1. Latar Belakang
Berkaca dari kondisi pariwisata saat ini yang semakin mendekati titik jenuh dengan produk wisata yang ditawarkan selama ini kepada wisatawan. Adapun produk-produk tersebut lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan ketimbang dampak positifnya. Lingkungan tereksplorasi secara berlebihan tanpa terukur dengan baik. Carrying capacity yang seharusnya menjadi indikator dalam pengembangan suatu objek atau sarana pariwisata menjadi terabaikan.
Pembangunan sektor pariwisata diberbagai belahan dunia ini telah berdampak pada berbagai dimensi kehidupan manusia, tidak hanya berdampak pada dimensi sosial ekonomi semata, tetapi juga menyetuh dimensi sosial budaya bahkan lingkungan fisik. Dampak terhadap berbagai dimensi tersebut bukan hanya bersifat positif tetapi juga berdampak negatif. Perlu juga mendapat perhatian bahwa dalam upaya pengembangan pariwisata di samping dampak positif bagi masyarakat sekitar objek juga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam upaya pengembangan objek wisata perlu diperhitungkan dampak negatif yang ditimbulkan demi kelestarian objek wisata tersebut maupun kelestarian fungsi lingkungan sekitar kawasan wisata. Pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat ternyata mempunyai dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Oleh karenanya diperlukan strategi pengembangan dari pariwisata massal menuju pariwisata alternatif yang merupakan salah satu cara bijak dalam pelaksanaan pariwisata berkelanjutan. Responsible Tourism, Community Based Tourism, dan Ecotourism sebagai bagian dari opsi pariwisata alternatif sangatlah cocok untuk diterapkan. Adapun tujuan dari jenis-jenis wisata di atas sebagai pariwisata alternatif adalah: Meningkatkan kepekaan terhadap alam, memberikan manfaat ekonomi kepada penduduk setempat, meningkatkan kepekaan terhadap budaya etnis, serta meminimalisir dampak negatif lingkungan.
2. Permasalahan
World Travel and Tourism Council pada tahun 1998 menyebutkan bahwa sektor pariwisata memiliki pertumbuhan yang cukup besar yaitu 4 persen per tahun dan menyumbang sekitar 11,6 persen pada GDP dunia. Pada tahun yang sama, sektor pariwisata telah mampu menyerap 9,4 persen dari total lapangan pekerjaan sektor ini atau sama dengan 230,8 juta pekerjaan baru.
Mayoritas pemasukan pariwisata beraasal dari Mass Tourism atau yang biasa dikenal sebagai Pariwisata Masal. Pariwisata jenis ini hanya bertujuan untuk mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan ke suatu daerah. Semua sumber daya alam dan budaya dikomersialisasikan besar-besaran tanpa memperhatikan kelestariannya. Nilai edukasi tidak diperhatikan baik bagi wisatawan sebagai tamu (guest) maupun penyedia sebagai tuan rumah (host). Pariwisata masal ini kemudian terbukti membawa banyak dampak negatif dibandingkan dampak positifnya baik bagi masyarakat lokal, kelestarian alam dan budaya, hingga bagi ekonomi masyarakat lokal.
dilakukan pemerintah bekerja sama dengan komunitas lokal demi tetap menjaga kelestarian hutan mangrove tersebut untuk tetap menunjang aktivitas wisata. Seperti contohnya meningkatkannya kegiatan penanaman pohon mangrove, atau kegiatan kerja bakti pembersihan hutan mangrove hingga saat ini. Wisatawan pun dapat ikut andil dalam proses rehabilitasi tersebut. Tidak hanya itu, dengan kunjungan turis yang semakin meningkat, ekonomi masyarakat sekitar pun naik dengan sendirinya. Selain berdampak baik ke lingkungan, wisatawan juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga sekitar Pangandaran. Menurut Dinas Pariwisata Jawa Barat, dengan dibukanya wisata Mangrove, wisatawan meningkat sebanyak 20% di tahun 2011.
3. Kesimpulan
Setelah berkembangnya alternatif pariwisata di beberapa tempat, banyak masyarakat setempat menyadari kekuatan pariwisata bertanggung jawab dalam mendukung konservasi dan pengembangan ekonomi lokal. Berbasis di bidang yang luar biasa, dan sering rentan, alam dan warisan budaya, mereka mengambil tantangan mendirikan perusahaan pariwisata berbasis masyarakat, dalam kemitraan dengan LSM lokal dan internasional. Ini juga membantu untuk meningkatkan kesadaran keberlanjutan masyarakat, kebutuhan untuk mendukung masyarakat lokal dan mempromosikan tanggung jawab sosial. Nilai-nilai ini membantu untuk mengamankan masa depan sektor ini. Dengan ini, saya setuju bahwa dengan adanya pariwisata alternatif dapat menjadi sebuah solusi bagi ramainya pariwisata masal yang lebih banyak membawa dampak buruk untuk mencapau pariwisata yang berkelanjutan.
4. Sumber Referensi
http://pariwisata-alternatif-toni.blogspot.com/
https://borneotourismwatch.wordpress.com/2009/09/09/pariwisata-alternatif-apa-itu/
https://casdiraku.wordpress.com/2009/11/23/hentikan-eksploitasi-sumberdaya-alam/
http://studioriau.com/artikel/lingkungan/dampak-pembangunan-pariwisata.html
IDENTITAS PENULIS
Nama : Satrio Hutomo Putro
NPM : 1306479394