• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN BRANDING USAHA MIKRO KECIL MENENG (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAJIAN BRANDING USAHA MIKRO KECIL MENENG (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN BRANDING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH DI KOTA

PAYAKUMBUH

ALFIKRI1

Abstrak

the characteristic of one product with another competitors product can be show by Good and interesting branding. This study aims to analyse branding activities on Micro Small Medium Enterprises (SMEs) in Payakumbuh. Data used in this research were primary data collected from 41 SMEs in Payakumbuh by using questionnaire. The research shows that branding activities on SMEs in Payakumbuh has not maximal yet. This causes SMEs products difficult to sell in mini markets and supermarkets, although the requirement to sell SMEs product to mini markets and supermarkets is not too difficult.

Kata kunci : branding activities, SMEs, marketing

PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang memiliki peran strategis dalam perekonomian suatu negara terutama Indonesia. Sektor ini terbukti mampu bertahan disaat krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1997. Jika dibandingkan dengan sektor lain, UMKM lebih fleksibel terhadap naik turunnya perekonomian suatu negara. UMKM juga terbukti ampuh dalam penyerapan tenaga kerja sehingga angka pengangguran dapat dikurangi. Melalui UMKM pemanfaaatan sumberdaya termasuk bahan baku yang belum termanfaatkan dapat lebih dioptimalkan sehingga roda aktifitas perekonomian dapat terus berjalan yang ditandai dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah.

Payakumbuh adalah salah satu kota di Propinsi Sumatera Barat dengan perkembangan jumlah UMKM yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain didukung oleh letaknya yang strategis, hal ini juga dikarenakan ketersediaan bahan baku yang melimpah terutama untuk UMKM yang bergerak di bidang panganan tradisional.

(2)

Tabel 1. Jumlah unit UMKM di Kota Payaumbuh berdasaran Surat izin usaha perdagangan yang diterbitan BPMD_PTSP kota payaumbuh

Tahun Jumlah dalam unit

Usaha miro Usaha kecil Usaha menengah

2010 114 184 25

2011 114 287 34

2012 114 287 34

2013 119 302 59

2014 85 307 34

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Payaumbuh, 2016

Tabel 1 memperlihatkan jumlah UMKM di Kota Payakumbuh berdasarkan SIUP yang diterbitkan oleh BPMD-PTSP. Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah UMKM di kota Payakumbuh setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2014, dimana jumlah unit usaha mikro turun dari 119 unit pada tahun 2013 menjadi 85 unit pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya UMKM yang belum mengurus perpanjangan SIUP ke BPMD Payakumbuh.

Peningkatan jumlah UMKM yang ada di kota Payakumbuh membuat persaingan antar UMKM menjadi lebih ketat. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan tersebut, UMKM harus mampu melakukan inovasi dan menarik minat beli konsumen untuk membeli produk yang mereka produksi. Berbagai cara dapat dilakukan untuk menarik minat pembeli seperti melakukan inovasi dalam varian produk, meningkatkan promosi, menetapkan harga yang lebih kompetitif tanpa menurunkan kualitas produk, membangun image dengan proses branding untuk memberikan informasi mengenai produk kepada konsumen, dan lain sebagainya.

(3)

masyarakat untuk berbelanja di minimarket dan swalayan sangat tinggi karena lebih efisien dan efektif.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kemampuan UMKM di kota Payakumbuh dalam memperkenalkan produknya kepada konsumen melalui proses branding, dan kaitannya dengan kemampuan UMKM tersebut memasarkan

produknya ke minimarket dan swalayan yang ada di kota Payakumbuh.

METODOLOGI

Penelitan ini dilakukan selama 4 bulan pada akhir tahun 2016, Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah Convinience sampling yaitu peneliti berhak menetukan siapa saja sampel yang akan diambil untuk mencapai tujuan penelitan dengan pertimbangan peneliti sendiri (Suharyadi dan Purwanto, 2007). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 41 UMKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh tahun 2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsep branding dalam pemasaran

Kata “brand” berasal dari “brandr” yang artinya menyala. Branding merupakan sarana UMKM agar lebih diingat dan dikenal oleh konsumen dan masyarakat pada umumnya. Branding dapat dilakukan dengan mengkombinasikan merek dagang, simbol, lambang dan disain yang diejawantahkan pada suatu media, seprti papan nama, kemasan, dan lain-lain.

Aktivitas branding menciptakan kerangka berpikir agar konsumen memahami produk sehingga dapat membantu konsumen dalam membuat keputusan dalam pembelian produk. Melalui brand yang bagus, UMKM dapat menarik minat pembeli. Unsur penting yang harus ada dalam branding adalah 1). Clarity (jelas), 2). Consistency (tetap pada imagenya), 3). Constancy (selalu ada dimana dibutuhkan).

(4)

membangkitkan semangat mencoba, membeli secepatnya (convince); (5) tahap terciptanya penjualan (action/selling); (6) tahap pembelian kembali (repeat).

Dalam jangka pendek, branding bukan pilihan yang populer, namun dalam jangka panjang dengan adanya branding yang baik dan diingat oleh konsumen, maka peningkatan penjualan dan pendapatan dapat terus ditingkatkan.

Kegiatan branding bertujuan untuk 1). Menyampaikan bahwa produk yang dibuat sudah lengkap, 2). Menjelaskan nama perusahaan yang membuat produk, 3). Menarik lebih banyak konsumen, 4). Menambah kredibilitas dan memorable perusahaan, 5). Memberikan konsumen rasa stabil dan 6). Menunjukkan konsisten perusahaan.

Gambar 1.Cara Branding (Jesica, 2013)

Proses branding akan berbeda-beda untuk berbagai jenis produk tergantung pada apakah produk sudah dikenal oleh konsumen atau belum, apakah konsumen sudah loyal pada produk tersebut atau belum. Sehingga dalam membangung brand image-nya, UMKM akan melakukan cara yang berbeda-beda pula. Jika suatu produk

(5)

Grafik 1. Kegiatan branding yang dilakukan UMKM

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa aktifitas branding yang dilakukan oleh UMKM di kota Payakumbuh dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat dilakukan dengan beberapa cara yang digolongkan menjadi sembilan kategori. Terdapat 22 UKM menggunakan spanduk dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat. 6 UKM menggunakan baliho sisanya kegiatan branding yang dilakukan adalah dengan menggunakan neon box, iklan, gantungan kunci, banner, merek pada baju yang digunakan oleh karyawan.

Berikut adalah beberapa bentuk branding yang dilakukan UMKM berdasarkan hasil studi di lapangan.

Plang merek Neon-Box

Spanduk Stiker di Outlet

3

22 1

1 6 5 2 1

26

(6)

Gambar 2. branding UMKM di kota Payakumbuh

Kegiatan branding UMKM dilihat dari variasi branding yang dilakukan oleh UMKM seperti tabel dibawah ini:

Grafik 2. Variasi kegiatan branding yang dilakukan UMKM

Jika dilihat dari variasi branding yang dilakukan oleh masing-masing UMKM didapatkan datanya bahwa 14 persen UMKM masih belum melakukan kegiatan branding, 40 persen masih menggunakan satu model branding saja dan 31 persen sudah menggunakan dua variasi kegiatan branding, dan sisanya 15 persen sudah mulai melakukan beberapa variasi dalam kegiatan memperkenalkan produknya kepada konsumen.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa UKM belum melakukan kegiatan branding dengan baik, karena masih sedikit sekali kegiatan branding tersebut yang

dilakukan oleh UMKM di Kota Payakumbuh, bahkan informasi yang disajikan dalam branding hanya merek dagang, alamat, kontak pemesanan, sedangkan informasi produk, motto, komposisi, kegunaan atau manfaat produk tidak ditonjolkan sama sekali.

Pemasaran ke pasar moderen

Permasalahan mendasar UMKM dalam memasuki pasar ritel adalah belum memiliki kemasan yang memadai, masih banyak UMKM yang belum membuat Nomor PIRT, label halal, mencantumkan kode produki, tanggal kadarluarsa, komposisi, alamat dan lainnya. Disain kemasan UMKM di kota Payakumbuh masih sederhana, sehingga kemasan yang diharapkan sebagai promosi dan informasi untuk konsumen, identitas produk, serta memenuhi undang-undang tentang produk kemasan belum didisain dengan baik, sehingga sangat wajar bila UMKM belum merasakan manfaat kemasan untuk meningkatkan penjualan (Alfikri dan Darnetti, 2017).

14%

40% 31%

5% 5%

5% Tidak ada

(7)

Dari hasil penelitian di lapangan, minimarket dan swalayan yang ada di kota Payakumbuh sangat antusias sekali terhadap produk-produk UMKM yang ada. Berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh UMKM jika ingin memasarkan produknya di minimareket dan swalayan juga tergolong mudah dan sedehana seperti hasil penelitian yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Syarat Produk UMKM Memasuki Pasar Ritel Minimarket NAMA DAN

Jl. Raya Negara KM.8 Tanjung Pati Kec. Harau Kab. Limapuluh Kota

 Kemasan menarik dan harus mencantumkan label/stiker di kemasan.

 Harus ada Exp Date, Berat Bersih, Label Halal,  Sebaiknya ada P-IRT (jika

belum masih bisa di toleransi)  Resiko produk yang tidak

terjual ditanggung penuh oleh produsen

 Harus seizin kantor cabang Pakanbaru.

 Menurut kasir (mutlak pakai PIRT, Label Halal, Exp date, Kode produksi, alamat, komposisi, dll)

 Harus didaftarkan terlebih dahulu ke Indomart untuk mendapatkan kode value dari Indomart. Jl. Sukarno Hatta Kec. Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh.

 Menurut manajer: Harus ada P-IRT, halal, komposisi, Exp date, kode produksi, barcode, alamat, dan lainnya dalam kemasan karena selalu ada pengecekan dari BPOM  Resiko produk yang tidak

terjual ditanggung penuh oleh produsen

 Kemasan menarik, tidak mutlak harus ada P-IRT.

 Memasukan barang cukup dengan bukti faktur dari NABUNA Mart.

 Resiko ditanggung penuh oleh produsen.

Bisa menghubungi Pemilik:

WA

(08116681413)

(8)

Jl. A. yani No. 101 Kec. Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh

harus ada P-IRT.

 Harus mencatumkan: Exp date, komposisi, alat.

 Usahakan di label/stiker ada barcode, untuk mempermudah kasir.

 Resiko ditanggung sepenuhnya oleh pemilik produk.

Pak Iwil

(082383435510)

DEDE SETIA Mart Jl. Rusuna Said, Kel. Tiakar Kec.

Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh

 Produk mempunyai kemasan menarik.

 Bisa atau tidaknya ditentukan oleh pemilik, maka cukup memberikan sampel dan keterangan harga produk.  Resiko ditanggung sepenuhnya

oleh produsen

Langsung menghubungi pemilik di Dede Setia Baru di Pasar Ibuh Payakumbuh.

Sumber: Hasil Survey 2016 KESIMPULAN

Kegiatan branding yang dilakukan oleh UMKM di kota Payakumbuh terdiri dari 9 jenis yaitu plang merek, neon box, banner, spanduk, baliho, gantungan kunci, stiker, dan baju. Secara umum kegiatan branding yang dilakukan oleh UMKM di kota Payakumbuh belum maksimal karena image yang dibangun dalam sebuah brand belum menampilkan informasi produk, motto, komposisi, kegunaan atau manfaat produk. UMKM hanya menonjolkan merek dagang, alamat dan nomor kontak pemesan. Padahal untuk memperkenalkan produk melalui brand , informasi mengenai produk seperti komposisi dan keguanaan serta manfaat produk adalah sangat penting. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa UMKM di kota Payakumbuh belum sepenuhnya mampu memasuki pasar modern seperti minimareket dan swalayan dengan brand produk yang sudah ada, padahal persyaratan yang hasus dipenuhi oleh UMKM untuk dapat memasarkan produknya ke minimarket dan swalayan tersebut sangatlah mudah.

REFERENSI

(9)

Damayanti, Crisan. 2015. PakagingThe Brand. Modul Pelatihan. Rumah Kemasan Bandung. Bandung.

Jesica. 2013.Cara Branding. http://carabranding.blogspot.co.id/ diakses 15 Juli 2016. Suharyadi dan Purwanto, S.K. 2007.Statistika Untuk Ekonomi dan Keunagan

Moderen Buku 2.Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta.

Gambar

Gambar 1.Cara Branding (Jesica, 2013)
Grafik 1. Kegiatan branding yang dilakukan UMKM
Grafik 2. Variasi kegiatan branding yang dilakukan UMKM
Tabel 2. Syarat Produk UMKM Memasuki Pasar Ritel Minimarket

Referensi

Dokumen terkait

2007 menyatakan Hal ini disebabkan PGPR dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang cukup terhadap hasil tanaman selada.PGPR dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan

Pada tahun ini, INTEL mengambil tema “ Membuat Produk Teknologi Sederhana dan Inovatif yang Menunjang Indonesia di era MEA” Salah satu inti dari ilmu teknik industri adalah men- capai

7 Djuniadi - Diklat Kalab Sekolah Angk 14 - th 2014.. Pengelolaan Laboratorium IPA Fisika 24 Jam 2. Pengelolaan Laboratorium IPA Biologi 24 Jam 3. Pengelolaan Laboratorium IPA Kimia

225/PER/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan disertasi sebagai Tugas Akhir Pendidikan Program Doktor di Universitas Brawijaya, mahasiswa wajib menggunakan materi atau substansi

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pengujian yang telah dilakukan penulis dengan judul “PEMANFAATAN SERAT TEBU SEBAGAI PENGUAT PADA KOMPOSIT UNTUK PEMBUATAN PAPAN

Cotaton otas loporan keuongon merupokon bogian yang tidok terpisohkan dari loporan keuongon

Produk usaha TehMu belum banyak dikenal dan baru akan dikembangkan maka perlu strategi branding dan packaging yang tepat sehingga menarik konsumen karena branding pada sebuah

Dari sisi ini, garmen yang merupakan salah satu butir dari fashion atau pakaian menjadi medium atau saluran yang dipergunakan seseorang untuk “menyatakan” sesuatu pada orang