• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Biji Nangka Sebagai Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram Dan Jamur Merang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemanfaatan Biji Nangka Sebagai Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram Dan Jamur Merang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN BIJI NANGKA SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT F0 JAMUR TIRAM DAN JAMUR MERANG

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

NAWANGWULAN RHAINA BETHARIA A420130174

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH SURAKARTA

(2)

i   

HALAMAN PERSETUJUAN

PEMANFAATAN BIJI NANGKA SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT F0 JAMUR TIRAM DAN JAMUR MERANG

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NAWANGWULAN RHAINA BETHARIA A420130174

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh : Dosen Pembimbing

(Dra. Suparti, M.Si) NIK 195706011987032001

(3)

PENGESAHAN

PEMANT'AATAN BIJI NANGKA SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK

PERTUMBUHAN BIBIT FO JAMURTIRAM DAI\ JAMURMERANG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

NAWANGWIJLAN RIIAINA BETHARIA

A420130174

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

I-Iniversitas Muhammadiyah Surakarta Padahari Selas4 11

hli20l7

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

.t-1.

Dewan Penguji :

Dra. Suparti, M.Si (Ketua Dewan Penguji) Triastuti Rahalu, M.Si Genguji 2)

Efri Roziaty, M.Si (Penguji 3)

?-Surakarta, 11

l\lli

2017

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ft

'gr

lz

r

(4)

PERNYATAAN

Menyatakan dengan sebenamya bahwa Naskah Publikasi yang saya

serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang

1ain, kecuali yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti artikel publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai

peraturan yang berlaku.

A420130174 Surakarta, 01 luni 2011

--_ Jery",pStntuat pemyataan,

Nav.iangwulan P.haina Betharia

(5)

1

PEMANFAATAN BIJI NANGKA SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT F0 JAMUR TIRAM DAN JAMUR MERANG

ABSTRAK

Biji nangka merupakan salah satu biji-bijian yang memiliki kandungan karbohidrat 36,7%, kalsium 33%, protein 42%, lemak 0,1%, vitamin C 10 dan kandungan air 57,7% sehingga mampu mencukupi kebutuhan nutrisi pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan miselium bibit F0 jamur tiram dan jamur merang pada media ekstrak, bubur dan tepung biji nangka. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan desain penelitian eksperimen. Metode penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 2 kali pengulangan dan pengamatan dilakukan di hari ke 3 dan ke 7. Faktor 1 yaitu perlakuan biji nangka media ekstrak (M1), media bubur (M2), media tepung (M3) dan Faktor 2 yaitu jamur tiram (J1), jamur merang (J2). Hasil dari penelitian yaitu miselium bibit F0 jamur tiram dan jamur merang dapat tumbuh pada media alternatif biji nangka dalam bentuk ekstrak, bubur, dan tepung. Pertumbuhan miselium hari ke 3 yang paling cepat yaitu jamur tiram media bubur 6,75 cm dan yang paling lambat yaitu pada jamur tiram media ekstrak dengan pertumbuhan miselium 1,25 cm. Pada hari ke 7 pertumbuhan miselium yang paling cepat yaitu jamur merang media bubur biji nangka 9 cm dan jamur tiram media ekstrak biji nangka memiliki pertumbuhan miselium paling lambat yaitu 2,25 cm. Untuk ketebalan miselium yang baik pada jamur tiram sedangkan jamur merang memiliki miselium yang tipis.

Kata kunci : pertumbuhan miselium,biji nangka, media ekstrak,bubur,tepung.

ABSTRACT

Jackfruit seed is one grain that has 36.7% carbohydrate, 33% calcium, 42% protein, 0.1% fat, vitamin C 10 and 57.7% water, so it is able to suffice the nutritional needs of oyster mushroom mycelium growth and straw mushroom. This research was conducted to find out the growth of F0 oyster mushroom and straw mushroom by using jackfruit seeds as alternative media of potato substitute. The type of this research is qualitative descriptive with experimental research design. The research used experimentation research method with Complete Randomize Design (RAL) factorial pattern consisting of 6 treatments with 2 repetitions. Factor 1 was seedling of jackfruit extract media (M1), pulp media (M2), flour media (M3) and Factor 2 that is oyster mushroom (J1), straw mushroom (J2). Based on the result, the growth of mycelium on oyster mushroom and straw mushroom the growth alternative media jackfruit of seeds extract, pulp, and flour. Observation on day 3 and 7, the growth mycelium on day 3 is best at oyster mushroom in pulp media 6,75 cm and the longest at oyster extract media 1,25 cm. The growth mycelium on day 7 is best at straw mushroom in pulp media 9 cm and the longest at oyster mushroom in

(6)

2

extract media 2,25 cm. The thickness of mycelium good first at of oyster mushrooms while the edible mushroom having a thin the mycelium.

Keywords: mycelium growth, jackfruit seed, the media extract, pulp, flour.

1. PENDAHULUAN

Jamur merupakan organisme yang sangat unik. Jamur tiram salah satu jenis jamur kayu yang biasa dikonsumsi dikalangan masyarakat Indonesia. Nutrisi utama yang diperlukan jamur tiram karbohidrat (selulosa,hemiselulosa, dan lignin), protein, lemak, mineral dan vitamin (Hanum, 2013). Jamur tiram juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena banyak mengandung zat gizi yang seimbang terutama karbohidrat dan protein (Jamilah, 2016). Jamur merang termasuk jenis jamur kayu yang sering dikonsumsi seperti layaknya jamur tiram. Jamur merang memiliki kandungan gizi yang baik, sehingga di beberapa wilayah Asia khususnya Indonesia jamur merang ini dibudidayakan. Kandungan yang dimiliki pada jamur merang yaitu karbohidrat 50,59%, protein 5,94%, lemak 0,17%, abu 1,14% dan serat 1,56% (Wijaya, 2014).

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2016), tentang pertumbuhan jamur pada media biji kluwih dan biji nangka sebagai substitusi media PDA yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Aspergillus niger.

Parameter peneletian dengan menggunakan metode agar blok dengan inkubasi 3 hari dengan suhu 28°C. Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan A. niger setelah inkubasi 72 jam diameter koloni secara berturut-turut pada media PDA media biji kluwih dan biji nangka 4,7 cm, 4,3 cm, 4,1 cm dengan sporulasi lebat. Maka biji kluwih dan biji nangka dapat dimanfaatkan sebagai substitusi media PDA untuk pertumbuhan jamur.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, produksi buah nangka di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 652.981 ton. Dengan kapasitas produksi tersebut, biji buah nangka tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang. Komposisi yang terkandung dalam 100 gr biji nangka yaitu energi 37 kkal; protein 1,6 g; karbohidrat 7,3 g; kalsium 37 mg; karoten 110mg; niasin 0,4 mg, vitamin C 0,4 mg; vitamin B2 0,06 mg; vitamin B1 0,06 mg; fosfor 26 mg;

(7)

3

sodium 48 mg; potassium 292 mg; dan air 83,1 mg (Pushpakumara, 2007). Dari pra penelitian yang telah dilkakukan biji nangka dapat dibuat media ekstrak, bubur dan tepung. Ketiga media tersebut digunakan untuk pertumbuhan biakan murni F0, hal tersebut dilakukan untuk menambah pengetahuan masyarakat khususnya petani jamur bahwa pembuatan media indukan F0 dapat dilakukan dengan berbagai macam umbi dan biji yang memiliki kandungan sama dengan kentang. Penelitian yang dilakukan mempunyai hipotesis yaitu, ada pengaruh sumber nutrisi dari biji nangka terhadap pertumbuhan miselium bibit F0 jamur tiram dan jamur merang.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammmadiyah Surakarta pada bulan April 2017. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan melakukan sterilisasi alat yang digunakan untuk penelitian, selanjutnya pembuatan media ekstrak, bubur, dan tepung biji nangka sebanyak 200 g dalam 500 ml aquades, kemudian menambahkan Agar 8 g dan gula 10 g. Selanjutnya media disterilisasi dan jika sudah melakukan inokulasi indukan jamur tiram dan jamur merang kedalam masing-masing media.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pemanfaatan Biji Nangka sebagai Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang, didapatkan hasil sebagai berikut (Tabel 4.1)

Tabel 4.1 Diameter pertumbuhan miselium bibit F0 jamur tiram dan jamur merang media ekstrak, bubur, dan tepung biji nangka pada hari ke 3 dan ke 7

Perlakuan Diameter pertumbuhan hari ke 3/cm Diameter pertumbuhan hari ke 7/cm Ketebalan hari ke 3 Ketebalan hari ke 7 J1M1 1,25 2,25* Tipis Tebal J1M2 6,75 8,0 Tebal Tebal J1M3 4,1 8,5 Tebal Tebal

(8)

4

J2M1 2,5 6,5 Tipis Tipis

J2M2 2 9,0** Tipis Tebal

J2M3 2,15 7,5 Tipis Tipis

Keterangan :

** : Pertumbuhan miselium paling cepat * : Pertumbuhan miselium paling lambat

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan miselium bibit F0 jamur tiram dan jamur merang dengan sumber nutrisi ekstrak, bubur, dan tepung biji nangka pada pengamatan hari ke 3 dan ke 7 setelah inokulasi yaitu terdapat kenaikan pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang. Pada pengamatan hari ke 3 setelah inokulasi menunjukkan pertumbuhan miselium yang paling cepat dan lambat. Pertumbuhan miselium tercepat yaitu pada jamur tiram media bubur biji nangka 6,75 cm dan yang paling lambat jamur tiram media ekstrak 1,25 cm. Sedangkan pada pengamatan hari ke 7 setelah inokulasi menunjukkan pertumbuhan miselium yang paling cepat yaitu pada jamur merang media bubur biji nangka 9,00 cm dan pertumbuhan miselium paling lambat pada jamur tiram media ekstrak biji nangka 2,25 cm.

Jamur tiram dan jamur merang untuk pertumbuhan miselium membutuhkan media yang memiliki nutrisi yang dapat membantu untuk pertumbuhan miseliumnya. Biji nangka dapat digunakan sebagai media alternatif sebagai sumber nutrisi pengganti kentang yang dibuat ekstrak, bubur, dan tepung. Karbohidrat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan miselium.

3.1Diameter Miselium

Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan miselium pada bibit F0 jamur tiram dan jamur merang dengan media alternatif biji nangka pada hari ke 3 dan ke 7 sebagai berikut (Grafik 4.1)

(9)

5

Grafik 4.1 Diameter pertumbuhan miselium bibit F0 jamur tiram media ekstrak, bubur,

dan tepung biji nangka pada hari ke 3 dan ke 7

Grafik 4.2 Diameter pertumbuhan miselium bibit F0 jamur merang media ekstrak, bubur,

dan tepung biji nangka pada hari ke 3 dan ke 7

Diameter pertumbuhan miselium dalam berbagai media substrat setelah inokulasi mempunyai kemampuan variasi pertumbuhan yang berbeda (Rajoriya, 2015). Grafik 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa untuk masing-masing perlakuan pertumbuhan miselium jamur tiram dan jamur merang berbeda. Untuk hari ke 3 diameter pertumbuhan miselium paling cepat yaitu pada media bubur biji nangka jamur tiram dan yang paling lambat yaitu

1,25 6,75 4,1 2,25 8,5 8,6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 J1M1 J1M2 J1M3 hari ke 3 hari ke 7

Diameter Pertumbuhan Miselium (cm)

Jamur tiram media ekstrak Jamur tiram media bubur Jamur tiram media tepung

2,5 2 2,15 7,55 9 7,75 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 J2M1 J2M2 J2M3 hari ke 3 hari ke 7

Diameter Pertumbuhan Miselium (cm)

(10)

6

ekstrak biji nangka jamur tiram. Pada hari ke 7 diameter pertumbuhan miselium jamur tiram yang terbaik pada media tepung biji nangka. Hal ini disebabkan karena semua nutrisi yang ada pada biji nangka cukup memenuhi nutrisi miselium walaupun tepung biji nangka dibuat melalui proses pengeringan tetapi kandungan yang terdapaat pada tepung biji nangka masih sesuai sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur tiram. Pertumbuhan miselium jamur tiram yang paling lambat yaitu pada media ekstrak biji nangka, hal tersebut dapat dikarenakan kandungan air, karbohidrat, ketersediaan makanan dan protein pada ekstrak biji nangka kurang memenuhi syarat.

Diameter pertumbuhan jamur merang hari ke 3 yang paling baik yaitu jamur merang media ekstrak biji nangka dan yang paling lambat jamur merang media bubur biji nangka. Hal ini dikarenakan jamur merang mengalami fase adaptasi sehingga pertumbuhan jamur merang lebih cepat dari sumber nutrisi ekstrak dibandingkan media bubur. Diameter pertumbuhan miselium untuk hari ke 7 terjadi perubahan dimana jamur merang yang memiliki pertumbuhan miselium paling baik yaitu pada media bubur biji nangka, dikarenakan semua nutrisi yang terdapat pada biji nangka terpakai seperti karbohidrat dan kandungan gula yang terdapat pada biji nangka sehingga kebutuhan nutrisi sebagai syarat pertumbuhan miselium terpenuhi dengan baik.

3.2Ketebalan Miselium

Berdasarkan hasil pengamatan diameter pertumbuhan miselium bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang yang dilakukan pada hari ke 3 dan hari ke 7. Untuk hari ke 3 berdasarkan tebal tipisnya maka dapat dilihat pada (gambar 4.1 dan gambar 4.2)

(11)

7

A

a b c

B

a b c

Gambar 4.1 Ketebalan miselium jamur tiram (A) dan jamur merang (B) hari ke-3

Biji nangka (a)Ekstrak,(b)Bubur,(c)Tepung

Dilihat dari gambar 4.1 Menunjukkan bahwa ketebalan miselium setiap sumber nutrisi berbeda. Ketebalan miselium pada jamur tiram (A) media ekstrak (a) masih tipis. Untuk ketebalan miselium pada media bubur (b) dan tepung (c) jamur tiram

A

a b c

B

a b c

Gambar 4.2 Ketebalan miselium jamur tiram (A) dan jamur merang (B) hari ke-7

(12)

8

Dilihat dari gambar 4.2 menunjukkan jika terdapat ketebalan miselium dari masing-masing media sumber nutrisi berbeda. Untuk jamur tiram (A) media ekstrak (a)memiliki miselium yang tebal tetapi masih sedikit sedangkan media bubur (b) dan tepung (c) memiliki miselium yang tebal dan hampir memenuhi cawan. Tetapi untuk miselium jamur tiram media bubur mengalami kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri. Ketebalan miselium pada jamur tiram hari ke 7 lebih baik dibandingkan hari ke 3. 4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa miselium bibit F0 jamur tiram dan jamur merang dapat tumbuh pada media alternatif biji nangka ekstrak, bubur, dan tepung. Media bubur biji nangka jamur merang pada hari ke 7 memiliki pertumbuhan miselium yang paling baik 9,00 cm dan media ekstrak biji nangka jamur tiram pada hari ke 7 memiliki pertumbuhan miselium paling lambat 2,25 cm. Untuk ketebalan miselium yang baik pada jamur tiram sedangkan jamur merang miselium tipis. Saran agar peneliti selanjutnya dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda dan waktu pengamatan lebih lama. DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Mugiono, Tias Arlianto, dkk. 2013. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Cahyana, Muchroji dan M. Bakrun. 1997. Jamur Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya. Chang, S.T. 1972. The Chinese Mushroom (Volvariella volvaceae). Hongkong: The

Chinese University.

Djarijah, N.M dan Djarijah, A.S. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius.

Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Frendi, Riyanto. 2010. Pembibitan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) di balai Pengembangan dan Promosi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPPTPH) Ngipiksari Sleman, Yogyakarta. Tugas Akhir:UNS.

Gandjar, Indrawati. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta : yayasan obor Indonesia.

(13)

9

Gunawan, Agustin Wydia. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Gupta, Deepika, Mann, Sonia, Sood, Avijin, Rajinder K. 2011. “Phytochemical, Nutritional and Antioxidant Activity Evaluation of Seeds of Jacfruit

(Artocarpus Heterophyllus L).International Journal of Pharma and Bio Sciences, Vol 2(4):337-345.

Hanum, Kusuma A. dan Nengah D. Kuswytasari. 2013. “Efektivitas Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan Variasi Media Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Sabut Kelapa (Cocos nucifera).” Jurnal Sains dan Seni Pomits Volume2(2):2337-3520.

Jamilah, Nasution. 2016. “Kandungan Karbohidrat dan Protein Jamur Tiram Putih

(Pleurotus ostreotus) pada Media Tanam Serbuk Kayu Kemiri (Aleurites moluccana) dan Serbuk Kayu Campuran.” Jurnal Eksakta Volume 1:38. Karimawati, N. 2016. Pemanfaatan Umbi Talas sebagai Media Pertumbuhan Bibit

F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang. Skripsi: UMS.

Mawardi, Agus dan Handayani Fika. 2011. Mengenal dan Bertanam Jamur. Jakarta: Puri Pustaka.

Nunung, M. D. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius.

Nur, Richana dan Titi C. Sunarti. 2004. “Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung Umbi dan Tepung Pati dari Umbi Ganyong, Suweg, Ubi Kelapa dan Gembili.” J. Pascapanen Volume 1(1):29-37.

Nurjanah, Serly. 2016. Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu sebagai Media Pertumbuhan Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang. Skripsi: UMS.

Nurman dan Kahar, 1990. Unsur Hara Dalam Tanah. Modul Kuliah. Laboratorium Biologi Tanah Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta.

Puspha, Kumara. Dan Harris. 2007. “Potential of RAPD Markers For Identification of Fruit Types of Artocarpus Heterophyllus Lam Jackfruit.” J. NatnScLFoundation Sri Lanka Volume 35(3):175-179.

Samadi, Budi. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius. Setiawan, Agung. 2013. Panen Besar Nangka Dalam Pot. Jakarta: PT. Mahadaya. Sinaga, Meity S. 2011. Budidaya Jamur Merang. Jakarta: Penebar Swadaya.

(14)

10

Sumarni. 2006. “Botani dan Tinjauan Gizi Jamur Tiram Putih.” Jurnal Inovasi Pertanian.

Suriawiria, Unus. 2002. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius.

Tahir pasaribu, Djumhawan R. Permana, Elsrin R. Alda. 2002. Aneka Jamur Unggulan Yang Menembus Pasar. Jakarta: Pt. Grasindo.

Untung, Onny, dkk. 2012. Jamur Merang: 10 Hari Panen, skala Rumah Tanga. Jakarta: Trubus.

Wahyuni, Shanti. 2012. Ragam Olahan Nangka. Bandung: CV. Arfino Raya. Wijaya, Sheila. 2014. The Secret of Jamur. Yogyakarta: FlashBokks.

Gambar

Tabel 4.1 Diameter pertumbuhan miselium bibit F0 jamur tiram dan jamur  merang  media ekstrak, bubur, dan tepung biji nangka pada hari ke 3 dan ke 7
Grafik 4.1 Diameter pertumbuhan miselium bibit F0 jamur tiram media ekstrak,  bubur,
Gambar 4.2 Ketebalan miselium jamur tiram (A) dan jamur merang (B)  hari ke-7

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran reaksi pasar menggunakan Abnormal Return kumulatif.Hasil penelitian ini adalah ukuran perusahaan, ukuran perusahaan dengan pasar untuk rasio aset buku

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat ditarik benang kesimpulan bahwa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mebayar pajak harus dilaksanakan dengan rutin,

 =0,05), dan (4) pada kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, prestasi belajar geografi siswa yang mengikuti metode pembelajaran ekspositori

Konsep kewirausahaan sekolah diarahkan kepada penciptaan dan pengembangan unit usaha yang profit taking, dimana menghasilkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada

Tavoitteena tällä tutkielmalla on tuottaa ja lisätä tietoa adoptoitujen lasten päätymisestä lasten- suojelun asiakkaiksi. Tarkoituksena on tarkastella ja analysoida, mitkä

Tujuan penelitian ini adalah a membuat mesin pendingin dengan siklus kompresi uap yang digunakan untuk mendinginkan minuman, b menghitung kerja kompresor per satuan massa

Hasil analisis uji Chi Square untuk data berat badan dan tekanan darah sistolik dan diastolik akseptor KB suntik menunjukkan nilai p > 0.05, hasil analisis tersebut