini cukup membuat saya peneliti merasa tertarik dan merasa hal ini pening untuk diteliti karena sebagai calon guru kedepannya perlu diketahui bagaimana pengamalan guru yang sudah terjadi

(17)

mengenai kesulitan dalam pembelajaran tematik.Melihat permasalahan tersebut, penulis ingin meneliti bahwa adanya problematika guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang.

B. Fokus Penelitian

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, bahwa peneliti mengfokuskan penelitian ini hanya terhadap problem-problem yang dialami oleh guru kelas V dalam menerapkan model pembelajaran tematik pada tema benda-benda sekitar di MIN 2 Deli Serdang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tahapan pembelajaran tematik tema benda-benda sekitar pada kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang?

2. Bagaimana problematika guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik tema benda-benda sekitar pada kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi problematika guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang?

(18)

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitia ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Tahapan pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang.

2. Problematika guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013.

3. Solusi untuk mengatasi probelematika guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di MIN 2 Deli Serdang.

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Pengembangan ilmu pengetahuan dan kreatifitas yang dimiliki guru sebagai bekal dalam mengatasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih efektif dan efesien.

2. Praktis a. Guru

Meningkatkan profesionalisme guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013, serta menjadi tantangan guru dalam memilih kreatifitas yang tinggi dan lebih mendorong guru untuk perkembangan peserta didiknya.

(19)

b. Peserta didik

Memberikan semangat baru dan meningkatkan kreatifitas siswa dalam menerima pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 serta lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru.

c. Penulis

Masalah pengetahuan dan memberikan banyak informasi mengenai penerapan model pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 sebagai bekal penulis untuk mengajar nantinya.

(20)

9

BAB II

KAJIAN LITERATUR A. Pembelajaran Tematik

1. Sejarah Pembelajaran Tematik

Melalui proses pendidikan dalam suatu bangsa yang berusaha mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupanya, baik dalam bidang ekonomi, politik, social, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam berbagai bidang lainnya. Oleh karena itu, pendidikan harus ditangani secara serius oleh seorang pendidik maupun pemerintah.Karena melalui pendidikan suatu bangsa dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan.

Adapun tujuan pendidikan Nasional yang ingin dicapai oleh suatu bangsa Indonesia tercantum dalam sebuah UU No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan Nasional pada pasal III yang menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.5

5Undang-Undag RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;

diakses di http://www.academia.edu/19064615/Pembelajara_Tematik tanggal 30 Januari 2020 Pukul 09.00

(21)

Pembelajaran yang tidak menyenangkan (unjoyful learning) sangat berpengaruh kepada minat belajar siswa dan akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu syarat minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik ialah dengan penguasaan sebuah materi tentang keterampilan berbahasa serta dapat mengajarkannya kepada siswa. Disamping itu, pendidik diharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kreativitas dab sikap peserta didik.6Maka dibentuk lah sebuah pendekatan pembelajaran dengan salah satu alternative dari mdel pembelajaran yang dapat mewujudkan impian tersebut. Model pembelajaran tematik akan mengembangkan kemampuan belajar dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sekaligus.7

Model pembelajaran tematik sudah mulai diperbincangkan oleh pakar pendidikan di tahun 1999.Pembelajaran tematik yang merujuk kepada KBK dan KTSP sudah diberlakukan sejak tahun 2005 yang lalu.Kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh 3 aliran filsafat yakni; (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang bahwa proses pembelajaran perlu ditekankan kepada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Adapun yang dikatakan aliran konstruktivisme ialah melihat pengalaman peserta didik secara langsung sebagai kunci dalam pembelajaran.Dalam hal ini, isi dan materi pembelajaran

6Depag, 2005, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam: Jakarta. h.3.

7Depag, 2005, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik,.Direktorat

(22)

perlu dihubungkan dengan pengalaman peserta didik secara langsung yaitu dengan berinteraksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Sebab pengetahuan tidak akan bias ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada peserta didiknya, tetapi harus diinteprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa.8

Perkembangan zaman yang mulai memasuki kurikulum 2013 menuntut pembelajarannya sudah bersentra pada pembelajaran tematik yang menggabungkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Penggabungan berbagai mata pelajaran ini tentunya akan menyulitkan para guru. Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 menghendaki lembaga pendidikan untuk melakukan perubahan secara terpadu, termasuk standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar proses dan standar penilaian. Penggunaan pembelajaran tematik integrative, dalam kurikulum 2013 ini pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan scientific atau pendekatan ilmiah.9

Dengan diterapkannya pendekatan tematik dalam pembelajaran maka akan membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan dan menyenangkan. Dalam pembelajaran tematik, pembelajaran tidak hanya semata-mata

8Fitri, Indriyani, 2015, Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Dalam Mengelola

Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum 2013 Pada Pengajaran Micro Di Pgsd Uad Yogyakarta, Jurnal Profesi Pendidikan Dasar ,Vol:2 No:2. Diakses pada tanggal 30 Januari 2020 pukul 20.00

9Karyani, L.T, 2017, Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif Dengan

Pendekatan Scientific Pada Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Unggulan di Kabupaten Purworejo, E-Jurnal Skripsi Mahasiswa TP, Vol: 6 No. 8. h.754-761

(23)

akanmendorong peserta didik untuk mengetahui tetapi belajar juga untu melakukan, belajar untuk menjadi diri sendiri dan belajar untuk hidup bersama. Pada dasarnya setiap anak itu memiliki kemampuan kreatif, untuk itulah diperlukan sebuah metode pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan lintas disiplin ilmu yang disusun secara berkesinambungan sehingga akan dapat mengakomodasi kebutuhan siswa. Pembelajaran tematik menekankan pastisipasi aktif peserta didik yang sedang mengalami proses pembelajaran berfikir, emosi, dan social.10

2. Pengertian Pembelajaran Tematik

Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan satu tema tertentu dengan mengaitkan ke beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi materi pembelajaran tematik dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi materi dalam pembelajaran tematik akan disampaikan kepada peserta didik dan bagaimana peserta didik mampu mempelajarinya.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai focus utama. Pembelajaran tersebut memberikan pengalaman

10Mohammad, Muklis, 2012, Pembelajaran Tematik, Jurnal Fenomena, Vol: IV

No:1.h. 65. Diakses di http://www.academia.edu/19064615/Pembelajara_Tematik tanggal 30 Januari 2020 Pukul 09.00

(24)

bermakna kepada siswa secara utuh.Dalam pelaksanaannya pelajaran yang diajarkan oleh guru SD diintegrasikan melalui tema-tema yang telah ditetapkan.11

Menurut Abdul Majid bahwa Pembelajaran Tematik merupakan salah satu model pembelajaran integrative yang merupakan salah satu system pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan dalam pembelajara yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik daam indra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.12

Menurut Trianto terkait Pembelajaran tematik bahwa Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep yang dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna terhadap peserta didik. Dikatakan bermakna apabila pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengamata`n langsung dan menghubungkanya dengan konsep yang lain yang mereka pahami.13

Menurut Kadir dan Asrohah bahwa Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan satu tema tertentu.Tema tersebut ditulis dan dielaborasi dari berbagai studi pandang baik dari pandangan ilmu pengetahuan social,

11Faisal, Selly Martha Lova, 2018, Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar,

Medan: CV. Harapan Cerdas. h. 23

12Chaerul, Rochman, dkk, 2014, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi

Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h.106

13Trianto, 2014, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.Jakarta:

(25)

ilmu pengetahuan alam, agama, sehingga memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.14

Dari beberapa pendapat diatas mengenai pengertian pembelajaran tematik, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang integrative yang dirancang berdasarkan tema-tema tertenu dengan melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna dan menyenangkan kepada peserta didik. Dengan pembelajaran tematik akan menumbuhkan kreativitas peserta didik baik dalam individu maupun dengan kelompok.

Pendekatan tematik integrative dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meingkatkan mutu proses dan hasil pendidikan pada peserta didik, yang mengarah kepada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia secara utuh, terpadu, dan seimbang. Yang dikatakan seimbang yaitu seimbang dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), pada setiap satuan pendidikan. Dalam implementasi kurikulum 2013 diharapkan peserta didik akan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, menganalisis, dan mempersonalisasikan dengan nilai-nilai karakter serta akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padanya materi kurikulum. Disamping itu, pembelajaran tematik dapat memberikan sebuah peluang pembelajaran terpadu yang

(26)

akanlebih menekankan pada partisipasi atau keterlibatan peserta didik dalam belajar.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Berikut dibawah ini beberapa karakteristik dalam pembelajaran tematik, yakni :

a. Berpusat pada peserta didik

Pembelajaran tematik pada umumnya berpusat kepada peserta didik (student contered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak mengutamakan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator, dalam artian guru hanya melakukan beberapa hal sebagai berikut:

1) Memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk belajar

2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan beberapa pertayaan dan guru hanya mengarahkan pertanyaan yang sudah diajukan oleh peserta didik

3) Merangsang dan menstimulus pengetahuan peserta didikterhadap materi yang dipelajari

4) Memberikan ruang kepada peserta didik untuk dapat berkreasi sesuai dengan tema pelajaran

5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor atau mengungkapkan pengetahuan yang telah dimiliki

(27)

6) Memberikan kemudahn-kemudaha kepada peserta didik untu melakukan aktivitas belajar agar menyenangkan.15

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupaka pembelajara yang berpusat kepada peserta didik, sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator.Sebagai fasilitator, apabila guru hanya menemukan kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik maka tugas seorang guru ialah mengarahkan dan menjelaskan hal yang sebenarnya.

b. Memberikan pengalaman langsung bagi peserta didik

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman secara langsung terhadap siswa. Dengan pengalaman langsung ini, peserta didik akan dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Mengembangkan komunikasi peserta didik

Karakteristik ini dalam pembelajaran tematik dimana guru harus mengembangkan komunikasi peserta didik.Kemampuan komunikasi peserta didik tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan membutuhkan dorongan dari seorang guru.

15Ibnu Hajar, 2013, Panduan Lengkap Kurikulum Tematik. Yogyakarta: Diva

(28)

d. Pemisahan mata pelajaran

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan pembelajaran tidak begitu jelas karena focus pembelajaran hanya akan diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

e. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik mengharuskan guru harus mampu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran secara utuh.Tujuannya ialah agar peserta didik tidak mendapatkan pemahaman secara parsial atau sepotong-potong. Karena pemahaman konsep secara utuh akan sangat berguna untuk peserta didik di kehidupannya dalam mengembangkan kepribadiannya, kedewasaan, serta pendidikan dan pengetahuan pesertadidik.16

f. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang bersifat luwes (fleksibel) dimana guru mampu mengaitkan bahan ajar satu mata pelajaran ke mata pelajaran yang lainnya, bahkan guru dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun ditempat tinggalnya.

16 Ibnu Hajar, 2013, Panduan Lengkap Kurikulum Tematik. Yogyakarta: Diva

(29)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik tidak boleh monoton terhadap buku ajar yang ada, tetapi guru harus mampu mengembangkan ataupun mengkolaborasikan nya dengan kehidupan sekitar.

g. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Peserta didik diberi kebebasan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai degan minat dan kebutuhannya. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran peserta didik tidak akan merasa bosan, karena pembelajaran dilakukan sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

h. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Pembelajaran tematik harus menggunakan prinsip belajar sambil bermain. Permainan dapat dilakukan dalam pembelajaran tematik yaitu meliputi : bermain tebak kata, bermain peran, diskusi, bermain puzzle, bermain adu cepat, dan permainan lainnya yang sesuai dengan materi ataupun tema pelajaran.

4. Penerapan Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013

Pengertian kurikulum seperti yang tertera dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional bahwa “kurikulum adalah

(30)

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.17

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan yang memasuki era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, menurut Mulyasa dalam bukunya bahwa: Diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk kepentingan tersebut pemerintah melakukan perataan kurikulum.Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004.KBK atau (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan atau tumpuan bagi para pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya untuk jalur pendidikan sekolah.18

Kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu kepada pengalaman secara langsung. Peserta didik perlu mengetahui apa tujuan belajar, dan tingkay-tingkat penugasan yang akan digunakan sebagai criteria pencapaian secara eksplisit, kemudian dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari.

17Mida Latifatul Muzamiroh, 2013, Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Kata

Pena, h.19

18Mulyasa, 2013, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung :

(31)

Penilaian terhadap sebuah pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja yang telah dilakukan peserta didik, dengan buktinya penguasaan mereka terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap sebagai hasil belajar peserta didik.Dengan demikian, dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subjektif.

Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran tematik menurut Ibnu Hajar yaitu seorang guru harus mempersiapkan berbagai metode ketika menyampaikan materi pelajaran kepada para peserta didik. Penggunaan metode juga tidak boleh secara monoton (hanya menggunakan satu metode) karena akan menyulitkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru.19

Hal ini Dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

ِ عَفْرَ ي

ِ

ِهالل

ِ

َِني ذَّلا

ِ

اوهنَماَء

ِ

ِْمهكن م

ِ

َِني ذَّلاَو

ِ

اوهتوهأ

ِ

َِمْل عْلا

ِ

ِ تاَجَرَد

ِ

ِهاللَو

ِ

اَ بِِ

َِنوهلَمْعَ ت

ِِ

ِهي بَخ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-Mujadalah : 11)

19Ibnu Hajar, 2013, Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI.

(32)

Selanjutnya, setelah manusia memiliki ilmu pengetahuan mereka berkewajiban untuknya mengamalkan/mengajarkan ilmu yang sudah mereka peroleh. Dalam mengamalkan atau mengajarkan ilmu tersebut, hendaknya seorang guru memiliki wawasan tentang sistem pembelajaran.Salah satunya yakni metode pembelajaran. Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Apabila dalam proses pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat maka harapan tercapainya tujuan pendidikan akan sulit untuk diraih. Dalam al-Qur’an dan beberapa hadist juga menganjurkan untuk menggunakan metode dalam proses pembelajaran.

Selain harus memperhatikan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran tematik yang telah disesuaikan dengan tema yang akan dipelajari, dalam menerapkan model pembelajaran tematik di SD/MI juga menggunakan 3 model yang telah disesuaikan. Dalam menerapkan model pembelajaran tematik untuk SD/MI menggunakan 3 model, yaitu model keterhubungan (connected), model jarring laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated).

Secara lebih spesifiknya dalam menerapkan model pembelajaran tematik terdiri dari 3 tahap yaitu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga sampai kepada evaluasi atau penilaian. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

(33)

a. Tahap Perencanaan Pembelajaran Tematik

Menurut Hamzah B Uno yang dikutip oeh Andi Prastowo menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran diperlukan untuk mendapatkan perbaikan kualitas pembelajaran, dengan asumsi-asumsi yang mendasarinya, yaitu: a) untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang perlu diawali dengan perencanan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran; b) untuk merancang suatu pembelajaran diperlukan menggunakan pendekatan system; c) prencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar; d) untuk merencanakan suatu desain pembelajaran yang diacukan kepada peserta didik secara perorangan.20

Dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran tematik pada dasarnya adalah suatu cara yang memuaskan, disertai dengan langkah antisipatif agar kegiatan pembelajaran tematik berjalan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara keseluruhan dengan efektif dan efesien. Sementara itu, perencanaan pembelajaran tematik tersebut perlu dilakukan dalam upaya agar kualitas pembelajaran dapat senantiasa diperbaiki dengan baik secara berkelanjutan.

Sebelum dilakukan pemilihan tema yang akan diangkat dalam kegiatan pembelajaran, pendidik terlebih dahulu melakukan kegiatan menganalisis SK dan KD yang ada dalam standar isi. Kemudian

20Andi Prastowo, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Yogyakarta: Diva

(34)

mengkelompokkan SK dan KD yang memiliki keterkaitan dengan satu sama lainnya, baik dalam satu mata pelajaran ataupun antar mata pelajaran. Setelah kegiatan pengelompokkan SK dan KD, kemudian dilakukan analisis ulang.Berdasarkan SK dan KD dan materi yang telah dikelompokkan dan dianalisis, guru kelas dan guru mata pelajaran harus melakukan diskusi untuk menetapkan tema dasar dan unit tema. Tema dapat juga dipilih melalui pertimangan lain yaitu : tema yang telah dipilih berdasarkan consensus antar siswa, misalnya dari pengalaman, buku-buku bacaan, minat, dan lain sebagainya. Hal ini membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang serta sumber belajar yang tersedia.

Mengingat tuntutan BNSP pendekatan tematik di gunakan di kelas terendah Sekolah Dasar maka pola pemilihan tema dengan cara ini akan sangat sulit untuk dioperasioalkan. Sehingga akan lebih realistis apa bila tema ditentukan oleh guru dari berbagai mata pelajaran secara bersama-sama. Herawati mengatakan ada beberapa persyaratan ang harus dimiliki oleh guru dalam menentukan tema yaitu:

1) Tema merupakan hasil dari ramuan dari berbagai materi di dalam satu maupun beberapa mata pelajaran

2) Tema diangkat atau diambil sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terpadu dalam materi pembelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar oleh peserta didik

(35)

3) Tema harus disesuaikan dengan karakteristik belajar para peserta didik sehingga azas perkembangan berfikir anak dapat dimanfaatkan secara maksimal

4) Tema harus bersifat cukup problematic dan popular sehingga akan membuka kemungkinanan luas untuk melaksanakan pembelajaran beragam yang mengandung subtansif yang lebih luas apabila disbanding dengan pembelajaran biasa.

Setelah dilakukan analasisi terhadap SK dan KD lalu dirumuskan indicator dimana indicator merupakan ketercapaian kompetensi, KD dan indicator didistribusikan pada tema-tema yang telah ditentukan, sehingga semua KD dan indicator tersebut semuanya habis.Apa bila ada kompetensi yang tidak tercakup, artinya KD dan indicator yang tidak dapat dipadu dengan tema yang tersedia atau tidak dapat dipadu dengan mata pelajaran lain maka KD dan indicator tersebut akan diajarkan secara tersendiri.

Mengingat kondisi seperti itu, maka hal yang pertama yang perlu dilakukan dan diperhatikan guru dalam merancang pembelajaran tematik disekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah ialah kejadian dalam mengidentifikasi dan menetapkan kompetensi dasar serta indicator setiap mata pelajaran yang akan diajarkan. Hal ini bukan merupakan pekerjaan mudah, karena guru harus mampu memahami betul isi dari masing-masing kompetensi dasar dan indicator sebelum memadukan.

(36)

Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan inti dari kegiatan atau aktivitas pembelajaran, dalam pelaksanaannya di sesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Pada tahapan pelaksanaan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dari rancngan yang telah disusun.Oleh karenanya dibutuhkan kemampuan pendidik dalam melaksanakan model pembelajaran tematik. Kemampuan pendidik dalam mengembangkan materi yang ada, akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan sangat erat hubungannya dengan pemilihan tema pembelajaran.

Prosedur dalam pelaksanaan pembelajara tematik tidak berbeda dengan pelaksaaan pembelajaran lainnya, pembelajaran dilakukan dengan menggunaan tiga tahapan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup pembelajaran. Pada kegiatan awal dilakukan kegiatan dengan mengkondisikan kelas untuk siap dalam melaksanakan proses pembelajaran, menginformasikan tema dan subtema, KD dan indicator yang akan dibahas melalui materi bahan ajar, tujuan pembelajaran dan mereview tugas terstruktur. Kegiatan inti terdiri dari tiga bagian yakni, eksplorasi, yaitu menggali sedalam dan seluas mungkin materi yang akan disampaikan. Elaborasi, yaitu mengkorelasikan dan memadukan antara konsep yang sedang dibahas dengan konsep yang sebelumnya, dalam satu mata pelajaran dan dengan konsep yang lain pada mata pelajaran yang berbeda, atau menerapkan konsep tersebut untuk memecahkan masalah, atau mengkolaborasikan dengan keadaan nyata

(37)

yang ada disekitar peserta didik. Konfirmasi , yaitu melakukan upaya dengan pembenaran dari temuan belajar peserta didik dengan melakukan penguatan, dan penyimpulan akhir hasil dari pembelajaran. Kegiatan akhir pembelajaran berisikan kegiatan pemberian Latihan Dalam Proses (LDP) dan menginformasikan tema atau subtema untuk pembelajaran berikutnya, serta memberikan tugas terstruktur jika dibutuhkan.

Berikut dibawah ini pemaparan bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik:

1) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini dilakukan untuk membangun ketertarikan atau motivasi untuk mengaitkan dengan pemahaman terdahulu (apersepsi). Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Guru membuat kaitan denan cara bertanya tentang apa yang telah dipelajari.

b) Guru mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan pristiwa disekitar atau yang dialami oleh siswa

c) Guru menunjukkan peristiwa actual dan bertanya jawab tentang kaitannya dengan apa yang dipelajari

d) Guru melakukan gerakan atau bernyanyi yang sesuai dengan apa yang dipelajari

(38)

e) Guru bercerita atau membuat variasi pembelajaran yang menarik. Seperti guru menyiapkan sebuah cerita fiksi, gambar ataupun media lain yang sesuai dengan bahan ajar yang akan diajarkan kepada peserta didik

f) Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran yang akan disampaikan

g) Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti pelajaran. 2) Kegiatan Inti

Secara umum, pelaksanaan kegiatan inti ini ialah proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakkan secara interaktif, insiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat peserta didik, dan minatnya. Kegiatan inti ini dilakukan dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diberikan. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran tematik dalam kegiatan inti dengan pendekatan ilmiah (saintifik) menurut Abdul Majid

(39)

yaitu: (1) mengamati, (2) menanya, (3) mengeksplorasi, (4) mencoba, dan (5) mengkomunikasikan.21

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik. Kegiatan ini dilakukan siswa setelah tes formatif dan mendapatkan umpan balik dari guru.Peserta didik yang menunjukkan hasil baik dalam tes formatif dapat meneruskan ke pelajaran yang berikutnya untuk memperdalam pengetahuan yang telah dipelajarinya.

a) Tahap Penilaian (evaluasi)

Penilaian hasil belajar yang memiliki keesuaian dengan pembelajaran tematik adalah authentic assessment yaitu dalam bentuk penilaian kinerja dan portofolio ketimbang dalam bentuk penilaian konvensional yang menggunakan instrument test tertulis maupun tidak tertulis. Karena peserta didik akan mengkonstruk pengetahuannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan dan schemata yang telah mereka miliki.

21Abdul Majid, 2013, Pembelajaran Tematik Terpadu, Yogyakarta : Diva Press.

(40)

b) Teknik Penilaian

Ada 3 macam dalam teknik penilaian yaitu 1) teknik penilaian sikap, 2) teknik penilaian pengetahuan. 3) teknik penilaian keterampilan. Dalam teknik penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi, penilaian diri, penilaian antar teman. Kemudian teknik penilaian pengetahuan dilihat dari segi alatnya, teknik penilaian pengetahuan dalam pembelajaran tematik terdiri atas dua jenis, yaitu tes dan non tes dan penugasan. Teknik penilaian keterampilan, dalam teknik penilaian keterampilan dilihat dengan cara performance/ kinerja peserta didik saat belajar kelompok maupun mandiri, penilaian produk, proyek dan portofolio.

5. Tema Benda-Benda Sekitar

Tema benda-benda sekitar merupakan tema ke-9 pada kelas 5 semester genap.Materi pada kelas 5 semester genap terdapat 4 tema yang terdiri dari 3 subtema pada setiap temanya.Satu pembelajaran dialokasikan untuk 1hari.Tiga subtema yang ada direncanakan selesai dalam jangka waktu 3 minggu.Pada minggu ke-4 diisi dengan berbagai kegiatan yang dirancang sebagai aplikasi dari keterpaduan gagasan pada subtema 1-3.

(41)

Pada buku siswa kelas 5 tema-9 Benda-benda Sekitar ini kita dapat digunakan oleh orang tua secara mandiri untuk mendukung aktivitas belajar siswa dirumah.Buku siswa kelas 5 tema-9 benda benda sekitar ini berbasis kegiatan (activity based), memungkinkan siswa dan guru dapat melengkapi materi dari berbagai sumber.Dengan demikian guru dan siswa dapat mengembangkan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah, guru dan siswa.

Adapun materi tematik yang terdapat dalam buku siswa kelas 5 tema-9 Benda Benda Sekitar meliputi:

a. Subtema 1: Benda Tunggal dan Campuran b. Subtema 2: Benda dalam Kegiatan Ekonomi c. Subtema 3: Manusia dan Benda di Lingkungannya d. Subtema 4: Kegiatan Berbasis Literasi.22

B. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik 1. Kelebihan Pembelajaran Tematik

Sebagai pendekatan pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa, pendekatan pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pendekatan pembelajaran terpisah. Menurut Rusman beberapa kelebihan pada pembelajaran tematik diantaranya:

22Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, Benda-Benda Sekitar, (Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013), Buku Guru SD/MI Kelas V, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

(42)

a. Pengalaman dan kegiatan belajar peerta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak

b. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik

c. Seluruh kegiatan belajar akan lebih bermakna bagi peserta didik d. Pembelajaran tematik akan menumbuhkembangkan keterampilan

berfikir dan social peserta didik

e. Pembelajaran tematik menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan sehari-hari peserta didik

f. Jika pembelajaran tematik dirancang bersama maka dapat meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, sehingga akan menimbulkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga akan menimbulkan konteks yang lebih bermakna.23

2. Kekurangan Pembelajaran Tematik

Adapun kelemahan maupun kekurangan dari pembelajaran tematik ialah:

a. Aspek guru, guru harus berwawasan yang luas, memiliki integritas tinggi dan keterampila yang lebih, rasa percaya diri yang tinggi dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi

23Rusman, 2015, Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan

(43)

b. Aspek peserta didik, dalam pembelajaran tematik dituntut agar kemampuan belajar peserta didik menjadi relative baik, baik dalam kemampuan kognitif maupun kreatifitasnya. Karena pada pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitis, kemampuan asosiatif, kemampuan eksplorasi dan elaborative

c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan dan sumber belajar yang cukup banyak dan pastinya harus bervariasi

d. Aspek kurikulum, kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik. Bukan pada pencapaian target penyampaian materi

e. Aspek penilaian, dalam pembelajaran tematik penilaian membutuhkan cara yang menyeluruh.

C. Problematika Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Problematika Pembelajaran Tematik

Istilah problem/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu “problematic” yang artinya ialah persoalan atau masalah.Dalam kamus bahasa

Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan, yang menimbulkan permaalahan.24 Adapun masalah itu sendiri adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan

24Debdikbud, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang.

(44)

kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai dengan maksimal.

Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya problematika ialah merupakan suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang membutuhkan penyelesaian atau pemecahan.

Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pada pasal 1 ayat 20 dikatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.25 Kemudian Miarso (dikutip oleh Eveline Siregar dan Hartini Nara), mengatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum proses dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali.26

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya yang dikatakan dengan Pembelajaran tematik ialah suatu proses interksi antara peserta didik dengan pendidik dalam suatu lingkungan belajar dengan menggunakan sumber belajar tertentu yang dimana sudah mencakup beberapa mata pelajaran yang dijadikan satu tema dimana tema tersebut merupakan wadah yang mengandung konsep sehingga pembelajaran menjadi lebih bersifat holistic, bermakna, dan menyenangkan.

25Undang-Undag RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;

diakses di http://www.academia.edu/19064615/Pembelajara_Tematik tanggal 30 Januari 2020 Pukul 09.00

26Eveline Siregar dan Hartini Nara,2011, Teori Belajar dan Pembelajaran,

(45)

Maka dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan problematika pembelajaran tematik ialah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi di dalam lingkungan belajar yang menggunakan tema dan membutuhkan penyelesaian atau pemecahan.

2. Macam-macam Problematik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran yang terpadu (integrated Instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran dan memungkinkan peserta didik, baik secara individu maupu kelompok aktif dalam menggali dan menemukan konsep prinsip-prinsip mengenai keilmuan secara holistic, bermakna, dan menyenangkan.Dan ini sangat cocok jika diterapkan kepada anak tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Karena menurut Piaget bahwa anak usia 7-11 tahun berada pada usia sekolah dasar yang dinyatakan dengan masa operasional konkrit yang secara umum telah mampu mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, namun hanya ketika mereka dapat mengacu kepada obyek-obyek dan aktivitas-aktivitas yang bersifat konkrit.27 Dimana pada usia ini peserta didik tampak berfikir atas dasar pengalaman yang nyata. Sehingga akan membuat pembelajaran tematik sangat cocok apabila diterapkan ditingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.Adapun macam-macam problematika dalam pembelajaran tematik antara lain:

27Abdul Majid, 2014, Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: PT. Remaja

(46)

a. Problem Perencanaan Pembelajaran Tematik

Dalam konteks pembelajaran, perencanaan merupkan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran serta penialaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilakukan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sehingga dengan demikian perencanaan dalam sebuah pembelajaran harus bisa terencana dengan baik sesuai degan konsep yang telah ditentukan, agar apa yang direncanakan dapat diaplikasikan kepada peserta didik ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

Adapun beberapa problem yang dialami guru ketika melakukan perencanaan pembelajaran tematik antara lain sebagai berikut:

1) Guru mengalami kesulitan dalam menjabarkan Standar Kompetemsi dan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator

2) Guru kesulitan dalam mengembangkan materi

3) Guru kesulitan dalam melakukan pemetaan bagi Kompetensi Dasar yang lintas semester dan Kompetensi Dasar yang tidak sesuai dengan tema

4) Guru kesulitan dalam merumuskan keterpaduan berbgai mata pelajaran pada langkah pembelajaran dalam Rencana Pelaksaaan Pembelajaran(RPP)

(47)

Oleh karena itu, persiapan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk menunjang pembentukan kompetensi yang diharapkan.Callahn dan Clark dalam Mulyasa, mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran memiliki kedudukan yang esensial dalam pembelajaran karena akan membantu dalam disiplin kerja yang baik, suasana yang lebih menarik dan pembelajaran yang diorganisasikan secara baik, relevan dan akurat.28

b. Problem Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi komponen yang sangat penting dalam mewujudkan kualitas out put pendidikan. Oleh karena itu, pelaksanaan proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan tepat, idel dan proporsional. Dengan demikian guru harus memapu mengimplementasikan teori yang ada yang berkaitan dengan teori pembelajaran ke dalam realitas pembelajaran yang sebenarnya agar lebih bermakna.

Menurut teori Ausabel dalam Abdul Majid menjelaskan “learning

takes place in the human organism through a meaningful process of relating new events or items to already existing cognitive concepts or propositions.” Teori ini menjelaskan bahwa pembelajaran peserta didik akan menjadi lebih bermakna jika apa yang ia pelajari itu berhubungan

28Mulyasa, 2013, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung :

(48)

dengan yang ia ketahui dan alami.29Sebagaimana menurut Slavin dalam toeri konstruktivismenya mengatakan bahwa guru tidak cukup hanya sekedar dengan memberikan pengetahuan kepada peserta didik, melainkan peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan dibenaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ii, dengan memberikan peserta didik kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan membelajarkan peserta didik dengan secara sadar menggunakan strategi yang mereka sendri. Guru dapat memberikan peserta didik anak tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan peserta didik.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan dari beberapa teori diatas dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru memiliki peran strategis, yaitu dengan melaksanakan strategi-strategi yang telah dirancangkan dan memberikan peserta didik kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri dengan yang ia ketahui dan alami. Namun, masih banyak guru yang tidak bisa bisa mengelola kegiatan belajar-mengajar dengan baik sesuai dengan apa yang telah dirancang, sehingga pembelajaran tidak dapat membuahkan hasil yang maksimal dan tentunya hal ini menjadi sebuah problem tidak hanya bagi seorang guru melainkan juga bagi peserta didik.

Adapun beberapa problem dalam pelaksanaan pembelajaran tematik antara lain :

29Abdul Majid, 2014, Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung : PT. Remaja

(49)

1) Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengajarkan lagu anak-anak sesuai tema

2) Bahan ajar yang tersedia masih menggunakan pendekatan mata pelajaran sehingga menyulitkan guru memadukan materi sesuai tema

3) Sekolah yang kekurangan jumlah guru menerapkan model pembelajaran kelas rangka, sehingga kesulitan menerapkan pembelajaran tematik dikelas awal

4) Lingkungan sekolah yang diwilayah kabupaten masih standard an sarana tekologi sangat kurang karena sarana pendukungnya yang kurang memenuhi syarat

5) Jadwal yang menggunakan mata pelajaran menyulitkan guru ketika memadukan berbagai mata pelajaran

6) Penggunaan jadwal tema lebih luwes dalam menyampaikan pembelajaran tematik, namun memerlukan perencanaan yang matang dalam hal bobot penyajian antar mata pelajaran.

c. Problem Penilaian (Evaluasi) Pembelajaran Tematik

Penilaia itu berarti menilai kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.Dalam pembelajaran tematik penilaian yang demikian disebut dengan penilaian authentic assessment atau yang disebut dengan penilaian secara nyata pada peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

(50)

Penialaian otentik (authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas public.30 Adapun kesulitan atau problem guru dalam melakukan penilaian ialah :

1) Menentukan penilaian berupa tes tertulis yang dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda, isia singkat dan soal uraian

2) Menentukan penilian berupa non tes yag berbentuk portofolio atau unjuk kerja peserta didik

3) Melakukan penilaian sikap peserta diidk dalam proses pembelajaran.

3. Faktor yang Mempengaruhi Problem Pembelajaran

Dimyanti dan Sudjono mengemukakan bahwa problem pembelajaran berasal dari dua fakor yaitu factor internal dan eksternal.31

a. Factor Internal

Dalam belajar peserta didik mengalami banyak masalah, jika mereka dapat menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami

30Abdul Majid, 2014, Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung: PT. Remaja

RosdaKarya. h.236

31Dimyanti dan Mudjiono, 2010, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka

(51)

masalah atau kesulitan dalam belajar. Terdapat beberapa factor internal dalam diri peserta didik, yaitu :

1) Sikap terhadap belajar 2) Motivasi belajar 3) Konsentrasi belajar

4) Kemampuan mengolah bahan ajar

5) Kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar

6) Menggali hasil belajar yang tersimpan pada peserta didik 7) Kemampuan dalam kognitif

8) Kurangnya rasa percaya diri pada peserta didik 9) Intelegensi dan keberhasilan peserta didik 10)Kebiasaan belajar yang kurang tepat 11)Cita-cita peserta didik.

b. Faktor Eksternal

Proses belajar didorong oleh motivasi instrintik peserta didik. Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat apabila didorong oleh lingkugan peserta didik. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat apabila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru disekolah merupakan factor eksternal belajar.Ditinjau dari segi peserta didik, maka ditemukan beberapa factor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar siswa. Adapaun factor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:

(52)

1)Guru sebagai pembina peserta didik dalam belajar

2)Sarana dan Prasarana yang kurang memadai dalam kegiata belajar mengajar

3)Kebijakan penilaian yang kurang tepat 4)Lingkungan social peserta didik disekolah 5)Kurikulum sekolah.

D. Solusi dalam Menghadapi Problematika Pembelajaran Tematik

Menurut Chandler dalam Rangkuti dikatakan bahwa strategi merupakan alat yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritasalokasi sumber daya.Pendapat ini diperkuat oleh Sanjaya, bahwa strategi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan.32

Berbeda dengan pendapat Kuncoro yang mengatakan bahwa strategi didefinisikan sebagai penentu kerangka kerja dari aktivitas organisasi/perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktivitas, sehingga organisasi dan memberikan pedoman untuk menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan, bahwa strategi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dalam sebuah

32Wina Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media

(53)

organisasi seuai dengan kondisi lingkungan dan tujuan yang akan dicapai, termasuk dapat dilaksanakan disebuah sekolah atau lembaga pendidikan.

Beberapa cara dalam mengatasi problem pembelajaran tematik ialah sebagai berikut: (a) Kerja Team Work dari para guru wali kelas maupun mata pelajaran tiap jenjang untuk membuat perencanaan hingga pelaksanaan; (b) Para peserta didik diajak untuk terlibat dalam menyiapkan media sesuai dengan tema yang akan dipelajari; (c) Menggunakan bahan ajar tematik untuk membantu guru baik dari persiapan, pelaksanaan bahkan evaluasi.

Pada kenyataannya sampai sekarang ini dalam penerapan pembelajaran tematik terbukti masih banyak mengalami hambatan baik dari pihak guru maupun dari sarana dan prasarana. Maka dari itu beberapa saran bagi guru sebagai berikut :

1. Guru harus memahami betul bagaimana konsep pembelajaran tematik atau pembelajaran terpadu sehingga penerapan pembelajaran tematik sesuai dengan tuntutan kurikulum

2. Sarana dan prasarana yang meliputi media, alat peraga, sumber bahan ajar harus dipenuhi

3. Perlu adanya pelatihan terhadap guru bagaimana penyusunan RPP, menentukan alat peraga, maupun media yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

4. Guru harus mampu melakukan pergeseran paradigm proses pendidikan, yaitu dari paradigm pengajaran ke paradigm pembelajaran.

Gambar

Gambar 4.2: Halaman MIN 2 Deli Serdang
Foto bersama Ibu RN dan Ibu KS  selaku Guru Kelas V di MIN 2  Deli Serdang

Referensi

Dokumen terkait

In 1993 the monograph “The beetles of Eastern Latvia” (Barševskis 1993) was published where the author has mentioned 167 weevil species, but later the author mentions six

LAMPIRAN C (LANJUTAN) Perhitungan korelasi antara tes kelincahan dan aksi reaksi dengan hasil passing bawah bola voli ...64. LAMPIRAN D Uji Kebermaknaan Signifikansi

(1) Direktur Jenderal, gubernur, dan bupati/wali kota, atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya melakukan pembinaan kepada petugas pembina mutu dan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu pohon keputusan yang dapat digunakan oleh perusahaan Daihatsu untuk melihat minat konsumen yang membeli produk mobil

Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji secara eksperimental korelasi antara berbagai variasi kadar abu terbang pada dua varian rasio-air- powder dengan kinerja

loyalitas pada nasabah adalah bagaimana cara bank menjalin hubungan yang baik. dengan nasabahnya sehingga bisa menciptakan sikap komitmen

Pernyataan Nabi tersebut terjadi pada musim perang, yaitu ketika ada sebagian tentara Islam yang berjiwa munafik melakukan tindakan desersi (pengkhianat negara),

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar pengaruh rasio profitabilitas terhadap nilai perusahaan baik secara simultan