• Tidak ada hasil yang ditemukan

06 Pendekatan dan Metodologi atlas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "06 Pendekatan dan Metodologi atlas"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

6.1 TAHAPAN KEGIATAN

Sesuai dengan spesifikasi teknis, maka tahapan pelaksanaan kegiatan Pembuatan Atlas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari beberapa tahap, meliputi yaitu :

a. Tahap pertama yang dilakukan adalah membuat desain multimedia, yaitu dengan menentukan data dan informasi yang akan disajikan.

b. Setelah data dan informasi ditentukan, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data. Data yang disajikan berisi informasi objek wisata yang ada di Sulawesi Selatan. Data utama berisi informasi umum tentang Sulawesi Selatan, seperti sejarah, kondisi geografis, penduduk, kebudayaan, pemerintahan dan lain-lain. Data wisata menyajikan informasi tentang nama dan sebaran objek wisata di wilayah tersebut. Data-data tersebut secara umum terdiri dari 5 (lima) jenis data, diantaranya adalah :

Data Peta

Data Spasial berupa data digital yang dipakai adalah data digital dari PDRTR Bakosurtanal versi Database-0. Peta Rupabumi Peta dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Freehand, dimana sumber peta didapat dari berbagai peta yang ada dan skala disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam hal ini adalah skala 1 : 250.000 dan 1 : 50.000. Khusus untuk Kota Makassar akan diusahakan menggunakan sekala detil 1 : 10.000.

Data Citra Satelit

Citra satelit yang dipergunakan adalah citra resolusi menengah (Landsat

BAB 6

(2)

Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM) serta jika dimungkinkan tersedianya data foto udara format kecil (aerial photos small format). Masing-masing citra diolah dengan software pengolah citra (Er Mapper atau Arcview) yang selanjutnya dilakukan penajaman kontras (image enhancement) dan pemotongan citra (cropping) pada objek dimaksud

Data Non-spasial (Narasi/teks)

Data Non-spasial berupa narasi/teks dikumpulkan dari berbagai literatur mengenai obyek-obyek wisata, lokasi hotel, restoran, fasilititas umum, dll. Data narasi ini kemudian ditulis ulang oleh seorang ahli Tata Bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.

Data Foto

Foto didapat dari hasil survei ke lapangan dengan sudut pengambilan yang berbeda-beda. Foto juga diberoleh dari berbagai sumber misalnya; majalah, buku, internet dll.

c. Pengolahan data

Data Peta

Pengolahan peta dimulai dengan mengkonversi data peta freehand ke format TIFF. Setiap tampilan peta disimpan pada file yang berbeda dan kemudian dapat dilakukan editing dengan menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop atau Corel Draw.

Data Citra Satelit

(3)

yang telah diolah dikonversi dari format RGB ke format CMYK dengan menggunakan software yang memungkinkan dilakukan konversi tersebut, misalnya Adobe Photoshop. Citra yang ditampilkan dalam pelaksanaannya dilakukan diskusi antar pihak BAKOSURTANAL dan pihak penerima pekerjaan dalam menentukan hal tersebut. Narasi dibuat dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Narasi dibuat dalam gaya yang interaktif dan tidak monoton. Narasi memuat deskripsi mengenai objek wisata, sejarah, aksesibilitas menuju objek wisata dan fasilitas pendukung yang tersedia di objek wisata tersebut.

Data Foto

Foto objek wisata yang ditampilkan pada masing-masing objek berjumlah satu atau lebih dengan sudut pengambilan yang berbeda-beda. Foto harus diolah sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek ketajaman, kekontrasan dan kecerahannya (sharpen, contrast, brightness). Tampilan foto tidak boleh monoton sehingga harus dilayout dengan komposisi tepat agar tidak membosankan. Foto dalam format CMYK dan disirnpan dalarn format Tif dengan resolusi minimal 300 dpi. Setiap foto harus diberikan nama foto, sumber, dan tahun pemotretan.

d. Desain Grafis

(4)

Pengumpulan Data

Kontrol Kualitas

Identifikasi Kebutuhan Informasi

Desain Grafis Pengolahan Data

Penggandaan Data Peta

Data Citra satelit Data Foto Data Narasi

Macromedia Freehand, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator. Pekerjaan desain grafis bertujuan untuk menghasilkan tampilan yang menarik, mempunyai nilai seni dan tidak membosankan.

e. Duplikasi

Desain tampilan yang sudah disetujui perlembarnya oleh pihak BAKOSURTANAL, kemudian digandakan sebanyak 1.000 eksemplar.

Secara skematik tahapan kegiatan pembuatan Atlas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan ini disajikan pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1 Tahapan Pembuatan Atlas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan

Sumber : Konsultan, 2010

6.2 KONSEP DASAR PENGINDERAAN JAUH

(5)

Penginderaan jauh (inderaja) adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk memperoleh, mengolah dan menganalisa data untuk mengetahui karakteristik objek tanpa menyentuh objek itu sendiri (Lillesand dan Kiefer, 1994). Dengan pengertian ini bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan termasuk peralatan yang dipakai untuk mengamati suatu objek dengan metode penginderaan jauh.

Citra (Image) adalah Gambaran suatu objek atau suatu perujudan (suatu

image pada umumnya berupa peta, gambar atau foto).

Citra (Imagery) adalah Gambaran visual energi yang direkam dengan menggunakan piranti penginderaan jauh.

Interpretasi citra adalah Kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.

Saat ini metode penginderaan jauh sudah menggunakan satelit yang mengorbit bumi. Sistem inderaja pada prinsipnya terdiri atas tiga bagian utama yang tidak terpisahkan yaitu ruas antariksa, ruas bumi dan pemanfaatan data produk ruas bumi. Data yang diperoleh dari sensor penginderaan jauh menyajikan informasi penting untuk membuat keputusan yang mantap dan perumusan kebijakan bagi berbagai penerapan pengembangan sumberdaya dan penggunaan lahan.

Data penginderaan jauh digital mempunyai sifat khas yang dihasilkan oleh setiap sensor. Sifat khas data tersebut dipengaruhi leh sifat orbit satelit, sifat dan kepekaan sensor penginderaan jauh terhadap panjang gelombang elektromagnetik, jalur transmisi yang digunakan, sifat sasaran (obyek) dan sifat sumber tenaga radiasinya. Sifat orbit satelit dan cara operasi sistem sensornya dapat mempengaruhi resolusi dan ukuran piksel datanya (Purwadhi, 2001)

(6)

multitemporal dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat dan murah. Peran penting analisis multitemporal menggunakan data satelit inderaja akan semakin nampak untuk daerah perikanan laut lepas atau samudera, karena observasi untuk perikanan laut lepas selalu memerlukan usaha yang berat, waktu yang lama dan biaya operasional yang sangat mahal. Sedangkan untuk daerah perairan pantai (coastal area) bisa dipergunakan untuk mendeteksi perubahan garis pantai, laju sedimentasi dan perubahan luas hutan bakau

Didalam filosofinya Penginderaan Jauh merupakan ilmu dengan sifat dan karakter :

1. Memiliki metodologi. Teknik dan orientasi intelektual yang perkembangannya

2. mengikuti kurva perkembangan ilmu

3. Teknik yang berkembang menjadi ilmu karena dimanfaatkan oleh berbagai disiplin ilmu

4. Karena memiliki 4 konsepsi dasar yaitu diskriminasi, resolusi, stategik jamak dan peranannya sehubungan dengan pengelolaan

6.2.2 Elemen Dasar Penginderaan Jauh

Setidaknya terdapat 7 (tujuh) elemen mendasar dalam proses Penginderaan Jauh antara lain (Gambar 6.2):

1. Sumber Energi (A)

2. Atmosfer (B)

3. Interaksi dengan Target (C)

4. Sensor (D)

5. Transmisi dan Proses (E)

Gambar 6.2 Elemen Dasar Penginderaan

(7)

6. Intepretasi dan Analisis (F)

7. Aplikasi (G)

Elemen dalam sistem ini bekerja bersama untuk mengukur dan mencatat informasi mengenai target tanpa menyentuh obyek tersebut.

Sumber energi alamiah yang menyinari atau memancarkan energi elektromagnetik didapatkan dari sinar matahari, disebut dengan sistem pasif. Beberapa hal yang mempengaruhi intensitas energi matahari antara lain:

 Waktu pancar, pada siang hari jumlah energi yang diterima oleh objek

dibumi jauh lebih besar jika dibandingkan pada pagi atau sore hari.

 Kedudukan matahari terhadap objek di bumi, dimana kedudukan ini

berkaitan erat dengan musim. Pada saat kedudukannya tegak lurus terhadap ekuator, maka energi yang diterima lebih besar dari pada berada diselatan atau di utara ekuator

 Tutupan awan dan kabut.

Perjalanan energi elektromagnetik yang berasal dari matahari berlangsung secara radiasi melalui atmosfir atau ruang hampa. Radiasi ini berlangsung dengan kecepatan tetap dan membentuk pola gelombang yang harmonik dimana komponen gelombang teratur secara sama dan repetitif dalam ruang dan waktu (Gambar 2). Komponennya terdiri dari gelombang elektrektik dan gelombang magnetik yang saling tegak lurus dan masing-masing tegak lurus terhadap radiasi.

(8)

Pengaruh atmosfer merupakan fungsi panjang gelombang. Pengaruhnya bersifat selektif terhadap panjang gelombang, karenanya muncul istilah jendela atmosfer. Jendala atmosfir merupakan bagian-bagian spektral elektromagnetik yang dapat melalui atmosfir dan mencapai permukaan bumi. Jendela atmosfir yang pertama kali dikenal berpanjang gelombang 0,4 um hingga 0,7 um, atau disebut panjang gelombang sinar tampak (visible).

Hambatan atmosfer yaitu kendala yang disebabkan oleh hamburan pada spektrum tampak dan serapan yang terjadi pada spektrum infra merah. Hambatan oleh atmosfir ini mengakibatkan energi elektromagnetik tidak secara utuh sampai dipermukaan bumi. Proses hambatan terjadi karena adanya butiran-butiran tertentu di atmosfir seperti debu, uap air dan gas. Hambatan itu sendiri bisa dalam bentuk serapan (absorpsi), pantulan (refleksi) dan hamburan (scattering).

6.2.3 Ragam Penginderaan Jauh

Di dalam Penginderaan jauh dikenal ada 2 jenis data hasil perekaman yaitu yang bersifat visual dan numerik (digital). Data visual itu sendiri dibagi menjadi 2 tipe yakni citra dan non-citra. Data citra umumnya berupa gambar yang mirip ujud aslinya dan data non-cita umumnya berupa garis atau grafik, contoh grafik perbedaan suhu yang direkam sepanjang daerah pengamatan.

Seperti diketahui sebelumnya bahwa berdasarkan sensor yang digunakan, maka citra dapat dibagi menjadi citra foto dan non-foto

(9)

Citra ini berdasarkan kepada spektrum elektromagnetik, sumbu kamera, jenis kamera, warna yang digunakan dan wahana (platform).

Berdasarkan Spektrum elektromagnetik dapat dibedakan atas :

1. Foto Ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektruk ultraviolet dengan panjang gelombang hingga 0,29 um.

2. Foto Ortokromatik, yang menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau dengan panjang gelombang antara 0,4 um hingga 0,56 um

3. Foto Pankromatik, yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak

4. Foto inframerah, yaitu foto yang menggunakan spektrum sinar infra merah.

Berdasarkan sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:

1. Foto vertikal, dimana sumbu kameranya tegak lurus terhadap permukaan bumi

2. Foto condong, dimana sudut kameranya menyudut terhdap garis tegak lurus permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya < 10o dan

apabila sudut kameranya > 100o disebut sangat condong

Berdasarkan jenis kamera yang digunakan dalam inderaja, maka citra foto dapat dibedakan atas :

1. Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal, tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar.

(10)

3. Foto multispektral, yaitu beberapa foto daerah sama yang dibuat dengan saluran yang berbeda-beda.pada umumnya digunakan empat kamera atau satu kamera berlensa empat. Manfaat dari foto multispektral ini adalah dapat mengenali suatu objek lebih baik karena menggunakan 4 saluran elektromagnetik yang berbeda.

Berdasarkan warna yang digunakan :

1. Foto berwarna semu (false color), atau foto inframerah berwarna. Pada foto ini warna objek tidak sama dengan warna foto. Contoh vegetasi yang berwarna hijau karena banyak memantulkan spektrum infra merah menjadi tampak merah.

2. Foto warna asli (true color) yaitu foto pankromatik berwarna.

Berdasarkan wahana atau anjungan yang digunakan dibedakan menjadi :

1. Foto udara, yakni foto yang dibuat dari pesawat udara atau balon

2. Foto satelit, yakni foto yang dibuat dari satelit.

B. Citra Non Foto

Citra nonfoto dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik yang dipakai, sensor yang digunakan, dan wahana yang digunakan.

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas :

(11)

dan daya pancarnya yang pada citra tercermin dengan beda rona atau beda warna.

2. Citra radar yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedangkan citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah. Citra radar dibedakan lebih jauh atas dasar saluran yang digunakan.

Berdasarkan sensor yang digunakan pada citra nonfoto dibedakan atas :

1. Citra tunggal yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal

2. Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak. Citra multispektral ini biasanya dibuat dengan saluran sempit. Pada landsat citra ini sering dibedakan atas :

 Citra Return Beam Vidicon (RBV) yaitu citra yang dibuat dengan

kamera RBV, digunakan pada Landsat1 dan Landsat2, meskipun berupa kamera tapi hasilnya bukan berupa foto karena detektornya bukan film dan prosesnya bukan fotografik, melainkan elektronik

 Citra multispektral scanner (MSS), menggunkan sensor MSS, alat

ini dapat beroperasi pada spektrum tampak maupun spektrum inframerah termal.

Berdasarkan wahana atau platformnya citra nonfoto dbedakan atas :

1. Citra dirgantara (airbone image) yaitu citra yang dibuat menggunakan pesawat udara atau balon udara.

(12)

Secara garis besar, perbedaan antara citra foto dan citra non foto dijabarkan pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Perbedaan Antara Citra Foto dan Non Foto.

Variabel pembeda

Jenis citra

Citra foto Citra nonfoto

Sensor Kamera Nonkamera, berdasarkan atas

penyiaman (scanning)

Serentak Spektra tampak dan

perluasannya, terminal, dan gelombang

Sistem yang dikenal pada penginderaan jauh ada 6 bagian yaitu sumber energi, atmosfer, interaksi antara energi dan obyek, sensor, dan perolehan data.

Sumber Energi

Dalam hal ini berupa energi pantulan dan pancaran dari matahari untuk sistem pasif dan sumber lain untuk sistem aktif. Ada beberapa hal yang mempengaruhi intensitas energi matahari diantaranya adalah :

(13)

b. Kedudukan matahari terhadap objek di bumi, dimana kedudukan ini berkaitan erat dengan musim. Pada saat kedudukannya tegak lurus terhadap ekuator, maka energi yang diterima lebih besar dari pada berada diselatan atau di utara ekuator

c. Tutupan, dalam hal ini awan dan kabut.

Atmosfer

Pengaruh atmosfer merupakan fungsi panjang gelombang. Pengaruhnya bersifat selektif terhadap panjang gelombang, karenanya muncul istilah jendela atmosfer. Hambatan atmosfer yaitu kendala yang disebabkan oleh hamburan pada spektrum tampak dan serapan yang terjadi pada spektrum infra merah.

Interaksi antara Energi dan Objek

Setiap objek dibumi mempunyai karakteristik tersendiri, contohnya objek yang banyak memantulkan/memancarkan energi akan tampak cerah pada citra, sedangkan objek yang banyak menyerap energi akan berwarna gelap seperti pada air, awan dan salju.

Sensor

Setiap sensor mempunyai kepekaan sendiri terhadap spektrum elektromagnetik. Disamping itu kepekaannya berbeda dalam merekam objek terkecil yang masih dapat dibedakan terhadap objek lain atau terhadap lingkungan sekitarnya. Kemampuan sensor untuk menyajikan objek terkecil ini disebut resolusi spasial.

Berdasarkan atas proses perekamannya, sensor dibedakan atas sensor fotografik dan sensor elektronik ;

a. Sensor fotografik, proses perekamannya berlangsung secara kimiawi

(14)

Spektrum fotografi hanya peka terhadap spektrum ultraviolet, spektrum tampak dan spektrum infra merah (0,3 - 0,9 m). Spektrum elektronik meliputi spektrum tampak hingga spektruk gelombang radio (Tabel 2).

Tabel 6.2 Jenis Sensor dan Sifatnya.

Spektrum dan sistem sensor

Panjang Gelombang (m)

Kemampuan Mengatasi Kendala Cuaca

(15)
(16)

Perolehan data

Perolehan data bisa secara visual maupun numerik (digital). Foto udara umumnya diinterpretasikan secara visual (Gambar 6.4) sedangkan sensor elektronik dapat diinterpretasikan secara visual maupun digital (Gambar 6.5).

Gambar 6.4 Proses Pemotretan Udara.

(17)

6.2.5 Energi Penginderaan Jauh

Karena indraja dilakukan pada jarak jauh, maka diperlukan energi penghubung yang membawa data tentang objek ke sensor . Data tersebut dapat dikumpulkan dan direkam dengan tiga cara , yakni dengan mendasarkan atas variasi (1) distribusi daya (force), (2) distribusi gelombang bunyi, (3) distribusi energi elektromagnetik. Objek, daerah atau gejala dipermukaan bumi dapat dikenali pada hasil perekamannya karena masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri dalam interaksinya terhadap daya, gelombang bunyi, atau energi elektromagnetik. Sebagai contoh sensor yang berupa gravimeter dapat mengumpulkan data yang berupa variasi daya tarik bumi, sedangkan magnetometer mengumpulkan data tentang variasi daya magnetik. Sonar mengumpulkan data tentang distribusi gelombang bunyi dalam air, mikrofon dan telinga manusia menangkap gelombang bunyi di udara, sedangkan kamera mengumpulkan data tentang variasi distribusi enegi elektromagnetik yang berupa sinar (Suits, 1983 ; Lillesand dan Kiefer, 1979).

A. Energi Elektromagnetik

Ada dua istilah yang perlu dipahami yaitu mengenai energi elektromagnetik dan spektrum elektromagnetik.

(18)

 Adalah paket elektrisitas dan magnetisme yang bergerak dengan

kecepatan sinar pada frekwensi dan panjang gelombang tertentu.

 Sumber energi alamiah yang digunakan pada inderaja adalah

sinar matahari, dan sistem inderaja ini disebut sistem pasif.

 Energi elektromagnetik ini tidak tampak oleh mata ia akan

tampak apabila berinteraksi dengan benda atau objek.

 Perjalanan energi elektromagnetik yang berasal dari matahari

tersebut berlangsung secara radiasi melalui atmosfir atau ruang hampa. Radiasi ini berlangsung dengan kecepatan tetap dan membentuk pola gelombang yang harmonik dimana komponen gelombang teratur secara sama dan repetitif dalam ruang dan waktu (Gambar 3). Komponennya terdiri dari gelombang elektrektik dan gelombang magnetik yang saling tegak lurus dan masing-masing tegak lurus terhadap radiasi.

b) Spektrum elektromagnetik

Energi elektromagnetis terdiri atas berkas atau spektrum yang sangat luas yakni meliputi spektral-spektral kosmik, gamma, X, ultraviolet, tampak (visible), Inframerah, gelombang mikro dan radio. Masing-masing panjang gelombang spektral ini dapat dilihat pada tabel 2.2.

(19)

B. Spektrum Elektromagnetik

Meskipun spektral elektromagnetik tersebut sangat luas, tetapi sedikit sekali yang digunakan dalam penginderaan jauh, karena spektral-spektral lainnya seperti sinar kosmik, gamma, dan X, sulit sekali mencapai bumi karena terhambat oleh atmosfer, begitu pula untuk sebagian sinar inframerah.

Bagian-bagian spektral elektromagnetik yang dapat melalui atmosfir dan mencapai permukaan bumi disebut jendela atmosfir. Jendela atmosfir yang pertama kali dikenal berpanjang gelombang 0,4 um hingga 0,7 um, atau disebut panjang gelombang sinar tampak (visible). Selanjutnya sinar inframerah memiliki panjang gelombang 0,7 um hingga 14 um. Kedua spektrum baik sinar tampak maupun inframerah, dapat diamati melalui film sehingga disebut penginderaan jauh sistem fotografik. Jadi spektrum elektromagnetik untuk penginderaan jauh sistem fotografik memiliki panjang gelombang antara 0,4 um hingga 14 um. Jendela atmosfir yang lebih besar adalah spektrum gelombang mikro yang memiliki panjang gelombang 0,1 cm hingga 100 cm.

C. Hambatan Atmosfir

Hambatan oleh atmosfir ini mengakibatkan energi elektromagnetik tidak secara utuh sampai dipermukaan bumi, proses hambatan terjadi karena adanya butiran-butiran tertentu di atmosfir seperti debu, uap air dan gas. Hambatan itu sendiri bisa dalam bentuk serapan (absorpsi), pantulan (refleksi) dan hamburan (scattering).

Serapan terjadi ketika energi elektromagnetik mencapai objek di bumi, tiap objek mempunyai sifat serapan, dan pantulan tersendiri, sebagai contoh objek yang banyak menyerap energi akan berwarna gelap pada citra dan pengenalan objek pada citra berdasarkan atas tingkat kegelapan disebut rona.

(20)

1. Hamburan Rayleigh terjadi karena atmosfir mengandung butiran gas nitrogen dan oksigen. Yang memiliki ukuran butir gas lebih kecil dari panjang gelombang rata-rata spektrum tampak, yaitu sebesar 0,1 atau sedikit lebih besar. Hamburan ini mengakibatkan foto hitam putih tampak seperti berkabut dan tidak tajam. Oleh karena itu untuk memperoleh foto yang baik sering dipasang filter kuning guna menghalangi saluran biru masuk ke kamera.

2. Hamburan Mie, karena hamburan ini atmosfir tampak putih hingga kemerahan disebabkan oleh hamburan butir-butir debu, kabut asap dan sebagainya yang diameter butirannya sama atau lebih besar dari panjang gelombang rata-rata spektrum tampak. Karena butirannya cukup besar, maka hamburannya terjadi pada atmosfer bagian bawah pada ketinggian antara4.500 meter hingga 9.000 meter.

3. Hamburan nonselektif, Penyebabnya adalah butir-butir dalam atmosfer yang diameternya jauh lebih besar dari panjang gelombang spektrum tampak, misalnya butir-butir air yang berdiameter 5 um - 100 um. Hamburan ini dinamakan hamburan nonselektif karena tidak tergantung kepada panjang gelombang. Hamburan pada spektrum tampak dan inframerah dekat, sama kuatnya. Pada spektrum tampak, hamburan pada saluran biru, hijau dan merah yang sama kuatnya menyebabkan kabut dan awan tampak putih (Lillesand dan Kiefer, 1979).

(21)

Serapan, berbeda dengan hamburan, serapan oleh atmosfer merupakan ganguan yang lebih parah terhadap energi elektromagnetik. Serapan merupakan kendala utama bagi spektrum inframerah. Penyebabnya ialah uap air, karbon dioksida dan ozon. Jendela atmosfer pada spektrum infra merah merupakan bagian yang serapannya paling minimal (Lillesand dan Kiefer, 1979).

Gambar 6.7 Interaksi antara Energi Elektromagnetik dan Atmosfer

(22)

Fotografer biukanlah hanya sekedar memotret, tetapi lebih dari itu. Teknik tinggi disertai kemampuan ilmu yang mumpuni akan menjadikan seorang fotografer menjadi lebih dihormati dalam dunia fotografi, dengan didukung oleh peralatan yang memadai tentunya.

Tetapi semua bukanlah segalanya, seorang fotografer masih harus terus belajar dalam mengasah berbagai ilmu yang dimilikinya. Dengan mengasah kemampuannya akan membentuk mental dan sikap yang handal. Perkembangan foto semakin hari semakin pesat saja. Dengan adanya digital foto, semakin menonjolkan dunia fotografi ke permukaan, bahkan bias dijadikan profesi yang menjanjikan dan semakin banyak peminatnya.

6.3.1 Teknik Dasar Pemotretan

Teknik dasar pemotretan secara dasar dibagi kedalam 3 (tiga) hal, diantaranya adalah :

a. Kamera

Berbagai macam kamera sekrang sudah beredar di pasaran, mulai dari yang analog sampai digital high end. Dari yang menggunakan film 135 hingga format besar. Dari pixel kecil hingga pixel besar.

b. Lensa

Untuk melengkapi kebutuhan fotografer pabrikan telah banyak melengkapi koleksi lensa yang mereka produksi dari fix lenz, zoom lenz/tele, sudut lebar dan berbagai macam lensa lainnya.

c. Pencahayaan/Flash

(23)

6.3.2 Istilah dalam Kamera

Dalam dunia fotografi kita harus mengenal beberapa istilah yang sering kita temukan, diantaranya adalah :

Asa/ISO

Asa/ISO adalah kepekaan film, semakin tinggi nilai asa/ISO nya maka semakin kuat menangkap cahaya. Jika diistilahkan, anggap saja ISO itu sebagai kumbang yang bekerja di dalam kamera. Jika kamera di set ke ISO 400, berarti ada 400 kumbang yang bekerja di dalam kamera. Jika ISO 100 ya hanya ada 100 kumbang yang bekerja. Ukuran ISo dalam perbedaan satu stop adalah :

100->200->400->800>1600

ISO 800 adalah tiga kali lebih sensitive daripada ISO 100 (lebih sensitive dari cahaya 3 stop), tapi hasil fotonya mungkin agak grainy (berpasir). Dalam menentukan ISO inilah kemampuan kita diuji.

Diafragma/Aperture

Aperture adlah bukaan lensa untuk mengatur berapa besar cahaya yang masuk. Ukuran aperture biasanya bias dilihat dengan f/number. Semakin besar nomer f/ nya maka semakin kecil lensanya. FDengan kata lain, semakin kecil nomer f/ nya maka makin besar bukaan lensanya.

Bukaan lensa f/2.8 lebih besar daripada f/11. Aperture inilah komandan yang bertanggung jawab aas ketajaman di dalam suatu foto. Depth of Filed (DOF) adalah wilayah di sekeliling subjek atau objek yang direkam oleh kamera yang layak tampil tajam di hasil fotonya.

Speed

(24)

6.3.3 Fotografi Sebagai Seni Melihat

Fotografi sangat erat hubungannya dengan si pelaku. Seseorang mempunyai tanggapan tertentu tentang segala sesuatu baik cuaca, pemandangan, tumbuhan, hewan dan manusia di sekitarnya. Persepsi inilah yang kemudian direfleksikan bila ia memotret. Cara memandang atau persepsi ini adalah khas untuk setiap orang karena sifat manusia yang unik. Sehingga bias dikatakan bahwa karya foto adalah sebuah refleksional personal.

Sementara itu bagaimana dengan respon orang-orang yang melihatnya? Si pelaku (fotografer) tentunya ingin mendapat respon (feed back) yang positif tentang karyanya. Walau respon tiap orang tidaklah sama namun ada sesuatu secara umum yang bias distandarkan sebagai sebuah penilaian obyektif bagus tidaknya karya sebuah foto.

Sebuah foto dikatakan bagus jika foto tersebut syarat akan informasi. Tentu saja penilaian para pakar berbeda-beda tentang hal ini. Tetapi informais adalah sesuatu yang tidak bias ditawar-tawar lagi. Apa yang akan diinformasikan oleh foto tersebut. Informasi tersebut juga menyangkut konteks, content, dan komposisi. Konteks berarti hal yang ingin divisualkan jelas, misalnya tentang pemandangan. Sedangkan content atau isi adalah apa yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks tersebut. Komposisi adalah penempatan subjek dalam gambar.

Sebenarnya tidak ada aturan baku di dalam mengatur komposisi sebuah gambar. Karena setiap fotografer bias mengatur komposisi gambarnya menurut pandangan terbaiknya. Harus disadari, bahwa sebenarnya kita sulir mempelajari komposisi dari hasil foto yang sudah jadi. Di alam asli, semua subjek terposisikan secara alami, sehingga kita harus berusaha mencari atau menentukan sudut pandang yang paling baik. Karena itu, kita harus berusaha mengembangkan kesepakatan pandangan terhadap apa yang kita lihat dan apa yang akan terbentuk dalam gambar jadi.

(25)

1. Aturan segitiga penempatan horizon dalam suatu komposisi pada sepertiga bagian dari pinggir bawah atau atas. Dengan pembagian bidang pada perbandingan 1 : 2 ini, umumnya dinamisasi dan keseimbangan dapat dicapai dengan baik.

2. Irisan emas (golden section), dasar ini bias digunakan jika pandangan yang akan kita potret tidak memiliki horizon. Metode ini merupakan metode pembagian bidan gyang direncanakan dengan ketepatan geometris. Metode ini sulit diterapkan, karena membutuhkan waktu dan ketelitian memandang gambar dalam view finder untuk merencanakan susunan yang tepat.

3. Susunan Diagonal, dasar ini digunkaan jika menghadapi pemandangan yang memiliki bentuk sederhana, atau keadaan pemandangan yang memiliki tekstur yang homogen. Dengan demikian maka pemandangan yang keadaanya statis dan sulit disajikan dengan atura sepertiga dan irisan emas akan dapat ditampilkan sebagai gambar yang dinamis dan menarik.

6.3.4 Penyinaran (lighting)

Penyinaran (lighting) berbeda dengan Exposure (pencayahaan). Dalam dunia fotografi, penyinaran dibedakan :

1. Sinar alami seperti cahaya matahari, cahaya bulan

2. Sinar buatan seperti lampu pijar dan lampu kilat.

Cahaya matahari sampai ke bumi setelah menembus atmosfir. Atmosfir diibaratkan sebagai selimut udara dan air yang melingkupi bumi. Selimut udara ini mengalami perubahan pada sifat cahanya.

(26)

bayangan jatuh persis di bawah objek dan kondisi sinar dsangat kontras.

2. Cahaya matahari yang datang serong mengenai atmosfir akan dibelokan ke arah sudut datang dan diuraikan dalam berbagai warna. Warna kuning menonjol dalam pagi dan senja hari. Karena cahaya matahari terus melewati ketebalan atmosfir, maka semakin lama akan semakin lemah. Kondisi ini disebut cahaya lunak (low contrast/soft). Momen ini merupakan golden hour, kondisi sinar yang paling dianjurkan untuk menghasilkan foto bagus.

6.3.5 Retauching

Retauching adalah langkah terakhir yang akan ditempuh oleh seorrang fotografer. Terlebih foto-foto tersebut diambil dengan menggunakankamera digital. Program yang paling sering digubakan dalam retouching adalah

Adobe photoshop. Photoshop adalah gold standart, belum ada program yang mempunyai kelengkapan fitur, mendukung seni grafis dan komunitas fotografi dan menyediakan kesempurnaan sumber daya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghasilkan cetak foto yang maksimal adalah sebagai berikut :

1. Sharpening (menajamkan gambar), sharpening berfungsi agar focus foto menjadi lebih tajam. Filter ini sebenarnya tidak bias memodifikasi fokus, hanya lensa kamera yang bias melakukannya. Tetapi filter ini bias mendeteksi sisi-sisi pada gambar, serta menelusuri pixel gelap dan terang di sekitar sisi-sisi tersebut untuk mempertegas kontras. Mata kita menterjemahkan sisi-sisi yang dipertegas tersebut sebagai detil yang tajam.

(27)

lainnya memiliki kendali yang kurang lengkap (color balance, brightness/contrast).

3. Ukuran gambar, ukuran gambar sangat berkaitan di dalam pemilihan resolusi gambar. Di sinilah kemampuan dan kehandalan seorang fotografer dibentuk.

6.4 KONSEP DASAR DESAIN GRAFIS

Bagaimana memulai belajar Desain Grafis? Memang itu sebuah pertanyaan yang sangat mendasar bagi seorang desiner pemula. Definisi Desain Grafis: adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi. Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain.

Desain grafis didefinisikan sebagai ”aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri“. Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi.

Sedangkan Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.com/ mendefinisikan desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat.

(28)

dan gambar baik dengan teknik fotografi ataupun ilustrasi. Elemen-elemen tersebut diterapkan dalam dua fungsi, sebagai perangkat visual dan perangkat komunikasi.

Menurut Michael Kroeger visual communication (komunikasi visual) adalah latihan teori dan konsep-konsep melalui terma-terma visual dengan menggunakan warna, bentuk, garis dan penjajaran (juxtaposition). Warren dalam Suyanto memaknai desain grafis sebagai suatu terjemahan dari ide dan tempat ke dalam beberapa jenis urutan yang struktural dan visual. Sedangkan Blanchard mendefinisikan desain grafis sebagai suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada segala permukaan.

Secara garis besar, desain grafis dibedakan menjadi beberapa kategori:

a. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.

b. Web Desain: desain untuk halaman web.

c. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi.

d. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design) : merupakan desain profesional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman.

e. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya.

Oleh karena desain grafis dibagi menjadi beberapa kategori maka sarana untuk mengolah pun berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan pembuatan karya. Berikut adalah beberapa kategori di dalam mengolah desain grafis :

(29)

Program ini sering digunakan untuk keperluan pembuatan brosur, pamflet, booklet, poster, dan lain yang sejenis. Program ini mampu mengatur penempatan teks dan gambar yang diambil dari program lain (seperti Adobe Photoshop). Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

 Adobe FrameMaker

 Adobe In Design

 Adobe PageMaker

 Corel Ventura

 Microsoft Publisher

 Quark Xpress

2. Aplikasi Pengolah Vektor/Garis

Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk vektor/garis sehingga sering disebut sebagai Illustrator Program. Seluruh objek yang dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun lengkung. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

 Adobe Illustrator

 Beneba Canvas

 CorelDraw

 Macromedia Freehand

 Metacreations Expression

 Micrografx Designer

(30)

Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah gambar/manipulasi foto (photo retouching). Semu objek yang diolah dalam progamprogram tersebut dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu, misalnya, foto. Gambar dalam foto terbentuk dari beberapa kumpulan pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu. Meskipun begitu, program yang termasuk dalam kelompok ini dapat juga mengolah teks dan garis, akan tetapi dianggapa sebagai kumpulan pixel. Objek yang diimpor dari program pengolah vektor/garis, setelah diolah dengan program pengolah pixel/titik secara otomatis akan dikonversikan menjadi bentuk pixel/titik. Yang termasuk dalam aplikasi ini adalah:

 Adobe Photoshop

 Corel Photo Paint

 Macromedia Xres

 Metacreations Painter

 Metacreations Live Picture

 Micrografx Picture Publisher

 Microsoft Photo Editor

 QFX

 Wright Image

4. Aplikasi Pengolah Film/Video

(31)

 Adobe After Efect

 Power Director

 Show Biz DVD

 Ulead Video Studio

 Element Premier

 Easy Media Creator

 Pinnacle Studio Plus

 WinDVD Creater

 Nero Ultra Edition

5. Aplikasi Pengolah Multimedia

Program yang termasuk dalam kelompok ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah karya dalam bentuk Multimedia berisi promosi, profil perusahaan, maupun yang sejenisnya dan dikemas dalam bentuk CD maupun DVD. Multimedia tersebut dapat berisi film/movie, animasi, teks, gambar, dan suara yang dirancan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan lebih interktif dan menarik. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

Macromedia

Macromedia Authorware

Macromedia Director

Macromedia Flash

(32)

Hyper Studio

Ovation Studio Pro

Macromedia Director

Macromedia Flash

Multimedia Builder

Ezedia

Hyper Studio

Ovation Studio Pro

6.5 PENYIAPAN PETA KERJA DAN DAFTAR ISIAN

Dalam tahap ini akan dilakukan dua jenis pekerjaan, yaitu penyiapan peta dasar/kerja serta penyusunan daftar isian untuk pengumpulan data.

Penyiapan Peta Kerja dari berbagai sumber peta seperti peta topografi, rupa bumi, penggunaan tanah dan foto udara serta peta-peta lain yang tersedia. Skala peta disesuaikan dengan luasan Provinsi yang dikumpulkan datanya.

Kegiatan penyiapan peta dasar ini akan meliputi 2 (dua) langkah pekerjaan teknis, yaitu standarisasi koordinat dan konversi peta dalam format GIS. Standarisasi koordinat maksudnya peta kerja ini disusun dalam bentuk yang jelas sistem koordinat geografisnya. Sedangkan konversi peta dalam format GIS ini yaitu untuk dapat dilakukan pengolahan data dengan dukungan teknologi informasi dengan dukungan komputer.

Sedangkan Penyiapan Daftar Isian (DI) untuk merekam data tekstual dari objek wisata. Daftar Isian (DI) yang akan dijadikan pedoman oleh para surveyor ketika mengumpulkan data di lapangan.

(33)

Standarisasi Koordinat

PETA

Gambar 6.8 Skema Penyiapan Peta Kerja

6.6 PEMANFAATAN DATA DIGITAL RUPA BUMI

Data spasial awal yang digunakan untuk atlas pariwisata ini adalah Peta Rupabumi Digital Skala 1 : 50.000 format DB-0 (data mentah atau data spaghetti). Data tersebut kemudian dilakukan generalisasi sesuai dengan sekala yang dibutuhkan. Data digital diterima dalam bentuk format dxf, kemudian di konversi ke dalam format fhd (Freehand). Data obyek pada format dxf masih berupa kode-kode sehingga setelah konversi format ke fhd dilakukan penelusuran kode obyek menjadi layer-layer obyek.

Proses pembuatan peta pada perangkat lunak Freehand dilakukan pemberian nama (teks), simbol, dan pewarnaan yang disesuaikan dengan desain. Garis-garis kontur tidak ditampilkan namun diganti dengan gradasi warna setiap interval 25 meter. Jumlah interval warna pada daerah Sulawesi Selatan adalah 14 warna. Gambar 6.9. mengilustrasikan proses generalisasi data untuk peta pariwisata.

(34)

6.7 PENGUMPULAN DATA

Pada tahap ini dilakukan kompilasi data seperti data spasial berupa peta, data citra satelit maupun data non spasial seperti narasi/teks, video, audio, foto, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan usaha mengungkap informasi objek wisata untuk keperluan pembuatan atlas.

Objek wisata akan berlandaskan pada sumber data yang sudah diinventarisasi dan ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Sedang data sekunder yang lain akan berlandaskan pada beberapa sumber data baik dari instansi pemerintah daerah maupun dari pihak swasta yang terkait. Data yang dikumpulkan harus di atas tahun 2005 sesuai dengan kesepakatan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) , agar informasi yang disajikan masih belum banyak mengalami perubahan.

Berdasarkan jenis data yang harus dikumpulkan, tampak sumbernya dari beraneka ragam instansi pemerintah daerah. Oleh karena itu, bantuan atau dukungan koordinasi teknis dari pihak pemberi pekerjaan merupakan suatu keniscayaan. Untuk itu dalam melakukan pengumpulan data di Lokasi kegiatan perlu adanya tim pendamping (counterpart) dari pihak pemberi pekerjaan yang terlibat secara aktif.

Tabel 6.3 Kelompok Data Dirinci Menurut Jenis Variabel

NO JENIS DATA A. Data Umum

Batas Administrasi: Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan

(35)

Sejarah Penduduk Kebudayaan Pemerintahan, dll B. Data Khusus

Lokasi Objek Wisata dengan Koordinat Geografi Foto, narasi/Teks

Fasilitas Penunjang C. Data Spasial

Data Peta

Data Citra satelit

6.8 PEMBUATAN ATLAS

Ukuran dan Desain Buku

 Atlas Sulawesi Selatan from Space berukuran A4 (21,0 x 29,7 cm)

 Jumlah halaman isi (tentative) 200 halaman.

 Full colour, 4 warna (cyan, magenta, yellow, black)

 Terdapat Cover Luar dan Cover Dalam

 Kertas untuk cover luar adalah Soft Cover Karton 230 gram, kertas

untuk cover dalam dan halaman isi mate paper 150 gram

(36)

a) Komposisi isi buku terdiri atas foto objek, peta lokasi objek, tampilan objek dari angkasa dengan wahana citra satelit (Landsat/Quickbird/lkonos/SRTM, dsb), dan narasi objek dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris).

b) Urutan isi buku (tentatif)

 Cover luar.

 Cover dalam.

 Tampilan citra satelit resolusi tinggi (Quickbird/lkonos) Kota

Makassar

 Alamat hak cipta

 Sumber data

 Indeks objek

 Daftar isi

 Tim penyusun

 Kata pengantar Tim Penyusun

 Sambutan Kepala Bakosurtanal

 Profil Bakosurtanal

 Foto Udara Bakosurtanal dan Sekitarnya

 Sekilas Provinsi Sulawesi Selatan

 Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Selatan

 Sekilas Tentang Atlas Pariwisata

(37)

 Profil masing-masing kabupaten/Kota (21 kabupaten dan 3 kota)

dan obyek wisata

 Daftar Fasilitas Pendukung (Hotel, Rumah Makan, Tempat

Penting)

Grafika

 Buku Atlas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan dicetak dengan

sistem cetak computer to plate (CTP). Computer-To-Plate, yaitu proses pembuatan image atau gambar pada plat cetak. Proses ini dikerjakan pada tahapan "prepress" - proses persiapan cetak. CTP atau disebut juga "direct-to-plate" berarti proses pembuatan plat cetak secara

langsung dari (file) komputer.

Kecenderungan industri adalah bergerak ke arah digital, penggunaan CTP semakin banyak ditemukan pada percetakan terutama dinegara maju. Penggunaan komputer selain masalah ekonomis, mengingat biaya buruh yang mahal maka aspek fleksibilitas penggunaan komputer yang menghilangkan proses fotografi menjadi

pertimbangan penting perubahan ke CTP.

Dibawah ini ada beberapa hal yang perlu diketahui bagi percetakan di Indonesia mengenai CTP, kelebihan dan kekurangannya sebagai upaya antisipasi.

Proses

(38)

via keyboard. Konsep dari pembuatan plat berimage persis sama, namun dengan cara yang sama sekali sudah berbeda.

Kelebihan

CTP meningkatkan waktu pembuatan plat lebih cepat, konsistensi kualitas image dan gambar cetakan. Cara ini membutuhkan waktu lebih singkat dari cara percetakan ofset litografi yang analog sebab menggabungkan dua proses menjadi satu. Tenaga manusia jelas berkurang sebab tidak perlu lagi membuat film fotografi. Paling tidak waktu bisa dihemat 20-30% dengan CTP. Image yang dihasilkan juga lebih jelas, tajam dan akurat dibanding dengan cetak analog yang tradisional sebab dot yang muncul lebih bersih dan turunan image pertama - langsung ke plat cetak, efek dot-gain juga berkurang.

Penghematan lainnya dari aspek material yaitu lebih sedikit suplai, karyawan berkurang, alat fotografi yang tidak ada lagi, berarti ruang jadi lebih sedikit. Penghematan ini bisa percetakan jadikan insentif bagi harga cetak dan menjadi faktor kompetisi untuk menarik pelanggan baru.

Kekurangan

Umumnya orang terbiasa dengan gambar cetak dengan dot-gain yang besar dan tampak lebih gelap. Tidak jarang pelanggan akan sedikit merasa aneh dengan hasil bagus "yang tidak biasa" ini. Perlu bagi percetakan untuk memberikan pengertian mengenai barang bagus yang baru ini ke pelanggan, supaya terbiasa.

(39)

Masalah umum yang dijumpai Dalam proses cetak litografi, ada banyak kemungkinan merubah atau mengkoreksi hal yang salah pada film. Tidak demikian halnya pada CTP, operator percetakan harus benar-benar menjamin file image bersih. Perhatikan hal-hal berikut ini, simpan file dalam format CMYK bukan RGB dan gunakan spesifikasi yang tepat seperti;

(1) "bleed amount" yang tepat

(2) pastikan semua huruf dan resolusi image tinggi masuk dalam file (3) check penggunaan spot-color yang benar, dll. Karena memperbaiki digital file image yang salah sangat membutuhkan banyak waktu, yang akhirnya mengurangi kelebihan CTP terhadap sistim film analog.

 Tampilan Cetakan

a. Cover luar dicetak dalam 4 warna proses C, M, Y, K untuk judul di emboss, dilaminasi dengan efek dove, diberi spot UV untuk bagian tertentu

b. Cover dalam dan halam isi dicetak dalam 4 warna proses C, M, Y, K

C,Y,M,K

(40)

cahaya yang ada pada kertas tersebut, sehingga mata kita tidak dapat menangkap pantulan cahaya. Oleh karena tidak adanya cahaya yang masuk ke dalam lensa mata, maka warna yang kita lihat menjadi hitam. Lalu apa guna warna hitam dalam CMYK kalau warna CMY saja bisa memproduksi warna hitam? Warna yang seharusnya tercetak hitam akan menjadi warna coklat gelap (meskipun terlihat seperti hitam). Nah, oleh karena itulah, untuk mendapatkan warna hitam solid, ditambahkanlah warna Black. Warna ini merupakan ‘rumus pasti’ bagi dunia percetakan! Oleh karena itu CMYK juga disebut ‘substractive color’ atau ‘warna penintaan’ (karena salah satu medianya adalah tinta). Salah satu kelemahan CMYK adalah tidak maksimalnya warna yang dihasilkan, karena gamut warnanya lebih rendah dari RGB (dan memang warna CMYK lebih gelap dibandingkan warna RGB). Selain itu, dalam dunia percetakan, hasil warna CMYK juga sangat tergantung oleh media cetaknya (tipe kertas, jenis tinta, dsb).

Gambar

Gambar  6.1  Tahapan  Pembuatan  Atlas  Pariwisata  Provinsi  Sulawesi
Gambar 6.2 ElemenDasar Penginderaan
gambar yang mirip ujud aslinya dan data non-cita umumnya berupa garis
Tabel 6.1 Perbedaan Antara Citra Foto dan Non Foto.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu fluida ideal dapat didefenisikan sebagai fluida yang tidak memiliki viskositas dan tegangan geser, tidak akan timbul pada fluida ideal, apabila fluida ideal

Selama penerapan etika syariah marketer di lapangan tidak selamanya akan berjalan sesuai dengan keinginan tentunya terdapat kendala yang dihadapinya dimana marketer

Tujuan penelitian ini adalah 1 untuk mendeskripsikan jenis dan penyebab miskonsepsi yang dialami siswa dalam materi bangun datar dengan gaya kognitif field dependent pada siswa

128–496 MB dari memori yang tersedia di Raspberry Pi adalah dua kali minimum 64 MB yang diperlukan untuk menjalankan Slackware Linux pada sistem ARM atau i386..

Dari hasil penelitian, maka didapatkan karakteristik skabies berdasarkan tanda kardinal yang banyak timbul pada siswa tingkat II Madrasah Tsanawiyah di Pesantren

Putri, Vanya Amalia. Ideology Construction on the Presidential Election News 2014 of Kompas Newspaper. Study Program of English, Department of Languages and Literatures,

Tiga dari mereka mengaku pemain bola yang tengah mencari peruntungan di Indonesia.. l Peliput:

Dalam penentuan nilai ambang pada Penelitian ini, digunakan penjumlahan dua parameter statistik, yaitu rerata dan simpangan baku dari hasil pengujian sebelumnya