commit to user
PERBANDINGAN PENAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN
TUBERCULOSIS ANTIGEN RAPID TEST KIT ANTARA SPUTUM
DAN SERUM PASIEN TUBERKULOSIS PARU
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama: Ilmu Biomedik Patologi Klinik
Oleh
Selvi Liemena
NIM: S501008058
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas petunjuk dan
rahmat serta karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Usulan Tesis dengan judul “Perbandingan penampilan diagnostik TBAg rapid
test kit antara sputum dan serum pasien tuberkulosis paru”. Usulan Tesis ini
dimaksudkan sebagai rancangan penelitian yang akan dilanjutkan dengan kegiatan
penelitian. Penelitian merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai derajat
magister.
Atas kesempatan, bantuan, motivasi dan bimbingan yang diberikan kepada
penulis, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1.
Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis utnuk
mengikuti Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret.
2.
Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir., M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan fasilitas kepada
penulis dalam menyelesaikan studi.
3.
Dr. Hari Wujoso, dr, SpF, MM., selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Universitas sebelas Maret, yang telah banyak
memberikan fasilitas serta kebijaksanaan dalam proses pendidikan.
4.
Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr, SpPD-KR, FINASIM., selaku Dekan
commit to user
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Magister
pada Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
5.
Dr Sigit Priohutomo., MPH., selaku Direktur BBKPM Surakarta, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
lingkungan BBKPM Surakarta.
6.
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK., selaku Pembimbing I
penulis, yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
7.
B. Rina A. Sidharta, dr, SpPK-K., selaku Kepala Instalasi Laboratorium
Patologi Klinik RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan Pembimbing II penulis
yang telah memberikan banyak fasilitas dan motivasi serta bimbingannya
selama penyelesaian tesis ini.
8.
Prof. Dr. JB. Suparyatmo, dr, SpPK-K., selaku Guru Besar Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran UNS/RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang selalu
memberikan semangat dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.
9.
Tahono, dr., SpPK-K.., selaku Kepala Bagian Patologi Klinik dan Kepala
Program Studi Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UNS, yang selalu
memberikan semangat, motivasi dan saran yang berarti dalam penyelesaian
tesis ini.
10. Bapak Ibu staf dan dosen serta rekan-rekan PPDS Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran UNS Surakarta yang telah banyak bekerjasama dan memberikan
saran yang berarti.
commit to user
11. Teman-teman analis di Laboratorium Klinik BBKPM Surakarta, yang telah
bekerjasama dan memberikan bantuan sehingga terlaksana penelitian ini.
12. Ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
kedua orangtua penulis papa Denny Liemena dan dan mama Helda Khoeswara
yang telah membesarkan, membimbing dan memberikan dukungan penuh
sehingga penulis dapat mencapai jenjang pendidikan seperti sekarang ini.
13. Kepada Bapak dan Ibu Mertua serta suami dan anak-anakku tercinta: dr Sony
SpAN., M.Kes, yusuf, rio, nanda, dede terimakasih yang tidak ternilai atas
doa, pengertian, pengorbanan, kesabaran, kasih sayang selama ini. Kalian
selalu menjadi inspirasi dan pemberi semangat dalam segala hal.
14. Kepada semua pasien yang telah bersedia menjadi subyek penelitian tesis ini,
yang dengan ikhlas memberikan pengorbanan demi kemajuan ilmu
pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu besar harapan kami untuk mendapatkan kritik dan saran demi perbaikan
sehingga bermanfaat bagi perkembangan keilmuan di bidang Patologi Klinik.
Surakarta, Oktober 2014
Penulis
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul... i
Lembar Pengesahan Pembimbing... Lembar Pengesahan Penguji... ii iii Pernyataan Orisinalitas dan Hak Publikasi... iv
Kata Pengantar... v Daftar Isi... Daftar Gambar ... Daftar Tabel... viii x xi Daftar Singkatan... xii
Daftar Lampiran... xiv
ABSTRAK... xv ABSTRACT... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 1. Tujuan Umum... 2. Tujuan Khusus... 6 6 6 D. Manfaat Penelitian... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Kajian Teori... 8
1. Definisi... 8
2. Epidemiologi... 8
3. Morfologi dan Struktur... 9
4. Biomolekuler... 10
5. Imunopatogenesa Tuberkulosis Paru... 16
i. Tuberkulosis Primer... 20
ii. Tuberkulosis Sekunder... 21
6. Gejala Tuberkulosis... 28 7. Diagnosis Tuberkulosis... 28 8. Pemeriksaan Laboratorium... 30 A. Kerangka Teori... 33 B. Kerangka Konsep... 34 C. Hipotesa Penelitian... 35
BAB.III METODE PENELITIAN... 36
A. Tempat dan Waktu penelitian... 36
B. Desain Penelitian... 36
C. Populasi, Sampel dan Pengambilan sampel... 36
D. Besar Sampel... 37
E. Identifikasi Variabel Penelitian... 37
F. Definisi Operasional Variabel... 38
G. Alur Penelitian... 41
H. Prosedur Kerja Laboratorium... 42
I. Analisa Statistik... 46
J. Etika Penelitian... 46
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 47
commit to user
1. Karakteristik Subyek Penelitian... 47
2. Hasil Pemeriksaan Kultur BTA... 48
3. Hasil Pemeriksaan TBAg Rapid Test Kit... 49
a) Hasil Pemeriksaan Sampel Sputum TBAg Rapid Test Kit... 49
b) Hasil Pemeriksaan Sampel Serum dengan TBAg Rapid Test Kit... 51
c) Hasil uji perbedaan pemeriksaan sampel serum dengan TBAg rapid test kit.... 52
4. Hasil perbandingan pemeriksaan uji diagnostik antara sampel sputum dan serum pasien tersangka TB paru... 53
B. Pembahasan... 56
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN... 62
A. Simpulan... 62
B. Saran... 63
DAFTAR PUSTAKA... 64
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Dinding sel Mycobacterium tuberculosis... 10
Gambar 2. Sistem sekresi dari lokus RD-1... 16
Gambar 3. Perjalanan infeksi Mycobacterium tuberculosis..... 22
Gambar 4. Respon imun TB... 27
Gambar 5. Kultur Mycobacterium tuberculosis pada media LJ... 32
Gambar 6. Kultur Mycobacterium tuberculosis pada media Midlle brook.... 32
Gambar 7. Kerangka pikir... 33
Gambar 8. Kerangka Konsep... 34
Gambar 9. Alur penelitian... 41
Gambar 10. Hasil pemeriksaan kultur BTA berdasarkan jenis kelamin pasien tersangka TB paru... 48
Gambar 11. Hasil pemeriksaan kultur BTA... 49
Gambar 12. Hasil pemeriksaan sampel sputum TBAg rapid test kit dengan kultur TB di media LJ pada pasien tersangka TB paru... 50
Gambar 13. Hasil pemeriksaan sampel serum TBAg rapid test kit dengan kultur TB pada pasien tersangka TB paru... 51
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Delesi gen pada RD M.Tb complex... 11
Tabel 2. Tabel 2x2 penelitian diagnostik... 46
Tabel 3. Karakterisitik sampel tersangka TB... 47
Tabel 4. Hasil pemeriksaan sampel sputum TBAg rapid test kit dengan
kultur TB di media LJ pada pasien tersangka TB paru ... 50
Tabel 5. Hasil pemeriksaan sampel serum TBAg rapid test kit dengan
kultur TB di media LJ pada pasien tersangka TB paru... 51
Tabel 6 Hasil uji perbedaan antara sampel sputum dan serum
menggunakan TBAg rapid test kit dengan uji Mc Nemar... 52
commit to user
DAFTAR SINGKATAN
AIDS Aquaired immunodeficiency syndrome
APC Antigen-persenting cell
ATPase Adenosine triphospatase
BAC Bacterial artificial chromosomes
BBKPM Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
BCG Bacillus calmette guerin
BTA Basil tahan asam
CD CDC
Cluster of differences Centers for disease control
CMI Cell mediated immunity
CFP-10 Depkes
Culture filtrate protein-10
Departemen Kesehatan DNA
ELISA
Deoxyribonucleat acid
Enzyme linked immunosorbent assay
ESAT-6 EXS-1
Early secreted antigenic target-6 Excretion system-1
HIV Human immunodeficiency virus
IFN-γ KCN kDa Interferon gama Kalium cyanida Kilodalton LED LJ
Laju endap darah
Lowenstein Jensen
M.tb Mycobacterium tuberculosis
MDR-TB Multidrug resistant-tuberculosis
MCP-1 Monocyte chemoatractant protein-1
MHC NLR
Major histocompatibility complex Negative predictive value
MPT-64 NaOH
Mycobacterium tuberculosis protein-64 Natrium hidroksida
NPV Negative predictive value
NF-κβ Nuclear factor kappa beta
NK-cell Natural killer cell
ORF Open reading frame
OADC Oleic acid, albumin, dextroseandcatalase
PDPI PLR
Persatuan Dokter Paru Indonesia
Positive likelihood ratio
PNB P-nitro benzoic acid
PPV MHC
Positive predictive value
Major histocompatibility complex
MTSA NK
Mycobacterium tuberculosis secreted antigen Natural killer
RD Region of difference
RNI Reactive nitrogen intermediate
SNPs Single nucleotide polymorphisms
SPS Sewaktu-pagi-sewaktu
TB Tuberkulosis
TBAg Tuberculosis antigen
commit to user
TGF-β Tumor growth factor-β
TLR-2 Tall like receptor-2
WHO World Health Organization
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Biodata... 67
Lampiran 2 Surat pernyataan persetujuan... 68
Lampiran 3 Formulir data subyek penelitian... 68
Lampiran 4 Rekapitulasi data subyek penelitian... 70
Lampiran 5 Hasil analisis statistik dengan SPSS... 72
Lampiran 6 Ethical Clearance penelitian... 73
commit to user
Selvi Liemena. 2014.
Perbandingan Penampilan Diagnostik Pemeriksaan
Tuberculosis Antigen Rapid Test Kit Antara Sputum Dan Serum Pasien
Tuberkulosis Paru. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Didik T., dr., MM., M.Kes.,
PAK, II: B. Rina.A.Sidharta., dr., SpPK-K. Program Studi Magister Kedokteran
Keluarga, Minat Utama Ilmu Biomedik, Program Pascasarjana, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK Pendahuluan.
Tuberkulosis masih merupakan masalah besar dalam dunia kesehatan. Diagnosa yang
tepat untuk menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis (M.tb) secara dini sangat
diperlukan dalam memutus mata rantai penularan. Diagnosis tuberkulosis paru di Indonesia hingga saat ini masih didasarkan pada pemeriksaan mikroskopis basil tahan
asam (BTA) dalam sputum serta kultur M.tb pada media Lowenstein Jensen (LJ).
Mikroskopis BTA memiliki keterbatasan, Sensitivitas mikroskopis BTA sangat bervariasi serta tergantung pada beban kerja, ketrampilan petugas dalam membaca sediaan. Kultur
memerlukan waktu lama yaitu 2 – 8 minggu. Mycobacterium tuberculosis antigen (TBAg)
rapid test kit suatu tes yang cepat, mudah, praktis, dan tidak memerlukan ketrampilan
khusus. Tes ini mendeteksi secreted antigen M.tb yang di kode gen RD-1(Region of
Difference 1), RD2 dan RD3, dimana regio ini dihilangkan pada semua strain
mycobacterium bovis BCG. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai diagnostik
TBAg rapid test kit pada sampel sputum dan serum untuk diagnosis tuberkulosis (TB) paru.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain uji diagnostik. Sampel penelitian adalah sputum dan serum dari 50 pasien tersangka TB paru. Penelitian ini menggunakan baku emas kultur M.tb di media LJ. Sampel sputum dan serum tersangka TB paru didapat dari pasien pertama kali berobat dengan gejala TB paru di BBKPM Surakarta. Setiap spesimen
dilakukan pemeriksaan TBAg rapid test kit.
Hasil
Sensitivitas, spesifisitas, positive predictive value (PPV), negative predictive value
(NPV), positive likelihood ratio (PLR), negative likelihood ratio (NLR) dan akurasi
sampel sputum berturut-turut sebesar 72,2%, 85,71%, 92,86%, 54,55%, 5,06%, 0,32% dan 76%. Sedangkan untuk sampel serum masing-masing sebesar 19,11%, 92,86%, 87,50%, 30,95%, 2,72%, 0,87% dan akurasi 40%.
Simpulan
Secara umum, deteksi antigen dengan TBAg rapid test kit menggunakan sampel sputum
memiliki nilai diagnostik lebih baik daripada sampel serum. Sehingga dapat dipertimbangkan pada unit pelayanan kesehatan yang belum memiliki petugas terlatih
untuk pemeriksaan mikrokopis BTA agar dapat menggunakan TBAg rapid test kit untuk
membantu diagnosis tuberkulosis paru karena spesifisitas yang cukup baik.
commit to user
Selvi Liemena. 2014. Comparison of Diagnostic Examination appearance
Tuberculosis Antigen Rapid Test Kit Between Sputum Tuberculosis And Lung Patient Serum. THESIS. Supervisor I: Prof. Dr. Didik T., dr., MM., M.Kes., PAK, II: B. Rina.A.Sidharta., dr., SpPK-K. Program Study of Family Medical, Post Graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.
ABSTRACT Introduction.
Tuberculosis is still a major problem in the health world. Proper diagnosis to find Mycobacterium tuberculosis (M.tb) early is indispensable in breaking the chain of transmission. The diagnosis of pulmonary tuberculosis in Indonesia is still based on microscopic examination of acid fast bacilli (AFB) in sputum and culture in the M.tb media Lowenstein Jensen (LJ). Microscopic smear has limitations, sensitivity and microscopic smear varies greatly depending on the workload, personnel skills in reading preparation. Culture takes a long time is 2-8 weeks. Mycobacterium tuberculosis antigen (TBAg) rapid test kit is a test that is fast, easy, practical, and does not require special skills. This test detects antigens secreted M.tb genes that code RD-1 (Region of Difference 1), RD2 and RD3, where this region is eliminated in all strains of Mycobacterium bovis BCG. This study aims to determine the diagnostic value of a rapid test kit TBAg on sputum and serum samples for the diagnosis of tuberculosis (TB) lung.
Method
This study used a diagnostic test design. The samples were sputum and serum from 50 patients suspected of TB. This study uses the gold standard culture in the M.tb LJ media. Sputum and serum samples suspected pulmonary tuberculosis obtained from patients treated with the first symptoms of pulmonary TB in BBKPM Surakarta. Each specimen was examined TBAg rapid test kits.
Results
Sensitivity, specificity, positive predictive value (PPV), negative predictive value (NPV), positive likelihood ratio (PLR), negative likelihood ratio (NLR) and the accuracy of sputum samples, respectively for 72.2%, 85.71%, 92 , 86%, 54.55%, 5.06%, 0.32% and 76%. As for the serum samples respectively by 19.11%, 92.86%, 87.50%, 30.95%, 2.72%, 0.87% and accuracy of 40%.
Conclusion
In general, antigen detection by rapid test kit TBAg using sputum samples have better diagnostic value than serum samples. So it can be considered in healthcare facilities that do not have trained personnel to mikrokopis smear examination in order to use TBAg rapid test kit to aid in the diagnosis of pulmonary tuberculosis due to a fairly good specificity.