• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Atas Kerusakan Tanggul Yang Ber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Atas Kerusakan Tanggul Yang Ber"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Atas Kerusakan Tanggul Yang Berdampak Pada

Banjir Di Sungai Beringin

Maria Yuniana Restuningtyas

mariayuniana@students.unnes.ac.id

Pada masa perkembangan teknologi dan perindusrian, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat pesat. Semakin banyaknya industri yang bermunculan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam dan meningkat. Perkembangan teknologi dan kemajuan industri akan berdampak pada kualitas daya dukung lingkungan yang pada akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Eksploitasi alam yang berlebihan dengan tidak memperhatikan kelestariannya yang dilakukan oleh sekelompok manusia untuk kepentingansesaat harus dihentikan, karena akan berakibat kerusakan lingkungan, karena hal initidak bisa kita pungkiri jika nantinya industri tersebut akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang berasal dari kegiatan-kegiatan indusri yang menghasilkan limbah, berjumlah besar dan bermacam-macam jenisnya yang akan mencemari lingkungan. Pencemaran terhadap ling-kungan hidup merupakan masalah yang komplek karena dampaknya tidak hanya pada kesehatan manusia tetapi juga berdampak pada ekosistem yang ada disekitarnya. Menyikapi hal ini maka diperlukan adanya bentuk kerjasama yang saling bersinergi antara masyarakat dan pelaku industri untuk menghindari dampak dari pencemaran yang timbul nantinya, karena perlu diketahui bersama masalah lingkungan yang dihadapi manusia pada hakekatnya adalah masalah pencemaran yang timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan tidak sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia, akibatnya akan terganggu kesejahteraan manusia. Situasi dan kondisi ekosistem seperti ini tidak lepas dari aktivitas kehidupan manusia, begitupun sebaliknya manusia mengharapkan suatu tatanan kehidupan yang bebas dari segala macam bentuk pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Sungai beringin di daerah perumahan Wahyu Utomo disebabkan kerena tanggul bocor dan pembuangan sampah sehingga tumpukan sampah tersebut meluap dan tanggul bocor sehingga terjadilah banjir yang merugikan manusia di sekitar sungai tersebut.

Kata kunci: Pencemaran, lingkungan, peraturan perundang-undangan ,sampah,banjir

PENDAHULUAN Latar belakang

1Banjir adalah salah satu proses alam yang sering dialami di beberapa

(2)

Ngaliyan. Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai, lalu mengakibatkan tanggul bocor sehingga air meluap ke daerah sekitar sungai tersebut. Sementara itu banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia.2

Dalam rangka membentuk aparatur dalam bidang lingkungan hidup, maka berdasarkan Keppres No. 28 Tahun 1978 yang kemudian disempurnakan dengan Keppres No. 35 Tahun 1978 terbentuklah Kementrian Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) dan sebagai kemajuan lebih lanjut dari kinerja Kementrian PPLH ditandai dengan diterbitkannya peraturan perundangan bidang lingkungan hidup yang pertama di Indonesia yaitu UU No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengetahuan lingkungan hidup. Pada tahun yang sama, setelah sepuluh tahun deklarasi Stockholm, deklarasi Nairobi mengungkapkan bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi mengenai keadaan lingkungan di dunia. Apabila hal tersebut dapat kita terima maka bencana banjir yang dialami manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca karakter alam. Perusakan lingkungan dapat terealisir sepanjang kegiatan yang berdampak lingkungan. 3Didalam pelaksanaan kegiatannya wajib diikuti upaya

mencegah dan menanggulangi pencemaran maupun perusakan lingkungan hidup. Didalam UU No. 23 Tahun 1997 memuat hak setiap orang atas lingkungan yang baik dan sehat berarti kewajiban bagi setiap orang untuk memelihara kemampuan lingkungan hidup agar tetap dimanfaatkan untuk perlindungan kebutuhan manusia termasuk upaya mencegah dan menanggulangi perusakan lingkungan

1Muhammad Erwin,Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan

Pembangunan Lingkungan Hidup,Refika Aditama,Bandung,2011,hlm 55

2M.Daud Silalahi,Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum

Lingkungan Indonesia,PT.Alumni,Bandung,2014,hlm 79

3 I Gusti Ketut Handayani, Pembentukan Peraturan Daerah Berbasis

Lingkungan Dalam Rangka Mewujudkan Praktik-Praktik Good Governance di Daerah”,Yustisia,Vol.85,April 2013,hal 67

Kronologi

(3)

hanya disebabkan meningkatnya volume air dari wilayah hulu, namun karena kondisi sungai tersebut penuh dengan sampah dan aliran air tersebut tidak lancar. Sampah tersebut merupakan sampah kiriman dari atas yang terbawa arus dan menyangkut di jembatan. Air di sungai tidak bisa mengalir di muara. Kepala bidang sumber daya air dan drainese mengemukakan banjir dikarenakan perubahan fungsi lahan di bagian Selatan. Daerah konservasi berubah menjadi pemukiman. Hal itu menyebabkan daerah resapan air berkurang. Air mengalir melalui permukaan tanah dan ke sungai, debit sungai pun bertambah. Hal itu menyebabkan banjir semakin meluas di beberapa wilayah.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana menanggulangi dan mencegah terjadinya Banjir di Semarang?

2. Apa peran Hukum Lingkungan dalam mengatasi banjir di Semarang? 3. Bagaimana kajian sosiologi hukum terhadap fenomena banjir setiap

tahun di Semarang?

Pembahasan

1.Penanggulangan dan Pencegahan Banjir di Semarang?

Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki penyerapan air yang baik karena tertutup oleh bahan beton atau jalan sebagai dampak adanya pembangunan. Sehingga bisa dipastikan begitu banyak limpahan air permukaan yang harus dikelola. Jumlah air permukaan yang lebih banyak dari saluran penampung membuat air permukaan tidak tertampung secara benar hingga melimpah ke jalan bahkan membentuk genangan bahwa di kota-kota besar jumlah permukaan yang memiliki daya serap air semakin sedikit akibat pembangunan. Langkah-langkah nyata untuk mengurangi dampak banjir :

1.Gunakan bahan paving stone untuk lahan parkir anda atau bahan/material yang memiliki daya serap yang baik, jangan tutup dengan beton atau bahan-bahan material yang membuat air yang tidak terserap ke tanah di lingkungan rumah anda.

2.Rencanakanlah instalasi saluran air buangan dan air hujan dengan baik. Buatlah sumur resapan air hujan. Gunakan prinsip konservasi (perlindungan air bawah tanah), biarkan air meresap ke tanah anda, sehingga tidak terbuang percuma ke saluran kota. Dengan ini anda juga membantu mengurangi beban saluran air kota, yang pada akhirnya merupakan langkah kecil kita mencegah banjir.

3.Buanglah sampah pada tempatnya.jangan buang di saluran air kota atau sungai-sungai

4.Rekayasa sistem resapan air hujan juga untuk mengurangi debit aliran permukaan dan menambah pengimbuhan air tanah yang dapat dilakukan dengan pembuatan sistem resapan

(4)

Solusi dan program yang dapat mengatasi masalah banjir di daerah sungai Beringin yaitu meliputi pengelolaan sampah dan pencemaran air baik dari sampah industri maupun sampah rumah tangga. 4Solusi kuantitas harus

dilakukan perubahan lahan baik dari hulu sampai kawasan lindung dan hilir serta berkelanjutan lewat rehabilitasi lahan dan reforestasi. Pengelolaan sumber daya air sungai tidak terlepas dari berbagai permasalahan salah satunya kondisi DAS yang semakin menurun diberbagai daerah di Indonesia salah satunya adalah di Semarang.Saatini kondisi DAS memikul beban yang sangat berat dengan peningkatan jumlah penduduk . Musibah kejadian bencana sekitar DAS yang merupakan gabungan masalah kurangnya pemeliharaan infrastruktur dan dampak negatif dari eksploitasi lingkungan ini. Disamping itu otonomi daerah yang banyak memberikan wewenang kepada daerah kota dan kabupaten dalam mengeluarkan kebijakan dibidang lingkungannya akan mengakibatkan timbulnya kebijakan kebijakan lingkungan hidup yang tumpang tindih . Masalah tentang pengelolaan sumber daya air sungai anatara hulu-hilir adalah permasalahan desantralisasi dan oonomi daerah yang harus segera ditangani.

4Handojo Lekso,”Prinsip dan Teori Tanggung Jawab Terhadap

Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Daerah Berbasis

Penghijauan”,Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang,Vol.17 No.2,Desember 2003,hal 36

2.Peranan Hukum Lingkungan

5Penanganan masalah banjir tidak bisa lepas dari kebijakan lingkungan

dalam bentuk produk Hukum Lingkungan.Beberapa produk Hukum Lingkungan yang berlaku saat ini misalnya Undang-Undang N0.32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup.

Tabel: Pertentangan kaidah dalam penanganan banjir di Semarang.

No Masalah Kebijakan Dilema

1 Penangan banjir di

Sungai Beringin Penataandiwilayah banjir ruang Permasalahan sosialdan hak asasi manusia

2 Penataan ruang Mengembalikan peran

dan fungsi DAS sesuai kaidah hulu, tengah, dan hilir

Kurangnya peran pemerintah daerah

semarang

3 Pemukiman bantaran

sungai ditata ulang Pemindahandipandang efektif

dalam memenuhi

(5)

kaidah ruang

Kasus di atas menunjukkan perbedaan kaidah antara kaidah ilmiah dalam penanganan masalah banjir dengan berbagai pendekatan, ekologi, ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan tidak hanya menghasilkan manfaat, tetapi juga mendatangkan resiko.

Kondisi ini harus ditangani oleh pemerintah dengan meminimalkan resiko dan mendatangkan

manfaat yang lebih besar. 6Kebijakan hukum lingkungan yang telah dikembangkan menghadapi masalah dalam konteks pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan tidak mengikat semuapemerintah daerah, sehingga pemerintah daerah masih menggunakan otoritasnya sebagai daerah otonom. Dampaknya banyak pemerintah daerah yang menolak pelaksanaan kebijakan, yang dari sisi hukum benar sesuai dengan kaidah ilmiah.

5M.Daud Silalahi,Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum

Lingkungan Indonesia,PT.Alumni,Bandung,2014,hlm 102

6I Gusti Ketut Handayani,Pembentukan Peraturan Daerah Berbasis

Lingkungan Dalam Rangka Mewujudkan Praktik-Praktik Good Governance di Daerah”,Yustisia,Vol.85,April 2013,hal 74

3.Kajian Sosiologi Hukum Dalam Bencana Banjir

7Soerjono Soekanto menyatakan bahwa Sosiologi merupakan bagian dari filsafat sosial. Salah satu orang yang memberikan pengertian mengenai sosiologi, ia mengatakan bahwa (sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang ada dalam proses pertumbuhannya dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya seperti ekonomi, sejarah, ilmu jiwa sosial, dan sebagainya. Definisi sosiologi hukum yang dikemukakan oleh Alvin S Johnson “sosiologi hukum adalah bagian dari sosiologi jiwa manusia yang menelaah sepenuhnya dimulai dari hal-hal nyata dan observasi perwujudan lahiriah didalam kebiasaan-kebiasaan kolektif yang efektif dan juga dalam materi dasarnya (struktur keruangan dan kepadatan lembaga-lembaga hukum secara demografis).

8Masyarakat Indonesia membutuhkan lingkungan hidup yang layak. Hal ini

(6)

Pada jam tertentu genangan air mencapai 50 sentimeter. untuk menahan air secara lebih lama dibutuhkan kekompakan tim teknis yang bekerja di lapangan. Tim ini harus bisa memanfaatkan semua sumber daya, termasuk teknologi yang akan digunakan. im teknis tetap mengendalikan air, memasang tanggul sementara, hingga menyedot air menggunakan pompa. Tim teknis bidang sosial juga menjelaskan ke masyarakat soal penanganan yang dilakukan. Tim teknis nanti disiapkan. Pemkot bisa menyiapkan model sewa, atau beli (pompa). Dan semua alat yang dibutuhkan termasuk tim pemberih dan pengangkat sampah yang beraada di sekitaran sungai yang luasnya 29km persegi (2.963 Hektare),Panjang Sungai 19,6 Km. Rencana normalisasi alur kali Beringin dari muara sepanjang 4,65 kilometer serta terdapat 160 bidang lahan yang harus dibebaskan dan sudah 133 bidang tanah saat ini sudah bebas dan 27 bidang lainnya menyusul. Dari 27 bidang, 3 bidang diantaranya rencananya akan dihindari karena hanya terkena sedikit, 10 bidang milik masyarakat, 6 bidang milik PT IPU, dan 8 bidang aset Pemkot. Normalisasi akan dilakukan pada 2018.

Berdasarkan kasus tersebut strategi utama pemerintah daerah Semarang dalam penanggulangan banjir yaitu melakukan evaluasi awal dengan adanya perubahan fungsi lahan di bagian Selatan. Berdasarkan pemberitaan tersebut perlu ada regulasi bagi penanggulangan banjir di kota Semarang dalam bentuk Undang-Undang. Banjir telah mengakibatkan kerugian materil maupun immateril. Hal ini harus menjadi konsideran jika dikemudian hari ada Undang-Undang mengenai penanggulangan banjir di kota Semarang. Oleh karena itu semua Undang-Undang mengenai penanggulangan banjir di Semarang tentu harus ada karena Semarang merupakan Ibukota dari provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan semua hal diatas :

1. Kajian sosiologi hukum terhadap fenomena banjir setiap tahun di kota Semarang adalah perlu ada regulasi bagi penanggulangan banjir di kota Semarang dalam bentuk Undang-Undang lingkungan hidup.

2. Penyebab fenomena banjir setiap tahun di Semarang adalah banyaknya tumpukan sampah yang menggenang di sungai yang menyebabkan air meluap dan tidak adanya Undang-Undang secara khusus bagi pelaku pembuang sampah sembarangan.

7Muhammad Erwin,Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan

Pembangunan Lingkungan Hidup,Refika Aditama,Bandung,2011,hlm 146

8Nita Triana,Pendekatan Ekoregion Dalam Sistem Hukum Pengelolaan

Sumber Daya Air Sungai di Era Otonomi Daerah,Pandecta,Vol.9 No.2,Desember 2104,hal 165

Kesimpulan

(7)

warga RW 06 dan RW 07 perumahan Wahyu Utomo kelurahan Wonosari Ngaliyan. Banjir pada umumnya sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai, lalu mengakibatkan tanggul bocor sehingga air meluap ke daerah sekitar sungai tersebut. Pemerintah daerah kota Semarang telah melakukan berbagai cara dan upaya agar banjir didaerah tersebut dapat ditangani diantaranya dengan membuat beberapa program pengelolaan sampah dan ada beberapa solusi yang bisa diterapkan di sungai Biring baik program jangka pendek yaitu dengan terbangun pola sadar iklim dengan memahami potensi dan kerawanan banjir lalu pemerintah daerah Semarang bersama masyarakat di Sungai Biring membuat dan membenahi saluran air/sungai yang tersumbat oleh bangunan atau sampah terutama di daerah yang tergenang air . Sedangkan solusi jangka menengah yang diharapkan adalah melanjutkan pembuatan cek dam di hulu sebagai program seribu cek dam sebagai penampung air dalam skala kecil dan ketika terjadi banjir adalah memulihkan daerah hulu dengan menanam dan memelihara pohon terutama di bantaran sungai.

Hubungan hukum lingkungan dengan Undang-Undang nomor 23 Tahun 1997 Tentang pengelolaan lingkungan hidup dengan tujuan mencapai kualitas hidup

yang lebih baik. Hukum lingkungan memuat berbagai norma dan kaidah yang

(8)

penanggulangan sehingga tercipta kota yang bebas dengan permasalahan dan bencana banjir.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Muhammad Erwin,2011,Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan

Pembangunan Lingkungan Hidup, Bandung, Refika Aditama

M.Daud Silalahi,2014,Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan

Hukum Lingkungan Indonesia, Bandung ,PT.Alumni

JURNAL

Triana Nita ,”Pendekatan Ekoregion Dalam Sistem Hukum Pengelolaan Sumber Daya Air Sungai di Era Otonomi Daerah”, Jurnal Pandecta,Vol.9 No.2,

Desember 2104

Handayani I Gusti Ketut,” Pembentukan Peraturan Daerah Berbasis Lingkungan Dalam Rangka Mewujudkan Praktik-Praktik Good Governance di Daerah”, Jurnal Yustisia,Vol.85,April 2013

Lekso Handojo ,”Prinsip dan Teori Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Daerah Berbasis Penghijauan”, Jurnal Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang,Vol.17 No.2,Desember 2003

Undang-Undang

Undang-Undang N0.32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup

(9)
(10)

Referensi

Dokumen terkait

Responden memiliki sikap dan berperilaku yang baik yang ditandai dengan aktivitas keagamaan, menggunakan media untuk mencari informasi, mampu berinteraksi dengan

Dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat Desa Air Mata dalam pengelolaan ADD dengan menggunakan teori partisipasi dari Anstein (dalam Wilcox, 1996): “ Ledder of

Hasil penelitian pengembangan LKS berbasis CTL pada materi Perubahan Lingkungan untuk Kelas X SMA yang telah dilakukan dapat merumuskan beberapa simpulan yaitu

marketshare Manajemen Operasional berjalan sesuai strategi sistem Public Relation berjalan sesuai strategi sistem Business Developmen t berjalan sesuai strategi

Pada hari ini Senin tanggal Delapan bulan Juli tahun Dua Ribu Tiga Belas dimulai Pukul 10.30 WIB s/d Pukul 23.59 WIB dengan mengambil tempat di Dinas Bina Marga dan Cipta

The purpose of this research is to describe the analysis of “Depok a Friendly City” city branding in order to increase tourist interest in visiting Depok City (Study at BAPPEDA

Untuk menggunakan form ini masukkan id pembeli pada waktu pembelian kredit apabila data tidak ada maka akan muncul messagebox “Data tidak ada” apabila id cocok dengan database

Pseudoalbaillella longicornis Ishiga & Imoto bersama-sama Hegleria mammilla (Sheng & Wang), jujukan rijang yang dikaji sesuai dimasukkan ke dalam Zon