Model Learning Organization pada Industri Jamu Indonesia: Studi Kasus Implementasi Organizational Learning pada PT “X” di Wonogiri Jawa Tengah
Trias Setiawati, Dosen Fak Ekonomi UII, Email:[email protected]
Abstrak
Penelitian ini berjudul Model Learning Organization Pada Industri Jamu Indonesia: Studi Kasus Implementasi Organizational Learning pada PT “X” di Wonogiri Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi/ mendeskripsikan model/jenis proses learning (dalam rangkaian inovasi organisasional), mengidentifikasi/ mendeskripsikan variabel pokok dalam learning organization yang telah terimplementasikan dengan baik dan mengidentifikasi/mendeskripsikan variable pokok dalam learning organization (LO) yang belum terimplementasikan. Penelitian ini berjenis studi kasus kualitatif dengan kasus tunggal (single case single analysis). Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara mendalam pada pimpinan perusahaan dan tim inovasi organisasi dengan depth interview guide, dan observasi lapangan, dengan panduan checklist praktik LO dalam inovasi organisasional.
Hasil penelitiannya adalah bahwa Inovasi PT X dilakukan melalui empat siklus; selama 35 tahun; antara 1976 hingga 2011. Penerapan model learning organization di PT Deltomed selama 35 tahun berproses adalah: (1) Proses LO (dalam rangkaian inovasi organisasional) dilakukan dalam empat fase/tahapan yakni pada tahun 1976 dengan jenis learning individual oleh pimpinan perusahaan, dengan menggunakan mesin percolator, dan hasilnya adalah produk pil. Tahun 2000 dengan jenis learning organisasional oleh direktur dan direktur pelaksana, dengan menggunakan standard ISO 2000 yang menghasilkan prosedur standar operasional proses produksi. Tahun 2007 dengan jenis learning organisasional oleh Tim Manajemen Pengetahuan (Knowledge worker), dengan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional Baik(CPOTB) Departemen Kesehatan RI yang menghasilkan produk bermutu tinggi. Tahun 2010 dengan jenis learning organisasional, oleh Tim Manajemen Pengetahuan (knowledge worker) dengan standar sertipikat internasional NSF yang menghasilkan produk standar siap ekspor. Variabel learning organisasional yang telah terimplementasikan dengan baik berjumlah 15; yaitu: Pemberian kesempatan ikut studi lanjutan, kesempatan ikut pelatihan di dalam organisasi, kesempatan ikut pelatihan di luar organisasi, kesempatan ikut pertemuan yang menambah nilai pengetahuan (Old Organizational Learning); pemberian pengetahuan oleh atasan, pertemuan untuk problem solving, pertemuan dengan atasan, pemberian tanggung jawab individual (Learning At Work); ada fasilitas belajar dari organisasi, pemberian kepercayaan, pemberian penghargaan, keterbukaan komunikasi antara karyawan dan pimpinan (Learning Climate); kelenturan penerapan aturan, kesempatan luas komunikasi dengan rekan sekerja dan kesempatan komunikasi dengan karyawan bagian lain (Learning Structure). Variabel learning organisasional yang belum terimplementasikan dengan baik berjumlah dua; yaitu variable promosi karyawan dan variable rotasi jabatan karyawan (Learning at Work).