ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN INTSTRUMEN DERIVATIF PADA PT. BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK
ROSMAWATY, MARIA CHRISTINE 17111010
UNIVERSITAS TRILOGI
1. Latar Belakang
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank juga disebut sebagai lembaga perantara keuangan karena bank mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang kekurangan atau membutuhkan dana. Salah satu produk bank yang disalurkan kepada masyarakat adalah kredit. Salah satu kredit yang sangat diminati oleh masyarakat khususnya bagi pengusaha adalah Kredit Modal Kerja. Kredit Modal Kerja sangat diperlukan bagi masyarakat yang khususnya bermata pencaharian sebagai pengusaha untuk mengatasi kekurangan dalam segi permodalan dan dapat digunakan untuk perputaran usaha maupun meningkatkan produksi usahanya. PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk merupakan salah satu bank yang menyalurkan produk Kredit Modal Kerja bagi para masyarakat atau pengusaha, baik pengusaha kecil, menengah, maupun pengusaha besar. Dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat, PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk, tidak bisa terlepas dari risiko kredit. Dari penjabaran diatas penulis menarik judul “Analisis Penerapan Manajemen Risiko Kredit dan Instrument Derivatif pada PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk.”
2. Tujuan Penulisan
Menentukan dan menganalisis instrument derivatif untuk mengatasi risiko pada PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
3. Isi / Pembahasan
Kredit adalah sejumlah dana yang dipinjamkan oleh bank kepada pihak lain, baik itu yang bersifat perorangan ataupun badan usaha, di mana dalam proses tersebut dilakukan akad (perjanjian) kredit yang akan mengikat kedua belah pihak dengan berbagai ketentuan serta kewajiban yang memiliki kekuatan hukum. Kredit macet adalah kredit yang telah mengalami kesulitan melakukan angsuran dan pelunasan sesuai dengan ketentuan / perjanjian yang dilakukan pada awal pengajuan, hal ini bisa disebabkan oleh unsur kesengajaan dari debitur atau karena adanya sebuah kejadian di luar perkiraan awal yang pada akhirnya menyebabkan debitur tidak mampu untuk melakukan kewajibannya sesuai dengan kesepakatan awal.
• Adanya keteledoran dari pihak bank dalam menganalisa dan memenuhi segala macam persyaratan kelayakan dari pengajuan kredit itu sendiri.
• Tidak memiliki staf dan sebuah sistem kerja yang layak dan mampu untuk mengambil keputusan pemberian kredit, yang pada dasarnya harus dilakukan dengan teliti oleh orang yang memiliki kemampuan serta pengalaman yang cukup baik di dalam hal ini.
• Dana kredit yang dicairkan kepada debitur memiliki resiko kemacetan yang sangat tinggi.
• Kurangnya kemampuan dalam mendeteksi resiko atas kredit yang diberikan.
¾ Penerapan Manajemen Risiko Kredit yang dilakukan pada PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk, yaitu :
1. Analisa yang tepat
Hal utama yang wajib untuk dilakukan oleh pihak bank selaku kreditur adalah melakukan analisa dengan tepat terhadap calon debitur. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melihat beberapa faktor, seperti: watak atau kepribadian, Kemampuan membayar angsuran, penghasilan, kondisi keuangan debitur, jaminan kredit yang diajukan, prediksi mengenai hambatan, dan kemacetan kredit yang akan diberikan.
2. Melakukan pemantauan
Setelah memberikan kredit, maka pihak bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan dana tersebut, melihat perkembangan usaha dan ekonomi debitur secara langsung.
3. Pastikan kondisi jaminan
Jaminan adalah langkah penyelesaian terakhir yang bisa dilakukan oleh kreditur, jika sewaktu-waktu terjadi kredit macet, karena itu sangat penting untuk memastikan kondisi kelayakan dan nilai dari aset yang dijadikan alat jaminan
Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah, pihak bank melakukan beberapa tindakan penyelamatan yaitu: penjadwalan ulang (rescheduling), persyaratan ulang (reconditioning), penataan ulang (restructuring), dan eksekusi barang jaminan.
¾ Analisis dan Interpretasi Data a. NPL (Non Performing Loan)
Tahun NPL (Gross) NPL (Neto) LDR
2015 4,74% 3,98% 90,17%
2016 5,31% 4,07% 84,18%
• Non Performing Loans (NPL)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Tahun 2016 Rasio Kredit Bermasalah (Non
Performing Loans – NPL) Bank adalah 5,31% (Bruto) dan 4,07% (Netto),
• Loan to Deposit Ratio (LDR)
Berdasarkan tabel diatas, Rasio likuiditas Bank tercermin dari rasio kredit yang diberikan terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio—LDR) maupun rasio pinjaman terhadap total dana yang dihimpun (Loan to Funding Ratio—LFR). Bank BNP pada instrument pendanaannya tidak mengeluarkan instrumen keuangan lainnya seperti
Negotiable Certificate of Deposit/Surat Hutang, sehingga pendanaannya murni dari
simpanan pihak ketiga. Dengan demikian, perhitungan LDR dan LFR adalah sama dan posisi pada akhir tahun 2016 tercatat 84,18%, turun,99% dari periode yang sama tahun 2015 yaitu 90,17%.
4. Rekomendasi
• PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk sebaiknya melakukan penambahan bagian supervisi kredit dan bagian khusus yang menangani terjadinya kredit bermasalah, agar tidak adanya perangkapan jabatan. Sehingga debitur dapat dipantau secara aktif dan kredit bermasalah dapat diatasi secara cepat dan maksimal.
• Perlu adanya peningkatan penerapan manajemen risiko kredit pada PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk, agar persentase NPL pada tahun berikutnya tidak mengalami kenaikan atau bahkan persentase NPL nya menjadi 0%.
• Sebaiknya pemantauan terhadap kondisi usaha debitur perlu dilakukan secara rutin agar mengetahui secara dini permasalahan yang terjadi pada pihak debitur.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa upaya penerapan manajemen risiko kredit bermasalah yang dilakukan oleh PT . Bank Nusantara Parahyangan Tbk, meliputi penyelamatan kredit bermasalah dan penyelesaian kredit bermasalah sudah cukup baik dan sesuai dengan teori. Namun dalam penerapannya masih terdapat kekurangan yaitu kunjungan ke lapangan atau On The Spot yang dilakukan oleh bagian kredit bagi debitur yang melakukan tunggakan kredit masih belum rutin/teratur.
6. Referensi
Kisman, Z.(2017). Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking and Commerce, December 2017, vol. 22, no. 3
www.idx.co.id
Bank BNP. “Laporan Keuangan Tahunan”. [Internet]. Diakses pada tanggal 16 Januari 2018 dari https://www.bankbnp.com/id/p/laporan-keuangan