• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMA DI KOTA TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMA DI KOTA TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN

KINERJA GURU SMA DI KOTA TENGGARONG

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

RELATIONSHIP OF LEADERSHIP AND ORGANIZATIONAL CULTURE WITH SMA TEACHER PERFORMANCE IN TENGGARONG CITY

KUTAI KARTANEGARA REGENCY Ardadiansyah

Prodi PGMI STIS Samarinda Kalimantan Timur

email: muhammad920@rocketmail.com

ABSTRACT

The purpose of the study is to study the relationship between the headmaster leadership and culture organization with the Teachers Achievement of high school in Tenggarong City Kutai Kartanegara Regency. The study was conducted at high school in Tenggarong City Kutai Kartanegara Regency by 88 randomly selected respondents derived from the Teachers of high school. The instrument of the study was questionnaires dealing relationship between the headmaster leadership and culture organization with Teachers Achievement. The techniques used analyze the data obtained from research are descriptive statistics, simple and multiple correlations, and simple and multiple regressions.The results of the study indicate that there is positive and significant relationship between : (1) the headmaster leadership with the Teachers Achievement (2) the Culture Organization with the Teacher Achievement (3) the headmaster leadership and Culture Organization with the Teachers Achievement .

Keywords: The Headmaster Leadership, Organizational Culture, Performance of Teachers

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan organisasi budaya dengan Prestasi Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian dilakukan di SMA Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara oleh 88 responden yang dipilih secara acak yang berasal dari Guru SMA. Instrumen penelitian adalah kuesioner yang membahas hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan organisasi budaya dengan Prestasi Guru. Teknik yang digunakan menganalisa data yang diperoleh dari penelitian adalah statistik deskriptif, korelasi sederhana dan multipel, dan regresi sederhana dan multipel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara: (1) kepemimpinan kepala sekolah dengan Prestasi Guru (2) Organisasi Budaya dengan Prestasi Guru (3) kepemimpinan kepala sekolah dan Organisasi Budaya dengan Prestasi Guru.

Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Kinerja Guru

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan saat ini menuai

berbagai kritik tajam karena

ketidakmampuannya dalam menjawab dan menanggulangi berbagai isu penting dalam kehidupan masyarakat. Selain itu dunia pendidikan juga dijadikan kambing hitam pada saat masyarakat tidak mampu mencapai perubahan dalam kehidupan

mereka. Tampaknya kecenderungan masa depan yang semakin rumit dan kompleks mengharuskan pendidikan untuk mampu menyiapkan siswa dalam menghadapi dunia nyata (Sutrisno, 2005: 36). Di sekolah, siswa perlu disadarkan tentang harapan yang mereka pikul, tantangan yang dihadapi dan kemampuan yang perlu dikuasai. Akan tetapi upaya perbaikan apapun yang dilakukan

(2)

untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang berkualitas (E. Mulyasa, 2007: 5). Masyarakat atau orang tua siswa pun

kadang-kadang mencemohkan dan

menuding guru tidak kompeten (profesional), tidak berkualitas, ketika anak-anak mereka tidak bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi sendiri atau memiliki kemampuan tidak sesuai dengan kemampuannya.

Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru sudah sampai pada titik nadir, hal ini ditandai oleh fenomena-fenomena sebagai berikut:

1. Adanya pandangan sebagian

masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan. 2. Kekurangan guru di daerah terpencil,

memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru.

3. Banyak guru yang belum menghargai

profesinya, apalagi berusaha

mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya, sehingga wibawa guru semakin merosot. Untuk meningkatkan kinerja guru, terlebih dahulu harus mengetahui fungsi-fungsi guru. Menurut Suparlan fungsi guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan sebagai pelatih (Suparlan, 2005: 28).

Agar tugas dan tanggung jawab guru dapat dilaksanakan dengan baik, maka guru harus mempunyai kinerja yang baik. Kinerja merupakan prestasi yang terlihat atau kemampuan kerja apa yang dicapai (Badudu, 1996: 97). Supaya guru dapat menghasilkan kinerja yang baik, seporang guru harus mempunyai kemampuan, kemauan, dan usaha dalam kegiatan proses belajar mengajar yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan evaluasi hasil belajar.

Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Dan untuk memahami apa dan bagaimana kinerja guru itu, maka perlu difahami tentang hakikat dan makna kinerja serta bagaimana mengelola kinerja dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin (kepala sekolah) perlu melakukan serangkaian kegiatan di antaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam sekolah yang dipimpinnya terutama berkaitan dengan kinerja guru. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu sekolah (organisasi) sangat tergantung pada pimpinannya.

Sekolah sebagai suatu organisasi pendidikan, dan budaya yang ada di tingkat sekolah merupakan budaya organisasi, resep utama budaya organisasi adalah interpretasi kolektif yang dilakukan oleh anggota-anggota organisasi berbagai aktivitasnya. Budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Budaya selalu mengalami perubahan, hal ini sesuai dengan peranan sekolah sebagai agen perubahan yang selalu siap untuk mengikuti perubahan yang terjadi. Maka budaya organisasi sekolah diharapkan juga mampu mengikuti, menyeleksi, dan berinovasi terhadap perubahan yang terjadi. Kebudayaan dan pendidikan merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan karena saling mengikat. Budaya itu hidup dan berkembang karena proses pendidikan, dan pendidikan itu hanya ada dalam suatu konteks kebudayaan. Yang ada dalam arti kurikulum adalah sebagai rekayasa dari pembudayaan suatu masyarakat, sedangkan proses pendidikan itu pada hakekatnya merupakan suatu proses pembudayaan yang dinamik.

(3)

Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi sekolah diharapkan bisa mendongkrak kualitas kinerja guru dan relevansi pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu, tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan diwujudkan. Keutamaan pengaruh (influence) kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat memberi inspirasi terhadap kinerja guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan kreatifitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan hal tersebut di atas yang menjadi ketertarikan untuk diteliti adalah hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi sekolah dengan kinerja guru SMA di kota Tenggarong baik SMA Negeri maupun Swasta yang bertujuan bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan kepemimpinan para kepala SMA Negeri dan Swasta dan budaya organisasi dengan kinerja guru.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif bersifat korelasional (penelitian korelasi) karena berusaha menyelidiki hubungan antara beberapa variabel penelitian yaitu variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya organisasi

Sekolah (X2) dengan Kinerja Guru (Y). Studi

korelasi ini akan menggunakan analisis korelasi dan regresi.

Terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu Kepemimpinan Kepala sekolah (X1) dan Budaya organisasi

Sekolah (X2), serta satu variabel terikat yaitu

Kinerja Guru (Y). Kedua variabel bebas (X1

dan X2) dihubungkan dengan variabel terikat

(Y) dengan pola hubungan: (1) Hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y, (2)

Hubungan antara variabel X2 dengan

variabel Y, dan (3) Hubungan antara variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-sama

dengan variabel Y. Adapun alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data yang paling utama adalah dengan menggunakan angket (kuesioner), kemudian untuk mempertajam kevalidan data maka pengumpulan data dilengkapi dengan, dokumentasi dan observasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Persyaratan Analisis Regresi

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dan analisis korelasi. Untuk melakukan analisis data dengan menggunakan tekhnik regresi dan korelasi maka terlebih dahulu harus dilakukan uji persyaratan analisis regresi. Uji persyaratan anaisis yang dimaksudkan untuk menguji apakah data yang terkeumpul memenuhi persyaratan untuk dianalisis dengan regresi atau tidak. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah: (1) data harus berdistribbusi normal, sehingga dilakukan uji normalitas, (2) data harus bersifat homogen, sehingga dilakukan uji homogenitas, dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya harus mempunyai hubungan yang linear, sehingga dilakukan uji linearitas.

Uji normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Bila hasil pengujian normalitas data terbukti bahwa skor masing-masing berdistribusi normal, maka hitungan statistik pada penelitian ini digeneralisasikan pada populasi. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji SPSS 22,0) Jika Dhitung < Dtabel

maka data berdistribusi normal. Jika Dhitung >

Dtabel maka data berdistribusi tidak normal.

Berikut hasil perhitungan: Uji normalitas data variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

variabel Budaya Organisasi (X2) dan variabel

(4)

ketiga variabel tersebut menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji SPSS 22,0).

Tabel 1. Hasil analisis Uji Normalitas

No V Dhitung Dtabel Simpulan

1 X1 0.420 0,15 Normal

2 X2 0.281 0,15 Normal

3 Y 0.808 0,15 Normal

Uji homogenitas

Pengujian homogenitas data dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah sebaran data dari setiap variabel mempunyai sifat homogeni (data yang sama). Untuk keperluan pengujian homogenitas data, digunakan varians terbesar dibanding varian terkecil dengan menggunakan tabel F, pada taraf signifikansi

(α), 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:

Jika Fhitung< Ftabel, maka data tersebut

homogen. Jika Fhitung> Ftabel maka data tidak

homogen.

Berdasarkan output SPSS diketahui bahwa nilai signifikansi varibel Kinerja Guru (Y) berdasarkan variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) = 0,232 > 0,05, artinya

data varibel kinerja Guru (Y) berdasarkan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

mempuyai varian yang sama (homogen). Sedangkan nilai signifikansi varibel Kinerja Guru (Y) berdasarkan variabel Budaya Organisasi (X2) = 0,084 > 0,05, artinya data

varibel kinerja Guru (Y) berdasarkan variabel Motivasi Belajar (X2) mempuyai varian sama

(homogen).

Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat, apakah linear atau tidak. Untuk pengujian linearitas data digunakan uji

F, pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan

kritaria sebagai berikut: Jika Fhitung< Ftabel,

maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat linear. Jika Fhitung>

Ftabel maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat tidak linear. Berdasarkan nilai signifikansi : dari output

diperoleh nilai signifikansi = 0,131 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

dengan variable Kinerja Guru (Y). Selanjutnya nilai F : dari output di atas, diperoleh nilai Fhitung = 1,419, sedang Ftabel

kita cari pada tabel Distribution Tabel Nilai F 0,05 , dengan angka df nya, dari output di atas diketahui df 27,59, ditemukan nilai Ftabel

= 1,51. Karena nilai Fhitung lebih kecil dari

Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan variabel Kinerja Guru

(Y).

Demikian pula hasil nilai signifikansi : dari output dari varibel Budaya Organisasi , diperoleh nilai signifikansi = 0,828 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Budaya Organisasi (X2) dengan

variable Kinerja Guru (Y). Selanjutnya diperoleh nilai F : dari output di atas, diperoleh nilai Fhitung = 0,712, sedang Ftabel

kita cari pada tabel Distribution Tabel Nilai F 0,05 , dengan angka df nya, dari output di atas diketahui df 26,60, ditemukan nilai Ftabel

= 1,83. Karena nilai Fhitung lebih kecil dari

Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel Budaya Organisasi (X2)

dengan variable Kinerja Guru (Y). Tabel 2. ANOVA (Analisis Variansi)

N o Variabel Fhitu ng Ftab el Taraf Signif ikansi Ket. 1 Kepemim pinan Kepala Sekolah (X1) 1.41 9 1,5 1 0.131 Linier 2 Budaya Organis asi (X2) 0,7 12 1,8 3 0,82 8 Linier

(5)

B. Pengujian Hipotesis Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penjumlahan skor masing-masing butir instrumen penelitian, kemudian dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu, uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas dengan tujuan menujukkan data dapat dianalisis selanjutnya, yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam hal ini untuk menguji: (1) Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat: Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru

(Y), Budaya Organisasi (X2) dengan Kinerja

Guru (Y), (2) Hubungan variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat.

Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan

dalam penelitian ini adalah : “Terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah X1) dengan

Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong

Kabupaten Kutai Kartanegara (Y)”.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru SMA di

Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) menghasilkan arah regresi (b) sebesar 0,937 dan konstanta (a) sebesar 1,73. Dengan deikian bentuk hubungan antara kedua variabel digambarkan oleh persamaan regresi Y=1,73 + 0,937X1.

Selanjutnya untuk mengetahui derajat kebeartian persamaan regresi dilakukan uji F sebagaimana disajikan pada tabel.

Tabel 3. Analisis Regresi Variabel X1 dan Variabel Y

Model

(Variabel) Nilai Fhit Ftab

Simp ulan Nilai konstan 1,73 - - - Kepemimpin an Kepala Sekolah 0,937 189,4 3,96 Signi fikan

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y=1,73 + 0,937X1 dengan Fhitung

sebesar 189,4 > Ftabel 3,96 pada taraf

signifikansi (α) 0,05 adalah signifikan.

Persamaan regresi tersebut member arti bahwa setiap peningkatan satu satuan skor Kepemimpinan Kepala Sekolah akan diikuti oleh skor Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) sebesar 0,937pada konstanta 1,73.

Hasil perhitungan kekuatan antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

dengan Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) ditunjukkan oleh koefisien korelasi (ry1)

sebesar 0,829 (lihat lampiran 7). Selanjutnya dilakukan uji signifikansi hubungan anatara Kepemimpinan Kepala Sekolah X1) dengan

Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y). hasil pengujian hubungan antara kedua variabel tersebut tampak pada tabel di bawah ini: Tabel 4. Uji signifikansi Koefiesnsi Korelasi

antara Variabel X1 dengan Y N Koefisien Korelasi

(ry1)

thitung ttabel

88 0,829 13,75 2,000

Dari hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi tersebut, diperoleh nilai thitung sebesar 13,75 lebih besar dari ttabel

pada taraf signifikansi (α) 0,05 yaitu sebesar

2,000 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru SMA di

Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y). Melihat hasil koefisien determinasi (r2y1) sebesar 0,687 maka dapat

disimpulkan bahwa varians yang ditimbulkan oleh variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap variabel Kinerja Guru SMA di

Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) sebesar 68% selebihnya merupakan sumbangan variabel lain. Hal ini

(6)

dapat dilihat pada persamaan regresi Y=1,73 + 0,937X1.

Hubungan Budaya Organisasi (X2)

dengan Kinerja Guru (Y)

Hipotesis kedua yang menyatakan

dalam penelitian ini adalah : “Terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara Budaya Organisasi X2) dengan Kinerja Guru

SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai

Kartanegara (Y)”. Berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana antara Budaya Organisasi X2) dengan Kinerja Guru SMA di

Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) menghasilkan arah regresi (b) sebesar 0,915 dan konstanta (a) sebesar 4,146. Dengan deikian bentuk hubungan antara kedua variabel digambarkan oleh persamaan regresi Y= 4,146 + 0,915X2.

Selanjutnya untuk mengetahui derajat kebeartian persamaan regresi dilakukan uji F sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Analisis Regresi Variabel X2 dan

Variabel Y Model

Variabel Nilai Fhitung Ftabel Simpulan

Nilai

konstan 4,146 - - -

Budaya

Organisasi 0,842 247,24 3,96 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi

Y= 4,146 + 0,915X2 dengan Fhitung sebesar

247,24 > Ftabel sebesar 3,96 pada taraf

signifikansi (α) 0,05 adalah signifikan.

Persamaan regresi tersebut memberi arti bahwa setiap peningkatan satu satuan skor Budaya Organisasi X2) akan diikuti oleh

skor Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) sebesar 0,915 pada konstanta 4,146.

Hasil perhitungan kekuatan antara variabel Budaya Organisasi X2) dengan

Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y)

ditunjukkan oleh koefisien korelasi (ry2)

sebesar 0,740. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi hubungan antara Budaya Organisasi X2) dengan Kinerja Guru SMA di

Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) dengan menggunakan uji t. hasil pengujian hubungan antara kedua variabel tersebut tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Uji signifikansi Koefiesnsi Korelasi antara Variabel X2 dengan Y

N Koefisien Korelasi

(ry2)

thitung ttabel

88 0,861 15,69 2,000

Dari hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi tersebut, diperoleh nilai thitung sebesar 15,69 lebih besar dari ttabel

pada taraf signifikansi (α) 0,05 yaitu sebesar

2,000 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara Budaya Organisasi X2)

dengan Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y). Melihat hasil koefisien determinasi (r2y2)

sebesar 0,741 maka dapat disimpulkan bahwa varians yang ditimbulkan oleh variabel Budaya Organisasi X2) terhadap

variabel Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) sebesar 74% selebihnya merupakan sumbangan variabel lain. Hal ini dapat dilihat pada persamaan regresi Y= 4,146 + 0,915X2.

Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya Organisasi

(X2) secara

bersama-sama dengan Kinerja Guru (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan

dalam penelitian ini adalah : “Terdapat

Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya Organisasi (X2)

secara bersama-sama dengan Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai

Kartanegara (Y)”. Berdasarkan hasil

(7)

regresi linear ganda Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan

Budaya Organisasi (X2) secara

bersama-sama dengan Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara

(Y)” ditunjukkan oleh persamaan regresi

Y=1,508 + 0,317X1 + 0,646X2

Dari hasil print out tersebut diper oleh konstanta a sebesar 1,508, koefisien b1

sebesar 0,317 dan koefisien b2 sebesar

0,646 sehingga diperoleh persamaan regresi

Y=1,508 + 0,317X1 + 0,646X2. Persamaaan

ini memberikan informasi bahwa perubahan skor kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 0,317 perubahan sebesar satu satuan skor pada variabel Kepemipinan Kepala Sekolah dan 0,646 perubahan pada satu satuan skor variabel Budaya Organisasi. Pengujian signifikansi persamaan regresi tersebut di dasarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Analisis Uji Sinifikansi Regresi Ganda

Y

=1,508 + 0,317X1 + 0,646X2

Model

(Variabel) Nilai Fhit Ftab Simpulan

Nilai konstan 1,508 - - - Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,317 247 ,24 3,11 Signifikan Budaya Organnisasi 0,646

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi

!=1,508 + 0,317X1 + 0,646X2 adalah

signifikan. Persamaan regresi tersebut memberikan arti bahwa terdapat hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

dan Budaya Organisasi (X2) secara

bersama-sama dengan Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y) dengan koefisien ry12

sebesar 0,902 hasil pengujian hubungan antara ketiga variabel secara bersama-sama tersebut tampak pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Uji signifikansi Koefisien Korelasi antara Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi secara bersama-sama dengan Kinerja Guru

N Koefisien Korelasi

(Ry2) thitung ttabel

88 0,902 19,36 2,000

Pada tabel di atas nilai thitung sebesar

19,36 lebih besar dari ttabel 2,000 pada taraf

signifikansi (α) 0,05 yaitu sebesar 2,000

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

dan Budaya Organisasi (X2) secara

bersama-sama dengan Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara (Y). Melihat hasil koefisien korelasi (ry12) dan koefisien determinasi

sebesar 0,81 menunjukkan bahwa variabel Kinerja Guru 81% dipengaruhi oleh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan

Budaya Organisasi (X2) secara

bersama-sama. Selebihnya sebesar 19% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hal ini dapat dilihat pada persamaan regresi !=1,508 + 0,317X1

+ 0,646X2.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan data hasil penelitian ini dan hasil analisis maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, berdasarkan hasil analisis regresi dan korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara yang ditunjukkan oleh ry1 sebesar 0,829

koefisien determinasi sebesar 0,687 atau 68% dan nilai thitung sebesar 13,75.

Kedua, Budaya Organisasi SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, berdasarkan hasil analisis regresi dan korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Budaya Organisasi dengan

(8)

Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara yang ditunjukkan oleh ry2 sebesar 0,861 koefisien

determinasi sebesar 0,741 atau 74% dan nilai thitung sebesar 15,69.

Ketiga, Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara dari hasil analisis regresi dan korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi secara bersama-sama dengan Kinerja Guru SMA di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ganda Ry12 sebesar 0,902 koefisien determinasi

sebesar 0,81 atau 81% dan nilai thitung

sebesar 19,36.

Kepala SMA hendaknya dapat melakukan komunikasi, pembinaan secara bertahap, berkelanjutan, terhadap guru, sehingga guru dapat memahami tugas dan tanggungjawab yang diembannya dengan baik dan penuh dengan kesadaran. Guru diharapkan dapat memahami tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya, mampu berinovasi dalam pengayaan pengajaran di sekolah. Selain itu juga diharapkan mampu menjalin komunikasi ke berbagai pihak, baik sesama guru, kepala sekolah, siswa, orang tua siswa atau orang-orang yang ada di sekitar

lingkunganya, sehingga mampu

menciptakan suasana budaya organsisasi yang kondusif, partisipasif dan senantiasa berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerjanya.

Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara diharapkan dapat mengadakan perubahan secara bertahap pola manajemen pendidikan yang bersifat birokretik-sentralistik menjadi otonomi dan desentalistik, sehingga sekolah mempunyai kemandirian untuk mengembangkan program-program penting terhadap kemajuan sekolah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Alhadya, Abdullah, 2002, Jurnal Manajemen Pendidikan, Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Jakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan UNJ.

Anwar, Idochi dan Hidayat Amir, Yayat, 2000. Administrasi Pendidikan : Teori, Konsep & Issu, Bandung: Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur

Penelitian (Suatu Pendektan Praktik), Jakarta: Rineka Cipta, cet ke-14. Azwar, Saifuddin, 1995, Sikap Manusia,

Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badudu, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Benninga, Jacqueas S 1991, Moral,

Character and Civic Education in the Elemen tary School, Columbia University New York and London: Teachers College.

Danim, Sudarman, 2006, Visi Baru Manajemen Sekolah: dan Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktoral Tenaga Kependidikan 2003.

Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara, 2014 Data SMA Negeri dan Swasta Kota Tenggarong.

Echols, John M. dan Shadily, Hasan, 2010,

Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT Gramedia,Cet. Ke-29.

E. Mulyasa, 2007Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fattah, Nanang, 2004, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabetha, Cet. Ke-7.

(9)

Fahmi, Irham, 2010, Manajemen Kinerja (Teori dan Aplikasi), Bandung: Alfabeta.

Hamalik, Oemar, 2002, Pendidikan Guru

Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara. Hanik, Nurma, 2014, Buku Pintar Materi dan

Soal PLPG Sertifikat Guru, Jakarta: Prestasi Pustaka

Hartani, Linda, 2012, Jurnal Penelitian Adminitrasi Pendidikan (Analisis Kinerja Kepala sekolah dan Guru SD Negeri 013 Balikpapan Tengah ),

Program Pascasarjana Kependidikan Unmul: Educare.

Hoffman, Dianne M. 1996 Vol.33.No.3,

American Educational Research Journal, Culture and Self in Multicultural Education Reflections on Discours, Text, and Practise, USA: A Quarterly Publication of the American Educational Research Association.

Humble, John, 1981, Manajemen

Berdasarkan Sasaran dalam Bentuk Humble, Jakarta: Erlangga.

Idochi Anwar, Moch. 2004, Adminitrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan (Teori, Konsep dan Isu),

Bandung: Alfabeta, Cet. ke-2. Jalaludin, Rahmad 1995, Metode Penelitian

Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

John, P. Kotter. & James L. Heskett, 1998,

Corporate Culture and Performance. (terj Benyamin Molan). Jakarta: PT Prehalindo.

Karttono, Kartini, 1999, Peimimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Loraine,dkk How To Research, 2001, (Seluk-beluk Melakukan Riset, Edisi ke Dua)

Jakarta: PT Indeks.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2005, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung: Refika Aditama.

Mariathi, Putu, 2012, Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Guru SD Di Lingkungan Perguruan Rakyat Saraswati Denpasar.

Sugiyono, 2002, Statistik Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sulistiyani, Ambar Teguh, 2008,

Kepemimpinan Profesional

(Pendekatan Leadership Game), Yogjakarta: Gava Media.

Suparlan, 2005, Manajemen Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat.

Sri Surachmi, 2003, Pancaran Pendidikan, Jember: FKIP Jember Manajamen

Pengembangan Tenaga

Kependidikan di Sekolah.

Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1987) Suryabrata, Sumadi 1990. Psikologi

Kepribadian. Jakarta: Rajawali Press.

Suryabrata,Sumadi, 2003 Metodelogi Penelitian, Yogyakarta: UGM, cet ke-15.

Susilo, 2013, Metode Penelitian Bidang Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran), Yogyakarta: Kanwa Publiser, cet-1.

Sutrisno, 2005, Revolusi Pendidikan di Yogyakarta, Yogyakarta: Ar Ruzz 2. Syaefudin, Udin, 2010, Pengembangan

Profesi Guru, Bandung: Alfabeta, cet. Ke-3.

Testriono, 2005, Jurnal Pendidikan,Kemana Pendidikan Kita? (Menengok Kembali Dunia Pendidikan Kita), Jakarta: LPM Institut UIN Syahid H.

Taufik, Ali, 2005, Pendidikan dan Pelatihan dalam perspektif Penignkatan Kinerja Guru, Samarinda: Center Education, Research, Training and English Language.

Tim Dosen Adiminitrasi Pendidikan UPI, 2012, Manajemen Pendidikan, Bandung : Alfabeta.

Tim Dosen FIP-KIP MALANG, 1988,

Pengantar Dasar-dasar

Kependidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Gambar

Tabel 2. ANOVA (Analisis Variansi)

Referensi

Dokumen terkait

dan Anggota Badan Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi atau Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota dapat dicalonkan oleh Partai Politik atau gabungan Partai

 PT  satu dokumen yang mengandungi pernyataan tentang masalah dan potensi pembangunan sesuatu kawasan serta cadangan dalam bentuk program atau projek pembangunan

Melihat potensi dari metabolit sekunder anggrek yang begitu besar, ternyata sekitar 25% spesies anggrek telah dieksploitasi hingga titik pemusnahan untuk digunakan dalam

Data Colletion (pengumpulan data), yaitu mengumpulkan data dari sumber sebanyak mungkin untuk dapat diproses menjadi bahasan dalam penelitian tentunya hal-hal yang

Enam varietas unggul nasional yang telah dilepas Balai penelitian Tanaman Hias (Balithi), yaitu Puspita nusantara, Nyi Ageng Serang, Shakuntala, Puspita Asri, Dewi

Salah satu varietas unggul nasional belimbing adalah Karangsari (SK Mentan No 483/Kpts/LB.240/8/2004) yang berasal dari Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar

Hal tersebut yang mendasari tim pengabdian masyarakat Program Studi Farmasi Universitas Ngudi Waluyo melakukan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan melalui tiga

Untuk mengetahui nilai induktansi yang diperlukan pada frekuensi yang diinginkan, maka harus diketahui rumusan dasar dari hasil substitusi rangkaian listrik dari