• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME PENYUSUNAN RPJM DESA SEBAGAI PANDUAN MEMBANGUN DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEKANISME PENYUSUNAN RPJM DESA SEBAGAI PANDUAN MEMBANGUN DESA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I Wayan Suwendra1, Kadek Rai Suwena 2, I Nyoman Sujana 3

ABSTRACT

This community service activity aims to increase insight / mastery of the concept of village apparatus in compiling the village medium term development plan in the form of training and mentoring. Village RPJM preparation training activities involving prospective Team Members with resource persons from the Buleleng Regency PMD Office as the Leading Sector for Village Affairs. The stages of preparing the Village RPJM begin with the Socialization and Formation of the Village RPJM Formulation Team, Alignment of regional development policy directions, Assessment of Village Conditions, Preparation of the Preliminary Design of the Village RPJM through the MUSDES and end with the Determination of the Village RPJM. The results of the training were an increase in the ability to understand the village RPJM material. Assistance is more focused on the Wanagiri Village RPJM Compilation Team until the Wanagiri Village RPJM document can be made into a reference document for the Development of the next 6 Years. And the RPJM Desa is stipulated by a decision of the Village Head. Furthermore, the RPJM Desa is used as a guide Village Development which breakdown into the Village Government Work Plan every year

Keywords: Development, RPJM, Village

PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus, urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan /atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Landasan pemikiran dalam

MEKANISME PENYUSUNAN RPJM DESA SEBAGAI PANDUAN

MEMBANGUN DESA

1Jurusan Pendidikan Ekonomi dan akuntansi FE UNDIKSHA ;2 Jurusan pendidikan Ekonomi dan Akuntansi FE

UNDIKSHA; 3 jurusan pendidikan Ekonomi dan Akuntansi FE UNDIKSHA

Email: wayan.suwendra@undiksha.ac.id , rai.suwena@undiksha.ac.id , nyoman.sujana@undiksha.ac.id

ABSTRAK

Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan/ penguasaan konsep perangkat Desa dalam menyusun RPJM Desa dalam bentuk Pelatihan dan Pendampingan. Kegiatan pelatihan Penyusunan RPJM Desa dengan melibatkan calon Anggota Tim dengan Narasumber dari Dinas PMD Kabupaten Buleleng sebagai Leading Sektor urusan Desa. Tahapan Penyusunan RPJM Desa di awali dengan Sosialisasi dan Pembentukan Tim Penyusunan RPJM Desa, Penyelarasan arah kebijakan pembangunan daerah, Pengkajian Keadaan Desa, Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa Melalui MUSDES dan diakhiri dengan Penetapan RPJM Desa. Hasil pelatihan adanya peningkatan kemampuan untuk memahami materi RPJM Desa. Pendampingan lebih difokuskan pada Tim Penyusun RPJM Desa Wanagiri sampai dokumen RPJM Desa Wanagiri tersebut dapat di jadikan dokumen acuan Pembangunan 6 Tahun kedepan. Dan RPJM Desa di tetapkan dengan keputusan Kepala Desa. Selanjutnya RPJM Desa ini dijadikan Panduan Pembangunan Desa yang breakdown ke dalam Rencana Kerja Pemerintahan Desa setiap tahun

(2)

pengaturan mengenai Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan ketentuan tersebut desa berwenang mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada dalam Kabupaten / Kota.

Dalam Pendekatan Demokratisasi memandang bahwa pemilihan kepala desa merupakan bagian penting dari proses penyusunan rencana pembangunan Desa, karena masyarakat (pemilih) menentukan pilihannya berdasarkan program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon kepala desa. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda pembangunan yang ditawarkan kepala desa pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah Desa. Selanjutnya berdasarkan program pembangunan desa yang dituangkan kedalam Visi dan Misi Calon Kepala Desa, dan apabila terpilih maka rumusan visi dan misi tersebut dijadikan acuan penyusunan Rencana Pembanguan Jangka Menengah Desa.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) merupakan dokumen rencana strategis pembangunan desa yang menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam menetapkan kebijakan, tujuan, strategi dan prioritas program pembangunan desa dalam rentang waktu 6 (Enam) tahun. Selain sebagai dokumen perencanaan, RPJM Desa merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Desa yang penyusunannya berpedoman pada hasil musyawarah desa (musrenbang desa). Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa disusun RPJM Desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota, sehingga dalam penyusunannya perlu memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Kabupaten/Kota).

RPJM Desa merupakan dokumen milik bersama sebagai acuan kebijakan desa yang disusun secara partisipatif melibatkan pemangku

kepentingan. Prinsip musyawarah dan partisipasi menjadi landasan dalam proses penyusunan RPJM Desa yang dilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan di semua tahapan perencanaan, yang mencakup: a. identifikasi pemangku kepentingan yang perlu dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dalam perencanaan desa; b. kesetaraan antara pemerintah desa dan pemangku kepentingan lain dalam pengambilan keputusan; c. transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan desa; d. keterwakilan dari seluruh komponen masyarakat, terutama kelompok perempuan dan kelompok rentan; e. kepemilikan (sense of ownership) masyarakat terhadap RPJM Desa; f. pelibatan media dalam sosialisasi RPJM Desa; dan g. konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan, seperti: perumusan isu pembangunan desa dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi dan kebijakan serta prioritas program.

RPJM Desa merupakan hasil kesepakatan berbagai unsur dan kekuatan politik dalam kerangka mekanisme kenegaraan yang diatur melalui undang-undang. Dengan kata lain, RPJM Desa sebagai sebuah produk politik yang dalam penyusunannya melibatkan proses konsultasi dengan kekuatan politis terutama kepala desa dan BPD (Sutopo, 2006:40).

Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019 tentang

Pedoman Umum Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat, pasal 3, disebutkan bahwa pedoman Umum pembanguna dan pemberdayaan Masyarakat Desa bertujuan untuk:

1). Mengembangkan prakarsa dan aspirasi masyarakat dalam Pembangunan Desa;

2). Meningkatkan swadaya dan gotong royong masyarakat;

(3)

4). Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan;

5). Meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa sesuai kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa

Mengacu pada peraturan perundang-undangan dan pendapat para ahli diatas maka proses lahirnya sebuah RPJM Desa berawal dari adanya sebuah proses demokrasi, yaitu pemilihan kepala desa, dengan terpilihnya kepala dalam kurun waktu 3 bulan setelah dilantik kepala desa bersama BPD menyusun RPJM Desa. Penyusunan RPJM Desa berdasarkan Visi, dan Misi Kepala Desa terpilih dengan terlebih dahulu melakuan penyelarasan dengan RPJM kabupaten .

Desa Wana Giri di Tahun 2019 telah melakukan Proses Pemilihan Kepala Desa , tepatnya di tanggal 31 Oktober 2019. Dan berdasarkan data dari Desa Wanagiri kepala desa terpilih I Made Suparanton,SS. dengan perolehan suara 1.151 suara, di susul I Wayan Gumiasa 703 Suara dan I Nyoman Widiada 454 Suara. Sehingga dengan demikian Calon kepala Desa terpilih adalah Bapak I Made Suparanton,SS. Selanjutnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, maka selambat-lambatnya 3 bulan setelah di lantiknya kepala Desa, bersama BPD Wanagiri , dan masyarakat desa menyusun RPJM Desa. Acuan dalam penyusuna RPJM Desa adalah Visi dan misi kepala desa terpilih , Visi yaitu “

Terwujudnya masyarakat Desa Wanagiri yang sejahtera melalui pembangunan ekonomi di bidang pariwisata, pertanian dan perkebunan yang berlandaskan Tri Hita Karana Misi terwujudnya masyarakat Desa Wanagiri yang tentram , maju makmur dan berkeadilan.

Sehingga dengan demikian di awal tahun 2020 Desa Wanagiri harus segera menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.

Berdasarkan diskusi dengan mitra dalam hal ini sekretaris desa mereka membutuhkan pengetahuan tentang penyusunan RPJM Desa

tersebut, sehingga dibutuhan pelatihan dan sekaligus nantinya pendambingan dalam penyusunan RPJM Desa Wanagiri Tahun 2020-2026, sehingga nantinya, lahirnya dokumen pembangunan desa Wanagiri, yang Prediktebel, terukur dengan indikator-indikator pembangunan yang jelas.

METODE

Sasaran Pengabdian Pada Masyarakat (P2M), adalah :

1. Perangkat Desa yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, dan Kepala Seksi

2. Ketua dan anggota Badan Perwakilan Desa (BPD)

3. Kepala Dusun.

Dalam pelaksanaan P2M ini melibatkan berbagi intansi (stakeholder) diantaranya pemerintah daerah Kabupaten Buleleng yang dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Perangkat Desa, Badan Musyawarah Desa (BMD) dan tokoh masyarakat.

Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPJM Desa dapat dikemukakan melalui perencanaan desa, Penyelarasan Arah Kebijakan RPJM Desa, Pengkajian Keadaan Desa, Penyusunan Rancangan RPJM Desa, pembahasan Rancangan RPJM Desa, pembahasan dan Penyepakatan RPJM Desa.

Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mendukung keberhasilan program P2M ini adalah latihan. Metode ini digunakan, untuk nantinya peserta dapat mempraktekkan prosedur penyusunan dokumen RPJM Desa. Selanjutnya pendampingan, Metode ini digunakan kepada peserta atau pihak yang terlibat dalam penyusunan RPJM Desa, sehingga nantinya terwujudnya Draf dokumen RPJM Desa.

Keberhasilan Pelaksanaan P2M ini akan dinilai dari Kemampuan Perangkat Desa (Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kaur Desa), Badan Perwakilan Desa, Kepala dusun , dalam memahami tata cara penyusunan RPJM Desa dan tersusunnya

(4)

Draff Rancangan RPJM Desa, dalam bentuk Dukumen RPJM Desa, dan selanjutnya Draff tersebut oleh desa dijadikan dokumen RPJM Desa dan bersama BPD dapat diputuskan dan disahkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Pembangunan Desa adalah merupakan proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Desa. Sebagai konsekuensi dari pembangunan desa, maka desa menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenagan dan potensi yang dimiliki oleh desa tersebut, dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten

Kegiatan Program P2M Pelatihan dan

pendampingan Penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya di singkat dengan RPJM Desa. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 79 disebutkan bahwa Pemerintah desa wajib menyusun perencanaan

Pembangunan Desa sesuai dengan

kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota. Selanjutnya dalam ketentuan Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 disebutkan bahwa RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terhitung sejak pelantikan kepala D

Kegiatan pelatihan Penyusunan RPJM Desa melibatkan beberapa pihak antara lain, Pemerintah Desa, BPD dan Unsur Masyarakat, sebagai unsur peserta , Undiksha sebagai unsur pelaksana dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai Narasumber,. Materi yang disampaikan adalah Tata cara penyusunan RPJM Desa mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Permendagri Nomor 114 tahun 2014 Tentang Pedoman pembangunan Desa.

Proses penyusunan RPJM Desa berdasarkan Permendagri 114 Tahun 2014, dengan tahapan sebagai berikut :

1. Sosialisasi dan Pembentukan Tim Penyusunan RPJM Desa, pada tahapan ini tim sudah dibentuk yang terdiri dari unsur Pemerintahan Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, komponen masyarakat dari profesi dan juga terdapat unsur Perempuan. Tim Penyusun RPJM Desa secara legalitas di kukuhkan melalui Surat keputusan (SK) kepada Desa. Langkah awal Tim menyusun rencana kerja kegiatan di samping output dari kegiatan sosialisasi ini seluruh Tim memahami tatacara penyusunan RPJM Desa.

2. Penyelarasan arah kebijakan pembangunan daerah, penyelarasan antara arah kebijakan pembangunan Kabupaten Buleleng dengan penyusunan RPJM Desa Wanagiri. Proses penyelaraan diantaranya, Mengintegrasikan program kegiatan pembangunan daerah dengan pembangunan desa, Mengikuti sosialisasi, mendapatkan informasi kebijakan pembangunan daerah dan Mendata dan memilah rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk ke desa. Hasil dari penyelarasan ini berupa Format Data Rencana Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah yang akan masuk ke desa.

3. Pengkajian Keadaan Desa, yang terdiri dari , Sejarah Desa, Profil Desa dan Peristiwa penting desa, Sketsa Desa, Kalender Musim dan Bagan Kelembagaan. Pada tahap ini proses yang dilakukan antara lain: Penyelarasan data desa dan analisis data data, Penggalian gagasan melalui Musdus, Lokakarya Desa, Penyusunan Laporan Pengkajian Keadaan Desa. Out put dari kegiatan ini terdiri dari : Format Data Desa, Berita Acara Musdus, Daftar Masalah, Penyebab dan Potensi dusun , daftar gagasan dusun, daftar delegasi dusun, Laporan Hasil Lokakarya Desa, Berita Acara Pengkajian Keadaan Desa, dengan lampiran : (a) Data Profil Desa yang sudah diselaraskan, (b) Data rencana program pembangunan daerah yang

(5)

akan masuk ke desa, (c) Data Rencana Program Pembangunan kawasan perdesaan, (d) Hasil Musdus dan Lokakarya

4. Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa Melalui MUSDES. Pada tahapan ini kegiatan

yang dilakukan adalah BPD

Menyelenggarakan MUSDES berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa dengan ketentuan: Dilaksanakan paling lambat 7 hari sejak menerima laporan Kepala Desa, Musdes membahas dan menyepakati : (a) Laporan Hasil Pengkajian Keadaan Desa, (b) Rumusan arah kebijakan pembangunan desa yang dijabarkan dalam visi misi kepala desa.dan (c) Rencana kegiatan prioritas bidang (4 bidang). Output dari kegiatan ini antara lain: Berita Acara MUSDES Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa.

5. Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Desa, pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah : Tim Penyusun RPJM Desa menyusun Rancangan Akhir berdasarkan Berita Acara hasil Musdes, Dituangkan dalam Dokumen Rancangan Akhir RPJM Desa dan Melaporkan hasilnya kepada Kepala Desa. Output dari tahapan ini adalah Berita Acara tentang Hasil Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Desa yang di lampiri Dokumen Rancangan Akhir RPJM Desa.

6. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa melaui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa, pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembanguan desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa, yang diikuti oleh Pemerintah Desa, BPD dan Unsur Masyarakat. Out put dari kegiatan ini berupa Berita Acara Kesepakatan Musyawarah Pembangunan Desa

7. Penetapan RPJM Desa, pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah Pembahasan bersama BPD untuk menyepakati Rancangan Perdes tentang RPJM Desa menjadi Peraturan Desa tentang RPJM Desa dan output kegiatan ini Peraturan Desa tentang RPJM Desa.

Tujuh (7) Tahapan penyusunan RPJM Desa, berdasarkan peraturan yang ada ini dijadikan pedoman penyusunan. Kegiatan pelatihan penyusunan RPJM Desa yang diikuti oleh para calon Tim Perumus RPJM Desa , berjalan dengan baik, seluruh peserta dengan serius mengikuti kegiatan ini . Keseriusan peserta mengikuti karena, nantinya dalam pelaksanaan mereka inilah yang akan mengagendakan kegiatan tersebut. Disamping itu pula mereka sadar bahwa hasil dari RPJM Desa ini menggambarkan Pembangunan Desa mereka secara keseluruhan 6 Tahun kedepan.

Berdasarkan 7 Tahapan pelaksanaan tersebut, Kepala Desa bapak Made Suparanton, SS. membuatkan surat keputusan tentang Tim penyusun RPJM Desa Wanagiri , yang diketua oleh bapak Sekdes Wayan Pasek Bagiarta. Berdasarkan SK tersebut Tim Membuat Program Kerja dan Kalender kerja. Langkah awal dari pembuatan dokumen RPJM Desa adalah melakukan Penyelarasan antara RPJM Kabupaten Buleleng dengan Visi dan Misi Kepala Desa terpilih. Adapun Visi misi Dari Bapak Made Supranton,SS Sebagai kepala Desa terpilih memiliki visi “ Terwujdnya masyarakat Desa Wanagiri yang sejahtera melalui pembanguan di bidang pariwisata, pertanian dan perkebunan yang berlandaskan Tri Hita Karana dan misinya terwujudnya masyarakat Wanagiri yang tentra maju, makmur dn berkeadilan. Penjabaran visi dan misi kepala desa wanagiri ini diselaraskan dengan RPJM Kab Buleleng.

Kegiatan selanjutnya melaksanakan Musyawarah Dusun ( Mudus) di masing-masing Dusun di Desa Wanagiri, yang terdiri dari Dusun Yeh Ketipat dengan Kelian Banjar Dinasnya Bapak I Wayan Supada, Dusun Bhuanasari dengan kelian Dinasnya Bapak Made Armaya, dan Dusun Asah Panji dengan Kelian Dinasnya Bapak Ketut Suwena. Kegiatan Musdus ini di awali di Dusun Yeh Ketipat, selanjutnya di Dusun Asah Panji dan berakhir di Dusun Bhuanasari.

Kegiatan Musdus tersebut merupakan Penggalian gagasan yang dilakukan secara partisipatif melalui partisipatif dengan

(6)

melibatkan masyarakat dusun sebagai sumber data dan informasi. Penggalian Gagasan menggunakan Referensi Sketsa Desa/ Dusun ( Nampak dalam Lapiran ), Kalender musin dan bagan kelembagaan. Sketsa desa /dusun atau juga disebut dengan Peta sosial adalah media untuk menuntun masyarakat mengenai lingkungan sekitarnya sebagai dasar untuk penyusunan gagasan arah pembangunan desa. Selanjutnya kelender musin disusun untuk menentukan permasalahan sesuai dengan musim yang terjadi, yaitu musim Pancaroba, Kemarau, dan Hujan. Misalnya musim hujan dibulan apa dan permasalahan apa yang terjadi.

Hasil dari musyawarah dusun (mudus ) yang dilakukan di tiga Dusun yang ada yaitu dusun Yeh Ketipat, Bhuanasari dan Asahpanji akan dijadikan dokumen untuk melengkapi dokumen yang ada di tingkat desa. Dokumen-dokumen tersebut dijadikan dasar untuk Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa Melalui yang dilaksankan melalui MUSDES.

Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Desa, pada tahapan ini bapak kepala desa Made Suparanton, SS, Kepala Desa memeriksa dokumen yang telah disusun.

Tim Penyusun RPJM Desa memperbaiki dokumen berdasarkan arahan kepala desa. Dalam hal Rancangan RPJM Desa telah disetujui Kepala Desa maka dilaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan desa.

Penyusunan Rencana Pembangunan Desa melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. Kepala Desa melakukan perbaikan dokumen Rancangan RPJM Desa berdasarkan hasil kesepakatan Musrenbangdesa, Dokumen Rancangan RPJM Desa menjadi lampiran Rancangan Perdes tentang RPJM Desa. Selanjutnya Kepala Desa Menyusun Rancangan Perdes tentang RPJM Desa, Rancangan Perdes diserahkan kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama menjadi Peraturan Desa tentang RPJM Desa.

Draf dari RPJM Desa Wanagiri ini terdiri dari Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang di buatnya RPJMDesa Wanagiri, Landasan Hukum yang dijadikan acuan, Tujuan

dan manfaat dari RPJM Desa Wanagiri, Hubungan RPJM Desa Wanagiri dan dukumen perencanaan lainnya yang dalam hal ini Rencana Kerja pemerintahan Desa Wanagiri . Selanjutnya Bab II Gambaran Umum Desa terdiri dari Sejarah Desa Wanagiri , Gambaran umum Desa Wanagiri atau profil Desa Wanagiri yang Secara Geografis dan secara administratif Desa Wanagiri merupakan salah satu dari 129 Desa di Kabupaten Buleleng , dan memiliki luas Wilayah 15,75 Km2. Secara topografis terletak pada ketinggiaan 1.220 meter diatas permukaan air laut. Posisi Desa terletak di daerah yang berbukit dan secara administratif terletak di Kecamatan Sukasada , Kabupaten Buleleng. Selanjutnya batas-batas wilayah desa Wanagiri di sebelah barat berbatasan dengan Desa Gobleg Kecamatan Banjar, sebelah timur berbatasan dengan Desa Pegayaman, di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gitgit, Sambangan dan Ambengan, serta sebelah selatan Desa Pancasari. Secara administratif pula Desa Wanagiri terbagi menjadi 3 (tiga) Banjar, yaitu Banjar Yeh Ketipat , Banjar Bhuana Sari, dan Banjar Akah Panji dengan jumlah penduduk 4.030 Jiwa, Masalah dan isu strategis digambarkan desa Wanagiri terletak di Hulu Kab Buleleng menjadi sumber Air Kab Buleleng maka pembangunan pelestarian dan perlindungan lingkungan menjadi isu Strategis Desa Wanagiri. Bab III Proses Penyusunan RPJM Desa Wanagiri, diawali dengan pembentukan Tim, Penyelarasan RPJM Desa Wanagiri dengan RPJMD Kabupaten Buleleng, Penggalian Gagasan melalui Musdus di Tiga Dusun yaitu Dusun Yeh ketipat, Bhuanasari dan Asah Panji, hasil musdus ini kemudian dijadikan satu menjadi bahan penyusunan RPJM Desa, selanjutnya dilakukan Musrenbang. Bab IV Rumusan prioritas masalah, bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, bidang pelaksanaan pembangunan, bidang pembinaan kemasyarakatan dan bidang pemberdayaan masyarakat desa. Bab V Visi,Misi, arah kebijakan pembangunan desa Wanagiri, arah kebijakan keuangan desa serta program kegiatan

(7)

indikatif Bab VI Indikator-indikator Kemajuan Desa Wanagiri dan terakhir bab VII penutup. SIMPULAN

Kepala Desa setelah dilantik menjadi kepala desa oleh Bapak Bupati dengan masa jabatan 6 Tahun. Maka selajutnya kepala desa harus merancangan Pembangunan Desa dalam jangka waktu 6 Tahun tersebut dengan Perencanaan Pembangunan desa jangka menengah yang disebut dengan RPJM Desa. Penyusunan RPJM Desa mengacu pada Visi dan Misi Kepala Desa terpilih.

Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat(P2M), mempolakan pengabdiannya dengan dua metode pelaksanaan yaitu pelatihan dan Pendampingan. Kegiatan pelatihan Penyusunan RPJM Desa dengan melibatkan calon Anggota Tim dengan Narasumber dari Dinas pemberdayaan Masyarakat dan Desa ( Dinas PMD ) Kabupaten Buleleng sebagai

Leading Sektor urusan Desa. Tahapan pelaksanaan Penyusunan RPJM Desa di awali dengan Sosialisasi dan Pembentukan Tim Penyusunan RPJM Desa, Penyelarasan arah kebijakan pembangunan daerah, Pengkajian Keadaan Desa, Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa Melalui MUSDES dan diakhiri dengan Penetapan RPJM Desa. Hasil pelatihan adanya peningkatan kemampuan peserta pelatihan untuk memahami materi RPJM Desa Pelaksanaan pendampingan lebih difokuskan pada pendampingan Tim Penyusun RPJM Desa Wanagiri sampai dokumen RPJM Desa Wanagiri tersebut dapat di jadikan dokumen acuan Pembangunan di Desa Wanagiri 6 Tahun kedepan. Dan pada gilirannya RPJM Desa di tetapkan dengan keputusan Kepala Desa. RPJM desa ini kemudian di Breakdown kedalam tahapan-tahapan pelaksanaan RPJM Desa dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintahan Desa ( RKP Desa) , dan dijadikan dasar pula penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

DAFTAR PUSTAKA

LGSP. 2007. Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah bagi Eksekutif, Legislatif dan Organisasi Masyarakat Sipil, Bahan Pelatihan dan Pendampingan Bag. 1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Seri Perencanaan Partisipatif. Jakarta: USAID.

Peraturan Menteri Desa,dan PDTT Nomor 17 Tahun 2019, Tentang Pedoman Umum

pembangunan dan pemberdayaan

Masyarakat Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. Nomor 114 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa

Sutopo dan Dwi Tiyanto pentingnya RPJM Desa dalam memperlancar pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang

desa, Journal of Rural and

Development|Volume V No. 2 Agustus 2014

Referensi

Dokumen terkait

Almarhumah telah dimakamkan pada hari Sabtu, 8 April 2017 di TPU Joglo. Majelis jemaat dan jemaat turut berdukacita serta mendoakan agar kasih setia Tuhan yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM Desa) adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun yang

Paguyuban Kawasan Tertib Berbasis Masyarakat, atau nama lainnya merupakan media pertemuan tokoh masyarakat di lingkungan kawasan tertentu atau pedukuhan yang

Laporan Keuangan Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan

Simpulan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi menurut pandangan Prinsip kesantunan berbahasa yang dikemukakan oleh

Studi analisa ini akan membahas nilai dari kekuatan geser horizontal dari sebelas spesimen pada pertemuan balok-kolom interior dengan mempergunakan metode Softened

Dengan beban bervariasi yang diberikan pada motor brushless DC, berikut merupakan respon dari motor tersebut:.

Transfer momentum akan lebih efektif pada periode hujan dibandingkan pada periode kemarau karena perbedaan besarnya kecepatan angin pada kedua periode tersebut