• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN KLIEN CA.SERVIKS DI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN KLIEN CA.SERVIKS DI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

KECEMASAN KLIEN

CA.SERVIKS

DI RSUP DR.WAHIDIN

SUDIROHUSODO MAKASSAR

Novianti Thamrin

1

, Ernawati

2

1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

(Alamat Korespondensi : nonakitir@yahoo.com/081354827717)

ABSTRAK

Kanker Serviksmerupakan kanker tersering kedua di dunia, namun merupakan kanker tersering di negara berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap kecemasan klien Ca.Serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif analitik dengan pendekatan “cross sectional study“. Populasi pada penelitian ini adalah klien Ca. Serviks pada bulan Desember 2013 sampai Januari 2014 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan sampel pada penelitian ini adalah 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan SPSS dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Analisis data mencakup Univariabel dan Bivariabel. Hasil analisis Bivariabel didapatkan hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan klien Ca. Serviks (p=0.002 dan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan klien Ca. Serviks (p=0.001) ), oleh karena ρ ˂ α. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan klien Ca. Serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang Ca. Serviks pada klien Ca. Serviks khususnya atau masyarakat pada umumnya melalui media informasi baik berupa media elekktronik, tulisan atau pun penyuluhan kepada masyarakat sehingga dapat mencegah lebih dini penyakit Ca. Serviks.

Kata Kunci : Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Penderita Ca.Serviks

PENDAHULUAN

Kanker Serviks merupakan kanker tersering kedua di dunia, namun merupakan kanker tersering di negara berkembang. Jumlah penderita kanker di Indonesia terus meningkat dan menjadi penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan darah tinggi. Jika tidak ada intervensi, maka jumlah penderita bisa meningkat 300 persen dari saat ini. Berdasarkan data Center of Patology Anatomy 2005-2009, ada sekitar 75 juta orang. Jumlah penderita kanker lebih banyak perempuan yaitu kanker payudara dan serviks (mulut rahim). Setelah itu kanker kulit dan pencernaan. Sedangkan yang terbanyak menyerang laki-laki adalah kanker prostat.

Menurut World Health Organization

(WHO) jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang. Dampak Ca.

Serviks menurut Badan Kesehatan Dunia

(WHO) kanker serviks merupakan penyakit penyebab kematian No.2 di dunia, termasuk

didalamnya di Negara-negara Asia Pasifik. Infeksi dari Vvirus jenis HPV (Human

Papiloma Virus) tipe 16 dan tipe 18,

diperkirakan menjadi penyebab 70% kasus

Ca. Serviks di Asia Pasifik (HPV : Human Papiloma adalah virus penyebab penyakit Kanker Serviks). 85% kematian akibat Ca.

Serviks terjadi di Negara berkembang

(2)

Sudirohusodo jumlah penderita Ca. Serviks

pada tahun 2011 sebanyak 292 orang, pada tahun 2012 sebanyak 254 sedangkan pada bulan Januari-Agustus 2013 sebanyak 258 orang.

Ca. Serviks adalah suatu proses

keganasan yang terjadi pada serviks/mulut rahim, di mana pada keadaan ini terdapat sekelompok sel-sel jaringan yang tumbuh secara terus –menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Sarwono, 2008).

Terdapat berbagai macam reaksi psikologis yang dialami penderita kanker pasca terdiagnosis kanker. Penderita kanker akan mengalami tekanan psikologis yang disebabkan informasi kanker yang diterima dari masyarakat, seperti anggapan bahwa seseorang yang terdiagnosis mengidap kanker berarti vonis mati yang hanya tinggal menunggu waktu. Bentuk respon emosional yang paling umum mungkin muncul pada seseorang menderita penyakit berbahaya (kronis) seperti kanker yaitu penolakan, kecemasan dan depresi. (Lutfa,2008)

Kecemasan didefinisikan sebagai suatu emosi yang ditandai melalui perubahan fisiologis (gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, nyeri abdomen, diare, sakit kepala, sesak napas) dan perilaku (gelisah, khawatir, mudah terganggu, insomnia, mimpi buruk, bicara cepat, reaksi terkejut) dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala sebagai upaya untuk melawan kecemasan(Stuart, 2007). Klien dapat mengatasi kecemasannya dengan menggunakan koping. Koping didefinisikan sebagai proses untuk mengatasi keadaan yang dianggap menekan dan dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi penilaian individu terhadap tekanan yang dirasakan. Klien dapat mengatasi kecemasannya dengan menggunakan sumber koping di lingkungan sekitarnya. Sumber koping tersebut adalah kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dukungan sosial keluarga dan keyakinan budaya dapat membantu individu dalam menggunakan mekanisme koping yang adaptif (Stuart,2007).

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mempelajari “ Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Terhadap Kecemasan Penderita Ca. Serviks di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar ”

BAHAN DAN METODE

Lokasi, Populasi dan Sampel

Rancangan penelitian yang dipakai

cross sectional study“. Lokasi yang di pakai untuk melakukan penelitian adalah RSUP. Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar pada bulan Januari - Februari 2014. Populasi pada penelitian ini adalah klien Ca. Serviks pada bulan Desember 2013 sampai Januari 2014 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Besar sample pada penelitian ini adalah 30 orang.

Pengumpulan Data

Data di kumpulkan menggunakan instrumen kuesioner baik variabel independen dari klien dengan Ca. Serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar serta memenuhi kriteria inklusi. Sebelum mengisi kuesioner responden di beri beri penjelasan cara pengisian agar hasilnya tepat. Responden tinggal memilih jawaban yang sudah tersedia. Data yang telah diperoleh diolah dengan SPSS. Langkah pengolahan data yaitu editing, coding, tabulasi dan

analysis.

Analisis data

Analisis Univariabel dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti. Dan analisis Bivariabel dilakukan untuk melihat hubungan tiap-tiap variabel bebas dan variabel terikat dimana dalam penelitian ini datanya berupa data kategorikal, maka uji statistik yang dapat digunakan adalah uji statistic Chi-Square

dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Analisa data dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS

HASIL PENELITIAN

1. Analisis Univariabel

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di RSUP.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar

(3)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responen

Berdasarkan Pendidikan di

RSUP.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Pendidikan

Terakhir N %

SD SMP SMA S1

1 3 23

3

3,3 10,0 76,7 10

Total 90 100,0

Dari tabel 2 menunjukan bahwa responden dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 1 responden (3,3%), SMP sebanyak 3 responden (10,0%), SMA sebanyak 23 responden (76,7%), dan Sarjana (S1) sebanyak 3 responden (10,0%)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kelas di SMA Negeri 1 Bungoro Kab. Pangkep.

Pengetahuan n %

Kurang

Cukup 21 9 30,0 70,0

Total 90 100,0

Dari tabel 3 menunjukan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (30,0%) sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (70,0%).

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sistem Reproduksi di SMA Negeri 1 Bungoro Kab. Pangke

Dukungan

Keluarga n %

Kurang

Cukup 11 19 36,7 63,3

Total 90 100,0

Dari tabel 4 menunjukan bahwa responden dengan dukungan keluarga yang kurang sebanyak 11 responden (36,7%) sedangkan responden dengan dukungan keluarga yang cukup sebanyak 19 responden (63,3%).

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sistem Reproduksi di SMA Negeri 1 Bungoro Kab. Pangkep

Kecemasan n %

Ringan

Berat 20 10 66,7 33,3

Total 90 100,0

Dari tabel 5 menunjukan bahwa responden dengan kecemasan ringan sebanyak 20 responden (66,7%) sedangkan responden dengan kecemasan berat sebanyak 10 responden (33,3%).

2. Analisis Bivariabel

Tabel 6. Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Klien Ca. Serviks Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Pengetahuan Tingkat Kecemasan Jumlah Ringan Berat n % n % n % Kurang 2 6,7 7 23,3 9 30 Cukup 18 60,0 3 10,0 21 70 Total 20 66,7 10 33,3 30 100

p=0,002

Dari tabel 6. menunjukkan bahwa dari 9 responden (30%) yang memiliki pengetahuan kurang dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 2 responden (6,7%) dan responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 7 responden (23,3%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 21 respoden (70%) dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 18 responden (60,0%) dan responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 3 responden (10,0%).

Berdasarkan Hasil Uji Chi-Square Test nilai yang dipakai adalah nilai Fisher Exact Test dimana nilai yang diperoleh adalah 0.002, oleh karena ρ ˂ α, maka dapat diambil kesimpulan bahwa “terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan klien Ca. Serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”.

Tabel 7. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Klien Ca. Serviks Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Dukungan Keluarga

Tingkat Kecemasan Jumlah Ringan Berat

n % n % n % Kurang 3 10,0 8 26,7 11 36,7

Cukup 17 56,7 2 6,7 19 67,3 Total 20 66,7 10 33,3 30 100

(4)

Dari tabel 7. menunjukkan bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga kurang dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 3 responden (10,0%) dan responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 8 responden (26,7%). Sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga cukup dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 17 responden (56,7%) dan responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 2 responden (6,7%).

Berdasarkan Hasil Uji Chi-Square Test

nilai yang dipakai adalah nilai Fisher Exact Test dimana nilai yang diperoleh adalah 0.001, oleh karena ρ ˂ α, maka dapat diambil kesimpulan bahwa “terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan klien Ca. Serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Klien Ca. Serviks Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Dari hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat kemasan berat dan pengetahuan kurang lebih banyak (23,3) dibandingkan dengan pengetahuan cukup (10,0%). Demikian pula dengan responden dengan tingkat kecemasan ringan dan pengetahuan cukup lebih banyak (60,0%) dibandingkan dengan pengetahuan kurang (6,7%). Dari hasil tersebut secara presentase responden yang mempunyai pengetahuan baik cenderung tidak mengalami kecemasan.

Hal ini erat kaitanya dengan pengetahuan karena semakin tinggi pengetahuan akan semakin besar kemampuan menyerap dan menerima informasi sehingga pengetahuan dan wawasan lebih luas. Pendidikan terakhir responden terbanyak adalah tamatan SMA yang pada umumnya telah memiliki tingkat pengetahuan yang cukup.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

Berdasarkan hasil analisis uji

Chi-Square Test menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan klien Ca. Serviks di

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Hasil analisis tersebut diatas sejalan dengan teori menurut Notoatmodjo yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan tejadi setelah prang melakukan penginderaan tehadap objek tertentu. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan WHO bahwa tingkat pengetahuan seseorang memiliki hubungan positif dengan tingkat kecemasan.

Dari hal tersebut diatas bahwa pengetahuan dapat dilihat dari pendidikan seseorang. Dimana responden pada penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sehingga tingkatan pengetahuan mulai dari tahu, memahami, menerapkan, analisis, sintesis dan evaluasi dapat menerima informasi dengan baik dan responden dalam menghadapi masalah kecemasannya. Dengan demikian disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan yang baik tentang Ca. Serviks merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan klien Ca. Serviks. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka tingkat kecemasan akan berkurang.

2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Klien Ca. Serviks Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Dari hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat kemasan berat dan dukungan keluarga kurang lebih banyak (26,7) dibandingkan dengan dukungan keluarga cukup (6,7%). Demikian pula dengan responden dengan tingkat kecemasan ringan dan dukungan keluarga cukup lebih banyak (56,7%) dibandingkan dengan dukungan keluarga kurang (10,0%). Hasil uji statistik berdasarkan hasil uji

Chi-Square Test menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan klien Ca. Serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

(5)

sekitarnya. Sumber koping tersebut adalah aset ekonomi, kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dukungan sosial keluarga, dan keyakinan budaya dapat membantu individu dalam menggunakan mekanisme koping yang adaptif.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Lutfa A (2008) dengan judul penelitian Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Ca Serviks di RSUD Dr.Moewardi yang menyatakan bahwa faktor dukungan keluarga berhubungan dengan tingkat kecemasan pada klien kanker serviks. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Dewi Utami (2012) dengan judul penelitian Hubungan Dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker serviks di

RSUD Dr.Moewardi yang menyatakan

bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan.

Dari hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa dukungan keluarga dapat dilakukan dengan cara memberikan dukungan emosional yaitu mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap responden. Dukungan e mo s io n al d i pe rl u ka n u n tu k menambah kepercayaan dari pasien dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Kepercayaan diri merupakan hal yang penting dalam koping stress dan

membantu klien menghadapi penyakitnya. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan mekanisme koping individu dengan memberikan dukungan emosi dan saran-saran mengenai strategi alternatif yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan mengajak orang lain berfokus pada aspek yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tinggi dukungan yang diberikan keluarga terhadap pasien kanker serviks maka akan semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami pasien.

KESIMPULAN

Terdapat hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan klien Ca. Serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

SARAN

1. Diharapkan kepada responden lebih banyak mendapatkan informasi tentang Ca. Serviks sehingga responden dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan penyakit Ca. Serviks seperti pencegahan dan pengobatan atau terapi yang harus dilakukan.

2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor lain yang berhubungan seperti faktor media/informasi tentang Ca. Serviks

.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,(2005), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta

Depkes RI,(2008), Profil Kesehatan Indonesia 2007 Depkes RI

Dewi Utami, dkk,(2013), Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Serviks Di RSUD DR. Moewardi, http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=7574 diakses tanggal 3 Desember 2013

Friedman,(2005), Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. EGC : Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Lutfa ,U. Maliya ,A. 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pasien Dalam Tindakan Kemoterapi di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. eprints.ums.ac.id/1131/1/4g.pdf diakses tanggal 6 November 2013

Manuaba,(2012), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana, EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, (2011), Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Sarwono,(2008), Ilmu Kandungan, Bina Pustaka , Jakarta

Setiadi, (2011), Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2, Graha ilmu Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sistem Reproduksi di SMA Negeri 1 Bungoro Kab

Referensi

Dokumen terkait

Sampel pada penelitian ini adalah tepung terigu yang dijual oleh pedagang di kios dan los yang terdapat di 6 UPTD Pasar Tradisional Kota Semarang yang memenuhi

– kapal cepat lambung tunggal ketika beroperasi pada kecepatan tinggi (Fn > 1) memiliki permasalahan yang sangat penting untuk diperhatikan, meski beroperasi di air tenang

Hasil penelitian ramuan formula jamu aprodisiaka yang terdiri dari infusa rimpang temulawak 15 gram, buah cabe jawa 3 gram, herba pegagan 9 gram, buah krangean 3

• Orang yang terkena dampak yang dipindahkan oleh proyek dapat memilih untuk menerima kompensasi tunai atau pilihan lain seperti dijelaskan diparagraf g). •

Modul Pembelajaran Daring (Dalam Jejaring) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ini disusun sebagai upaya alternatif dalam membantu pelayanan Pendidikan untuk peserta didik yang

Sejarah yang cukup panjang dari misi Kristen baik yang Katolik maupun Protestan menjadikan proses ini meninggalkan banyak cerita dan kisah. Tidak hanya kisah ini menarik

Perpaduan bentuk bangunan kolonial Belanda dengan rumah tradisional Bugis pada Villa Yuliana tersebut oleh Van de Wall dan Parmono Atmadi disebut sebagai bangunan

Ketentuan yang diatur dalam Undang- undang Nomor 5 tahun 2014 memperkuat aturan yang sebelumnya telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010