• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Beban Kerja Perawat Pelaksansa Terhadap Kinerja Perawat Diruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Beban Kerja Perawat Pelaksansa Terhadap Kinerja Perawat Diruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

93

PENGARUH KOMPETENSI, MOTIVASI, BEBAN KERJA

PERAWAT PELAKSANSA TERHADAP KINERJA PERAWAT

DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

JAYAPURA

1.

SULTAN

2.

SEVANUS THANE

ABSTRAK

Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi, Motivasi, Beban kerja Perawat terhadap kinerja perawat Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura baik secara parsial maupun secara simultan. Jenis penelitin ini adalah penelitian kuantitatif denagn pendekatan asosiatif sampai dalam penelitian sebesar 171 responden dengan tehnik sampling adalah.tehnik non probability sampling yaitu purposive sampling method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi (X1) Pengaruh kompetensi terhadap kinerja berdasarkan tabel hasil uji t (parsial) dapat diketahui bahwa perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar 4.348 dengan nilai probabilitas (nilai sig) 0.000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari alpha (5%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, maka dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien kompetensi sebesar 0,216. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan kepuasan kerja satu satuan maka variabel kinerja akan naik sebesar 0,216 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari regresi adalah tetap. Motivasi (X2) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja berdasarkan tabel hasil uji t (parsial) dapat diketahui bahwa perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar 9.279 dengan nilai probabilitas (nilai sig) 0.000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari alpha (5%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berpengaruh terhadap kinerja perawat. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, maka dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien motivasi sebesar 0,511. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan motivasi kerja satu satuan maka variabel kinerja akan naik sebesar 0,511 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari regresi adalah tetap. Sedangkan Beban kerja perawat pelaksana (X3) menunjukkan bahwa beban kerja perawat tidak berpengaruh terhadap kinerja. Tidak Pengaruh beban kerja perawat terhadap kinerja berdasarkan tabel hasil uji t (parsial), dapat diketahui bahwa perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar 601 dengan nilai probabilitas (nilai tidak sig) 0.549. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari alpa (5%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel beban kerja perawat tidak berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, maka dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien beban kerja perawat pelaksana adalah sebesar 0,034. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan beban kerja perawat satu satuan maka variabel kinerja akan naik sebesar 0,034 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari regresi adalah tetap.

Kata Kunci : Kompetensi, Motivasi dan Beban kerja perawat pelaksana Mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kinerja perawat.

I. PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Pelayanan keperawatan adalah bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang mempunyai fungsi menjaga mutu pelayanan, yang sering dijadikan barometer oleh masyarakat, dalam menilai mutu rumah sakit, sehingga menuntut adanya profesionalisme perawat dalam bekerja yang ditunjukkan oleh hasil kinerja perawat, baik itu perawat pelaksana maupun pengelola dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Pelaksanaan kerja perawat yang maksimal dalam

pelayanan kesehatan yang berkualitas terjadi bila sistem pelaksanaan asuhan keperawatan yang

dilakukan mendukung praktik keperawatan

profesional sesuai standar (Wahyuni, 2007:73). Menurunnya kinerja pelayanan keperawatan akan mempengaruhi mutu layanan kesehatan. Hasil studi oleh Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Depkes Republik Indonesia bekerjasama dengan World Health Organization (WHO) tahun 2000 yang dilakukan di 4 Propinsi, yakni Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara, mendapatkan data bahwa

(2)

94 70,9 persen perawat tidak pernah mengikuti pelatihan 4 dalam 3 tahun terakhir, 47,4 persen perawat belum mempunyai daftar uraian tugas tertulis, 39,8 persen perawat masih melakukan

tugas non keperawatan, dan belum

dilaksanakannya sistem monitoring dan evaluasi (Monev) kinerja perawat (Hasanbasri, 2007:116).

Berdasarkan latar belakang diatas dan

fakta-fakta yang ada dilapangan maka peneliti

Mengambil atau Mengadakan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat Pelaksana Terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Jayapura”

b. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah

dikemukakan diatas ,maka masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap

kinerja perawat pelaksana pada Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura?

2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap

kinerja perawat pelaksana pada Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura?

3. Apakah Beban kerja perawat berpengaruh

terhadap kinerja perawat pelaksana pada Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura?

4. Apakah Kompetensi, Motivasi, Beban kerja

perawat berpengaruh terhadap kinerja

perawat pelaksana pada Ruang Rawat Inap bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura?

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS a. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Kompetensi

Menurut Wibowo (2012), pengertian

Kompetensi merupakan kemampuan

melaksanakan pekerjaan atau tugas yang didasari ketrampilan maupun pengetahuan dan didukung oleh sikap kerja yang ditetapkan oleh pekerjaan.

Kompetensi menunjukan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap tertentu dari suatu profesi dalam ciri keahlian tertentu, yang menjadi ciri dari seorang profesional. Kompetensi secara harfiah

berasal dari kata competence, yang berarti

kemampuan, wewenang dan kecakapan. Dari segi etimologi, kompetensi berarti segi keunggulan, keahlian dari perilaku seseorang pegawai atau pemimpin yang mana punya suatu pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang baik. Karakteristik dari kompetensi yaitu sesuatu yang menjadi bagian dari karakter pribadi dan menjadi bagian dari prilaku seseorang dalam melaksanakan suatu tugas pekerjaan (Mangkunegara, 2007).

Kurniadi A. (2013):33 menyatakan bahwa faktor-faktor dari kemampuan ada dua, yaitu: (1) Kemampuan fisik yakni kemampuan dalam beraktivitas menurut kondisi stamina, kekuatan dan karakteristik biologis, (2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan dalam kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas mental.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kompetensi

Kompetensi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Michael Zwel, 2000 dalam Wibowo, 2012) : 44 Keyakinan dan nilai-nilai,

Ketrampilan, Pengalaman, Karakteristik

kepribadian, Motivasi, Isu emosional, Kemampuan intelektual dan Budaya organisasi

3. Pengertian Motivasi

Motivasi (motivation) dalam manajemen ditujukan untuk meningkatkan semangat bekerja pegawai, supaya kinerjanya meningkat dengan segala kemampuannya untuk mewujudkan tujuan

organisasi. Motivasi mengupayakan cara

mengoptimalkan potensi pegawai untuk dapat bekerja dengan baik, mau bekerjasama untuk mendorong peningkatan kinerja pegawai, sehingga berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan (Mangkunegara, 2007):37.

Motivasi merupakan faktor pendorong dalam melaksanakan kegiatan dari seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai cara menuju tercapainya tujuan institusi dengan berusaha ketingkat yang lebih tinggi, dengan syarat tidak mengabaikan kemampuannya untuk memperoleh kepuasan didalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi. Jadi definisi motivasi tersebut mencakup tiga kunci pengertian penting, yaitu usaha, tujuan

organisasi dan kebutuhan-kebutuhan pribadi

(Robin, SP. 2006) : 22

4. Pemberian Motivasi

Tujuan pribadi sering berbeda dengan tujuan organisasi. Motivasi pegawai akan meningkat bila tujuan dari organisasi tersebut sejalan atau sama dengan tujuan setiap pribadi pegawai. Pemberian motivasi sejalan antara upaya mencapai tujuan sasaran organisasi dengan tujuan sasaran individu pegawai. Pemberian motivasi akan sangat efektif bila pada diri pegawai memiliki keyakinan bahwa bila tujuan organisasi dicapai maka tujuan sasaran pribadi juga bisa dicapai.

5. Pengertian Beban Kerja

Beban kerja yaitu jumlah pekerjaan yang ditanggung/ dibebankan oleh suatu unit organisasi atau jabatan yang merupakan hasil perkalian waktu dengan jumlah kerja. (UU Kesehatan No 39 tahun 2009):101 Beban kerja merupakan kondisi kerja dan uraian tugasnya yang dalam waktu tertentu mesti terselesaikan (Munandar, 2005).

(3)

95 Irwady (2007), menyatakan bahwa beban kerja merupakan jumlah rata-rata kegiatan kerja pada waktu tertentu, yang terdiri dari Indikator beban kerja fisik, beban kerja psikologis serta waktu kerja.

a. Aspek fisik terdiri dari tugas pokok dan fungsi

(tupoksi), jumlah merawat pasien

dibandingkan jumlah perawat serta tugas tambahan lainnya.

b. Aspek psikologis, berhubungan antara perawat

dengan sesama perawat, atasan dan pasien.

c. Aspek waktu, mencakup jumlah waktu efektif

melakukan pekerjaan setiap harinya.

6. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah singkatan dari energi kerja,

dalam bahasa Inggris adalah performance.

Pengertian kinerja merupakan hasil atau keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam kurun waktu tertentu (Kurniadi A, 2013).

Menurut Illyas, 2001:46(dalam Kurniadi A, 2013):58 kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak mereka memberi masukan pada institusi.Penampakan hasil kerja tidak terbatas pada pekerja yang duduk dalam posisi fungsional ataupun struktural, tetapi juga pada semua pekerja di dalam institusi tersebut.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja.

Kinerja pegawai merupakan hasil yang bersinergi dari sejumlah faktor. Ada tiga hal yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu faktor individu, organisasi dan psikologis, menurut Ilyas, 2001 (dalam Kurniadi A, 2013:45).

a. Faktor Individu b. Faktor Psikologis c. Faktor Organisasi

8. Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja merupakan kegiatan

mengevaluasi hasil kerja pegawai dalam

menyelesaikan tugas- tugasnya sesuai sasaran kerja dengan menggunakan suatu alat atau pedoman penilaian. Pelayanan keperawatan sangat ditentukan oleh kinerja para perawat itu sendiri. Oleh sebab itu, evaluasi terhadap kinerja perawat perlu dan harus dilaksanakan melalui suatu sistem yang terstandar sehingga hasil dari evaluasi dapat lebih objektif (Wijaya G, 2012).

Penilaian kinerja perawat adalah cara

mengevaluasi kualitas dan kuantitas pekerjaan perawat dibandingkan pedoman standar kerja (SAK/SOP) yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu (Kurniadi A, 2013:48).

9. Metode Penilaian Kinerja

Metode penilaian kinerja yang dapat dijadikan

standar dalam suatu organisasi, untuk

melaksanakan penilaian kinerja perlu diterapkan.

Metode penilaian tersebut pada umumnya

dikelompokkan menjadi 3 macam (Nursalam, 2007).

a. Result-based performance evaluation b. Behavior-based performance evaluation c. Judgment-based performance evaluation

Dewan Pimpinan Pusat PPNI pada tahun 1996 berdasarkan pada standar praktik keperawatan yang disahkan Menkes. RI dalam SK No.

660/Menkes/SK/IX/1987, yang kemudian

diperbaharui dan disahkan berdasarkan SK

Dirjen.Yanmed. Depkes.RI

No.YM.00.03.2.6.7637, tanggal 18 Agustus 1993,

telah menyusun standar evaluasi praktek

keperawatan dengan mengacu pada tahap-tahap proses keperawatan, yang terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

10. Pengertian Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan adalah tahapan dalam

proses keperawatan meliputi pengkajian,

perumusan diagnosis keperawatan,

pengidentifikasian outcome, perencanaan,

implementasi dan evaluasi (Stuart and Sundeen, 1995 dalam Keliat, 2009).

Metode pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sitematis, berfokus pada respon yang unik dari individu atau kelompok individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial (Hasanbasri, 2007).

b. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka Konseptual penelitian yang telah dikemukakan ,maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana pada ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.

2. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap

kinerja perawat pelaksana pada ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura. 3. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap

kinerja perawat pelaksana pada ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.

4. Kompetensi,motivasi,dan beban kerja

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana pada ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.

III. METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Sampel Penelitian

a. populasi

Adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit

Umum Daerah Jayapura yang berjumlah

keseluruhan 294 orang

(4)

96 Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan tehnik area (Cluster) Sampling yang merupakan tehnik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil. (Sugiono 2001:57).dengan berpedoman pada pendapat Arikunto (2002:112), mengatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua populasi. selanjutnya jika subjektifnya besar diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih. sesuai dengan pendapat diatas, maka pengambilan sampel 60% dari setiap eselon, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 171 responden.

c. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian adalah Kinerja Perawat (Y) Sebagai variabel terkait, sedangkan faktor kompetensi (X1), motivasi (X2), beban kerja Perawat (X3).

d. Teknik Analisis Data

1. Model Analisis

Adapun formulasi regresi linear berganda yang dilakukan, adalah sebagai berikut:

Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3+0 Dimana :

Y = Kinerja Perawat (Variabel terikat )

b0 = Konstan (intersep garis regresi dengan sumbu vertikel )

X1 = Kompotensi (Variabel bebas )

X2 = Motivasi ( Variabel bebas )

X3 = Beban kerja (Variabel bebas )

b1 = Koefisien regresi untuk X1, X2 dan X3

o = Kesalahan penggangu 2. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Perumusan Hipotesis

H0 : b1 = b2 = b3 =0, Artinya, secara simultan, variabel X1,X2 dan X3 tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

H0 :b1≠b2≠b3≠0

Artinya secara simultan, variabel X1,X2 dan X3 ada pengaruh yang signifikan terhadap Y. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan mengabdikan Fh

b. Uji t

Digunakan uintuk menguji hipotesis pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% atau 0=0,05. Langkahnya adalah: Ho : b1 = 0,berarti tidak ada pengaruh yang signifikan abtara variabel X1 terhadap variabel Y secara parsial. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1 .Pengaruh kompetensi (X1) Terhadap Kinerja Perawat (Y)

Penelitian ini menghasilkan bahwa

kompetensi berpengaruh terhadap kinerja.

Pengaruh kompetensi terhadap kinerja berdasarkan tabel hasil uji t (parsial) dapat diketahui bahwa perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar 4.348

dengan nilai probabilitas (nilai sig) 0.000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari alpha (5%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, maka dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien kompetensi sebesar 0,216. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan kepuasan kerja satu satuan maka variabel kinerja akan naik sebesar 0,216 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari regresi adalah tetap.

Hasil tersebut berbeda dari penelitian ini yang

mana semua indikator aspek pengetahuan

menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kinerja perawat. Aspek pengetahuan menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik berpotensi paling tinggi menghasilkan kinerja yang baik, yakni sebesar 79,6% (86 orang). Hal ini ditunjang dari

indikator pengetahuan, yakni intelektual,

pengetahuan dan inisiatif menunjukkan hasil yang baik. Aspek Keterampilan menunjukkan sebanyak 82,1% (89 orang) yang memiliki keterampilan baik menunjukkan kinerja baik, meliputi indikator fisik,

kuantitas kerja dan kualitas kerja yang

menunjukkan nilai baik. sikap yang baik juga menunjukkan hasil paling tinggi yang mana sebanyak 84,5% (90 orang) berkinerja baik, meliputi human relation, kerjasama dan integritas pribadi menunjukkan nilai yang baik. hal ini juga ditunjang dari karakteristik responden sebagian besar berpendidikan sarjana D3 sebesar 39,64 (44 orang) dan D4 serta S1 yakni sebesar 45,94 (51

orang), sehingga berdampak baik terhadap

peningkatan pengetahuan perawat dan

berhubungan dengan kinerja yang baik.

2. Pengaruh Motivasi (X2) Terhadap Kinerja Perawat (Y).

Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja berdasarkan tabel hasil uji t (parsial) dapat diketahui bahwa perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar 9.279 dengan nilai probabilitas (nilai sig) 0.000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari alpha (5%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berpengaruh terhadap kinerja perawat. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, maka dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien motivasi sebesar 0,511. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan motivasi kerja satu satuan maka variabel kinerja akan naik sebesar 0,511 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari regresi adalah tetap.

Astuti, Subagyo dan Adriyanto (2010) mengemukakan bahwa pegawai di suatu organisasi diharapkan selalu bisa meningkatkan, untuk meningkatkan kinerja pegawai tersebut maka harus

(5)

97 organisasi, pegawai yang bersangkutan dituntut untuk mempunyai motivasi yang tinggi, komitmen organisasional yang tinggi dan juga memahami karakteristik pekerjaan yang bisa mendorong terwujudnya kinerja yang semakin baik. Adapun hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dari (Agustiadi, 2001), (Palupi & Rustiana, 2014), (Putra, Herlen & Machasin, 2014) , (Riyadi, 2011) dan (Kristiani, Pradhanawati & Wijayanto, 2013) yang menunjukkan bahwa apabila motivasi kerja semakin tinggi maka kinerja pegawai juga akan meningkat, begitu pula dengan sebaliknya. Di dalam perubahan baik meningkat atau menurun

pada motivasi kerja, dapat mempengaruhi

peningkatan

Atau penurunan terhadap kinerja pegawai. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Pengadilan Negeri Yogyakarta, terlihat dalam uji statistik yang telah dilakukan. Sistem reward yang diberikan oleh sebuah organisasi dapat memotivasi seorang karyawan untuk bekerja lebih giat. Remunerasi adalah reward yang diberikan oleh instansi kepada pegawai negeri sipil dengan

berdasarkan peraturan yang berlaku, yang

diharapkan dengan adanya remunerasi ini dapat memotivasi seseorang untuk bekerja lebih giat, dengan harapan kinerja intansi pemerintah dalam pelayanan public dapat optimal.

3. Pengaruh Beban kerja perawat pelaksana ( X3) Terhadap Kinerja Perawat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja perawat tidak berpengaruh terhadap kinerja. Tidak Pengaruh beban kerja perawat terhadap kinerja berdasarkan tabel hasil uji t (parsial), dapat diketahui bahwa perhitungan SPSS diperoleh t hitung sebesar 601 dengan nilai probabilitas (nilai tidak sig) 0.549. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari alpa (5%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel beban kerja perawat tidak berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, maka dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien beban kerja perawat pelaksana adalah sebesar 0,034. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan beban kerja perawat satu satuan maka variabel kinerja akan naik sebesar 0,034 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari regresi adalah tetap.

Berdasarkan jurnal Oleh: Frenelly F. M. Kimbal1 Greis M. Sendow2 Decky J. Adare3

dengan judul beban kerja,organizational

citizenship behavior,dan keterlibatan kerja

pengaruhnya terhadap kinerja karyawan PT.PLN (PERSERO) Wilayah suluttenggo Area Manado , Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan tidak terdapat pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Artinya, Beban Kerja yang dialokasikan pada setiap individu karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area

Manado sudah sesuai dengan kemampuan setiap individu karyawannya. Hal ini disebabkan karena indikator dari beban kerja yang diteliti dalam penelitian ini yakni waktu bekerja, kuantitas pekerjaan, faktor internal (faktor somatis) telah diberikan, diterima, dikelola, dan disikapi dengan semestinya oleh para supervisor, juga karyawan pada setiap bagian (PAD, JAR, dan TEL). Peneltian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sitepu (2013) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh secara parsial dari Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan hal ini karena Beban Kerja yang diterapkan sudah sesuai dengan keadaan para karyawan.

4. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan beban Kerja Perawat terhadap Kinerja Perawat. Bahwa kinerja dipengaruhi oleh kompetensi, motivasi dan beban kerja . Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji F yaitu dari hasil perhitungan dengan SPSS terlihat bahwa nilai F hitung adalah sebesar 33.719 dengan nilai probabilitas (nilai sig) sebesar 0.000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai alpha (0,05). Karena nilai probabilitas (p-value) < alpha maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel kompetensi, motivasi,beban kerja perawat terhadap kinerja bersifat signifikan secara simultan. Berdasarkan Uji Statistik t menunjukkan besarnya variabel bebas beban kerja perawat, diperoleh t hitung sebesar 601 dengan nilai probabilitas (nilai tidak sig) 0.549. Nilai probabilitas tersebut lebih besar

dari alpa (5%). Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa variabel beban kerja perawat

tidak berpengaruh parsial.Berdasarkan hasil

penelitian yang diperoleh, maka diketahui bahwa

kompetensi, motivasi, berpengaruh terhadap

kinerja perawat sedangkan beban kerja perawat terhadap kinerja perawat tidak berpengaruh secara persial.

V. SIMPULAN

Berdasarkan dengan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai merikut :

1. Kompetensi terhadap kinerja perawat dengan demikian perawat yang bekerja diruang rawat inap RSUD Jayapura merasa nyaman bekerja adanaya pelatihan kompetensi yang mereka

miliki.pengetahuan, keterampilan, sikap

professional berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura

2. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap

kinerja perawat Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.Yang artinya dengan memberikan motivasi yang tinggi pada perawat akan mempunyai pengaruh yang baik terhadap kinerja perawat pada Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum

(6)

98 Daerah Jayapura adalah diterima. Dengan memenuhi dan meningkatkan kepuasan kerja

perawat dimana faktor-faktor motivasi

tersebut diukur melalui faktor interistik (kebutuhan prestasi dan tanggung jawab) dan faktor ekstrinsik (insentif atau gaji ).

3. Beban kerja perawat pelaksana tidak

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perawat Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura. Dengan demikian hipotesis ini menyatakan bahwa tidak berpengaruh yang positif dan signifikan antara beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura dan secara hipotesis ini diterima.

4. Kompetensi ( X1 ), Motivasi ( X2 ), Beban kerja Perawat Pelaksana ( X3 ), secara

simultan bersama-sama mempunyai

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perawat Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Ariknto Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Ed.Revisi III. Cet-X. Jakarta : Rineka Cipta. Hal.112-113.

Ali H.,Z,2002. Dasar-dasar Keperawatan

Profesional. Depok : Widya Medika Arukunto, 2010. Prosedur Penelitian, Suatu

Pendekatan Praktik.Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Ciptaya.

Ardiana, 2010.” Kompetensi UKM dan

Pengaruh Terhadap Kinerja UKM

disurabaya ” (Tesis).Unair.Surabaya.

Buana,2013. ̋ Hubungan Beban Kerja Dengan

Kinerja Perawat Di Unit Rawat Inap Kronik Rumash Sakit Jiwa Propinsi Bali ” (Tesis). Program Pasca Sarjana. Unud. Denpasar.

Depkes RI, 2006. Standar Pelayanan Rumah Sakit. Cetakan V, Jakarta.

Depkes RI, 2006. Alokasi waktu bekerja. Cetakan V, Jakarta

Depkes. RI, 2004. Rancangan Pedoman

Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profesional Perawat. Jakarta: Direktorat Keperawatan Dan Keteknisan Medik Dirjen Yan Med Depkes RI.

Douglas, 2004. Mengklasifikasikan

ketergantungan pasien berdasarkan waktu pelanayan. Cetakan VI, Jakarta

Gillies D.A,1998. Nursing Management A

System Approach. Third Edition.

Philadelphia. WB Saunders.

Malayu Hasibuan S.P, 2007. Manajemen Dasar-Pengertian dan Masalah. Jakarta. CV.Haji Masagung.

Handoko, T,H.2003. Manajemen Personalia Dan

Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

BPFE.

Hasanbasri. 2007. Asuhan Keperawatan

Bermutu Di Rumah Sakit, Pusat Data Dan Informasi PERSI.

Hidayat, 2004. Pengantar Konsep Dasar

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Ilyas, Y, 2002. Perencanaan SDM Rumah Sakit:

Teori, Metoda Dan Formula.(Cetakan Pertama). Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat – Universitas Indonesia, Jakarta.

Irwady, 2007. Penilaian Beban Kerja Perawat //http://Scribd.

Com/Doc/36043707/Penilaian-Beban-Kerja Diakses Tanggal 14 Mei 2017.

Muhdi B Ibrahim, (2011) . MSDL

Lanjutan,Universitas Yapis Papua.

Jimat, 2013. “ Pengaruh Motivasi, Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rumah Sakit Umum Bangli ” (Tesis). Denpasar. Universitas Mahasaraswati.

Karniasih,1991. Dasar-dasar Keperawatan

Profesional. Depok : Widya Medika. Kurniadi A, 2013. Manajemen Keperawatan dan

Prospektifnya. Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta. Badan Penerbit FKUI.

Mangkunegara. 2007, Evaluasi Kinerja sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama. PT. Refikaditama, Bandung.

Anwar Prabu Mangkunegara,2005. Manajemen

Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Martini, 2007. ” Hubungan Kaerakteristik Perawat Sikap,Beban Kerja , Ketersediaan

Fasilitas dengan Pendokumentasian

Asuhan Keperawatan di Rawat Inap BPRSUD Kota salatiga” (Tesis). Undip .Semarang.

Maryadi, 2006. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan Sebagai

Strategi Dalam Peningkatan Mutu

Klinis.Jurnal Manajemen Pelayanan

Kesehatan.Volume 08, No. 03 : Balai Pelatihan Tehnis Profesi Kesehatan. Minarsih,2011. ” Hubungan Beban Kerja

Perawat dengan Produktivitas Kerja

Perawat DI IRNA Non Bedah (Penyakit Dalam ) RSUP Dr.M. Djamil Padang Tahun 2011” (Tesis). usu.Padang.

Moekijat, 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Jakarta : CV. Mandar Maju

Monica, 2006. Manajemen Keperawatan dalam Praktek Keperawatan Profesional, Jakarta : Penerbit Buku ECG.

(7)

99 Mudayana, 2010. “ Pengaruh Motivasi Dan

Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan di

Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul

’’(Tesis).FKM Univ. Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Munandar, 2005. Psikologi Industri dan

Organisasi,UI-Press : Jakarta.

Muninjaya, 2012. Manajemen Kesehatan. Edisi 3. Jakarta. EGC.

Notoatmodjo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT. Rineka. Cipta. Notoatmodjo, 2003.Pendidikan dan perilaku

Kesehatan,Edisi Revisi. Rineka Cipta : Jakarta.

Nurnaningsih, 2012.” Hubungan Beban Kerja

Perawat Terhadap Kinerja Perawat

Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan diruang rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar ” (Tesis). Makassar.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Salemba Medika, Jakarta.

Nursalam, 2011. Konsep & Penerapan

Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika,Jakarta.

Pasolong H. 2011. Teori Administrasi Publik. Cetakan III.Bandung. Penerbit Alfabeta Bandung.

Purwanto E.A dan Sulistyastuti.D.R

Implementasi Kebijakan Publik : Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Yogyakarta . Penerbit Gava Medika.

Riduwan. 2009. Metode dan Tehnik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung. Penerbit Alfabeta Bandung.

Ruky, Achmad D, 2001. Sistem Manajemen Kinerja,Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Riezky, 2008. Pengaruh Motivasi, Kemampuan

dan Komitmen Organisasi Terhadap

Kinerja Perawat. Skripsi. UNAIR

Surabaya.

Riwidikdo H. 2013. Statistik Kesehatan (Dengan Aplikasi SPSS Dalam Prosedur Penelitian) , Jakarta. Rohima Press.

Robin, SP. 2006. Perilaku Organisasi ( alih bahasa Drs.Benjamin Molan ) Edisi Bahasa Indonesia. Klaten. PT.Intan Sejati. Satrianegara. 2014. Organisasi dan Manajemen

Pelayanan Kesehatan.Jakarta. Salemba

Medika.

Setiadi. 2007. Konsep Penulisan Riset

Keperawatan.Jogjakarta : Graha Ilmu. Setianingsih dan Hartanto. 2010. ” Pengaruh

Kepemimpinan,Motivasi,Komunikasi,dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Jumantono Kabupaten

Karanganyar,Surakarta” Jurnal.Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi. Simamora, H, 2004. Manajemen Sumber daya

Manusia, Edisi III. STIE YPKN,

Yogyakarta.

Siregar. 2008. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Perawat di RSU

Swadana Tarutung. Tesis Program

Mangister Manajemen,USU.

Sitorus,R. 2006. Konsep Proses Keperawatan

Menggunakan Nanda,NIC dan

NOC.Disampaikan pada seminar

Keperawatan Di RSU Banyumas,Batu Raden 11 Desember 2006.

Siwantara. 2009. ” Pengaruh Kompetensi Profesional Dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi Terhadap Disiplin Kerja Dan Kinerja Dosen Politeksik Negeri Bali ” (Tesis). Denpasar.

Sudigno, 2011. Dasar-dasar Metodologi.

Penelitian Klinis. Edisi Ke-4. Jakarta. CV. Sagung Seto.

Sudirman. 2003. ”Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Instalasi Penyakit Dalam RSMH Palembang” (Tesis). Palembang.

Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Altabeta.

Sugiono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiono, 2006. Metode Penelitian Bisnis Asaka Pertama Alfabeta, Bandung (19999 ;72) Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan.

Jakarta : EGC Suprapti,M.2004.”Pengaruh

Pengetahuan,Keterampilan dan Sikap

Terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah” (Tesis). A vailable : http: // repository. usu. ac. Id / bitstream / 123456789 / 6672 / 1 / 08E00278 . pdf. Accesed: April 14, 2017.

Suryadi. 2009. Praktek Keperawatan

Profesional. Jakarta : EGC

Suyanto. 2008. Mengenal Kepemimpinan dan Manjemen Keperawatan di Rumah Sakit . Jogjakarta : Penerbit Mitra Cendikia.

Tarigan. 2010. ” Pengaruh Tingkat

Pendidikan,Motivasi,Usia dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Perawat ” (Tesis). USU Medan.

Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Umar Husein 2005, Riset Sumber Daya Manusia,PT.JUN Jakarta

(8)

100 Wahyuni,S. 2007“ Analisa Kompetensi Kepala

Ruang Dalam Pelaksanaaan Standar

Manjemen Pelayanan Keperawatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perawat

Dalam Mengimplementasikan Model

Praktik Keperawatan Profesiaonal Di Instalasi Rawat Inap BRSUD Banjarnegara ” (Tesis). Available: http: // eprints. undip. ac. id/ 18327/ 1/ SRI_WAHYUNI. pdf. Accesed : April 14 2017.

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi Ketiga.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Wiratna Sujarweni V. 2015.Dengan Aplikasi Untuk Penelitian) , Yogyakarta. Pustaka Baru Press.

Yuliastuti. 2007. ”Pengaruh

Pengetahuan,Keterampilan dan Sikap

terhadap Kinerja Perawat Dalam

Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP H.Adam Malik tahun 2007 ”

(Tesis). Universitas Sumatera Utara.

Medan. Available : http: // repository. usu. ac. id/ bitstream/ 123456789/ 6738/ 1 / 09E00784. pdf. Accesed : April 14, 2017 Zainun,B.2000.Manajemen dan Motivasi.Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

perlindungan hukum terhadap pasien rawat inap sebagai konsumen. Pendekatan secara sosiologis merupakan pendekatan yang bertujuan. untuk melihat bagaimana proses

Dari data hasil penelitian dengan menggunakan head 1,3 m dan debit 0,012 m 3 /s didapat grafik yang menghasilkan efisiensi total maksimal sebesar.. Efisiensi maksimal tersebut

Dari data hasil pengukuran, dilakukan tabulasi data yang kemudian dianalisa dan dideskripsikan hasil gambaran irama sirkadian tekanan darah dan denyut nadi responden..

Masyarakat Desa Namo telah menerapkan penyadapan dengan metode koakan maka permasalahan dalam penelitian ini seberapa besar jumlah produksi getah pinus yang

This research contributes to three important things: (1) deeper understanding of the effect of concentrated ownership on the firm value and how the interaction effects between

Penelitian ini telah menghasikan prototipe aplikasi untuk menentukan jumlah pemesanan pada barang dengan pendekatan periodic review dan peramalan permintaan menggunakan

keragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki. kompleksitas yang tinggi karena terjadi interkasi yang tinggi antar

yang menggunakan protocol TCP/IP, dimana protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan packet informasi (routing) dalam jaringan LAN,MAN,WAN dan internet, atau lebih