• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Self Efficacy Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Di SMK Swasta PAB 12 Saentis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Self Efficacy Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Di SMK Swasta PAB 12 Saentis"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analitika, Vol. 9 (1) Juni (2017) p-ISSN : 2085-6601 e-ISSN : 2502-4590

ANALITIKA

Available online http:/ojs.uma.ac.id/index.php/analitika

Hubungan

Self Efficacy

Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Siswa

Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Di

SMK Swasta PAB 12 Saentis

The Relationship Between Self Efficacy And Social Support With Student's

Anxiety Facing The Computer Based Test (CBT) at SMK PAB 12 Saentis

Yuni Sarjani Rambe

Universitas Medan Area

*Corresponding author:Email: yunisarjani@gmail.com

Abstrak

Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self efficacy dan dukungan sosial dengan kecemasan siswa menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK PAB 12 Saentis. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah 226 siswa-siswi kelas XII SMK PAB 12 Saentis. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknikproporsional random sampling. Sampel sebanyak 70 orang siswa yang mengalami kecemasan. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) skala yaitu skala kecemasan siswa, skalaself efficacydan skala dukungan sosial. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi ganda. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh (1) Terdapat hubungan negatif antaraself efficacy dengan kecemasan siswa dimana rx1y= -0,258 dan p < 0,05 (2) Terdapat hubungan negatif antara

dukungan sosial dengan kecemasan siswa dimana rx2y= -0,534 dan p < 0,05 (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacydan dukungan sosial secara bersama-sama dengan kecemasan siswa diperoleh koefisien Freg= 20,648 dimana

p < 0,05. Sumbangan efektifself efficacydan dukungan sosial dengan kecemasan siswa 38,1%.

Kata Kunci :Self Efficacy,dukungan sosial dan kecemasan siswa

Abstract

This study aims to determine the relationship of self efficacy and social support with student's anxiety facing the Computer Based Test (CBT) at SMK PAB 12 Saentis. This type of research is quantitative correlational. The population in this study were 226 students of class XII SMK PAB 12 Saentis. The sampling technique used proportional random sampling technique. A sample of 70 students with anxiety were obtained. This research uses 3 (three) scale that is student's anxiety scale, self efficacy scale and social support scale. Data analysis techniques used multiple regression analysis. Based on data analysis result obtained (1) There was a negative correlation between self efficacy with student’s anxiety where rx1y= -0,258 and p < 0,05 (2) There was a negative correlation between social support and student’s anxiety where rx2y= -0.534 and p < 0,05 (3) There was a significant relationship between self efficacy and social support together with student’s anxiety obtained coefficient Freg= 20,648 where p < 0,05. Effective contribution of self efficacy and social support with student’s anxiety 38.1%.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dunia pendidikan dalam hal ini, mencetak siswa-siswi menjadi SDM yang berkualitas yang diharapkan dapat berfikir secara kritis, kreatif, inovatif, dan berwawasan luas untuk bersaing meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajarnya. Untuk meningkatkan SDM yang bermutu Dinas Pendidikan terus melakukan perbaikan sistem kurikulum pendidikan nasional, karena pendidikan juga merupakan bagian penting dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak

dapat dipisahkan dari proses

pembangunan itu sendiri. Pembangunan

diarahkan dan bertujuan untuk

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Ujian Nasional (UN) merupakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk mengukur kompetensi lulusan. Pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan model Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Perluasan pelaksanaan UNBK dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, kredibilitas, dan integritas ujian. Satuan pendidikan yang ditetapkan sebagai pelaksana UNBK tidak melaksanakan UNKP. Ujian Nasional Berbasis juga Komputer (UNBK) disebut Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer

sebagai media ujiannya. Dalam

pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas atau Paper Based Test (PBT) yang selama ini sudah berjalan.

Berdasarkan data Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Pada tahun

2016 dilaksanakan UNBK dengan

mengikutsertakan sebanyak 4382 sekolah yang tediri dari 984 SMP/MTs, 1298 SMA/MA, dan 2100 SMK.

Jika pada pelaksanaan UN tahun 2016 di Sumatera Utara hanya 99 sekolah tingkat SMK dan SMA yang menyelenggarakan UNBK, maka jumlahnya meningkat hampir sepuluh kali lipat pada UN tahun 2017. Melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, maka pada UN tahun 2017 jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK menjadi 965 sekolah dengan jumlah siswa peserta ujian sebanyak 45.951.

Melihat adanya dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yaitu kecemasan siswa, maka hendaknya segera diatasi sejak dini sehingga tidak berdampak lebih buruk terhadap prestasi akademik siswa. Secara psikologis, kecemasan menghadapi ujian dipicu oleh kondisi pikiran, perasaan dan perilaku motorik yang tidak terkendali. Kecemasan merupakan suatu keadaan kekhawatiran yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dapat menimbulkan kecemasan, misalnya, kesehatan, relasi sosial, ujian, karier, relasi

(3)

internasional, dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang menjadi sumber kekhawatiran.

Menurut Nevid dkk (2005:163) mengemukakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Haber dan Runyon, 1984 (dalam Puspitasari, 2010) bahwa jika seseorang mengalami perasaan gelisah, gugup, atau tegang dalam menghadapi suatu situasi yang tidak pasti, berarti orang tersebut mengalami kecemasan, yaitu ketakutan yang tidak menyenangkan, atau suatu pertanda sesuatu yang buruk akan terjadi.

Untuk mengatasi kecemasan siswa yang timbul dalam menghadapi UNBK, perlu mengetahui faktor-faktor apa saja

yang dapat mempengaruhi atau

menyebabkan siswa mengalami gangguan kecemasan. Menurut Sarason, dkk (dalam Wulandari, 2015) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan yaitu keyakinan diri (self-efficacy), dukungan sosial, dan modelling. Hal yang sama juga dikemukakan menurut Nevid, dkk (2005:196) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan kecemasan diantaranya : kurangnya dukungan sosial danself-efficacyyang rendah.

Bandura (1997:3) menjelaskan

“Perceived self efficacy refers to beliefs in one’s capabilities to organize and excute the course of action required to produce given attainments”. Self efficacy atau efikasi diri merupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya melakukan

tindakan yang diharapkan. Keyakinan efikasi diri mempengaruhi pilihan tindakan yang akan dilakukan, besarnya usaha dan ketahanan ketika berhadapan dengan hambatan atau kesulitan.

Self efficacy sangat mempengaruhi mekanisme perilaku manusia. Jika seorang siswa yakin mempunyai keyakinan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkannya maka siswa tersebut akan berusaha untuk mencapainya. Akan tetapi jika seorang siswa tidak mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu maka dia tidak akan berusaha untuk mewujudkannya. Self efficacy juga mempengaruhi besar usaha dan ketahanan individu dalam menghadapi kesulitan. Siswa dengan self efficacy yang tinggi memandang tugas-tugas sulit sebagai tantangan untuk menghadapinya daripada sebagai ancaman untuk dihindari begitu juga dalam menghadapi ujian nasional berbasis komputer atau UNBK.

Faktor lain yang dapat

mempengaruhi kecemasan adalah

dukungan sosial. Dengan adanya dukungan sosial yang diterima dari orang-orang disekitarnya baik dari orang tua, guru dan teman membuat siswa tersebut merasa diperhatikan, diperdulikan, dan dicintai. Sehingga kekuatan akan keyakinan dirinya dalam menghadapi ujian akan timbul dengan baik.

Sarafino (dalam Puspitasari, 2010) berpendapat bahwa dukungan sosial adalah suatu kesenangan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang dirasakan dari orang lain atau kelompok. Dukungan sosial dapat datang dari sumber-sumber yang berbeda seperti dari pasangan atau orang yang dicintai,

(4)

keluarga, teman, psikolog, atau anggota organisasi.

Hal senada dikemukakan oleh House (dalam Novita, dkk 2015), dukungan sosial diartikan sebagai bentuk hubungan yang bersifat menolong dengan melibatkan aspek-aspek empat macam dukungan, yakni dukungan instrumen (menolong orang secara langsung dengan memberikan sesuatu), dukungan emosional (memberi perhatian, cinta, dan simpati), dukungan informatif (memberi informasi yang dapat digunakan penerima untuk coping), dan dukungan appraisal (umpan balik secara langsung tentang fungsi perorangan pada peningkatan harga diri). Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa senang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten.

Setelah dilakukan observasi pada kegiatan simulasi pertama UNBK pada bulan Desember 2016 terlihat jelas beberapa siswa mengalami kecemasan dalam dirinya, hal ini terlihat jelas dari perilaku yang tampak yaitu ada yang terlihat gugup dan bingung, tangan dingin dan gemetar, dahi atau kening berkerut, sulit berkonsentrasi, bahkan ada siswa yang membawa saputangan dikarenakan berkeringat yang berlebihan padahal kesehariannya tidak pernah menggunakan sapu tangan.

Berdasarkan pengamatan hasil

observasi pada simulasi inilah peneliti tertarik untuk lebih lanjut mewawancarai beberapa siswa di sekolah tempat peneliti akan melakukan penelitian yaitu SMK Swasta PAB 12 Saentis yang terdiri dari 10 orang siswa Program Studi Keahlian Otomotif , 10 orang siswa-siswi Program Studi Keahlian Bisnis Manajemen, dan 5

orang siswi Program Studi Keahlian Tata Kecantikan berpendapat bahwa setiap siswa merasakan hal yang sama yaitu cemas, takut, khawatir, gugup, gelisah, dan kurang yakin dalam menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Kecemasan yang terjadi pada siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional adalah normal. Namun sejauh mana siswa tersebut dapat mengatasi rasa cemasnya, tergantung pada kemampuan siswa tersebut untuk merespon kecemasan yang dialaminya. Sarason, 1980 (dalam Thomaszen dkk, 2013) menjelaskan bahwa siswa yang berada pada level kecemasan terhadap ujian yang rendah akan lebih berhasil dalam melengkapi tugas yang rumit dan waktu ujian yang terbatas.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perlu dilakukan penelitian. Peneliti terdorong untuk meneliti tentang:

1. Hubungan self efficacy (X1) dengan

kecemasan siswa (Y) dalam menghadapi UNBK ?

2. Hubungan dukungan sosial (X2)

dengan kecemasan siswa (Y) dalam menghadapi UNBK ?

3. Hubungan self efficacy (X1) dan

dukungan sosial (X2) dengan kecemasan

siswa(Y) dalam menghadapi UNBK ?

METODE PENELITIAN

Variabel dalam peneltian ini adalah : 1. Variabel bebas :Self Efficacy (X1)

dan dukungan sosial (X2).

2. Variabel terikat : kecemasan siswa (Y).

Self efficacy adalah merupakan

keyakinan seseorang terhadap

kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk

(5)

mencapai tujuan yang diharapkan. Dukungan sosial adalah bantuan atau dukungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu yang mampu membuat individu tersebut merasa nyaman, baik secara fisik maupun psikologis sebagai bukti bahwa mereka diperhatikan dan dicintai.

Kecemasan adalah kondisi

emosional yang tidak menyenangkan baik dari dalam maupun dari luar individu itu

sendiri yang mempunyai ciri

keterangsangan fisiologis, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti gelisah, gugup, ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran.

Skala kecemasan siswa disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Harber dan Runyon (dalam Puspitasari dkk, 2010) mengemukakan empat dimensi kecemasan yaitu : kognitif, motorik, somatik, dan afekti. Skala kecemasan siswa ini diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti (Suryatama, 2014), terdiri dari 34 item, 17 item fovorable dan 17 item unfavorable.

SkalaSelf Efficacyberdasarkan teori yang dikemukakan oleh Bandura (1997)

mengungkapkan bahwa perbedaan self

efficacy pada setiap individu dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : tingkat kesulitan (level), keluasan (generality), kekuatan (strenght). Skalaself efficacyini diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti (Suryatama, 2014), terdiri dari 24 item, 10 item fovorabledan 14 itemunfavorable.

Skala dukungan sosial disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh House (dalam Novita, 2015) membagi dukungan sosial menjadi empat jenis dukungan sosial yaitu : dukungan

emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Skala dukungan sosial ini disusun oleh peneliti sendiri, terdiri dari 30 item, 16 item fovorable dan 14 item unfavorable.

Siswa kelas XII SMK PAB 12 Saentis berjumlah 243 orang siswa. Untuk

menjaring siswa yang mengalami

kecemasan, maka peneliti melakukan skrining awal dan diperoleh data sebesar 226 orang siswa yang menjadi populasi. Dari jumlah siswa tersebut ditentukan sampel penelitian sebanyak 70 orang siswa

dengan menggunakan rumus Slovin.

Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode kuantitatif.

Metode analisis data yang

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu hubunganself efficacydan dukungan sosial dengan kecemasan siswa digunakan Analisis Regresi Berganda yang bertujuan untuk menganalisa hubungan antara dua atau lebih variabel, khususnya variabel dependen dan independen (Arikunto, 2014). Analisis ini juga akan menunjukkan sumbangan efektif dari masing-masing variabel.

Sebelum menggunakan analisis regresi berganda maka terlebih dahulu harus melewati uji asumsi, yaitu uji normalitas dan uji linieritas. Analisis dilakukan dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Window versi 20.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS version 20 for windows. Berdasarkan uji

(6)

normalitas diketahui bahwa variabel

kecemasan siswa, self efficacy dan

dukungan sosial menyebar mengikuti sebaran normal. Sebagai kriterianya apabila p > 0,050 maka dinyatakan normal dan sebaliknya apabila p < 0,050 sebarannya dinyatakan tidak normal. Tabel 1 berikut ini merupakan rangkuman hasil perhitungan uji normalitas sebaran.

Tabel 1. Uji Normalitas Sebaran

Variabel Kolmogorov-Smirnov Z

P Keteangan

Kecemasan

siswa 0,597 0,868 Normal

Self efficacy 0,588 0,880 Normal Dukungan

sosial 0,931 0.351 Normal

Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa variabel self efficacy dan dukungan sosial mempunyai hubungan yang linier terhadap variabel kecemasan siswa. Sebagai kriterianya apabila p < 0,05 maka dinyatakan mempunyai derajat hubungan yang linier. Nilai-nilai hubungan tersebut dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Uji linieritas hubungan

Korelasional F P Ketarangan

X1– Y 12,784 0,001 Linier

X2– Y 38,375 0,000 Linier

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda didapatkan hubungan signifikan antaraself efficacy, dukungan sosial dengan kecemasan siswa. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan koefisien (R2)

dari hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial dengan kecemasan siswa adalah sebesar 0,381. Ini menunjukkan bahwa variabel kecemasan siswa dapat

dibentuk oleh variabel self efficacy dan dukungan sosial adalah sebesar 38,1%, sedangkan masih terdapat 61,9% (100%-38,1%) variabel bebas lainnya yang mempunyai hubungan dengan kecemasan siswa namun belum terdapat dalam penelitian ini.

Kemudian berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan product moment, diperoleh nilai koefisien kolerasi rx1y sebesar -0,258 dan nilai p <

0,05 maka terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self efficacy dengan kecemasan siswa. Kemudian diperoleh nilai koefisien kolerasi rx2ysebesar -0,534

dan nilai p < 0,05 maka terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan siswa. Tabel 3 di bawah ini merupakan hasil rangkuman perhitungan analisis data.

Tabel 3. Ringkasan hasil analisis data

Variabel F R r2 P

X1– Y - -0,258 0,067 0,033

X2– Y - -0,534 0,285 0,000

X1– X2–

Y 20,648 0,618 0,381 0,000

Tabel 4. Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficie nts T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 209,405 20,183 10,375 ,000 Self_ Efficacy -,288 ,132 -,219 -2,182 ,033 Dukungan_S osial -1,149 ,222 -,518 -5,169 ,000

(7)

Dari Tabel 4 diatas juga diketahui bahwa konstanta ( ) sebesar 209,405 artinya apabilaself efficacy dan dukungan sosial tidak ada atau nilainya 0, maka kecemasan siswa nilainya sebesar 209,405. Koefisien regresi variabel self efficacy(X1) sebesar -0,288 artinya apabila

self efficacy ditingkatkan 1 satuan, maka kecemasan siswa akan mengalami peningatkan sebesar -0,288 satuan. Koefisien bernilai negatif artinya ada hubungan yang berbanding terbalik antara kecemasan siswa denganself efficacy.

Selanjutnya koefisien variabel dukungan sosial (X2) sebesar -1,149

artinya apabila dukungan sosial

ditingkatkan 1 satuan, makakecemasan siswa akan mengalami peningkatkan sebesar -1,149 satuan. Koefisien bernilai negatif artinya ada hubungan yang berbanding terbalik antara kecemasan siswa dengan dukungan sosial.

Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi berganda Y = a + bX1+

cX2, dapat dijelaskan dengan angka Y =

209,405 – 0,288 X1– 1,149 X2

Tujuan penelitian ini mencoba

menjawab permasalahan mengenai

hubungan antaraself efficacydan dukungan sosial dengan kecemasan siswa pada siswa SMK PAB 12 Saentis.

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antaraself efficacydan dukungan sosial dengan kecemasan siswa. Hal ini berarti hipotesis diterima Dan sumbangan efektif yang diberikan sebesar 38,1%.

Hasil analisis data selanjutya diperoleh hasil terdapat hubungan negatif dan signifikan antara self efficacy dengan

kecemasan siswa. Dan hasil berikutnya terdapat hubungan negatif dan signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan siswa. Artinya hipotesis diterima.

SIMPULAN

Terdapat hubungan negatif antara self efficacy dan kecemasan siswa, dengan nilai korelasi rx1y self efficacy (X1) dengan

kecemasan siswa (Y) adalah sebesar -0,258 dan nilai p = 0,033 (p < 0,05) artinya terdapat hubungan negatif dan signifikan antara self efficacy dengan kecemasan siswa. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel negatif, artinya semakin tinggi skorself efficacymaka akan semakin rendah kecemasan siswa, hal itu berlaku pula sebaliknya, semakin rendah self efficacy seseorang maka akan semakin tinggi kecemasan siswa.

Terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dengan kecemasan siswa, dengan nilai korelasi rx2y dukungan sosial

(X2) dengan kecemasan siswa (Y) sebesar -0,534 dan nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya terdapat korelasi yang negatif dan signifikan. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel negatif, artinya semakin tinggi dukunngan sosial akan semakin rendah kecemasan siswa. Hal ini berlaku pula sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial akan semakin tinggi kecemasan siswa.

Terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dan dukungan sosial

dengan kecemasan siswa, yang

ditunjukkan oleh koefisien Freg = 20,648

dan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Ini menandakan self efficacy dan dukungan sosial mempunyai hubungan yang signifikan dengan kecemasan siswa.

(8)

Nilai koefisien determinan (R2) dari

hubungan antara self efficacy dan

dukungan sosial dengan kecemasan siswa adalah sebesar 0,381 yang artinya variabel kecemasan dapat dibentuk oleh variabel self efficacy dan dukungan sosial adalah sebesar 38,1%. Sedangkan masih terdapat 61,9% (100%-38,1%) variabel bebas lainnya yang mempunyai hubungan dengan kecemasan siswa namun belum terdapat dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bandura, Albert. (1997).Self Efficacy. The Exercise of a Control. New York: W. H Freeman and Company

Baron, R.A., Byrne, D. (2004).Psikologi Sosial / Edisi Kesepuluh / Jilid 1 Terjemahan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia : PT Gelora Aksara Pratama

JawaPos. (2017). Ribuan Siswa Numpang Ujian Seluruh Unas 2017 Berbasis Komputer. http://www.jawaposonline.com. Diakses pada tanggal 10 Januari 2017

Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1.Terjemahan: Tim Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: Erlangga. Novita, E., Aziz, A., Hardjo, S. (2015). Hubungan

Dukungan Sosial dengan Psychological Well Being pada Remaja Korban Sexual Abuse di Kabupaten Langkat. Jurnal

Psikologi Konseling. Vol.7 No.1, Desember 2015

Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Nomor: 0043/P/BSNP/I/2017. (2017). Tentang Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2016/2017 Puspitasari, Y.P., Zaenal, A., Dian, R.S. (2010).

Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Menjelang Ujian Nasional (UN) pada Siswa Kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta. Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Mei 2010.

Rahayu, R.D. (2013) Hubungan Kepercayaan Diri dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian. Naskah Publikasi Program Pascasarjana Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Suryatama, M.D., Dharmayana, I.W., Syahriman.

(2014). Hubungan Self Efficacy dan Self Regulated Learning dengan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas XII SMA Negeri I Ketahun. Thesis Penelitian Universitas Bengkulu. Thoomaszen, Friandry, W., Murtini. (2013).

Manajemen Stres untuk Menurunkan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.Vol. 11-2, 79-92. ISSN : 1693-7236.

Wulandari, D. (2015). Hubungan antaraSelf Efficacy dengan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Skripsi pada Mahasiswa Psikologi

Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru. Naskah Skripsi Penelitian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Siswa dituntut untuk menemukan sendiri strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah, sehingga dibutuhkan intuisi. Siswa laki-laki dan perempuan memiliki intuisi yang berbeda dalam

S obzirom da od ukupno 29 elemenata marketinškog miksa, kod njih 22 (Tablica 18) postoji statistiĉki znaĉajna razlika u rangovima ispitanika koji izvaninstitucionalno

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS

Karya manusia saat ini yang menunjukkan gejala serba praktis, agaknya diperlukan inspirator berupa gagasan yang peduli terhadap lingkungan dengan karya-karya yang

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji ulang penelitian saat ini dan penelitian sebelumnya dengan menggunakan variabel persepsi kualitas, harapan pelanggan, nilai

Penelitian ini menghasilkan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penyewaan Mobil Pada Kiki Rental Car Group Yogyakarta yang dapat digunakan untuk pengolahan daftar

“Manfaatnya bagi masyarakat dengan berlakunya Mawah adalah para petani khususnya tidak lagi mendapat tekanan dari pihak-pihak yang secara langsung meminjamkan uangnya untuk

Telah dilakukan Penelitian Pengaruh Medan Elektromagnetik Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Sekitar Menara Pemancar Telepon Seluler (BTS) di Jakarta dan Bandung, Disain