BEHAVIORAL FINANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI
SAHAM
(Studi Bias Perilaku Pada Investasi Mahasiswa Di Kota Bandung)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Bisnis Konsentrasi Manajemen Keuangan
oleh
Fury Ratnadewi
NIM 1202086
PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA
==================================================================
BEHAVIORAL FINANCE DALAM
KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM
(Studi Bias Perilaku Pada Investasi Mahasiswa Di Kota
Bandung)
Oleh Fury Ratnadewi
SE Universitas Padjadjaran, 2005
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen (MM.) pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis
© Fury Ratnadewi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan oleh panitia Tesis :
Pembimbing 1
Prof. Dr. H. Disman, M.S NIP 19590209 198412 1 001
Pembimbing 2
Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt. CA NIP 19661226 199001 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Manajemen Bisnis
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ………..………. ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Behavioural Finance ... 10
2. Pengertian Behavioural Finance ... 10
3. Perkembangan Behavioural Finance ... 10
4. Teori Perilaku Manusia ... 12
5. Bias Perilaku ... 16
6. Hakekat Gender ………..23
7. Investasi ……….. .. 25
B. Kerangka Pemikiran ... 30
C. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian ... 36
C. Variabel Penelitian ... 37
D. Operasionalisasi Variabel ... 37
E. Jenis dan Sumber Data ... 40
F. Teknik Pengambilan Sampel ... 40
G. Teknik Pengumpulan Data ... 42
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42
I. Hasil Uji Validitas ... 44
J. Pengujian Reliabilitas ... 45
K. Uji Normalitas ... 45
L. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Hasil Penelitian ... 48
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48
2. Karakteristik Responden ... 59
3. Gambaran Bias Perilaku dalam Keputusan Investasi ... 66
4. Hasil Uji Normalitas ... 81
5. Pengujian Hipotesis ... 90
B. Pembahasan ... 100
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 109
A. Simpulan ... 109
B. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Identifikasi Perbedaan Emosional dan Intelektualitas antara
Laki-laki dan Perempuan ……… 25
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ……… 37
Tabel 3.2 Hasil Uii Validitas Variabel Bias Perilaku ……….. 44
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Bias Perilaku ……….. 45
Tabel 4.1 Jumlah Lembaga Pendidikan di Bandung ……… 48
Tabel 4.2 Kriteria Total Skor Variabel Penelitian ……… 67
Tabel 4.3 Total Skor Jawaban Responden ……….. 68
Tabel 4.4 Penilaian yang lebih dipercaya dalam menganalisis investasi… 72
Tabel 4.5 Indikator Yang menjadi Pertimbangan Dalam Analisis Keputusan Investasi………. 74
Tabel 4.6 Pilihan Kriteria Dalam Menetapkan Target Harga ………. 75
Tabel 4.7 Reaksi Responden Jika Terjadi Krisis Regional ……….. 77
Tabel 4.8 Pilihan Atas Lemparan Koin ………... 79
Tabel 4.9 Alokasi Pendapatan Dalam Berinvestasi ………. 80
Tabel 4.10 Group Statistics Bias Perilaku ……… 91
Tabel 4.11 Test of Equality of Group Means ………92
Tabel 4.12 Test Results Bias Perilaku per Variabel ……… 93
Tabel 4.13 Classification Function Coefficients ……….. 94
Tabel 4.14 Classification Results ………. 96
Tabel 4.15 Group Statistic ……… 97
Tabel 4.16 Tests of Equality of Group Means ………. 98
Tabel 4.17 Test Results Bias Perilaku ……….. 98
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.19 Classification Results ………. 100
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Fungsi Nilai Teori Prospek ………14
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ……….. 35
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………60
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi …….60
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Perkuliahan ………..61
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku/ Pendapatan ……61
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasar Modal ... 62
Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Investasi Saham ………. …….. 63
Gambar 4.7 Karakteristik Responden Berdasarka Lama Investasi Saham …….. 63
Gambar 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Investasi ……….. 64
Gambar 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas Analisis atau riset sebelum melakukan Transaksi Di Bursa Saham ………65
Gambar 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Harga Saham ……….. 66
Gambar 4.11 Skor Rata-rata Overconfidence ……… 69
Gamber 4.12 Skor Rata-rata Representativeness ………....……….. 71
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.14 Skor Rata-rata Anchoring ………..………...73
Gambar 4.15 Skor Rata-rata Regret Aversion …………...……… 76
Gambar 4.16 Skor Rata-rata Cognitive Dissonance ………..……… 76
Gambar 4.17 Skor Rata-rata Gambler’s Fallacy………….……….. 78
Gambar 4.18 Skor Rata-rata Mental Accounting ………..……… 79
Gambar 4.19 Skor Rata-rata Hindsight ………….……… 81
Gambar 4.20 Histogram Overconfidence …………..……….81
Gambar 4.21 Grafik Normalitas Overconfidence ………. 82
Gambar 4.22 Histogram Representativeness ……… 82
Gambar 4.23 Grafik Normalitas Representativeness ……… 83
Gambar 4.24 Histogram Herding …………...………..………. 83
Gambar 4.25 Grafik Normalitas Herding ………….……… 84
Gambar 4.26 Histogram Anchoring ………….……… 84
Gambar 4.27 Grafik Normalitas Anchoring ………….……… 85
Gambar 4.28 Histogram Regret Aversion ……… 85
Gambar 4.29 Grafik Normalitas Regret Aversion ………….. ………. 86
Gambar 4.30 Histogram Cognitive Dissonance ……….……….. 86
Gambar 4.31 Grafik Normalitas Cognitive Dissonance ……….………….. 87
Gambar 4.32 Histogram Gambler’s Fallacy ………. 87
Gambar 4.33 Grafik Normalitas Gambler’s Fallacy ……… 88
Gambar 4.34 Histogram Mental Accounting ……… 88
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.36 Histogram Hindsight ………….……… 89
Gambar 4.37 Grafik Normalitas Hindsight ………. 90
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ……….…...1-1
Lampiran 2 Data Coding Bias Perilaku ………2-1
Lampiran 3 Data Hasil Olah MSI Kuesioner Penelitian………3-1
Lampiran 4 Data Hasil Olah MSI Total per Faktor……….. 4-1
Lampiran 5 Data Hasil Proses Analisis Diskriminan Parsial per Faktor ……. 5-1
Lampiran 6 Data Hasil Proses Analisis Diskriminan Simultan seluruh Faktor 6-1
Lampiran 7 Curriculum Vitae ………...7-1
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Fury Ratnadewi, 1202086, 2014. “Behavioral Finance Dalam Keputusan Investasi Saham (Studi Bias Perilaku Pada Investasi Mahasiswa di Kota Bandung), tesis ini dibawah bimbingan Prof. Dr. H Disman, M.S., dan Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt. CA
Penelitian ini meneliti behavioral finance dalam keputusan investasi saham mahasiswa di kota Bandung yang difokuskan pada faktor bias perilaku yang terdiri dari
Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring, Regret Aversion, Cognitive Dissonance, Gambler’s Fallacy, Mental Accounting, dan Hindsight yang muncul dalam
keputusan untuk membeli, menjual, atau menahan saham di pasar modal Indonesia. Subjek penelitian yang dipilih adalah mahasiswa dari lima perguruan tinggi di Bandung yaitu: Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Katolik Parahyangan, dan Universitas Widyatama. Subjek dikelompokan berdasarkan gender yaitu laki-laki dan perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan metode survey dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 114 orang, dengan analisis diskriminan sebagai teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bias perilaku dicirikan dengan kuat oleh perilaku mental
accounting sedangkan bias perilaku lainnya berada pada kriteria sedang. Terdapat
perbedaan bias perilaku pada kelompok laki-laki maupun perempuan, dimana faktor bias perilaku overconfidence laki-laki lebih tinggi, sementara pada kelompok perempuan faktor perilaku herding dan hindsight lebih dominan.
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Fury Ratnadewi, 1202086, 2014, "Behavioral Finance Investment Decisions In Stocks (Study of Behavioral Biases on Student’s Investments in Bandung), this thesis under the guidance of Prof. Dr. H Disman, M.S., and Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt. CA
This research examines behavioral finance in stock investment decisions of students in the city of Bandung. The Research is focused on behavioral biases factors consisting of Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring, Regret aversion, Cognitive Dissonance, Gambler's Fallacy, Mental Accounting, and Hindsight that exhibit in the decision to buy , sell or hold stocks in the Indonesian capital market. The selected research subjects were students from five universities in Bandung, namely: Bandung Institute of Technology, University of Padjadjaran, Maranatha Christian University, Parahyangan Catholic University, and the University Widyatama. Subjects were grouped by gender, namely Male and Female. The research method used a descriptive verification with survey method and questionnaire as the research instrument. The sample used in this study were 114 people, with discriminant analysis as the technique of data analysis. The results showed that the description of the behavior is characterized by a strong bias by mental accounting behavior, while others biased behavior are on the criteria being. There are differences in the behavior of biased group of Male and Female, male have higher levels of overconfidence, while
female’s herding and hindsight behaviour is more dominant.
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan pasar modal di Indonesia sebagai salah satu alternatif
berinvestasi masyarakat dinilai cukup pesat, terutama setelah pemerintah
melakukan berbagai kebijakan regulasi di bidang keuangan dan perbankan.
Tercatat pada Desember 2013 investor di pasar modal mencapai 408.011 investor
mengalami peningkatan sebesar 13.54 % dibandingkan tahun sebelumnya yang
hanya mencapai 259.354 investor (liputan6.com:2013). Bursa efek Indonesia
selaku pengelola penjualan efek di Indonesia terus melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan investasi masyarakat di pasar modal. Salah satu hal yang cukup
radikal adalah dengan mengubah satuan pembelian saham, yang biasanya minimal
pembelian 1 lot adalah 500 lembar saham kini menjadi 100 lembar saham saja.
Selain itu program sosialisasi dan edukasi mengenai investasi pada pasar
modal terus dilakukan, khususnya kepada kalangan akademisi di kampus.
Mahasiswa menjadi perhatian khusus dalam program edukasi pasar modal BEI,
karena mahasiswa dipercaya memiliki kemampuan yang tinggi untuk berinvestasi
di pasar modal (teropongbisnis.com:2014). Dengan melakukan roadshow,
pembukaan galeri investasi di kampus-kampus, dan juga perubahan satuan
pembelian saham, yang menyebabkan investasi di pasar modal menjadi lebih
terjangkau bagi mahasiswa, BEI berharap jumlah mahasiswa yang berinvestasi di
pasar modal dapat meningkat.
Jawa Barat dengan jumlah penduduk kurang lebih 43 juta (bps.go.id:2014)
merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia, hal
tersebut menjadikan Jawa Barat sebagai daerah potensial bagi investasi di pasar
modal. Tercatat pada November 2013 jumlah investor di Jawa barat adalah
55.000 investor dan 10 % nya adalah investor mahasiswa (bisnis-jabar.com:2013).
2
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung sebagai ibu kota propinsi Jawa Barat memiliki potensi besar
untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan akademisi di pasar modal.
Bandung merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya menurut jumlah penduduk, dan keberadaan tiga perguruan tinggi negeri
yang terkenal di Bandung yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas
Padjadjaran, dan Universitas Pendidikan Indonesia, serta banyaknya perguruan
tinggi swasta menjadikan Bandung sebagai kota tujuan pendidikan bagi
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, BEI memandang Bandung sebagai daerah
potensial untuk meningkatkan jumlah investor di pasar modal. Bandung
menempati posisi ketiga daerah potensial setelah Jakarta dan Jawa Timur, untuk
calon investor pada pasar modal (detikfinance.com:2013) Tercatat jumlah investor
di BEI wilayah Bandung per Desember 2013, sebesar 8400 investor, meningkat
dua kali lipat selama tiga bulan terakhir (Tribunnews.com:2014)
Bagi masyarakat, berinvestasi pada pasar modal merupakan kesempatan
untuk mendapatkan tingkat keuntungan atau return yang lebih besar jika
dibandingkan berinvestasi pada asset – asset keuangan lainnya. Berinvestasi pada saham yang umumnya diperjualbelikan di pasar modal, memberikan dua
keuntungan bagi masyarakat yaitu berupa deviden dan capital gain. Deviden akan
diperoleh jika perusahaan memperoleh keuntungan dan capital gain akan
diperoleh jika masyarakat menjual kembali saham dengan harga yang lebih tinggi
dibandingkan pada saat membeli. Untuk memperoleh dua keuntungan tersebut,
tentu saja masyarakat perlu dengan cermat dan bijak memilih saham – saham yang berkinerja baik.
Keputusan untuk memilih menempatkan dana pada pilihan-pilihan saham
yang tersedia di pasar modal, melibatkan baik faktor kognitive maupun emosi dari
manusia selaku investor. Secara rasional investor akan memilih saham-saham
yang menguntungkan dengan mempertimbangkan tingkat return dan resiko dari
saham tersebut. Tetapi faktor emosi menjadikan investor cenderung tidak rasional
dengan memilih saham yang tidak menguntungkan, yang dikarenakan kesalahan
dalam menganalisis dan menerjemahkan informasi sehingga harga saham dinilai
3
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selama ini dalam ilmu manajemen keuangan dikenal teori keuangan
tradisional, dengan teori pasar modal efisien sebagai sentralnya. Pasar modal
efisien menjelaskan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi
mengenai saham tersebut, oleh karena itu harga akan menyesuaikan dengan cepat
dan tepat terhadap informasi baru yang relevan dan pasar akan bergerak secara
efisien. Dalam pasar modal efisien, investor diasumsikan selalu bertindak
rasional, dan kompetisi antar investor yang aktif akan membuat harga saham
terbentuk pada harga yang benar atau nilai yang wajar (fair value) sehingga
investor tidak mungkin mendapatkan abnormal return atau beat the market.
Investor yang rasional adalah investor yang selalu memperbaharui
keyakinannya dan menanggapi informasi yang didapat dengan cara yang tepat dan
juga membuat pilihan-pilihan yang secara normatif diterima (Thaler dalam
Subash, 2012:1). Kenyataan yang terjadi, tidak semua investor berlaku rasional,
faktor rasa atau emosi dalam diri investor mempengaruhi keputusan pemilihan
dalam investasi di pasar modal. Ketidakrasionalan investor dalam pasar modal
membuat pasar menjadi panik dan berpotensi mengkacaukan pasar, sehingga
pergerakan pasar menjadi tidak normal. pergerakan pasar yang abnormal
menciptakan keanehan-keanehan atau anomali. January effect, Size effect, dan
fenomena underpricing pada saat initial public offering, merupakan anomali – anomali yang terjadi pada pasar modal.
Pergerakan pasar yang tidak normal juga dapat mengakibatkan terjadinya
market crash, diantaranya yang tidak terlupakan adalah black Monday pada
Oktober 1987, dan juga krisis sub prime mortage yang mengakibatkan jatuhnya
wall street. Anomali dan market crash menjelaskan bagaimana keputusan
investasi investor dipengaruhi faktor psikologi dan memperlihatkan bahwa emosi
dapat mengalahkan rasio para investor.
Keputusan yang didominasi oleh faktor psikologi akan lebih mengarah
pada keputusan yang bias karena faktor rasa dalam diri seseorang melebihi
pertimbangan resiko. Perilaku investor yang dipengaruhi emosi menjadikan
investor tidak dapat menerjemahkan informasi dengan tepat, maka investor
4
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
modal yang efisien, dimana dalam pasar modal efisien investor selalu berlaku
rasional.
Seseorang yang mengalami bias perilaku dalam pengambilan keputusan
cenderung mengambil keputusan yang salah dalam berinvestasi, sebagai contoh
seseorang yang memiliki sifat terlalu percaya diri atau overconfidence
menganggap dirinya lebih baik dibandingkan orang lain, sehingga cenderung
untuk terlalu yakin atas kemampuan dan prediksi untuk berhasil, dan
mengabaikan informasi-informasi lain yang diluar keyakinannya. Hal tersebut
dapat mengarah kepada pengambilan keputusan investasi yang buruk.
Barber dan Odean (2000) meneliti overconfidence terhadap keputusan
investasi dari sudut pandang gender atau jenis kelamin, hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa laki-laki memiliki overconfidence lebih tinggi dibandingkan
wanita dengan keahlian laki-laki dalam perdagangan saham. Hal tersebut
berpotensi mengurangi keuntungan bersih yang dapat diraih investor laki-laki.
Mokoaleli-Mokoteli et al (2009) melakukan penelitian terhadap para analis dari
10 perusahaan pialang terbaik di Amerika Serikat, dalam memberikan
rekomendasi untuk menjual atau membeli saham. Hasil penelitian memaparkan
bahwa, para analis tersebut cenderung mengalami bias kognitif, diantaranya bias
representativeness, dalam memberikan rekomendasi untuk membeli saham baru.
Edukasi mengenai investasi pasar modal semakin marak dilakukan di
perguruan tinggi, bahkan beberapa perguruan tinggi yang tidak berbasis ilmu
ekonomi atau bisnis, telah mengembangkan program studinya dengan membuka
program studi manajemen dan bisnis. BEI sendiri telah banyak melakukan
kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, guna meningkatkan pemahaman
mahasiswa mengenai investasi di pasar modal, karena mahasiswa memiliki
potensi dan kemampuan untuk berinvestasi di pasar modal. (okezone.com:2014).
Selain mengadakan sekolah pasar modal dalam program edukasi, Bursa Efek
Indonesia juga mendirikan galeri investasi atau pojok bursa efek Indonesia di
beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya
5
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor bias
perilaku yang terdiri dari Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental
Accounting dan Hindsight pada keputusan investasi suatu kelompok masyarakat
dengan profesi tertentu di pasar modal. Kelompok masyarakat yang dipilih adalah
kelompok dari kalangan akademisi yaitu mahasiswa, yang merupakan kelompok
masyarakat yang dinilai memiliki potensi dan kemampuan yang besar untuk
menjadi investor di pasar modal. Mahasiswa yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif melakukan perdagangan saham.
Peneliti memilih mahasiswa yang berasal dari lima perguruan tinggi yaitu, Institut
Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas
Maranatha, Universitas Widyatama, dan Universitas Parahyangan (UNPAR).
Kelima perguruan tinggi tersebut dipilih karena memiliki galeri investasi yang
aktif, dan juga memiliki komunitas Mahasiswa yang mempelajari dan berinvestasi
di pasar modal. Keputusan investasi dalam penelitian ini difokuskan kepada
keputusan dalam membeli, menjual, dan menahan saham di pasar modal.
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang sudah dilakukan oleh Rahul
Subash (2012), yang meneliti pengaruh bias perilaku terhadap keputusan
investasi. Penelitian tersebut membagi subjek kedalam dua kelompok yaitu
kelompok investor berpengalaman dan kelompok investor yang tidak
berpengalaman. Peneliti tertarik untuk meneliti bias perilaku pada subjek
kelompok mahasiswa sebagai perwakilan dari kalangan akademisi yang
berinvestasi di pasar modal. Kelompok dibedakan berdasarkan gender, karena
terdapat banyak perbedaan yang diakibatkan oleh perbedaan gender dalam
kehidupan sosial maupun budaya dalam kehidupan manusia.
Perbedaan gender berkaitan dengan kebiasaan, nilai, budaya, dan
ketentuan sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang
dapat juga mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan. Batasan gender dalam
penelitian ini lebih mengarah kepada perbedaan peran investor berjenis kelamin
perempuan dan laki-laki, karena mereka memiliki perilaku dan karakteristik yang
6
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keputusan investasi. Bajtelsmit et al dalam Leksikawan (2009:34) menyatakan
bahwa terdapat banyak perbedaan yang diakibatkan oleh perbedaan gender dalam
implikasi berinvestasi, dimana wanita mengalokasikan portofolio mereka berbeda
dengan pria, juga adanya perbedaan perilaku dalam menghadapi resiko.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah investor di pasar modal
Indonesia selalu rasional, dengan mahasiswa yang menjadi subjek sebagai
perwakilan dari kalangan akademisi yang berinvestasi di pasar modal, maka
diharapkan subjek memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai investasi di
pasar modal. Penulis tertarik untuk mengkaitkan bias perilaku terhadap keputusan
dalam investasi saham dengan perbedaan gender sebagai pembeda. Penulis
tertarik untuk menganalisis seberapa besar tingkat perbedaan bias perilaku yang
dialami oleh masing-masing gender dalam keputusan untuk membeli, menjual,
dan menahan saham.
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Behavioral Finance dalam Keputusan
Investasi Saham (Studi Bias Perilaku Pada Investasi Mahasiswa di kota
Bandung)”
B. Identifikasi Masalah
Ketidakrasionalan investor di pasar modal terbukti telah menyebabkan
kepanikan pasar dan terciptanya anomali pasar modal. Anomali pasar seperti
January effect, Size effect, dan fenomena under pricing pada Initial Public offering membuktikan bahwa pasar modal tidak efisien. Investor yang tidak
rasional cenderung memilih investasi yang tidak menguntungkan, dan melakukan
kesalahan dalam mengelola informasi.
Pengaruh faktor psikologi dari investor yang membuat investor menjadi
tidak rasional. Bias perilaku yang dialami oleh investor memiliki pengaruh
terhadap keputusan investasi investor dalam menjual, membeli, dan menahan
saham. Seperti yang ditunjukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahul
Subash di pasar modal kerala India (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Barber
7
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perdagangan dan keuntungan bersih yang diperoleh memaparkan bahwa
overconfindence mempengaruhi frekuensi perdagangan yang berpengaruh juga
terhadap keuntungan bersih yang diperoleh investor.
Bias perilaku dalam keputusan investasi akan diteliti pada mahasiswa di
kota Bandung yang melakukan perdagangan saham yang dibedakan berdasarkan
gender. Penelitian ini akan menganalisis bias perilaku seperti Overconfidence,
Representativeness, Herding, Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion,
Gambler’s Fallacy, Mental Accounting dan Hindsight, dalam keputusan investasi.
Analisis difokuskan pada bias perilaku yang dialami oleh mahasiswa dalam
keputusan investasi untuk menjual, membeli atau menahan saham.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis merumuskan beberapa pertanyaan
yang relevan dengan masalah penelitian yaitu :
1. Bagaimana gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi saham ?
2. Bagaimana perbedaan bias perilaku yang secara parsial mempengaruhi
keputusan investasi saham mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan?
3. Bagaimana perbedaan bias perilaku yang secara simultan mempengaruhi
keputusan investasi mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi
2. Menganalisis perbedaan bias perilaku yang secara parsial mempengaruhi
keputusan investasi Mahasiswa laki-laki dan Mahasiswa Perempuan
3. Menganalisis perbedaan bias perilaku yang secara simultan mempengaruhi
8
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Teoritis
Secare teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
kalangan akademisi dalam mengembangkan ilmu manajemen
keuangan khususnya dalam bidang ilmu behavioral finance, dan juga
dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan
prkatisi dengan memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai
faktor-faktor psikologi dalam pengambilan keputusan investasi,
sehingga dapat lebih memahami peran emosional dalam transaksi
perdagangan dan melatih diri untuk tidak melibatkan emosi dalam
pengambilan keputusan investasi, dan menghasilkan keputusan
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Bandung sebagai kota tujuan pendidikan di Indonesia, dinilai BEI sebagai
pasar yang potensial untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan
akademisi. Dari sebelas jumlah galeri investasi yang ada di Jawa Barat, enam
diantaranya berada di perguruan tinggi di kota Bandung. Selain itu,
komunitas-komunitas mahasiswa yang mempelajari pasar modal dan berinvestasi di pasar
modal juga banyak didirikan, dengan anggota tidak hanya terbatas dari mahasiswa
bisnis, tetapi juga mahasiswa non bisnis. Objek Penelitian pada penelitian ini
adalah faktor psikologi yang muncul dalam keputusan investasi saham mahasiswa
di kota Bandung. Faktor psikologi yang diukur adalah bias perilaku yang dialami
investor pada saat membeli, menjual, dan menahan saham. bias perilaku yang
diteliti terdiri dari: Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring,
Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental Accounting
dan Hindsight.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif,
dimana menurut Wibisono (2008) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau suatu fenomena yang sedang
terjadi. Sedangkan pengertian penelitian verifikatif menurut Sugiama (2012:37)
adalah penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu
hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini
bersifat deskriptif verifikatif dengan melakukan penelitian secara kuantitatif
terhadap perilaku investasi mahasiswa di kota Bandung, dan menguji hipotesis
guna menggambarkan dan menguji tingkat perbedaan behavioral finance sebagai
variabel independen antar gender sebagai variabel moderating dalam keputusan
37
mengenai perilaku investor yang tidak rasional yang menyebabkan fenomena
anomali yang terjadi di pasar modal.
C. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu behavioral
finance sebagai variabel bebas, yang menguji bias perilaku investor individual
yang terdiri dari 9 indikator yaitu Overconfidence, Representativeness, Herding,
Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental
Accounting dan Hindsight. konsep keuangan yang akan diteliti adalah keputusan
investasi dalam membeli, menjual, atau menahan saham sebagai variabel terikat,
dengan gender sebagai variabel moderating.
Untuk menjawab persoalan penelitian yang dirumuskan dalam rumusan
masalah dan untuk mempermudah dalam analisis data, akan disusun suatu
instrument penelitian dalam bentuk beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan
uraian teori dengan menggunakan operasionalisasi variabel.
D. Operasionalisasi Variabel
Table 3.1 menjelaskan operasionalisasi variabel penelitian yang akan
diteliti.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Faktor Skala Instrumen
38 referensi yang tidak relevan.
39
yang berhubungan dengan jenis kelamin wanita dan Pria beberapa aktiva yang dimiliki untuk jangka waktu yang panjang
Variabel dalam operasionalisasi variabel disajikan dalam skala ordinal
dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban.
Variabel-variabel tersebut diukur dengan menggunakan instrumen pengukur berupa
kuesioner dengan pilihan jawaban yang memenuhi pengukuran tipe skala likert.
Pertanyaan dalam kuesioner dibuat secara terstruktur dengan pilihan jawaban
yang terdiri dari tiga jawaban yaitu Selalu/Ya untuk jawaban positive dengan
point 3, Kadang-kadang untuk jawaban netral dengan point 2, dan Tidak/Tidak
pernah untuk jawaban negative bernilai 1. Setelah pertanyaan diberi nilai dan
dilakukan perhitungan bobot bagi masing-masing variabel, data kemudian
dikategorikan dengan menggunakan pedoman pentabulasian data dari Redi Panuju
(2000:46) :
“untuk menentukan kategori fungsi, tinggi, sedang dan rendah terlebih
dahulu harus menentukan indeks minimum dan maksimum, dan intervalnya serta jarak interval sebagai berikut:
a. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.
b. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden
c. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum
d. Jarak interval adalah interval dibagi dengan jumlah jenjang yang
40
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dibagi kedalam dua
golongan data, yaitu :
1. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang disebarkan kepada mahasiswa di kota Bandung yang melakukan investasi
saham di pasar modal. Mahasiswa yang dijadikan subjek adalah
mahasiswa pada lima universitas yaitu : ITB, Universitas Padjadjaran,
Universitas Kristen Maranatha, Universitas Katolik Parahyangan, dan
Universitas Widyatama
2. Data Sekunder yang diperoleh melalui literature research mengenai teori
behavioral finance, melalui berbagai jurnal, tesis, buku-buku, dan juga
internet maupun referensi lainnya.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini termasuk kedalam non
probability sampling dimana menurut non probability sampling tidak semua
individu pada populasi memiliki kesempatan menjadi anggota sampel, hanya
individu-individu tertentu dalam populasi yang mendapatkan kesempatan menjadi
anggota sampel (Sugiama, 2012:120). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa di kota Bandung yang melakukan perdagangan saham, dikarenakan
jumlah populasi untuk penelitian ini sulit untuk diketahui jumlah pastinya, maka
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convenience
sampling. Convenience sampling, adalah teknik sampling dimana sampel dipilih
secara subjektif oleh peneliti dari suatu populasi, yang dipilih berdasarkan tingkat
kemudahan dan kerelaan untuk dijadikan sampel penelitian dan pertimbangan
kecocokan waktu (Sugiama, 2012: 120-121).
Sebagai acuan untuk mendapatkan jumlah sampel yang dapat mewakili
populasi, berdasarkan Tribunnews.com (2014) pada akhir Desember 2013 jumlah
investor pasar modal di wilayah Bandung adalah sejumlah 8400 investor. Jika
diasumsikan investor dari kalangan mahasiswa 10 %, maka jumlah investor dari
41
berinvestasi pada instrument investasi yang beragam di pasar modal. Instrumen
penelitian disebarkan pada 200 responden yang menjadi anggota pada komunitas
pasar modal di masing-masing perguruan tinggi dan juga aktif dalam melakukan
perdagangan saham di galeri investasi. Kurun waktu penyebaran dilakukan selama
kurang lebih 5 minggu, dimulai pertanggal 19 Mei 2014 sampai dengan 23 Juni
2014.
Pada Institut Teknologi Bandung kuesioner disebarkan pada kegiatan
market review di komunitas Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal ITB
(KSEP-ITB) yang diadakan 2 minggu sekali, dan juga pada sekuritas di
lingkungan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM-ITB) yaitu Kresna
Financial Center selama 1 minggu, total responden diperoleh sebanyak 28
responden. Pada Universitas Padjadjaran kuesioner disebarkan pada komunitas
Financial Market Communities Unpad (FMC-Unpad) di galeri investasi, selama
kurun waktu 1 minggu total responden yang diperoleh sebanyak 22 Responden.
pada universitas Maranatha kuesioner disebarkan di sekuritas atau galeri investasi
Universitas Kristen Maranatha, selama kurun waktu 2 minggu diperoleh
responden sebanyak 32 responden. Pada Universitas Katolik Parahyangan,
kuesioner disebarkan di komunitas Parahyangan Investment Club Unpar
(PICUnpar), selama kurun waktu 1 minggu, total responden yang diperoleh
sebanyak 16 responden, dan pada Universitas Widyatama kuesioner disebarkan di
galeri investasi pada saat perkuliahan pasar modal selama 1 minggu dan diperoleh
responden sebanyak 19 responden.
Total keseluruhan responden yang diperoleh adalah sebanyak 117
responden, tetapi pada prosesnya 3 kuesioner dari responden yang berasal dari 1
mahasiswa ITB dan 2 Mahasiswa Universitas Widyatama tidak dapat digunakan
karena ketidaklengkapan dalam pengisian. Maka total responden yang digunakan
dalam penelitian adalah 114, dengan 27 responden berasal dari ITB, 22 responden
berasal dari Universitas Padjadjaran, 32 responden berasal dari Universitas
Kristen Maranatha, 16 responden berasal dari Universitas Katolik Parahyangan,
42
G. Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang paling mudah dan
cocok sebagai teknik pengumpulan data. Menurut Taylor et al (2006) kuesioner
merupakan pilihan yang bijaksana ketika informasi dibutuhkan dari jumlah data
yang besar dan merupakan metode yang sangat kuat untuk menangkap opini dan
sikap. Menurut Sugiama (2012:157) Pengembangan kuesioner perlu memenuhi
tiga prinsip yaitu :Penyusunan kata, Pengukuran, dan Penampilan umum atau
general “getup”.
Kuesioner dalam penelitian ini disusun melalui beberapa pertanyaan, yang
mengukur aspek perilaku investor dan juga didesain untuk menangkap informasi
kuantitatif. Studi literature digunakan oleh penulis sebagai metode pengumpulan
data teoritis, seperti berbagai teori behavioral finance dan teori statistika, untuk
membangun landasan teori guna mendukung analisis dengan melakukan
pengkajian dan pemahaman berbagai literatur yang terdiri dari jurnal-jurnal,
buku-buku, dan referensi lainnya baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam suatu penelitian yang menggunakan suatu instrument sebagai
teknik dalam pengumpulan data, maka uji instrument harus dilakukan. Instrumen
yang disusun harus benar-benar menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut
(valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu
yang berbeda (reliable) (Noor:2011:164).
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana
akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.
Pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila menghasilkan data
yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti
dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2012:8). Validitas
menunjukan kemampuan instrument penelitian mengukur dengan tepat atau benar
43
Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi item total dikoreksi
(Corrected Item-total correlation).
( )
√ ( )( )( )
Dimana : rix = Koefisien korelasi item total
Sxi = Simpangan baku skor setiap item pertanyaan
SY = Simpangan baku skor total
Azwar dalam Kusnendi (2007:96) item soal yang memiliki validitas yang
memadai memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0.25 atau 0.30
sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu
pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). (Azwar, 2012:6). Hasil
suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum
berubah. Reliabilitas menunjukan keajegan, kemantapan atau kekonsistenan suatu
instrument penelitian mengukur apa yang diukur. Statistik uji yang paling umum
untuk menguji reliabilitas suatu instrument penelitian yaitu koefisien alpha
cronbach (Kusnendi, 2008:94). Suatu instrument diindikasikan memiliki
reliabilitas jika koefisien alpha cronbach lebih besar atau sama dengan 0.70.
Dimana : k = jumlah item
Si2 = Jumlah variansi setiap item
44
I. Hasil Uji Validitas
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas 38 pertanyaan, dengan 21
pertanyaan dimaksudkan untuk mengukur perilaku responden dalam pengambilan
keputusan dan 17 pertanyaan selebihnya digunakan untuk menangkap informasi
kuantitatif. 21 pertanyaan tersebut disusun berdasarkan skala likert 3 point dimana
setiap pertanyaan dibentuk untuk jawaban Selalu/Ya untuk jawaban positive
dengan point 3, Kadang-kadang untuk jawaban netral dengan point 2, dan
Tidak/Tidak pernah untuk jawaban negative bernilai 1. Pertanyaan di uji cobakan
terhadap 30 responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek
dalam penelitian. Hasil uji validitas menggunakan koefisien korelasi item-total
dikoreksi (corrected item-total correlation) dengan menggunakan perangkat lunak
SPSS 20.0 disajikan dalam tabel 3.2.
Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2014 Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Variabel Bias Perilaku
45
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa nilai validitas masing-masing
item pertanyaan lebih dari 0.30, dengan nilai tertinggi 0.507 pada item pertanyaan
ke-6, dengan kata lain nilai ri-itd >0.30. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
item pertanyaan memiliki validitas internal memadai, semua butir pertanyaan
dalam kuesioner valid tanpa harus mereduksi pertanyaan.
J. Hasil Uji Reliabilitas
Tahap pengujian reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas.
Reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan kekonsistenan suatu instrument
penelitian mengukur apa yang diukur (Kusnendi, 2008:94). Hasil uji reliabilitas
dalam penelitian ini seperti yang ditunjukan oleh tabel 3.3, memiliki hasil
cronbach alpha 0.794. Dengan nilai cronbach alpha 0.794, maka instrument
penelitian dinilai memiliki reliabilitas memadai atau reliabel. nilai cronbach alpha
0.794 lebih besar dari nilai cronbach alpha yang dipersyaratkan yaitu sama dengan
atau lebih besar dari 0.70.
Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2014
K. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal,
jika data tidak berdistribusi normal maka data tidak dapat digunakan untuk
pengujian statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis
grafik, dimana normalitas dilihat dengan melihat histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis Tabel 3.3
Hasil uji Reliabilitas Bias Perilaku
Cronbach's Alpha N of Items
46
lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data
seseungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009:107)
L. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif
untuk menganalisis gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi. Pengujian
hipotesis menggunakan analisis diskriminan, yang merupakan teknik statistik
untuk meneliti perbedaan antara dua kelompok atau lebih subjek yang
berhubungan dengan beberapa variabel secara bersamaan. Secara teknis analisis
dikriminan ditujukan untuk menghubungkan satu kriteria atau variabel dependen
berskala nominal atau kategori, dengan satu atau beberapa variabel independen
berskala interval atau rasio (Sugiama, 2012:244).
Untuk uji hipotesis dengan uji statistik menggunakan analisis diskriminan
dapat dituliskan fungsi analisis diskriminan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Dimana : D = Fungsi Diskriminan
V = Bobot dari masing-masing variabel
X1-9 = Skore responden untuk masing-masing variabel
a = Nilai konstanta
Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis diskriminan dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji signifikansi perbedaan (Wilk’s Lambda dan Uji-F)
Pengujian signifikansi perbedaan Wilk’s lambda dan Uji-F, keputusannya
dapat didasarkan pada angka Wilk’s Lambda. Untuk angka yang
mendekati 0 maka data kedua grup tersebut cenderung berbeda, dan jika
47
Lambda ini akan setinggi-tingginya 1 dan paling rendah 0. Untuk uji-F
keputusan dapat didasarkan pada angka F test. Jika Sig > 0,05, maka tidak
ada perbedaan antar grup dan jika Sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
antar grup.
2. Uji kesamaan Matriks Varians-Kovarians (Asumsi yang harus dipenuhi
dalam analisis diskriminan)
Keputusan dalam uji kesamaan matriks varians-kovarian didasarkan pada
tabel Test Results, jika Sig > 0,05 kedua kelompok memiliki matriks
varians-kovarians yang tidak sama. Jika Sig < 0,05 kedua kelompok
memiliki matriks varians-kovarians yang sama. Asumsi akan terpenuhi
jika Sig <0,05 dan proses diskriminan dapat diteruskan.
3. Menentukan model fungsi klasifikasi diskriminan
Fungsi diskriminan dapat diperoleh dari tabel Classification Function
Coefficients
4. Menentukan ketepatan hasil klasifikasi fungsi diskriminan
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1) H0 : Bias perilaku secara parsial laki-laki = bias perilaku secara
parsial perempuan
Ha : Bias perilaku secara parsial laki-laki ≠ bias perilaku secara
parsial perempuan
2) H0 : Bias perilaku secara simultan laki-laki = bias perilaku secara
simultan perempuan
Ha : Bias perilaku secara simultan laki-laki ≠ bias perilaku secara
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan berbagai uji
statistik dan telah teoritis, serta merujuk kepada banyaknya penelitian terdahulu,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi saham mahasiswa di kota Bandung, pada bias perilaku mental accounting berada pada kriteria
kuat, dan 8 bias perilaku lainnya yaitu overconfidence, representativeness,
herding, anchoring, regret aversion, cognitive dissonance, gambler’s fallacy dan hindsight berada pada kriteria sedang. Hal tersebut
memberikan gambaran bahwa para mahasiswa mengalami bias perilaku
dalam keputusan investasi saham.
2. Perbedaan bias perilaku secara parsial pervariabel dalam keputusan
investasi saham mahasiswa yang dibedakan berdasarkan gender, terdapat
perbedaan yang cukup signifikan pada bias overconfidence, herding, dan
hindsight. Kelompok mahasiswa laki-laki memiliki sifat overconfidence
lebih tinggi dibandingkan kelompok mahasiswa perempuan. Kelompok
mahasiswa perempuan memiliki sifat herding dan hindsight lebih tinggi
dibandingkan kelompok mahasiswa laki-laki.
3. Secara simultan terdapat perbedaan bias perilaku antara kelompok
mahasiswa laki-laki dan kelompok mahasiswa perempuan dimana
berdasarkan perhitungan analisis diskriminan kelompok mahasiswa
perempuan memiliki bias perilaku yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok mahasiswa laki-laki. Kelompok mahasiswa perempuan
cenderung mengalami bias perilaku dalam keputusan investasinya
dibandingkan kelompok mahasiswa laki-laki, hal ini mungkin disebabkan
110
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada tatanan sosial budaya di masyarakat selalu diidentikkan sebagai
mahluk dengan perilaku yang halus, ramah, lebih mengutamakan sisi
emosional dibandingkan rasionalitas pada proses berpikir dan
pengambilan keputusan..
B. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan
oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Saran bagi praktisi
Penelitian ini menemukan bahwa baik mahasiswa laki-laki maupun
mahasiswa perempuan menunjukan perilaku yang mengalami bias
perilaku dalam keputusan investasinya. Oleh karena itu, sebaiknya
investor laki-laki maupun perempuan menyadari dan mengetahui
mengenai bias perilaku yang dapat muncul pada saat berinvestasi di
saham. Bagi investor laki-laki maupun perempuan sebaiknya lebih
memahami sifat alamiah masing-masing gender yang dibentuk
berdasarkan sosial budaya masyarakat yang dapat memicu munculnya
bias perilaku dalam keputusan investasi. Dengan mengetahui dan
memahami bias perilaku, investor dapat memperbaiki
keputusan-keputusan investasi di pasar saham selanjutnya.
2. Saran untuk akademisi
Behavioral Finance sebagai bidang ilmu yang mencakup ilmu keuangan
dan ilmu psikologi, dalam perspektif penelitian memberikan banyak
kesempatan dan peluang untuk dilakukan penelitian selanjutnya. Penelitian
selanjutnya dapat dilakukan pada kelompok masyarakat dengan sosial
ekonomi yang berbeda, seperti kelompok ibu rumah tangga, kelompok
pekerja lajang, para eksekutif muda atau pada kelompok akademisi tenaga
pendidik atau dosen. Desain penelitian dapat dikembangkan dengan studi
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R. 2010. Behavioral Finance Investor,
Corporations, and Markets. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.
Pompian, Michael. M. 2006. Behavioral Finance and Wealth Management. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.
Glaser, Markus dan Weber, Martin. 2010. Overconfidence. Dimuat dalam buku “Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor
“Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.
Taffler, Richard. J. 2010. The Representativeness Heuristics. Dimuat dalam buku “Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor
“Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.
Zhu, Ning. 2010. Individual Investor Trading. Dimuat dalam buku “Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor “Baker, H.
Kent dan Nofsinger, John R.
Schwartz, Hugh. 2010. Heuristics or Rules Of Thumb. Dimuat dalam buku “Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor
“Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.
Marsis, Adi Setiawan. 2013. Rahasia Terbesar Investasi. Yogyakarta: Second Hope.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia. Pengantar dan studi kasus. Bogor: Ghalia Indonesia.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Natawiria, Asep Suryana dan Riduwan. 2010. Statistika Bisnis. Bandung: Alfabeta
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiama, A. Gima. 2012. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta.
Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia
Panuju, Redi. 2000. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gravetter, Frederick J dan Forzano, Lori-ane B. 2012. Research Methods for the
Beharioral Sciences. New York : Wadswoth Cengage Learning.
Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika, Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Jurnal dan Tesis
Jurevicciene, Daiva dan Jermakova, Kristina. 2012. The Impact of Individual’s Financial Behaviour on Investment Decisions. Elesctronic International
Interdiscipilinary Conference. Economy and Business Economics.
(242-250). Diterbitkan.
Sewell, Martin. 2007. Behavioural Finance. Jurnal pada University of Cambridge.
Subash, Rahul. 2012. Role of Behavioral Finance in Portofolio Investment (Decisions: Evidence From India). Tesis pada Charles University Praha.
Kufepaksi, Mahatma. 2010. Investor Overconfident Dalam Penilaian Saham: Perspektif Gender Dalam Ekperimen Pasar. Kinerja, Vol 14 (No 2). Diterbitkan.
Kusumawati. 2007. Kepemimpinan Dalam Perspektif Gender: Adakah Perbedaan?. Jurnal Admnistrasi Bisnis Vol. I (No 1). Diterbitkan
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Johnsson, Malena. Lindblom, Henrik dan Platan, Peter. 2002. Behavioral Finance, and the change of investor behavior during and after the speculative bubble at the end of the 1990s. Tesis pada fakultas bisnis dan
administrasi. School Of Economics And Management. Lund University.
Ritter, Jay. R. 2003. Behavioral Finance. The pacific-Basin Finance Journal
Vol.11 (No 4). diterbitkan
Widiastity, Arie. Behavioral Finance Dalam Proses Pengambilan Keputusan. Dipresentasikan dalam LMFE UNPAD.
Suryawijaya, Marwan Asri. 2003. Ketidakrasionalan Investor di Pasar Modal.
Pidato pengukuhan jabatan guru besar UGM. Yogyarkarta: UGM.
Statman, Meir. 1999. Behavioral Finance: Past Battles and Future Engagements.
Association for Investment and Research Journal. Desember 1999.
Ivada, Wavi. 2010. Pengaruh Kompetensi Investor dan Overconfidence terhadap Frekuensi Perdagangan. Skripsi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.
Leksikawan, Fadila Bester. 2009. Behavioral Finance Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Beresioko: Studi Eksperimen. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Majalah
Teropongbisnis. 2014. Target Mahasiswa, BEI gunakan metode khusus meningkatkan jumlah investor. 1 januari.
http://www.teropongbisnis.com/teropong-ekonomi/info-saham/target-mahasiswa-bei-gunakan-metode-khusus-meningkatkan-jumlah-investor/ [7 Februari 2014]
Liputan6. 2013. Mimpi Dirut BEI Tingkatkan Jumlah Investor di Pasar Modal. 30 Desember. http://bisnis.liputan6.com/read/788254/mimpi-dirut-bei-tingkatkan-jumlah-investor-di-pasar-modal [7 Februari 2014]
Bisnis-Jabar. 2013. Investor Mahasiswa di Jabar hanya 10 %. 7 November.
http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/investor-mahasiswa-di-jabar-hanya-10 [18 Februari 2014]
Tribunnews. 2014. 8400 Investor Tercatat di BEI Bandung. 13 Januari.
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Detikfinance. 2013. Genjot Jumlah Investor, BEI Sasar Kalangan Mahasiswa. 12 september.http://finance.detik.com/read/2013/09/12/153841/2357067/6/ge njot-jumlah-investor-bei-sasar-kalangan-mahasiswa [19 Februari 2014]
Detikfinance. 2013. Incar Investor Saham Baru, BEI Buka Kantor Perwakilan di Bandung.7September.http://finance.detik.com/read/2013/09/07/102253/23 52054/6/incar-investor-saham-baru-bei-buka-kantor-perwakilan-di-bandung [12 Februari 2014]
Bps.go.id. 2014 Penduduk Indonesia menurut Provinsi tahun 2010.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_sub yek=12¬ab=1 [19 Februari 2014]
http://www.itb.ac.id/about-itb/ [2 Juli 2014]
http://www.unpad.ac.id/universitas/ [2 Juli 2014]
http://international.maranatha.edu/?cat=18 [2 Juli 2014]
http://www.unpar.ac.id/profil/sejarah/ [2 Juli 2014]