• Tidak ada hasil yang ditemukan

FARMER PARTICIPATION IN PROGRAM OF PIONEERING AND SOCIALIZATION ACCELERATION INOVATION AGRICULTURAL TECHNOLOGY ( PRIMA TANI ) IN BANGUNSARI VILLAGE NEGERI KATON DISTRICT PESAWARAN REGENCY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FARMER PARTICIPATION IN PROGRAM OF PIONEERING AND SOCIALIZATION ACCELERATION INOVATION AGRICULTURAL TECHNOLOGY ( PRIMA TANI ) IN BANGUNSARI VILLAGE NEGERI KATON DISTRICT PESAWARAN REGENCY"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1Alumni Pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. 2Dosen Pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian.

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) DI DESA BANGUNSARI KECAMATAN

NEGERI KATON KABUPATEN PESAWARAN ABSTRAK

Oleh

Aptiar Rahman1, Sumaryo Gitosaputro2, Begem Viantimala2 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat partisipasi petani dalam Program Prima Tani, (2) Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam program Prima Tani, (3) Persepsi petani terhadap keberhasilan program Prima Tani. Penelitian ini dilakukan di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2010.

Sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini diambil dari populasi anggota GAPOKTAN yang berjumlah 457 orang anggota. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakanProporsional Simple Random Sampling, sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 82 orang yang terbagi ke dalam 13 kelompok tani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai, sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dan untuk menguji hipotesis menggunakan statistik non parametrik Uji Korelasi Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tingkat partisipasi petani dalam program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran termasuk belum optimal dengan jumlah petani yang berperan aktif baru mencapai 29,2 persen, (2) Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam program Prima Tani adalah tingkat pendidikan formal, tingkat pengetahuan tentang program, tingkat keberanian mengambil risiko, tingkat kekosmopolitan dan status sosial sedangkan luas lahan garapan tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam program Prima Tani, (3) Persepsi petani terhadap keberhasilan program Prima Tani, sejauh ini telah sesuai dengan apa yang menjadi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu ;

(2)

1Student of Agriculture Social Economics Major Agriculture Faculty 2Lecturer of Agriculture Social Economics Major Agriculture Faculty

FARMER PARTICIPATION IN PROGRAM OF PIONEERING AND SOCIALIZATION ACCELERATION INOVATION AGRICULTURAL TECHNOLOGY ( PRIMA TANI ) IN BANGUNSARI VILLAGE NEGERI

KATON DISTRICT PESAWARAN REGENCY ABSTRACT

BY

Aptiar Rahman1, Sumaryo Gitosaputro2, Begem Viantimala2

The purpose of this research is to find out The Factors corr

This research is held in Bangunsari Village Negeri Katon District Pesawaran Regency from March to April 2010.

Respondents of 82 farmers are chosen

thirteen farmers groups, by using Proportional Simple Random Sampling. Survey method is used in this research and data are analyzed descriptively. Non

parametric statistics Rank Spearman correlation test is used to test the hypothesis.

The results are the following : (1) Farmer in was not optimum, only 29,2 percent of farmers actively participate in the Prima Tani in Bangunsari Village Negeri Katon District Pesawaran Regency, (2) Factors correlated to farmer participation were formal education level, knowledge level about the program, bravery level of risk taking, cosmopoliteness level and social

status, whereas land participation, (3)

(3)

109

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa :

1. Tingkat partisipasi petani dalam program Prima Tani di Desa Bangunsari

Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran termasuk belum optimal

dengan jumlah petani yang berperan secara aktif baru mencapai 29,2

persen dalam kegiatan yang diadakan Prima Tani.

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam

program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon

Kabupaten Pesawaran adalah tingkat pendidikan formal, tingkat

pengetahuan terhadap program Prima Tani, tingkat keberanian mengambil

risiko, tingkat kekosmopolitan dan status sosial; sedangkan luas lahan

garapan tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam

Program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon

Kabupaten Pesawaran.

3. Keberhasilan program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri

Katon Kabupaten Pesawaran berdasarkan persepsi petani responden dapat

(4)

110

a. Dari 82 petani responden menunjukkan bahwa semua responden setuju

dan berpendapat bahwa Prima Tani dapat mempercepat penyebaran

dan adopsi inovasi teknologi pertanian.

b. Sebagian besar atau 89 persen (73 petani responden) setuju dan

berpendapat bahwa dengan adanya Prima Tani dapat meningkatkan

pendapatan mereka, namun dari aspek kesejateraan hidupnya belum

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan , sedangkan 9

petani responden (11 persen) berpendapat bahwa adanya program

Prima Tani tidak berdampak pada pendapatan dan kesejateraan

hidupnya.

c. Semua responden setuju dan berpendapat bahwa Prima Tani dapat

menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan melestarikan

lingkungan (menganjurkan penggunaan pupuk organik dan

mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan

dalam mengelola usahataninya).

B. Saran.

1. Untuk meningkatkan partisipasi petani di Desa Bangunsari sebaiknya

BPTP Lampung sebagai tim pelaksana dan Pembina program Prima Tani

dalam melakukan sosialisasi program maupun penyuluhan dan pelatihan

tidak hanya terfokus pada satu tempat, akan lebih baik apabila kegiatan

dilakukan bergantian di enam dusun yang ada di Desa Bangunsari,

(5)

111

tersampaikan serta dapat mendorong petani disetiap dusun untuk ikut

berperan aktif dalam kegiatan program Prima Tani.

2. Koordinasi dalam kelompok tani harus lebih ditingkatkan, karena dengan

koordinasi yang baik oleh ketua kelompok tani kepada para anggotanya

memungkinkan para petani untuk ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan

yang diadakan Prima Tani.

3. Inovasi teknologi melalui integrasi tanaman (kakao, ubikayu) dan ternak

(sapi) yang diimplementasikan program Prima Tani di Desa Bangunsari

sejauh ini belum menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan para

petani. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pendapatan petani setelah

adanya program Prima Tani yang baru mencapai 2,76 persen. Untuk itu

kepada pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan berupa alat

maupun prasarana pendukung inovasi teknologi pertanian, agar nantinya

petani dapat secara optimal memanfaatkan inovasi teknologi yang

diberikan Prima Tani untuk mengelola sumberdaya alam yang ada di

(6)

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Pembangunan di Indonesia secara umum akan berhasil jika didukung oleh keberhasilan

pembangunan berbagai sektor. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting

dalam menunjang keberhasilan pembangunan nasional di Indonesia. Peranan sektor

pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

menyumbang devisa negara serta menyediakan lapangan kerja dan bahan baku bagi

industri. Pembangunan pertanian secara berkelanjutan merupakan strategi pembangunan

jangka panjang yang bertujuan untuk mewujudkan pertanian yang maju, efisien dan

tangguh, yaitu pertanian yang peka terhadap teknologi dan inovasi baru, pertanian yang

kompetitif dan mandiri, sekaligus dapat memberdayakan ekonomi petani serta mampu

meningkatkan taraf hidup petani.

Indikasi keberhasilan pembangunan pertanian ditandai dengan meningkatnya ketahanan

pangan nasional. Upaya peningkatan ketahanan pangan merupakan subsistem dari sistem

pembangunan pertanian di Indonesia, yang dalam pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan

dari petani sebagai pelaku utama proses produksi pertanian.

Beberapa ahli sepakat bahwa ketahanan pangan minimal mengandung dua unsur pokok

yaitu ketersediaan pangan dan aksesabilitas masyarakat terhadap bahan pangan tersebut.

Salah satu dari unsur di atas terpenuhi, maka suatu negara belum dapat dikatakan

mempunyai ketahanan pangan yang baik. Walaupun pangan tersedia cukup di tingkat

nasional atau di tingkat regional, tetapi akses individu untuk memenuhi kebutuhan

pangannya sangat tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh (Arifin,

2001). Berdasarkan hal tersebut Indonesia sebagai negara agraris harus mampu

(7)

meningkatkan produksi dan pendapatan demi terciptanya ketahanan pangan nasional.

Untuk itu berbagai kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pembangunan

pertanian harus terus diupayakan.

Untuk menunjang pembangunan pertanian, selain pemerintah yang merumuskan

kebijakan, petani pun harus berpartisipasi aktif untuk mendukungnya. Partisipasi adalah

keikutsertaan atau keterlibatan individu sebagai anggota masyarakat dalam suatu kegiatan

pembangunan yang berlangsung dalam masyarakat tersebut. Titik berat pembangunan

partisipatif terletak di tangan petani sejak mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,

menikmati dan menilai pembangunan. Dengan demikian petani bertindak sebagai subyek

atau pokok pembangunan mereka sekaligus merupakan obyek atau sasaran pembangunan.

Pembangunan yang merata hanya akan berkelanjutan apabila bersumber dari partisipasi

yang makin meluas dan merata dalam kehidupan ekonomi. Partisipasi tersebut hanya

dapat timbul dalam iklim yang memberi peluang luas dan merata untuk bangkitnya

prakarsa, kreativitas dan karya produktif bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini

tentunya mendorong pemanfaatan secara optimal setiap potensi dan sumberdaya alam

yang tersedia, sehingga dibutuhkan program dari pemerintah yang dapat memberdayakan

petani agar setiap petani dapat berperan aktif dalam proses pembangunan di daerahnya.

Salah satu program pemerintah dalam upaya mengembangkan potensi desa dan

memberdayakan petani yang saat ini sedang berjalan adalah Program Rintisan dan

Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Prima Tani

merupakan program pemerintah yang diinisiasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian guna mempercepat adopsi inovasi teknologi dan membangun kelembagaan

agribisnis pedesaan secara partisipatif. Program ini terprakarsai karena akhir-akhir ini

menunjukkan bahwa kecepatan adopsi dan tingkat pemanfaatan inovasi pertanian

(8)

subsistem penyampaian (delivery subsystem) dan subsistem penerimaan(receiving

subsystem). Selain itu banyak petani yang belum memanfaatkan secara optimal setiap

potensi dan kekayaan sumberdaya alam di daerahnya karena keterbatasan pengetahuan

dan penggunaan teknologi yang masih sederhana. Oleh karena itu, Prima Tani dipandang

mampu menjadi wadah kerja sama yang sinergis antar kegiatan ekonomi dalam kerangka

sistem agribisnis dan keterpaduan antar subsektor.

Program Prima Tani mulai diimplementasikan pada tahun 2005 di 14 propinsi, dan pada

tahun 2006 bertambah menjadi 25 propinsi yang meliputi 33 desa. Tahun 2007 Prima

Tani dilaksanakan di 201 desa yang tersebar di 200 kabupaten diseluruh propinsi. Prima

Tani bertujuan untuk mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi inovatif terutama

yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, serta untuk memperoleh umpan balik

mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi. Umpan balik

ini merupakan informasi penting dalam rangka mewujudkan dan memperbaiki penelitian

dan pengembangan berorientasi kebutuhan pengguna. Prima Tani diarahkan untuk

mampu memberikan kontribusi berupa teknologi inovatif yang bersifat spesifik lokasi dan

kelembagaan agribisnis yang sesuai dengan kondisi pedesaan. Lokasi Prima Tani di

Propinsi Lampung sebagaimana disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Lokasi Prima Tani di Propinsi Lampung.

NO Kabupaten Kecamatan Desa Sub

Agroekosisitem

Tahun Mulai

1 Pesawaran Negeri Katon Bangun Sari Lahan kering

Dataran rendah Iklim basah

2007

2 Lampung

Timur

Labuhan Ratu Labuhan Ratu

IV

Lahan kering Dataran rendah Iklim basah

2005

3 Lampung Utara Pesisir Selatan Marang Sawah semi

intensif

2005

4 Lampung Barat Abung Tinggi Sukamarga Lahan kering

Dataran rendah Iklim basah

2007

5 Lampung

Tengah

(9)

6 Tanggamus Gisting Campang Lahan kering Dataran rendah Iklim basah

2007

7 Tulang Bawang T. Bawang

Tengah

Pulung Kencana

Sawah semi intensif

2007

8 Way Kanan Baradatu Gedung Rejo Lahan kering

Dataran rendah Iklim basah

2007

Sumber : BPTP Propinsi Lampung Tahun 2008.

Tabel 1 menunjukkan bahwa lokasi Prima Tani tersebar di delapan kabupaten yang ada di

Propinsi Lampung. Ditinjau dari pelaksanaanya, program Prima Tani telah lebih dahulu

diterapkan di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Utara sejak tahun

2005, yang kemudian pada tahun 2007 diikuti di enam kabupaten lainnya yaitu

Pesawaran, Lampung Barat, Lampung Tengah, Tanggamus, Tulang Bawang, dan Way

Kanan. Lokasi Prima Tani di Kabupaten Pesawaran terletak di Desa Bangunsari

Kecamatan Negeri Katon yang semula menjadi wilayah Kabupaten Lampung Selatan kini

menjadi Kabupaten Pesawaran akibat pemekaran wilayah sejak Juli 2007. Teknologi

inovasi yang diterapkan Prima Tani bersifat spesifik lokasi artinya teknologi yang

dikembangkan untuk setiap daerah berbeda-beda tergantung dari sub agroekosistem

masing-masing daerah. Desa Bangunsari memiliki sub agroekosistem lahan kering,

dataran rendah dan beriklim basah sehingga sesuai untuk dikembangkan tanaman

perkebunan dan peternakan.

Desa Bangunsari ditentukan menjadi salah satu wilayah rintisan dari program Prima Tani

berdasarkan diskusi antara BPTP Lampung, pemerintah daerah/dinas instansi terkait, dan

masyarakat desa setempat. Adapun komoditas yang dikembangkan adalah komoditas

yang sesuai dengan keadaan biofisik dan lingkungan setempat, sesuai dengan keadaan

sosial ekonomi, sosial budaya dan sesuai dengan kebutuhan petani. Komoditas unggulan

di Desa Bangunsari tersebut adalah ubi kayu, kakao dan ternak sapi. Dalam menentukan

komoditas ini telah melibatkan dinas terkait, yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan,

(10)

diterapkan dalam program Prima Tani dilakukan melalui pendekatan usahatani terpadu,

yaitu integrasi antara tanaman dan ternak. Salah satu model inovasi yang dikembangkan

Prima Tani di Desa Bangunsari yaitu teknologi pembuatan pakan ternak secara

fermentasi.

Pembuatan pakan ternak secara fermentasi ini dilakukan dengan memanfaatkan kulit

ubikayu yang banyak terdapat di Desa Bangunsari. Pakan ternak fermentasi ini selain

ditujukan untuk memanfaatkan limbah kulit ubikayu dan meningkatkan kadar protein

pakan, juga ditujukan untuk mengatasi kesulitan pakan ternak pada saat musim kemarau

dikarenakan ketersediaan rumput sangat sulit didapat di Desa Bangunsari. Hasil analisis

laboratorium menunjukkan bahwa kulit ubikayu yang baru dikupas memiliki kandungan

protein sebesar 1,8-2 persen dan setelah dilakukan proses fermentasi mengandung protein

sebesar 4,8-6 persen (BPTP Lampung, 2008). Selain itu kegiatan ini dilakukan untuk

memanfaatkan limbah kulit ubikayu yang melimpah di Desa Bangunsari, baik yang ada

di kebun ubikayu petani maupun dari pabrik tapioka yang ada di Desa Bangunsari.

Upaya pengembangan inovasi tersebut tentunya membutuhkan suatu lembaga penunjang

yang dapat membantu petani dalam memperlancar adopsi inovasi teknologi yang

dihasilkan Prima Tani, lembaga penunjang tersebut adalah kelompok tani. Kelembagaan

kelompok tani yang ada di Kecamatan Negeri Katon tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel

2.

Tabel 2. Data Gabungan Kelompok Tani di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran.

No Desa Nama Gapoktan Jumlah Poktan

1 Trisnomaju Sumber Rejeki 14

2 Poncokresno Multi Guna 18

3 Sidomulyo Margo Mulyo 22

4 Lumbirejo Suber Hidup 12

5 Bangunsari Tani Makmur 13

(11)

7 Trirahayu Sumber maju 10

8 Tanjungrejo Tani Makmur II 12

9 Halangan Ratu Laras Sari 4

10 Pejambon Tani Makmur III 6

11 Negeri Ulangan jaya Tani Baru 2

12 Negarasaka Sido Mukti 2

13 Kagunganratu Bhakti Karya 7

14 Karangrejo Jaya Lestari 8

15 Pujorahayu Dewi Sri 5

16 Purworejo Muara Tani 6

17 Kalirejo Jaya Mandiri 7

18 Roworejo Langgeng 17

19 Negerikaton Jaya Pratama 5

Jumlah 175

Sumber : BPP Kecamatan Negeri Katon Tahun 2008.

Tabel 2 menunjukkan bahwa Kecamatan Negeri Katon memiliki 19 desa dengan 175

kelompok tani yang tersebar disetiap desa. Dari 19 desa yang ada, hanya Desa

Bangunsari yang dipilih sebagai lokasi Prima Tani. Desa Bangunsari dipilih sebagai

lokasi Prima Tani karena desa tersebut dipandang telah memenuhi semua persyaratan

yang ditetapkan sebagai lokasi diadakannya Prima Tani seperti memiliki peluang

keberhasilan ditinjau dari segi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, adanya respon

positif dari masyarakat desa/tani, adanya respon positif pemerintah kabupaten dan

provinsi, kesesuaian dengan kebijakan dan program pemerintah daerah, potensi

komoditas unggulan yang akan dikembangkan sesuai dengan unggulan nasional atau

daerah, dan aksesibilitas yang memadai.

Desa Bangunsari memiliki 13 kelompok tani yang tergabung dalam Gabungan

Kelompok Tani (GAPOKTAN) bernama Tani Makmur dan saat ini telah berbadan

hukum. Kondisi awal kelembagaan di Desa Bangunsari terdiri dari 6 kelompok tani dan

1 GAPOKTAN yang terbentuk pada tahun 2006. Keberadaan kelompok ini hanya

sebatas terbentuk tetapi hampir tidak pernah ada kegiatan yang dilakukan, bahkan

AD/ART di setiap kelompok tani maupun GAPOKTAN belum ada.

Kegiatan awal yang dilakukan dalam program Prima Tani tahun 2007 adalah penataan

(12)

anggota kelompok serta fasilitasi penyusunan AD/ART nya. Dari hasil pendataan yang

dilakukan, ternyata banyak petani di Desa Bangunsari yang belum terdaftar menjadi

anggota kelompok tani. Oleh sebab itu Prima Tani memfasilitasi para petani untuk

bergabung menjadi anggota kelompok tani, sehingga dari 6 kelompok tani yang ada

kemudian berkembang menjadi 13 kelompok tani karena terjadi penambahan anggota.

Dengan terbentuknya GAPOKTAN diharapkan semua kelompok tani dan penyuluh

pertanian dapat secara aktif dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan usahataninya

dan dapat meningkatkan hubungan antar kelompok tani sehingga memperlancar adopsi

inovasi teknologi dari program Prima Tani. Adapun jumlah anggota GAPOKTAN Tani

Makmur dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Daftar Anggota GAPOKTAN Tani Makmur.

No Nama Kelompok Jumlah Anggota Luas lahan (ha)

1 Maju Lancar 35 29

2 Maju Lancar II 38 32

3 Sidomulyo 25 23

4 Sidomulyo II 36 30,5

5 Sederhana 28 23,5

6 Sederhana II 40 39,5

7 Harapan jaya 25 21,5

8 Harapan jaya II 40 28

9 Mekar Sari 30 27

10 Mekar Sari II 46 57

11 Tunas Harapan 26 22

12 Tunas Harapan II 68 71,5

13 Semangat Jaya 20 18

Total 457 423

Sumber : BPP Kecamatan Negeri Katon Tahun 2008.

Tabel 3 menunjukkan bahwa GAPOKTAN Tani Makmur di Desa Bangunsari Kecamatan

Negeri katon memiliki 13 kelompok tani dengan jumlah anggota keseluruhan mencapai

(13)

dengan jumlah 68 orang dan kelompok tani Semangat Jaya memiliki jumlah anggota

paling sedikit dengan jumlah 20 orang. Dengan bergabungnya setiap petani dalam

kelompok tani tentunya akan mempermudah penyampaian inovasi teknologi baru dari

Prima Tani dan diharapkan petani dapat bekerjasama serta mempunyai tujuan yang sama

dalam meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya.

Peningkatan produktivitas pertanian tentunya tak lepas dari penerapan inovasi-inovasi

baru di bidang pertanian yang tepat guna dan berkesinambungan. Pada kenyataannya

petani di Desa Bangunsari cenderung masih menerapkan cara-cara tradisional dalam

mengelola usataninya, mereka belum mengetahui akan adanya teknologi dan

inovasi-inovasi baru yang sebenarnya dapat memberikan keuntungan bagi usahataninya. Selain

itu dari pra survai yang telah dilakukan kehadiran anggota kelompok tani belum begitu

aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan Prima Tani Untuk itu diperlukan adanya

partisipasi petani dalam keseluruhan rangkaian kegiatan yang telah ditetapkan Prima

Tani. Dengan adanya peran aktif petani di dalam program pembangunan pertanian

tersebut, diharapkan dapat mendukung keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan,

yang tentunya diperoleh dari kerjasama semua elemen baik pemerintah yang mempunyai

program, aparat pelaksana di lapangan, maupun petani setempat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

1. Seberapa besar tingkat partisipasi petani dalam Program Rintisan dan Akselerasi

Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) di Desa Bangunsari

(14)

2. Faktor-Faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam

Program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten

Pesawaran ?

3. Sejauh mana persepsi petani terhadap keberhasilan program Prima Tani di Desa

Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Tingkat partisipasi petani dalam Program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan

Negeri Katon Kabupaten Pesawaran.

2. Faktor- Faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam Program

Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran.

3. Persepsi petani terhadap keberhasilan program Prima Tani di Desa Bangunsari

Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

1. Dapat dijadikan bahan pemikiran dan pertimbangan bagi pembuat kebijakan terhadap

program Prima Tani berikutnya agar lebih efektif.

2. Bagi Petani, diharapkan dapat berguna dalam upaya peningkatan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan.

Gambar

Tabel 1. Lokasi Prima Tani di Propinsi Lampung.
Tabel 1 menunjukkan bahwa lokasi Prima Tani tersebar di delapan kabupaten yang ada di
Tabel 2. Data Gabungan Kelompok Tani di Kecamatan Negeri Katon KabupatenPesawaran.
Tabel 2 menunjukkan bahwa Kecamatan Negeri Katon memiliki 19 desa dengan 175
+2

Referensi

Dokumen terkait

Li’ān dapat diartikan sebagai tuduhan suami terhadap istri bahwa istrinya berzina dengan orang lain atau mengingkari kehamilan istri dengan disertai empat kali

Hal ini mengacu dari pendapat Koentjaraningrat (1993) dan Moleong (2007) yang menjelaskan bahwa dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian

Berdasarkan dari pengertian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap adalah suatu perancangan sistem

Hasil dari Perancangan Balai Penelitian Infrastruktur Wilayah ini diharapkan dapat menjadi satu precedent bangunan superimposition di Malang Raya, dan sebagai tempat

*ntuk bengkel mobil, bank dapat memberikan kredit in(estasi untuk  membangun bengkel beserta peralatannya. #al ini penting mengingat industri  bengkel termasuk

Délutánra minden politikai elítélt elhagyta a csolnoki tábort, csak azok maradtak itt, akiket a szabadítóbizottságok sem engedtek el, mert köztörvényes

Desa Negeri Katon adalah Desa di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran. Desa Negeri Katon memiliki luas wilayah sebesar 360 Ha atau luas sebesar 2,95% dari luas

Abstrak- Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari proses operasional siklus produksi PT Gerongan Surajaya melalui proses Evaluasi Pengendalian Internal