• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS HERNIA Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Hernia Nucleus Pulposus Lumbal Di Rsud Saras Husada Purworejo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS HERNIA Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Hernia Nucleus Pulposus Lumbal Di Rsud Saras Husada Purworejo."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS HERNIA

NUCLEUS PULPOSUS LUMBAL DI RSUD SARAS HUSADA

PURWOREJO

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Oleh :

FASKAL PRASETYA J100 120 023

PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

MANAGERIAL PHYSIOTHERAPY AT HERNIA NUCLEUS PULPOSUS CASE IN RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

(Faskal Prasetya, 2015, 58 pages) ABSTRACT

Background : Hernia nucleus pulposus ( HNP ) is a clamping or nerve compression intradiskus on lumbar vertebral body . The causes vary from muscle fatigue to malignant tumors . So there will be low back pain radiating to the lower leg area even up to the tip of the big toe and also characterized by severe pain when the patient straining or sneezing . HNP will usually cause ongoing problem is the emergence of spasm , decreased muscle strength , decreased range of motion and decreased functional activity .

Purpose: HNP include physiotherapy on short-term goals and long term goals. In the short-term goal is to reduce pain, spasms, increase muscle strength and long-term goal to restore functional activity.

Method: a case study used modality in the form of transcutaneous electrical nerve stimulation and exercise therapy Mc. Kenzie and stretching.

Result: a decrease in the degree of pain in the muscles paravertebra and hip flexors. An increase in functional activities.

Conclusion: So with the provision of physiotherapy modalities such as TENS and exercise therapy as well as the provision of education to reduce problems in the lumbar nucleus pulposus hernia condition 4-5 with reducing pain, muscle spasm and improve functional activity.

(4)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS HERNIA NUCLEUS

PULPOSUS LUMBAL DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Nyeri punggung bawah atau yang lebih dikenal dengan Low Back Pain (LBP)

merupakan salah satu keluhan yang sering dialami dikehidupan sehari-hari. Pada

umumnya dapat diderita semua orang tanpa memandang umur, jenis kelamin dan

tingkat sosial. LBP merupakan masalah yang serius dan bila tidak mendapat

penanganan dengan baik akan berakibat buruk.

Penyebab dari LBP banyak sekali dan bervariasi mulai dari kelelahan otot, tumor, Hernia Nucleus Pulposus (HNP), Spodilosis, trauma dan lain-lain. Pada karya

tulis ilmiah ini akan dibahas mengenai Hernia Nucleus Pulposus merupakan penyakit

dimana bagian nucleus yang terbuat dari material yang berbentuk gel dalam spinal

cord keluar dari annulus atau bagian yang melindunginya sehingga terjadi penekanan

atau penyempitan pada saraf spinalis dan mengakibatkan nyeri (Nettina & Mills,

2006). Penyakit ini merupakan penyebab nyeri punggung bawah yang paling sering.

Banyak penderita HNP yang tidak tahu harus berobat kemana, sehingga

pengobatan dilakukan berpindah-pindah. Karena dalam pengobatannya tidak tepat

maka keluhan penderita akan menjadi berlarut-larut. Oleh karena itu perlu dilakukan

penanganan medis yang tepat dan benar termasuk didalamnya pelayanan fisioterapi

(5)

meningkatkan kekuatan otot, mengurangi spame, mengurangi bengkak,

meningkatkan aktivitas fungsionalnya dan lain-lain. Dalam karya tulis ilmiah ini akan

membahas tentang peran fisioterapi dalam kasus HNP di RSUD Saras Husada

Purworejo pada pasien bernama Ny.N diantaranya dengan modalitas Transcutaneous

Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Terapi Latihan.

Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Apakah pemberian TENS dan Terapi Latihan dapat mengurangi nyeri, spasme dan

meningkatkan kekuatan otot serta aktivitas fungsional pada kasus Hernia Nucleus

Pulposus Lumbal?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

Mengetahui pengaruh TENS dan Terapi Latihan terhadap pengurangan nyeri, spasme

dan peningkatan kekuatan otot serta aktivitas fungsional pada Hernia Nucleus

Pulposus Lumbal.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Hernia Nucleus Pulposus

Hernia Nucleus Pulposus merupakan penyakit dimana bagian nucleus yang

(6)

bagian yang melindunginya sehingga terjadi penekanan atau penyempitan pada saraf

spinalis dan mengakibatkan nyeri (Nettina & Mills, 2006).

Etiologi

Penyebab dari hernia nucleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan

degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam

diskus menurunkan kandungan air nucleus pulposus. Perkembangan pecahan yang

menyebar di annulus melemahkan pertahanan pada hernia nucleus. HNP kebanyakan

disebabkan karena trauma derajat sedang yang berulang mengenai diskus

intervertebralis sehingga menimbulkan sobekan anulus fibrosus. Pada kebanyakan

pasien gejala trauma bersifat singkat dan gejala ini disebabkan oleh cidera pada

diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau tahun. Kemudian pada

degenerasi diskus kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur

dan memungkinkan nucleus pulposus terdorongterhadap sakus dural atau terhadap

saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal (Helmi, 2012).

Patologi

Penyebab HNP paling besar adalah trauma (50%) baik langsung maupun tidak

langsung pada diskus invertebralis yang akan menyebabkan kontraksi hebat dari

nukleus pulposus, perobekan serat-serat pibrolastis annulus fibrosis sehingga annulus

menjadi pecah-pecah bahkan robek, nukelus pulposus yang tertekan akan mencari

jalan keluar melalui sobekan annulus fibrosis mendorong ligamentum longitudinal

dan terjadilan herniasi. Setelah annulus fibrosis robek, nukelus pulposus akan

(7)

penyempitan jarak antara kedua korpus vertebra. Saat terjadi penjebolan ini akan

dirasakan nyeri tajam dan hebat segera atau beberapa saat didaerah pinggang.

Tanda dan Gejala Klinis

a. Terlihat adanya deformitas pada punggung yang mengalami HNP akibat spasme

otot-otot punggung. Kurvatura yang berlebihan, pendataran arcus lumbal, adanya

angulus, pelvis yang miring, muskulatur paravertebral atau pantat yang asimetris,

postur tungkai yang abnormal. Adanya kesukaran atau hambatan dalam

melakukan pergerakan punggung, pelvis dan tungkai selama bergerak (Helmi,

2012).

b. Adanya nyeri tekan pada area otot-otot punggung bawah sekitar lesi. Pada HNP,

lateral L4-L5 rasa nyeri dan tekan didapat di punggung bawa, bagian lateral

pantat dan dorsum pedis (Helmi, 2012).

PENATALAKSANAAN STUDI KASUS Identitas Pasien

Dari hasil anamnesis yang berhubungan dengan kasus ini di dapatkan hasil

sebagai berikut, Nama: Ny. N, Umur55 tahun, J. kelamin: Perempuan, Agama: Islam,

Pekerjaan: Ibu rumah tangga, Alamat: Wirun 1/5 Purworejo.

Keluhan Utama

(8)

Pemeriksaan Fisioterapi

Pemeriksaan fisioterapi pada kasus HNP meliputi Inspeksi (statis dan dinamis),

Palpasi, Perkusi, Pemeriksaan gerak (aktif, pasif dan gerak melawan tahanan),

Pemeriksaan nyeri, Manual Muscle Testing (MMT), Pemeriksaan Lingkup Gerak

Sendi, Pemeriksaan Antropometri dan Pemeriksaan Aktifitas Fungsionalnya.

Problematika Fisioterapi

Adanya nyeri gerak diam, tekan pada punggung bawah dan nyeri gerak pada

pergerakan trunk dan pada pergerakan sendi hip, adanya spasme pada m. ekstensor

trunk, m. hamsring dan m. gastrok, adanya penurunan kekuatan otot, adanya

penurunan aktivitas fungsionalnya.

Pelaksanaan Terapi

Pelaksanaan terapi dimulai dari tanggal 6 sampai 24 April 2015. Modalitas fisioterapi yang diberikan yaitu TENS dan Terapi Latihan berupa Mc Kenzie dan

stretching. Tujuan yang hendak dicapai pada kondisi ini adalah mengurangi nyeri,

spasme, meningkatkan kekuatan otot dan tujuan jangka panjangnya yaitu

meningkatkan dan mengembalikan aktivitas fungsionalnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Nyeri

Setelah menjalani terapi sebanyak 6 kali dan dilakukan evaluasi dengan

(9)

Diagram 4. 1 Hasil Evaluasi Nyeri dengan VAS

Setelah menjalani terapi sebanyak 6 kali dan dilakukan evaluasi, terdapat

adanya penurunan spasme.

Diagram 4. 2 Hasil Evaluasi Spasme

(10)

Kekuatan Otot Dengan MMT

Setelah menjalani terapi sebanyak 6 kali dan dilakukan evaluasi, tidak terdapat

peningkatan kekuatan otot.

Diagram 4. 3 Hasil Evaluasi Kekuatan Otot dengan MMT

0

Aktivitas Fungsional dengan Owestry Low Back Pain

Setelah menjalani terapi sebanyak 6 kali dan dilakukan evaluasi, terdapat peningkatan aktivitas fungsionalnya.

Diagram 4. 4 Hasil Evaluasi Aktivitas Fungsional dengan Owestry LBP

(11)

Pembahasan

Penulis berpendapat bahwa dengan modalitas TENS dan Terapi Latihan dapat

mengurangi nyeri, spasme dan meningkatkan aktivitas fungsionalnya TENS dapat

diterangkan lewat teori kontrol gerbang (gate control) nya Melzack dan Wall yang

diaplikasikan dengan intensitas comfortable. Lewat stimulasi antidromik TENS dapat

memblokir hantaran rangsang dari nociceptor ke medulla spinalis. Stimulasi

antidromik dapat mengakibatkan terlepasnya materi P dari neuron sensoris yang akan

berakibat terjadinya vasodilatasi arteriole yang merupakan dasar bagi terjadinya triple

responses sehingga nyeri berkurang atau hilang (Parjoto, 2006).

Dapat juga mengaktifkan serabut saraf berdiameter besar A beta dan A alfa.

Stimulasi tersebut, cenderung menghasilkan pemblokiran informasi aferen perifer

pada jenis serat yang diaktifkan sehingga impuls nyeri tidak sampai pada saraf pusat

sehingga nyeri yang dirasakan menjadi berkurang (Johnson, 2007).

Dengan terapi latihan menggunakan metode Mc Kenzie dan stretching pada

otot-otot yang mengalami spasme untuk penguatan dan peregangan otot-otot – otot fleksor

dan ekstensor sendi lumbosacralis yang bertujuan untuk memperbaiki atau

mengembalikan ke arah sikap tubuh yang normal (corect posture), menguatkan otot –

otot yang lemah. Mengulur atau meregangkan otot – otot yang tegang atau

memendek, sehingga otot-otot yang mengalami spasme dapat berkurang dan berlanjut

nyeri menjadi berkurang serta pemberian edukasi. Pada terapi ini kekuatan otot

pasien tidak mengalami peningkatan dikarenakan rasa nyeri yang masih terasa.

(12)

Tingkat keberhasilan dalam fisioterapi ini belum dapat diketahui secara pasti

bahwa itu pengaruh dari terapi yang diberikan. Karena selain mendapatkan terapi dari

fisioterapi, pasien juga mendapatkan terapi lain dari tim medis lainnya (dokter).

Timbulnya keluhan yang dirasakan pasien juga dipengaruhi oleh aktivitas sehari –

hari.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari uraian bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan

terapi sebanyak enam kali dan pemberian medikamentosaa secara teratur dan rutin

pada pasien bernama Ny. N, usia: 55 tahun dengan diangnosa hernia nucleus

pulposus lumbal didapat hasil berupa:

1. Adanya penurunan derajat nyeri

2. Adanya penurunan spasme otot

3. Kekuatan otot tidak mengalami peningkatan

4. Adanya peningkatan aktivitas fungsional

Saran

Sebagai salah satu tim medis fisioterapi ikut bertanggung jawab terhadap

pelayanan kesehatan, hendaknya selalu melakukan pemeriksaan yang lebih teliti dan

(13)

memperkuat diagnosis yang dibuat dan akhir terapi yang membawa manfaat yang

berarti.

1. Bagi masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat apabila menjumpai kasus yang seperti ini

untuk segera diperiksakan sehingga mendapat penanganan dan prognosisnya akan

lebih baik dan masyarakat juga sadar akan pentingnya sikap tubuh yang baik dan

benar dalam kehidupan sehari – hari.

2. Bagi pemerintah

Diharapkan pemerintah benar-benar memperhatikan tingkat kesehatan

masyarakatnya, terutama pada pasien dengan kasus HNP. Dengan memberikan

pengarahan yang benar kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga sikap

tubuh yang benar dan edukasi lain yang dapat mengurangi persentase pada kasus

HNP.

3. Bagi pendidikan

Diharapkan dengan karya tulis ilmiah ini dapat memberikan ilmu yang

bermanfaat dan lembaga pendidikan dapat mengembangkan pengetahuan pada

kasus HNP.

DAFTAR PUSTAKA

(14)

Georgia Regent Health System. 2008. Diakses : 13 Januari 2015. Herniated Nucleus Pulposus (HNP). Diambil dari:

http://www.grhealth.org/neurosciencecenter/spine/spineglossary/ContentPage.a spx?nd=3334

Girasole, G. J. 2012. Reviewed by Garvin, S. R. Low back pain and artificial disc replacement.

Helmi, Z. N. 2012. Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta. Salemba Medika.

Johnson, M. 2007. Transcutaneus Electrical Nerve stimulation: Mechanism, Clinical Application and Evidence. The British Pain society. Faculty of Health, Leeds Metropolitan university, and Leeds Pallium Research Group. Volume 1. Nomor: 1. Tahun 2007.

Kapandji, L. A. 2007. The Physiologi of The Joint, Vol. 3, Churchill Livingstone, Endinburgh London ang New York.

Kuritzky, L. & Feller, D. B. 2008. The 10-minute examination for low back pain: An efficient and effective approach to diagnosis and management. The Journal of Musculoskeletal Medicine. Vol. 25 No. 4

Luhmann, S. J. 2005. Diakses: 15 Januari 2015. Degenerative Disc Disease. Diambil dari: http://www.healthcentral.com/encyclopedia/408/627.html?ic=506048

Nettina, M. S. & Mills, J. 2006. Lippincott manual of nursing practice. 8th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Parjoto, S. 2006. Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Semarang: Ikatan Fisioterapi Indonesia Cabang Semarang.

Paulsen, F. & Waschke, J. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.

Perdani, P. 2010. Diakses: 20 Februari 2015. Pengaruh postur dan posisi tubuh terhadap timbulnya nyeri punggung bawah. Artikel Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Diambil dari:

Referensi

Dokumen terkait

Pengajaran Praktik Lapangan (PPL) adalah salah satu kegiatan yang termasuk dalam salah satu mata kuliah yang ada pada program studi pendidikan yang dilaksanakan oleh

Para Pihak dapat membentuk kemitraan dengan lembaga-lembaga di sektor publik maupun swasta, organisasi dan entitas internasional, dan organisasi-organisasi swadaya

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Sistim pendidikan dan latihan (Diklat) yang tepat, sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada dalam suatu organisasi dapat meningkatkan ketrampilan dan kemampuan kerja karyawan,

Diajukan sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik. Program

Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih dan masih mempunyai sifat zat asalnya dengan tidak mempunyai komposisi yang tetap.. Metode

Peserta didik menerima penyampaian informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.. Peserta didik secara berkelompok diminta untuk melakukan kegiatan Ayo Kita

para petani. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian keragaman serangga.. penyerbuk untuk membantu penyerbukan secara optimal. Keberadaan serangga penyerbuk