• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DALAM MENGEMBANGKAN CINTA ALTRUIS PESERTA DIDIK: Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 kota Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DALAM MENGEMBANGKAN CINTA ALTRUIS PESERTA DIDIK: Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 kota Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DALAM MENGEMBANGKAN CINTA ALTRUIS PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 kota Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

Oleh ULFAH 1004979

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DALAM MENGEMBANGKAN CINTA ALTRUIS PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 9 kota Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A NIP. 1962 0208 1986 01 1002

Pembimbing II

Dr. Mamat Supriatna, M.Pd NIP. 19600829 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada gugatan dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 17 September 2013 Yang Membuat Pernyataan.

(4)

i

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

ULFAH, 2013. Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 Kota Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013.

Berbagai fenomena kekerasan pada pada peserta didik menunjukkan remaja mengalami krisis cinta altruis. Cinta altruis adalah dasar dari kehidupan moral dan spiritual dalam semua agama, sehingga diperlukan bimbingan untuk mengembangkan cinta altruis peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan cinta altruis peserta didik. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen-kuasi. model desainnya non equivalent pretest-posttest control group design, dengan sampel, 42 orang. Hasil eksperimen menunjukkan program bimbingan pribadi sosial efektif dalam mengembangkan cinta altruis, dibuktikan pada peningkatan skor lima indikator yang signifikan, yaitu tanggung jawab, terbuka, empati, tulus, dan dermawan, indikator yang tidak signifikan, yaitu indikator ramah. Rekomendasi yaitu bagi pihak bagi guru bimbingan dan konseling dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan program bimbingan pribadi sosial di sekolah, untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan kembali, (1) metode penelitian; (2) populasi penelitian; (3) metode bimbingan.

(5)

ii

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

ULFAH, 2013. Effectiveness personal social Guidance Program Developing altruist Love, Eighth Grade Students SMP 9 Cimahi Academic Year 2012/2013.

Various phenomena of violence on the student, showed student crisis altruist love, altruist love is the basis of moral and spiritual in all religions, so that necessary guidance to develop altruis love learners. The purpose of this study is to produce personal social Guidance Program to developing altruistic love of Students. The research uses a quantitative approach with quasi-experimental methods, design models non-equivalent pretest-posttest control group design, with the sample, 42 students. The experimental results show an effective program of social personal guidance in developing altruistic love, evidenced in increased scores five significant indicators, namely responsibility, openness, empathy, genuine, and generous, that was not a significant indicator, the indicator gracious. Recommendations are for counselor can be used as a reference in developing the personal social Guidance Program, for further research to develop this research by reconsidering, (1) research methods; (2) population; (3) guidance method

(6)

vi

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II. PENGEMBANGAN CINTA ALTRUIS MELALUI PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL A.Konsep dan Jenis-Jenis Cinta ... 14

B.Cinta Altruis Menurut Berbagai Perspektif Teori ... 19

C.Definisi dan Karakteristik Cinta Altruis . ... 23

D.Faktor Yang Berpengaruh Pada Perkembangan Cinta Altruis ... 39

E.Upaya-Upaya Pengembangan Cinta Altruis Melalui Bimbingan .... 44

F. Rancangan Teoritik Program Bimbingan Sosial ... 52

BAB III. METODE PENELITIAN A.Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 80

B.Metode Penelitian ... 82

C.Definisi Operasional Variabel ... 83

1. Cinta Altruis ... 83

2. Program Bimbingan Pribadi Sosial... 88

D.Pengembangan Instrumen 1. Prosedur Kegiatan Pengembangan Instrumen Cinta Altruis ... 90

(7)

vii

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Skoring ... 93

4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 94

E. Pengembangan Program 1. Penyusunan Draf Program ... 99

2. Uji Validasi Program ... 100

F. Proses Perlakuan 1. Persiapan Pengumpulan Data ... 102

2. Pelaksanaan Eksperimen ... 103

3. Pelaporan ... 103

G.Teknik Analisa Data 1. Analisis Profil Cinta Altrui ... 104

2. Analisis Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Berbasis Kekuatan Karakter ... 106

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Studi Pendahuluan ... 107

a. Profil Umum Cinta Altruis Peserta Didik ... 107

b. Profil Kelas Cinta Altruis Peserta Didik ... 108

c. Profil Indikator Cinta Altruis . ... 112

2. Kondisi Awal Sampel ... 113

3. Kelayakan Program Bimbingan Pribadi Sosial ... 114

a. Uji Kelayakan Program ... 114

b. Deskripsi Program Bimbingan Pribadi Sosial ... 119

4. Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial ... 121

a. Uji Statistik Sebelum Perlakuan ... 121

b. Uji Statistik Setelah Perlakuan ... 124

B.Pembahasan 1. Pembahasan Hasil Studi Pendahuluan ... 128

2. Pembahasan Kondisi Awal Sampel ... 133

3. Pembahasan Uji Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial. 135 4. Keterbatasan Penelitian ... 153

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 157

B. Rekomendasi ... 158

DAFTAR PUSTAKA ... 164

(8)

viii

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

1.2 Tahapan Pelaksanaan Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk

Mengembangkan Cinta Altruis Peserta didik ... 75

1.3 Jumlah Populasi Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 81

2.3 Sampel Penelitian ... 82

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Cinta Altruis ... 92

4.3 Pedoman Penilaian Skala Cinta Altruis Peserta Didik ... 93

5.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Cinta Altruis ... 98

6.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 99

7.3 Kuesioner Terbuka Uji Validasi Isi Program ... 100

8.3 Kuesioner Tertutup Uji Validasi Isi Program ... 101

9.3 Kisi-Kisi Uji Kepraktisan Program ... 101

10.3 Klasifikasi Kategori Cinta Altruis ... 104

11.3 Kriteria Dan Penafsiran Skor ... 105

12.3 Uji Normalitas Data ... 106

1.4 Gambaran Umum Cinta Altruis Peserta Didik ... 109

2.4 Frekuens dan persentase ... 110

3.4 Profil Cinta Altruis Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 ... 112

4.4 profil perkelas Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 ... 113

5.4 Profil Indikator Cinta Altruis ... 115

6. 4 Profil Kondisi Awal Sampel Penelitian ... 119

7.4 Hasil Uji Validasi Program ... 121

(9)

ix

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7.4 Hasil Uji Independent Sample Test Pada Pretest ... 116

8.4 Hasil Paired -Sample T Test Setelah Perlakuan ... 117

9.4 Hasil Uji Independent Samples Test Pada Post-Test ... 118

(10)

x

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

1.4 Gambaran Umum Cinta Altruis Peserta Didik ... 101

2.4 Profil Cinta Altruis Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 ... 104

3.4 Profil Indikator Cinta Altruis ... 106

(11)

xi

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

1.1 KerangkaPenelitian Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk

Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik ... 12 1.3 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen ... 71 2.3 Alur Pengujian Instrument ... 84 1.4 Hasil Penimbangan Pakar Terhadap Program Bimbingan Pribadi Sosial

(12)

xii

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Cinta Altruis ... 170

2. Program Hipotetik Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Cinta Altruis ... 180

3. Data Penelitian a. Validitas Dan Reliabilitas Instrument ... 208

b. Data Profil Cinta Altruis Kelas VIII SMPN 9 Kota Cimahi ... 213

c. Data Profil Cinta Altruis Sampel Penelitian ... 239

d. Hasil refleksi bimbingan pribadi sosial... 243

e. Hasil Uji Normalitas ... 257

f. Hasil Uji Uji T Sebelum Perlakuan ... 265

g. Hasil Uji Uji T Setelah Perlakuan ... 269

4. Program Teruji Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Cinta Altruis ... 273

(13)

1

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa menjelajah (eksplorasi), mencari pengalaman (eksperimen), belajar menyatakan dirinya (ekspresi) dan memasuki masa dewasa pencarian identitas, pada masa tersebut, remaja tidak selalu berjalan sukses,

seperti yang diberitakan di http:// Liputan6.com. 28/september/2011, yaitu di

antaranya; (1) kekerasan antar pelajar SMP terjadi di jalan Jati Baru, Gambir, Jakarta Pusat; (2) terjadi pergaulan bebas, dua siswa SMP berbuat mesum seusai mengikuti ujian nasional di Lampung Tengah; (3) video kekerasan sekelompok remaja putri, dalam rekaman itu, puluhan gadis remaja di sebuah jalanan sepi di Jakarta, mengeroyok, menendang, dan memukul seorang remaja putri.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa pendidikan belum berjalan optimal, sebagaimana dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab II ayat 3, tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hal ini Sekolah diharapkan menyelenggarakan proses pendidikan yang mampu memfasilitasi peserta didik yang berkarakter

(14)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.

Tidak sedikit peserta didik yang gagal dalam mengembangkan karakternya, tergambar dari hasil penelitian Komnas Perlindungan Anak (KPAI) di 33 Provinsi pada bulan Januari-Juni 2008, menyimpulkan empat hal; (1) 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno; (2) 93,7% remaja SMP dan SMA pernah ciuman, genital stimulation dan oral seks, (3) 62,7% remaja SMP tidak perawan, dan (4) 21,2% remaja mengaku pernah aborsi. dan Hasil survei pusat informasi konseling remaja (PIKR) Bogor (3/11/2011) di kecamatan Ciawi, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menunjukkan Survey dilakukan pada 200 responden yang menyebutkan bahwa 65 persen pelajar di Ciawi sudah pernah melakukan hubungan badan (http://news.okezone.com/ read/2010/12/ 04/).

(15)

Hasil survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), menunjukkan bahwa sejak Oktober 2010 hingga Januari 2011, dari 1.000 pelajar, 48,9% peserta didik menyatakan kesediaan untuk ikut dalam aksi kekerasan yang berkaitan dengan masalah moral atau isu-isu keagamaan, menyetujui aksi bom bunuh diri (http://ww.bbc.co.uk/berita_indonesia/2011/04/110426survei radikalisme. shtml). Fakta empiris di atas mengindikasikan peserta didik dalam kehidupannya mengalami masalah yang berhubungan dengan aspek sosial-pribadi, bahwa keadaan remaja kini mengalami krisis moral, sehingga mereka mudah terlibat dalam tindakan kekerasan, dan terjatuh ke dalam tindakan-tindakan asusila. Menurut pandangan Adler (dalam Corey, 1990) dari kasus tersebut, menunjukkan bahwa peserta didik gagal membentuk kepribadian yang sehat. Salah satu ciri pribadi yang sehat adalah adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial.

(16)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cinta altruis adalah salah satu jenis kebaikan cinta yang berpusat pada berbuat baik kepada orang lain, cinta jenis ini tidak identik dengan dorongan cinta romantis, ikatan darah atau keturunan, atau untuk memperoleh keuntungan finansial juga tidak mengenal latar belakang agama, dukungan emosional yang diberikan semata-mata karena kewajiban. (Underwood, 2009).

Cinta altruis peserta didik sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini sejalan dengan pandangan dan hasil penelitian Post (dalam Wilson, 2004), yang menyimpulkan bahwa untuk meningkatan kualitas kehidupan lebih bahagia menjadi lebih peduli, dan berkasih kasih sayang, yaitu dengan melakukan cinta altruis.

Sementara itu, teknologi di era globalisasi menunjukkan pengaruh dahsyatnya sebagai faktor utama penyebab kenakalan remaja. Ibarat pisau yang bemata dua yang bisa melukai sang pemakainya sendiri, demikian juga halnya teknologi yang sejatinya merupakan salah satu media untuk mempermudah hidup manusia tetapi teknologi juga punya potensi merusak apabila tidak dipergunakan secara bijaksana. Sekarang ini terpaan kehidupan hedonis, liberalis, dan individualis, bila peserta didik tidak memiliki prinsip-prinsip nilai kebaikan yang kuat akan mudah terpengaruh efek negatif dalam dunia globalisasi http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=14422.

(17)

(2010) menunjukkan kompetensi intrapersonal peserta didik 42% berada dalam kategori rendah dan interpersonal 40% siswa berada dalam kategori sedang. Dari hasil penelitian tersebut bahwa pada remaja pada dasarnya memiliki potensi kekuatan kemanusiaan yang cukup tinggi, sehingga dengan kondisi itulah perlu kiranya mengembangkan kekuatan cinta altruis peserta didik pada tingkat yang optimum sehingga peserta didik dapat memperoleh kebahagiaan.

Peserta didik yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik yang berada pada tingkt SMP atau dalam tahap perkembangan masa remaja. Pada masa remaja, individu mengalami kematangan fisik, emosional, sosial. (Hurlock, 1994; Lucy, 2009). Pada masa remaja di sebut fase transisi karena mereka tidak disebut anak-anak tetapi juga tidak diterima secara penuh sebagai orang dewasa. Remaja ada diantara anak-anak dan dewasa, oleh karena itu, remaja dikenal dengan fase mencari jati diri. Sebagaimana yang dinyatakan Erikson (dalam Papalia, et al,

2008: 587) bahwa “tugas utama remaja adalah memecahkan krisis, identitas versus kebingungan identitas, sebagai orang dewasa unik dengan pemahaman diri yang utuh dan memahami peran nilai dalam masyarakat.”

(18)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Untuk mencapai kompetensi dan keterampilan hidup yang dibutuhkan maka siswa tidak cukup hanya diberi pelajaran bidang studi. Sekolah berkewajiban memberi bimbingan dan konseling yang menyangkut ketercapaian kompetensi pribadi sosial, belajar, dan karier (Nurihsan & Sudianto, 2004).

Sekolah merupakan sebuah wadah yang penting bagi perkembangan moral. Menurut Dewey (Nuccy, 2008) sekolah harus dibangun sebagai lembaga sosial yang mengintegrasikan pendidikan baik intelektual dan moral, sekolah harus mengajarkan bagaimana menjadi warga negara, dan mengajarkan mereka (peserta didik) keterampilan dalam bersosialisasi dan bermasyarakat sehingga mereka siap menjadi orang dewasa.

(19)

Cinta merupakan seni, untuk dapat mencintai, seseorang perlu belajar, bukan saja belajar teori, melainkan juga praktik, sampai keduanya (teori dan praktik) menjadi terpadu sebagai intuisi. Selain itu untuk mampu mencintai seseorang harus menempatkan cinta sebagai tujuan yang tinggi, seperti halnya dalam menguasai seni-seni lainnya. (Fromm, 1980; Howard, 2005).

Cinta altruis (CA) merupakan perilaku berkarakter istilah CA disebut aturan etika emas (Amstrong, 2012) CA dapat dikembangkan melalui layanan bimbingan pribadi-sosial, sebagaimana yang dinyatakan Juntika (2011) bahwa isi layanan bimbingan pribadi-sosial meliputi pendidikan karakter, penyelesaian konflik; pencegahan kekerasan; penyusunan tujuan hidup; pencegahan penyalahgunaan obat; dan pemahaman budaya.

Cinta altruis merupakan salah satu bagian kajian dalam psikologi positif, psikologi positif memandang manusia bahwa tujuan utama manusia adalah kebahagiaan. Kebahagiaan dapat dicapai melalui kekuatan karakter (charakter strength). Aristoleles menyatakan bahwa pemahaman terhadap diri sendiri merupakan syarat dari pencapaian kehidupan, memahami diri sendiri berarti memahami keutamaan manusia (Seligman, 2005)

Tujuan psikologi positif yaitu ingin menampilkan sifat-sifat indah dari manusia, ada enam kelompok kekuatan karakter kebajikan manusia yaitu; (1) kebijaksanaan dan pengetahuan; (2) kesatriaan; (3) kemanusiaan dan cinta; (4) keadilan; (5) pengelolaan diri; (6) transedensi (Jarvis, 2000; Seligman, 2005).

(20)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

moral feeling, dan moral action.). Hal yang sama di ungkapkan Josephon, et.al. (2001) pendekatan yang digunakan dalam membangun karakter yakni fokus pada pikiran, hati dan kebiasaan. Untuk mencapai tiga komponen pengembangan karakter cinta altruis melalui pengetahuan, perasaan dan tindakan.

Cinta altruis merupakan salah satu kategori kekuatan karakter kebajikan dalam pengembangan psikologi positif, sehingga peningkatan aspek-aspek atau karakteristik cinta alruis tersebut diarahkan secara sistematis dalam program layanan bimbingan pribadi sosial, berdasarkan pada psikologi positif (pengembangan kekuatan karakter) dengan ciri khas layanannya ialah SMART (specific, measurable, attainable, realistic, time lined), yang berarti bimbingan yang dilakukan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, realistik, dan memiliki batas waktu).

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

(21)

untuk mengembangkan cinta altruis peserta didik? Secara rinci penelitian ini dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran cinta altruis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 9 Cimahi?

2. Bagaimana gambaran kondisi awal cinta altruis pada sampel penelitian? 3. Bagaimana rumusan program bimbingan pribadi sosial yang layak

menurut ahli dan praktisi bimbingan dan konseling?

4. Bagaimana efektivitas program bimbingan pribadi sosial dalam mengembangkan cinta altruis peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 9 Cimahi?

C. Tujuan penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah dihasilkannya program berbasis kekuatan karakter yang efektif untuk mengembangkan cinta altruis peserta didik SMP Negeri 9 Cimahi. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh data empirik tentang:

1. Gambaran cinta altruis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 9 Cimahi. 2. Gambaran kondisi awal cinta altruis pada sampel penelitian?

3. Rumusan program bimbingan pribadi sosial yang layak menurut ahli dan praktisi bimbingan dan konseling.

(22)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini memberikan manfaat pada guru BK, program studi bimbingan dan konseling, dan peneliti selanjutnya

1. Manfaat Bagi guru BK.

Hasil penelitian ini berupa program pribadi sosial. Program tersebut dapat bermanfaat terutama gambaran profil cinta altruis peserta didik, dari hasil penelitian tersebut sebagai dasar pertimbangan lahirnya kebijakan strategis pengembangan pendidikan karakter dalam layanan bimbingan dan konseling. Penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam mengembangkan program layanan bimbingan terutama untuk karakter cinta altruis peserta didik. 2. Manfaat Bagi program studi bimbingan dan konseling.

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu kekayaan dalam bidang bimbingan dan konseling terutama tentang bimbingan pribadi sosial yang dapat dimanfaatkan dengan mengembangkan kurikulum pada proses pendidikan di prodi BK. Dengan mengintegrasikan pengembangan aspek pribadi sosial terutama cinta altruis mahasiswa ke dalam proses perkuliahan. 3. Bagi peneliti selanjutnya

(23)

E. Asumsi

1. Cinta altruis adalah dasar dari kehidupan moral dan spiritual dalam semua agama besar di dunia serta merupakan tradisi kebajikan yang utama. Cinta altruis yang

menjadikan manusia menjadikan manusia beradab, berkeperikemanusiaan dan

bermoral (Peterson, Seligman, 2004).

2. Cinta altruis berasal dari bagaimana cara individu memandang dunia dan nilai-nilai yang dimilikinya. Nilai-nilai dan pandangan ini bersumber dari pengetahuan yang benar sehingga dapat melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan (Howard, 2005)

3. Suasana hati yang positif dapat meningkatkan kesediaan melakukan tindakan membantu orang lain, suasana hati yang buruk dengan melakukan tindakan membantu orang lain dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik (Baron &Byrne, 2005).

4. Memaafkan dan rasa syukur, memaafkan dan syukur berpengaruh pada pikiran, perilaku dan meningkatkan suasana hati lebih baik, lebih bahagia, mempererat hubungan dengan orang lain dan menurunkan tingkat depresi. (Ben-den, 2007)

5. Latihan imajinasi teknik pencitraan symbol di alam pikiran untuk mengembangkan kesadaran diri, semakin peka pada orang lain, dan menumbuhkan segala potensi diri (Waas, 2000)

(24)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode quasi experimental dengan desain pretest-postest control group. Menurut Gall D.M, (2002), metode eksperimen kuasi digunakan dalam penelitian eksperimen apabila pengambilan sampel secara acak tidak dapat dilakukan. Data cinta altruis siswa akan diungkap menggunakan kuesioner cinta altruis. Populasi penelitian adalah peserta didik SMPN 9 Kota Cimahi. Teknik statistik yang akan digunakan adalah gain score dan uji-t.

G. Kerangka Penelitian

Gambar 1.1

Kerangka penelitian program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan cinta altruis peserta didik.

Perencanaan Pelaksanaan

eksperimen kuasi Hasil pelaporan

Kajian literatur O3 = postest kelompok eksperimen ; O4 = post-test kelompok kontrol X = perlakuan bimbingan Pribadi sosial berbasis prinsip psikologi sosial

(25)

80

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan penelitian dalam rangka penyusunan tesis. Pokok bahasan bagian ini adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, defenisi operasional dari variabel dalam penelitian, instrument penelitian, pengembangan instrumen yang antara lain validitas, reliabilitas tes, metode dan teknik penelitian, prosedur dan tahap-tahap penelitian.

A. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian

(26)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1993:102). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII yang ada pada SMP Negeri 9 Cimahi.

Tabel 1.3

Jumlah Populasi Peserta didik Kelas VIII SMPN 9 Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013

NO KELAS JUMLAH PESERTA DIDIK

1 VIII-A 34

2 VIII-B 34

3 VIII-C 31

4 VIII-D 32

5 VIII-E 34

6 VIII-F 34

7 VIII-G 32

8 VIII-H 34

9 VIII-I 34

10 VIII-J 34

11 VIII-K 32

12 VIII-L 32

13 VIII-M 32

TOTAL 429

Langkah yang ditempuh pemilihan subjek penelitian, meliputi:

a. Menetapkan dua kelas sampel dari keseluruhan kelas VIII yang ada di SMP Negeri 9 kota Cimahi berdasarkan kelas yang memiliki karakteristik yang cinta altruis yang sama yaitu pada kategori sedang.

(27)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Selanjutnya dari dua kelas yang terpilih tersebut ditentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

NO KELOMPOK JUMLAH SISWA

1 VIIIF 21

2 VIIIH 21

Total 42

Tabel 2.3 Sampel Penelitian.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni pendekatan penelitian yang menekankan data numerikal yang diolah dengan metode statistik yang memungkinkan peneliti menyamaratakan temuan-temuan dari sampel terhadap populasi (Creswell, 2002) .

(28)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pada kelompok kontrol, tidak diberikan perlakuan. Desain ini hampir sama dengan prettest-posttest control group design, hanya desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (random). Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut:

E O1 X O2

K O3 O4

Gambar: 1.3. Desain penelitian kuasi eksperimen Keterangan :

O1 : pengukuran sebelum perlakuan dari kelompok eksperimen O2 : pengukuran setelah perlakuan dari kelompok eksperimen

X : Perlakuan (bimbingan pribadi sosial berbasis kekuatan karakter) O3 : Pengukuran sebelum perlakuan dari kelompok kontrol

O4 : Pengukuran setelah perlakuan dari kelompok kontrol

C. Definisi Operasional Variabel

1. Cinta Altruis

a. Definisi

(29)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu yang berperilaku cinta altruis yaitu; (1) empati; (2) Penalaran Moral; (3) Tanggung Jawab Sosial; (4) Ramah; (5) Dermawan.

Menurut Borba (2005) Cinta altruis adalah “kemampuan menunjukkan kepeduliaan terhadap kesejakteraan dan perasaan orang lain. Perilaku cinta altruis dibangun atas tiga aspek yaitu (1) Empati; (2) Hukum keadilan dunia; (3) ketulusan.

Dari definisi di atas, cinta altruis dapat dimaknai sebagai kepedulian terhadap kebaikan orang lain yang dilakukan dengan niat yang tulus, kepedulian muncul pada diri seseorang jika ia memiliki kemampuan berempati pada orang lain, seseorang juga timbul keinginan membantu orang lain karena dipengaruhi pemikiran bahwa setiap perbuatan memiliki konsekuensi atau dampak, bahwa perilaku yang baik akan berdampak positif pada diri, dan perbuatan yang jahat akan berdampak buruk pada diri sendiri.

Definisi cinta altruis menurut Underwood (2005) cinta altruis adalah cinta yang berbagi tanpa pamrih, membantu, atau kemauan untuk membantu seseorang dalam kesulitan, peduli dan perhatian terhadap kesejahteraan orang lain. Cinta altruis merupakan salah satu jenis cinta yang berpusat pada apa yang baik untuk orang lain. Karakteritik individu yang memiliki cinta altruis yaitu; (1) Tulus; (2) Empati; (3) Terbuka.

(30)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah energi emosional yang kreatif tanpa pamrih menegaskan keberadaan dan nilai yang lain yaitu menuju cinta ke tingkat yang lebih tinggi.

Definisi di atas menunjukkan bahwa cinta altruis merupakan sebab dari jalan menuju kecerdasan spiritual yang lebih tinggi, juga akibat, atau dampak dari kecerdasan spiritual. Sebagaimana diseluruh agama besar didunia bahwa tahapan cinta tertinggi adalah cinta kepada Allah.

Menurut Spaeman (Magnis Suseno, 2005) cinta altruis adalah sikap seseorang secara spontan untuk peduli pada orang lain. Menurutnya cinta altruis merupakan bentuk cinta yang tidak membutuhkan bahkan tanpa pertimbangan hak dan kewajiban.

Dari beberapa definisi cinta altruistik di atas, dapat disimpulkan bahwa cinta altruis adalah sikap individu untuk berinteraksi sosial yang menguntungkan secara fisik atau psikis pada orang lain.

b. Karakteristik cinta altruis

Beberapa orang memiliki karaksteristik yang cukup kuat memiliki cinta altruistik. Karakteritik cinta altruis dapat dibagi tiga dimensi, yaitu cinta altruis pada dimensi kognitif, cinta altruis pada dimensi afektif dan pada dimesi psikomotorik. cinta altruis pada dimensi kognitif memiliki ciri, (1) tanggung jawab sosial; (4) terbuka. Pada dimensi afektif meliputi (1) empati (2) ramah atau pada dimensi psikomotorik meliputi (1) ramah, (2) tulus; (3) dermawan, (Eisenberg et al, 1989, Peterson dan Seligman, 2004).

(31)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tanggung jawab sosial berkaitan dengan sejauh mana mereka memandang diri mereka sebagai manusia bertanggung jawab untuk saling menghargai, ketergantungan dan keterhubungan dengan orang lain dan lingkungan melalui interaksi dengan keluarga mereka, teman sebaya, mentor, dan masyarakat (http://ag.arizona.edu/sfcs/cyfernet/nowg/sc_sosial.html).

Berman (1997), mengemukakan karakteristik individu yang memiliki Tanggung Jawab Sosial yaitu: (1) Mengakui dan menerima terhadap konsekuensi dari setiap tindakan dan keputusan yang dilakukan; (2) Setia kepada teman-teman; (3) Mengakui dan menerima terhadap konsekuensi dari setiap tindakan dan keputusan yang dilakukan; (4) Memberikan kontribusi baik waktu dan materi untuk kepentingan sosial atau lingkungan.

b. Tulus

Karakteristik utama dari cinta altruis adalah altruis yaitu tindakan semata-mata hanya bertujuan menolong tanpa mengharapkan hadiah atau penghargaan dari orang lain, makna ketulusan juga mencakup tindakan membantu dilakukan karena pilihan sendiri berdasarkan pada prinsip moral (Desmita, 2009). Menurut Lead (Desmita, 2009) menyatakan ada tiga kriteria yang menentukan tingkah laku tersebut kategori perilaku yang tulus, yaitu; (a)Tindakan yang bertujuan khusus menguntungkan orang lain tanpa mengharapkan Rewards eksternal; (b) Tindakan yang dilakukan secara sukarela, (c) Tindakan yang menghasilkan sesuatu yang baik.

(32)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ramah dapat menstimulus untuk perhatian yang lebih besar untuk kesejahteraan orang lain. (Seligman dan Peterson, 2004). Definisi Keramahan (agreeableness) menurut Spielberger (2005: 117) agreeableness is dimension of personality associated with motives for maintaining positive relations with others, yang berarti keramahan adalah dimensi kepribadian terkait dengan motif untuk mempertahankan hubungan positif dengan orang lain. Individu yang menyenangkan umumnya (1) memiliki interaksi sosial yang positif; (2) merasa nyaman di lingkungan rumah, sekolah, dan di masyarakat. (3) murah kasih sayang.

d. Terbuka

Menurut Johnson (Supratiknya, 1995) Keterbukaan merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi sehat. secara psikologis apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri. Indikator individu yang memiliki sifat keterbukaan yaitu (1) mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya; (2) mencari dan menilai informasi secara objektif dan dari berbagai sumber, (3) mampu mengenali berbagai perasaan, pemikiran orang lain (Supratiknya, 1995; Rahmat, 2005).

(33)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Istilah yang sering digunakan untuk dermawan dalam ilmu psikologi adalah generosity yang berarti kedermawanan atau murah hati. Menurut Aristoteles (Lopez,2009) keutamaan atau inti dari kedermawanan adalah keterlibatan individu atau kelompok untuk memberikan bantuan kepada yang lain. Individu yang pemurah atau kedermawanan (1) memberi ke orang yang tepat; (2) pada waktu yang tepat, (3) dengan alasan yang tepat, dan (4) dengan cara yang benar.

f. Empati

Empati adalah “keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan orang lain sebagaimana orang tersebut mengerti dan menyampaikan pengertian itu kepadanya, empati berarti masuk kedalam diri seseorang dan melihat keadaan dari sisi orang tersebut, seolah-olah ia adalah orang tersebut (Freedman, 2002; Seligman, 2004; Santrock, 2005). Kepeduliaan muncul karena kemampuan merasakan penderitaan orang lain, empati berperan meningkatkan sifat kemanusiaan, keadaban dan moralitas.

(34)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dikembangkan alat pengumpul data berupa skala cinta altruis, digunakan untuk memperoleh gambaran tentang cinta altruis peserta didik.

2. Program Bimbingan Pribadi Sosial

Menurut Winkel (2006: 119) Program bimbingan (guidance program) adalah “suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi dan

terkoordinasi selama periode waktu tertentu”.

Bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan yang diberikan oleh petugas bimbingan kepada individu agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan secara baik (Depdiknas, 2008).

Menurut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan “pribadi sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan”.

(35)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bimbingan pribadi sosial ini sejalan tujuan program bimbingan pribadi sosial yaitu sebagaimana dinyatakan Yusuf (2004) mengemukakan bahwa pada dasarnya layanan bimbingan merupakan proses pemaknaan diri dalam kebermaknaan sosial atau proses pengembangan pribadi yang bercirikan keshalihan individual (ritual) dan kesalihan sosial.

Psikologi positif berasumsi bahwa pada diri manusia betapapun buruknya, ia masih memiliki sisi yang indah. Pendekatan yang dilakukan untuk menampilkan sifat-sifat yang indah dari diri manusia, psikologi positif beranggapan bahwa manusia bukan hanya mahluk yang mementingkan diri sendiri, melainkan juga mahluk yang tidak bisa hidup normal tanpa mencintai dan dicintai. (Seligman, 2005).

Pusat perhatian utama pengembangkan kekuatan karakter adalah membantu individu untuk mencapai peningkatan kualitas hidup (dari normal menjadi lebih baik, lebih berarti, lebih bahagia). Mengembangkan kekuatan karakter kemanusiaan (humanity) merupakan suatu upaya pencegahan agar individu terhindar dari gangguan mental, mengembangkan karakter kemanusiaannya yaitu karakter cinta, cinta altruis, dan kecerdasan sosial (social intelligence) (Alex Linley and Stephen Joseph, 2004; Seligman, 2005).

(36)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

emosi positif, melalui tujuh tahapan aktivitas, antara lain (1) Pengenalan kekuatan diri; (2) melebarkan jangkauan kasih sayang melalui latihan Membayangkan dunia yang penuh cinta dan dunia tanpa cinta; (3) meredakan emosi negatif melalui latihan memaafkan); (4) meingkatkan emosi positif melalui latihan bersyukur (5) Telaah emosi; (6); Menghargai pengalaman positif (7) refleksi akhir.

Tahapan-tahapan tersebut untuk memfasilitasi agar peserta didik yang mengikuti layanan ini: mengenali kekuatan karakter pada dirinya sendiri, sadar kewajibannya untuk berbuat positif pada lingkungan, memahami akan keragaman individual, mampu berinteraksi secara sehat dengan lingkungan, dan peduli terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain, serta mampu membantu orang lain secara tulus dan bermanfaat pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian.

1. Prosedur kegiatan pengembangan instrumen skala cinta altruis

(37)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian untuk data pengembangan instrumen akan diperoleh berdasarkan uji empirik peserta didik pada populasi yang sama pada penelitian sampel dipilih secara kuasi. Data isian dari santri tersebut dijadikan dasar untuk mendeskripsikan hasil: (1) validitas butir item serta keterpaduan antar aspek dan total; serta (2) reliabilitas perangkat instrumen.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka pengembangan instrumen adalah sebagai berikut:

Pertama, menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dari batasan operasional variabel. Untuk setiap indikator kemudian ditentukan beberapa pernyataan yang dapat mengukur indikator yang bersangkutan.

Kedua, merumuskan pernyataan untuk masing-masing indikator sesuai dengan yang telah ditentukan dalam kisi-kisi.pernyataan dirumuskan diantaranya memiliki tingkat sikap dan perilaku terendah dan tertinggi.

Ketiga menyususun instrumen agar instrumen tersebut mengukur seakurat mungkin apa yang harus diukur. Dalam istilah lain proses ini dikenal sebagai validasi, yaitu proses untuk membuat suatu alat ukur menjadi absah.

2. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dirancang berbentuk skala yang mengungkap cinta altruis peserta didik. Berikut disajikan dalam tabel kisi-kisi instrument secara lebih rinci:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Cinta Altruis

Aspek Indikator Batasan Indikator Jumla

(38)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kognitif Tanggung jawab

(39)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala yang akan digunakan pada penelitian ini adalah skala penilaian yang menggunakan empat gradasi penilaian. pilihan jawaban terdapat empat pilihan yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), dan tidak sesuai (TS). Pemberian skor pada masing-masing item dilakukan dengan melihat sifat butir, pemberian skor bergerak dari 4-1 item positif.

Angket ini diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol baik sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Skala cinta altruis bersifat tertutup karena setiap item pernyataan telah dilengkapi dengan pilihan jawaban.

Skala terdiri dari 4 alternatif jawaban. Bentuk skala yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah (SS) sangat Sesuai, (S) Sesuai, (KS) Kurang sesuai dan (TS) tidak Sesuai. Skor yang diberikan untuk masing-masing respon dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4: Pedoman Penilaian Skala Cinta Altruis Peserta Didik

Pernyataan Skor

Favorable (+) SS S KS TS

4 3 2 1

Unfavorable (-) SS S KS TS

1 2 3 4

Peneliti tidak menyediakan jawaban ragu-ragu atau cukup dengan alasan: a. Alternatif jawaban dapat mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum

(40)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tersedianya jawaban tengah menimbulkan kecenderungan menjawab di tengah terutama bagi yang ragu-ragu antara sesuai dengan tidak sesuai. c. Penggunaan empat alternatif jawaban dimaksudkan untuk melihat

keakuratan pendapat responden ke arah sesuai atau tidak sesuai. 4. Pengujian validitas dan realibilitas instrumen

a. Uji validitas

Validasi instrumen ini dilakukan sebanyak dua kali pengujian, yakni pengujian konseptual dan empirik. Untuk proses pengumpulan data, pengujian konseptual dan empirik. Sehubungan itu, alur kerja pengujian instrumen dapat disajikan pada bagan berikut:

Gambar 3. 2 alur pengujian instrumen

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgment experts). Validitas instrumen ini memvalidasi materi (content) konstruct (construct) dan redaksi instrumen penelitian. Aspek isi meliputi kesesuaian materi instrumen dengan landasan teori cinta altruis yang dijadikan

Draft kisi-kisi dan instrumen Ekspert judgment terhadap draft terhadap kisi-kisi dan intrumen

Validasi empirik instrumen melalui uji coba lapangan

Pengolahan dan revisi instrumen Instrumen penelitian yang

(41)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasar pengembangan instrumen. Pada aspek konstruk instrumen divalidasi dalam kesesuaiannya dengan teori kuantifikasi psikologis, dan aspek redaksi menyangkut struktur bahasa dalam item pernyataan instrumen.

Kelompok penilai yang terlibat dalam penilaian program terdiri dari tiga orang yang memiliki latar belakang pendidikan Doktor (S-3) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan Master (S-2) PSikologi.

Setelah pengujian konstruk dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba instrumen. Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut di uji cobakan pada subjek yang memiliki karakteristik yang sama pada sampel yang akan diteliti. Jumlah subjek uji coba instrumen sekitar 30 orang (Sugiyono, 2010) setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen.

1) Uji Validitas Empirik

Menentukan validitas empirik instrumen diolah dengan metode statistika berdasarkan rumus korelasi pearson product moment (Azwar, 1995: 153) dengan menggunakan bantuan microsoft excel 2010 dan spss for windows versi 18.0. Langkah-langkah dalam mengolah data sebagai berikut:

(42)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(b) Mencari rata setiap butir pertanyaan kelompok atas dari nilai rata-rata kelompok bawah dengan menggunakan rumus dari furqon (2004: 37) (c) Mencari simpangan baku setiap butir pernyataan kelompok atas dan

kelompok bawah, dengan rumus:

(d) Mencari validasi gabungan dengan jalan mengkuadratkan simpangan baku dari masing-masing butir soal.

(e) Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus (f) Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai tabel dalam taraf

nyata 0,1 atau dengan taraf signifikansi 99%.

Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008). Uji validitas item menggunakan teknik uji korelasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung total skor dari setiap responden.

2) Mencatat skor item yang akan diuji.

3) Mencari koefisien korelasi skor para responden pada item tersebut dengan perhitungan sebagai berikut:

4) Item yang mempunyai koefisien korelasi di bawah memiliki korelasi (r) (0,30) tidak dapat digunakan dan dinyatakan tidak valid.

r =

(43)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas, menunjukkan bahwa dari 72 butir pernyataan, diperoleh sebanyak 60 butir pernyataan yang menunjukkan tingkat validitas kuat dan 12 butir yang menunjukkan tingkat validitas rendah.

Setiap butir pernyataan dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor yang diperoleh setiap responden pada butir pernyataan yang bersangkutan dengan skor total yang diperoleh responden dari keseluruhan komponen kuesioner untuk menghitung koefisien korelasi ini digunakan teknik korelasi. Sebuah butir instrumen akan memiliki validitas yang tinggi jika skor instrumen tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Sugiyono, (2006: 152) item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Dukungan setiap butir instrumen dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas butir. uji validitas angket dengan menggunakan pengolahan komputer program SPSS 18, 0.

b. Uji Reliabilitas.

(44)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian reliabilitas angket dilakukan terhadap item. Pengujian reabilitas instrument menggunakan internal consistency denga teknik belah dua (split half)

yang dianalisis dengan rumus spearman brown (Sugiyono, 2006:153)

Uji reliabilitas menggunakan teknik split half (belah dua) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Hasil uji validitas akan diperoleh item yang valid dan tidak valid.

2) Item yang valid dibagi menjadi dua kelompok, yaitu item yang bernomor ganjil sebagai belahan pertama, dan item yang bernomor genap sebagai belahan kedua.

3) Skor untuk item-item belahan pertama dan belahan kedua masing-masing dijumlahkan sehingga akan menghasilkan dua belahan skor total.

4) Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, seperti pada pengukuran validitas.

rstot : angka reliabilitas keseluruhan item

rstt : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Kriteria yang akan digunakan adalah bila hasil pengujian menunjukkan koefisien relibilitas signifikan pada p < 0,05 maka hasil pengujian ini menunjukkan bahwa alat pengumpul data tersebut memiliki derajat keajegan

r

stot

=

(45)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yanag memadai sehingga layak untuk digunakan sebagai alat penelitian. Untuk mempermudah pengolahan data menggunakan SPSS 18.

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai reliabilitas instrument cinta altruis dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Cinta Altruis

Cronbach's Alpha N of Items

0.708 72

Guilford (1954, dalam Furqon, 1999) mengatakan harga reliabilitas berkisar antara -1 sampai dengan +1, harga reliabilitas yang diperoleh berada di antara rentangan tersebut. Dimana makin tinggi harga reliabilitas instrumen maka semakin kecil kesalahan yang terjadi, dan makin kecil harga reliabilitas maka semakin tinggi kesalahan yang terjadi. Kriteria koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6

Kriteria Koefisien Reliabilitas <0,20

0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-0,90 0,91-1,00

Derajat keterandalannya sangat rendah. Derajat keterandalannya rendah

(46)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan, koefisien reliabilitas instrumen cinta altruis adalah 0,708 maka menurut kategori koefisien Guilford instrumen cinta altruis mempunyai reliabilitas tinggi.

E. Pengembangan Program

Pengembangan produk merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian yang menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Adapun tahapan dalam pengembangan produk yang berupa program bimbingan pribadi sosial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Draf Program

Setelah memperoleh landasan teoritis mengenai konsep kekuatan karakter dari psikologi positif, dan cinta altruis, serta data awal mengenai gambaran cinta altruis, maka kegiatan berikutnya dalam pengembangan program adalah menyusun draft program berisi pedoman umum operasional program yang meliputi, (a) orientasi program; (b) rasional (c) asumsi; (d) tujuan program; (e) peran guru pembimbing; (f) rencana operasional; (g); penunjang teknis; (h) refleksi /indikator keberhasilan.

Sedangkan perangkat program yang berisi pedoman khusus operasional program meliputi: (1) Modul Satuan Layanan BK dan (2) Modul materi dan lembar refleksi kegiatan program bimbingan pribadi sosial.

2. Uji Validasi Program

(47)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian dilakukan melalui (1) kuesioner terbuka maupun tertutup; dan (2)

groupdiscussion dari para praktisi bimbingan dan konseling.

Berikut ini disajikan kisi-kisiinstrumen uji rasional, yang terdiri dari: 1) Instrumen untuk uji validasi isi program berbentuk kuesioner terbuka dapat

dilihat pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Kuesioner Terbuka Uji Validasi Isi Program Bimbingan pribadi sosial

No Aspek yang Dinilai Saran

1. Orientasi Program 2. Rasional dan asumsi

3 Tujuan Program

4. Peran guru pembimbing 5. Penunjang teknis

6. Rencana Operasional 7. Indikator keberhasilan 8. Satuan Layanan BK

(Sumber Data: Ahli BK & Praktisi)

2) Instrumen untuk uji validasi isi program berbentuk kuesioner tertutup memakai dua alternatif skala penilaian yaitu: memadai = satu; dan tidak memadai = dua. Kisi-kisi instrumen berbentuk kusioner tertutup dapat dilihat pada Tabel 8.3 berikut:

Tabel 8.3

Kuesioner Tertutup Uji Validasi lsi Program Bimbingan pribadi sosial

No Aspek yang Dinilai Penilaian

1. Orientasi Program Memadai/tidak memadai 2. Rasional dan asumsi Memadai/tidak memadai

3 Tujuan Program Memadai/tidak memadai

4. Peran guru pembimbing Memadai/tidak memadai

(48)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Rencana Operasional Memadai/tidak memadai 7. Indikator keberhasilan Memadai/tidak memadai 8. Satuan Layanan BK Memadai/tidak memadai (Sumber Data: Ahli BK & Praktisi)

3) Kisi-Kisi validasi kepraktisan program berbentuk penilaian deskriptif berisi empat pernyataan sebagai berikut: tidak dapat melaksanakan/ mempraktekkan program = satu ; dapat melaksanakan / mempraktekkan program jika dilatih terlebih dahulu = dua ; dapat melaksanakan / mempraktekkan program setelah mempelajari dengan seksama = tiga; siap melaksanakan / mempraktekkan program. Kisi-kisi validasi kepraktisan program dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut :

Tabel 3.9

Kisi-Kisi Uji Kepraktisan Program

Tahap dan Jenis Kemampuan Penilaian

A. Tahap kegiatan awal

(49)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Proses Perlakuan (Treatment)

Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, prosedur penelitian yang ditempuh adalah:

1. Persiapan Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada dua jenis pengumpulan data yang dilakukan yaitu: data pertama dengan mengumpulkan berbagai informasi mengenai data cinta altruis melalui pretes dan postes; kedua, data dalam bentuk refleksi, baik melalui pengungkapan langsung dan tertulis dalam lembar kegiatan layanan.

Berdasarkan fokus masalah, maka sebelum memulai penelitian ini terlebih dulu melakukan studi pendahuluan dan penjajakan pada peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 9 Kota Cimahi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pendekatan dan tahap awal untuk menempuh penelitian selanjutnya, disamping mengkaji berbagai sumber referensi seperti buku, penelitian terdahulu.

Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini, maka disusunlah desain penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif. Tujuannya adalah untuk mempermudah peneliti dalam melalukan strategi penelitian yang dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data hingga kesimpulannya.

(50)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan eksperimen dimulai dari (1) pengambilan data pre-test Memadai/tidak memadai cinta altruis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen; (2) pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial berbasis kekuatan karakter pada kelompok eksperimen; (3) pengambilan data pos-test cinta altruis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui keadaan akhir kekuatan cinta altruis subjek penelitian dan menguji keefektifan program bimbingan pribadi sosial berbasis kekuatan karakter yang ditandai dengan peningkatan cinta altruis pada kelompok eksperimen.

3. Pelaporan

Pada tahap pelaporan data yang diperoleh dianalisa dan diolah sebagai hasil temuan profil cinta altruis (CA) peserta didik. Analisa data dilakukan atas dasar temuan hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif sebagai pendukungnya. Pelaporan data kuantitatif melalui dua hasil pengolahan data yaitu; hasil analisis statistik deskriptif dan hasil analisis statistik inferensial.

G. Teknik Analisa Data

(51)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Analisis Profil Cinta Altruis

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif mengengai profil CI pada kelas VIII SMP. Untuk menganalisis data yang diperoleh, akan diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan cara sebagai berikut.

Tabel 3.10

Klasifikasi kategori cinta altruis

Kriteria Rentang

Tinggi X > Min ideal + 2.interval

Sedang Min Ideal+interval < X ≤ Min ideal + 2.interval

Rendah X ≤ Min ideal + Interval

(Sudjana 1996:47)

Sesuai dengan tabel di atas, pengkatagorian skor cinta altruis peserta didik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus Skor maksimal ideal= jumlah soal X skor tertinggi.

b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Skor minimal ideal= jumlah soal X skor terendah.

c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal.

d. Mencari interval skor dengan rumus: Interval skor = rentang skor/ 3 Diketahui

(52)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor minimal ideal = 83 Rentang Ideal = 249

Interval = 83

Dari langkah-langkah di atas, kemudian diperoleh kriteria sebagai berikut: Tabel 3. 11

Kriteria dan Penafsiran Skor

Kriteria Rentang Penafsiran Skor

Tinggi X > 249

Mampu mengembangkan pemikiran tanggung jawab sosial dan keterbukaan yang sangat baik, sangat baik dalam berempati dan ramah. melakukan ketulusan dan kedermawanan dengan sangat baik.

Sedang 166< X ≤ 249

Cukup mampu mengembangkan pemikiran tanggung jawab sosial dan keterbukaan yang cukup baik, cukup baik berempati dan ramah. cukup mampu melakukan ketulusan dan kedermawanan.

Rendah X ≤ 166

Belum mampu mengembangkan tanggung jawab sosial, keterbukaan, belum mampu mengembangkan empati dan keramahan. belum mampu mengembangkan melakukan bantuan dengan tulus, kedermawanan.

Data yang telah terkumpul disajikan dalam bentuk persentase. Angka persentase diperoleh dengan membagi skor aktual terhadap skor ideal dikali 100%, secara spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut:

Persentase aspek = ∑ skor responden per aspek X 100% Skor ideal

(53)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Berbasis Kekuatan Karakter

a. Uji Normalitas Data

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik Parametrik yaitu uji-t. Uji-t mensyaratkan bahwa data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal (Sugiyono, 2008). Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu dilakukan uji normalitas data.

Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) adalah sebagai berikut:

a) Urutkan nilai galat ei dari terkecil sampai terbesar,

b) Transformasi nilai ei menjadi zi dengan zi = Dimana e dan s adalah rata-rata dan simpangan baku nilai galat,

c) Tentukan besarnya nilai peluang zi yaitu P(zi) dan peluang proporsional S(zi), d) Tentukan selisih mutlak |S(zi)-P(zi)| dan |S(zi-1)- P(zi)|,

e) Tentukan nilai statistik Kolmogorov Smirnov D = maksimum |S(zi)-P(zi)| atau |S(zi-1)- P(zi)|

f) Bandingkan nilai D dengan Dα(n)

(54)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial

Rumusan penelitian ketiga diformulasikan ke dalam hipotesis sebagai berikut: “program bimbingan pribadi sosial berbasis kekuatan karakter efektif

untuk mengembangkan cinta altruis peserta didik.” Data penelitian untuk

menganalisis efektifitas program bimbingan pribadi sosial berbasis kekuatan karakter untuk meningkatkan cinta altruis peserta didik dengan prosedur kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik melalui uji perbedaan rata-rata, yaitu dengan menggunakan uji-t (t-test),untuk mendukung data kuantitatif dilakukan analisa secara deskriptif naratif berdasarkan hasil diskusi, dan menulis reflektif yang dilakukan oleh subyek penelitian pada tahap kegiatan bimbingan pribadi sosial berlangsung.

Uji t ini bertujuan mengkaji efektifitas suatu perlakuan (treatment) dalam mengubah suatu perilaku dengan cara membandingkan antara keadaan sebelumnya dengan keadaan sesudah perlakuan, rumus yang digunakan untuk dua variabel yang berbeda (Furqon, 2002) yaitu sebagai berikut:

t = – √

Keterangan : t = t-hitung

Y1 = nilai rata-rata sampel 1 Y2 = nilai rata-rata sampel 2

(55)

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n1 = banyaknya sampel 1

n2 = banyaknya sampel 2

Pengujian homogenitas data dan efektivitas menggunakan desain kuantitatif dengan menggunakan perangkat lunak (software) Statistical Product and Service Solution (SPSS) 18.0 for Windows. Dasar pengambilan keputusan dengan pengambilan keputusannya dengan melihat perbandingan nilai Sig.

(2-tailed) dengan α , yaitu jika nilai Sig. (2-tailed) < α (0,05) maka ditolak dan

(56)

158

Ulfah, 2013

Program Bimbingan Pribadi Sosial Dalam Mengembangkan Cinta Altruis Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam mengembangkan cinta altruis peserta didik dengan menggunakan eksperimen kuasi, menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.

A. Kesimpulan

Kesimpulan tentang keefektifan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan cinta altruis peserta didik dipaparkan berikut ini.

1. Gambaran cinta altruis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 9 kota Cimahi tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa secara umum berada pada kategori sedang, artinya peserta didik belum sampai kepada pencapaian cinta altruis yang optimal. Dalam hal ini upaya meningkatkan kualitas cinta altruis peserta didik dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan karakter cinta altruis. Hal ini diketahui dari hasil pengukuran cinta altruis pesrta didik yang berada pada pencapain skor kategori sedang pada setiap aspeknya.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka penelitian program bimbingan pribadi sosial untuk
Tabel 1.3 Jumlah Populasi Peserta didik Kelas VIII SMPN 9 Cimahi
Tabel 2.3 Sampel Penelitian.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Cinta Altruis
+7

Referensi

Dokumen terkait

2.2.2 Langkah-langkah penerapan RCM pada sub-assembly kopling 20 BAB III KONTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB- ASSEMBLY KOPLING .... Kontruksi dan Prinsip

Beberapa tahun kedepan daerah kualanamu akan menjadi suatu kawasan baru yang.. memiliki potensi pertumbuhan ekonomi dan bisnis secara

Sahabat MQ/ Rencana pengadaan mobil mewah/ bagi para menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II/ mendapat keprihatinan// Pakar administrasi negara dari UGM -Miftah

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh dari lapangan, data

terhadap jurusan IPA dan IPS, yang mana IPA memiliki julukan positif.. yaitu siswanya dijuluki dengan “pintar” dan IPS memiliki julukan negatif yaitu siswanya

Penunjukan/pengangkatan pejabat-pejabat dan personalia Sub Direktorat Landreform tersebut dilaksanakan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri atas usul dari Direktur Jenderal

serdang bedagai adalah mayoritas petani sebagai mata pencahariannya, sawah yang menjadi tempat mencari penghasilan untuk menghidupi keluarga tidak sepenuhnya bisa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan zink (Zn) di dalam produk ikan tuna kemasan kaleng berdasarkan waktu penyimpanan dengan